Menerima Pembuatan TESIS-SKRIPSI-PKP UT, Silahkan Baca Cara Pemesanan di bawah ini

Lencana Facebook

banner image

Friday, 6 December 2013

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI PENGUKURAN BESARAN FISIKA MELALUI PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI DAN MASYARAKAT PADA SISWA KELAS VII D



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Pada era globalisasi, perkembangan IPTEK semakin marak di masyarakat. Maraknya perkembangan IPTEK disebabkan oleh adanya tuntutan manusia untuk berkembang dan maju dalam berbagai bidang sesuai dengan perkembangan zaman. Tuntutan tersebut, dapat diperoleh melalui informasi aktual dari peralatan IPTEK yang canggih.
Pendidikan merupakan upaya untuk membentuk sumber daya manusia yang dapat meningkatkan kualitas kehidupannya. Dengan demikian, kebutuhan manusia yang semakin kompleks akan terpenuhi. Selain itu, melalui pendidikan akan dibentuk manusia yang berakal dan berhati nurani. Kualifikasi sumber daya manusia yang mempunyai karakteristik seperti di atas, sangat diperlukan dalam menguasai dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga mampu menghadapi persaingan global.
Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor penting dalam keberhasilan pembangunan disegala bidang. Hingga kini pendidikan masih diyakini sebagai wadah dalam pembentukan sumber daya manusia yang diinginkan. Melihat begitu pentingnya pendidikan dalam pembentukan sumber daya manusia, maka peningkatan mutu pendidikan merupakan hal yang wajib dilakukan secara berkesinambungan, guna menjawab perubahan zaman. Masalah peningkatan mutu pendidikan tentulah sangat berhubungan dengan masalah proses pembelajaran. Proses pembelajaran yang sementara ini dilakukan di lembaga-lembaga pendidikan kita, masih banyak yang mengandalkan cara-cara lama dalam penyampaian materinya.
Di masa sekarang, banyak orang mengukur keberhasilan suatu pendidikan hanya dilihat dari segi hasil. Padahal pembelajaran yang baik adalah bersifat menyeluruh dalam melaksanakannya dan mencakup berbagai aspek, baik aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Dengan kata lain dalam pengukuran tingkat keberhasilannya, selain dilihat dari segi kuantitas juga dari kualitas yang telah dilakukan di sekolah-sekolah.
Di pendidikan menengah keberhasilan diukur dari hasil belajar yang tuntas dari semua mata pelajaran, sesuai dengan tujuan pada setiap mata pelajaran tersebut, seperti halnya mata pelajaran IPA. Tujuan utama pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah agar siswa memahami konsep-konsep IPA secara sederhana dan mampu menggunakan metode ilmiah, bersikap ilmiah untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dengan lebih menyadari kebesaran dan kekuasaan pencipta alam. . Pembelajaran   IPA memiliki fungsi yang fundamental dalam menimbulkan serta mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif dan inovatif. Agar tujuan tersebut dapat tercapai, maka IPA perlu diajarkan dengan cara yang tepat dan dapat melibatkan siswa secara aktif yaitu melalui proses dan sikap ilmiah.
Mutu pembelajaran IPA perlu ditingkatkan secara berkelanjutan untuk mengimbangi perkembangan teknologi. Untuk meningkatkan mutu pembelajaran tersebut, tentu banyak tantangan yang dihadapi. Seperti yang dihadapi siswa kelas VII D SMP Negeri 3 ............., pada pembelajaran IPA materi pengukuran besaran físika, hasil belajar siswa masih relatif rendah.
Permasalahan yang dihadapi siswa di kelas VII D SMP Negeri 3 ............. ini adalah hasil belajar IPA yang belum tuntas yakni belum mencapai angka minimal daya serap yang telah ditentukan. Melalui refleksi diri peneliti menyadari dalam pembelajaran IPA guru lebih banyak berceramah, sehingga siswa menjadi cepat bosan dan menyebabkan hasil belajar IPA rendah. Guru belum menghayati hakekat IPA karena pembelajaran di sekolah baru menekankan produk saja. Hal itu ditambah dengan pendapat siswa bahwa pelajaran IPA dianggap sulit, sehingga tidak menarik untuk belajar, yang berdampak pada rendahnya hasil belajar  siswa.
Hal tersebut, diperkirakan karena kurangnya pemahaman siswa terhadap konsep pembelajaran IPA. Mereka menganggap pelajaran IPA sulit dipahami. Untuk anak-anak yang taraf berpikirnya masih berada pada tingkat semi abstrak, akan kurang berkesan kalau sesuatu materi disajikan hanya dengan diceritakan, karena mereka belum dapat menyerap hal yang bersifat abstrak secara menyeluruh. Perlu diketahui bahwa, tingkat pemahaman tiap-tiap siswa tidak sama, sehingga kecepatan siswa dalam mencerna bahan pengajaran berbeda.
Berdasarkan kondisi awal di kelas VII D SMP Negeri 3 ............. dengan jumlah siswa 33. Dalam proses pembelajaran IPA kurang adanya penggunaan pendekatan, media dan metode yang tepat, sehingga cenderung guru yang aktif dan siswa pasif. Saat pembelajaran berlangsung suasana kelas sangat sepi, sekilas kondisi kelas yang demikian sangat kondusif, hampir seluruh siswa menyimak penjelasan yang disampaikan oleh guru, namun interaksi antara peserta pelaksana pembelajaran sangat kaku, bahkan menurut pengamatan awal sama sekali tidak ada interaksi. Guru sibuk menerangkan sementara siswa sibuk mendengarkan, jarang sekali adanya tanya jawab. Saat ditanya oleh guru tentang materi yang belum jelas, siswa menjawab dengan jawaban yang sama “sudah jelas, Bu….”.
Namun saat diadakan ulangan harian sungguh mengejutkan, hanya 9 siswa dari 33 siswa yang mencapai kriteria ketuntasan minimal atau  27,3% sedangkan yang 72,7% dikatakan belum tuntas hasil belajarnya. Hal itu sangat memprihatinkan, memandang pendidikan sangatlah penting bagi kehidupan. Kegagalan dalam pembelajaran menjadi tantangan bagi peneliti untuk mengadakan perbaikan  pembelajaran, peneliti ingin menciptakan suasana belajar yang aktif agar pembelajaran lebih bermakna bagi siswa.
   Peneliti sebagai komponen utama pendidikan bertanggungjawab untuk  mengelola proses belajar dan mengajar, sehingga terjadi interaksi aktif antara guru dengan siswa, dan siswa dengan siswa. Interaksi tersebut sudah barang tentu akan mengoptimalkan pencapaian tujuan yang dirumuskan.
Berdasarkan pendapat tersebut maka, pembelajaran IPA materi pengukuran besaran fisika memerlukan kemampuan guru dalam mengelola proses belajar dan mengajar. Sehingga, keterlibatan siswa dapat optimal, yang pada akhirnya berdampak pada perolehan hasil belajar dapat meningkat. Hal tersebut sangat penting karena, dalam kehidupan sehari-hari siswa tidak pernah lepas dengan dunia IPA, yang dekat dengan aktifitas kehidupan mereka. Untuk itu peneliti akan menerapkan pembelajaran IPA materi pengukuran besaran fisika dengan pendekatan pembelajaran sains teknologi masyarakat (STM).
Berdasarkan permasalahan di atas, yang didapat melalui refleksi mengenai proses pembelajaran IPA materi pengukuran besaran fisika pada siswa kelas VII D SMP Negeri 3 ............., setelah peneliti mendiskusikan dengan teman sejawat dan supervisor, teridentifikasi beberapa masalah pembelajaran sebagai berikut :
1.      Kurangnya partisipasi siswa.
2.      Suasana belajar kurang menyenangkan.
3.      Strategi pembelajaran membosankan.
4.      Model pembelaran kurang bervariasi.
5.      Kurangnya interaksi dalam proses pembelajaran.
6.      Rendahnya prestasi belajar IPA
Dengan latar belakang dan hasil identifikasi masalah, setelah berdiskusi dengan teman sejawat dan supervisor, maka peneliti memprioritaskan permasalahan yang akan ditindak adalah sebagai berikut:
1.      Rendahnya partisipasi belajar IPA materi pengukuran besaran fisika pada siswa kelas VII D SMP Negeri 3 ..............
2.      Rendahnya prestasi bekajar IPA materi pengukuran besaran fisika pada siswa kelas VII D SMP Negeri 3 ..............
Dari fokus permasalahan melalui observasi diketahui bahwa faktor penyebab timbulnya masalah di atas adalah :
1.      Rendahnya minat belajar IPA
2.      Kurangnya keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran.
3.      Kurangnya kesempatan siswa untuk memberi makna.
4.      Kurangnya alternatif pemecahan masalah.
5.      Kurangnya penguatan.
6.      Kurangnya kepercayaan diri siswa.
7.      Kurangnya komunikasi dalam pembelajaran.
Dengan mempertimbangkan faktor-faktor di atas berdiskusi dengan teman sejawat maka, perbaikan pembelajaran IPA materi pengukuran besaran fisika perlu ditindak menggunakan metode pembelajaran yang menumbuhkan kebermaknaan yaitu melalui metode STM agar siswa berperan aktif dalam pembelajaran sehingga lebih bermakna dan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
Kondisi ideal yang diharapkan peneliti dalam perbaikan pembelajaran adalah :
1.      Meningkatnya partisipasi siswa dalam pembelajaran IPA materi pengukuran besaran fisika.
2.      Meningkatnya prestasi belajar siswa pada pembelajaran IPA materi pengukuran besaran fisika.
B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan analisis masalah di atas, maka peneliti merumuskan masalahnya sebagai berikut :
1.      Apakah melalui pendekatan pembelajaran sains teknologi masyarakat dapat meningkatkan partisipasi siswa dalam pembelajaran IPA materi pengukuran besaran fisika ?
2.      Apakah melalui pendekatan pembelajaran sains teknologi masyarakat dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran IPA materi pengukuran besaran fisika?
C.    Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Berdasarkan latar belakang  dan rumusan masalah di atas peneliti menetapkan tujuan dari perbaikan pembelajaran. Adapun tujuan dari penelitian ini antara lain :
1.      Tujuan Khusus
a.       Untuk meningkatkan partisipasi siswa dalam pembelajaran IPA materi pengukuran besaran fisika melalui pendekatan pembelajaran sains teknologi masyarakat.
b.      Untuk meningkatkan prestasi belajar IPA materi pengukuran besaran fisika melalui pendekatan pembelajaran sains teknologi masyarakat.
2.      Tujuan Umum
a.       Untuk memenuhi salah satu syarat kenaikan tingkat dari IV/a ke IV/b
b.      Ikut aktif dalam mengembangkan inovatif pembelajaran, khususnya untuk mata pelajaran IPA.
c.       Untuk memperbaiki profesionalisme guru.
D.    Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Diharapkan dengan penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi siswa, guru dan sekolah.
1.      Manfaat bagi guru
a.       Untuk memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya.
b.      Menanamkan kreatifitas dalam usaha pembenahan pembelajaran IPA.
c.       Meningkatkan profesionalitas pembelajaran guru secara lebih variatif.
d.      Untuk mendapatkan kesempatan berperan aktif dalam mengembangkan pengetahuan dan keterampilan sendiri.
2.      Manfaat bagi siswa
a.       Dapat meningkatkan partisipasi siswa dalam pembelajaran IPA.
b.      Meningkatkan minat dan ketertarikan siswa pada IPA.
c.       Dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
d.      Dapat menumbuhkan semangat untuk belajar.
3.      Manfaat bagi sekolah
a.       Dapat meningkatkan kualitas pendidikan bagi siswa di sekolah.
b.      Meningkatkan kualitas pembelajaran IPA.
c.       Meningkatkan kreatifitas dan inovasi guru pada sekolah untuk mengikuti perkembangan zaman.
d.      Dapat menumbuhkan iklim kerjasama yang kondusif.

Untuk mendapatkan file silahkan klik : Download 

0 comments:

Post a Comment

Silahkan berkomentar, hindari unsur SARA.
Terima kasih