BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR
BELAKANG
Pendidikan merupakan suatu hal yang penting dalam menjadikan manusia yang
berilmu, berbudaya, bertakwa serta mampu menghadapi tantangan masa datang.
Dengan pendidikan tersebut juga akan melahirkan peserta didik yang cerdas serta
mempunyai kompetensi dan skill untuk dikembangankan ditengah-tengah
masyarakat.Untuk mewujudkan hal demikian tidak terlepas dari faktor penentu
dalam keberhasilan peserta didik dalam pendidikan. Salah satu faktor utamanya
adalah kemampuan guru mengunakan metode
dalam proses pembelajaran.
Dalam proses pembelajaran di SDN No.208/IV Telanaipura, guru menggunakan
metode ceramah, pemberian tugas, dan tanya jawab.Guru mengajar mengacu pada
kurikulum tingkat satuan pendidikan,menggunakan bahan ajar yang sesuai dengan
materi pelajaran dan media yang menunjang proses pembelajaran.Diharapkan dengan
proses pembelajaran tersebut,siswa dapat berperan aktif dan indicator yang
diharapkan dalam KTSP dapat tercapai.
Selama proses pembelajaran berlangsung,siswa kelas V mengikuti pelajaran
dengan baik,tetapi siswa kurang merespon materi yang diberikan oleh guru.Siswa mempelajari
materi pelajaran hanya di sekkolah saja dan tidak diulang ketika di rumah,siswa
juga tidak memahami konsep pembelajaran sehingga ketika diujikan kembali
jawaban siswa tersebut rancu.Selain itu siswa kurang mau terlibat dalam proses
pembelajaran,contohnya tidak menjawab pertanyaan yang diajukan guru saat proses
pembelajaran berlangsung.Permasalahan tersebut mengganggu jalannya proses
pembelajaran dan terkesan siswa pasif serta kurang mau berpikir kritis dan
tidak kreatif.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan ditemukan berbagai permasalahan
yang mengganggu proses pembelajaran yaitu siswa tidak mengerjakan tugas/PR ,siswa
kurang aktif saat proses pembelajaran, siswa keluar masuk selama proses
pembelajaran,dan siswa kurang bersemangat dalam KBM serta siswa rebut saat
proses pembelajaran.
Masalah yang dipilih untuk diteliti adalah siswa kurang aktif saat proses
pembelajaran.Ditemukan masalah ternyata 10 orang siswa kelaas V SDN No 208/ IV
Telanai Pura kurang aktif selama proses pembelajaran.Indikator masalah tersebut
adalah siswa tidak mau menjawab pertanyaan-pertanyaan dari guru,siswa tidak mau
bertanya tentang materi yang belum dipahami dan saat diberi kesempatan
bertanya,dan siswa tidak memperhatikan penjelasan guru pada saat proses
pembelajaran.serta siswa sering tidak tuntas mengerjakan tugas/latihan
sedangkan jam pelajaran telah habis.Tindakan yang akan dilakukan adalah
menggunakan metode kerja kelompok yang bermakna saat proses pembelajaran.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah
tersebut diatas dapat dirumuskan :
Bagaimana meningkatkan keaktifan
belajar IPA siswa Kelas V SDN No.208/IV
Telanai Pura melalui metode kerja kelompok yang bermakna?
1.3 TUJUAN PENELITIAN
Tujuan utama
dari penelitian ini adalah :
Untuk mengetahui apakah dengan
menerapkan metode kerja kelompok yang bermakna,keaktifan belajar siswa di kelas
V SDN No.208/IV Telanai Pura dapat ditingkatkan.
1.4 MANFAAT PENELITIAN
Penelitian yang
dilaksanakan di SDN No. 208/IV Telanai Pura memiliki beberapa manfaat,yaitu :
1.Bagi Peneliti,penelitian ini
menjadi pengalaman,sebagai masukan sekaligus sebagai pengetahuan untuk
mengetahui upaya meningkatkan keaktifan siswa di kelas melalui metode kerja
kelompok yang bermakna
2.Bagi Guru,jika hasil penelitian
dirasakan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan para guru agar dapat
menerapkan metode kerja kelompok sebagai usaha meningkatkan keaktifan belajar
siswa.
3.Bagi Siswa, dengan penelitian ini
diharapkan keaktifan belajar siswa di kelas meningkat
4.Bagi Pembaca,penelitian ini
diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan referensi untuk melakukan penelitian
berikutnya
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 TINJAUAN TENTANG KEAKTIFAN BELAJAR SISWA
2.1.1 Pengertian
Keaktifan Belajar
Keaktifan belajar terdiri dari kata kreativitas dan kata belajar.
“Keaktifan memiliki kata dasar aktif yang berarti giat dalam belajar atau
berusaha” (Ratmi, 2004). Keaktifan belajar berarti suatu usaha atau kerja yang
dilakukan dengan giat dalam belajar.
Ciri-ciri Keaktifan Belajar
Ada empat ciri keaktifan belajar siswa yaitu
1) Keinginan dan
keberanian menampilkan perasaan,
2) Keinginan dan
keberanian serta kesempatan berprestasi dalam kegiatan baik persiapan, proses
dan kelanjutan belajar,
3) Penampilan
berbagai usaha dan kreativitas belajar mengajar dalam menjalani dan
menyelesaikan kegiatan belajar mengajar sampai mencapai keberhasilannya, 4)
Kebebasan dan kekeluasaan melakukan hal tersebut di atas tanpa tekanan guru
atau pihak lain
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keaktifan Belajar
Mengenai
faktor-faktor yang berkontribusi terhadap hasil belajar, Nana Sudjana (dalam
Ratmi,04) menyatakan bahwa ada lima
hal yang mempengaruhi keaktifan belajar, yakni:
1) stimulus
belajar,
2) perhatian dan
motivasi,
3) respon yang
dipelajarinya,
4) penguatan,
5) pemakaian dan
pemindahan (I Wayan Gde Wiradana,S.Pd)
2.1.2
Pentingnya Upaya Guru dalam Mengembangkan Keaktifan Belajar Siswa
Guru
merupakan penanggung jawab kegiatan proses pembelajaran di dalam kelas. Sebab
gurulah yang langsung memberikan kemungkinan bagi para siswa belajar dengan
efektif melalui pembelajaran yang dikelolanya. Dalam konteks ini Nana Sudjana
yang dikutip Cece Wijaya dan A. Tabrani mengemukakan sebagai berikut:
Kehadiran guru dalam proses belajar mengajar atau pengajaran masih tetap memegang peranan penting. Peranan guru dalam proses pengajaran belum dapat digantikan oleh mesin, radio, tape recorder ataupun komputer yang paling modern sekalipun. Masih terlalu banyak unsur manusiawi seperti sikap, sistem nilai, perasaan, motivasi kebiasaan dan lain-lain yang merupakan hasil dari proses pengajaran, tidak dapat dicapai melalui alat-alat tersebut.
Kehadiran guru dalam proses belajar mengajar atau pengajaran masih tetap memegang peranan penting. Peranan guru dalam proses pengajaran belum dapat digantikan oleh mesin, radio, tape recorder ataupun komputer yang paling modern sekalipun. Masih terlalu banyak unsur manusiawi seperti sikap, sistem nilai, perasaan, motivasi kebiasaan dan lain-lain yang merupakan hasil dari proses pengajaran, tidak dapat dicapai melalui alat-alat tersebut.
Dengan
demikian dapat dipahami bahwa guru memegang peranan penting terhadap proses
belajar siswa melalui pembelajaran yang dikelolanya. Untuk itu guru perlu
menciptakan kondisi yang memungkinkan terjadinya proses interaksi yang baik
dengan siswa, agar mereka dapat melakukan berbagai aktivitas belajar dengan efektif.
Dalam menciptakan interaksi yang baik diperlukan profesionalisme dan tanggung jawab yang tinggi dari guru dalam usaha untuk membangkitkan serta mengembangkan keaktifan belajar siswa. Sebab segala keaktifan siswa dalam belajar sangat menentukan bagi keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran. Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasatya mengemukakan bahwa “proses belajar yang bermakna adalah proses belajar yang melibatkan berbagai aktivitas para siswa. Untuk itu guru harus berupaya untuk mengaktifkan kegiatan belajar mengajar tersebut.”
Selanjutnya tingkat keaktifan belajar siswa dalam suatu proses pembelajaran juga merupakan tolak ukur dari kualitas pembelajaran itu sendiri.Mengenai hal ini E. Mulyasa mengatakan bahwa: Pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas apabila seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian besar (75%) peserta didik terlibat secara aktif, baik fisik, mental maupun sosial dalam proses pembelajaran, di samping menunjukkan kegairahan belajar yang tinggi, semangat belajar yang besar, dan rasa percaya pada diri sendiri.Agar siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran, maka diperlukan berbagai upaya dari guru untuk dapat membangkitkan keaktifan mereka.
Dalam menciptakan interaksi yang baik diperlukan profesionalisme dan tanggung jawab yang tinggi dari guru dalam usaha untuk membangkitkan serta mengembangkan keaktifan belajar siswa. Sebab segala keaktifan siswa dalam belajar sangat menentukan bagi keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran. Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasatya mengemukakan bahwa “proses belajar yang bermakna adalah proses belajar yang melibatkan berbagai aktivitas para siswa. Untuk itu guru harus berupaya untuk mengaktifkan kegiatan belajar mengajar tersebut.”
Selanjutnya tingkat keaktifan belajar siswa dalam suatu proses pembelajaran juga merupakan tolak ukur dari kualitas pembelajaran itu sendiri.Mengenai hal ini E. Mulyasa mengatakan bahwa: Pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas apabila seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian besar (75%) peserta didik terlibat secara aktif, baik fisik, mental maupun sosial dalam proses pembelajaran, di samping menunjukkan kegairahan belajar yang tinggi, semangat belajar yang besar, dan rasa percaya pada diri sendiri.Agar siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran, maka diperlukan berbagai upaya dari guru untuk dapat membangkitkan keaktifan mereka.
Sehubungan
dengan pentingnya upaya guru dalam membangkitkan keaktifan siswa dalam belajar,
R. Ibrahim dan Nana Syaodih mengemukakan bahwa:
Mengajar merupakan upaya yang dilakukan oleh guru agar siswa belajar. Dalam pengajaran siswalah yang menjadi subjek, dialah pelaku kegiatan belajar. Agar siswa berperan sebagai pelaku dalam kegiatan belajar, maka hendaknya guru merencanakan pengajaran, yang menuntut siswa banyak melakukan aktivitas belajar. Hal ini tidak berarti siswa dibebani banyak tugas. Aktivitas atau tugas-tugas yang dikerjakan siswa hendaknya menarik minat siswa, dibutuhkan dalam perkembangannya, serta bermanfaat bagi masa depannya.
Mengajar merupakan upaya yang dilakukan oleh guru agar siswa belajar. Dalam pengajaran siswalah yang menjadi subjek, dialah pelaku kegiatan belajar. Agar siswa berperan sebagai pelaku dalam kegiatan belajar, maka hendaknya guru merencanakan pengajaran, yang menuntut siswa banyak melakukan aktivitas belajar. Hal ini tidak berarti siswa dibebani banyak tugas. Aktivitas atau tugas-tugas yang dikerjakan siswa hendaknya menarik minat siswa, dibutuhkan dalam perkembangannya, serta bermanfaat bagi masa depannya.
Berdasarkan
hal tersebut di atas, maka dalam pembelajaran upaya guru dalam
mengembangkan keaktifan belajar siswa sangatlah penting. Sebab keaktifan
belajar siswa menjadi penentu bagi keberhasilan pembelajaran yang dilaksanakan.
2.1.3
Bentuk Upaya Guru dalam Mengembangkan Keaktifan Belajar Siswa
Mengajar merupakan upaya yang dilakukan oleh guru agar siswa belajar.
Dalam pembelajaran, siswalah yang menjadi subjek, jadi siswalah yang menjadi
pelaku kegiatan belajar. Demikian pula dalam pembelajaran, agar siswa berperan
sebagai pelaku dalam kegiatan belajar, maka guru hendaknya mengondisikan
pembelajaran yang menuntut siswa aktif dalam melakukan kegiatan belajar.
Beberapa bentuk upaya yang dapat dilakukan guru dalam mengembangkan keaktifan belajar siswa dalam mata pelajaran adalah di antaranya dengan meningkatkan minat siswa, membangkitkan motivasi siswa, menerapkan prinsip individualitas siswa, serta menggunakan media dalam pembelajaran.
Beberapa bentuk upaya yang dapat dilakukan guru dalam mengembangkan keaktifan belajar siswa dalam mata pelajaran adalah di antaranya dengan meningkatkan minat siswa, membangkitkan motivasi siswa, menerapkan prinsip individualitas siswa, serta menggunakan media dalam pembelajaran.
1.Meningkatkan
minat siswa
Kondisi pembelajaran yang efektif adalah dengan adanya minat dan
perhatian siswa dalam belajar. Minat sangat besar pengaruhnya terhadap belajar
sebab dengan minat seseorang akan melakukan sesuatu yang diminatinya.
Sebaliknya, tanpa adanya minat seseorang tidak mungkin akan melakukan sesuatu.
Siswa yang memiliki minat yang besar terhadap suatu pelajaran akan lebih aktif
untuk mempelajarinya dan sebaliknya, siswa akan kurang keaktifannya dalam
mempelajari pelajaran yang kurang diminatinya. Oleh karena itu, William Jams,
seperti di kemukakan Moh. Uzer Usman, yang melihat bahwa minat siswa merupakan
faktor utama yang menentukan derajat keaktifan belajar siswa. jadi, minat
merupakan faktor yang menentukan keterlibatan siswa secara aktif dalam belajar.
Selanjutnya
minat siswa juga berhubungan dengan perhatian siswa.Perbedaannya adalah minat
sifatnya lebih menetap sedangkan perhatian sifatnya lebih sementara dan
adakalanya menghilang. Dalam proses belajar siswa, perhatian memegang peranan
penting.
Thomas
M. Risk yang dikutip Zakiah Daradjat mengemukakan “no learning takes place
without attention.” Dari pernyataan tersebut dapat dikatakan bahwa suatu
pelajaran tidak akan berlangsung tanpa adanya perhatian dari siswa.
Dengan demikian proses pembelajaran akan berjalan lancar bila siswa memiliki minat yang besar yang menimbulkan perhatiannya dalam belajar. Oleh karena itu, guru perlu membangkitkan minat siswa-siswanya agar pelajaran yang diberikan mudah dipahami sehingga mereka terlibat aktif dalam pembelajaran.
Dengan demikian proses pembelajaran akan berjalan lancar bila siswa memiliki minat yang besar yang menimbulkan perhatiannya dalam belajar. Oleh karena itu, guru perlu membangkitkan minat siswa-siswanya agar pelajaran yang diberikan mudah dipahami sehingga mereka terlibat aktif dalam pembelajaran.
( http:/abangilham. wordpress. com/feed/
)
2.2 TINJAUAN TENTANG MATA PELAJARAN IPA DI
SD
2.2.1 Pengertian IPA
Ilmu
pengetahuan alam (IPA) atau Sains dalam arti sempit telah dijelaskan diatas
merupakan disiplin ilmu yang terdiri dari physical sciences (ilmu fisik)
dan life sciences (ilmu biologi). Yang termasuk physical sciences
adalah ilmu-ilmu astronomi, kimia, geologi, mineralogi, meteorologi, dan fisika,
sedangkan life science meliputi anatomi, fisiologi, zoologi, citologi, embriologi,
mikrobiologi.
IPA (Sains)
berupaya membangkitkan minat manusia agar mau meningkatkan kecerdasan dan
pemahamannya tentang alam seisinya yang penuh dengan rahasia yang tak
habis-habisnya. Dengan tersingkapnya tabir rahasia alam itu satu persatu, serta
mengalirnya informasi yang dihasilkannya, jangkauan Sains semakin luas dan
lahirlah sifat terapannya, yaitu teknologi adalah lebar. Namun dari waktu jarak
tersebut semakin lama semakin sempit, sehingga semboyan " Sains hari ini
adalah teknologi hari esok" merupakan semboyan yang berkali-kali
dibuktikan oleh sejarah. Bahkan kini Sains dan teknologi manunggal menjadi
budaya ilmu pengetahuan dan teknologi yang saling mengisi (komplementer),
ibarat mata uang, yaitu satu sisinya mengandung hakikat Sains (the nature of
Science) dan sisi yang lainnya mengandung makna teknologi (the meaning of
technology).
IPA membahas
tentang gejala-gejala alam yang disusun secara sistematis yang didasarkan pada
hasil percobaan dan pengamatan yang dilakukan oleh manusia. Hal ini sebagaimana
yang dikemukakan oleh Powler (dalam Wina-putra, 1992:122) bahwa IPA merupakan
ilmu yang berhubungan dengan gejala-gejala alam dan kebendaan yang sistematis
yang tersusun secara teratur, berlaku umum yang berupa kumpulan dari hasil
obervasi dan eksperimen.Mata pelajaran ini pula di gunakan dalam UN dan UASBN
2.2.2 Sains dalam kurikulum Sekolah Dasar
Sains adalah
ilmu pengetahuan yang mempunyai Obyek, menggunakan metode Ilmiah sehingga perlu
diajarkan di Sekolah Dasar. Setiap guru harus paham akan alasan mengapa sains
perlu diajarkan di sekolah dasar. Ada
berbagai alasan yang menyebabkan satu mata pelajaran itu dimasuk ke dalam
kurikulum suatu sekolah. Usman Samatowa (2006) menegemukakan empat Alasan sains
dimasukan dikurikulum Sekolah Dasar yaitu:
- Bahwa sains berfaedah Bagi suatu bangsa, kiranya tidak perlu dipersoalkan panjang lebar. Kesejahteraan materil suatu bangsa banyak sekali tergantung pada kemampuan bangsa itu dalam bidang sains, sebab sains merupakan dasar teknologi, sering disebut-sebut sebagai tulang punggung pembangunan. Pengetahuan dasar untuk teknologi ialah sains. Orang tidak menjadi Insinyur elektronika yang baik, atau dokter yang baik, tanpa dasar yang cukup luas mengenai berbagai gejala alam.
- Bila diajarkan sains menurut cara yang tepat, maka sains merupakan suatu mata pelajaran yang memberikan kesempatan berpikir kritis; misalnya sains diajarkan dengan mengikuti metode "menemukan sendiri". Dengan ini anak dihadapkan pada suatu masalah; umpamanya dapat dikemukakan suatu masalah demikian". Dapatkah tumbuhan hidup tanpa daun?" Anak diminta untuk mencari dan menyelidiki hal ini.
- Bila sains diajarkan melalui percobaan -percobaan yang dilakukan sendiri oleh anak. maka sains tidaklah merupakan mata pelajaran yang bersifat hafalan belaka.
- Mata pelajaran ini mempunyai: nilai – nilai pendidikan yaitu mempunyai potensi yang dapat membentuk keprbadian anak secara keseluruhan.
Standar
Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) IPA di SD/ MI merupakan standar
minimum yang secara nasional harus dicapai oleh peserta didik dan menjadi acuan
dalam pengembangan kurikulum di setiap satuan pendidikan. Pencapaian SK
dan KD didasarkan pada pemberdayaan peserta didik untuk membangun kemampuan,
bekerja ilmiah, dan pengetahuan sendiri yang difasilitasi oleh guru. (
Wikipedia.com )
2.3.TINJAUAN TENTANG METODE KERJA KELOMPOK
YANG BERMAKNA
Metode berasal dari
Bahasa Yunani “Methodos’’ yang berarti cara atau jalan yang ditempuh.
Sehubungan dengan upaya ilmiah,maka metode menyangkut masalah cara kerja untuk
dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan. Fungsi metode
berarti sebagai alat untuk mencapai tujuan.Pengetahuan tentang metode-metode
mengajar sangat di perlukan oleh para pendidik, sebab berhasil atau tidaknya
siswa belajar sangat bergantung pada tepat atau tidaknya metode mengajar yang digunakan
oleh guru.( Oemar Hamalik : 2001 ).
Salah satu
bentuk metode yang digunakan dalam pembelajaran adalah metode kerja kelompok.
Kerja kelompok merupakan salah satu metode mengajar yang diterapkan pada hampir
semua bentuk pembelajaran. Kerja kelompok dilakukan sebagai pendekatan
pembelajaran, karena:
- Melatih bekerja dalam kelompok (teamwork)
- Melatih keterampilan berkomunikasi
- Pembagian kerja
- Melatih kemampuan bertanggung jawab
- Melatih keterampilan sosial (kepemimpinan, sikap positif)
Untuk menjadikan kerja kelompok bermakna dan bukan hanya sekedar sebagai
metode yang diharapkan dilaksanakan, perlu diperhatikan hal-hal sebagai
berikut.
- Pengelolaan Kerja Kelompok
1.
Anggota kelompok tidak
boleh lebih dari 6 karena dapat mengganggu komunikasi.
2.
Untuk SD/SMP sebaiknya
setiap kelompok diberi nama (misalnya nama binatang, bintang, ilmuwan)
3.
Setiap kelompok harus
mempunyai pembicara, penulis, yang diatur secara bergantian
4.
Anggota kelompok harus
saling mengenal satu sama lain
- Pembentukan kelompok dilakukan oleh siswa sendiri namun guru dapat mengubah sesuai dengan situasi kelas.
6.
Kelompok-kelompok
harus mengetahui apa yang akan dilakukan dan dapat mengatur posisi kerja
kelompok.
7.
Perintah harus
diberikan kepada siswa dalam bentuk tertulis sebelum siswa bekerja sehingga
setiap anggota kelompok mengetahui apa yang menjadi tugasnya.
8.
Guru harus menentukan
waktu untuk kegiatan kerja kelompok.
9.
Pembicara kelompok
harus melaporkan hasil kelompok kepada kelas. Hasil observasi serta hasil lain
harus ditulis di papan tulis.
10.
Sementara siswa
bekerja guru berkeliling untuk membantu siswa yang menemui kesulitan. Harus
diingat bahwa guru hanya membantu bila diperlukan.
2.
Memformulasi
petunjuk untuk bekerja kelompok
Untuk
memperoleh hasil kerja kelompok seperti yang diharapkan maka petunjuk-petunjuk
harus dirumuskan secara cermat dan dengan memperhatikan tingkat kesukaran serta
disesuaikan dengan tingkat perkembangan anak, terutama jika di SD.
- Petunjuk tentang peraga, alat-alat, bahan
eksperimen, dan lain-lain harus sederhana. Ini untuk menjaga supaya setiap
orang berbicara tentang hal yang sama. Petunjuk ini dapat berupa:
Amatilah..., Deskripsikan/Uraikan..., Apa yang kamu temukan.?..., dll. - Berikan pertanyaan yang menantang, yang memerlukan aktivitas keterampilan proses, komunikasi, serta kerja sama antar anggota kelompok.
- Formulasikan petunjuk yang mendorong pemecahan masalah
- Menurut pengalaman seharusnya instruksi tidak boleh lebih dari 3 hal. (Hadi Suwono : 2004)
2.4 KERANGKA BERPIKIR
Berdasarkan uraian di
atas, maka terdapat secara teori hubungan langsung
sebab akibat antara variabel dependent dan variabel independent, bahwa metode
kerja kelompok yang bermakna diperkirakan dapat meningkatkan keaktifan belajar
siswa dalam mata pelajaran IPA. Hubungan antara variabel dependen dan
independent dapat digambarkan dengan diagram berikut ini :
2.5 HIPOTESIS TINDAKAN
Berdasarkan
uraian teori dan kerangka berpikir maka hipotesis penelitian ini dapat di
rumuskan sebagai berikut :
Keaktifan
siswa selama proses pembelajaran dalam pembelajaran IPA akan meningkat dengan
menggunakan metode kerja kelompok yang bermakna.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 SUBJEK PENELITIAN
Penelitian ini akan dilaksanakan di SDN 208/IV Telanai. Subjek penelitian
adalah siswa kelas 5. Kelas lima
berjumlah 32 orang; dua puluh orang siswa laki-laki dan dua belas orang siswa
peremuan. Siswa kelas lima
berumur rata-rata antara 10 tahun sampai 12 tahun. Siswa kelas lima SDN 208/IV Telanai Pura memiliki kecerdasan
menengah dengan nilai rata-rata kelas 6 untuk pelajaran IPA. Siswa kelas 5 berasal
dari keluarga prasejahtera. Pendidikan orang tua siswa rata – rata hanya lulusan SD.
3.2 PROSEDUR
PENELITIAN
Penelitian Tindakan Kelas ini akan dilaksanakan selama tiga siklus.
Setiap siklus terdiri dari empat fase; perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan
refleksi.
3.2.1 PERENCANAAN
Dalam tahap perencanaan peneliti melakukan 6 kegiatan utama; meneliti
kelas untuk menentukan dan merumuskan masalah penelitian, mentukan tindakan,
membuat Rencana Pelakasanaan Pembelajaran Perbaikan, membuat lembaran
observasi, menentukan jadwal penelitian, dan membuat matrik metodologi
penelitian.
- Meneliti kelas
Dalam tahapan
pertama ini, peneliti menemukan beberapa masalah;
ü
siswa tidak mengerjakan tugas/PR ,
ü
siswa kurang aktif saat proses pembelajaran,
ü
siswa keluar masuk selama proses pembelajaran,
ü
siswa kurang bersemangat dalam KBM
ü
siswa ribut saat proses pembelajaran.
Berdasarkan
masalah-masalah tersebut peneliti mengambil
salah satu masalah yaitu ; 10 orang siswa kelas 5 dari 32 orang siswa SDN
208/IV Telanai Pura Bangko Pintas tidak aktif selama proses pembelajaran IPA.
- Menentukan tindakan
- Metode mengajar yang digunakan adalah metode kerja kelompok yang bermakna.
- Memberikan latihan-latihan
- Membuat RPP Tindakan
Penelitian
tindakan kelas ini berlangsung selama 3 siklus.
RPP tindakan atau
perbaikan terlampir.
d.
Membuat lembaran observasi
Masalah yang diteliti adalah keaktifan siswa dalam mata pelajaran IPA. Keaktifan
siswa dalam mata pelajaran IPA akan dilihat dalam hal faktor; (1)perhatian
siswa sewaktu guru menerangkan materi (2)keberanian dalam bertanya sewaktu guru
menerangkan pelajaran, (3)kehadiran siswa, (4) keberanian siswa dalam menjawab
pertanyaan guru (5) jawaban siswa pada buku tugas(6)siswa mengerjakan tugas
yang diberikan guru ( 7) ketuntasan siswa dalam melakukan tugas dengan waktu
yang diberikan guru
Lembaran observasi yang disiapkan dapat dilihat pada lampiran 2.
e. Membuat jadwal penelitian
Jadwal penelitian
yang akan dilaksanakan disesuaikan dengan jadwal pelajaran IPA.
f.Membuat matriks penelitian
3.2.2 PELAKSANAAN TINDAKAN
Penelitian ini
dilaksanakan di SDN No.208/IV Telanai Pura semester I tahun ajaran 2010/2011.
3.2.3 OBSERVASI
Observasi
dilaksanakan waktu penelitian,teknik yang dilakukan adalah tekhnik obervasi
terstruktur.Dalam melakukan observasi peneliti menggunakan pedoman berupa
angket siswa dan lembaran obervasi.
Observasi ini
dilakukan selama penelitian berlangsung agar data yang didapatkan valid.
3.2.4 REFLEKSI
Kegiatan penelitian dilaksanakan secara sistematis, yaitu penelitian
dilakukan tahap demi tahap untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa setelah
perbaikan dilakukan
Adapun kegiatan yang dilakukan antara lain :
a. Menganalisa data.
Untuk data tentang aktivitas siswa dianalis dengan cara penilaian setiap
siswa diberikan penilaian 1 untuk yang memenuhi/sesuai dengan indikator
sedangkan yang tidak memenuhi indikator diberikan skor nol, selanjutnya skor
masing-masing siswa dicari melalui jumlah skor yang didapat siswa dibagi dengan
jumlah skor maksimal yaitu 20 dikalikan dengan 100, selanjutnya dikonversi
kedalan pedoman konversi berikut.
A = Sangat
baik ( 80 – 100 )B = Baik ( 70 – 79 )C
= Cukup ( 60 – 69 )
D = Kurang
( 50 – 59 )E = Sangat kurang ( 50 kebawah )
Untuk data tentang prestasi belajar siswa dianalisis dengan memberikan
skor 5 pada setiap item soal, sedangkan prestasi masing-masing siswa di dapat
dari jumlah item soal benar dikalikan dengan 5, selanjunya baru dibandingkan
dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk mata pelajaran IPA kelas V yaitu
60 untuk menentukan apakah siswa tersebut sudah tuntas atau belum.
Indikator keberhasilan kinerja dalam penelitian ini dapat ditetapkan
sebagai berikut.
Aktivitas siswa
dikatakan berhasil jika kualifikasinya berkatagori baik atau dengan nilai
paling rendah 70.
Prestasi belajar
siswa dikatakan berhasil jika nilai rata-rata yang diperoleh siswa lebih besar
dari KKM yaitu 60.
Tanggapan siswa
dikatakan positif jika 75% siswa setuju dengan penerapan metode kerja kelompok
yang bermakna
b. Menyajikan hasil analisis.
Setelah dilakukan analisis data, maka peneliti menyajikan hasil penelitian
dalam bentuk proposal yang dibuat secara sitematis.
c. Menginterprestasikan hasil analisis.
Apabila hasil siklus I belum seperti yang diharapkan,berdasarkan hasil
refleksi peneliti mengadakan perbaikan pada Daur 2.
3.2.5 MATRIKS METODE PENELITIAN
Judul :
Meningkatkan Keaktifan Belajar IPA Siswa SDN No.208/ IV Telanai Pura melalui
metode kerja kelompok yang bermakna.
Nama Peneliti : HARTINA
No
|
Rumusan Masalah
|
Variabel yang di amati
|
Defenisi operasional variabel
|
Instrumen
|
Sumber data
|
Cara pengambilan data
|
Analisis
|
1.
|
Bagaimana meningkatkan keaktifan belajar IPA siswa Kelas V SDN No.208/IV Telanai Pura
melalui metode kerja kelompok yang bermakna?
|
Keaktifan belajar siswa
|
|
|
Siswa kelas V
|
|
|
3.2.6 JADWAL PENELITIAN
No
|
Kegiatan
|
Minggu ke
|
|||||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
||
1
|
Perencanaan
|
√
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
2
|
Proses
pembelajaran
|
|
√
|
√
|
√
|
|
|
|
|
|
|
|
|
3
|
Evaluasi
|
|
|
|
|
√
|
|
|
|
|
|
|
|
4
|
Pengumpulan
data
|
|
|
|
|
|
√
|
√
|
|
|
|
|
|
5
|
Analisis Data
|
|
|
|
|
|
|
|
√
|
√
|
|
|
|
6
|
Penyusunan
Hasil
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
√
|
√
|
|
7
|
Pelaporan
Hasil
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
√
|
DAFTAR PUSTAKA
Oemar
Hamalik, Proes Belajar Mengajar, Jakarta
: 2001 : Bumi Aksara
Ratna Willis Dahar. 1989. Teori-teori
Belajar. Erlangga: Jakarta
Ratmi, Ni Wayan, 2004.
Implementasi metode demonstrasi dan beberapa media belajar untuk meningkatkan
keaktifan dan hasil belajar mata pelajaran matematika pada siswa kelas III
semester II tahun pelajaran 2003/2004 di sekolah dasar nomor 13 sesetan
kecamatan denpasar selatan. Skripsi (tidak diterbitkan) IKIP Negeri Singaraja.
Sugiono.
2009 .Metode Penelitian Pendidikan (
pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R&D ) . Bandung : CV.Alfabeta.
Wardhani,IGAK.&
Wihardit,Kuswaya. 2008 . Penelitian
Tindakan Kelas . Jakarta
: Universitas Terbuka.
http://abangilham.wordpress.com/2009/03/31/pentingnya-upaya-guru-dalam-mengembangkan-keaktifan-belajar-siswa/
www.Wikipedia.com
www.disdikklungkung.net
Lampiran 1
LEMBAR OBSERVASI KEAKTIFAN SISWA KELAS V SDN
208/IV TELANAI PURA DALAM MATA PELAJARAN IPA KEAKTIFAN SISWA KELAS V SDN 208/IV
TELANAI PURA DALAM MATA PELAJARAN IPA
No
|
Nama Siswa
|
Faktor –faktor yang di
observasi
|
||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
||
1.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
2.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
3.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
4.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
5.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
6.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
7.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
8.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
9.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
10.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Faktor – faktor yang di
observasi :
1.Perhatian
siswa sewaktu guru menerangkan materi
2.Keberanian dalam bertanya sewaktu guru menerangkan
pelajaran,
3.Kehadiran siswa,
4.Keberanian siswa dalam menjawab pertanyaan guru
5.Jawaban siswa pada buku tugas
6.Siswa mengerjakan tugas yang diberikan guru
7.Ketuntasan siswa dalam melakukan tugas dengan waktu
yang sudah ditentukan
Keterangan :
A = Sangat baik ( 80 – 100 )
B = Baik ( 70 – 79 )
C = Cukup ( 60 – 69 )
D = Kurang ( 50 – 59 )
E =
Sangat kurang ( 50 kebawah )
Lampiran 2
LEMBAR OBERVASI PEMBELAJARAN
Mata Pelajaran
|
|
Kelas/Sekolah
|
|
Nama Pengajar
|
|
TAHAP/ASPEK
|
INDIKATOR
|
HASIL
OBSERVASI
|
KEGIATAN
AWAL
Apersepsi
dan motivasi
|
1.Apa yang dilakukan guru untuk menggali pengetahuan awal
atau memotivasi siswa?
2.Bagaimana respons siswa?Apakah siswa bertanya tentang
sesuatu masalah terkait dengan apa yang disajikan guru pada kegiatan awal?
|
|
KEGIATAN
INTI
Materi
Ajar
|
3.Apakah guru memberikan penjelasan umum tentang bahan
ajar atau prosedur kegiatan yang harus dilakukan siswa?
4.Bagaiman ketarkaitan antara pembelajaran dengan realita
kehidupan ,lingkungan dan pengetahuan lainnya?
|
|
Pengelolaan sumber
belajar/media
|
5.Apakah guru terampildalam memanfaatkan dan mampu
memanipulasi media pembelajaran?
6.Bagaimana interaksi siswa dengan sumber belajar/media?
|
|
Strategi
Pembelajaran
|
7.Apakah proses embelajaran dilaksanakan dengan strategi
yang sesuai dengan lancar?
8.Apakah siswa dapat mengikuti alur kegiatan belajar?
|
|
|
9.Bagaimana cara guru memberikan arahan yang mendorong
siswa untuk bertanya,berpikir dan berkegiatan?
10.Apakah siswa aktif melakukan kegiatan fisik dan
mental(berpikir)?Berapa banyak siswa yang aktif belajar?
|
|
KEGIATAN
PENUTUP
Penguatan/konsolidasi
|
11.Bagaimana cara guru
memberikan penguatan dengan mereview,merangkum atau menyimpulkan?
12.Apakah guru memberikan tugas
rumah untuk remidi atau penguatan?
|
|
Evaluasi
|
13.Bagaimana cara guru
melakukan evaluasi pembelajaran?
14.Bagaimana ketuntasan belajar
siswa?
|
|
Komentar
Pengamat
|
Kerterlaksanaa scenario
pembelajaran ( berdasarkan RPP):
|
|
Pelajaran Berharga yang data
dietik oleh pengamat:
|
||
Lain-lain:
|
………….,……………..
Observer
Jabatan/posisi:
Lampiran 3
ANGKET KEAKTIFAN SISWA KELAS V SDN 208/IV
TELANAI PURA DALAM MATA PELAJARAN IPA
Mata Pelajaran : IPA
Kelas/ Semester : V / I
Hari/tanggal : ………………
Petunjuk
1. Pada angket ini terdapat 34 pernyataan.
Pertimbangkan baik-baik setiap
pernyataan dalam kaitannya dengan materi pembelajaran
yang baru selesai kamu
pelajari, dan tentukan kebenaranya. Berilah jawaban
yang benar-benar cocok
dengan pilihanmu..
2. Pertimbangkan setiap pernyataan secara terpisah dan
tentukan kebenarannya.
Jawabanmu jangan dipengaruhi oleh jawaban terhadap
pernyataan lain.
3. Catat responmu pada lembar jawaban yang tersedia, dan
ikuti petunjuk-petunjuk
lain yang mungkin diberikan berkaitan dengan lembar
jawaban. Terima kasih.
Keterangan Pilihan jawaban:
1. = sangat tidak setuju
2. = tidak setuju
3. = ragu-ragu
4. = setuju
5. = sangat setuju
PERNYATAAN Pilihan
Jawaban
1. Guru benar-benar mengetahui bagaimana membuat kami 1 2 3
4 5
menjadi antuasias terhadap materi pelajaran.
2. Hal-hal yang saya pelajari dalam pembelajaran ini
akan 1 2 3 4 5
bermanfaat bagi saya.
3. Saya yakin bahwa saya akan berhasil dalam 1 2 3 4 5
pembelajaran ini.
4. Pembelajaran ini kurang menarik bagi saya. 1 2 3 4 5
5. Guru membuat materi pelajaran ini menjadi penting. 1 2 3 4 5
6. Saya perlu beruntung agar mendapat nilai yang baik 1 2 3 4 5
dalam pembelajaran ini.
7. Saya harus bekerja sangat keras agar berhasil
dalam 1 2 3 4 5
pembelajaran ini.
8. Saya tidak melihat bagaimana hubungan antara isi 1 2 3 4 5
pelajaran ini dengan sesuatu yang telah saya ketahui.
9. Guru membuat suasana menjadi tegang apabila 1 2 3 4 5
membangun sesuatu pengertian.
10. Materi pembelajaran ini terlalu sulit bagi saya 1 2 3 4 5
11. Apakah saya akan berhasil/tidak berhasil dalam 1 2 3 4 5
pembelajaran ini, hal itu tergantung pada saya.
12. Saya merasa bahwa pembelajaran ini memberikan 1 2 3 4 5
banyak kepuasan kepada saya.
13. Dalam pembelajaran ini, saya mencoba menentukan 1 2 3 4 5
standar keberhasilan yang sempurna.
14. Saya berpendapat bahwa nilai dan penghargaan lain
yang 1 2 3 4 5
saya terima adalah adil jika dibandingkan dengan yang
diterima oleh siswa lain.
15. Siswa di dalam pembelajaran ini tampak rasa ingin 1 2 3 4 5
tahunya terhadap materi pelajaran.
16. Saya senang bekerja dalam pembelajaran ini. 1 2 3 4 5
17. Sulit untuk memprediksi berapa nilai yang akan 1 2 3 4 5
diberikan oleh guru untuk tugas-tugas yang diberikan
kepada saya.
18. Saya puas dengan evaluasi yang dilakukan oleh
guru 1 2 3 4 5
dibandingkan dengan penilaian saya sendiri terhadap
kinerja saya.
19. Saya merasa puas dengan apa yang saya peroleh
dari 1 2 3 4 5
pembelajaran ini.
20. Isi pembelajaran ini sesuai dengan harapan dan
tujuan 1 2 3 4 5
saya.
21. Guru melakukan hal-hal yang tidak lazim dan 1 2 3 4 5
menakjubkan yang menarik.
22. Para siswa
berperan aktif di dalam pembelajaran. 1
2 3 4 5
23. Untuk mencapai tujuan saya, penting bagi saya
untuk 1 2 3 4 5
berhasil dalam pembelajaran ini.
24. Guru menggunakan bermacam-macam teknik mengajar 1 2 3 4 5
yang menarik.
25. Saya tidak berpendapat bahwa saya akan memperoleh 1 2 3 4 5
banyak keuntungan dari pembelajaran ini.
26. Saya sering melamun di dalam kelas. 1 2 3 4 5
27. Pada saat saya mengikuti pembelajaran ini, saya percaya
bahwa saya dapat berhasil jika saya berupaya cukup 1 2 3 4 5
keras.
28. Manfaat pribadi dari pembelajaran ini jelas bagi
saya. 1 2 3 4 5
29. Rasa ingin tahu saya sering kali tergerak oleh
pertanyaan
yang dikemukakan dan masalah yang diberikan guru 1 2 3 4 5
pada materi pembelajaran ini.
30. Saya berpendapat bahwa tingkat tantangan dalam
pembelajaran ini tepat, tidak terlalu gampang dan
tidak 1 2 3 4 5
terlalu sulit.
31. Saya merasa agak kecewa dengan pembelajaran ini. 1 2 3 4 5
32. Saya merasa memperoleh cukup penghargaan terhadap
hasil kerja saya dalam pembelajaran ini, baik dalam 1 2 3 4 5
bentuk nilai, komentar atau masukan lain.
33. Jumlah tugas yang harus saya lakukan adalah
memadai 1 2 3 4 5
untuk pembelajaran semacam ini.
34. Saya memperoleh masukan yang cukup untuk 1 2 3 4 5
mengetahui
tingkat keberhasilan kinerja saya
Lampiran 4
RPP
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Hari/tanggal :
Mata pelajaran : IPA
Pertemuan ke : 1
Alokasi waktu : 2 x 35 menit
Kelas/semester : V/I
A. Standar Kompetensi
Memahami
cara tumbuhan hijau membuat makanan
B. Kompetensi Dasar
Mengidentifikasi
cara tumbuhan hijau membuat makanan
C. Indikator
- Menyebutkan zat-zat yang
diperlukan tumbuhan dalam proses fotosintesis
D. Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat
: Menyebutkan zat-zat yang diperlukan tumbuhan dalam proses fotosintesis
E. Materi Pokok
Tumbuhan hijau
F. Metode Pembelajaran
Ceramah,tanya
jawab,latihan
G. Langkah-langkah Pembelajaran
1. Kegiatan awal (15 menit).
a. Apersepsi
Ø Menyiapkan kelas
Ø Absensi
Ø Motivasi ( membahas materi yang lalu dan
menghubungkan dengan materi yang akan dipelajari ).
2. Kegiatan inti ( 40 menit )
-
Tanya
jawab tentang zat-zat yang dibutuhkan dalam peroses fotosintesis
-
Siswa
mengerjakan latihan yang diberikan
-
Guru
dan siswa membahas latihan yang dikerjakan
3. Kegiatan akhir ( 15 menit )
-
Guru
memberikan penugasan pekerjaan
-
Guru
menginformasikan kepada siswa agar membawa alat-alat yang diperlukan pada
percobaan pertemuan mendatang dan membagi kelompok kerja siswa.
H. Alat/bahan dan Sumber Belajar
Buku “IPA” untuk Kelas V SD/MI, Penerbit : Erlangga
I. Penilaian
Tes tertulis.
Soal.
1.Aakah yang dimaksud dengan fotosintesis?
2.Zat-zat apa saja yang diperlukan dalan proses
fotosintesis?
3.Bagaimana bila salah satu zat itu tidak ada dalam
proses fotosintesis?
Jawaban
1.fotosintesis
adalah proses pembuatan makanan pada tumbuhan.
2.Jawaban siswa: cahaya,klorofil
3.jawaban
siswa : tumbuhan hijau tidak bisa membuat makanannya
klik download
Mengetahui,
Kepala SDN No.208/IV
Telanai Pura
HJ.ZUHARNI
NIP.19520808 197210 2 002
|
Jambi, 2010
Guru Kelas
HARTINA, A.Ma.
NIP.19880627 201001 002
|
Lampiran 5
RPP
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Hari/tanggal :
Mata pelajaran : IPA
Pertemuan ke : 2
Alokasi waktu : 2 x 35 menit
Kelas/semester : V/I
A.Standar Kompetensi
Memahami
cara tumbuhan hijau membuat makanan
B.Kompetensi Dasar
Mengidentifikasi
cara tumbuhan hijau membuat makanan
C. Indikator
- Menjelaskan cara tumbuhan
hijau membuat makanan
D.Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat
: melakukan percobaan tentang cara tumbuhan hijau memasak makanannya.
E. Materi Pokok
Tumbuhan hijau
FMetode Pembelajaran
Ceramah,kerja
kelompok,dan diskusi
G. Langkah-langkah Pembelajaran
1.Kegiatan awal (15 menit).
b. Apersepsi
Ø Menyiapkan kelas
Ø Absensi
Ø Motivasi ( membahas materi yang lalu dan
menghubungkan dengan materi yang akan dipelajari ).
2.Kegiatan inti ( 40
menit )
1. Siswa
duduk sesuai kelompok yang telah dibagi,dan menyiapkan bahan-bahan yang telah
disediakan dan yang telah diberitahukan pada pertemuan sebelunmya.
2. Siswa
mengerjakan percobaan tersebut sesuai dengan LKS yang telah dibagikan ( LKS
terlampir ).
3. Guru membimbing siswa dan mengarahkan pada
pembuatan kesimpulan percobaan
3. Kegiatan akhir ( 15 menit )
-
Guru bersama-sama
siswa menyimpulkan percobaan yang telah dikerjakan
H. Alat/bahan dan Sumber Belajar
Buku “IPA” untuk Kelas V SD/MI, Penerbit :
Erlangga
I.Penilaian
Penilaian dilakukan pada saat kerja kelompok
Nama
Kelompok
|
Aspek
yang dinilai
|
||
Kerjasama
kelompok
|
Ketepatan jawaban
|
Waktu yang
ditentukan
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
A = Sangat
baik ( 80 – 100 ),B = Baik ( 70 – 79 ),C
= Cukup ( 60 – 69 ),D = Kurang( 50 – 59 ),E =
Sangat kurang ( 50 kebawah)
Mengetahui,
Kepala SDN No.208/IV
Telanai Pura
HJ.ZUHARNI
NIP.19520808 197210 2 002
|
Jambi, 2010
Guru Kelas
HARTINA, A.Ma.
NIP.19880627 201001 002
|
Lampiran 6
RPP
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Hari/tanggal :
Mata pelajaran : IPA
Pertemuan ke : 3
Alokasi waktu : 2 x 35 menit
Kelas/semester : V/I
A.Standar Kompetensi
Memahami
cara tumbuhan hijau membuat makanan
B.Kompetensi Dasar
Mengidentifikasi
cara tumbuhan hijau membuat makanan
C. Indikator
- Membuktikan bahwa
pada fotosintesis akan menghasilkan gas
- Mengamati bahwa cahaya langsung mempengaruhi mempengaruhi jumlah gas
yang dihasilkan.
D.Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat : melakukan
percobaan tentang fotosintesis akan menghasilkan gas dan cahaya langsung
mempengaruhi mempengaruhi jumlah gas yang dihasilkan.
E. Materi Pokok
Tumbuhan hijau
F.Metode
Pembelajaran
Ceramah,kerja
kelompok dan diskusi
G. Langkah-langkah Pembelajaran
1.Kegiatan awal (15 menit).
c. Apersepsi
Ø Menyiapkan kelas
Ø Absensi
Ø Motivasi ( membahas materi yang lalu dan
menghubungkan dengan materi yang akan dipelajari ).
2.Kegiatan inti ( 40
menit )
1.Siswa duduk sesuai kelompok yang telah dibagi,dan menyiapkan
bahan-bahan yang telah disediakan dan diberitahukan pada pertemuan sebelunmya.
2.Siswa mengerjakan percobaan tersebut sesuai dengan LKS yang telah
dibagikan ( LKS terlampir ).
3.Guru membimbing siswa dan
mengarahkan pada pembuatan kesimpulan percobaan
3. Kegiatan akhir ( 15 menit )
-
Guru
bersama-sama siswa menyimpulkan percobaan yang telah dikerjakan
H. Alat/bahan dan Sumber
Belajar
Buku “IPA” untuk Kelas V SD/MI, Penerbit :
Erlangga
I. Penilaian
Penilaian dilakukan pada saat kerja kelompok
Nama Kelompok
|
Aspek yang dinilai
|
||
Kerjasama kelompok
|
Ketepatan jawaban
|
Waktu yang
ditentukan
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
A = Sangat
baik ( 80 – 100 ),B = Baik ( 70 – 79 ),C
= Cukup ( 60 – 69 ),D = Kurang( 50 – 59 ),E =
Sangat kurang ( 50 kebawah)
Mengetahui,
Kepala SDN No.208/IV
Telanai Pura
HJ.ZUHARNI
NIP.19520808 197210 2 002
|
Jambi, 2010
Guru Kelas
HARTINA, A.Ma.
NIP.19880627 201001 002
|
Lampiran 7
LKS
LEMBAR KERJA SISWA
Tujuan : siswa terampil melakukan
percobaan untuk mengetahui proses tumbuhan hijau membuat makanannya.
Alat ban bahan:
1.Iodium/lugol 7.
daun hijau
2.air 8.
pita isolasi hitam
3.kertas timah /kertas karbon/aluminium
foil 9. alkohol
4.penjepit kertas 10.cawan
petri
5.panci/gelas beaker 11.
pemanas
6.pipet 12.
pinsetmenit
13.tepung kanji
Langkah Kegiatan
1.Rebus daun yang telah ditutup
dalam air yang mendidih agar sel- selnya mati kira-kira 3-4 menit.
2.Angkat daun dari air mendidih
kemudian masukkan ke dalam alkohol yang dipanaskan ,agar kolrofil larut dalam
alkohol kira-kira 3 – 4 menit
3.Tetesi daun dengan iodium untuk
menarik kesimpulan.
Soal
1.Ketika daun di angkat dari air
mendidih kemudian dimasukan ke dalam alcohol agar klorofil larut,Apakah daun
sudah berwarna pucat ?
2.Bagaimanakah warna daun pada
bagian yang ditutup setelah ditetesi dengan iodium ?
3.Bagaimanakah warna daun pada
bagian yang tidak ditututp setelah ditetesi dengan iodium ?
4.Apakah ada kesamaan warna dengan
tepung kanji yang ditetesi iodium ?
Kesimpulan :
Jika warna daun berubah menjadi
warna ………..dan warna tepung kanji manjadi warna …………setelah ditetesi
iodium,dapat dipastikan bahwa diperlukannya ………………dan …………dalam
fotosintesis.
Lampiran 8
LKS
LEMBAR KERJA SISWA
Tujuan : 1. membuktikan bahwa pada
fotosintesis akan menghasilkan gas
2. mengamati
bahwa cahaya langsung mempengaruhi jumlah gas yang dihasilkan
Alat ban bahan:
1.buah gelas erlemenyer
2.Corong bening
3.tabung reaksi
4.air
5.tumbuhan air,misalnya hydrilla
6.pengait
Langkah Kegiatan
1.Buat dua set rangkaian alat yang
masing-masing terdiri dari erlemenyer yang berisi air,hydrilla dan tabung
reaksi penuh air
2.Letakkanlah kedua rangkaian
tersebut di temat yang berbeda,satu didalam kelas dan yang lainnya diluar kelas yang terkena cahaya
matahari langsung.
3.Hitunglah gelembung udara yang
keluar dan bandingkan jumlah gelembung gas yang dihasilkan tumbuhan hydrilla
yang berada di dalam kelas dengan yang terkena cahaya matahari langsung pada
waktu rentang yang sama
Soal
1.Manakah yang lebih banyak
menghasilkan gelembung gas
F
Rangkaian yang diletakkan di luar atau
F
Rangkaian yang diletakkan dalam kelas?
2.Rangkaian yang diletakkan di
manakah yang paling banyak memperoleh cahaya matahari?
Kesimpulan:
Bahwa yang menghasilkan gelembung
udara paling banyak adalah rangkaian yang berada di ………………………..hal itu
membuktikan bahwa proses fotosintesis menghasilkan…………………..
0 comments:
Post a Comment
Silahkan berkomentar, hindari unsur SARA.
Terima kasih