Lencana Facebook

banner image

Saturday 21 December 2013

STRUKTUR PENULISAN KARYA ILMIAH



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Penulisan ilmiah adalah suatu tulisan yang membahas suatu masalah. Penulisan ilmiah juga merupakan uraian atau laporan tentang kegiatan, temuan atau informasi yang berasal dari data primer dan / atau sekunder, serta disajikan untuk tujuan dan sasaran tertentu. Informasi yang berasal dari data primer yaitu didapatkan dan dikumpulkan langsung dan belum diolah dari sumbernya seperti tes, kuisioner, wawancara, pengamatan / observasi. Informasi tersebut dapat juga berasal dari data sekunder yaitu telah dikumpulkan dan diolah oleh orang lain, seperti melalui dokumen (laporan), hasil penalitian, jurnal, majalah maupun buku. Penyusunan penulisan dimaksudkan untuk menyebarkan hasil tulisan dengan tujuan tertentu yang khusus, sehingga dapat dimanfaatkan oleh orang lain yang tidak terlibat dalam kegiatan penulisan tersebut. Sasaran penulisan yang dimaksud adalah untuk masyarakat tertentu seperti ilmuwan, masyarakat luas baik perorangan maupun kelompok dan pemerintah atau lembaga tertentu.
Tujuan Penulisan Ilmiah adalah memberikan pemahaman agar dapat berpikir secara logis dan ilmiah dalam menguraikan dan membahas suatu permasalahan serta dapat menuangkannya secara sistematis dan terstruktur 
Karya ilmiah adalah hasil atau produk dari penelitian ilmiah, oleh sebab itu kegiatan penelitian sebagai refleksi dari berpikir ilmiah dikalangan ilmuan dan calon ilmuan. Karya ilmiah adalah tulisan tentang ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta dan ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan benar serta fakta yang disajikan dapat berasal dari pengamatan, studi pustaka, penyebaran angket, wawancara ataupun dari pengalaman. Dalam membuat karya ilmiah kita perlu memperhatikan dan mampu untuk memahami tata cara merencanakan karya tulis. Dalam menyusun karya tulis perlu diperhatikan cara memilih judul, beberapa hal tentang tinjauan pustaka dan rancangan karya tulis.
B. Rumusan Masalah
Dari penjelasan pada latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalahnya dapat dijelaskan sebagai berikut :
1.   Bagaimana struktur dalam penulisan karya ilmiah?
2.   Apa yang di maksud dengan struktur dalam penulisan karya ilmiah?
3.   Bagaimana cara membuat struktur dalam penulisan karya ilmiah?

C. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.   Untuk mengetahui struktur dalam penulisan karya ilmiah.
2.   Untuk mengetahui pengertian dari struktur dalam penulisan karya ilmiah.
3.   Untuk mengetahui cara membuat struktur dalam penulisan karya ilmiah.



















BAB II
PEMBAHASAN

            Kegiatan ilmiah tidak hanya meliputi penelitian saja, akan tetapi dapat juga berupa pembuatan artikel dalam sebuah jurnal atau kumpulan jurnal, penulisan makalah dan juga pembuatan hasil penelitian yang berupa skripsi, tesis, atau disertasi. Skripsi adalah suatu proses penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa di jenjang pendidikan sarjana, tesis adalah proses penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa di jenjang pendidikan pascasarjana, dan disertasi adalah proses penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa di jenjang pendidikan doktor. Dengan memahami istilah yang ada, diharapkan bagi setiap mahasiswa, dosen, guru dan bahkan calon guru sekalipun dapat membedakannya, sehingga proses penulisannya dapat dilakukan sesuai dengan kaidah dan ketentuan yang berlaku. Karya ilmiah diperlukan, karena ada 3 pertanyaan yang harus dijawab dalam kegiatan ilmiah. Pertanyaan tersebut adalah apa, mengapa, dan bagaimana. Melalui ketajaman sebuah analisis yang dilakukan, maka pertanyaan tersebut dapat terjawab sesuai dengan jenis penelitian yang dilakukan.
A.    Jenis-jenis Karya Ilmiah
Sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya, bahwa jenis karya ilmiah yang disajikan dalam tulisan ini terdiri dari artikel, makalah dan laporan penelitian.  Artikel adalah hasil karya tulis yang dirancang untuk dimuat dalam jurnal atau buku kumpulan artikel, penulisannya menggunakan tata cara ilmiah dengan pedoman yang ada. Artikel dapat berupa hasil penetian lapangan, hasil pemikiran murni penulis dari sebuah kajian pustaka, atau hasil pengembangan proyek. Dari segi sistematika penulisannya, artikel dikelompokkan menjadi artikel hasil penelitian dan artikel nonpenelitian.
Karya ilmiah yang lain adalah makalah, makalah dibuat berupa hasil pemikiaran  sistematis dan runtut dengan analisis yang logis dan tidak berpihak (objektif). Selain artikel dan makalah, jenis karya ilmiah yang lain adalah adalah laporan penelitian. Sesuai dengan namanya maka laporan penelitian berupa pemaparan tentang proses dan hasil yang diperoleh dari suatu kegiatan penelitian. Penelitian yang dilakukan dapat bersifat kuantintatif atau kualitatif.
B.     Teknik Penulisan Karya Ilmiah.
Untuk memudahkan pemahaman bagi calon penulis,  maka semua karya ilmiah ditulis dengan menggunakan aturan standar sebagai berikut:
1.      Kertas yang digunakan jenis HVS putih ukuran A4 (21,0 cm x 29,7 cm) atau ukuran kuarto (21,0 cm x 28,0 cm).
2.      Untuk artikel, makalah dan laporan penelitian kertas minimal 60 gram.
3.      Khusus untuk skripsi, tesis dan disertasi kertas  minimal 70 gram.
4.      Bidang pengetikan (batas margin) berjarak 4 cm  dari tepi kiri atas, 3 cm dari tepi atas, tepi kanan, dan tepi bawah yertas.
5.      Tiap halaman handaknya tidak berisi lebih dari 26 baris kata untuk spasi ganda dua.
6.      Jenis huruf (font) Times New Roman 12, pada hal khusus jenis huruf Italics 12.
7.      Spasai rangkap dua, dan pada hal-hal khusus spasi satu.
Berdasarkan ketentuan umum tersebut, selanjutnya dalam tulisan ini dipaparkan sistematika dan teknik penulisan artikel, makalah, dan laporan penelitian[1].
  1. Artikel
            Artikel dibedakan menjadi artikel hasil penlitian dan artikel nonpenelitian. Secara umum  artikel menggunakan sistematika tanpa angka atau abjad. Sistimatika penulisan artikel terdiri dari judul, nama penulis, nama sponsor (jika ada), abstrak dan kata kunci, pendahuluan, metode, hasil, pembahasan, kesimpulan dan saran, dan daftar rujukan.  Penjelasan selengkapnya sebagai berikut: 
Judul
            Judul artikel hendaknya informatif, lengkap dan tidak terlalu panjang atau terlalu pendek yaitu antara 5 – 15 kata. Judul artikel memuat variabel-variabel yang diteliti atau kata kunci yang menggambarkan masalah yang diteliti.
Nama Penulis
            Nama penulis artikel ditulis tanpa gelar akademik atau gelar lainnya. Nama lembaga tempat bekerja peneliti ditulis dalam catatan kaki. Jika penulis lebih dari satu orang, maka nama peneliti saja yang disajikan dibawah judul, sedangkan  nama peneliti lainnya ditulis dalam catatan kaki.
Nama Sponsor
            Jika ada, nama sponsor ditulis sebagai catatan kaki pada halaman pertama dan diletakkan di atas nama lembaga asal peneliti.
Abstrak dan Kata Kunci
            Abstrak berisi pernyataan ringkas dan padat tentang ide-ide yang paling penting. Abstrak memuat masalah dan tujuan, prosedur yang dilakukan, dan ringkasan hasil penelitian. Tekanan diberikan pada hasil penelitian. Hal-hal lain seperti hipotesis, pembahasan, dan saran tidak disajikan. Panjang abstrak 50-75 kata dan ditulis satu paragraf. Abstrak ditulis satu paragraf dengan spasi tunggal dengan batas margin kiri lebih sempit (menjorok) kekanan 1,2 cm. Sebaiknya abstrak ditulis dalam bahasa Inggris. Jenis huruf Italics dengan spasi tunggal.
            Kata kunci (keywords) adalah kata pokok yang menggambarkan daerah masalah yang diteliti atau istilah-istilah yang merupakan dasar pemikiran gagasan dalam karangan asli. Kata kunci berupa kata tunggal atau gabungan kata. Jumlah kata kunci 3-5 kata. Kata kunci diperlukan untuk komputerisasi sistem informasi ilmiah sehingga dengan kata kunci dapat ditemukan judul-judul penelitian beserta abstraknya dengan mudah.
Pendahuluan
            Pendahuluan dalam artikel ditulis langsung setalah abstrak dan kata kunci.  Bagian ini menyajikan daftar pustaka yang meliputi latar belakang, wawasan dan rencana pemecahan masalah, tujuan pembahasan masalah.
            Sebagai kajian pustaka, bagian ini harus disertai rujukan yang dapat dijamin keasliannya. Jumlah rujukan harus proporsional dan disajikan secara ringkas, padat, dan mengenai hal yang dibahas. Aspek yang dibahas dapat berupa landasan teori, segi historisnya atau lainnya. Penyajian latar belakang yang dikemukakan  hendaknya mengarahkan  pembaca ke rumusan masalah penelitian yang dilengkapi dengan rencana pemecahan masalah dan akhirnya ke rumusan tujuann.
Metode
            Metode menjelaskan bagaimana proses pencapaian hasil artikel, uraiannya disajikan dalam beberapa paragraf tanpa sub bagian. Sehingga yang perlu disajikan hanya hal-hal pokok saja.  Materi pokok dalam bagian ini adalah bagaimana data dikumpulkan, sumber data dan bagaimana analisis datanya.
            Penelitian yang menggunakan alat peraga dan bahan, perlu ditulis spesifikasi alat dan bahan. Spesifikasi menggambarkan kecanggihan alat yang digunakan, sedangkan spesifikasi bahan juga diberikan karena penelitian ulangan ada kemungkinan hasilnya berbeda dengan sebelumnya. Khusus untuk penelitian kualitatif perlu ditambahkan mengenai kehadiran peneliti, subjek penelitian dan informan beserta cara penggalian data penelitian, lokasi, dan lama penelitian. Selain itu juga diberikan uraian mengenai pengecekan keabsahan hasil penelitian.
Hasil
            Hasil adalah bagian utama sebuah artikel ilmiah sehingga lebih panjang dibanding yang lain. Hal yang disajikan dalam hasil adalah mencakup proses analisis data dan hasil pengujian hipotesis. Tidak perlu memuat hitungan statistika.
            Jika hasil yang disajikan cukup panjang dapat dilakukan dengan memilah milah dalam subbagian sesuai dengan keperluan, untuk penelitian kualitaif langsung pada fokus penelitian.
Pembahasan
            Pembahasan adalah bagian terpenting dari keseluruhan isi artikel ilmiah. Tujuan utamanya adalah menjawab masalah, menafsirkan temuan, mengintegrasikan temuan penelitian kedalam kumpulan pengetahuan dan menyusun teori baru.
            Jawaban masalah harus disimpulkan dari hasil penelitian, penafisiran temuan yang dilakukan dilakukan dengan menggunakan logika dan teori yang ada, misalnya ditemukan adanya korelasi antara berat badan dengan kelincahan dalam permainan sepakbola dan seterusnya. Hal ini dapat ditafsirkan bahwa semakin gemuk seseorang akan berakibat lari kurang cepat dan gerak tubuh terganggu, sebagai akibatnya  mengganggu kecepatan dalam menggiring bola.
            Temuan diintegrasikan dalam kumpulan pengetahuan yang sudah ada, cara yang dilakukan adalah membandingkan hasil temuan dengan penelitian sebelumnya, teori yang ada, atau fakta di lapangan. Pembanding perlu disertai rujukan. Jika penelitian menelaah teori, teori lama dapat dikonfirmasikan atau ditolak sebagian atau seluruhnya. Jika menolak teori atau sebagian teori sebelumnya harus dengan modifikasi teori atau perumusan teori baru.
Kesimpulan dan Saran
            Kesimpulan menyajikan ringkasan dari uaraian yang disajikan pada bagian hasil dan pembahasan. Berdasarkan pada kedua bagian tersebut dikembangkan pokok-pokok pikiran yang merupakan esensi dari uraian. Kesimpulan disajikan dalam bentuk essei bukan berupa numerikal.
            Saran disusun berdasarkan kesimpulan yang dibuat, saran dapat mengacu pada tindakankan praktis atau pengembahan teoritis atau untuk penelitian lanjutan. Bagian saran dapat berdiri sendiri. Bagian kesimpulan dan saran juga dapat disebut bagian penutup.
Daftar Rujukan
            Daftar rujukan harus lengkap dan sesuai dengan yang disajikan dalam batang tubuh artikel. Bahan pustaka yang dicantumkan dalam daftar rujukan harus sudah disebutkan dalam batang tubuh artikel. Demikian juga semua rujukan yang disebutkan dalam batang tubuh harus disajikan dalam daftar rujukan.
            Sumber rujukan dapat berupa buku, buku yang berisi kumpulan artikel (ada editornya), artikel  dalam buku kumpulan artikel (ada editornya), jurnal, jurnal dari CD-ROM, majalah atau koran, koran tanpa penulis, karya terjemahan, dokumen resmi pemerintah, skripsi, tesis, disertasi, makalah dalam seminar atau sejenisnya, internet berupa karya individual atau artikel/jurnal atau bahan diskusi atau E-mail pribadi.
Contoh: 
Dekker, Nyoman. 1992. Pengembangan Sumber Belajar yang Berwawasan           Lingkungan Alam Sekitar. Malang: PT. Kalang Kabut.
Kumaidi. 2007. Pengukuran Hasil Belajar Berbasis Kompetensi Akademik dan      Kognitif. Jurnal PARADIGMA, (Online) Nomor 4 tahun XII (http://www.malangraya.ac.id, diakses tanggal 4 maret 2007).
Naga, Dali S. (ikip-jkt@indo.net.id) 1 Maret 1997. Artikel untuk Jurnal Paradigma. E-mail kepada Dwi Purnomo(d2wiikipbu@mlg.or.id).

            Jika artikel yang dibuat adalah artikel nonpenelitian, maka isi dan sistematikanya terdiri dari judul, nama penulis, abstrak dan kata kunci, pendahuluan, bagian inti, penutup dan kesimpulan.
  1. Makalah [2]
            Salah satu tujuan penulisan makalah adalah untuk meyakinkan pembaca bahwa topik yang ditulis dengan disertai penalaran logis dan pengorganisasian yang sistematis memang perlu diketahui dan diperhatikan. Makalah sebagai karya ilmiah memiliki ciri-ciri objektif, tidak memihak, berdasarkan fakta, sistematis dan logis. Sehingga baik tidaknya suatu makalah dapat diamati dari signifikansi masalah atau topik yang dibahas, kejelasan tujuan pembahasan, logis tidaknya pembahasan dan kejelasannya.
            Berdasarkan sifat dan jenis penalaran yang digunakan, makalah dibedakan menjadi tiga macam yaitu, makalah deduktif, induktif dan makalah campuran. Makalah deduktif merupakan makalah yang penulisannya didasarkan pada kajian teori yang relevan dengan masalah yang dibahas, makalah induktif ditulis berdasarkan data empiris di lapangan yang relevan dengan masalah yang dibahas, sedangkan makalah campuran adalah makalah yang penulisannya didasarkan pada kajian teoritis yang digabungkan dengan data empiris di lapangan.
            Secara garis besar makalah tidak lebih dari 20 halaman, isi dan sistematikanya meliputi bagian awal, bagian inti, dan bagian akhir. Bagian awal terdiri dari halaman sampul, daftar isi, dan daftar tabel atau gambar (jika ada). Bagian inti terdiri dari pendahuluan yang meliputi latar belakang penulisan makalah, masalah atau topik pembahasan, tujuan penulisan makalah. Bagian inti makalah yang lain adalah teks utama, dan penutup. Sedangkan bagian akhir berisi daftar rujukan dan lampiran (jika ada).
Isi Bagian Awal 
Halaman Sampul
            Halaman sampul memuat judul makalah, keperluan atau maksud ditulisnya makalah, tempat dan waktu penulisan makalah.
Daftar Isi
            Daftar isi memberikan panduan dan gambaran tentag garis besar isi makalah, sehingga pembaca dapat dengan mudah menemukan bagian-bagian yang dianggap penting dan membangun makalah. Penulisan daftar isi menggunakan spasi tunggal dan jarak antar bagian ditulis 2 spasi
Daftar Tabel dan Gambar
            Daftar tabel dan gambar bersifat fakultatif (bukan keharusan), hal ini dimaksudkan bahwa tidak semua makalah memerlukan tabel dan gambar.
Isi Bagian Inti
Bagian inti terdiri atas tiga unsur pokok yaitu pendahuluan, teks utama (pembahasan topik-topik) dan penutup. Penulisan sistematikanya memiliki beberapa alternatif pilihan, yaitu:
1.      Penulisan dengan menggunakan angka Romawi atau Arab.
2.      Menggunakan angka yang dikombinasikan dengan abjad
3.      Tanpa menggunakan angka atau abjad.
Pendahuluan
            Bagian pendahuluan berisi penjelasan tentang latar belakang penulisan makalah atau topik bahasan beserta batasannya, dan tujuan penulisan makalah.  Penulisan bagian pendahuluan dapat dilakukan dengan dua cara:
Cara pertama
1. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
1.2 Masalah dan Topik Bahasan
1.3 Tujuan Penulisan Makalah
Cara kedua
Tanpa penomoran dan subbagian, untuk membedakannya antara masing-masing paparan cukup dengan penggantian paragraf.
Teks Utama
            Berisi pembahasan topik-topik makalah, isinya bervariasi bergantung pada topik yang dibahas. Jika dibahas tiga topik, maka ada tiga pembahasan dalam bagian teks utama.
Penutup
Bagain penutup berisi kesimpulan dan saran.
Isi Bagian Akhir 
Bagian akhir berisi daftar rujukan dan lampiran-lampiran jika ada
Daftar Rujukan
            Daftar rujukan dibuat sepert halnya dalam pembuatan artikel dengan mencantumkan sumber penulisan makalah. 
Lampiran
            Lampiran berisi hal-hal yang bersifat pelengkap yang dimanfaatkan dalam proses  penulisan makalah, hal yang dimaksud dapat berupa data (dapat kuantitif atau kualitatif) atau hal lain tidak dimasukkan dalam batang tubuh makalah. Bagian lampiran juga diberi nomor halaman.
  1. Laporan Penelitian[3]
            Laporan penelitian adalah adalah karya tulis yang berisi paparan tentang proses dan hasil-hasil penelitian yang diperoleh dari kegiatan ilmiah. Karena sifatnya kegiatan ilmiah, maka dapat dilakukan oleh siapapun sepanjang memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan. Khusus jika  yang melakukan adalah mahasiswa pada jenjang sarjana laporannya dapat dikategorikan sebagai skrispi (S-1), tesis untuk pascasarjana,  dan disertasi untuk doktor.  Bentuk penelitian yang dilakukan dapat berupa hasil penelitian kuntitatif,  kualitatif, kajian pustaka, atau hasil kerja pengembangan.  Isi dan sistematika laporan hasil penelitian kuantintatif  untuk sebuah skripsi terdiri dari bagian awal, bagian inti, dan bagian akhir. Bagian awal terdiri dari halaman sampul,  lembar logo, halaman judul, lembar persetujuan, abstrak, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar, daftar lampiran, daftar lainnya. Bagian inti terdiri dari Pendahuluan, Kajian Pustaka/Landasan Teori. Metodologi Penelitian, Hasil Penelitian dan Analisis, Penutup. Sedangkan bagian akhir terdiri dari daftar rujukan, lampiran-lampiran dan riwayat hidup.
            Selengkapnya isi dan sistematika masing-masing bagian skripsi dijelaskan sebagai berikut:
Isi Bagian Awal
1.      Halaman Sampul
Halaman sampul berisi : Judul, kata skripsi secara lengkap disertai dengan identitas peneliti dan almamaternya. (Nama, NPM, Jurusan, Fakultas, logo dan lambang perguruan tinggi, tahun lulus ujian). Semuanya ditulis dalam huruf capital dengan susunan secara simetris.
2.      Halaman Logo
Hanya berisi lambang IKIP Budi Utomo Malang dengan ukuran menyesuaikan.
3.      Halaman Judul
Formatnya sama dengan halaman sampul, hanya ditambahkan teks: Skripsi Diajukan Kepada Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Budi Utomo Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana Pendidikan Matematika
4.Lembar Persetujuan
Ada dua lembar yaitu lembar pertama memuat persetujuan para pembimbing . Hal yang dicantumkan adalah (1) Skripsi oleh ….. ini telah disetujuai untuk diujikan (2) Nama Pembimbing lengkap dengan Nomor Induk Pegawai (jika ada)
Lembar kedua berisi pengesahan skripsi oleh para pembimbing/penguji dan ketua jurusan atau dekan
5.Abstrak
Kata Abstrak ditulis ditengah halaman.  Dituliskann judul skripsi di bawah abstrak disertai dengan nama dosen pembimbing  dengan gelar akademiknya. Dalam abstrak dicantumkan kata kunci  yang ditempatkan dibawah nama dosen pembimbing . Jumlah kata kunci 3-5 kata. Kata kunci diperlukan untuk komputerisasi system informasi ilmiah. Dengan kata kunci dapat menemukan judul skripsi.
Abstrak memuat intisari skripsi secara pada dan singkat yang mencakup latar belakang , masalah yang diteliti, metode yang digunakan, hasil-hasil yang diperoleh, kesimpulan akhir, dan (kalau ada) saran yang diajukan.
Teks dalam abstrak dibuat spasi tunggal dengan panjang kalimat tidak melebihi 2 halaman kertas kuarto.
6.Kata Pengantar
Mencantumkan ucapan terima kasih penulis yang ditujukan kepada orang-orang, lembaga, organisasi atau pihak lain yang telah banyak membantu penyelesaian skripsi. Panjang tidak melebihi 2 halaman quarto. Pada bagian akhir kata pengantar (pojok kanan bawah) dicantumkan kata penulis tanpa menyebut nama penulisnya.
7.Daftar Isi
Memuat Judul Bab, subbab, dan anak subbab disertai dengan nomor halaman pemuatannya di dalam teks. Semua judul bab diketik huruf capital, sedangkan bagian subbab dan anak subbab hanya ditulis dengan huruf capital pada bagian awalnya saja.
8.Daftar Tabel
Memuat nomor tabel, judul tabel serta nomor pemuatan tabelnya. Judul tabel yang lebih dari satu baris ditulis dalam spasi  tunggal. Antar judul tabel diberi jarak 2 spasi.
9.      Daftar Gambar
      Memuat nomor gambar, judul gambar, serta nomor pemuatan gambaran, dalam teks. Judul gambar lebih dari satu baris ditulis dalam spasi tunggal. Antar judul gambar berjarak 2 spasi.
10.        Daftar Lampiran
      Memuat nomor lampiran, judul lampiran, serta nomor pemuatan lampiran dalam teks. Judul lampiran lebih dari satu baris ditulis dalam spasi tunggal. Antar judul lampiran berjarak 2 spasi.
11.        Daftar Lainnya
Jika dalam suatu skripsi banyak digunakan tanda-tanda lain yang mempunyai makna esensial (misalnya singkatan atau lambang) terutama dalam matematika, teknik atau bahasa maka perlu ada daftar khusus mengenai lambang-lambang atau tanda-tanda tersebut.
Isi Bagian Inti
Bab I Pendahuluan
1.1        Latar Belakang Masalah
         Latar belakang masalah mengemukakan kesenjangan antara harapan dan kenyataan, baik kesenjangan teoritik maupun praktis yang melatarbelakangi masalah yang diteliti. Dalam latar belakang masalah dipaparkan secara ringkas tentang teori, hasil penelitian, kesimpulan sebuah seminar atau pengalaman pribadi yang berkaitan erat dengan masalah yang diteliti. Dengan demikian, masalah yang diteliti mendapat landasan berpijak yang lebih kokoh.
1.2        Rumusan Masalah
      Adalah suatu pertanyaan yang akan dijawab dalam sebuah penelitian. Oleh karena itu hendaknya disusun secara singkat.  Rumusan masalah yang baik akan menampakkan variable-variabel yang diteliti, jenis atau sifat hubungan antara variable tersebut, dan subjek penelitian. Selain itu rumusan masalah hendaknya dapat diuji secara empiris atau dengan kata lain memungkinkan dikumpulkannya data untuk menjawab pertanyaan yang diajukan.
Contoh:
·         Adakah perbedaan prestasi belajar matematika dalam menyelesaikan soal   cerita antara Proses Belajar Mengajar (PBM) yang menggunakan metode X dan Y pada siswa kelas V SD Alengkapura-Malang
·         Adakah hubungan antara prestasi belajar matematika dengan fisika pada siswa kelas VII SMP Negeri Balaidesa-Malang
1.3        Tujuan Penelitian
                  Tujuan penelitian mengungkapkan sasaran yang ingin dicapai dalam penelitian. Isi dan rumusan tujuan penelitian mengacu pada isi dan rumusan masalah penelitian. Perbedaannya terletak pada cara merumuskannya. Masalah penelitian dirumuskan dengan menggunakan kalimat Tanya, sedangkan tujuan penelitian dinyatakan dalam bentuk pernyataan.
Contoh:
·         Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan prestasi belajar matematika dalam menyelesaikan soal   cerita antara yang PBM  menggunakan metode X dan Y pada siswa kelas V SD Alengkapura-Malang
·         Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara prestasi belajar matematika dengan fisika pada siswa kelas VII SMP Negeri Balaidesa-Malang
1.4        Hipotesis Penelitian (Fakultatif)
Hipotesis dalam sebuah penelitian tidak harus selalu ada, sehingga tidak semua penelitian kuantitatif memerlukan hipotesis penelitian. Penelitian kuantitatif yang bersifat eksploratif dan deskrftif tidak membutuhkan hipotesis.
Secara procedural hipotesis diajukan setelah peneliti melakukan kajian pustaka, karena hipotesis adalah rangkuman dari kesimpulan-kesimpulan yang diperoleh dari kajian pustaka. Hipotesis merupakan jawaban terhadap masalah penelitian yang dianggap paling mungkin dan paling tinggi tingkat kebenarannya.
Rumusan hipotesis hendaknya bersifat definitive atau directional, artinya dalam rumusan hipotesis tidak hanya disebutkan adanya hubungan perbedaan antar varuabel , melainkan telah ditunjukkan sifat hubungan atau keadaan perbedaan tersebut.
Contoh :
·         Ada perbedaan prestasi belajar matematika dalam menyelesaikan soal   cerita antara Proses Belajar Mengajar (PBM) yang menggunakan metode X dan Y pada siswa kelas V SD Alengkapura-Malang
·         Ada hubungan antara prestasi belajar matematika dengan fisika pada siswa kelas VII SMP Negeri Balaidesa-Malang
·         Prestasi belajar matematika siswa kelas X SMU Negeri Padalarang yang  pekerjaan rumah dikoreksi bersama lebih tinggi dibandingkan dengan pekerjaan rumah tidak dikoreksi.
Perlu diingat bahwa hipotesis yang baik hendaknya:
1.      Menyatakan hubungan (pertautan) antara dua variable atau lebih
2.      Dapat diuji secara empiris
3.      Dirumuskan dalam pernyataan yang singkat, padat, dan jelas.
1.5        Kegunanaan Penelitian
Pada bagian ini ditunjukkan kegunaan atau pentingnya sebuah penelitian terutama bagi pengembangan ilmu pengetahuan atau pelaksanaan pembangunan dalam arti yang luas. Dengan kata lain dalam subbab ini berisi alas an kelayakan atas`masalah yang diteliti. Dari uraian tersebut diharapkan dapat disimpulkan bahwa penelitian terhadap masalah yang dipilih memang layak untuk dilakukan.

1.6        Asumsi (Fakultatif)
Asumsi penelitian adalah anggapan-anggapan dasar tentang suatu hal yang dijadikan pejakan berpikir dan bertindak dalam melaksanakan penelitian. Misalnya peneliti mengajukan asumsi bahwa sikap murid dapat diukur dengan menggunakan skala sikap, sehingga dalam penelitian peneliti tidak perlu membuktikan kebenaran hal yang diasumsikan tersebut. Oleh karena itu peneliti dapat langsung memanfaatkan hasil pengukuran sikap yang diperolehnya.
Asumsi dapat bersifat substantive atau metodologis. Asumsi substantive berhubungan dengan masalah penelitian, sedangkan asumsi metodologis berkaitan dengan metodologi penelitian.
Yang perlu diperhatikan peneliti adalah, dalam suatu penelitian asumsi adalah sesuatu yang tidak harus ada (fakultatif).
1.7        Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian
   Yang dikemukakan dalam subbab ruang lingkup penelitian adalah variable-variabel yang diteliti, populasi atau subjek penelitian, dan lokasi penelitian. Juga dapat dipaparkan penjabaran variable menjadi subvariabel beserta indikator-indikatornya.
   Keterbatasan penelitian tidak harus selalu ada, namun demikian  keterbatasan seringkali diperlukan agar para pembaca dapat menyikapi temuan penelitian sesuai dengan kondisi yang ada. Keterbatasan penelitian menunjuk kepada suatu keadaan yang tidak bisa dihindari dalam penelitian. Keterbatasan yang sering dihadapi menyangkut pada dua hal. Pertama, keterbatasan ruang lingkup kajian yang terpaksa dilakukan karena alasan-alasan procedural, teknik penelitian, ataupun karena factor logistic. Kedua, keterbatasan penelitian berupa kendala yang bersumber dari adapt, tradisi, etika, dan kepercayaan yang tidak memungkinkan bagi peneliti untuk mencari data yang diinginkan.
1.8        Definisi Istilah (Fakultatif)
   Definisi istilah diperlukan apabila diperkirakan akan timbul perbedaan pengertian atau kekurangjelasan makna seandainya penegasan istilah tidak diberikan. Istilah yang ditegaskan adalah yang berhubungan dengan konsep pokok dalam penelitian. Kriteria bahwa suatu istilah jika istilah tersebut terkait erat dengan masalah yang diteliti  atau variable penelitian. Penegasan istilah disampaikan secara langsung  dan tidak diuraikan asal-usulnya. Penegasan istilah lebih dititikberatkan pada pengertian yang diberikan oelh peneliti.
  Penegasan istilah dapat berbentuk definisi operasional variable yang akan diteliti, definisi operasional adalah definisi yang didasarkan atas sifat-sifat hal yang dapat diamati. Secara tidak langsung definisi operasional akan menunjuk alat pengambil data yang cocok digunakan. Contoh definisi operasional dari variable “prestasi aritmatika” adalah kompetensi dalam bidang aritmatika yang meliputi menambah, mengurangi, mengalikan, membagi, dan menggunkan decimal.
Penyusunan definisi operasional perlu dilakukan karena dengan teramatinya konsep atau konstruk yang diselidiki akan memudahkan pengukurannya. Selain itu penyusunan definisi operasional memungkinkan orang lain melakukan hal yang serupa sehingga apa yang akan dilakukan oleh peneliti terbuka untuk diuji kembali oleh orang lain.
Bab II Kajian  Pustaka
Penelitian sebagai kegiatan ilmiah, didalamnya memerlukan dugaan atau jawaban sementara sebagai dasar argumentasi dalam mengkaji persoalan. Dengan cara demikian akan diperoleh jawaban yang diandalkan. Sebelum mengajukan hipotesis, peneliti wajib mengkaji teori-teori  atau hasil penelitian sebelumnya yang relevan dengan masalah yang akan diteliti.  Dalam mengkaji suatu teori, tidak hanya teori yang relevan saja lebih-lebih teori yang bertentantan juga diperlukan sebagai kerangka berpikir peneliti. 
Kajian pustaka memuat dua hal pokok. Pertama, deskripsi teoritis tentang objek (variable) yang diteliti dan kesimpulan tentang kajian yang antara lain berupa argumentasi atas hipotesis yang diajukan dalam bab yang mendahuluinya. Untuk dapat memberikan deskripsi teoritis terhadap variable yang diteliti, maka diperlukan adanya kajian teori yang mendalam. Kedua, argumentasi atas hipotesis yang diajukan menuntut peneliti untuk mengintegrasikan teori yang dipilih sebagai landasan penelitian dengan hasil kajian mengenai temuan penelitian yang relevan. Pembahasan terhadap hasil penelitian tidak dilakukan secara terpisah dalam subbab tersendiri.
Prinsip bahan pustaka yang dikaji didasarkan pada dua criteria, yaitu:
§         Prinsip kemutakhiran (kecuali untuk penelitian histories), prinsip kemutakhiran pnting karena ilmu pengetahuan terus berkembang dengan cepat. Sebuah teori yang efektif pada suatu periode mungkin sudah ditinggalkan pada periode berikutnya. Dengan prinsip kemutakhiran, peneliti dapat berargumentasi berdasarkan pada teori-teori yang pada waktu itu dipandang paling representative. Hal yang serupa juga berlaku terhadap telaah laporan-laporan penelitian.
§         Prinsip relevansi,  hal ini diperlukan untuk menghasilkan kajian pustakayang erat kaitannya dengan masalah yang diteliti.
Bab III Metodologi Penelitian
Pokok-pokok pikiran yang terdapat dalam metodologi penelitian adalah Rancangan Penelitian, Populasi dan Sample, Instrumen Penelitian, Teknik Pengumpulan Data, dan Teknik Analisis Data.
3.1   Rancangan Penelitian
Penjelasan mengenai rancangan atau desain penelitian yang digunakan perlu diberikan untuk setiap jenis penelitian, terutama penelitian eksperimental. Rancangan penelitian diartikan sebagai strategi untuk mengatur latar penelitian agar peneliti memperoleh data yang valid sesuai dengan karakteristik variable dan tujuan penelitian. Dalam penelitian eksperimental rancangan penelitian yang dipilih adalah yang paling memungkinkan peneliti untuk mengendalikan variable-variabel lain yang diduga ikut berpengaruh terhadap variable terikat. Pemilihan rancangan penelitian dalam penelitian eksperimen selalu mengacu pada hipotesis yang akan diuji.
Pada penelitian noneksperimental, bahasan dalam subbab rancangan penelitian berisi penjelasan tentang jenis penilitian yang dilakukan ditinjau dari tujuan dan sifatnya, apakah penelitian ekploratoris, deskriptif, eksplanatoris, survai, atau yang lain. Disamping itu dalam bagian ini dijelaskan pula variable-variabel yang dilibatkan dalam penelitian serta sifat hubungan antara variable-variabel tersebut.
3.2  Populasi Penelitian
Istilah populasi dan sample tepat digunakan jika penelitian yang dilakukan menggunakan sample sebagai subjek penelitian. Akan tetapi jika sasarannya adalah seluruh anggota populasi, akan lebih cocok digunakan istilah subjek penelitian.
Penjelasan yang akurat tentang karakteristika populasi penelitian perlu diberikan, agar banyaknya sample dan cara pengambilannya dapat ditentukan secara tepat.  Tujuannya agar sample yang dipilih benar-benar representative atau dapat mencerminkan keadaan populasinya secara cermat. Sifat Kerepresentatifan sample merupakan criteria penting dalam pemilihan sample dalam kaitannya dengan maksud menggeneralisasikan hasil-hasil penelitian terhadap sample ke populasinya, maka semakin besarlah kemungkinan kekeliruan dalam pengambilan kesimpulan.
Jadi hal-hal yang dibahas dalam subbab populasi dan sample adalah: (a) indentifikasi dan batasan-batasan tentang populasi atau subjek penelitian, (b) prosedur dan teknik pengambilan sample, serta (c) banyaknya sample.
3.3   Instrumen Penelitian
Pada bagian ini dikemukakan instrument yang digunakan untuk mengukur variable yang diteliti. Setelah itu baru dipaparkan prosedur pengembangan instrument pengumpul data atau alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian. Dengan cara ini akan terlihat apakah instrument yang digunakan sesuai dengan variable yang diukur, paling tidak ditinjau dari segi isinya. Sebuah instrument yang baik juga harus memenuhi persyaratan realibilitas. Apabila alat ukur tidak dibuat sendiri oleh peneliti, tetap ada kewajiban melaporkan tingkat validitas dan realibilitas tentang instrument yang digunakan.
Hal lain yang perlu diungkapkan dalam instrument penelitian adalah cara pemberian skor atau kode masing-masing butir pertanyaan. Untuk alat dan bahan harus disebutkan secara cermat spesifikasi teknis dari alat yang digunakan dan karakteristik bahan yang digunakan. Khusus dalam bidang eksakta istilah instrument penelitian kadangkala dipandang kurang tepat karena belum mencakup keseluruhan hal yang digunakan dalam penelitian. Oleh karenanya subbab ini dapat diganti dengan Alat dan Bahan.
3.4  Teknik Pengumpulan Data
Bagian ini menguraikan (a) langkah-langkah yang ditempuh dan Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data, (b) Kualifikasi dan jumlah petugas yang terlibat dalam proses pengumpulan data, serta (c) jadual waktu pelaksanaan pengumpulan data.
Jika peneliti menggunakan orang lain sebagai pengumpul data, perlu dijelaskan cara pemilihan serta upaya mempersiapkan mereka untuk menjalankan tugas. Proses mendapatkan ijin penelitian, menemui pejabat berwenang, dan hal lain yang sejenis tidak perlu dilaporkan. Walaupun hal ini adalah sesuatu yang tidak dapat dilewatkan dalam proses pelaksanaan penelitian.
3.5   Teknik Analisis Data
                     Subbab analisis data memuat tentang jenis analisis statistic yang digunakan. Dilihat dari metode yang digunakan, maka terdapat dua jenis statistic yang dapat diterapkan, yaitu statistik deskriptif dan statistic induktif (inferensial). Jika statistic induktif maka terdapat statistic parametric dan non-parametrik.
Pemilihan jenis analisis data sangat ditentukan oleh jenis data yang dikumpulkan dengan tetap berorientasi pada tujuan yang hendak dicapai, atau hipotesis yang hendak diuji. Oleh karena itu, yang lebih penting untuk diperhatikan dalam analisis data adalah ketepatan teknik analisisnya, bukan kecanggihannya.
Beberapa teknik analisis statistic parametric memang lebih canggih dan karenanya mampu memberikan informasi yang lebih  akurat jika dibandingkan dengan teknik analisis sejenis dalam statistic non parametric. Penerapan statistic parametric secara tepat harus memenuhi beberapa persyaratan, sedangkan penerapan statistic non parametric tidak menuntut persyaratan tertentu.
Disamping penjelasan tentang jenis atau teknik analasis data yang digunakan perlu juga dijelaskan alasan pemilihannya, apabila teknik analisis data yang dipilih  sudah cukup dikenal, maka pembahasannya tidak perlu dilakukan secara panjang lebar. Sebaliknya jika teknik analisis data yang digunakan tidak sering digunakan (kurang popular) maka uraian tentang analisis perlu dijabarkan secara rinci.
Bab IV Hasil Penelitian dan Analisis
Pada umumnya penelitian yang bertujuan menguji suatu hipotesis, laporan mengenai hasil penelitian dapat dikelompokkan menjadi dua bagian penting. Pertama, berisi uraian tentang karakteristik masing-masing variable. Kedua, memuat uraian tentang hasil pengujian hipotesis.
Bab hasil penelitian memuat subbab (a) Paparan data, (b) Analisis Data, (c) Pengujian hipotetsis, dan (d) pembahsan jika diperlukan.

4.1 Paparan Data  (Deskripsi Data)
Subbab ini memuat beberapa, utamanya yang berkaitan dengan temuan dan data yang didapat selama penelitian. Misalnya nilai siswa, hasil angket dalam bentuk skore atau data-data yang sifatnya kualitatif.
Dalam banyak penelitian, hasil yang sudah disajikan secara statistic atau grafik tidak dengan sendirinya bersifat komunikatif. Penjelasan terhadap hal tersebut masih diperlukan. Namun, bahasan pada tahap ini perlu dibatasi  pada  hal-hal yang bersifat factual, tidak mencakup pendapat pribadi (interpretasi) peneliti. Hal-hal yang berkaitan dengan rumus-rumus dan perhitungan yang digunakan untuk menghasilkan temuan-temuan tersebut diletakkan dalam lampiran yang ada.
 4.2 Analisis Data
      Berisi hal-hal yang berkaitan dengan rumus-rumus dan perhitungan yang sesuai dengan statistic yang digunakan.  Dalam hal ini dapat berupa statistic parametric, non-parametrik, atau statistic deskriptif.
4.3 Pengujian Hipotesis
            Berisi paparan tentang hasil pengujian hipotesis yang pada dasarnya tidak berbeda dengan penyajian umum temuan penelitian untuk masing-masing variable. Hipotesis penelitian dapat dikemukakan sekali lagi dalam subbab ini, termasuk dalam penyajian secara berpasangan antara hipotesis nol dan hipotesis alternatifnya.
Masing-masing hipotesis diikuti cara pengujiannya serta penjelasan atas`hasil pengujian secara ringkas dan padat. Penjelasan terhadap hasil pengujian hipotesis ini terbatas`pada interpretasi atas angka statistic yang diperoleh dari perhitungan statistic.
4.4 Pembahasan
            Subbab ini mempunyai arti penting bagi keseluruhan kegiatan penelitian. Tujuan pembahasan adalah (1) menjawab masalah penelitian, atau menunjukkan bagaimana tujuan penelitian dicapai (2) menafsirkan temuan-temuan penelitian (3) mengintegrasikan temuan penelitian kedalam kumpulan pengetahuan yang telah mapan (4) memodifikasi teori yang ada atau menyusun teori baru, dan (5) menjelaskan implikasi lain dari hasil penelitian, termasuk keterbatasan temuan-temuan penelitian.
            Dalam upaya menjawab masalah penelitian atau tujuan penelitian, harus disimpulkan secara eksplisit hasil-hasil yang diperoleh. Sementara itu, penafsiran terhadap temuan penelitian dilakukan dengan menggunakan logika dan teori-teori yang ada.
            Pembahasan hasil penelitian menjadi lebih penting, jika hipotesis penelitian yang diajukan ditolak. Sebuah hipotesis ditolak, dibebabkan oleh banyak factor. Pertama, factor non-metodologis misalnya adanya intervensi variable lain sehingga menghasilkan kesimpulan yang berbeda dengan hipotesis yang diajukan. Kedua, karena kesalahan metodologis misalnya instrument yang digunakan tidak sachih atau kurang reliable. Selanjutnya dalam pembahasan perlu diuraikan lebih lanjut mengenai letak ketidaksempurnaan instrument yang digunakan. Penjelasan tentang kekurangan atau kesalahan yang ada akan menjadi salah satu pijakan untuk menyarankan perbaikan bagi penelitian sejenis diwaktu-waktu yang akan datang.
            Pembahasan hasil penelitian juga bertujuan untuk menjelaskan perihal modifikasi teori atau menyusun teori baru. Hal ini penting jika penelitian yang dilakukan bermaksud menelaah teori. Jika teori yang dikaji ditolak sebagian hendaknya dijelaskan bagaimana modifikasinya, dan penolakan terhadap seluruh teori haruslah disertai dengan rumusan teori yang baru.


Bab V Penutup
            Bab penutup memuat beberapa hal penting yang berkaitan dengan kesimpulan dan saran-saran penting dalam sebuah penelitian.
5.1 Kesimpulan
            Isi kesimpulan harus terkait langsung dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian. Dengan kata lain, kesimpulan terikat secara substantive terhadap temuan-temuan penelitian yang mengacu pada tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Kesimpulan juga dapat ditarik dari hasil pembahasan, namun yang benar-benar relevan dan mampu memperkaya temuan penelitian yang diperoleh.
            Kesimpulan penelitian merangkum semua hasil penelitian yang telah diuraikan secara lengkap pada Bab IV. Tata urutannyapun hendaknya sama dengan yang ada dalam bab tersebut. Dengan demikian, konsistensi dan tata urutan rumusan masalah, tujuan penelitian, hasil yang diperoleh, dan kesimpulan tetap terpelihara.
5.2 Saran-saran
            Saran yang diajukan hendaknya selalu bersumber pada temuan penelitian, pembahasan, dan kesimpulan hasil penelitian. Saran hendaknya tidak keluar dari batas-batas lingkup dan implikasi penelitian.
            Saran yang baik dapat dilihat dari rumusannya yang bersifat rinci dan operasional. Artinya, jika orang lain hendak melaksanakan saran tersebut ia tidak mengalami kesulitan dalam menafsirkan atau melaksanakannya.  Saran dapat ditujukan kepada sebuah intitusi perguruan tinggi, pemerintah atau swasta,  atau pihak lain yang dianggap layak.
Isi Bagian Akhir
Hal-hal penting yang tersarikan dalam bagian akhir sebuah karya ilmiah yang berupa skrispi adalah (a) Daftar Rujukan, (b) Lampiran-lampiran, (c) Daftar riwayat hidup.
Daftar Rujukan
Istilah lain untuk daftar rujukan adalah daftar pustaka. Dalam daftar rujukan bahan pustaka yang dimasukkan harus sudah dimasukkan dalam teks sebelumnya.  Artinya, bahan pustaka yang dipakai sebagai bahan bacaan akan tetapi tidak dirujuk dalam teks tidak perlu dimasukkan dalam daftar pustaka.  Sebaliknya untuk semua bahan pustaka yang telah disebutkan dalam teks, harus tercantum dalam daftar pustaka.
Istilah daftar pustaka digunakan untuk menyebut daftar yang berisi bahan-bahan pustaka yang telah dirujuk oleh penulis. Penulisannya spasi tunggal, sedangkan jarak antar rujukan spasi ganda.
            Sumber rujukan dapat berupa buku, buku yang berisi kumpulan artikel (ada editornya), artikel  dalam buku kumpulan artikel (ada editornya), jurnal, jurnal dari CD-ROM, majalah atau koran, koran tanpa penulis, karya terjemahan, dokumen resmi pemerintah, skripsi, tesis, disertasi, makalah dalam seminar atau sejenisnya, internet berupa karya individual atau artikel/jurnal atau bahan diskusi atau E-mail pribadi.
Contoh: 
Dekker, Nyoman. 1992. Pengembangan Sumber Belajar yang Berwawasan           Lingkungan Alam Sekitar. Malang: PT. Kalang Kabut.

Kumaidi. 2007. Pengukuran Hasil Belajar Berbasis Kompetensi Akademik dan      Kognitif. Jurnal PARADIGMA, (Online) Nomor 4 tahun XII   (http://www.malangraya.ac.id, diakses tanggal 4 maret 2007).

Naga, Dali S. (ikip-jkt@indo.net.id) 1 Maret 1997. Artikel untuk Jurnal      Paradigma. E-mail kepada Dwi Purnomo(d2wiikipbu@mlg.or.id).

Jawa Pos. 1999,  1 Januari. Konsep yang Perlu Dikembangkan dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Halaman 12.

Strunk, W., Jr. and White, E.B. 1990. The Elements of Style (3rd ed.) New York: Macmillan and Publishing Co.

Purnomo, Dwi. 2004. Keunggulan Problem Posing sebagai Pendekatan dalam Membelajarkan Soal Cerita pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar. Jurnal PARADIGMA. Volume IV No. 11 Juni-Desember. Hal. 23-31.

Suryawidagsa. 1999,  4 April. Mengapa Matematika Penting. Jawa Pos. Hal. 11.             

Karimi, M. 1987. Tatapraja Kepedulian Sebuah Analogi Kebudayaan Bangsa-bangsa Modern. Makalah disampaikan dalam Seminar Kolegial. Malang:  IKIP Budi Utomo Malang, 1 Desember.

Lampiran-lampiran
Lampiran hendaknya berisi keterangan-keterangan yang dipandang penting untuk sebuah karya ilmiah, misalnya instrument penelitian, data mentah, hasil penelitian, rumus-rumus statistika yang diperlukan, hasil perhitungan statistic, surat ijin dan bukti telah melaksanakan penelitian, dan lampiran lain yang dianggap perlu. Untuk mempermudah pemanfaatnya, setiap lampiran harus diberi nomor urut lampiran dengan menggunakan angka Arab.
Riwayat Hidup
Riwayat hidup yang dicantumkan hendaknya secara naratif dan menggunakan sudut pandang orang ketiga (bukan menggunakan kata saya atau kami). Hal-hal penting yang perlu dicantumkan dalam riwayat hidup adalah nama lengkap penulis, tempat tanggal lahir, riwayat pendidikan, pengalaman berorganisasi, dan informasi tentang prestasi yang pernah diraih selama belajar terutama di perguruan tinggi maupun pada waktu dipendidikan dasar dan menengah. Bagi yang sudah berkeluarga dapat mencantumkan nama suami/istri dan putrid-putrinya.
C.    Daftar Bacaan
Purnomo, Dwi. 1999. Penguasaan Konsep Geometri pada Siswa Kelas II SLTP Berdasarkan Teori Perkembangan Berpikir van Hiele. Tesis tidak diterbitkan. Malang: Program Pascasarja IKIP Malang.

____________.  2003. Pembelajaran Berdasarkan Masalah. Makalah disajikan dalam Seminar Kolegial IKIP Budi Utomo Malang.

____________.   2006. Belajar Kooperatif. Jurnal PARADIGMA. Volume VII No 12 Januari-Juni 2006. 

____________, 2008. Pedoman Penulisan Skripsi di IKIP Budi Utomo Malang, Malang: IKIP Budi Utomo Malang.

Saukah, Ali, dkk. 2003. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, edisi V. Malang : Universitas Negeri Malang.






BAB III
PENUTUP

A.   KESIMPULAN
Dari pembahasan yang telah dipaparkan pada BAB II, maka dapat disimpulkan bahwa, karya ilmiah adalah karya tulis yang disusun oleh seorang penulis berdasarkan hasil-hasil penelitian ilmiah yang telah dilakukannya atau dengan . Karya ilmiah juga biasa disebut karangan ilmiah yang disajikan secara fakta dan ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan benar. Dalam penulisan karya ilmiah banyak aspek yang mesti diketahui oleh calon pembuat karya ilmiah karena itu sangat berperan dengan hasil karya ilmiah yang akan dibuat, misalnya, calon penulis karya ilmiah paling tidak harus mengetahui etika dan kode etik dalam penulisan karya ilmiah, tehnik penyusunan karya ilmiah yang baik dan benar dan sikap-sikap dalam menulis karya ilmiah serta harus menjalani dan menerima berbagai kendala dan masalah dalam proses penulisan karya ilmiah, karena itu merupakan suatu pemebelajaran ketika akan membuat karya ilmiah yang kedua ketiga dan selanjutnya. Karya ilmiah mempunyai beberapa jenis seperti, makalah, kertas kerja, skripsi, tesis, disertasi, artikel, esai, opini, dan fiksi. Adapun tujuan dari penulisan karya ilmiah, antara lain untuk menyampaikan gagasan, memenuhi tugas dalam studi, untuk mendiskusikan gagasan dalam suatu pertemuan, mengikuti perlombaan, serta untuk menyebarluaskan ilmu pengetahuan/hasil penelitian. Karya ilmiah dapat berfungsi sebagai rujukan, untuk meningkatkan wawasan, serta menyebarluaskan ilmu pengetahuan. Bagi penulis, menulis karya ilmiah bermanfaat untuk meningkatkan keterampilan membaca dan menulis, berlatih mengintegrasikan berbagai gagasan dan menyajikannya secara sistematis, memperluas wawasan, serta memberi kepuasan intelektual, di samping menyumbang terhadap perluasan cakrawala ilmu pengetahuan.
Disemua uraian penutup yang dimuat dalam makalah ini, terdapat beberapa hal yang yang seksama dan pemikiran yang matang dan runtut perlu diperhatikan. Kedua, dalam menyampaikan pemikirannya, penulis tidak mungkin mengabaikan perkembangan yang terjadi di sekitarnya, khususnya yang terjadi dalam bidang keilmuannya sendiri. Ketiga, sarana utama dalam menyusun dan menyampaikan pemikiran adalah bahasa. Bahasa sebuah sistem komunikasi memiliki aturan-aturan sendiri sekalipun sistem itu terus berkembang. Terakhir adalah masalah tanggung jawab, sekalipun kata ini tidak banyak muncul dalam buku ini, tulisan-tulisan yang ada mengajak pembaca untuk menyadari bahwa seorang penulis mempunyai berbagai tanggung jawab. Dalam menulis kerangka tulisan ilmiah yang perlu diperhatikan adalah bagian-bagian dalam tulisan ilmiah, terutama dalam jurnal ilmiah antara lain, judul tulisan, nama dan alamat penulis, abstrak, pengantar, permasalahan penelitian, bahan dan cara penelitian, hasil, pembahasan, kesimpulan, dan daftar pustaka.

B.   SARAN
Dalam penulisan makalah ini masih terdapat beberapa kekurangan dan kesalahan, baik dari segi penulisan maupun dari segi penyusunan kalimatnya dan dari segi isi juga masih perlu ditambahkan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kepada para pembaca makalah ini agar dapat memberikan kritikan dan masukan yang bersifat membangun.












DAFTAR PUSTAKA

Iskandar. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Ciputat: Gaung Persada (GP) Press.
Wahidmurni. 2008. Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Agama dan Umum Dari
Teori Menuju Praktik Disertai Contoh Hasil Penelitian. Malang: Universitas Negeri Malang (UM) Press.
Purnomo, Dwi. 1999. Penguasaan Konsep Geometri pada Siswa Kelas II SLTP Berdasarkan Teori Perkembangan Berpikir van Hiele. Tesis tidak diterbitkan. Malang: Program Pascasarja IKIP Malang.

____________.  2003. Pembelajaran Berdasarkan Masalah. Makalah disajikan dalam Seminar Kolegial IKIP Budi Utomo Malang.

____________.   2006. Belajar Kooperatif. Jurnal PARADIGMA. Volume VII No 12 Januari-Juni 2006. 

____________, 2008. Pedoman Penulisan Skripsi di IKIP Budi Utomo Malang, Malang: IKIP Budi Utomo Malang.

Saukah, Ali, dkk. 2003. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, edisi V. Malang : Universitas Negeri Malang.




[1] Iskandar. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Ciputat: Gaung Persada (GP) Press. Hal. 35-37
[2] Teori Menuju Praktik Disertai Contoh Hasil Penelitian. Malang: Universitas Negeri Malang (UM) Press. Hal. 77
[3] Purnomo, Dwi. 1999. Penguasaan Konsep Geometri pada Siswa Kelas II SLTP Berdasarkan Teori Perkembangan Berpikir van Hiele. Tesis tidak diterbitkan. Malang: Program Pascasarja IKIP Malang. Hal. 45-47