BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Penulisan ilmiah adalah suatu tulisan yang membahas
suatu masalah. Penulisan ilmiah juga merupakan uraian atau laporan tentang
kegiatan, temuan atau informasi yang berasal dari data primer dan / atau
sekunder, serta disajikan untuk tujuan dan sasaran tertentu. Informasi yang
berasal dari data primer yaitu didapatkan dan dikumpulkan langsung dan belum
diolah dari sumbernya seperti tes, kuisioner, wawancara, pengamatan /
observasi. Informasi tersebut dapat juga berasal dari data sekunder yaitu telah
dikumpulkan dan diolah oleh orang lain, seperti melalui dokumen (laporan),
hasil penalitian, jurnal, majalah maupun buku. Penyusunan penulisan dimaksudkan
untuk menyebarkan hasil tulisan dengan tujuan tertentu yang khusus, sehingga
dapat dimanfaatkan oleh orang lain yang tidak terlibat dalam kegiatan penulisan
tersebut. Sasaran penulisan yang dimaksud adalah untuk masyarakat tertentu
seperti ilmuwan, masyarakat luas baik perorangan maupun kelompok dan pemerintah
atau lembaga tertentu.
Tujuan Penulisan Ilmiah adalah memberikan pemahaman agar dapat berpikir secara logis dan ilmiah dalam menguraikan dan membahas suatu permasalahan serta dapat menuangkannya secara sistematis dan terstruktur
Tujuan Penulisan Ilmiah adalah memberikan pemahaman agar dapat berpikir secara logis dan ilmiah dalam menguraikan dan membahas suatu permasalahan serta dapat menuangkannya secara sistematis dan terstruktur
Karya ilmiah adalah hasil atau produk dari penelitian
ilmiah, oleh sebab itu kegiatan penelitian sebagai refleksi dari berpikir
ilmiah dikalangan ilmuan dan calon ilmuan. Karya ilmiah adalah tulisan tentang
ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta dan ditulis menurut metodologi penulisan
yang baik dan benar serta fakta yang disajikan dapat berasal dari pengamatan,
studi pustaka, penyebaran angket, wawancara ataupun dari pengalaman. Dalam
membuat karya ilmiah kita perlu memperhatikan dan mampu untuk memahami tata
cara merencanakan karya tulis. Dalam menyusun karya tulis perlu diperhatikan
cara memilih judul, beberapa hal tentang tinjauan pustaka dan rancangan karya
tulis.
B. Rumusan
Masalah
Dari penjelasan pada latar belakang masalah di atas,
maka rumusan masalahnya dapat dijelaskan sebagai berikut :
1.
Bagaimana struktur dalam penulisan karya
ilmiah?
2.
Apa yang di maksud dengan struktur dalam
penulisan karya ilmiah?
3.
Bagaimana cara membuat struktur dalam
penulisan karya ilmiah?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai
berikut :
1.
Untuk mengetahui struktur dalam
penulisan karya ilmiah.
2.
Untuk mengetahui pengertian dari
struktur dalam penulisan karya ilmiah.
3.
Untuk mengetahui cara membuat struktur
dalam penulisan karya ilmiah.
BAB II
PEMBAHASAN
Kegiatan ilmiah tidak hanya meliputi
penelitian saja, akan tetapi dapat juga berupa pembuatan artikel dalam sebuah
jurnal atau kumpulan jurnal, penulisan makalah dan juga pembuatan hasil
penelitian yang berupa skripsi, tesis, atau disertasi. Skripsi adalah suatu
proses penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa di jenjang pendidikan sarjana,
tesis adalah proses penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa di jenjang
pendidikan pascasarjana, dan disertasi adalah proses penelitian yang dilakukan
oleh mahasiswa di jenjang pendidikan doktor. Dengan memahami istilah yang ada,
diharapkan bagi setiap mahasiswa, dosen, guru dan bahkan calon guru sekalipun
dapat membedakannya, sehingga proses penulisannya dapat dilakukan sesuai dengan
kaidah dan ketentuan yang berlaku. Karya ilmiah diperlukan, karena ada 3
pertanyaan yang harus dijawab dalam kegiatan ilmiah. Pertanyaan tersebut adalah
apa, mengapa, dan bagaimana. Melalui ketajaman sebuah analisis yang dilakukan,
maka pertanyaan tersebut dapat terjawab sesuai dengan jenis penelitian yang
dilakukan.
A. Jenis-jenis Karya Ilmiah
Sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya, bahwa jenis
karya ilmiah yang disajikan dalam tulisan ini terdiri dari artikel, makalah dan
laporan penelitian. Artikel adalah hasil
karya tulis yang dirancang untuk dimuat dalam jurnal atau buku kumpulan
artikel, penulisannya menggunakan tata cara ilmiah dengan pedoman yang ada.
Artikel dapat berupa hasil penetian lapangan, hasil pemikiran murni penulis
dari sebuah kajian pustaka, atau hasil pengembangan proyek. Dari segi
sistematika penulisannya, artikel dikelompokkan menjadi artikel hasil
penelitian dan artikel nonpenelitian.
Karya ilmiah yang lain adalah makalah, makalah dibuat
berupa hasil pemikiaran sistematis dan
runtut dengan analisis yang logis dan tidak berpihak (objektif). Selain artikel
dan makalah, jenis karya ilmiah yang lain adalah adalah laporan penelitian.
Sesuai dengan namanya maka laporan penelitian berupa pemaparan tentang proses
dan hasil yang diperoleh dari suatu kegiatan penelitian. Penelitian yang
dilakukan dapat bersifat kuantintatif atau kualitatif.
B. Teknik Penulisan Karya Ilmiah.
Untuk memudahkan pemahaman bagi calon penulis, maka semua karya ilmiah ditulis dengan
menggunakan aturan standar sebagai berikut:
1.
Kertas yang digunakan jenis HVS putih ukuran A4 (21,0
cm x 29,7 cm) atau ukuran kuarto (21,0 cm x 28,0 cm).
2.
Untuk artikel, makalah dan laporan penelitian kertas
minimal 60 gram.
3. Khusus untuk skripsi, tesis dan disertasi
kertas minimal 70 gram.
4. Bidang pengetikan (batas margin) berjarak
4 cm dari tepi kiri atas, 3 cm dari tepi
atas, tepi kanan, dan tepi bawah yertas.
5. Tiap halaman handaknya tidak berisi lebih
dari 26 baris kata untuk spasi ganda dua.
6. Jenis huruf (font) Times New Roman 12,
pada hal khusus jenis huruf Italics 12.
7. Spasai rangkap dua, dan pada hal-hal
khusus spasi satu.
Berdasarkan
ketentuan umum tersebut, selanjutnya dalam tulisan ini dipaparkan sistematika
dan teknik penulisan artikel, makalah, dan laporan penelitian[1].
- Artikel
Artikel dibedakan menjadi artikel hasil penlitian dan
artikel nonpenelitian. Secara umum
artikel menggunakan sistematika tanpa angka atau abjad. Sistimatika penulisan artikel
terdiri dari judul, nama penulis, nama
sponsor (jika ada), abstrak dan kata kunci, pendahuluan, metode, hasil, pembahasan,
kesimpulan dan saran, dan daftar rujukan.
Penjelasan selengkapnya sebagai berikut:
Judul
Judul artikel hendaknya informatif, lengkap dan tidak
terlalu panjang atau terlalu pendek yaitu antara 5 – 15 kata. Judul artikel
memuat variabel-variabel yang diteliti atau kata kunci yang menggambarkan
masalah yang diteliti.
Nama Penulis
Nama penulis artikel ditulis tanpa gelar akademik atau
gelar lainnya. Nama lembaga tempat bekerja peneliti ditulis dalam catatan kaki.
Jika penulis lebih dari satu orang, maka nama peneliti saja yang disajikan
dibawah judul, sedangkan nama peneliti
lainnya ditulis dalam catatan kaki.
Nama Sponsor
Jika ada, nama sponsor ditulis sebagai catatan kaki pada
halaman pertama dan diletakkan di atas nama lembaga asal peneliti.
Abstrak dan Kata Kunci
Abstrak berisi pernyataan ringkas dan padat tentang
ide-ide yang paling penting. Abstrak memuat masalah dan tujuan, prosedur yang
dilakukan, dan ringkasan hasil penelitian. Tekanan diberikan pada hasil
penelitian. Hal-hal lain seperti hipotesis, pembahasan, dan saran tidak
disajikan. Panjang abstrak 50-75 kata dan ditulis satu paragraf. Abstrak
ditulis satu paragraf dengan spasi tunggal dengan batas margin kiri lebih
sempit (menjorok) kekanan 1,2 cm. Sebaiknya abstrak ditulis dalam bahasa
Inggris. Jenis huruf Italics dengan
spasi tunggal.
Kata kunci (keywords) adalah kata pokok yang
menggambarkan daerah masalah yang diteliti atau istilah-istilah yang merupakan
dasar pemikiran gagasan dalam karangan asli. Kata kunci berupa kata tunggal
atau gabungan kata. Jumlah kata kunci 3-5 kata. Kata kunci diperlukan untuk
komputerisasi sistem informasi ilmiah sehingga dengan kata kunci dapat
ditemukan judul-judul penelitian beserta abstraknya dengan mudah.
Pendahuluan
Pendahuluan dalam artikel ditulis langsung setalah
abstrak dan kata kunci. Bagian ini
menyajikan daftar pustaka yang meliputi latar belakang, wawasan dan rencana
pemecahan masalah, tujuan pembahasan masalah.
Sebagai kajian pustaka, bagian ini harus disertai rujukan
yang dapat dijamin keasliannya. Jumlah rujukan harus proporsional dan disajikan
secara ringkas, padat, dan mengenai hal yang dibahas. Aspek yang dibahas dapat
berupa landasan teori, segi historisnya atau lainnya. Penyajian latar belakang
yang dikemukakan hendaknya mengarahkan pembaca ke rumusan masalah penelitian yang
dilengkapi dengan rencana pemecahan masalah dan akhirnya ke rumusan tujuann.
Metode
Metode menjelaskan bagaimana proses pencapaian hasil
artikel, uraiannya disajikan dalam beberapa paragraf tanpa sub bagian. Sehingga
yang perlu disajikan hanya hal-hal pokok saja.
Materi pokok dalam bagian ini adalah bagaimana data dikumpulkan, sumber
data dan bagaimana analisis datanya.
Penelitian yang menggunakan alat peraga dan bahan, perlu
ditulis spesifikasi alat dan bahan. Spesifikasi menggambarkan kecanggihan alat
yang digunakan, sedangkan spesifikasi bahan juga diberikan karena penelitian
ulangan ada kemungkinan hasilnya berbeda dengan sebelumnya. Khusus untuk
penelitian kualitatif perlu ditambahkan mengenai kehadiran peneliti, subjek
penelitian dan informan beserta cara penggalian data penelitian, lokasi, dan
lama penelitian. Selain itu juga diberikan uraian mengenai pengecekan keabsahan hasil
penelitian.
Hasil
Hasil
adalah bagian utama sebuah artikel ilmiah sehingga lebih panjang dibanding yang
lain. Hal yang disajikan dalam hasil adalah mencakup proses analisis data dan
hasil pengujian hipotesis. Tidak perlu memuat hitungan statistika.
Jika hasil yang disajikan cukup panjang dapat dilakukan
dengan memilah milah dalam subbagian sesuai dengan keperluan, untuk penelitian
kualitaif langsung pada fokus penelitian.
Pembahasan
Pembahasan adalah bagian terpenting dari keseluruhan isi
artikel ilmiah. Tujuan utamanya
adalah menjawab masalah, menafsirkan temuan, mengintegrasikan temuan penelitian
kedalam kumpulan pengetahuan dan menyusun teori baru.
Jawaban masalah harus disimpulkan dari hasil penelitian,
penafisiran temuan yang dilakukan dilakukan dengan menggunakan logika dan teori
yang ada, misalnya ditemukan adanya korelasi antara berat badan dengan
kelincahan dalam permainan sepakbola dan seterusnya. Hal ini dapat ditafsirkan
bahwa semakin gemuk seseorang akan berakibat lari kurang cepat dan gerak tubuh
terganggu, sebagai akibatnya mengganggu
kecepatan dalam menggiring bola.
Temuan diintegrasikan dalam kumpulan pengetahuan yang
sudah ada, cara yang dilakukan adalah membandingkan hasil temuan dengan
penelitian sebelumnya, teori yang ada, atau fakta di lapangan. Pembanding perlu
disertai rujukan. Jika penelitian menelaah teori, teori lama dapat
dikonfirmasikan atau ditolak sebagian atau seluruhnya. Jika menolak teori atau
sebagian teori sebelumnya harus dengan modifikasi teori atau perumusan teori baru.
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan menyajikan ringkasan dari uaraian yang
disajikan pada bagian hasil dan pembahasan. Berdasarkan pada kedua bagian tersebut dikembangkan pokok-pokok
pikiran yang merupakan esensi dari uraian. Kesimpulan disajikan dalam bentuk
essei bukan berupa numerikal.
Saran disusun berdasarkan kesimpulan yang dibuat, saran
dapat mengacu pada tindakankan praktis atau pengembahan teoritis atau untuk penelitian lanjutan. Bagian
saran dapat berdiri sendiri. Bagian kesimpulan dan saran juga dapat disebut
bagian penutup.
Daftar Rujukan
Daftar rujukan harus lengkap dan sesuai dengan yang
disajikan dalam batang tubuh
artikel. Bahan pustaka yang dicantumkan dalam daftar rujukan harus sudah
disebutkan dalam batang tubuh artikel. Demikian juga semua rujukan yang
disebutkan dalam batang tubuh harus disajikan dalam daftar rujukan.
Sumber rujukan dapat berupa buku, buku yang berisi
kumpulan artikel (ada editornya), artikel
dalam buku kumpulan artikel (ada editornya), jurnal, jurnal dari CD-ROM,
majalah atau koran, koran tanpa penulis, karya terjemahan, dokumen resmi
pemerintah, skripsi, tesis, disertasi, makalah dalam seminar atau sejenisnya,
internet berupa karya individual atau artikel/jurnal atau bahan diskusi atau
E-mail pribadi.
Contoh:
Dekker, Nyoman. 1992. Pengembangan Sumber Belajar yang Berwawasan Lingkungan Alam Sekitar. Malang:
PT. Kalang Kabut.
Kumaidi. 2007. Pengukuran
Hasil Belajar Berbasis Kompetensi Akademik dan Kognitif.
Jurnal PARADIGMA, (Online) Nomor 4 tahun XII (http://www.malangraya.ac.id, diakses tanggal 4 maret 2007).
Naga, Dali S. (ikip-jkt@indo.net.id) 1 Maret 1997. Artikel untuk Jurnal Paradigma. E-mail kepada Dwi
Purnomo(d2wiikipbu@mlg.or.id).
Jika artikel yang dibuat adalah artikel nonpenelitian,
maka isi dan sistematikanya terdiri dari judul,
nama penulis, abstrak dan kata kunci, pendahuluan, bagian inti, penutup dan
kesimpulan.
- Makalah [2]
Salah satu tujuan penulisan makalah adalah untuk
meyakinkan pembaca bahwa topik yang ditulis dengan disertai penalaran logis dan
pengorganisasian yang sistematis memang perlu diketahui dan diperhatikan.
Makalah sebagai karya ilmiah memiliki ciri-ciri objektif, tidak memihak,
berdasarkan fakta, sistematis dan logis. Sehingga baik tidaknya suatu makalah
dapat diamati dari signifikansi masalah atau topik yang dibahas, kejelasan
tujuan pembahasan, logis tidaknya pembahasan dan kejelasannya.
Berdasarkan sifat dan jenis penalaran yang digunakan,
makalah dibedakan menjadi tiga macam yaitu, makalah deduktif, induktif dan
makalah campuran. Makalah deduktif merupakan makalah yang penulisannya
didasarkan pada kajian teori yang relevan dengan masalah yang dibahas, makalah
induktif ditulis berdasarkan data empiris di lapangan yang relevan dengan
masalah yang dibahas, sedangkan makalah campuran adalah makalah yang
penulisannya didasarkan pada kajian teoritis yang digabungkan dengan data
empiris di lapangan.
Secara garis besar makalah tidak lebih dari 20 halaman,
isi dan sistematikanya meliputi bagian awal, bagian inti, dan bagian akhir. Bagian
awal terdiri dari halaman sampul, daftar isi, dan daftar tabel atau gambar
(jika ada). Bagian inti terdiri dari pendahuluan yang meliputi latar belakang
penulisan makalah, masalah atau topik pembahasan, tujuan penulisan makalah.
Bagian inti makalah yang lain adalah teks utama, dan penutup. Sedangkan bagian
akhir berisi daftar rujukan dan lampiran (jika ada).
Isi Bagian Awal
Halaman Sampul
Halaman sampul memuat
judul makalah, keperluan atau maksud ditulisnya makalah, tempat dan waktu penulisan makalah.
Daftar Isi
Daftar isi memberikan panduan dan gambaran tentag garis
besar isi makalah, sehingga pembaca dapat dengan mudah
menemukan bagian-bagian yang dianggap penting dan membangun makalah. Penulisan daftar isi menggunakan spasi
tunggal dan jarak antar bagian ditulis 2 spasi
Daftar Tabel dan Gambar
Daftar tabel dan gambar bersifat fakultatif (bukan
keharusan), hal ini dimaksudkan bahwa tidak semua makalah memerlukan tabel dan
gambar.
Isi Bagian Inti
Bagian inti terdiri atas tiga
unsur pokok yaitu pendahuluan, teks utama (pembahasan topik-topik) dan penutup.
Penulisan sistematikanya memiliki beberapa alternatif pilihan, yaitu:
1. Penulisan dengan menggunakan angka Romawi
atau Arab.
2. Menggunakan angka yang dikombinasikan
dengan abjad
3. Tanpa menggunakan angka atau abjad.
Pendahuluan
Bagian pendahuluan berisi penjelasan tentang latar
belakang penulisan makalah atau topik bahasan beserta batasannya, dan tujuan
penulisan makalah. Penulisan bagian
pendahuluan dapat dilakukan dengan dua cara:
Cara pertama
1. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
1.2 Masalah dan Topik Bahasan
1.3 Tujuan Penulisan Makalah
Cara kedua
Tanpa penomoran dan subbagian,
untuk membedakannya antara masing-masing paparan cukup dengan penggantian
paragraf.
Teks Utama
Berisi pembahasan topik-topik makalah, isinya bervariasi
bergantung pada topik yang dibahas. Jika dibahas tiga topik, maka ada tiga
pembahasan dalam bagian teks utama.
Penutup
Bagain penutup berisi
kesimpulan dan saran.
Isi Bagian Akhir
Bagian akhir berisi daftar
rujukan dan lampiran-lampiran jika ada
Daftar Rujukan
Daftar rujukan dibuat sepert halnya dalam pembuatan
artikel dengan mencantumkan sumber penulisan makalah.
Lampiran
Lampiran berisi hal-hal yang bersifat pelengkap yang
dimanfaatkan dalam proses penulisan
makalah, hal yang dimaksud dapat berupa data (dapat kuantitif atau kualitatif)
atau hal lain tidak dimasukkan dalam batang tubuh makalah. Bagian lampiran juga
diberi nomor halaman.
- Laporan Penelitian[3]
Laporan penelitian adalah adalah karya tulis yang berisi
paparan tentang proses dan hasil-hasil penelitian yang diperoleh dari kegiatan
ilmiah. Karena sifatnya kegiatan ilmiah, maka dapat dilakukan oleh siapapun
sepanjang memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan. Khusus jika yang melakukan adalah mahasiswa pada jenjang
sarjana laporannya dapat dikategorikan sebagai skrispi (S-1), tesis untuk
pascasarjana, dan disertasi untuk
doktor. Bentuk penelitian yang dilakukan
dapat berupa hasil penelitian kuntitatif,
kualitatif, kajian pustaka, atau hasil kerja pengembangan. Isi dan sistematika laporan hasil penelitian
kuantintatif untuk sebuah skripsi
terdiri dari bagian awal, bagian inti, dan bagian akhir. Bagian awal terdiri dari halaman sampul, lembar logo, halaman judul, lembar
persetujuan, abstrak, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar, daftar
lampiran, daftar lainnya. Bagian inti terdiri dari Pendahuluan, Kajian
Pustaka/Landasan Teori. Metodologi Penelitian, Hasil Penelitian dan Analisis, Penutup.
Sedangkan bagian akhir terdiri dari daftar rujukan, lampiran-lampiran dan
riwayat hidup.
Selengkapnya isi dan
sistematika masing-masing bagian skripsi dijelaskan sebagai berikut:
Isi Bagian Awal
1. Halaman Sampul
Halaman sampul berisi : Judul, kata skripsi
secara lengkap disertai dengan identitas peneliti dan almamaternya. (Nama, NPM, Jurusan, Fakultas, logo dan
lambang perguruan tinggi, tahun lulus ujian). Semuanya ditulis dalam
huruf capital dengan susunan secara simetris.
2. Halaman Logo
Hanya berisi lambang IKIP Budi Utomo
Malang dengan ukuran menyesuaikan.
3. Halaman Judul
Formatnya sama dengan halaman sampul,
hanya ditambahkan teks: Skripsi Diajukan
Kepada Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Budi Utomo Untuk Memenuhi Salah
Satu Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana Pendidikan Matematika
4.Lembar Persetujuan
Ada dua lembar yaitu
lembar pertama memuat persetujuan
para pembimbing . Hal yang dicantumkan adalah (1) Skripsi oleh ….. ini telah
disetujuai untuk diujikan (2) Nama Pembimbing lengkap dengan Nomor Induk
Pegawai (jika ada)
Lembar kedua
berisi pengesahan skripsi oleh para pembimbing/penguji dan ketua jurusan atau
dekan
5.Abstrak
Kata Abstrak ditulis ditengah halaman.
Dituliskann judul skripsi di bawah abstrak disertai dengan nama dosen pembimbing dengan gelar akademiknya. Dalam abstrak
dicantumkan kata kunci yang ditempatkan
dibawah nama dosen pembimbing . Jumlah
kata kunci 3-5 kata. Kata kunci diperlukan untuk komputerisasi system informasi
ilmiah. Dengan kata kunci dapat menemukan judul skripsi.
Abstrak memuat intisari skripsi secara pada dan
singkat yang mencakup latar belakang , masalah yang diteliti, metode yang
digunakan, hasil-hasil yang diperoleh, kesimpulan akhir, dan (kalau ada) saran
yang diajukan.
Teks dalam
abstrak dibuat spasi tunggal dengan panjang kalimat tidak melebihi 2 halaman
kertas kuarto.
6.Kata Pengantar
Mencantumkan ucapan terima kasih penulis yang ditujukan kepada
orang-orang, lembaga, organisasi atau pihak lain yang telah banyak membantu
penyelesaian skripsi. Panjang tidak melebihi 2 halaman quarto. Pada bagian
akhir kata pengantar (pojok kanan bawah) dicantumkan kata penulis tanpa
menyebut nama penulisnya.
7.Daftar Isi
Memuat Judul Bab, subbab, dan anak subbab disertai dengan nomor halaman
pemuatannya di dalam teks. Semua judul bab diketik huruf capital, sedangkan
bagian subbab dan anak subbab hanya ditulis dengan huruf capital pada bagian
awalnya saja.
8.Daftar Tabel
Memuat nomor tabel, judul tabel serta nomor pemuatan tabelnya. Judul
tabel yang lebih dari satu baris ditulis dalam spasi tunggal. Antar judul tabel diberi jarak 2
spasi.
9. Daftar Gambar
Memuat
nomor gambar, judul gambar, serta nomor pemuatan gambaran, dalam teks. Judul
gambar lebih dari satu baris ditulis dalam spasi tunggal. Antar judul
gambar berjarak 2 spasi.
10.
Daftar
Lampiran
Memuat
nomor lampiran, judul lampiran, serta nomor pemuatan lampiran dalam teks. Judul
lampiran lebih dari satu baris ditulis dalam spasi tunggal. Antar judul
lampiran berjarak 2 spasi.
11.
Daftar
Lainnya
Jika dalam suatu skripsi banyak digunakan tanda-tanda lain yang mempunyai
makna esensial (misalnya singkatan atau lambang) terutama dalam matematika,
teknik atau bahasa maka perlu ada daftar khusus mengenai lambang-lambang atau
tanda-tanda tersebut.
Isi Bagian Inti
Bab I Pendahuluan
1.1
Latar Belakang
Masalah
Latar belakang masalah mengemukakan
kesenjangan antara harapan dan kenyataan, baik kesenjangan teoritik maupun
praktis yang melatarbelakangi masalah yang diteliti. Dalam latar belakang
masalah dipaparkan secara ringkas tentang teori, hasil penelitian, kesimpulan
sebuah seminar atau pengalaman pribadi yang berkaitan erat dengan masalah yang
diteliti. Dengan demikian, masalah yang diteliti mendapat landasan berpijak
yang lebih kokoh.
1.2
Rumusan
Masalah
Adalah suatu pertanyaan yang akan dijawab
dalam sebuah penelitian. Oleh karena itu hendaknya disusun secara singkat. Rumusan masalah yang baik akan menampakkan
variable-variabel yang diteliti, jenis atau sifat hubungan antara variable
tersebut, dan subjek penelitian. Selain itu rumusan masalah hendaknya dapat
diuji secara empiris atau dengan kata lain memungkinkan dikumpulkannya data
untuk menjawab pertanyaan yang diajukan.
Contoh:
·
Adakah
perbedaan prestasi belajar matematika dalam menyelesaikan soal cerita antara Proses Belajar Mengajar (PBM)
yang menggunakan metode X dan Y pada siswa kelas V SD
Alengkapura-Malang
·
Adakah
hubungan antara prestasi belajar matematika dengan fisika pada siswa kelas VII SMP Negeri Balaidesa-Malang
1.3
Tujuan
Penelitian
Tujuan penelitian mengungkapkan sasaran yang ingin dicapai dalam
penelitian. Isi dan rumusan tujuan
penelitian mengacu pada isi dan rumusan masalah penelitian. Perbedaannya
terletak pada cara merumuskannya. Masalah penelitian dirumuskan dengan
menggunakan kalimat Tanya, sedangkan tujuan penelitian dinyatakan dalam bentuk
pernyataan.
Contoh:
·
Untuk
mengetahui ada tidaknya perbedaan prestasi belajar matematika dalam
menyelesaikan soal cerita antara yang
PBM menggunakan metode X dan Y pada
siswa kelas V SD Alengkapura-Malang
·
Untuk
mengetahui ada tidaknya hubungan antara prestasi belajar matematika dengan
fisika pada siswa kelas VII SMP
Negeri Balaidesa-Malang
1.4
Hipotesis
Penelitian (Fakultatif)
Hipotesis dalam sebuah penelitian tidak harus selalu ada, sehingga tidak
semua penelitian kuantitatif memerlukan hipotesis penelitian. Penelitian
kuantitatif yang bersifat eksploratif dan deskrftif tidak membutuhkan
hipotesis.
Secara procedural hipotesis diajukan setelah peneliti melakukan kajian
pustaka, karena hipotesis adalah rangkuman dari kesimpulan-kesimpulan yang
diperoleh dari kajian pustaka. Hipotesis merupakan jawaban terhadap masalah
penelitian yang dianggap paling mungkin dan paling tinggi tingkat kebenarannya.
Rumusan hipotesis hendaknya bersifat definitive atau directional, artinya
dalam rumusan hipotesis tidak hanya disebutkan adanya hubungan perbedaan antar
varuabel , melainkan telah ditunjukkan sifat hubungan atau keadaan perbedaan
tersebut.
Contoh :
·
Ada perbedaan
prestasi belajar matematika dalam menyelesaikan soal cerita antara Proses Belajar Mengajar (PBM)
yang menggunakan metode X dan Y pada siswa kelas V SD
Alengkapura-Malang
·
Ada hubungan antara prestasi belajar matematika
dengan fisika pada siswa kelas VII
SMP Negeri Balaidesa-Malang
·
Prestasi
belajar matematika siswa kelas X SMU Negeri Padalarang yang pekerjaan rumah dikoreksi bersama lebih
tinggi dibandingkan dengan pekerjaan rumah tidak dikoreksi.
Perlu diingat
bahwa hipotesis yang baik hendaknya:
1.
Menyatakan hubungan (pertautan) antara dua variable
atau lebih
2.
Dapat diuji secara empiris
3.
Dirumuskan dalam pernyataan yang singkat, padat, dan
jelas.
1.5
Kegunanaan
Penelitian
Pada bagian ini ditunjukkan kegunaan atau pentingnya sebuah penelitian
terutama bagi pengembangan ilmu pengetahuan atau pelaksanaan pembangunan dalam arti
yang luas. Dengan kata lain dalam
subbab ini berisi alas an kelayakan atas`masalah yang diteliti. Dari uraian
tersebut diharapkan dapat disimpulkan bahwa penelitian terhadap masalah yang
dipilih memang layak untuk dilakukan.
1.6
Asumsi
(Fakultatif)
Asumsi penelitian adalah anggapan-anggapan dasar tentang suatu hal yang
dijadikan pejakan berpikir dan bertindak dalam melaksanakan penelitian.
Misalnya peneliti mengajukan asumsi bahwa sikap murid dapat diukur dengan
menggunakan skala sikap, sehingga dalam penelitian peneliti tidak perlu
membuktikan kebenaran hal yang diasumsikan tersebut. Oleh karena itu peneliti
dapat langsung memanfaatkan hasil pengukuran sikap yang diperolehnya.
Asumsi dapat bersifat substantive atau metodologis. Asumsi substantive
berhubungan dengan masalah penelitian, sedangkan asumsi metodologis berkaitan
dengan metodologi penelitian.
Yang perlu diperhatikan peneliti adalah, dalam suatu penelitian asumsi
adalah sesuatu yang tidak harus ada (fakultatif).
1.7
Ruang
Lingkup dan Keterbatasan Penelitian
Yang dikemukakan dalam subbab
ruang lingkup penelitian adalah variable-variabel yang diteliti, populasi atau
subjek penelitian, dan lokasi penelitian. Juga dapat dipaparkan penjabaran variable menjadi subvariabel beserta
indikator-indikatornya.
Keterbatasan penelitian tidak harus selalu ada, namun demikian keterbatasan seringkali diperlukan agar para
pembaca dapat menyikapi temuan penelitian sesuai dengan kondisi yang ada.
Keterbatasan penelitian menunjuk kepada suatu keadaan yang tidak bisa dihindari
dalam penelitian. Keterbatasan yang sering dihadapi menyangkut pada dua hal. Pertama, keterbatasan ruang lingkup
kajian yang terpaksa dilakukan karena alasan-alasan procedural, teknik
penelitian, ataupun karena factor logistic. Kedua, keterbatasan penelitian
berupa kendala yang bersumber dari adapt, tradisi, etika, dan kepercayaan yang
tidak memungkinkan bagi peneliti untuk mencari data yang diinginkan.
1.8
Definisi
Istilah (Fakultatif)
Definisi istilah diperlukan
apabila diperkirakan akan timbul perbedaan pengertian atau kekurangjelasan
makna seandainya penegasan istilah tidak diberikan. Istilah yang ditegaskan
adalah yang berhubungan dengan konsep pokok dalam penelitian. Kriteria bahwa
suatu istilah jika istilah tersebut terkait erat dengan masalah yang
diteliti atau variable penelitian.
Penegasan istilah disampaikan secara langsung
dan tidak diuraikan asal-usulnya. Penegasan istilah lebih
dititikberatkan pada pengertian yang diberikan oelh peneliti.
Penegasan istilah dapat berbentuk
definisi operasional variable yang akan diteliti, definisi operasional adalah
definisi yang didasarkan atas sifat-sifat hal yang dapat diamati. Secara tidak
langsung definisi operasional akan menunjuk alat pengambil data yang cocok
digunakan. Contoh definisi operasional dari variable
“prestasi aritmatika” adalah kompetensi dalam bidang aritmatika yang meliputi
menambah, mengurangi, mengalikan, membagi, dan menggunkan decimal.
Penyusunan definisi operasional perlu dilakukan karena dengan teramatinya
konsep atau konstruk yang diselidiki akan memudahkan pengukurannya. Selain itu
penyusunan definisi operasional memungkinkan orang lain melakukan hal yang
serupa sehingga apa yang akan dilakukan oleh peneliti terbuka untuk diuji
kembali oleh orang lain.
Bab II Kajian Pustaka
Penelitian sebagai kegiatan ilmiah, didalamnya memerlukan dugaan atau
jawaban sementara sebagai dasar argumentasi dalam mengkaji persoalan. Dengan
cara demikian akan diperoleh jawaban yang diandalkan. Sebelum mengajukan
hipotesis, peneliti wajib mengkaji teori-teori
atau hasil penelitian sebelumnya yang relevan dengan masalah yang akan
diteliti. Dalam mengkaji suatu teori,
tidak hanya teori yang relevan saja lebih-lebih teori yang bertentantan juga
diperlukan sebagai kerangka berpikir peneliti.
Kajian pustaka memuat dua hal
pokok. Pertama, deskripsi teoritis
tentang objek (variable) yang diteliti dan kesimpulan tentang kajian yang
antara lain berupa argumentasi atas hipotesis yang diajukan dalam bab yang
mendahuluinya. Untuk dapat memberikan deskripsi teoritis terhadap variable yang
diteliti, maka diperlukan adanya kajian teori yang mendalam. Kedua, argumentasi atas hipotesis yang
diajukan menuntut peneliti untuk mengintegrasikan teori yang dipilih sebagai
landasan penelitian dengan hasil kajian mengenai temuan penelitian yang
relevan. Pembahasan terhadap hasil penelitian tidak dilakukan secara terpisah
dalam subbab tersendiri.
Prinsip bahan pustaka yang
dikaji didasarkan pada dua criteria, yaitu:
§
Prinsip kemutakhiran (kecuali untuk penelitian histories),
prinsip kemutakhiran pnting karena ilmu pengetahuan terus berkembang dengan
cepat. Sebuah teori yang efektif pada suatu periode mungkin sudah ditinggalkan
pada periode berikutnya. Dengan prinsip kemutakhiran, peneliti dapat
berargumentasi berdasarkan pada teori-teori yang pada waktu itu dipandang
paling representative. Hal yang serupa juga berlaku terhadap telaah
laporan-laporan penelitian.
§
Prinsip relevansi, hal ini
diperlukan untuk menghasilkan kajian pustakayang erat kaitannya dengan masalah
yang diteliti.
Bab III Metodologi
Penelitian
Pokok-pokok pikiran yang
terdapat dalam metodologi penelitian adalah Rancangan Penelitian, Populasi dan
Sample, Instrumen Penelitian, Teknik
Pengumpulan Data, dan Teknik Analisis Data.
3.1
Rancangan Penelitian
Penjelasan mengenai rancangan
atau desain penelitian yang digunakan perlu diberikan untuk setiap jenis
penelitian, terutama penelitian eksperimental. Rancangan penelitian
diartikan sebagai strategi untuk mengatur latar penelitian agar peneliti
memperoleh data yang valid sesuai dengan karakteristik variable dan tujuan
penelitian. Dalam penelitian eksperimental rancangan penelitian yang dipilih
adalah yang paling memungkinkan peneliti untuk mengendalikan variable-variabel
lain yang diduga ikut berpengaruh terhadap variable terikat. Pemilihan
rancangan penelitian dalam penelitian eksperimen selalu mengacu pada hipotesis
yang akan diuji.
Pada penelitian noneksperimental, bahasan dalam subbab rancangan
penelitian berisi penjelasan tentang jenis penilitian yang dilakukan ditinjau
dari tujuan dan sifatnya, apakah penelitian ekploratoris, deskriptif,
eksplanatoris, survai, atau yang lain. Disamping itu dalam bagian ini
dijelaskan pula variable-variabel yang dilibatkan dalam penelitian serta sifat
hubungan antara variable-variabel tersebut.
3.2 Populasi Penelitian
Istilah populasi dan sample tepat digunakan jika penelitian yang
dilakukan menggunakan sample sebagai subjek penelitian. Akan tetapi jika
sasarannya adalah seluruh anggota populasi, akan lebih cocok digunakan istilah
subjek penelitian.
Penjelasan yang akurat tentang karakteristika populasi penelitian perlu
diberikan, agar banyaknya sample dan cara pengambilannya dapat ditentukan
secara tepat. Tujuannya agar sample yang
dipilih benar-benar representative atau dapat mencerminkan keadaan populasinya
secara cermat. Sifat Kerepresentatifan sample merupakan criteria penting dalam
pemilihan sample dalam kaitannya dengan maksud menggeneralisasikan hasil-hasil
penelitian terhadap sample ke populasinya, maka semakin besarlah kemungkinan
kekeliruan dalam pengambilan kesimpulan.
Jadi hal-hal yang dibahas dalam subbab populasi dan sample adalah: (a)
indentifikasi dan batasan-batasan tentang populasi atau subjek penelitian, (b)
prosedur dan teknik pengambilan sample, serta (c) banyaknya sample.
3.3 Instrumen Penelitian
Pada bagian ini
dikemukakan instrument yang digunakan untuk mengukur variable yang diteliti.
Setelah itu baru dipaparkan prosedur pengembangan instrument pengumpul data
atau alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian. Dengan cara ini akan
terlihat apakah instrument yang digunakan sesuai dengan variable yang diukur,
paling tidak ditinjau dari segi isinya. Sebuah instrument yang baik juga harus
memenuhi persyaratan realibilitas. Apabila alat ukur tidak dibuat sendiri oleh
peneliti, tetap ada kewajiban melaporkan tingkat validitas dan realibilitas
tentang instrument yang digunakan.
Hal lain yang perlu diungkapkan dalam instrument penelitian adalah cara
pemberian skor atau kode masing-masing butir pertanyaan. Untuk alat dan bahan
harus disebutkan secara cermat spesifikasi teknis dari alat yang digunakan dan
karakteristik bahan yang digunakan. Khusus dalam bidang eksakta istilah
instrument penelitian kadangkala dipandang kurang tepat karena belum mencakup
keseluruhan hal yang digunakan dalam penelitian. Oleh karenanya subbab ini dapat diganti dengan
Alat dan Bahan.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Bagian ini menguraikan (a) langkah-langkah yang ditempuh dan Teknik yang
digunakan untuk mengumpulkan data, (b) Kualifikasi dan jumlah petugas yang
terlibat dalam proses pengumpulan data, serta (c) jadual waktu pelaksanaan
pengumpulan data.
Jika peneliti menggunakan orang lain sebagai pengumpul data, perlu
dijelaskan cara pemilihan serta upaya mempersiapkan mereka untuk menjalankan
tugas. Proses mendapatkan ijin penelitian, menemui pejabat berwenang, dan hal
lain yang sejenis tidak perlu dilaporkan. Walaupun hal ini adalah sesuatu yang
tidak dapat dilewatkan dalam proses pelaksanaan penelitian.
3.5 Teknik Analisis Data
Subbab analisis data memuat tentang
jenis analisis statistic yang digunakan. Dilihat dari metode yang digunakan,
maka terdapat dua jenis statistic yang dapat diterapkan, yaitu statistik
deskriptif dan statistic induktif (inferensial). Jika statistic induktif maka
terdapat statistic parametric dan non-parametrik.
Pemilihan jenis analisis data sangat ditentukan oleh jenis data yang
dikumpulkan dengan tetap berorientasi pada tujuan yang hendak dicapai, atau
hipotesis yang hendak diuji. Oleh karena itu, yang lebih penting untuk diperhatikan
dalam analisis data adalah ketepatan teknik analisisnya, bukan kecanggihannya.
Beberapa teknik analisis statistic parametric memang lebih canggih dan
karenanya mampu memberikan informasi yang lebih
akurat jika dibandingkan dengan teknik analisis sejenis dalam statistic
non parametric. Penerapan statistic parametric secara tepat harus memenuhi
beberapa persyaratan, sedangkan penerapan statistic non parametric tidak
menuntut persyaratan tertentu.
Disamping penjelasan tentang jenis atau teknik analasis data yang
digunakan perlu juga dijelaskan alasan pemilihannya, apabila teknik analisis
data yang dipilih sudah cukup dikenal,
maka pembahasannya tidak perlu dilakukan secara panjang lebar. Sebaliknya jika
teknik analisis data yang digunakan tidak sering digunakan (kurang popular)
maka uraian tentang analisis perlu dijabarkan secara rinci.
Bab IV Hasil Penelitian dan Analisis
Pada umumnya penelitian yang
bertujuan menguji suatu hipotesis, laporan mengenai hasil penelitian dapat
dikelompokkan menjadi dua bagian penting. Pertama, berisi uraian tentang
karakteristik masing-masing variable. Kedua, memuat uraian tentang hasil
pengujian hipotesis.
Bab hasil penelitian memuat
subbab (a) Paparan data, (b) Analisis Data, (c) Pengujian hipotetsis, dan (d)
pembahsan jika diperlukan.
4.1 Paparan Data (Deskripsi Data)
Subbab ini memuat beberapa,
utamanya yang berkaitan dengan temuan dan data yang didapat selama penelitian.
Misalnya nilai siswa, hasil angket dalam bentuk skore atau data-data yang
sifatnya kualitatif.
Dalam banyak penelitian, hasil
yang sudah disajikan secara statistic atau grafik tidak dengan sendirinya
bersifat komunikatif. Penjelasan terhadap hal tersebut masih diperlukan. Namun,
bahasan pada tahap ini perlu dibatasi
pada hal-hal yang bersifat factual,
tidak mencakup pendapat pribadi (interpretasi) peneliti. Hal-hal yang berkaitan
dengan rumus-rumus dan perhitungan yang digunakan untuk menghasilkan
temuan-temuan tersebut diletakkan dalam lampiran yang ada.
4.2 Analisis Data
Berisi hal-hal yang berkaitan dengan rumus-rumus
dan perhitungan yang sesuai dengan statistic yang digunakan. Dalam hal ini dapat berupa statistic
parametric, non-parametrik, atau statistic deskriptif.
4.3 Pengujian Hipotesis
Berisi paparan tentang hasil pengujian
hipotesis yang pada dasarnya tidak berbeda dengan penyajian umum temuan
penelitian untuk masing-masing variable. Hipotesis penelitian dapat dikemukakan sekali lagi dalam subbab ini,
termasuk dalam penyajian secara berpasangan antara hipotesis nol dan hipotesis
alternatifnya.
Masing-masing hipotesis diikuti cara
pengujiannya serta penjelasan atas`hasil pengujian secara ringkas dan padat.
Penjelasan terhadap hasil pengujian hipotesis ini terbatas`pada interpretasi
atas angka statistic yang diperoleh dari perhitungan statistic.
4.4 Pembahasan
Subbab
ini mempunyai arti penting bagi keseluruhan kegiatan penelitian. Tujuan
pembahasan adalah (1) menjawab masalah penelitian, atau menunjukkan bagaimana
tujuan penelitian dicapai (2) menafsirkan temuan-temuan penelitian (3)
mengintegrasikan temuan penelitian kedalam kumpulan pengetahuan yang telah
mapan (4) memodifikasi teori yang ada atau menyusun teori baru, dan (5)
menjelaskan implikasi lain dari hasil penelitian, termasuk keterbatasan
temuan-temuan penelitian.
Dalam
upaya menjawab masalah penelitian atau tujuan penelitian, harus disimpulkan
secara eksplisit hasil-hasil yang diperoleh. Sementara itu, penafsiran terhadap
temuan penelitian dilakukan dengan menggunakan logika dan teori-teori yang ada.
Pembahasan
hasil penelitian menjadi lebih penting, jika hipotesis penelitian yang diajukan
ditolak. Sebuah hipotesis ditolak, dibebabkan oleh banyak factor. Pertama, factor non-metodologis misalnya
adanya intervensi variable lain sehingga menghasilkan kesimpulan yang berbeda
dengan hipotesis yang diajukan. Kedua,
karena kesalahan metodologis misalnya instrument yang digunakan tidak sachih
atau kurang reliable. Selanjutnya dalam pembahasan perlu diuraikan lebih lanjut
mengenai letak ketidaksempurnaan instrument yang digunakan. Penjelasan tentang
kekurangan atau kesalahan yang ada akan menjadi salah satu pijakan untuk
menyarankan perbaikan bagi penelitian sejenis diwaktu-waktu yang akan datang.
Pembahasan
hasil penelitian juga bertujuan untuk menjelaskan perihal modifikasi teori atau
menyusun teori baru. Hal ini penting jika penelitian yang dilakukan bermaksud
menelaah teori. Jika teori yang dikaji ditolak sebagian hendaknya dijelaskan
bagaimana modifikasinya, dan penolakan terhadap seluruh teori haruslah disertai
dengan rumusan teori yang baru.
Bab V Penutup
Bab penutup memuat beberapa hal penting yang
berkaitan dengan kesimpulan dan saran-saran penting dalam sebuah penelitian.
5.1 Kesimpulan
Isi
kesimpulan harus terkait langsung dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian.
Dengan kata lain, kesimpulan terikat secara substantive terhadap temuan-temuan
penelitian yang mengacu pada tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Kesimpulan juga dapat ditarik dari hasil pembahasan, namun yang benar-benar
relevan dan mampu memperkaya temuan penelitian yang diperoleh.
Kesimpulan
penelitian merangkum semua hasil penelitian yang telah diuraikan secara lengkap
pada Bab IV. Tata urutannyapun hendaknya sama dengan yang ada dalam bab
tersebut. Dengan demikian, konsistensi dan tata urutan rumusan masalah, tujuan
penelitian, hasil yang diperoleh, dan kesimpulan tetap terpelihara.
5.2 Saran-saran
Saran
yang diajukan hendaknya selalu bersumber pada temuan penelitian, pembahasan,
dan kesimpulan hasil penelitian. Saran hendaknya tidak keluar dari batas-batas
lingkup dan implikasi penelitian.
Saran yang baik dapat dilihat dari rumusannya yang
bersifat rinci dan operasional. Artinya, jika orang lain hendak melaksanakan
saran tersebut ia tidak mengalami kesulitan dalam menafsirkan atau melaksanakannya. Saran dapat ditujukan kepada sebuah intitusi
perguruan tinggi, pemerintah atau swasta,
atau pihak lain yang dianggap layak.
Isi Bagian Akhir
Hal-hal penting yang
tersarikan dalam bagian akhir sebuah karya ilmiah yang berupa skrispi adalah
(a) Daftar Rujukan, (b) Lampiran-lampiran, (c) Daftar riwayat hidup.
Daftar Rujukan
Istilah lain untuk daftar
rujukan adalah daftar pustaka. Dalam daftar rujukan bahan pustaka yang
dimasukkan harus sudah dimasukkan dalam teks sebelumnya. Artinya, bahan pustaka yang dipakai sebagai
bahan bacaan akan tetapi tidak dirujuk dalam teks tidak perlu dimasukkan dalam
daftar pustaka. Sebaliknya untuk semua
bahan pustaka yang telah disebutkan dalam teks, harus tercantum dalam daftar
pustaka.
Istilah daftar pustaka digunakan
untuk menyebut daftar yang berisi bahan-bahan pustaka yang telah dirujuk oleh
penulis. Penulisannya spasi tunggal, sedangkan jarak antar rujukan spasi ganda.
Sumber
rujukan dapat berupa buku, buku yang berisi kumpulan artikel (ada editornya),
artikel dalam buku kumpulan artikel (ada
editornya), jurnal, jurnal dari CD-ROM, majalah atau koran, koran tanpa
penulis, karya terjemahan, dokumen resmi pemerintah, skripsi, tesis, disertasi,
makalah dalam seminar atau sejenisnya, internet berupa karya individual atau
artikel/jurnal atau bahan diskusi atau E-mail pribadi.
Contoh:
Dekker, Nyoman. 1992. Pengembangan
Sumber Belajar yang Berwawasan Lingkungan
Alam Sekitar. Malang: PT. Kalang Kabut.
Kumaidi. 2007. Pengukuran Hasil Belajar Berbasis Kompetensi Akademik dan Kognitif. Jurnal PARADIGMA, (Online) Nomor 4 tahun XII (http://www.malangraya.ac.id, diakses tanggal 4 maret 2007).
Naga, Dali S. (ikip-jkt@indo.net.id) 1 Maret 1997. Artikel untuk Jurnal Paradigma. E-mail kepada Dwi Purnomo(d2wiikipbu@mlg.or.id).
Jawa Pos. 1999, 1 Januari. Konsep yang Perlu Dikembangkan dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Halaman 12.
Strunk, W., Jr. and White, E.B. 1990. The Elements of Style (3rd ed.) New York: Macmillan and Publishing Co.
Purnomo, Dwi. 2004. Keunggulan Problem Posing sebagai Pendekatan dalam
Membelajarkan Soal Cerita pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar. Jurnal PARADIGMA. Volume IV No. 11
Juni-Desember. Hal. 23-31.
Suryawidagsa. 1999, 4 April. Mengapa
Matematika Penting. Jawa Pos. Hal. 11.
Karimi, M. 1987. Tatapraja Kepedulian Sebuah Analogi Kebudayaan Bangsa-bangsa Modern.
Makalah disampaikan dalam Seminar Kolegial. Malang: IKIP Budi Utomo Malang, 1 Desember.
Lampiran-lampiran
Lampiran hendaknya berisi keterangan-keterangan yang dipandang penting
untuk sebuah karya ilmiah, misalnya instrument penelitian, data mentah, hasil
penelitian, rumus-rumus statistika yang diperlukan, hasil perhitungan
statistic, surat ijin dan bukti telah melaksanakan penelitian, dan lampiran
lain yang dianggap perlu. Untuk mempermudah pemanfaatnya, setiap lampiran harus
diberi nomor urut lampiran dengan menggunakan angka Arab.
Riwayat Hidup
Riwayat hidup yang dicantumkan hendaknya secara naratif dan menggunakan
sudut pandang orang ketiga (bukan menggunakan kata saya atau kami). Hal-hal
penting yang perlu dicantumkan dalam riwayat hidup adalah nama lengkap penulis,
tempat tanggal lahir, riwayat pendidikan, pengalaman berorganisasi, dan
informasi tentang prestasi yang pernah diraih selama belajar terutama di
perguruan tinggi maupun pada waktu dipendidikan dasar dan menengah. Bagi yang
sudah berkeluarga dapat mencantumkan nama suami/istri dan putrid-putrinya.
C. Daftar Bacaan
Purnomo, Dwi. 1999. Penguasaan
Konsep Geometri pada Siswa Kelas II SLTP Berdasarkan Teori Perkembangan
Berpikir van Hiele. Tesis tidak
diterbitkan. Malang: Program Pascasarja IKIP Malang.
____________. 2003. Pembelajaran
Berdasarkan Masalah. Makalah disajikan dalam Seminar Kolegial IKIP Budi
Utomo Malang.
____________. 2006. Belajar
Kooperatif. Jurnal PARADIGMA.
Volume VII No 12 Januari-Juni
2006.
____________, 2008. Pedoman Penulisan Skripsi di IKIP Budi Utomo
Malang, Malang: IKIP Budi Utomo Malang.
Saukah, Ali, dkk. 2003. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, edisi V.
Malang : Universitas Negeri Malang.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Dari pembahasan yang telah dipaparkan pada BAB II,
maka dapat disimpulkan bahwa, karya ilmiah adalah karya tulis yang disusun oleh
seorang penulis berdasarkan hasil-hasil penelitian ilmiah yang telah
dilakukannya atau dengan . Karya ilmiah juga biasa disebut karangan ilmiah yang
disajikan secara fakta dan ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan
benar. Dalam penulisan karya ilmiah banyak aspek yang mesti diketahui oleh
calon pembuat karya ilmiah karena itu sangat berperan dengan hasil karya ilmiah
yang akan dibuat, misalnya, calon penulis karya ilmiah paling tidak harus mengetahui
etika dan kode etik dalam penulisan karya ilmiah, tehnik penyusunan karya
ilmiah yang baik dan benar dan sikap-sikap dalam menulis karya ilmiah serta
harus menjalani dan menerima berbagai kendala dan masalah dalam proses
penulisan karya ilmiah, karena itu merupakan suatu pemebelajaran ketika akan
membuat karya ilmiah yang kedua ketiga dan selanjutnya. Karya ilmiah mempunyai
beberapa jenis seperti, makalah, kertas kerja, skripsi, tesis, disertasi,
artikel, esai, opini, dan fiksi. Adapun tujuan dari penulisan karya ilmiah,
antara lain untuk menyampaikan gagasan, memenuhi tugas dalam studi, untuk
mendiskusikan gagasan dalam suatu pertemuan, mengikuti perlombaan, serta untuk
menyebarluaskan ilmu pengetahuan/hasil penelitian. Karya ilmiah dapat berfungsi
sebagai rujukan, untuk meningkatkan wawasan, serta menyebarluaskan ilmu
pengetahuan. Bagi penulis, menulis karya ilmiah bermanfaat untuk meningkatkan
keterampilan membaca dan menulis, berlatih mengintegrasikan berbagai gagasan
dan menyajikannya secara sistematis, memperluas wawasan, serta memberi kepuasan
intelektual, di samping menyumbang terhadap perluasan cakrawala ilmu
pengetahuan.
Disemua uraian penutup yang dimuat dalam makalah ini,
terdapat beberapa hal yang yang seksama dan pemikiran yang matang dan runtut
perlu diperhatikan. Kedua, dalam menyampaikan pemikirannya, penulis tidak
mungkin mengabaikan perkembangan yang terjadi di sekitarnya, khususnya yang
terjadi dalam bidang keilmuannya sendiri. Ketiga, sarana utama dalam menyusun
dan menyampaikan pemikiran adalah bahasa. Bahasa sebuah sistem komunikasi
memiliki aturan-aturan sendiri sekalipun sistem itu terus berkembang. Terakhir
adalah masalah tanggung jawab, sekalipun kata ini tidak banyak muncul dalam
buku ini, tulisan-tulisan yang ada mengajak pembaca untuk menyadari bahwa
seorang penulis mempunyai berbagai tanggung jawab. Dalam menulis kerangka
tulisan ilmiah yang perlu diperhatikan adalah bagian-bagian dalam tulisan
ilmiah, terutama dalam jurnal ilmiah antara lain, judul tulisan, nama dan
alamat penulis, abstrak, pengantar, permasalahan penelitian, bahan dan cara
penelitian, hasil, pembahasan, kesimpulan, dan daftar pustaka.
B. SARAN
Dalam penulisan makalah ini masih terdapat beberapa
kekurangan dan kesalahan, baik dari segi penulisan maupun dari segi penyusunan
kalimatnya dan dari segi isi juga masih perlu ditambahkan. Oleh karena itu,
kami sangat mengharapkan kepada para pembaca makalah ini agar dapat memberikan
kritikan dan masukan yang bersifat membangun.
DAFTAR PUSTAKA
Iskandar.
2009. Penelitian Tindakan Kelas. Ciputat: Gaung Persada (GP) Press.
Wahidmurni.
2008. Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Agama dan Umum Dari
Teori
Menuju Praktik Disertai Contoh Hasil Penelitian. Malang: Universitas Negeri
Malang (UM) Press.
Purnomo, Dwi. 1999. Penguasaan
Konsep Geometri pada Siswa Kelas II SLTP Berdasarkan Teori Perkembangan
Berpikir van Hiele. Tesis tidak
diterbitkan. Malang: Program Pascasarja IKIP Malang.
____________. 2003. Pembelajaran
Berdasarkan Masalah. Makalah disajikan dalam Seminar Kolegial IKIP Budi
Utomo Malang.
____________. 2006. Belajar
Kooperatif. Jurnal PARADIGMA.
Volume VII No 12 Januari-Juni
2006.
____________, 2008. Pedoman Penulisan Skripsi di IKIP Budi Utomo
Malang, Malang: IKIP Budi Utomo Malang.
Saukah, Ali, dkk. 2003. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, edisi V.
Malang : Universitas Negeri Malang.
[1]
Iskandar. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Ciputat: Gaung Persada (GP) Press.
Hal. 35-37
[2] Teori
Menuju Praktik Disertai Contoh Hasil Penelitian. Malang: Universitas Negeri
Malang (UM) Press. Hal. 77
[3]
Purnomo, Dwi. 1999. Penguasaan Konsep
Geometri pada Siswa Kelas II SLTP Berdasarkan Teori Perkembangan Berpikir van
Hiele. Tesis tidak diterbitkan.
Malang: Program Pascasarja IKIP Malang. Hal. 45-47
0 comments:
Post a Comment
Silahkan berkomentar, hindari unsur SARA.
Terima kasih