Lencana Facebook

banner image

Wednesday 4 December 2013

PERILAKU AGAMA ORANG TUA MODEL UTAMA PERILAKU AGAMA ANAK



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Pengetahuan seorang anak merupakan hasil dari tahu tentang sesuatu. Hal ini terjadi setelah seorang anak melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Pengetahuan ini sebenarnya menjadi ranah yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Pengertian sikap berbeda dengan pengetahuan. Sikap berarti cara bereaksi seorang anak secara spontan terhadap rangsangan. Sehingga konsekuensinya, sikap ini tentu tidak dapat dilihat secara sesaat, tetapi hanya ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Sedangkan menyangkut pembentukan sikap seorang anak sendiri dapat dipengaruhi oleh bakat, minat, pengetahuan, pengalaman, emosional, dan situasi lingkungan.
Batasan tindakan juga berbeda dengan pengetahuan maupun sikap. Tindakan seorang anak merupakan terwujudnya sikap menjadi suatu perbuatan nyata yang didukung oleh kondisi yang memungkinkan munculnya suatu tindakan tertentu. Salah satunya adalah fasilitas yang disediakan orang tua pada anaknya. Jadi, perilaku seorang anak dapat terwujud melalui perpaduan ketiga ranah tersebut. Selain itu dipengaruhi pula oleh latar belakang keluarga, kepercayaan, kesiapan mental, sarana dan faktor pembimbing (pencetus) dalam suatu lingkungan di mana kita tinggal.
Selain tentunya, adanya kesenjangan budaya antara orang tua dan generasi muda, juga kurangnya pendidikan, penghayatan dan pengamalan agamanya. Sebagai contoh yang banyak kita temui, orang tua memaksakan anaknya mengikuti pendidikan agama, tapi (dirinya) tidak memberi contoh yang baik dengan alasan sibuk. Hal ini menandakan belum dipahaminya peran dari ketiga ranah tersebut.
Anak sebagai makhluk susila harus dapat membedakan mana yang baik dan yang buruk; membedakan yang terpuji dan terkutuk, mana yang hak dan bathil ; iapun memiliki potensi untuk berbuat baik dan buruk Anak dengan sifat keanakannya, ia mengharapkan bantuan dan pertolongan untuk tumbuh dan berkembang.Dasar kebahagiaan hidup seorang anak dari pengalaman masa dini dalam keluarga, yaitu orang tua yang sabar, humor, memahami dan mencintai anak melalui ungkapan dan cara perlakuan orang tua sehari-hari
Pembentukan perilaku anak dalam keluarga sebagai upaya orang tua untuk keutamaan bertingkah laku yang wajib dilakukan sejak dini merupakan dasar pendidikan Pembentukan perilaku sebagai dasar pendidikan merupakan manifestasi pembentukan kepribadian anak terutama pada usia 4- 6 tahun sebagai masa peka. Masa peka merupakan masa terjadinya pematangan fungsi-fungsi fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh lingkungannya.
Orang tua yang dapat diamati anak dalam kehidupan sehari-hari. Sikap orang tua dalam memandang anak sebagai titipan yang harus ditumbuh kembangkan dan dapat dipertanggung jawabkan pada pemilikNya, merupakan dasar dalam memperlakukan anak.Sebagai orang tua tentang strategi yang dapat digunakan untuk membentuk perilaku anak, harus dapat menimbulkan limpahan penyebab bagi anak untuk percaya dan merasa aman dalam asuhan orang tua.
Anak ditumbuh kembangkan didasari agama sebagai sumber nilai yang menuntut keutamaan dan kemuliaan berperilaku..Agama yang dianut orang tua sebagai pengalaman tentang ke Tuhanan yang disertai keimanan dan peribadatan. Kata “Tuhan” sebagai sesuatu yang dirasakannya sebagai supernatural, supersensible atau kekuatan yang berada di atas manusia.Keimanan memberikan makna pada kehidupan yang berdimensi spiritual. Dimensi spiritual orang tua nampak pada komitmen sistem nilai yang amat pribadi dalam kehidupan yang sangat penting.Pemeliharaan dan peningkatan keimanan orang tua dapat diamati anak dari ibadat yang dilakukan sehari-hari.Ibadat sebagai dialog dengan Tuhan.dalam bentuk menundukkan hati, mengucapkan kalimat suci disertai pengakuan dan harapan dan ketaqwaan sambil menghayati kehadiranNya.
Karunia Tuhan berupa kenikmatan dan ujian.Kenikmatan adalah manifestasi kasih saying kepada manusia dan ujian adalah pendewasaan spiritual manusia. Manifestasi dari kesadaran beragama adalah tingkah laku sebagai orang yang beragama.Agama tidak lain adalah merupakan sumber nilai..Kita sebagai orang tua harus mengajarkan nilai kepada anak karena inilah amal yang paling nyata dan paling efektif yang dapat kita perbuat untuk kebahagiaan mereka. Sebagai orang yang beragama, orang tua perlu membentuk perilaku beragama pada generasi penerus, baik sebagai pribadi orang tua maupun pendidik.Perilaku orang tua yang didasari agama akan dapat menuntun anak menjadi mausia yang bermoral, manusia yang berbudi luhur, manusia yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, manusia yang mengamalkan segala ajaran agama.Ajaran agama memberi tuntunan hidup kepada yang diperbolehkan dan dianjurkan, serta menjauhi jalan hidup yang dilarang Perilaku baik merupakan salah satu karakteristik yang sangat fundamental dalam kehidupan. yang didasari ajaran agama merupakan dasar bagi semua pendidikan yang lain.
Oleh karena itu maka melalui pendidikan dalam keluarga orang tua perlu menghindarkan anak dari empat gejala, yaitu : berdusta, mencuri, mengupat atau mencerca juga melakukan penyimpangan dari norma-norma..Anak perlu dihindarkan dari berdusta , dalam bentuk ucapan maupun perbuatan yang tidak sesuai dengan keaadaan sebenarnya.. Anak dibiasakan harus berterus terang , berbicara atau berbuat jujur.Anak perlu dihindarkan dari kegiatan mencuri, yaitu mengambil barang milik orang lain. Oleh karena itu anak perlu dibiasakan untuk menyisihkan uang jajannya atau miliknya untuk didermakan kepada orang lain, dalam melatih anak tidak kikir. Anak dibiasakan untuk menghormati milik orang lain, misalnya tidak mengambil mainan teman, tidak membiarkan anak untuk menyimpan barang orang lain. Anak memerlukan pengawasan mengenai barang yang dimilikinya.
Orang tua sebagai sebagai pendidik pertama dalam keluarga sebagai lingkungan pertama bagi anak perlu mengajarkan nilai.nilai agama. Salah satu contoh dari nilai agama yang perlu diajarkan pada anak yang dapat diterima masyarakat adalah nilai yang menghasilkan perilaku yang berdampak positif baik bagi anak maupun masyarakat. Nilai yang dapat diajarkan pada anak adalah nilai nurani yang dapat menentukan perilaku. Nilai Nurani yang dapat diajarkan pada anak berupa : kejujuran, keberanian, cinta damai, keandalan diri dan potensi, disiplin diri dan tahu batas, kemurnian dan kesucian.
Pembentukan perilaku sejak dini yang berada pada perkembangan tahap awal ini dapat dilakukan oleh orang tua atau pembimbing yang berwibawa. Kewibawaan dalam pendidikan ialah pengakuan dan penerimaan secara suka rela terhadap pengaruh atau anjuran yang datang dari orang tua atau pembimbing tersebut. Pengakuan dan penerimaan pengaruh atau anjuran tersebut itu atas dasar keikhlasan, atas dasar kepercayaan penuh, bukan didasarkan atas rasa terpaksa,takut.Anak mengaku dan menerima kewibawaan yang ada pada pembimbing itu. Pembimbing yang dapat memberikan teladan, menjauhkan diri dari sikap dusta atau bohong. Pembentukan perilaku selain tauladan juga dapat menunjukkan nilai-nilai dan tingkah laku yang dapat diadopsi anak.. Orang tua dapat menjelaskan dan menafsirkan nilai-nilai di samping menjadi pendengar yang baik juga memberikan bimbingan melalui nasihat, ajuran, ajakan, dorongan, larangan dan bila perlu hukuman. Perilaku agama dari orang tua cerminan dari perilaku agama anak-anaknya merupakan wujud tanggungjawab yang tidak bisa dipungkiri lagi. Atas dasar itulah penulis tertarik untuk melakukan suatu penelitian dengan judul Perilaku Agama Orang Tua Model Utama Perilaku Agama Anak.

B.     Definisi Operasional
Untuk lebih mempermudah dalam pemahaman suatu kalimat maka perlu diuraikan pengertian-pengertian kata-kata tersebut sehingga tidak terjadi tumpang tindih arti atau makna. Dari judul penelitian di atas dapat diuraikan makna yang terkadung yaitu :
1.      Perilaku Agama Orang Tua
Terdiri dari tiga kata, perilaku
­       Perilaku berasal dari kata "peri" dan "laku". Peri artinya "cara berbuat" (Setiadarma : 874).   Laku artinya "perbuatan, kelakuan, cara rnenjalankan atau perbuatan" (Setiadarma : 650). Perilaku dapat diartikan "sebagai tanggapan atau reaksi individu yang terwujud dalam gerakan (sikap), tidak saja atau badan (Moeliono, 1990  : 299)
­       Agama
Agama berarti "kepercayaan kepada Tuhan dengan ajaran kebaktian yang bertalian dengan kepercayaan itu" (Jalaludin, :  9).
­       Orang Tua yang dimaksud disini adalah ayah dan ibu kandung yang mempunyai fungsi sebagai penanggung jawab pertama dan utama bagi anak. Karena anak merupakan amanat Allah atas orang tua yang harus dibina dan didik sehingga menjadi insan yang sholeh dan sholehah, dan sesuai kodratnya oarng tua merupakan pendidik pertama dan utama dalam kehidupan anak, yang bertanggung jawab atas fitrah yang dibawa anak ketika lahir..
2.      Model Utama
Terdiri dari dua suku kata model dan utama. Model dapat diambil arti yaitu : pola (contoh, acuan, ragam, ) dari sesuatu yang akan dibuat atau dihasilkan (Poerwadarminta : 56). Utama adalah terpenting, terbaik ; nomor satu; amat baik; lebih baik dari yg lain-lain. Jadi model utama dapat diambil maksud contoh yang menjadi panutan terbaik.
3.      Perilaku Agama Anak
­       Perilaku
Perilaku berasal dari kata "peri" dan "laku". Peri artinya "cara berbuat" (Setiadarma : 874).   Laku artinya "perbuatan, kelakuan, cara rnenjalankan atau perbuatan" (Setiadarma : 650). Perilaku dapat diartikan "sebagai tanggapan atau reaksi individu yang terwujud dalam gerakan (sikap), tidak saja atau badan (Moeliono : 299).
­       Agama
Agama berarti "kepercayaan kepada Tuhan dengan ajaran yang bertalian dengan kepercayaan itu" (Jalaludin, :  9).
­       Anak
"Anak berarti keturunan yang kedua" (Poerwadarminta : 35). Sedangkan masa anak yaitu: "usia 7-14 tahun, masa ini adalah masa belajar atau masa sekolah rendah" (Kartono : 27).
Jadi perilaku keagamaan anak berarti tingkah laku yang didasarkan kepercayaan kepada Tuhan dengan ajaran yang bertalian pada kepercayaan itu pada anak usia belajar.
Perilaku agama orang tua model utama perilaku agama anak dapat dikandung arti bahwa tingkah laku dari ayah dan ibu yang didasarkan pada kepercayaan kepada Tuhan sebagai panutan atau contoh terbaik dari tingkah laku kepercayaan yang didasarkan kepada Tuhan dengan ajaran yang bertalian pada kepercayaan itu pada anak.

C.    Perumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah diuraikan di atas penulis merumuskan permasalahan yang akan diteliti yaitu mengapa perilaku agama orang tua merupakan model utama perilaku agama anak ?

D.    Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui perilaku agama orang tua sebagai model utama perilaku agama anak.

E.     Manfaat Penelitian
1.      Menambah pengetahuan para orang tua dalam membina perilaku agama anak-anaknya.
2.      Sebagai acuan pengetahuan dalam pembinaan agama para orang tua.
3.      Menambah wawasan penulis dalam memperdalam pengetahuan keagamaan

F.     Telaah Pustaka
Sebelum menganalisa lebih lanjut, penulis akan menelaah karya-karya yang ada kaitannya dengan permasalahan ini, baik dari permasalahan dalam pandangan Islam maupun secara umum . Di antara buku-buku dan literatur yang ada kaitannya dengan permasalahan yang dikaji dalam penyusunan skripsi ini adalah  :
1.      Persepsi Orang Tua Membentuk Perilaku Anak Karya Monly P. Satiadarma dicetak oleh Pustaka Populer Obor Jakarta tahun 2007 mengupas tentang persepsi mendorong seseorang untuk memperoleh apa yang dipersepsikan. Jika orang tua mernpersepsikan anaknya berkembang dengan baik, maka si anak akan berkembang dengan baik pula.
2.      Mendidik Anak Secara Islami karya Jaudah Muhammad Awwad berisi tentang perkembangan psikologis anak, perkembangan emosi anak dan alternatif cara mengenalkan Islam.
3.      Pendidikan dalam Keluarga karya DR. M.I Soelaeman membahas tentang peranan keluarga dalam pendidikan, peranan keluarga dan tanggung jawab keluarga dalam pendidikan anak-anaknya.
4.      Psikologi Anak (Psikologi Perkembangan) Karya Dr. Kartini Kartono diterbitkan oleh CV Mandar Maju Bandung tahun 2007 mengupas tentang kedudukan ilmu jiwa anak dan sejarahnya, memasuki dunia anak-anak, pertumbuhan, perkembangan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, pembagian fase-fase perkembangan dan prinsip-prinsip perkembangan.
5.      Psikologi agama (memahami perilaku keagamaan dengan mengaplikasikan prinsip-prinsip psikologi) Karya Prof, Dr. H. Jalaludin diterbitkan oleh PT. Raja Grafindo Persada Jakarta tahun 2007 mengupas tentang psikologi agama sebagai disiplin ilmu, perkembangan psikologi agama, perkembangan jiwa keagamaan pada anak dan remaja, perkembangan jiwa keagamaan pada orang dewasa dan usia lanjut, agama dan kesehatan mental.
6.      Berbakti kepada Ibu Bapak, Karya Suad Muhammad Faraj mengupas tentang berbuat baik kepada orang tua adalah perkara yang agung dan mengutamakan keduanya memang merupakan hal yang seharusnya. Hubungan antara anak dan orang tua senantiasa dapat dilakukan walaupun kedua orang tua telah wafat, yaitu dengan memohonkan bagi mereka rahmat dan ampunan dari Alloh SWT, melaksanakan janji mereka, menghormati sahabat mereka dan tetap menyambung silaturahmi yang telah mereka jalin sebelum wafat.
7.      Skripsi yang membahas tentang perilaku agama juga dibuat oleh saudara Agus Riyanto dari STAIN Purwokerto, 2005 dengan judulnya adalah perilaku agama dilingkungan pedagang kaki lima. Skripsi tersebut dibuat denga metode penelitian lapangan. Skripsi saudara Wartas dari WAN Bandung, dengan judul perilaku agama dilingkungan prostitusi. Skripsi ini menggunakan metode lapangan. Pada skripsi Agus Riyanto membahas bagaimana perilaku agama para pedagang kaki lima dalam menjalankannya seperti Sholat, Puasa. Begitu pula skripsi suadara Wartas membahas tentang bagaimana para pelaku di lingkungan prostitusi dalam menjalankan perilaku agama seperti sholat dan puasa. Perbedaan kedua skripsi tersebut dengan skripsi penulis terletak pada subjek penelitian, yaitu orang tua dan anak. Dimana perilaku agama orang tua akan dijadikan model atau contoh bagi  anaknya. Skripsi penulis menggunakan metode kepustakaan atau penelitian buku-buku yang merujuk ke judul.

G.    Sistematika Penulisan
Penulisan skripsi tersusun dalam tiga bagian yaitu bagian awal, bagian utama dan bagian akhir. Pada bagian awal berisi halaman judul, halaman nota pembimbing, halaman pengesahan, halaman motto, halaman persembahan, kata pengantar dan daftar isi.
Bagian  utama dari penulisan skripsi berisi lima bab pokok yang terdiri dari :
BAB I    :  Pendahuluan, terdiri dari latar belakang masalah, definisi operasional, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,  telaah pustaka, dan sistematika penulisan skripsi.
BAB II   : Kajian Teori tentang perilaku keagamaan orang tua dan anak  terdiri dari pengertian dan hal-hal yang mempengaruhi perilaku keagamaan seseorang.
BAB III    :        Metode Penelitian
BAB IV    :        Hasil penelitian dan analisis
BAB V   : Merupakan bagian akhir dari bagian utama yang berisi penutup. Pada bab ini diuraikan kesimpulan, saran dan kata penutup.
Bagian akhir penulisan skripsi ini adalah daftar pustaka dan lampiran.