Lencana Facebook

banner image

Wednesday 4 December 2013

MAKALAH BOLA VOLLY



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Dahulu kala pada tahun 1895 permainan bola voli dinamakan mintonetle ditemukan oleh Willian C. Morgan. Beliau adalah seorang direktur YMCA di Holyoke Massachusette (Barbara dkk 2004). Permainan bola voli ini cepat menarik perhatian karena hanya membutuhkan sedikit keterampilan dasar, mudah dikuasai dalam jangka waktu latihan yang relatif singkat, dan dapat dilakukan oleh pemain dengan berbagai tingkat kebugaran.
Permainan ini dahulunya membebaskan jumlah pemain dalam satu tim. Bola yang digunakan terbuat dari karet. Kemudian pada tahun 1896 nama permainan ini diubah menjadi bola voli oleh Alfred t. Halsatead. Pada tahun 1964 bangsa Jepang memasukkan olahraga ini ke dalam arena Olimpiade, hal ini disebabkan karena bola voli mengalami pertumbuhan yang sangat cepat. Induk organisasi bola voli dunia adalah IVBF (international Voli ball Federation) dibentuk pada tahun 1948 di kota paris (Nurjeani, 1994).
Bola voli merupakan suatu olahraga yang populer di dunia dan merupakan jenis permainan yang paling banyak penggemarnya dari anak-anak sampai orang tua. Kita sering menjumpai permainan ini, mulai dari desa sampai kota-kota besar, bahkan di negara lain permainan bola voli termasuk favorit tersendiri bagi negara yang memiliki tim yang kuat.
Di negara kita bola voli sudah memasyarakat, artinya permainan ini sudah di kenal baik itu masyarakat pedesaan maupun perkotaan. Permainan bola voli tidak hanya di minati oleh kalangan laki-laki, bahkan kalangan wanitapun sudah ada. Buktinya diberbagai pertandingan baik yang nasional, daerah ataupun bersifat tidak resmi sudah membagi dua golongan untuk putra dan untuk putri.
Permainan bola voli adalah suatu cabang alahraga berbentuk memvoli bola di udara bolak-balik diatas jaring/net, dengan maksud dapat menjatuhkan bola di dalam petak lapangan lawan untuk mencari kemenangan. Memvoli dan memantulkan bola ke udara dapat mempergunakan tubuh mana saja, asalkan permainan bola voli dimainkan dua regu, yang masing-masing regu terdiri dari enam orang pemain (Muhajir, M. Ed. 2003).
Persoalan yang paling utama dalam permainan bola voli adalah bertarung dengan lawan. Dengan tujuan yang paling utama adalah memperoleh kemenang,an. Dalam permainan bola voli agar dapat memperoleh kemenangan kita harus dapat mematikan bola di petak lapangan permainan lawan sebanyak mungkin dengan batas jumlah poin yang telah ditentukan, sebaliknya dapat mempertahankan dan menghindarkan agar bola tidak mati/jatuh pada lapangan sendiri. Sehingga selama pertandingan berlangsung kedua belah pihak saling melakukan serangan untuk mematikan bola.
Untuk dapat bermain dengan maksimal, seorang pemain harus benar-benar menguasai tehnik-tehnik dalam permainan bola voli itu sendiri. Mulai dari tehnik dasar atau tehnik lanjutan sampai strategi masing-masing tim. Sehingga dengan begitu permainan akan dapat mencari cela-cela untuk dapat mematikan bola dipetak lapangan Iawan dengan cara dan strategi yang dimiliki.
Pada dasarnya banyak cara yang dapat dilakukan untuk mematikan bola. salah satu cara yang efisien adalah dengan melakukan smash. Untuk dapat melakukan smash yang efektif dan efisien, banyak faktor-faktor yang mempengaruhinya misalnya postur tubuh, mulai dari tinggi badan, panjang tungkai panjang lengan. Selain postur tubuh juga dipengaruhi oleh linggi Iompatan seorang pemain. Terlepas pada postur tubuh, sudah jelas bahwa tinggi lompatan pemain memang benar-benar mempengaruhi smash seorang pemain.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk menyusun Karya Ilmiah yang berjudul " Peranan Tinggi Lompatan 'herhadap Keaktifan Smash Dalam Permainan Bola Voli”.

B.     Rumusan Masalah
Adapun yang terjadi masalah daiam penyusunan Karya ilmiah ini adalah sejauhmana peranan tinggi lompatan terhadap keefektifan untuk melakukan smash dalam permainan bola voli.

C.    Tujuan
Penulisan Karya Ilmiah ini bertujuan untuk mempelajari. membahas dan memberikan informasi tentang peranan tinggi lompatan terhadap keefektfan smash dalam permainan bola voli.


D.    Manfaat
Adapun manfaat dan tujuan Karya llmiah ini adalah sebagai penambah wawasan pengetahuan bagi selirih mahasiswa dan masyarakat luas tentang peranan tinggi lompatan terhadap keefektfan smash dalam permainan bola voli



















BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinggi Lompatan
Dalam melakukan smash atau spike yang namanya lompatan tidak dapat dipisahkan, lompatan bersal dari kata lompat. Lompat adalah gerakan meloncat kedepan (kebawa, keatas) dengan cepat (Poerdarminta; 1983). Untuk melakukan smash yang sukses anda harus melompat keudara dan dengan tajam memukul bola melewati net, sehingga bila jatuh di daerah lawan yang dibatasi lapangan (Barbara. Dkk; 2002). Melompat merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi smash. Melompat adalah suatu tindakan atau aktivitas bergerak keatas bertumpu, baik dengan satu kaki atau dengan menggunakan dua kaki.
Melompat atau lompatan dalam permainan bola voli harus berlangsung dengan lancar dan kontinyu, tanpa terputus-putus (D. Beutelstah;2005). Artinya seorang pemain dalam melakukan lompatan harus memperhitungkan kapan saat dia melompat dan bagaimana pula sikap badan, tangan kaki selama badan di udara. Pemain juga harus memperhitungkan bagaimana saat mendarat.
Dalam permainan bola voli yang sesungguhnya tidak menutup kemungkinan tinggi lompatan antara pemain yang satu dengan pemain lainnya berbeda. Ada kalanya seorang pemain memiliki lompatan yang lebih tinggi dari pada pemain-pemain lainnya. Hal ini tentu sangat mempengaruhi smash yang akan dilakukan.
Untuk dapat memperoleh lompatan yang maksimal pemain harus berlatih dengan teratur. Hal-hal yang mendukung dalam proses latihan harus dimiliki oleh pemain. Misalnya makanan maupun minuman yang bersifat membangun harus benar-benar diperhatikan.

B.  Efektivitas Smash
Seorang pemain yang sudah menguasai teknik smash dan dapat melakukannya dengan baik, terkadang dapat dengan mudah ditahan atau dibloking oleh pihak lawan. Hal ini disebabkan karena pemain tersebut tidak dapat menentukan kapan saat dia melakukan smash dan bagaimana dia melakukannya sehingga smash yang dihasilkan kurang efektif.
Efektifitas berasal dari kata efek yang artinya akibat hasil daya pengaruh dari sesuatu (Poerwadarminta;1983) sehingga efektif artinya kesan, akibat, pengaruh yang ditimbulkan. Sedangkan efektifitas adalah keadaan yang berpengaruh, kemajuan, keberhasilan hal yang berkesan (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan 1995).
Smash adalah memukul bola ke lapangan lawan, sehingga bola bergerak melewati atas jaring net dan engakibatkan pihak lawan sulit mengembalikannya (Muhajir 2003), smash merupakan suatu teknik yang mempunyai gerakan-gerakan yang kompleks yang terdiri dari 4 tahap, yaitu:
-     Langkah awalan
-     Tolakan untuk melompat
-     Memukul bola saat melayang diudara
-     Posisi mendarat.
Smash adalah suatu gerakan memukul bola dengan keras yang arahnya menukik dan mematikan (Roji 1995). Untuk dapat melakukan smash yang efektif tentunya dilakukan latihan-latihan. Bentuk latihan dilakukan pada saat melakukan pertandingan, baik itu pada waktu latihan atau uji coba.
Karena pada saat itu pemain harus memperhatikan bentuk strategi lawan, sehingga pemain yang akan melakukan smash dapat mencari titik kelemahan. Apabila seorang pemain sudah benar-benar menguasai hal ii, maka dengan sendirinya pemain tersebut akan dapat melakukan smash dengan baik dan benar, sehingga dikatakan sebagai smash yang efektif. Smash yang efektif tentu sulit dikembalikan atau dibloking.
Dalam permainan bola voli tidak terlepas dari penyerangan. Berhasil tidaknya suatu penyerangan tergantung dari perainan bola pada si penyerang yang bersangkutan tetapi seorang penyerang baru dapat menyerang dengan efektif kalau si pemain mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
-     Kualitas pemberian bola
-     Block pihak oposisi
-     Posisi dari pemain pihak oposisi (pemain yang bertugas untuk mempertahanan regunya)
-     Kemampuan tekniknya sendiri
-     Kondisi regunya dan regu lawan
Semua aspek tersebut diatas dipertimbangkan dengan sebaik baiknya (Kusyanto, 1994).

Pola penyerangan kelompok
Yang dimaksud dengan pola penyerangan kelompok adalah fakta yang dilakukan atas kerjasama 2 orang sampai 5 orang pemain (Dinata 2004).





Keterangan gambar A.
X2, X3 dan X4 pemain posisi depan sebagai penyerang.
Keterangan gambar B
X2 siap melakukan smash normal dari posisi 2
X3 siap melakukan smash semi dari posisi 3
X4 siap melakukan smash normal dari posisi 4
X1 masuk ke daerah posisi 3 siap memberi umpan.

C. Permainan Bola Voli
Permainan berasal dari kata main yaitu perbuatan yang menyenangkan hati (Poerdarminta ;1983) karena bola voli disebut permainan, maka sudah jelas permainan bola voli merupakan olahraga bola voli bukan hanya olahraga untuk mencapai prestasi, tetapi merupakan olah raga yang menyenangkan.
Bola voli merupakan permainan beregu yang dimainkan oleh dua regu dengan jumlah pemain masing-masing regu 6 (enam) orang (Nurjaeni; 1994). Olahraga manapun yang sifatnya regu (tim) harus kompak dalam setiap pertandingan. Kekompakan didalam reu merupakan salah satu kunci dari kemenangan. Apabila suatu tim sudah kompak didalam setiap pertandingan, maka peluang kemenangan akan selalu terbuka.



















BAB III
PEMBAHASAN

A.    Peranan Tinggi Lompatan Terhadap Keefektifan Smash Dalam Permainan Bola Voli
Permainan bola voli seninya terletak pada smash. Seperti pecandu sepak bola atau hand ball mendambakan goal-goal yang spektakuler, demikian juga para pecandu volley ball mendambakan smash-smash yang keras, tajam dan terarah.
Banyak hal yang mempengaruhi keefektifan smash diantaranya tinggi lompatan dua orang pemain yang akan melakukan smash bila postur tubuh mereka sama, sedangkan tinggi lompatan mereka berbeda. Maka sudah jelas tingkat keefektifan smash antara dua orang pemain tersebut pasti berbeda. Dari penjelasan di atas, dan kenyataan di lapangan bahwa tinggi lompatan seorang pemain memegang peranan yang penting dalam melakukan smash. Seorang pemain yang memiliki lompatan yang tinggi, maka hasil smashnya akan semakin efektif. Artinya smashnya akan lebih keras, tajam, terarah, sehngga akan sulit ditahan dan dibloking oleh pemain lawan.
Begitulah seterusnya, semakin tinggi lompatan seseorang, maka akan berbanding lurus dengan hasil smash yang dilakukan (semakin efektif) dengan catatan bila postur tubuh misalnya tinggi badan, panjang tungkai, panjang lengan kita anggap sama.
Begitupun sebaiknya, semakin rendah lompatan seorang pemain yang akan melakukan smash, maka semakin kurang efektif, pula smash yang dilakukan, sehingga pemain lawan akan dapat dengan mudah mengembalikan dan membloking smash tersebut.
Untuk dapat melakukan lompatan yang maksimal, tentunya harus malui proses latihan yang teratur dan perorangan. Latihan melompat pada dasarnya lebih mengarah pada otot-otot tungkai. Dengan kata lain latihan melompat lebih terpokus pada otot tungkai.
Latihan yang didasari oleh keseriusan dan ketekunan yang tinggi, maka keberhasilan akan tercapai. Apabila pemain sudah menguasainya peluang prestasi dengan sendirinya akan terbuka. Terbukanya peluang prestas akan mengantar pemain menunju prestasi yang diharapkan. Seorang pemain dalam melakukan lompat juga harus memperhitungkan bagaimana mendarat yang baik, mendarat dapat menggunakan dua kaki atau satu kaki. Sebagai tumpuan pada saat mendarat kaki tidak boleh melewati garis tengah. Apabila ini terjadi, maka pemain melakukan lompatan dianggap bersalah dan diberi sansi bertambah satu angka, untuk keterangan diatas terdapat pengecualian. Seorang pemain yang melakukan smash dengan sempurna, biasanya didahului bola yang jatuh ke lapangan lawan dari pada pemain tersebut mendarat. Hal ini dianggap benar walaupun pemain tersebut jatuh atau mendarat didaerah lapangan lawan karena bola terlebih dahulu menyentuh lapangan atau mati.
Selain itu, mendarat juga mempengaruhi keselamatan pemain. Ada kalanya pada saat pemain sedang mendarat mengalami cidera, hal ini disebabkan karena posisi mendaratnya kurang baik misalnya: cidera pada kaki juga pada perut.
Untuk dapat melakukan lompatan yang baik juga terhindar dari cidera, pemain harus benar-benar memahaminya. Bukan hanya pada saat pemain melakukan lompatan, tetapi pada saat pemain mendarat. Hal ini tidak bisa dilakukan hanya satu atau dua kali saja. Tetapi sering dilakukan. Pemain nasional juga sering mengalami cidera akibat lompatan ini, apalagi pemain yang bersifat pemula.

B.     Faktor-faktor yang mempengaruhi tinggi lompatan.
Untuk dapat melakukan lompatan yang dimaksud, seorang pemain harus mengetahui beberapa faktor yang mempengaruhi hasil lompatannya. Adapun faktor tersebut adalah:
1.   Berat badan
Seorang pemain yang memiliki berat badan yang berbeda, tentu hasil lompatannya juga berbeda. Orang yang lebih berat atau lebih susah untuk melompat. Ini disebabkan karena beban tubuh orang yang melakukan lompatan.
2.   Kekuatan otot tungkai
Pada saat pemain melakukan lompatan, otot yang bekerja lebih dominan kepada otot tungkai. Pemain yang memiliki otot-otot tungkai yang bagus dan juga diiringi dengan latihan-latihan, tentu lompatannya lebih baik dari pada pemain yang tidak memiiki otot yang kurang bagus.



BAB IV
PENUTUP

A.  Kesimpulan
Tinggi lompatan memegang peranan yang sangat penting, oleh karena itu hal ini harus benar-benar diperhitungkan oleh pemain dalam melakukan smash. Guna mencapai prestasi dalam permaianan bola voli, maka tinggi lompatan harus benar-benar dilatih secara khsus sebelum pemain bertanding dalam kompeteisi yang sesungguhnya.

B. Saran
Berdasarkan pengamatan, penulis telah mencoba dengan segenap kemampuannya sesuai dengan tujuan penulisan, namun penulis menyadari masih banyak kekuarangan. Hal ini terjadi karena keterbatasan waktu dan faktor penghambat lainnya. Oleh sebab itu, pengkajian perlu dilakukan kembali dengan masalah lain. Semoga hasil penulisan ini dapat bermanfaat.








DAFTAR PUSTAKA


Beutelstahl, 2005. Belajar Bermain Bola Volley. CV. Pioir Jaya. Bandung

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1995.  Kamus Besar Bahasa Indonesia. Perum Balai Pustaka. Jakarta.

Kusyanto. 1994. Pendidikan Jasmani Dan Kesehatan 3. Ganeca Exact. Bandung.

Muhajir, 2005. Pendidikan Jasmani, Yudhistira. Bandung

Nanang, Hermawan, 1994. Pendidikan Jasmani Dan Kesehatan I. Arimico.Bandung

Nejaen. 1994. Pendidikan Jasmani Dan Kesehatan I, Geneca Exact. Bandung

Poerwadarminta, 1983. Kamus Umum Bahasa Indonesia. PN Balai Pustaka. Jakarta

Roji, 1995. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan PT. Intan Pariwara Jakarta.