BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dahulu kala pada tahun 1895 permainan bola voli dinamakan mintonetle
ditemukan oleh Willian C. Morgan. Beliau adalah seorang direktur YMCA di
Holyoke Massachusette (Barbara dkk 2004). Permainan bola voli ini cepat menarik
perhatian karena hanya membutuhkan sedikit keterampilan dasar, mudah dikuasai
dalam jangka waktu latihan yang relatif singkat, dan dapat dilakukan oleh
pemain dengan berbagai tingkat kebugaran.
Permainan ini dahulunya membebaskan jumlah pemain dalam
satu tim. Bola yang digunakan terbuat dari karet. Kemudian pada tahun 1896 nama
permainan ini diubah menjadi bola voli oleh Alfred t. Halsatead. Pada tahun
1964 bangsa Jepang memasukkan olahraga ini ke dalam arena Olimpiade, hal ini
disebabkan karena bola voli mengalami pertumbuhan yang sangat cepat. Induk
organisasi bola voli dunia adalah IVBF (international
Voli ball Federation) dibentuk pada tahun 1948 di kota paris (Nurjeani, 1994).
Bola voli merupakan suatu olahraga yang populer di dunia
dan merupakan jenis permainan yang paling banyak penggemarnya dari anak-anak sampai
orang tua. Kita sering menjumpai permainan ini, mulai dari desa sampai
kota-kota besar, bahkan di negara lain permainan bola voli termasuk favorit
tersendiri bagi negara yang memiliki tim yang kuat.
Di negara kita bola voli sudah memasyarakat, artinya
permainan ini sudah di kenal baik itu masyarakat pedesaan maupun perkotaan.
Permainan bola voli tidak hanya di minati oleh kalangan laki-laki, bahkan
kalangan wanitapun sudah ada. Buktinya diberbagai pertandingan baik yang
nasional, daerah ataupun bersifat tidak resmi sudah membagi dua golongan untuk
putra dan untuk putri.
Permainan bola voli adalah suatu cabang alahraga berbentuk
memvoli bola di udara bolak-balik diatas jaring/net, dengan maksud dapat
menjatuhkan bola di dalam petak lapangan lawan untuk mencari kemenangan.
Memvoli dan memantulkan bola ke udara dapat mempergunakan tubuh mana saja, asalkan
permainan bola voli dimainkan dua regu, yang masing-masing regu terdiri dari
enam orang pemain (Muhajir, M. Ed. 2003).
Persoalan yang paling utama dalam permainan bola voli
adalah bertarung dengan lawan. Dengan tujuan yang paling utama adalah memperoleh
kemenang,an. Dalam permainan bola voli agar dapat memperoleh kemenangan kita
harus dapat mematikan bola di petak lapangan permainan lawan sebanyak mungkin
dengan batas jumlah poin yang telah ditentukan, sebaliknya dapat mempertahankan
dan menghindarkan agar bola tidak mati/jatuh pada lapangan sendiri. Sehingga
selama pertandingan berlangsung kedua belah pihak saling melakukan serangan
untuk mematikan bola.
Untuk dapat bermain dengan maksimal, seorang pemain harus
benar-benar menguasai tehnik-tehnik dalam permainan bola voli itu sendiri.
Mulai dari tehnik dasar atau tehnik lanjutan sampai strategi masing-masing tim.
Sehingga dengan begitu permainan akan dapat mencari cela-cela untuk dapat mematikan
bola dipetak lapangan Iawan dengan cara dan strategi yang dimiliki.
Pada dasarnya banyak cara yang dapat dilakukan untuk
mematikan bola. salah satu cara yang efisien adalah dengan melakukan smash.
Untuk dapat melakukan smash yang efektif dan efisien, banyak faktor-faktor yang
mempengaruhinya misalnya postur tubuh, mulai dari tinggi badan, panjang tungkai
panjang lengan. Selain postur tubuh juga dipengaruhi oleh linggi Iompatan
seorang pemain. Terlepas pada postur tubuh, sudah jelas bahwa tinggi lompatan
pemain memang benar-benar mempengaruhi smash seorang pemain.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk
menyusun Karya Ilmiah yang berjudul " Peranan Tinggi Lompatan 'herhadap
Keaktifan Smash Dalam Permainan Bola Voli”.
B.
Rumusan Masalah
Adapun yang terjadi masalah daiam penyusunan Karya ilmiah
ini adalah sejauhmana peranan tinggi lompatan terhadap keefektifan untuk
melakukan smash dalam permainan bola voli.
C.
Tujuan
Penulisan Karya Ilmiah ini bertujuan untuk mempelajari. membahas
dan memberikan informasi tentang peranan tinggi lompatan terhadap keefektfan
smash dalam permainan bola voli.
D.
Manfaat
Adapun manfaat dan tujuan Karya llmiah ini adalah sebagai
penambah wawasan pengetahuan bagi selirih mahasiswa dan masyarakat luas tentang
peranan tinggi lompatan terhadap keefektfan smash dalam permainan bola voli
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
A.
Tinggi Lompatan
Dalam melakukan smash atau spike yang namanya lompatan
tidak dapat dipisahkan, lompatan bersal dari kata lompat. Lompat adalah gerakan
meloncat kedepan (kebawa, keatas) dengan cepat (Poerdarminta; 1983). Untuk
melakukan smash yang sukses anda harus melompat keudara dan dengan tajam memukul
bola melewati net, sehingga bila jatuh di daerah lawan yang dibatasi lapangan
(Barbara. Dkk; 2002). Melompat merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
smash. Melompat adalah suatu tindakan atau aktivitas bergerak keatas bertumpu,
baik dengan satu kaki atau dengan menggunakan dua kaki.
Melompat atau lompatan dalam permainan bola voli harus
berlangsung dengan lancar dan kontinyu, tanpa terputus-putus (D.
Beutelstah;2005). Artinya seorang pemain dalam melakukan lompatan harus
memperhitungkan kapan saat dia melompat dan bagaimana pula sikap badan, tangan
kaki selama badan di udara. Pemain juga harus memperhitungkan bagaimana saat mendarat.
Dalam permainan bola voli yang sesungguhnya tidak menutup kemungkinan
tinggi lompatan antara pemain yang satu dengan pemain lainnya berbeda. Ada kalanya seorang
pemain memiliki lompatan yang lebih tinggi dari pada pemain-pemain lainnya. Hal
ini tentu sangat mempengaruhi smash yang akan dilakukan.
Untuk dapat memperoleh lompatan yang maksimal pemain harus berlatih
dengan teratur. Hal-hal yang mendukung dalam proses latihan harus dimiliki oleh
pemain. Misalnya makanan maupun minuman yang bersifat membangun harus
benar-benar diperhatikan.
B. Efektivitas Smash
Seorang pemain yang sudah menguasai teknik smash dan dapat melakukannya
dengan baik, terkadang dapat dengan mudah ditahan atau dibloking oleh pihak
lawan. Hal ini disebabkan karena pemain tersebut tidak dapat menentukan kapan
saat dia melakukan smash dan bagaimana dia melakukannya sehingga smash yang
dihasilkan kurang efektif.
Efektifitas berasal dari kata efek yang artinya akibat
hasil daya pengaruh dari sesuatu (Poerwadarminta;1983) sehingga efektif artinya
kesan, akibat, pengaruh yang ditimbulkan. Sedangkan efektifitas adalah keadaan
yang berpengaruh, kemajuan, keberhasilan hal yang berkesan (Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan 1995).
Smash adalah memukul bola ke lapangan lawan, sehingga bola bergerak
melewati atas jaring net dan engakibatkan pihak lawan sulit mengembalikannya
(Muhajir 2003), smash merupakan suatu teknik yang mempunyai gerakan-gerakan
yang kompleks yang terdiri dari 4 tahap, yaitu:
- Langkah awalan
- Tolakan untuk
melompat
- Memukul bola
saat melayang diudara
- Posisi mendarat.
Smash adalah suatu gerakan memukul bola dengan keras yang arahnya
menukik dan mematikan (Roji 1995). Untuk dapat melakukan smash yang efektif
tentunya dilakukan latihan-latihan. Bentuk latihan dilakukan pada saat
melakukan pertandingan, baik itu pada waktu latihan atau uji coba.
Karena pada saat itu pemain harus memperhatikan bentuk
strategi lawan, sehingga pemain yang akan melakukan smash dapat mencari titik
kelemahan. Apabila seorang pemain sudah benar-benar menguasai hal ii, maka dengan
sendirinya pemain tersebut akan dapat melakukan smash dengan baik dan benar,
sehingga dikatakan sebagai smash yang efektif. Smash yang efektif tentu sulit
dikembalikan atau dibloking.
Dalam permainan bola voli tidak terlepas dari penyerangan.
Berhasil tidaknya suatu penyerangan tergantung dari perainan bola pada si
penyerang yang bersangkutan tetapi seorang penyerang baru dapat menyerang
dengan efektif kalau si pemain mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
- Kualitas
pemberian bola
- Block pihak
oposisi
- Posisi dari pemain pihak oposisi (pemain yang bertugas untuk mempertahanan
regunya)
- Kemampuan
tekniknya sendiri
- Kondisi regunya
dan regu lawan
Semua aspek tersebut diatas dipertimbangkan dengan sebaik
baiknya (Kusyanto, 1994).
Pola
penyerangan kelompok
Yang
dimaksud dengan pola penyerangan kelompok adalah fakta yang dilakukan atas
kerjasama 2 orang sampai 5 orang pemain (Dinata 2004).
Keterangan
gambar A.
X2,
X3 dan X4 pemain posisi depan sebagai penyerang.
Keterangan
gambar B
X2
siap melakukan smash normal dari posisi 2
X3
siap melakukan smash semi dari posisi 3
X4
siap melakukan smash normal dari posisi 4
X1
masuk ke daerah posisi 3 siap memberi umpan.
C.
Permainan Bola Voli
Permainan berasal dari kata main yaitu perbuatan yang
menyenangkan hati (Poerdarminta ;1983) karena bola voli disebut permainan, maka
sudah jelas permainan bola voli merupakan olahraga bola voli bukan hanya
olahraga untuk mencapai prestasi, tetapi merupakan olah raga yang menyenangkan.
Bola voli merupakan permainan beregu yang dimainkan oleh
dua regu dengan jumlah pemain masing-masing regu 6 (enam) orang (Nurjaeni;
1994). Olahraga manapun yang sifatnya regu (tim) harus kompak dalam setiap
pertandingan. Kekompakan didalam reu merupakan salah satu kunci dari
kemenangan. Apabila suatu tim sudah kompak didalam setiap pertandingan, maka
peluang kemenangan akan selalu terbuka.
BAB
III
PEMBAHASAN
A.
Peranan Tinggi
Lompatan Terhadap Keefektifan Smash Dalam Permainan Bola Voli
Permainan bola voli seninya terletak pada smash. Seperti
pecandu sepak bola atau hand ball mendambakan goal-goal yang spektakuler,
demikian juga para pecandu volley ball mendambakan smash-smash yang keras,
tajam dan terarah.
Banyak hal yang mempengaruhi keefektifan smash diantaranya
tinggi lompatan dua orang pemain yang akan melakukan smash bila postur tubuh mereka
sama, sedangkan tinggi lompatan mereka berbeda. Maka sudah jelas tingkat
keefektifan smash antara dua orang pemain tersebut pasti berbeda. Dari
penjelasan di atas, dan kenyataan di lapangan bahwa tinggi lompatan seorang
pemain memegang peranan yang penting dalam melakukan smash. Seorang pemain yang
memiliki lompatan yang tinggi, maka hasil smashnya akan semakin efektif.
Artinya smashnya akan lebih keras, tajam, terarah, sehngga akan sulit ditahan
dan dibloking oleh pemain lawan.
Begitulah seterusnya, semakin tinggi lompatan seseorang,
maka akan berbanding lurus dengan hasil smash yang dilakukan (semakin efektif)
dengan catatan bila postur tubuh misalnya tinggi badan, panjang tungkai,
panjang lengan kita anggap sama.
Begitupun sebaiknya, semakin rendah lompatan seorang pemain
yang akan melakukan smash, maka semakin kurang efektif, pula smash yang dilakukan,
sehingga pemain lawan akan dapat dengan mudah mengembalikan dan membloking
smash tersebut.
Untuk dapat melakukan lompatan yang maksimal, tentunya
harus malui proses latihan yang teratur dan perorangan. Latihan melompat pada dasarnya
lebih mengarah pada otot-otot tungkai. Dengan kata lain latihan melompat lebih
terpokus pada otot tungkai.
Latihan yang didasari oleh keseriusan dan ketekunan yang
tinggi, maka keberhasilan akan tercapai. Apabila pemain sudah menguasainya peluang
prestasi dengan sendirinya akan terbuka. Terbukanya peluang prestas akan
mengantar pemain menunju prestasi yang diharapkan. Seorang pemain dalam
melakukan lompat juga harus memperhitungkan bagaimana mendarat yang baik,
mendarat dapat menggunakan dua kaki atau satu kaki. Sebagai tumpuan pada saat
mendarat kaki tidak boleh melewati garis tengah. Apabila ini terjadi, maka
pemain melakukan lompatan dianggap bersalah dan diberi sansi bertambah satu angka,
untuk keterangan diatas terdapat pengecualian. Seorang pemain yang melakukan
smash dengan sempurna, biasanya didahului bola yang jatuh ke lapangan lawan
dari pada pemain tersebut mendarat. Hal ini dianggap benar walaupun pemain
tersebut jatuh atau mendarat didaerah lapangan lawan karena bola terlebih
dahulu menyentuh lapangan atau mati.
Selain itu, mendarat juga mempengaruhi keselamatan pemain. Ada kalanya pada saat
pemain sedang mendarat mengalami cidera, hal ini disebabkan karena posisi
mendaratnya kurang baik misalnya: cidera pada kaki juga pada perut.
Untuk dapat melakukan lompatan yang baik juga terhindar
dari cidera, pemain harus benar-benar memahaminya. Bukan hanya pada saat pemain
melakukan lompatan, tetapi pada saat pemain mendarat. Hal ini tidak bisa dilakukan
hanya satu atau dua kali saja. Tetapi sering dilakukan. Pemain nasional juga
sering mengalami cidera akibat lompatan ini, apalagi pemain yang bersifat
pemula.
B.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi tinggi lompatan.
Untuk dapat melakukan lompatan yang dimaksud, seorang
pemain harus mengetahui beberapa faktor yang mempengaruhi hasil lompatannya.
Adapun faktor tersebut adalah:
1. Berat badan
Seorang pemain yang memiliki berat badan yang berbeda,
tentu hasil lompatannya juga berbeda. Orang yang lebih berat atau lebih susah untuk
melompat. Ini disebabkan karena beban tubuh orang yang melakukan lompatan.
2. Kekuatan otot
tungkai
Pada saat pemain melakukan lompatan, otot yang bekerja
lebih dominan kepada otot tungkai. Pemain yang memiliki otot-otot tungkai yang
bagus dan juga diiringi dengan latihan-latihan, tentu lompatannya lebih baik
dari pada pemain yang tidak memiiki otot yang kurang bagus.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tinggi lompatan memegang peranan yang sangat penting, oleh
karena itu hal ini harus benar-benar diperhitungkan oleh pemain dalam melakukan
smash. Guna mencapai prestasi dalam permaianan bola voli, maka tinggi lompatan
harus benar-benar dilatih secara khsus sebelum pemain bertanding dalam
kompeteisi yang sesungguhnya.
B.
Saran
Berdasarkan pengamatan, penulis telah mencoba dengan
segenap kemampuannya sesuai dengan tujuan penulisan, namun penulis menyadari masih
banyak kekuarangan. Hal ini terjadi karena keterbatasan waktu dan faktor
penghambat lainnya. Oleh sebab itu, pengkajian perlu dilakukan kembali dengan
masalah lain. Semoga hasil penulisan ini dapat bermanfaat.
DAFTAR
PUSTAKA
Beutelstahl, 2005. Belajar Bermain
Bola Volley. CV. Pioir Jaya. Bandung
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1995. Kamus
Besar Bahasa Indonesia.
Perum Balai Pustaka. Jakarta.
Kusyanto. 1994. Pendidikan Jasmani
Dan Kesehatan 3. Ganeca Exact. Bandung.
Muhajir, 2005. Pendidikan Jasmani,
Yudhistira. Bandung
Nanang, Hermawan, 1994. Pendidikan
Jasmani Dan Kesehatan I. Arimico.Bandung
Nejaen. 1994. Pendidikan Jasmani
Dan Kesehatan I, Geneca Exact. Bandung
Poerwadarminta, 1983. Kamus Umum
Bahasa Indonesia.
PN Balai Pustaka. Jakarta
Roji, 1995. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan PT. Intan Pariwara Jakarta.
0 comments:
Post a Comment
Silahkan berkomentar, hindari unsur SARA.
Terima kasih