BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Qalbu
merupakan salah satu istilah berasal dari bahasa Arab yang sudah diadaptasi
(dipinjam) oleh bahasa Indonesia dan dieja menjadi kalbu dan digunakan
dalam arti hati atau hati nurani. Padahal makna generiknya adalah : membalik
(yang berada di atas menjadi di bawah; yang di kanan menjadi di kiri; yang nyata menjadi tidak nyata); berpaling;
berubah; marah; inti, esensi dan jantung (Anis, II, 1970: 753 dan
Wehr, 1980: 784). Qalbu memang menjadi salah satu ukuran kualitas manusia.
Karena itu, kita sering mendengar ungkapan: berhati emas, berhati baja,
berhati iblis, berhati mulia. Sifat-sifat manusia, yang baik maupun yang
buruk, juga sering dilukiskan dengan menggunakan idiom hati, seperti: iri
hati, panas hati, gelap hati, besar hati, kelembutan hati, jatuh hati, kecil
hati, dan sebagainya.
Qalbu merupakan salah satu karunia Allah Swt. yang
sifat dan fungsinya luar biasa besar dalam kehidupan manusia, sehingga tidak
jarang kita menemui ungkapan: "Dalamnya laut dapat diduga; dalamnya
hati siapa tahu". "Hatiku tidak dapat dibohongi."
"Hati adalah pangkal pahala dan dosa," kata Ebied G. Ade. Dalam
al-Qur'an Qalb disebut sebagai alat untuk memahami
realitas dan nilai-nilai (QS. al-Hajj [22]: 46). Qalb hanya
menampung hal-hal yang disadari, dan keputusan yang diambil oleh qalb berimplikasi
pahala dan dosa (Mubarok, 2001: 6). Oleh karena itu, Allah pada hari kiamat
tidak akan melihat rupa dan fisik kita, tetapi yang dilihat (dan dinilai)
oleh-Nya adalah hati dan amal perbuatan kita.
Hati adalah
kompas bagi kehidupan manusia. Ia akan menjadi titik koordinat yang menuntun
kemana perjalanan hidup kita hendaknya diarahkan. Bila ia terjaga dan
terkontrol dengan baik, kehidupan akan lebih terarah dan lebih baik. Kualitas
hidup kita pun selangkah demi selangkah akan menaik lebih tinggi. Sebaliknya,
bila ia kotor dan rusak, sistem navigasi yang dipantulkannya pun suram dan
gelap, tidak akan memancarkan cerah kehidupan.
Kotor dan
rusaknya hati karena tersusupi penyakit hati. Berbangga diri (ujub0, ingin
dilihat dan dipuji orang (riya), iri (merasa kurang senang melihat kelebihan
atau kesenangan orang lain), sombong (takabur), khianat, fitnah dan buruk
sangka adalah nama lain dari beragam jenis penyakit hati. Virus-virus inilah
yang nantinya akan mengaburkan sistem navigasi kehidupan kita. Oleh karena itu,
Rasulullah Saw. Berwasiat agar senantiasa merawatnya dengan baik.
Di jaman
sekarang ini dengan kehidupan yang modern dan maju, banyak sekali ditemukan
berbagai penyakit yang dimulai akibat tidak seimbangnya fungsi hati. Banyak
orang yang mengeluarkan uang banyak untuk ketentraman hatinya yang sebenarnya
dia sendiri dapat memperolehnya dengan gratis. Hati adalah sumber kehidupan
manusia, semua kendali ada pada hati. Jika hati terkontrol kerjanya niscaya
semua aktivitas yang dilakukan tubuh pun akan terkendali.
Ibnu Qayyim
berpendapat mengenai qalb dimana qalb
mempunyai fungsi untuk mengetahui (mengenal) Pencipta-nya, mencintai,
mengesakan dan hanya beribadah kepada-Nya. Hati pula yang membuat seseorang
merasa senang mendekatkan diri kepada Allah, ridha, tawakkal, selalu
mengingat-Nya, dan tidak suka atau benci terhadap kemaksiatan, sedih dan
menyesal ketika berdosa dan tidak melaksanakan perintah Allah dengan
sebaik-baiknya (Ibn al-Qayyim, IV, 2000: 185).
Nama
lengkapnya adalah Abu Abdullah Syamsuddin Muhammad Abu Bakr bin Ayyub bin Sad
bin Huraiz bin Makk Zainuddin az-Zuri ad-Dimasyqi dan dikenal dengan nama Ibnu
Qayyim al-Jauziyah. Dia dilahirkan pada tanggal 7 Shafar tahun 691 H. Dia
tumbuh dewasa dalam suasana ilmiah yang kondusif. Ayahnya adalah kepala sekolah
al-Jauziyah di Dimasyq (Damaskus) selama beberapa tahun. Karena itulah, sang
ayah digelari Qayyim al-Jauziyah. Sebab itu pula sang anak dikenal di kalangan
ulama dengan nama Ibnu Qayyim al-Jauziyah. Beliau adalah orang yang sangat
banyak mengarang buku.
Fungsi
utama qalb adalah sebagai alat untuk memahami realitas (kehidupan) dan
nilai-nilai seperti terdapat dalam surat al-Hajj sebagai berikut:
óOn=sùr& (#rçÅ¡o Îû ÇÚöF{$# tbqä3tGsù öNçlm; Ò>qè=è% tbqè=É)÷èt !$pkÍ5 ÷rr& ×b#s#uä
tbqãèyJó¡o $pkÍ5
(
$pk¨XÎ*sù
w yJ÷ès? ã»|Áö/F{$# `Å3»s9ur yJ÷ès? Ü>qè=à)ø9$# ÓÉL©9$# Îû ÍrßÁ9$# ÇÍÏÈ
Artinya : "Apakah
mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengannya
mereka dapat memahami, atau mempunyai telinga yang dengannya mereka dapat
mendengar? Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta
adalah hati yang ada di dalam dada." (al-Hajj : 46).
Atas dasar
itulah penulis mencoba untuk dapat meneliti telaah dari pemikiran dari Ibnu Qayyim Al-Jauziyah
mengenai konsep penyembuhan hati dengan analisis pendidikan akhlak.
B.
Definisi Operasional
Untuk menghindari adanya
kesalahpahaman interpretasi, penulis
merasa perlu memberikan definisi pengertian mengenai judul ini. Sebab,
mengetahui batasan atau proporsi suatu peristilahan dengan menggunakan
pendekatan dari segi bahasa dan istilah, akan banyak membantu menerangkan
artinya lebih lanjut.
1.
Konsep Penyembuhan
Hati
Konsep berarti rancangan, sedangkan kata dasar berarti
pokok atau pangkal suatu pendapat (ajaran atau aturan). Jadi konsep dasar yang
dimaksud di sini adalah rancangan pokok suatu ajaran atau telaah ilmu dari Ibnu
Qayyim Al-Jauziyah.
Penyembuhan adalah perbuatan, cara hal dan sebagainya
untuk menyembuhkan (Alfandi, 2003 : 516). Sedangkan hati adalah sesuatu yang
ada di dalam tubuh manusia yang merupakan pusat segala perasaan batin dan
tempat menyimpan perasaan, pengertian dan sebagainya.
Dari ketiga kata tersebut dapat diambil makna bahwa
dasar pokok rancangan suatu ajaran mengenai perbuatan atau cara untuk
menyembuhkan sesuatu yang ada di dalam tubuh manusia yang merupakan pusat
segala perasaan batin dan tempat menyimpan perasaan, pengertian dan sebagainya.
2.
Ibnu Qayyim
Al-Jauziyah adalah seorang ulama besar dari Damaskus, yang banyak mengerang
buku dan dia dari golongan Hambali.
3.
Analisis Strategi
Analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa
(karangan, perbuatan dan sebagainya) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya.
(Alfandi : 40). Sedangkan strategi adalah siasat untuk mencapai sesuatu maksud
dan tujuan yang telah direncanakan. Jadi analisis strategi disini adalah
penyelidikan terhadap suatu peristiwa dengan siasat untuk mencapai sesuatu
maksud dan tujuan yang telah direncanakan.
4.
Pendidikan akhlak
Pendidikan
adalah cara mendidik atau membimbing, sedangkan akhlak adalah suatu ilmu yang
menjelaskan arti baik dan buruk, menerangkan apa yang seharusya dilakukan oleh
setengah manusia kepada lainnya menyatakan tujuan yang harus dituju oleh
manusia dalam perbuatan mereka dan menunjukkan jalan untuk melakukan apa yang
harus diperbuat (Amin, 1999 : 26).Pendidikan akhlak dimaksud adalah cara
mendidik atau membimbing tentang suatu ilmu yang mempelajari baik buruk suatu
prilaku kehidupan.
Yang
dimaksud dengan konsep penyembuhan hati menurut Ibnu Qayyim Al-Jauziyah
(analisis strategi dan pendidikan akhlak) adalah dasar pokok rancangan suatu
ajaran mengenai perbuatan atau cara untuk menyembuhkan sesuatu yang ada di
dalam tubuh manusia yang merupakan pusat segala perasaan batin dan tempat
menyimpan perasaan, pengertian dan sebagainya oleh seorang ulama besar dari
Damaskus, dengan melakukan penyelidikan terhadap suatu peristiwa dengan siasat
untuk mencapai sesuatu maksud dan tujuan yang telah direncanakan mengenai
ajaran suatu keyakinan.
C.
Rumusan Masalah
Dari uraian
latar belakang di atas peneliti merumuskan permasalahan yang akan ditelaah
lebih lanjut sebagai bahan acuan penelitian adalah : bagaimana konsep
penyembuhan hati menurut Ibnu Qayyim Al-Jauziyah ?
D.
Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang
konsep penyembuhan hati menurut Ibnu Qayyim Al-Jauziyah ditinjau dari analisis pendidikan
akhlak
2.
Manfaat Penelitian
a.
Penelitian ini akan memberikan gambaran yang jelas dari
pemikiran Ibnu Qayyim Al-Jauziyah mengenai konsep penyembuhan hati
b.
Kajian ini akan bermanfaat bagi siapa saja yang
tertarik dengan konsep pemikiran dari Ibnu Qayyim Al-Jauziyah mengenai
penyembuhan hati.
E.
Telaah Pustaka
Buku-buku
yang dijadikan referensi dari penelitian ini mengenai konsep penyembuhan hati
selain buku utama dari karangan Ibnu Qayyim Al-Jauziyah yang berjudul
Menyembuhkan Sakit Mencerdaskan Hati juga buku-buku pendukung lainnya
diantaranya adalah :
1.
Menyembuhkan Sakit Mencerdaskan Hati karya Ibnu Qayyim
Al-Jauziyah bahwa mengulas tentang tata cara penyembuhan hati dan berbagai
macam penyakit yang dapat mempengaruhi hati, karena hati adalah pokok pangkal
dari pikiran dan perasaan manusia.
2.
Mencerdaskan Pikiran dan Hati dengan Kemukjizatan Surat
Al-Kahfi karya Muhamma Makhdlori memuat tentang Al-Quran sebagai sumber suatu
ilmu dan cahaya hati karena ilmu.
3.
Menjernihkan Hati karya Amr Khalid mengulas tentang
rusaknya hati karena tersusupi penyakit hati, beragam jenis penyakit hati dan
tata cara menanggulanginya.
4.
Zikir Cahaya Kehidupan Karya Ibnul Qayyim Al-Jauziyah
mengulas tentang pentingnya zikir bagi kehidupan manusia, yang dapat
menetramkan pikiran dan perasaan manusia.
5.
Akhlak Tasawuf karya M. Solihin mengulas pendidikan
akhlak manusia yang merupakan pondasi bagi semua tingkah laku manusia yang akan
dipertanggung jawabkan nantinya di hadapan Alloh SWT.
6.
Menahan Pandangan Menjaga Hati karya Abdul Aziz
Al-Ghazuli memuat tentang pentingnya menjaga pandangan mata agar hati kita
senantiasa diberi perlindungan oleh Yang Maha Kuasa.
F.
Sistematika Penulisan
Penulisan skripsi tersusun dalam tiga bagian yaitu
bagian awal, bagian utama dan bagian akhir. Pada bagian awal berisi halaman
judul, halaman nota pembimbing, halaman pengesahan, halaman motto, halaman
persembahan, kata pengantar dan daftar isi.
Bagian utama dari penulisan skripsi berisi lima bab
pokok yang terdiri dari :
BAB I : Pendahuluan, terdiri dari latar belakang masalah, definisi
operasional, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, telaah pustaka, dan sistematika penulisan
skripsi.
BAB II : Kajian Teori tentang penyembuhan
hati terdiri dari pengertian dan hal-hal
yang berhubungan dengan berbagai penyakit yang dapat mempengaruhi hati manusia.
BAB III : Metode Penelitian
BAB IV : Hasil penelitian dan pembahasan
BAB V : Merupakan bagian akhir dari
bagian utama yang berisi penutup. Pada bab ini diuraikan kesimpulan, saran dan
kata penutup.
Bagian akhir penulisan skripsi
ini adalah daftar pustaka dan lampiran.
0 comments:
Post a Comment
Silahkan berkomentar, hindari unsur SARA.
Terima kasih