BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Agama adalah rahasia sejarah yang terbesar. Sepanjang
sejarah manusia, tidak ada faktor yang mampu menggerakkan bahkan mengarahkan
jarum sejarah seperti yang dilakukan agama. Sayangnya, secara sadar ataupun tidak, pendidikan kita selama ini lebih
kerap mengabaikan faktor agama. Agama atau sisi spiritual kehidupan manusia
cenderung dilupakan kalau tidak malah diupayakan untuk disingkirkan. Padalah,
pada sisi inilah tersimpan potensi dahsyat manusia. Karena ia merupakan puncak
kesadaran tertinggi kehidupannya.
Lebih jauh,
praktik pendidikan kemudian hanya memandang manusia sebagai instrumen material.
Baik itu instrumen bagi kekokohan suatu negara atau bahkan ideologi tertentu.
Dalam banyak kasus, paradigma pertumbuhan (atau dalam bahasa populer:
pengembangan sumber daya manusia) yang merupakan representasi ideologi kapitalistik
kerap menjadi acuan.
Islam
menawarkan paradigma ”langit.” Pendidikan dan belajar adalah bagian dari iman.
Tujuannnya menyempurnakan ubudiyah kepada Allah subhanahu wata’ala (ibadah). Azasnya
juga jelas kemaslahatan bagi umat dan
kemanusiaan (khilafah atau ’imaratul ardh). Islam mengajarkan kepada umat
manusia bahwa manusia itu adalah hasil ciptaan Alloh bukan dari rekayasa alam
sesuai dengan revolusi dari teori Darwin. Bahwa sesungguhnya manusia itu ada
yang menciptakan dan seluruh alam semesta ini juga ada yang menciptakan yaitu
Alloh SWT.
Allah telah
menyempurnakan agama Islam dengan menjaga kitab-Nya sampai hari kiamat. Sebagai
bukti penjagaan kitab dan agama ini adalah Allah akan menciptakan ulama pada
setiap masa sesuai kehendak-Nya. Hal ini dalam rangka menjaga agama,
menghidupkan sunnah dan membimbing manusia kepada jalan yang lurus. Rasulullah
SAW bersabda, "sesungguhnya Allah mengutus untuk umat ini dalam setiap
abadnya ada kalangan yang memperbaharuai agama-Nya.
Dalam hadits lain ia juga bersabda, "Akan
senantiasa ada dari ummatku sekelompok orang yang tampil dalam membela
kebenaran. Mereka tidak membahayakan orang-orang yang menghinakan mereka sampai
datang urusan Allah sementara mereka tetap dalam pendirian mereka". Sejarah mencatat, di setiap masa yang dilalui
ummat Islam, banyak tokoh-tokoh Islam yang muncul dan hadir memberikan
kontribusinya pada perkembangan Islam di masanya, dengan tetap berpegang teguh
pada Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah saw.
Salah satunya adalah Muhammad bin Abdul Wahab, seorang
ulama abad ke-18 yang berda’wah mengembalikan Islam kepada citranya yang asli,
yaitu Al-Qur'an dan Sunnah. Meskipun Muhammad bin Abdul Wahab telah wafat
sekitar tiga abad yang lalu, namun kisah dan ajarannya masih menjadi
kontroversi hingga kini. Tapi satu hal yang pasti, kontroversi yang menyelimuti
seseorang bukanlah tolak ukur yang ilmiah untuk menyimpulkan keburukan atau
kebaikan seseorang tokoh. Untuk itu, melihat sosok Muhamad bin Abdul Wahab
harus dengan paradigma ilmiah, bukan dengan paradigma kontroversi yang berujung
kepada relativisme.
Pergerakan kaum Wahabiyah, atau lebih tepat dikenal
dengan kaum Muwahhidun yang digerakan di ‘padang pasir Nejd’ pada abad
ke-12H/18M, merupakan suatu pergerakan reformis Islam, dimana bobotnya tidak
kalah dari pergerakan yang dicetuskan oleh para reformer besar sebelumnya,
seperti Umar bin Abdul Aziz, Imam Syafi’i, Imam Hambali, Imam Malik, Imam Tirmidzi,
Imam Al-Asy'ari, Imam Al-Ghazali, dan Syaikh Ibnu Taimiyyah.
Semenjak layar Islam berkembang, para mujaddid ini telah mampu mengembalikan Islam kepada citranya yang asli (al-Qur'an dan Sunnah), dan telah menempati posisi yang cukup tenar baik dilihat dari sisi perjuangan dan keberhasilan, maupun dari sisi pengaruh serta dampak yang ditimbulkan oleh pergerakan mereka masing-masing.
Semenjak layar Islam berkembang, para mujaddid ini telah mampu mengembalikan Islam kepada citranya yang asli (al-Qur'an dan Sunnah), dan telah menempati posisi yang cukup tenar baik dilihat dari sisi perjuangan dan keberhasilan, maupun dari sisi pengaruh serta dampak yang ditimbulkan oleh pergerakan mereka masing-masing.
Risalah “ Tsalatsatul Usul Wa Adillatuha” karya Syeikh
Al Mujaddid Muhammad Bin Abdul Wahab adalah risalah singkat yang mencakup semua
permasalahan tauhid rububiyah, tauhid uluhiyah, tauhid asma’wa shifat, masalah
wara’dan bara’ serta permasalahan lainnya yang berkaitan dengan ilmu tauhid
yang merupakan ilmu ilmu paling mulia dan utama.
Tsalatsatul Ushul atau yang lebih dikenal dengan tiga
landasan utama memuat tiga landaan pokok yang mesti diketahui oleh setiap
muslim. Landasan pertama mengenal Alloh, landasan kedua mengenal Rasul-Nya, dan
landasan ketiga adalah mengenal dienul Islam dengan dalil-dalilnya berkembangnya
praktek-praktek syirik di tengah masyarakat kita banyak disebabkan
ketidaktahuan atau ketidak pahaman mereka tentang ilmu ini. Wajar saja bila
semua itu terjadi, karena masyarakat tidak pernah mendapatkan pendidikan dan
pengetahuan tentang masalah tauhid. Sehingga wajar saja bila mereka terjebak
dalam praktek dan keyakinan syirik, takhayul dan bi’dah.
Dari latar belakang tersebut penulis mencoba untuk
mengangkat permasalahan yang sebenarnya sudah bukan hal yang asing bagi umat
Islam yaitu mengenai ketauhidan, “Nilai-Nilai
Pendidikan Tauhid dalam Kitab Ushul Tsalatsah Karya Muhammad bin Abdul Wahab”
B. Definisi Operasional
Untuk Menghindari kesalahan dalam memahami judul
penelitian diatas maka perlu kiranya penulis memperjelas istilah-istilah yang
ada pada judul yaitu sebagai berikut :
1.
Nilai
Nilai
adalah suatu makna yang terkandung dari setiap perilaku. Menurut nilai juga
dapat diartikan sebagai suatu penetapan atau suatu kualitas suatu objek yang
menyangkut suatu jenis minat (Muhammad Noor,1986: 133).
2.
Pendidikan Tauhid
Terdapat
dua suku kata yaitu pendidikan dan tauhid. Pendidikan itu sendiri adalah suatu usaha yang diwujudkan secara sadar dan terencana untuk
mendewasakan orang lain agar memiliki potensi yang berkualitas dan bermanfaat
bagi diri, masyarakat bangsa dan negara serta memberikan arah hidup yang lebih
baik. Tauhid, secara
bahasa berasal dari kata "wahhada - yuwahhidu" yang artinya
menjadikan sesuatu satu/tunggal/esa (menganggap sesuatu esa) ( Arifin, 2009 : 13). Sehingga pendidikan tauhid dapat diartikan
sebagai sebuah upaya terencana dalam membentuk kepribadian manusia muslim untuk
mengubah tingkah lakunya ke arah yang lebih baik tentang perubahan dalam
ke-Esaan Alloh.
3.
Kitab Ushul Tsalatsah
Adalah
karya dari Muhammad Bin Abdul Wahab yang berisikan tentang ketauhidan dan
pengembalian Islam sesuai dengan AL-quran.
4. Karya Muhammad Bin Abdul Wahab
Adalah suatu
hasil pemikiran sesuai dengan kaedah bahasa berarti proses, perbuatan, cara
memikir, problem yang memerlukan pemecahan. (Alfandi : 415). Muhammad Bin
Abdul Wahab adalah seorang ulama abad ke-18 yang berda’wah mengembalikan Islam
kepada citranya yang asli, yaitu al-Qur'an dan Sunnah.
Jadi yang dimaksud dengan judul skripsi di atas : Nilai-nilai Pendidikan Tauhid Dalam Kitab
Ushul Tsalatsah Karya Muhammad Bin Abdul Wahab adalah suatu makna sebagai sebuah upaya
terencana dalam membentuk kepribadian manusia muslim untuk mengubah tingkah
lakunya ke arah yang lebih baik tentang perubahan dalam ke-Esaan Alloh dalam hasil pemikiran Muhammad Abdul Wahab.
C. Rumusan Masalah
Dari latar belakang permasalahan di atas penulis
merumuskan beberapa permasalahan yang ingin diteliti adalah :
1.
Bagaimana nilai-nilai pendidikan tauhid yang terdapat
dalam kitab Ushul Tsalatsah karya
Muhammad Bin Abdul Wahab ?
2.
Bagaimana pandangan Islam terhadap nilai-nilai
pendidikan tauhid yang terdapat dalam kitab
Ushul Tsalatsah karya Muhammad Bin Abdul Wahab ?
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.
Tujuan penelitian ini adalah :
a.
Menggambarkan dan menjelaskan nilai-nilai pendidikan
tauhid dalam kitab Ushul Tsalatsah karya Muhammad Bin Abdul Wahab.
b.
Untuk memberikan gambaran dan penjelasan yang jelas,
bagaimana pandangan Islam terhadap ketauhidan.
2.
Manfaat penelitian
a.
Penelitian ini akan memberikan kontribusi yang cukup
signifikan terhadap kajian hukum Islam khususnya mengenai ketauhidan.
b. Kajian ini akan bermanfaat bagi siapa saja
yang tertarik dengan kajian ketauhidan, khususnya dalam pandangan Islam.
E. Telaah Pustaka
Dalam penelitian ini sebagai acuan utama penulis
adalah kitab Ushul Tsalatsah karya Muhammad Bin Abdul Wahab dalam terjemahan
oleh Eko Haryono dengan penerbit Media Hidayah Yogyakarta. Kitab ini menjadi
acuan pokok penulisan.
Selain itu beberapa buku pendukung adalah karya
Abdullah Bin Shalih Al Fauzan mengenai Syarah dari kitab Ushul Tsalatsah.
Sebuah risalah singkat yang mencakup semua permasalahan tauhid rububiyah,
tauhid uluhiyah, tauhid asma’ wa shifat, masalah wala’ dan bara’ serta
permasalahan lainnya yang berkaitan dengan ilmu tauhid.
Buku karya Abu Ubaidah Yusuf as-Sidawi mengupas
tentang sejarah pejuang ahli tauhid Syaikh Muhammad Bin Abdul Wahab ketika
beliau berdakwah dan sekaligus membantah orang yang membenci dakwahannya.
Karya Labib. Mz mengupas tentang hidup sukes dunia dan
akherat, pelatihan sifat terpuji dalam tuntunan Al-Quran. Mengetahui tatanan
hidup yang diridhoi oleh Alloh.
Karya Allamah Syaikh Dalhar mengupas tentang
perjuangan Syadzii ra dalam berjuang menegakan agama Alloh, tentang ketauhidan
mengenal Islam secara lebih mendalam.
Penelitian yang dilakukan oleh penulis terbilang masih
langka sehingga penulis belum pernah menemukan karya skripsi dengan tujuan yang
sama sehingga penulis tidak memakai acuan skripsi lain dalam penulisan.
F. Sistematika Penulisan
Penulisan skripsi tersusun dalam tiga bagian yaitu
bagian awal, bagian utama dan bagian akhir. Pada bagian awal berisi halaman
judul, halaman nota pembimbing, halaman pengesahan, halaman motto, halaman
persembahan, kata pengantar dan daftar isi.
Bagian utama dari penulisan skripsi berisi lima bab
pokok yang terdiri dari :
BAB I : Pendahuluan, terdiri
dari latar belakang masalah, definisi operasional, rumusan masalah, tujuan dan
manfaat penelitian, metode penelitian, telaah pustaka dan sistematika penulisan
skripsi.
BAB II : Tinjauan Umum tentang ketauhidan
terdiri dari pengertian dan hal-hal yang berhubungan dengan ketauhidan.
BAB III : Metode Penelitian,
berisikan metode-metode dan jenis penelitian yang dipakai dalam skripsi.
BAB IV : Biografi dan Pembahasan.
Pada bab ini menjabarkan biografi tentang Muhammad Bin Abdul Wahab dan
pembahasan tentang nilai-nilai pendidikan ketauhidan dalam kitab Ushul
Tsalatsah.
BAB V : Merupakan bagian akhir
dari bagian utama yang berisi penutup. Pada bab ini diuraikan kesimpulan, saran
dan kata penutup.
Bagian akhir penulisan skripsi
ini adalah daftar pustaka dan lampiran.
Untuk mendapatkan file silahkan klik : Download
0 comments:
Post a Comment
Silahkan berkomentar, hindari unsur SARA.
Terima kasih