BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah
Sejalan
dengan tantangan kehidupan global, pendidikan merupakan hal yang sangat penting
karena pendidikan salah satu penentu mutu sumber daya manusia. Di mana dewasa
ini keunggulan suatu bangsa tidak lagi ditandai dengan melimpahnya kekayaan
alam, melainkan pada keunggulan sumber daya manusia (SDM). Di mana mutu sember
daya manusia (SDM) berkorelasi positif dengan mutu pendidikan, mutu pendidikan
sering diindikasikan dengan kondisi yang baik, memenuhi syarat, dan segala
komponen yang harus terdapat dalam pendidikan, komponen-komponen tersebut
adalah masukan, proses, keluaran, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana
serta biaya.
Mutu
pendidikan tercapai apabila masukan, proses, keluaran, guru, sarana dan prasarana
serta biaya apabila seluruh komponen tersebut memenuhi syarat tertentu. Namun
dari beberapa komponen tersebut yang lebih banyak berperan adalah tenaga
kependidikan yang bermutu yaitu yang mampu menjawab tantangan-tantangan dengan
cepat dan tanggung jawab. Tenaga kependidikan pada masa mendatang akan semakin
kompleks, sehingga menuntut tenaga kependidikan untuk senantiasa melakukan
berbagai peningkatan dan penyesuaian penguasaan kompetensinya. Pendidikan yang
bermutu sangat membutuhkan tenaga kependidikan yang profesional. Tenaga
kependidkan mempunyai peran yang sangat strategis dalam pembentukan
pengetahuan, ketrampilan, dan karakter peserta didik. Oleh karena itu tenaga
kependidikan yang professional akan melaksanakan tugasnya secara professional
sehingga menghasilkan tamatan yang lebih bermutu.
Menjadi
tenaga kependidikan yang profesional tidak akan terwujud begitu saja tanpa
adanya upaya untuk meningkatkannya, adapun salah satu cara untuk mewujudkannya
adalah dengan pengembangan profesionalisme ini membutuhkan dukungan dari pihak
yang mempunyai peran penting dalam hal ini adalah kepala sekolah, dimana kepala
sekolah merupakan pemimpin pendidikan yang sangat penting karena kepala sekolah
berhubungan langsung dengan pelaksanaan program pendidikan di sekolah.
Ketercapaian tujuan pendidikan sangat bergantung pada kecakapan dan
kebijaksanaan kepemimpinan kepala sekolah yang merupakan salah satu pemimpin
pendidikan. Karena kepala sekolah merupakan seorang pejabat yang profesional
dalam organisasi sekolah yang bertugas mengatur semua sumber organisasi dan
bekerjasama dengan guru-guru dalam mendidik siswa untuk mencapai tujuan
pendidikan. Dengan keprofesionalan kepala sekolah ini pengembangan
profesionalisme tenaga kependidikan mudah dilakukan karena sesuai dengan
fungsinya, kepala sekolah memahami kebutuhan sekolah yang ia pimpin sehingga
kompetensi guru tidak hanya mandeg pada kompetensi yang ia miliki sebelumnya,
melainkan bertambah dan berkembang dengan baik sehingga profesionalisme guru
akan terwujud. Karena tenaga kependidikan profesional tidak hanya menguasai
bidang ilmu, bahan ajar, dan metode yang tepat, akan tetapi mampu memotivasi
peserta didik, memiliki keterampilan yang tinggi dan wawasan yang luas terhadap
dunia pendidikan. Profesionalisme tenaga kependidikan juga secara konsinten
menjadi salah satu faktor terpenting dari mutu pendidikan. Tenaga kependidikan
yang profesional mampu membelajarkan murid secara efektif sesuai dengan kendala
sumber daya dan lingkungan. Namun, untuk menghasilkan guru yang profesional
juga bukanlah tugas yang mudah. Guru harus harus lebih dinamis dan kreatif
dalam mengembangkan proses pembelajaran siswa. Agar proses pendidikan dapat
berjalan efektif dan efisien, guru dituntut memiliki kompetensi yang memadai,
baik dari segi jenis maupun isinya.
Namun
banyak faktor penghambat tercapainya kualitas keprofesionalan kepemimpinan
kepala sekolah seperti proses pengangkatannya tidak trasnparan, rendahnya
mental kepala sekolah yang ditandai dengan kurangnya motivasi dan semangat
serta kurangnya disiplin dalam melakukan tugas, dan seringnya datang terlambat,
wawasan kepala sekolah yang masih sempit , serta banyak faktor penghambat
lainnya yang menghambat tumbuhnya kepala sekolah yang professional untuk
meningkatkan kualitas pendidikan. Ini mengimplikasikan rendahnya produktivitas
kerja kepala sekolah yang berimplikasi juga pada mutu (input, proses, dan
output). Berdasarkan uraian tersebut penulis tertarik untuk mengkaji ”Profesionalisme Kepemimpinan Kepala Sekolah
di Sekolah Dasar Negeri Cilempuyang 02 UPT Disdikpora Kecamatan Cimanggu
Kabupaten Cilacap”.
B. Tujuan
Penulisan
Adapun
tujuan yang ingin dicapai adalah dalam penelitian ini adalah:
- Untuk mengetahui bagaimana gambaran profesionalisme kepemimpinan kepala sekolah
- Untuk mengetahui bagaimana tugas yang dijalankan oleh kepala sekolah
- Untuk memahami peran kepala sekolah
- Untuk mengaetahui masalah-masalah yang dihadapi dalam merealisasikan keprofesionalan kepala sekolah
- Untuk mengetahui dan memahami upaya pemecahan dalam merealisasikan peningkatan profesionalisme kepala sekolah.
C. Manfaat
Penulisan
- Dapat mengetahui bagaimana gambaran profesionalisme kepemimpinan kepala sekolah
- Dapat mengetahui bagaimana tugas yang dijalankan oleh kepala sekolah
- Dapat memahami peran kepala sekolah
- Dapat mengetahui masalah-masalah yang dihadapi dalam merealisasikan keprofesionalan kepala sekolah
- Dapat mengetahui dan memahami upaya pemecahan dalam merealisasikan peningkatan profesionalisme kepala sekolah.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Profesionalisme, Kepemimpinan, dan Kepala Sekolah
1. Profesionalisme
Kusnandar
(2007:46) mengemukakan bahwa “Profesionalisme adalah kondisi, arah, nilai,
tujuan, dan kualitas suatu keahlian dan kewenangan yang berkaitan dengan mata
pencaharian seseorang”. Selanjutnya Profesionalisme menurut Mohamad Surya
(2007:214) adalah: Sebutan yang mengacu pada sikap mental dalam bentuk komitmen
dari para anggota suatu profesi untuk senantiasa mewujudkan dan meningkatkan
kualitas profesionalnya, sementara Sudarwan Danin (2002:23) mendefinisikan
bahwa: profesionalisme adalah komitmen para anggota suatu profesi untuk
meningkatkan kemampuan profesionalnya dan terus-menerus mengembangkan
strategi-strategi yang digunakannya dalam melakukan pekerjaan sesuai dengan
profesinya itu, kemudian Freidson (1970) dalam Syaiful Sagala (2005:199)
mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan profesionalisme adalah “sebagai
komitmen untuk ide-ide professional dan karir”.
Jadi dapat
disimpulkan bahwa profesionalisme adalah suatu bentuk komitmen para anggota
suatu profesi untuk selalu meningkatkan dan mengembangkan kompetensinya yang
bertujuan agar kualitas keprofesionalannya dapat tercapai secara
berkesinambungan.
2. Kepemimpinan
Kepemimpinan
merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam suatu organisai karena
sebagian besar keberhasilan dan kegagalan suatu organisasi ditentukan oleh
kepemimpinan dalam organisasi tersebut. Pentingnya kepemimipinan seperti yang
dikemukakan oleh James M. Black pada Manajemem: a Guide to Executive
Command dalam Sadili Samsudin (2006:287) yang dimaksud dengan
“Kepemimpinan adalah kemampuan meyakinkan dan menggerakkan orang lain agar mau
bekerja sama di bawah kepemimpinannya sebagai suatu tim untuk mencapai suatu
tujuan tertentu”.
Sementara
R. Soekarto Indrafachrudi (2006:2) mengartikan “Kepemimpinan adalah suatu
kegiatan dalam membimbing suatu kelompok sedemikian rupa sehingga tercapailah
tujuan itu”, kemudian menurut Maman Ukas (2004:268) “Kepemimpinan adalah
kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk dapat mempengaruhi orang lain,
agar ia mau berbuat sesuatu yang dapat membantu pencapaian suatu maksud dan
tujuan”, sedangkan George R. Terry dalam Miftah Thoha (2003:5) mengartikan
bahwa “Kepemimpinan adalah aktivitas untuk mempengaruhi orang-orang supaya
diarahkan mencapai tujuan organisasi”.
Berdasarkan
beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan adalah
kemampuan yang dimiliki seseorang dalam mempangaruhi orang lain untuk mau
bekerja sama agar mau melakukan tindakan dan perbuatan dalam mencapai tujuan
bersama.
3. Kepala Sekolah
Kepala
sekolah bersal dari dua kata yaitu “Kepala” dan “Sekolah” kata kepala dapat
diartikan ketua atau pemimpin dalam suatu organisasi atau sebuah lembaga.
Sedang sekolah adalah sebuah lembaga di mana menjadi tempat menerima dan
memberi pelejaran. Jadi secara umum kepala sekolah dapat diartikan pemimpin
sekolah atau suatu lembaga di mana temapat menerima dan memberi pelajaran.
Wahjosumidjo (2002:83) mengartikan bahwa:
Kepala
sekolah adalah seorang tenaga fungsional guru yang diberi tugas untuk memimpin
suatu sekolah di mana diselenggarakan proses belajar mengajar, atau tempat di
mana terjadi interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan murid yang
menerima pelajaran.
Sementara
Rahman dkk (2006:106) mengungkapkan bahwa “Kepala sekolah adalah seorang guru
(jabatan fungsional) yang diangkat untuk menduduki jabatan struktural (kepala
sekolah) di sekolah”.
Berdasarkan
beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kepala sekolah adalah seorang
guru yang mempunyai kemampuan untuk memimpin segala sumber daya yang ada pada
suatu sekolah sehingga dapat didayagunakan secara maksimal untuk mencapai
tujuan bersama.
Jadi
profesionalisme kepemimpinan kepala sekolah berarti suatu bentuk komitmen para
anggota suatu profesi untuk selalu meningkatkan dan mengembangkan kompetensinya
yang bertujuan agar kualitas keprofesionalannya dalam menjalankan dan memimpin
segala sumber daya yang ada pada suatu sekolah untuk mau bekerja sama dalam
mencapai tujuan bersama.
B. Profesionalisme
Kepemimpinan Kepala Sekolah
Kepala
sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan yang paling berperan dalam
meningkatkan kualitas pendidikan. Untuk itu kepala sekolah harus mengetahui
tugas-tugas yang harus ia laksanakan. Adapun tugas-tugas dari kepala sekolah
seperti yang dikemukakan Wahjosumidjo (2002:97) adalah:
- Kepala sekolah bekerja dengan dan melalui orang lain.
- Kepala sekolah berperilaku sebagai saluran komunikasi di leingkungan sekolah.
- Kepala sekolah bertanggung jawab dan mempertanggungjawabkan. Kepala sekola bertindak dan bertanggungjawab atas segala tindakan yang dilakukan oleh bawahan. Perbuatan yang dilakukan oleh para guru, siswa, staf, dan orang tua siswa tidak dapat dilepaskan dari tanggung jawab kepala sekolah
- Kepala sekolah harus berfikir secara analitik dan konsepsional. Kepala sekolah harus dapat memecahkan persoalan melalui satu analisis, kemudian menyelesaikan persoalan dengan satu solusi yang feasible. Serta harus dapat melihatsetiap tugas sebagai satu keseluruhan yang saling berkaitan.
- Kepala sekolah adalah seorang mediator atau juru penengah. Dalam lingkungan sekolah sebagai suatu organisasi di dalamnya terdiri dari manusia yang mempunyai latar belakang yang berbeda-beda yang bisa menimbulkan konflik untuk itu kepala sekolah harus jadi penengah dalam konflik tersebut.
- Kepala sekolah adalah seorang politisi. Kepala sekolah harus dapat membangun hubungan kerja sama melalui pendekatan persuasi dan kesepakatan (compromise). Peran politis kepala sekolah dapat berkembang secara efektif, apabila: (1) dapat dikembangkan prinsip jaringan saling pengertian terhadap kewajiban masing-masing, (2) terbentuknya aliasi atau koalisi, seperti organisasi profesi, OSIS, BP3, dan sebagainya; (3) terciptanya kerjasama (cooperation) dengan berbagai pihak, sehingga aneka macam aktivitas dapat dilaksanakan.
- Kepala sekolah adalah seorang diplomat. Dalam berbagai macam pertemuan kepala sekolah adalah wakil resmi sekolah yang dipimpinnya.
- Kepala sekolah mengambil keputusan-keputusan sulit. Tidak ada satu organisasi pun yang berjalan mulus tanpa problem. Demikian pula sekolah sebagai suatu organisasi tidak luput dari persoalan dn kesulitan-kesulitan. Dan apabila terjadi kesulitan-kesulitan kepala sekolah diharapkan berperan sebagai orang yang dapat menyelesaikan persoalan yang sulit tersebut.
Dalam
menjalankan kepemimpinannya, selain harus tahu dan paham tugasnya sebagai
pemimpin, yang tak kalah penting dari itu semua seyogyanya kepala sekolah
memahami dan mengatahui perannya. Adapun peran-peran
kepala sekolah yang menjalankan peranannya sebagai manajer seperti yang
diungkapkan oleh Wahjosumidjo (2002:90) adalah: (a) Peranan hubungan antar
perseorangan; (b) Peranan informasional; (c) Sebagai pengambil keputusan.
Dari tiga
peranan kepala sekolah sebagai manajer tersebut, dapat penulis uraikan sebagai
berikut:
a. Peranan
hubungan antar perseorangan
1.
Figurehead, figurehead berarti lambang dengan
pengertian sebagai kepala sekolah sebagai lambang sekolah.
2.
Kepemimpinan (Leadership). Kepala
sekolah adalah pemimpin untuk menggerakkan seluruh sumber daya yang ada di
sekolah sehingga dapat melahirkan etos kerja dan peoduktivitas yang tinggi
untuk mencapai tujuan.
3. Penghubung
(liasion). Kepala sekolah menjadi penghubung antara kepentingan kepala
sekolah dengan kepentingan lingkungan di luar sekolah. Sedangkan secara internal kepala sekolah menjadi
perantara antara guru, staf dan siswa.
b. Peranan
informasional
1.
Sebagai monitor. Kepala sekolah selalu mengadakan
pengamatan terhadap lingkungan karena kemungkinan adanya informasi-informasi yang
berpengaruh terhadap sekolah.
2.
Sebagai disseminator. Kepala sekolah bertanggungjawab
untuk menyebarluaskan dan memabagi-bagi informasi kepada para guru, staf, dan
orang tua murid.
3.
Spokesman. Kepala sekolah menyabarkan informasi kepada
lingkungan di luar yang dianggap perlu.
c. Sebagai
pengambil keputusan
1.
Enterpreneur. Kepala sekolah selalu berusaha
memperbaiki penampilan sekolah melalui berbagai macam pemikiran program-program
yang baru serta malakukan survey untuk mempelajari berbagai persoalan yang timbul
di lingkungan sekolah.
2.
Orang yang memperhatikan ganguan (Disturbance
handler). Kepala sekolah harus mampu mengantisipasi gangguan yang timbul
dengan memperhatikan situasi dan ketepatan keputusan yang diambil.
3.
Orang yang menyediakan segala sumber (A Resource
Allocater). Kepala sekolah bertanggungjawab untuk menentukan dan meneliti
siapa yang akan memperoleh atau menerima sumber-sumber yang disediakan dan
dibagikan.
4.
A negotiator roles. Kepala sekolah harus mampu
untuk mengadakan pembicaraan dan musyawarah dengan pihak luar dalam memnuhi
kebutuhan sekolah.
Seperti halnya diungkapkan di muka, banyak faktor
penghambat tercapainya kualitas keprofesionalan kepemimpinan kepala sekolah
seperti proses pengangkatannya tidak trasnparan, rendahnya mental kepala sekolah
yang ditandai dengan kurangnya motivasi dan semangat serta kurangnya disiplin
dalam melakukan tugas, dan seringnya datang terlambat, wawasan kepala sekolah
yang masih sempit, serta banyak faktor penghambat lainnya yang menghambat
tumbuhnya kepala sekolah yang professional untuk meningkatkan kualitas
pendidikan. Ini mengimplikasikan rendahnya produktivitas kerja kepala sekolah
yang berimplikasi juga pada mutu (input, proses, dan output)
Berdasarkan masalah-masalah tersebut, adapun
pemecahannya adalah:
1. Pembinaan
kemampuan profesional kepala sekolah
Wadah-wadah yang telah dikembangkan dalam pembinaan
kemampuan profesional kepala sekolah adalah musyawarah kepala sekolah (MKS),
kelompok kerja kepala sekolah (KKKS), pusat kegiatan kepala sekolah (PKKS). Di samping
itu peningkatan dapat dilakukan melalui pendidikan, dengan program sarjana atau
pasca sarjana bagi para kepala sekolah sesuai dengan bidang keahliannya,
sehingga tidak terlepas dari koridor disiplin ilmu masing-masing.
2. Revitalisasi
MGMP dan MKKS di sekolah
Melalui MGMP dan MKKS dapat dipikirkan bagaimana
menyiasati kurikulum yang padat dan mencari alternatif pembelajaran yang tepat
serta menemukan berbagai variasi metoda dan variasi media untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran.
Dengan mengefektifkan MGMP dan MKKS semua kesulitan
dan permasalahan yang dihadapi oleh guru dan kepala sekolah dalam kegiatan
pendidikan dapat dipecahkan, dan diharapkan dapat meningkatkan mutu pendidikan
di sekolah.
3. Peningkatan
disiplin
Dalam menumbuhkan kepala sekolah profesional dalam
paradigma baru manajemen pandidikan di sekolah diperlukan adanya peningkatan
disiplin untuk menciptakan iklim sekolah yang lebih kondusif dan dapat
memotivasi kerja, serta menciptakan budaya kerja dan budaya disiplin para
tenaga kependidikan dalam melakukan tugasnya di sekolah.
4. Pembentukan
kelompok diskusi profesi
Kelompok diskusi profesi dapat dibentuk untuk
mengatasi tenaga kependidikan yang kurang semangat dalam melakukan tugas-tugas
kependidikan di sekolah yang melibatkan pengawas sekolah, komite sekolah atau
orang lain yang ahli dalam memecahkan masalah yang dihadapi kepala sekolah dan
tenaga kependidikan.
5. Peningkatan
layanan perpustakaan dan penambahankoleksi
Salah satu sarana peningkatan profesionalisme kepala
sekolah adalah tersedianya buku yang dapat menunjang kegiatan sekolah dalam
mendorong visi menjadi aksi. Karena akan sangat sulit dapat mengembangkan dan
meningkatkan profesionalisme kepala sekolah jika tidak ditunjangkan oleh sumber
belajar yang memadai.
Selain itu kepala sekolah harus memiliki visi dan
misi, serta strategi manajemen pendidikan secara utuh yang berorientasi kepada
mutu. Strategi ini dikenal dengan manajemen mutu terpadu (MMT) atau kalau dunia
bisnis dikenal dengan nama total quality management (TQM). Yang merupakan usaha
sistematis dan terkoordinasi untuk secara terus-menerus memperbaiki kualitas
layanan.
Sedikitnya terdapat lima sifat layanan yang harus
diwujudkan oleh kepala sekolah agar “pelanggan” puas; yakni layanan sesuai
dengan yang dijanjikan (reliability), mampu menajmin kualitas
pembelajaran (assurance), iklim sekolah yang kondusif (tangible),
memberikan perhatian penuh kepada peserta didik (emphaty), dan cepat
tanggap terhadap kebutuhan peserta didik (responsiveness)
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kepala sekolah merupakan peimipin
formal yang tidak bisa diisi oleh orang-orang tanpa didasarkan atas
pertimbangan tertentu. Untuk itu kepal sekolah bertangggung jawab melaksanakan
fungsi-fungsi kepemimpinan baik yang berhubungan dengan pencapaian tujuan
pendidikan maupun dalam mencipatakan iklim sekolah yang kondusif yang menumbuhkan
semangat tenaga pendidik maupun peserta didik. Dengan kepemimpinan kepala
sekolah inilah, kepala sekolah diharapakan dapat memberikan dorongan serta
memberikan kemudahan untuk kemajuan serta dapat memberikan inspirasi dalam
proses pencapaian tujuan.
Kepala sekolah diangkat melalui
prosedur serta persyaratan tertentu yang bertanggung jawab atas tercapainya
tujuan pendidikan melalui upaya peningkatan profesionalisme tenaga kependidikan
yang mengimplikasikan meningkatkanya prestasi belajar peserta didik. Kepala
sekolah yang professional akan berfikir untuk membuat perubahan tidak lagi
berfikir bagaimana suatu perubahan sebagaimana adanya sehingga tidak terlindas
oleh perubahan tersebut. Untuk mewujudkan kepala sekolah yang professional
tidak semudah memabalikkan telapak tangan, semua itu butuh proses yang panjang.
Sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi, seni dan budaya yang diterapkan dunia pendidikan, sehingga
menuntut penguasaan kepala sekolah secara professional. Untuk itu kepala
sekolah dihadapkan pada tantangan untuk melasnakan pengembangan pendidikan
secara terarah dan berkesinambungan.
Peningkatan profesionalisme kepala
sekolah perlu dilaksanakan secara berkesinambungan dan terencana dengan melihat
permasalahan-permasalahan dan keterbatasan yang ada. Sebab kepala sekolah
merupakan pemimpin pendidikan yang juga bertanggung jawab dalam meningkatkan
profesionalisme tenaga kependidikan lainnya. Kepala sekolah yang professional akan mengetahui kebutuhan
dunia pendidikan, dengan begitu kepala sekolah akan melakukan penyesuaian-penyesuaian
agar pendidikan berkembang dan maju sesuai dengan kebutuhan pembangunan serta
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
B. Saran
Peningkatan profesionalisme kepemimpinan kepala sekolah harus
dilakukan melaui suatu strategi. Melalui strategi perbaikan mutu inilah
diharapkan dapat mengatasi masalah rendahnya pendidikan mutu pendidikan yang
mengoptimalkan segala sumber daya yang terdapat di sekolah.
Upaya peningkatan profesionalisme kepala sekolah merupakan
proses keseluruhan dan organisasi sekolah serta harus dilakukan secara
berkesinambungan karena peubahan yang terjadi selalu dinamis serta tidak bisa
diprediksi sehingga kepala sekolah maupun tenaga kependidikan harus selalu siap
dihadapkan pada kondisi perubahan. Ada
istilah seorang tenaga pendidik yang tadinya professional belum tentu akan
terus professional bergitupun sebaliknya, tenaga kependidikan yang tadinya
tidak professional belum tentu akan selamanya tidak professional. Dari
pernyataan itu jelas kalau perubahan akan selalu terjadi dan menuntut adanya
penyasuaian sehingga kita dapat mengatasi perubahan tersebut dengan penuh
persiapan.
Dalam upaya peningkatan mutu sekolah dan profesionalisme
kepala sekolah harus ada pihak yang berperan dalam peningkatan mutu tersebut.
Dan yang berperan dalam peningkatan profesionalisme kepala sekolah adalah
pengawas sekolah yang juga merupakan pemimpin pendidikan yang bersama-sama kepala
sekolah memiliki tanggung jawab terhadap perkembangan sekolah.
Upaya peningkatan keprofesionalan kepala sekolah tidak akan
terwujud begitu tanpa adanya motivasi dan adanya kesadaran dalam diri kepala
sekolah tersebut serta semangat mengabdi yang akan melahirkan visi kelembagaan
maupun kemampuan konsepsional yang jelas. Dan ini merupakan faktor yang paling
penting sebab tanapa adanya kesadaran dan motivasi semangat mengabdi inilah
semua usaha yang dilakukan untuk meningkatkan keprofesionalannya hasilnya tidak
akan maksimal dan perealisasiannyapun tidak akan optimal.
DAFTAR
PUSTAKA
E. Mulyasa. 2006. Menjadi Kepala Sekolah Profesional, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya
Kusnandar. 2007. Guru
Profesional. Jakarta: PT Raja Grafindo
Maman Ukas. 2004. Manajemen.
Bandung: Agini
Muhammad Surya. Organisasi
profesi, kode etik dan Dewan Kehormatan Guru.
Miftah Toha, 2003. Kepemimpinan
dalam Manajemen, Jakarta: PT Raja Grafindo.
Rahman (at all). 2006. Peran
Strategis Kapala Sekolah dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan. Jatinangor:
Alqaprint.
Sadili Samsudin.2006. Manajemen
Sumber Daya Manusia. Bandung: CV Pustaka Setia
Soekarto Indarafachrudi.
2006. Bagaimana Memimpin Sekolah yang efektif. Bogor: Ghalia Indonesia
Sudarwan Danim. 2002. Inovasi
Pendidikan dalam Upaya Peningkatan Profesionalisme Tenaga Kepandidikan.
Bandung: CV Pustaka Setia.
Syaiful Sagala. 2002. Administrasi
Pendidikan Kontemporer. Bandung : Alfabeta CV
Wahjosumidjo. 2002. Kepemimpinan
Kepala Sekolah. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Untuk mendapatkan file silahkan klik : Download
Untuk mendapatkan file silahkan klik : Download
0 comments:
Post a Comment
Silahkan berkomentar, hindari unsur SARA.
Terima kasih