BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Upaya
peningkatan mutu pendidikan terus dilakukan. Dikeluarkannya PP 19 tahun
2005 tentang Standar Nasional Pendidikan adalah sebagai bentuk upaya ke arah
peningkatan mutu pendidikan. Peningkatan mutu pendidikan pada intinya adalah
peningkatan kualitas pembelajaran di sekolah. Untuk itu perlu
diawali dengan meningkatkan profesionalitas guru.
Fungsi,
tujuan, dan kewajiban pemerintah untuk mewujudkan pendidikan yang bermutu bagi
bangsa Indonesia
telah dilakukan oleh pemerintah dari waktu ke waktu. Rendahnya mutu pendidikan
nasional, telah berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung terhadap rendahnya mutu dan daya saing sumber daya
manusia (SDM) Indonesia pada bursa tenaga kerja global.
Sehubungan
dengan itu, Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) menetapkan tiga
kebijakan pembangunan pendidikan nasional, yaitu: 1) pemerataan dan perluasan
akses; 2) peningkatan mutu, relevansi, dan daya saing; dan 3) penguatan tata
kelola, akuntabilitas, dan pencitraan publik.
Pada
tataran operasional, peningkatan mutu pendidikan nasional diarahkan untuk memberikan
penjaminan mutu pendidikan kepada masyarakat. Dengan demikian, pendidikan pada
satuan pendidikan ”harus” dilaksanakan sesuai dengan standar nasional
pendidikan (SNP) dan sesuai dengan harapan dan kebutuhan masyarakat yang terus
berkembang secara dinamis dengan memberdayakan pendidik dan tenaga kependidikan
yang terwadahi dalam berbagai forum secara optimum.
Untuk
meningkatkan profesionalitas guru perlu dilakukan berbagai upaya pembinaan
secara terstruktur. Salah satu upaya yang dianggap efektif adalah
pembinaan-pembinaan profesi secara berkelanjutan melalui wadah Kelompok Kerja
Guru (KKG). Pembinaan guru melalui wadah KKG ini dipandang sangat efektif,
sebab di dalamnya akan tercipta kegiatan-kegiatan positif tentang pengelolaan
pembelajaran. Melalui kegiatan tersebut, guru dapat berdiskusi dan
bereksplorasi tentang berbagai permasalahan dalam lingkup yang sama, yakni
pengembangan pembelajaran di kelas yang dihadapinya sehingga kecenderungan
adanya peningkatan profesionalitas guru akan lebih nyata dan bermanfaat. Karena
itulah, revitalisasi forum KKG dipandang sangat strategis untuk mendorong para
guru secara berkelanjutan meningkatkan profesionalisme dan kesiapannya dalam
pembelajaran.
Upaya
peningkatan kualitas pembelajaran harus dimulai dari refleksi guru terhadap
kendala-kendala yang dihadapi dalam pembelajaran. Temuan-temuan guru
selanjutnya dilakukan penelitian tindakan di kelasnya. Akhirnya guru dapat
menuliskan permasalahan dan pemecahannya dalam bentuk laporan tindakan kelas
untuk menentukan arah dan kebijakan dalam pembaharuan pembelajaran. Wadah KKG
dipandang tepat yang dapat mewadahi semua kegiatan guru.
Untuk
mengelola kegiatan KKG seperti yang diharapkan diperlukan adanya program yang
terstruktur, dana yang cukup, serta sarana dan prasarana yang memadai.
Konsekuensi logis dari upaya revitalisasi forum KKG adalah perlu adanya
dukungan dana. Berkaitan dengan dana, sampai saat ini KKG belum memiliki sumber
tetap yang dialokasikan secara rutin untuk pengembangan kegiatan.
Melihat
permasalahan di atas KKG Gugus Erlangga
Kecamatan Cimanggu Kabupaten Cilacap bekerjasama dengan Pengawas dan UPT Dinas
Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kecamatan Cimanggu Kabupaten Cilacap beserta
instansi terkait lainnya memandang perlu untuk menyelenggarakan kegiatan
peningkatan mutu pendidikan pada tahun 2011/2012 diantaranya pelaksanaan
aktivitas Kelompok Kerja Guru (KKG) melalui
pemberian dana langsung (Block Grant) oleh Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan
(LPMP). Kegiatan yang akan dilaksanakan adalah Program Pengembangan dan Profesi
Karier Guru Mata Pelajaran SBK melalui Kegiatan KKG di Gugus Erlangga Kecamatan
Cimanggu Kabupaten Cilacap Propinsi Jawa Tengah.
Keberadaan
KKG Gugus Erlangga sebagai wadah atau forum profesional guru di gugus sekolah,
kecamatan Cimanggu memegang peranan penting dan strategis untuk meningkatkan
kompetensi guru sehingga guru lebih profesional. Melalui KKG Gugus Erlangga
diharapkan permasalahan pembelajaran yang dihadapi guru di kelas dapat
terpecahkan sehingga proses pembelajaran lebih efektif, dan dapat meningkatkan
mutu pendidikan khususnya di Kecamatan Cimanggu.
Pada
kegiatan tersebut kami masih menggunakan narasumber yang ada, yaitu pengawas
dan sesama guru/guru senior yang dipandang lebih mampu. Karena itu, bila kami
mendapatkan dana block grant, kami akan memanfaatkan secara maksimal
untuk lebih meningkatkan kualitas kegiatan kelompok kerja KKG Gugus Erlangga
Kecamatan Cimanggu Kabupaten Cilacap Propinsi Jawa Tengah, dengan harapan agar
kegiatan ini dapat memberi dampak positif bagi peningkatan mutu pendidikan pada
kegiatan KKG Gugus Erlangga Kecamatan Cimanggu Kabupaten Cilacap Propinsi Jawa
Tengah dan seluruh Sekolah Dasar yang ada di KKG Gugus Erlangga pada khususnya dan Seluruh Sekolah
Dasar yang ada di Kecamatan Cimanggu umumnya.
B. Tujuan
Dari uraian di atas maka dapat
diketahui tujuan yang hendak dicapai dalam kegiatan KKG Gugus Erlangga ini,
antara lain :
1. Tujuan Umum
a. memperluas wawasan dan pengetahuan guru dalam berbagai hal, khususnya dalam
pembelajaran seni budaya terutama bidang seni musik dan seni tari, serta
membahas materi esensial yang sulit dipahami, strategi/metode/ pendekatan/media
pembelajaran, sumber belajar, kriteria ketuntasan minimal, pembelajaran
remedial, soal tes untuk berbagai kebutuhan, menganalisis hasil belajar,
menyusun program dan pengayaan, dan membahas berbagai permasalahan serta
mencari alternatif solusinya;
b. memberi kesempatan kepada guru untuk berbagi pengalaman serta saling
memberikan bantuan dan umpan balik;
c. meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap serta mengadopsi
pendekatan pembelajaran yang lebih inovatif bagi guru;
d. memberdayakan dan membantu
guru dalam melaksanakan tugas-tugas guru di sekolah dalam rangka meningkatkan
pembelajaran sesuai dengan standar;
e. mengubah budaya kerja dan
mengembangkan profesionalisme guru dalam upaya menjamin mutu pendidikan;
f. meningkatkan mutu proses
pendidikan dan pembelajaran yang tercermin dari peningkatan hasil belajar peserta
didik dalam rangka mewujudkan pelayanan pendidikan yang berkualitas;
g. mengembangkan kegiatan
mentoring dari guru senior kepada guru junior; dan
h. meningkatkan kesadaran guru
terhadap permasalahan pembelajaran di kelas yang selama ini tidak disadari dan
tidak terdokumentasi dengan baik.
C. Sasaran
Sasaran diadakan kegiatan KKG Gugus Erlangga
Kecamatan Cimanggu adalah semua guru-kelas yang aktif mengajar baik di SD
Negeri/Swasta di Kecamatan Cimanggu Kabupaten Cilacap yang jumlahnya 59 orang,
yang terdiri dari 40 Guru PNS dan 19 Guru Non PNS.
D. Hasil
Adapun hasil dari pelaksanaan Program pemberian dana Block
Grant pada KKG Erlangga Kecamatan Cimanggu adalah tercapainya implementasi dari Permendiknas No. 22
tahun 2006
tentang SI (Standar Isi), Permendiknas No. 23/2006 tentang SKL
(Standar kelulusan), Permendiknas No. 20/2007 tentang Standar Penilaian dan
Permendiknas No. 16/2007 tentang standar kualifikasi Akademik dan
Kompetensi Guru.
Kompetensi Guru dalam pengembangan
Permendiknas tersebut di atas yaitu:
- Meningkatnya kompetensi guru dalam mempersiapkan, melaksanakan dan mengevaluasi program kegiatan belajar mengajar.
- Meningkatnya kemampuan dalam menyusun program pembelajaran khususnya pembelajaran SBK
- Terjadinya pemerataan dan peningkatan mutu pendidikan secara proporsional melalui peningkatan kompetensi profesional guru khususnya kemampuan dalam menyusun program pembelajaran khususnya pembelajaran SBK.
- Meningkatnya wawasan guru mengenai pengembangan kurikulum dan memecahkan masalah pembelajaran dengan sharing pengalaman antar guru
- Meningkatnya wawasan dan pengetahuan guru dalam pembelajaran khususnya kajian pembelajaran PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif dan Menyenangkan).
E. Dampak
Melalui Kelompok Kerja Guru kelas memberikan dampak
kepada berbagai pihak antara lain untuk :
a. Siswa berpeluang untuk
memperoleh proses
pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.
b. Akumulasi dari proses
pembelajaran tersebut di atas, diharapkan akan berdampak pada peningkatan prestasi
belajar siswa.
a. Meningkatnya kompetensi guru
dalam menyiapkan rencana pembelajaran, bahan ajar, dan perangkat penilaian.
b. Meningkatnya kompetensi dalam
menyelenggarakan Pembelajaran yang Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAIKEM).
c. Terhimpunnya dokumen
portofolio untuk proses sertifikasi, kenaikan jabatan fungsional guru, dan pengakuan hasil
belajar.
d. Terfasilitasinya menjadi
anggota atau pengurus organisasi profesi guru yang sesuai dengan bidang yang
diampunya.
a. Adanya kaitan antara pendidikan dan pelatihan guru di KKG atau MGMP dengan pembenahan pembelajaran di
sekolah.
b. Tersedia guru yang profesional
dan mampu meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah.
c. Kemudahan dalam pengelolaan
keikutsertaan guru dalam pendidikan dan pelatihan di KKG atau MGMP dengan meminimalisasi dampak negatif akibat guru sering meninggalkan tugas
mengajar karena keikutsertaan dalam pelatihan-pelatihan.
Terwujudnya KKG atau MGMP sebagai wadah komunikasi, pembinaan, dan peningkatan profesi dan karier guru yang
terpercaya.
Tersedianya model
pembinaan organisasi profesi guru yang profesional untuk meningkatkan mutu
pembelajaran.
BAB II
GAMBARAN UMUM KEGIATAN
A. Program
Kegiatan KKG
Seni Budaya di Gugus Erlangga dilaksanakan dari tanggal 30 Nopember 2011 sampai
dengan 1 Desember 2011, yang terdiri dari 4 (empat) pertemuan dengan
narasumber/ fasilitator yang berasal dari berbagai instasi terkait.
1. Struktur Program
Struktur program
kegiatan KKG Seni Budaya mencakup materi-materi sebagai berikut:
No
|
Materi
|
JP
|
Penyaji
|
A
|
MATERI UMUM
|
6
|
|
1
|
Kebijakan
Pemerintah
Pendidikan
Budaya dan Karakter Bangsa
|
2
4
|
Ka.UPT
Disdikpora
Drs.
PH. Sutarman Eko, M.Pd
Drs.
Suryan
|
B
|
MATERI POKOK
|
18
|
|
1
2
|
Seni
Musik
Seni
Tari
|
6
12
|
S.
Diro
Rumyati,
S.Pd
Sulastri,
A.Ma.Pd
|
|
JUMLAH
|
24
|
|
2. Peserta
Peserta
kegiatan ini adalah anggota KKG Gugus Erlangga Kecamatan Cimanggu terdiri dari 59
orang peserta. (Daftar hadir peserta terlampir )
3. Penyaji/ Narasumber/ Fasilitator
Narasumber/Penyaji/Fasilitator
dalam kegiatan ini adalah Kepala UPT Disdikpora Kecamatan Cimanggu, Pengawas
TK/SD UPT Disdikpora Kecamatan Cimanggu dan Guru Pemandu.
4. Strategi dan Metode Pelaksanaan Kegiatan
Pelaksanaan program dilaksanakan secara
mandiri KKG Gugus Erlangga
Kecamatan Cimanggu dengan memanfaatkan sumber daya manusia yang
ada di dalam KKG Gugus
Erlangga Kecamatan Cimanggu. Dalam pelaksanaan
kegiatan, narasumber berasal dari Guru Pemandu anggota KKG Gugus Erlangga Kecamatan Cimanggu dan Guru Pemandu yang berasal dari kecamatan terdekat.
Pelaksanaan
program bertujuan untuk meningkatkan kompetensi guru anggota KKG Gugus Erlangga
Kecamatan Cimanggu, memfasilitasi kegiatan positif para anggota yang pada
muaranya bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Kecamatan Kecamatan
Cimanggu.
Strategi
pelaksanaan program dilakukan melalui : sosialisasi program, pelaksanaan
program, evaluasi program dan tindak lanjut. Kegiatan dilaksanakan sesuai
dengan kondisi sarana dan prasarana yang ada. Metode pelaksanaan kegiatan
berupa kegiatan ceramah, penugasan kelompok, pemberian tugas mandiri, diskusi
dan demontrasi.
Supervisi
dilaksanakan oleh pengurus KKG dengan melibatkan Kepala UPT Disdikpora beserta
Pengawas TK/SD UPT Disdikpora Kecamatan Cimanggu. Kegiatan supervisi
dilaksanakan di awal program, di tengah program, dan di akhir program.
B. Kondisi Umum
Kelompok
Kerja Guru (KKG) Sekolah Dasar Gugus Erlangga Kecamatan Cimanggu Kabupaten
Cilacap Propinsi Jawa Tengah berada di wilayah binaan UPT Pendidikan Dasar Kecamatan Cimanggu Kabupaten Cilacap yang juga
berupaya meningkatkan mutu pendidikan di sekolah melalui peningkatan kompetensi
dan kinerja guru dalam upaya menunjang keberhasilan visi dan misi sekolah khususnya
dalam bidang pendidikan.
Kelompok
Kerja Guru (KKG) Sekolah Dasar Sekolah Gugus Erlangga Kecamatan Cimanggu
Kabupaten Cilacap Propinsi Jawa Tengah beranggotakan 8 (delapan) Sekolah Dasar
Negeri dengan SD Inti yaitu SDN Cilempuyang 01 dan SD Imbas berjumlah 7 (tujuh)
sekolah yaitu : SD Negeri Cimanggu 01, SD Negeri Cimanggu 02 , SD Negeri
Cimanggu 03, SD Negeri Cimanggu 05, SD Muhammadiyah Cimanggu, SD Negeri
Cilempuyang 02 dan SDN Cilempuyang 03, dengan total jumlah siswa sebanyak 1.879
orang. Jumlah guru 104 orang yang
terdiri dari PNS dan honorer. Dengan jumlah Kepala Sekolah 8 orang dan jumlah
guru PNS 55 orang dan 49 guru Non PNS. Dari jumlah guru tersebut masih banyak
yang belum menyelesaikan pendidikan S-1. Hal ini berarti jumlah guru di Kelompok
Kerja Guru (KKG) Gugus Erlangga
Kecamatan Cimanggu Kabupaten Cilacap Propinsi Jawa Tengah belum memadai jika
diukur dengan persyaratan akademik Undang-undang nomor 14 Tahun 2005 tentang
Guru dan Dosen, Peraturan Pemerintah (PP) nomor 74 Tahun 2008 tentang guru dan
Permendiknas nomor 16 tahun 2007 tentang kualifikasi akademik dan kompetensi
pendidik satuan pendidikan dasar dan menengah. Guru wajib memiliki kualifikasi
akademik dan kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial dan profesional.
Kelompok Kerja Guru Sekolah Dasar Gugus
Erlangga Kecamatan Cimanggu Kabupaten Cilacap Propinsi Jawa Tengah yang tujuan
pelaksanaannya sebagai salah satu wadah meningkatkan kompetensi dan kinerja
guru secara berkelanjutan sehingga diharapkan dapat meningkatkan kompetensi guru
dalam mengembangkan dan melaksanakan pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif dan
Menyenangkan (PAIKEM).
Materi
pertemuan selama ini lebih banyak membahas perangkat pembelajaran yang akan
digunakan guru di kelas. Kebanyakan masalah yang dihadapi guru disebabkan belum
dikenalkannya model-model pembelajaran yang PAIKEM, khususnya pada pembelajaran
SBK di sekolah.
C. Prioritas Kegiatan
KKG sebagai kelompok kerja seluruh guru dalam satu
gugus, pada tahap pelaksanaannya dapat dibagi ke dalam kelompok kerja guru yang
lebih kecil, yaitu kelompok kerja guru berdasarkan jenjang kelas, dan kelompok
kerja guru berdasarkan atas mata pelajaran yang bertujuan untuk;
1. Memfasilitasi
kegiatan yang dilakukan di pusat kegiatan guru berdasarkan masalah dan
kesulitan yang dihadapi guru,
2. Memberikan bantuan profesional
kepada para guru kelas dan mata pelajaran di sekolah,
3. Meningkatkan pemahaman, keilmuan,
keterampilan serta pengembangan sikap profesional berdasarkan kekeluargaan dan
saling mengisi (sharing),
4. Meningkatkan pengelolaan proses
pembelajaran yang aktif, kreatif, dan menyenangkan (Pakem).
5. Melalui KKG dapat dikembangkan
beberapa kemampuan dan keterampilan mengajar di antaranya; keterampilan
bertanya, keterampilan memberi penguatan, keterampilan mengadakan variasi,
keterampilan menjelaskan, keterampilan membuka dan menutup pelajaran,
keterampilan memimpin diskusi kelompok kecil dan perorangan
6. Kegiatan yang telah dilaksanakan
dalam rangka meningkatkan kompetensi antara lain : Penyusunan Silabus dan RPP
Seni Budaya, Program tahunan dan program semester Seni Budaya dan pelaksanaan
pelatihan seni musik dan seni tari golek
sulung dayung.
BAB III
HASIL PELAKSANAAN KEGIATAN
A. Implementasi
Pelaksanaan KKG Senni Budaya di Gugus Erlangga diikuti oleh 59 orang,
terdiri dari 56 perwakilan dari SD Negeri se Kecamatan Cimanggu, dan 3 dari
SD/MI Swasta se Kecamatan Cimanggu, dengan jumlah anggota kepanitian sebanyak
21 orang. Pelaksanaan kegiatan KKG Seni Budaya dilaksanakan dalam 2 (dua) hari,
yaitu pada tanggal 30 Nopember 20011 dan 01 Desember 2011.
Pelaksanaan kegiatan kelompok kerja guru KKG Gugus
Erlangga Desa Cilempuyang Kecamatan Cimanggu Kabupaten Cilacap
menggunakan strategi brainstorming,
ceramah dan tanya jawab interaktif, diskusi, serta simulasi. Brainstorming
dilaksanakan jika menghadapi masalah yang memerlukan pemecahan segera dengan
fasilitator yang sudah pakar; ceramah dan tanya jawab interaktif digunakan
dalam memahami konsep-konsep yang relatif sukar dengan atau tanpa pakar.
Sementara, diskusi digunakan untuk memecahkan masalah yang timbul dalam
pemahaman sesuatu yang belum menemukan titik kesamaan persepsi; dan workshop
digunakan untuk merealisasi pemahaman konsep yang sudah menemukan titik temu,
selain untuk menghasilkan peningkatan
profesional guru yang berkelanjutan juga peningkatan kualitas
pembelajaran di sekolah masing masing.
B. Waktu dan Tempat
1.
Waktu Pelaksanaan
Tempat pelaksanaan kegiatan KKG Seni Budaya di Gugus
Erlangga dilaksanakan selam 2 (dua) hari, yaitu pada tanggal 30 Nopember 2011
dan 01 Desember 2011, yang bertempat di SD Inti, yaitu SD Negeri Cilempuyang 01
UPT Disdikpora KEcamatan Cimanggu Kabupaten Cilacap. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel
berikut ini :
Tabel 3.1
Tempat dan Waktu
Pelaksanaan Kegiatan
2.
Tempat Pelaksanaan
Tempat pelaksanaan KKG Gugus Erlangga, bertempat di
Sekolah Dasar Negeri Cilempuyang 01 Kecamatan Cimanggu Kabupaten Cilacap
Propinsi Jawa Tengah, dengan alamat di Jln. Tumaritis Desa Cilempuyang, dengan jumlah peserta sebanyak 59
orang, terdiri dari 56 SD Neegri dan 3 SD Swasta.
C. Laporan Pelaksanaan
- Narasumber
Adapun
Narasumber dalam pelaksanaan Kegiatan KKG Seni Budaya di Gugus Erlangga
Kecamatan Cimanggu Kabupaten Cilacap dapat dijelaskan pada tabel di bawah ini :
Tabel 3.2
Narasumber
Pelaksanaan KKG Seni Budaya di Gugus Erlangga
No
|
Nama
|
Jabatan
|
Materi
|
1
|
Drs. Taryono
|
Ka. UPTD
|
Kebijakan Pemerintah
|
2
|
Drs. Sutarman Eko, M.Pd
|
Pengawas
|
PBKP
|
3
|
Drs. Suryan
|
Pengawas
|
PBKB
|
4
|
S. Diro
|
-
|
Seni Musik
|
5
|
Sulastri, A.Ma.Pd
|
Kepala Sekolah
|
Seni Tari
|
6
|
Rumyati, S.Pd
|
Guru
|
Seni Tari
|
- Materi Umum
Pelaksanaan
kegiatan materi umum dilaksanakan pada hari pertama, dengan materi :
a. Kebijakan
Pemerintah tentang KKG Seni dan Budaya yang dipandu oleh Drs. Taryono, Kepala UPT
Disdikpora Kecamatan Cimanggu Kabupaten Cilacap. Ringkasan materi Undang-Undang
Republik Indonesia (UURI) Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, Bab II, pasal 2 mengamanatkan bahwa: ”Pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab”. Selanjutnya di dalam pasal 5 UURI tersebut diamanatkan juga bahwa
”Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang
bermutu”. Sementara itu, dalam bab yang sama, bagian keempat, pasal 11
ditegaskan bahwa: ”Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib memberikan layanan
dan kemudahan, serta menjamin terselengaranya pendidikan yang bermutu bagi
setiap warga negara tanpa diskriminasi”. Fungsi, tujuan, dan kewajiban
pemerintah untuk mewujudkan pendidikan yang bermutu bagi bangsa Indonesia telah
dilakukan oleh pemerintah dari waktu ke waktu. Rendahnya mutu pendidikan
nasional, telah berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung terhadap rendahnya mutu dan daya saing sumber daya
manusia (SDM) Indonesia pada bursa
tenaga kerja global. Sehubungan dengan
itu, Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) menetapkan tiga kebijakan
pembangunan pendidikan nasional, yaitu: 1) pemerataan dan perluasan akses; 2)
peningkatan mutu, relevansi, dan daya saing; dan 3) penguatan tata kelola,
akuntabilitas, dan pencitraan publik. Pada tataran operasional, peningkatan
mutu pendidikan nasional diarahkan untuk
memberikan penjaminan mutu pendidikan kepada masyarakat. Dengan demikian,
pendidikan pada satuan pendidikan ”harus” dilaksanakan sesuai dengan standar
nasional pendidikan (SNP) dan sesuai dengan harapan dan kebutuhan masyarakat
yang terus berkembang secara dinamis dengan memberdayakan pendidik dan tenaga
kependidikan yang terwadahi dalam berbagai forum secara optimum. Salah satu diantaranya adalah
merevitalisasi/memperbaharui Kelompok Kegiatan Guru (KKG), Musyawarah Guru Mata
Pelajaran (MGMP), Kelompok Kerja Kepala Sekolah (KKKS), dan Musyawarah Kerja Kepala
Sekolah (MKKS) karena diidentifikasi bahwa intensitas dan kebermaknaan
forum-forum dimaksud masih kurang optimal. Pelaksanaan revitalisasi KKG, MGMP,
KKKS, dan MKKS diharapkan dapat mendukung secara optimal peningkatan kemampuan
profesional guru dalam pembelajaran di sekolah-sekolah terkait.
b.
Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa yang dipandu oleh Drs. PH. Sutarman Eko,
M.Pd dan Drs. Suryan. Ringkasan
materinya adalah menjamin perwujudan ide
mengenai keseimbangan imtak dan iptek serta prinsip-prinsip akhlak mulia itu
dalam praktik? Menurut saya, hal itu benar-benar belum tercermin. Pendidikan
kita selama ini sama sekali tidak atau belum berhasil membantu agar manusia Indonesia
dan bangsa kita menjadi cerdas dalam pengertian seperti tersebut di atas. Pendidikan
kita masih terlalu bersifat kognitif dengan orientasi konten yang dari waktu ke
waktu terus menerus dibebani titipan oleh aneka kepentingan dari sekeliling.
Dalam kenyataan, taksonomi Bloom yang menggambarkan adanya tiga elemen pokok
dalam pendidikan, yaitu aspek-aspek affective, cognitive, dan psychomotoric
tidak lah berkembang secara seimbang antara satu dengan yang lain. Pendidikan
kita tidak berhasil membentuk sikap dan karakter, dan tidak juga membangun
kapasitas kemampuan teknis untuk melakukan menerapkan pengetahuan dan
sikap-sikap yang dimiliki dalam praktik. Sampai sekarang pendidikan kita masih
terus berorientasi kepada ‘konten’ pengetahuan. Memang benar kebijakan
kirukulum kita sudah sejak lama diubah dari orientasi konken (content-base
curriculum) ke kompetensi (competence-base
curriculum). Namun dalam praktik orientasi konten atau orientasi kepada
materi muatan pengetahuan, terus saja dipraktikkan. Bahkan, setiap muncul
kritik akan kinerja pendidikan, selalu muncul tawaran yang dianggap solusi yang
baik, yaitu penambahan jam pelajaran atau penambahan mata pelajaran yang
dinilai sangat penting. Padahal, pengetahuan dan ilmu pengetahuan dewasa ini
terus berkembang sifatnya akibat teknologi informasi dan komunikasi yang
dipraktikkan secara luas. Informasi pengetahuan mengalami proses globalisasi
yang cepat dan memudahkan bagi siapa saja untuk menguasainya. Karena itu,
pola-pola pendidikan dan pengajaran yang berorientasi penguasaan konten atau
materi ilmu pengetahuan haruslah mengalami perubahan secara mendasar. Kita
tidak lagi memerlukan peran guru sebagai narasumber. Guru cukup berfungsi
sebagai fasilitator dan pembimbing teknis cara mencari dan memahami informasi
pengetahuan itu melalui sarana teknologi komunikasi dan informasi modern. Dengan
demikian, yang harus kita andalkan dari peran guru di masa mendatang adalah
keteladanan dan kepemimpinannya dalam membawakan suasana belajar di kelas dan
di luar kelas yang tidak berorientasi konten. Guru harus menjadi teladan,
membimbing, dan mengarahkan tuntunan sikap dan akhlak mulia untuk membentuk
kepribadian dan watak atau karakter, sekaligus kemampuan-kemampuan teknis bagi
para peserta didik. Karena itu, orientasi pendidikan kita haruslah mengutamakan
aspek-aspek afektif dan psikomotorik, dan bukan kognitif yang dapat dicari
sendiri oleh para peserta didik. Yang penting ada dalam diri setiap peserta
didik adalah sikap, karakter dan motivasi yang kuat disertai kemampuan teknis
untuk mencari, menermukan, mengumpulkan, memahami, dan menguasai segala
informasi ilmu pengetahuan yang diperlukan dalam hidup, bekerja, dan untuk
bertindak dalam meningkatkan kualitas hidup pribadi dan kualitas hidup bersama
dalam masyarakat dan bangsa kita sekarang dan di masa datang. Dalam pembentukan
watak atau karakter dan peningkatan kemampuan-kemampuan bertindak atau beraksi,
tentu saja diperlukan penguasaan banyak informasi pengetahuan. Akan tetapi di
samping informasi pengetahuan, yang jauh lebih penting lagi adalah pengaruh
keteladanan dan hasil tempaan pengalaman praktik. Oleh sebab itu, pendidikan
karakter haruslah berorientasi pada pengalaman praktik, pada proses kegiatan,
bukan pada output atau hasil, pada nilai ujian, pada ‘ranking’ prestasi
akademis, dan sebagainya. Pendidikan karakter lebih banyak dipengaruhi oleh
keteladanan yang ada di lingkungan belajar, dan pengalaman praktik dan
pengalaman bekerja yang dialami langsung oleh para peserta didik. Untuk itu,
perlu dipikirkan kemungkinan mengubah format pendidikan agama, misalnya, tidak
lagi berorientasi konten dan output yang diukur dengan jumlah jam pelajaran dan
dengan hasil ujian. Pendidikan agama lebih baik dilakukan melalui praktik
kegiatan untuk sholat berjamaah, misalnya, untuk berperilaku mulia dalam
bertutur kata dan dalam bersikap terhadap guru, terhadap teman, terhadap
tetangga, dan sebagainya. Untuk ekstrimnya, jika sekiranya kegiatan-kegiatan
demikian dapat diintensifkan dengan efektif dan para guru benar-benar dapat
dijadikan teladan untuk itu, maka dapat saja mata pelajaran agama secara formal
ditiadakan sama sekali. Sudah barang tentu,
pendidikan watak itu tidak hanya perlu dan tidak dapat hanya dilakukan di dalam
kelas. Ada
banyak aktor dan faktor berpengaruh yang harus diperhitungkan. Di luar kelas,
kita menemukan dunia tontonan melalui media televisi dan media elektronik, dan
media lainnya. Di luar kelas, kita juga terlibat dalam lingkungan kerja dan
lingkungan pergaulan. Di luar kelas, kita hidup dalam keluarga yang memberikan
kepada setiap peserta didik “field of
experience” yang dapat membentuk “frame
of reference” dalam diri setiap peserta didik. Karena itu, perlu pengaturan
yang bersifat sistemik dan terintegrasi antar semua aktor dan faktor di atas
untuk merekayasa suatu arah pendidikan watak, pendidikan karakter, yang kita
cita-citakan bersama bagi bangsa ke menuju masa depan
- Materi Pokok
Kegiatan
materi pokok terbagi dalam 18 (delapan belas) jam pembelajaran membahas materi
yang berbeda, yaitu materi seni musik dan seni tari.
1. Pertemuan 1-6 (Pengenalan Pembelajaran Seni Musik
oleh Bpk. S. Diro)
Seni
itu apa ? Musik itu apa ? dan Apa itu Seni Musik ? Definisi Seni
adalah : Seni merupakan hasil ungkapan rasa keindahan, sedih , gembira dan
lainnya . Yang wujudnya dapat berupa lukisan , pahatan , grafis , tari , musik
, dan lainnya . Dari arti kata : “seni” berasal dari kata SANI yang artinya
“Jiwa Yang Luhur/ Ketulusan jiwa”. Sedangkan menurut kajian ilmu di eropa
mengatakan ART (artivisial) yang artinya kurang lebih adalah barang/ atau karya
dari sebuah kegiatan. Sedangkan definisi dari Musik adalah : Musik adalah bunyi
yang diterima oleh individu dan berbeda-beda berdasarkan sejarah, lokasi,
budaya dan selera seseorang. Musik
menurut Aristoteles : Mempunyai kemampuan mendamaikan hati yang gundah, mempunyai
terapi rekreatif dan menumbuhkan jiwa patriotisme.
Setelah
mengerti pengertian di atas , maka berikut beberapa Definisi tentang Seni Musik
antara lain : Seni Musik adalah bagian dari aktivitas kultur dan sosial manusia
, dimana seni musik untuk mengekspresikan perasaan dan idenya. Seni Musik
adalah kesenian yang berupa bunyi/kesan terhadap sesuatu yang ditangkap oleh
indera pendengar , dan sebagai karya seni dengan segenap unsur pokok dan
pendukungnya. Seni Musik adalah suatu wujud karya dalam bentuk nada, dan
memiliki tempo yang dapat diikuti oleh penikmatnya , dan musik itu terlahir
dari aliran aliran nadi yang yangdisertai dorongan sensitif karena salah satu
indera nya merasakan rangsangan
Alat
musik merupakan suatu instrumen yang dibuat atau dimodifikasi untuk tujuan
menghasilkan musik.
Pada prinsipnya, segala sesuatu yang memproduksi suara, dan dengan cara
tertentu bisa diatur oleh musisi, dapat disebut sebagai alat musik. Walaupun
demikian, istilah ini umumnya diperuntukkan bagi alat yang khusus ditujukan
untuk musik. Bidang ilmu yang mempelajari alat musik disebut organologi. Alat musik
tiup menghasilkan suara sewaktu suatu kolom udara didalamnya digetarkan. Tinggi
rendah nada ditentukan oleh frekuensi gelombang yang dihasilkan terkait dengan panjang
kolom udara dan bentuk instrumen, sedangkan timbre dipengaruhi oleh
bahan dasar, konstruksi instrumen dan cara menghasilkannya. Contoh alat musik
ini adalah trompet
dan suling.
Alat musik pukul menghasilkan suara sewaktu dipukul atau ditabuh. Alat musik
pukul dibagi menjadi dua yakni bernada dan tidak bernada. Bentuk dan bahan
bagian-bagian instrumen serta bentuk rongga getar, jika ada, akan menentukan
suara yang dihasilkan instrumen. Contohnya adalah kolintang (bernada), drum (tak bernada), dan
bongo (tak bernada). Alat musik petik menghasilkan suara ketika senar
digetarkan melalui dipetik. Tinggi rendah nada dihasilkan dari panjang
pendeknya dawai. Alat musik gesek menghasilkan suara ketika dawai digesek.
Seperti alat musik petik, tinggi rendah nada tergantung panjang dan pendek
dawai.
Pentatonik berasal
dari gabungan kata penta ( lima ) dan tonik ( nada ), sehingga i tangga nada diatonik
mayor ( c – d – e – f – g – a – b – c’ )
yang jumlahnya 7 nada, dapat diperoleh tangga nada pentatopentatonik dapat diartikan sebagai tangganada yang
terdiri dari lima nada. Darnik dengan
mengurangi 2 nada, dalam hal ini terdapat dua macam tangga nada pentatonik : 1.
c – d – e – g – a – c’ ( tanpa f dan b )
2. c – e – f – g – b – c’ ( tanpa d dan a ) Tangga nada pentatonik pada umumnya digunakan pada musik tradisional
( China, Jepang ) termasuk di Indonesia pada musik gamelan ( Jawa ). Khusus pada Gamelan
Jawa, dua macam tangga nada pentatonik tersebut
dinamakan titi laras slendro dan titi laras pelog
Dalam
Seni Musik terdapat 2 (dua) unsur yaitu : Vocal dan Instrument. Vocal adalah
alunan nada-nada yang keluar dari suara manusia. Instrument adalah nada-nada
yang keluar dari alat musik yang digunakan. Teknik vocal adalah : Cara
memproduksi suara yang baik dan benar, sehingga suara yang keluar terdengar
jelas, indah, merdu, dan nyaring. Unsur-unsur teknik vocal :
1.
Artikulasi, adalah cara pengucapan
kata demi kata yang baik dan jelas.
2.
Pernafasan, adalah usaha untuk
menghirup udara sebanyak-banyaknya, kemudian disimpan, dan dikeluarkan sedikit
demi sedikit sesuai dengan keperluan.
3.
Phrasering, adalah aturan pemenggalan
kalimat yang baik dan benar sehingga mudah dimengerti dan sesuai dengan
kaidah-kaidah yang berlaku.
4.
Sikap Badan, adalah posisi badan ketika
seseorang sedang nyanyi, bisa sambil duduk, atau berdiri, yang penting saluran
pernafasan jangan sampai terganggu.
5.
Resonansi, adalah usaha untuk memperindah
suara dengan mefungsikan rongga-rongga udara yang turut bervibrasi/ bergetar
disekitar mulut dan tenggorokan.
6.
Vibrato, adalah usaha untuk memperindah sebuah
lagu dengan cara memberi gelombang/ suara yang bergetar teratur, biasanya di
terapkan di setiap akhir sebuah kalimat lagu.
7.
Improvisasi, adalah usaha memperindah lagu
dengan merubah/menambah sebagian melodi lagu dengan profesional, tanpa merubah
melodi pokoknya.
8.
Intonasi, adalah tinggi rendahnya suatu
nada yang harus dijangkau dengan tepat.
Pembelajaran
bermusik lagu SARINANDE, dengan notasi angka dan notasi balok.
2. Pertemuan 7-18 (Pengenalan Pembelajaran Seni Tari Sulung Dayung oleh Rumyati, S.Pd,
& Sulastri, A.Ma.Pd)
Sebagai
orang jawa, sudah sebaiknya kita tahu sedikit tentang budaya kita. Jadi saya,
akan membahas tentang salah satu tarian yang tidak sakral dan bisa dimainkan
oleh semua orang dimanapun. Tarian tersebut adalah Tari Golek Sulung Dayung.
Tari ini dapat dimainkan sendirian atau bersama-sama. Golek sulung dayung
termasuk tarian yang centil karena tarian ini menggambarkan seorang perempuan
yang sedang berdandan. Banyak ragam pada tarian ini yang menggambarkan
perempuan sedang berdandan, seperti contohnya gerakan dolanan sampur,
atau pasang ali-ali, ada juga ngilo dan sebagainya. Tarian ini
sebenarnya lebih dinamis dibandingkan dengan srimpi maupun bedaya. Tarian ini
termasuk tarian klasik modern yang gendingnya lebih cepat dan iramanya lebih
menyenangkan. Biasanya seseorang yang belajar tarian ini lebih cepat bisa
dibandingkan belajar tarian yang lain, karena tari golek sulung dayung ini
menyenangkan hati.
Adapun
ringkasan materi golek sulung dayung dalam bentuk tabel sebagaimana di bawah
ini
Tabel
3.1
Ragam
Gerak Tari Sulung Dayung
No
|
Ragam Gerak
|
Hitungan
|
1
|
Kipat Srisik Kanan Dan Kipat Srisik Kiri
|
2 x 8
|
2
|
Enjer Ridong Sampur
|
2 x 8
|
3
|
Enjer Tawing Kanan Dan Kiri
|
2 x 8
|
4
|
Enjer Rimong Sampur
|
2 x 8
|
5
|
Ridong Sampuk Jalan Kicak
|
2 x 8
|
6
|
Hoyogan Encot Kebyog Sampur Kiri
|
3 x 8
|
7
|
Hoyogan Encot Tawing Kiri
|
3 x 8
|
8
|
Ulap - Ulap Hoyogan Kanan dan Kiri
|
2 x 8
|
9
|
Alisan Kiri
|
2 x 8
|
10
|
Ulap - Ulap Jamang
|
2 x 8
|
11
|
Ayun - Ayun Sampur
|
3 x 8
|
12
|
Tumpang Tali Maju Gaya Yogyakarta
|
3 x 8
|
13
|
Enjer Usap Kanan dan Kiri
|
4 x 8
|
14
|
Timbangan Sampur
|
2 x 8
|
15
|
Ngilo Asto
|
2 x 8
|
16
|
Trap Sumping
|
2 x 8
|
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Salah
satu komponen yang sangat menentukan dalam peningkatan mutu pendidikan adalah
komponen guru dengan segala kinerjanya, khususnya yang berkaitan dengan proses
dan inovasi pembelajaran, diantaranya :
1.
KKG Pengembangan dan Profesi Karier Guru
Mata Pelajaran Seni Budaya di Gugus Erlangga sangat berperan dalam meningkatkan
Tenaga Pendidik dan Kependidikan yang memiliki kompetensi, kualifikasi dan
propesionalisme yang standar khususnya mata pelajaran Seni, Budaya dan
Keterampilan.
2.
KKG Pengembangan dan Profesi Karier Guru
Mata Pelajaran Seni Budaya di Gugus Erlangga dapat menjadi wadah berbagi ilmu
dan pengalaman sekaligus memetakan berbagai masalah yang dihadapi dalam proses
pembelajaran Seni, Budaya dan Keterampilan.
3.
Hasil pertemuan KKG Seni, Budaya dan
Keterampilan dapat menjadi acuan bagi guru dalam melaksanakan proses
pembelajaran di kelas.
4.
Dengan adanya KKG Seni, Budaya dan
Keterampilan diharapkan dapat menumbuhkan daya kreasi dan inovasi guru dalam
pembelajaran, sehingga akan berimbas pada peningkatan proses pembelajaran dan
pencapaian belajar siswa.
5.
Dana pendukung dalam kegiatan
operasional KKG berupa Dana Bantuan Langsung (Block Grant) sangat diharapkan
oleh sekolah inti sebagai penyelenggara kegiatan maupun SD Imbas sebagai
anggota dalam Gugus Erlangga.
B. Saran
- Agar KKG dapat berjalan sesuai dengan yang kita harapkan, tentunya harus didukung oleh berbagai pihak.
- Dana Bantuan Langsung (Block Grant) agar berkesinambungan dan ditindaklanjuti pada masa-masa yang akan datang.
- Semoga terjalinnya kerjasama yang harmonis antara sekolah Inti sebagai penyelenggara dengan sekolah Imbas sebagai anggota Gugus.
C. Rekomendasi
Kegiatan
KKG Seni Budaya yang dilakukan di Gugus Erlangga dengan tujuan untuk
memperbaiki mutu profesional guru dalam proses pembelajaran melalui KKG diharapkan
terus berlanjut.
Kegiatan
ini juga perlu ditingkatkan dari segi kualitas dan kuantitas agar sumber daya
manusia guru anggota KKG mengalami peningkatan mutu keilmuan. Selain itu
dukungan, kesempatan dan kerjasama dari berbagai pihak yang terkait sangat
diperlukan demi terlaksananya kegiatan dan tercapainya tujuan kegiatan.
0 comments:
Post a Comment
Silahkan berkomentar, hindari unsur SARA.
Terima kasih