BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan
adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan akhlak mulia,
serta ketrampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara.
Perubahan terhadap kurikulum
di Indonesia yang
dimulai dengan Kurikulum
1994 dan sekarang diganti oleh
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) merupakan bentuk perbaikan model kurikulum yang dianggap sesuai
dengan karakteristik bangsa kita.
Dalam KTSP banyak
tujuan yang ingin
dicapai diantaranya adalah
memberikan otonomi kepada
tiap satuan pendidikan,
untuk dapat membuat
kurikulum yang tepat
sesuai dengan latar
belakang masing-masing satuan
pendidikan, sehingga dapat mengembangkan
potensi yang dimiliki
dari tiap satuan
pendidikan tersebut. Tujuan
yang lain adalah penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan memberikan
motivasi kepada siswa agar dapat aktif.
Kenyataan di
lapangan sesungguhnya masih
banyak kendala yang dihadapi oleh
guru untuk dapat
mengaplikasikan tujuan dari
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
tersebut, pembelajaran di
dalam kelas masih sering
dijumpai keadaan siswa masih
dijadikan subjek yang
pada akhirnya proses pembelajaran di
kelas hanya merupakan transformasi
ilmu pengetahuan dari
guru kepada siswa. Pada
kondisi seperti itu
siswa hanya berikan banyak
konsep dan hafalan tanpa
sedikitpun diberikan kesempatan
untuk belajar menemukan atau mencari sendiri sebuah konsep
suatu displin ilmu, sehingga pembelajaran di kelas sering dirasakan oleh siswa
menjadi hal yang menjenuhkan dan monoton.
Tercapainya tujuan pembelajaran siswa dapat diukur
dengan tes hasil pembelajaran atau formatif. Temuan di lapangan, di tempat
peneliti bertugas menunjukkan adanya kesenjangan antar harapan dan kenyataan. Pada
studi awal pembelajaran IPA materi penerapan konsep energi panas, hasil dari
tes formatif menunjukkan rendahnya tingkat penguasaan materi yang diajarkan. Keadan
ini ditunjukkan hanya lima siswa dari 28 siswa (17,86%) yang mengikuti tes
formatif dapat mencapai tingkat penguasaan materi 70% ke atas atau mendapat
nilai di atas KKM sebesar 63, dengan rata-rata hasil belajar 56,07 serta
motivasi siswa sebesar 42,86% atau hanya 12 siswa dari 28 siswa.
Berdasarkan hal tersebut, peneliti meminta bantuan
supervisor, kepala sekolah dan teman sejawat untuk membantu mengidentifikasi
kekurangan dari pembelajaran yang dilaksanakan. Dari hasil diskusi terungkap
beberapa masalah yang terjadi dalam pembelajaran yaitu :
- Rendahnya motivasi belajar siswa
- Rendahnya keaktifan siswa terhadap materi pembelajaran IPA yang berdampak hasil belajar rendah.
- Kurangnya perhatian siswa saat pembelajaran berlangsung, sehingga tidak terjadi dialog yang efektif, aktif dan kreatif pada saat proses pembelajaran berlangsung.
- Rendahnya prestasi belajar siswa.
Analisis
masalah ditempuh dengan cara melakukan refleksi dari kinerja yang telah
dilakukan, mengkaji literatur serta diskusi dengan supervisor. Berdasarkan
hasil analisis masalah dapat diketahui bahwa yang menjadi faktor penyebab rendahnya hasil
belajar, motivasi, dan kemampuan siswa dalam mengerjakan tugas, terjadi karena
hal-hal sebagai berikut:
- Metode pembelajaran yang diambil tidak tepat dan penjelasan materi terlalu cepat, sehingga berakibat pada berkurangnya minat belajar siswa terhadap materi pembelajaran.
- Guru tidak melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran dan penemuan informasi
- Guru tidak mampu menciptakan suasana pembelajaran yang dapat membuat siswa jauh lebih aktif.
Untuk meningkatkan
hasil proses pembelajaran sebagaimana diuraikan
di atas sangat
diperlukan sarana penunjang
yang sangat mempengaruhi tingkat
keefektifan proses belajar
mengajar. Kegiatan
pembelajaran akan terasa
lebih bermakna jika
guru menggunakan strategi pembelajaran yang
sesuai. Melalui strategi
yang tepat, guru
dapat menemukan langkah-langkah
yang diperlukan, sehingga memberikan pengalaman belajar bagi siswa. Metode eksperimen merupakan salah satu alternatif yang dapat
digunakan dalam strategi pembelajaran guna meningkatkan hasil belajar siswa.
Sebagai
upaya tindak lanjut, peneliti merasa perlu untuk melakukan upaya perbaikan pembelajaran melalui Penelitian
Tindakan Kelas pada pembelajaran ilmu pengetahuan alam materi penerapan
konsep energi panas dengan metode
eksperimen pada siswa kelas IV SD Negeri
I .............
B.
Perumusan
Masalah
1.
Apakah dengan menggunakan metode eksperimen pada
pembelajaran IPA materi penerapan konsep energi panas dapat meningkatkan motivasi
belajar siswa kelas IV SDN I ............
?
2.
Apakah dengan menggunakan metode eksperimen pada
pembelajaran IPA materi penerapan konsep energi panas dapat meningkatkan hasil
belajar siswa kelas IV SDN I ............
?
C.
Tujuan
Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, agar
memiliki arah yang jelas, maka ditetapkan tujuannya sebagai berikut:
1.
Untuk meningkatkan motivasi siswa kelas IV SD Negeri I ............ dalam pembelajaran IPA materi penerapan konsep energi panas melalui
penerapan metode eksperimen.
2.
Untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri I ............ dalam pembelajaran IPA materi penerapan konsep
energi panas panas melalui penerapan metode eksperimen.
D.
Manfaat
Penelitian
Diharapkan
dengan pelaksanaan perbaikan proses pembelajaran melalui pelaksanaan penelitian
tindakan kelas ini dapat memberikan manfaat secara teoritis dan praktis :
- Manfaat Teoritis
Dengan adanya
penelitian ini diharapkan
dapat memberikan informasi dalam
dunia pendidikan, khususnya
lembaga pendidikan formal, agar
sekolah dapat menyelenggarakan pendidikan
yang berkualitas, sesuai dengan
potensi yang dimiliki
siswa serta dapa tmemperkaya khasanah
ilmu pengetahuan di
Indonesia sehingga dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.
- Manfaat Teoritis
a.
Siswa
1) Penggunaan metode eksperimen diharapkan
dapat meningkatkan hasil belajar siswa .
2) Dapat
meningkatkan motivasi siswa
dalam adanya penelitian
ini agar pembelajaran lebih
bermakna
3) Dapat
meningkatkan pemahaman siswa
dalam pembelajaran pembelajaran IPA materi penerapan konsep
energi panas
4) Dapat menumbuhkembangkan keingintahuan
siswa dalam pembelajaran, baik di sekolah maupun di masyarakat.
b.
Guru
1)
Meningkatkan
kepercayaan diri bagi
seorang guru, karena
guru mampu menganalisis terhadap
kinerjanya sendiri di
dalam kelas sehingga dapat
menemukan kekuatan dan kelemahanya.
2)
Memberikan pengalaman, menambah wawasan, pengetahuan,
dan keterampilan dalam merancang
alat peraga yang
tepat dan menarik serta
mempermudah proses pembelajaran
tentang perpindahan panas dengan mengunakan metode eksperimen.
3)
Meningkatkan
kepekaan guru terhadap
masalah yang ada
dikelasnya, tanggap dengan
dinamika pembelajaran di
kelasnya, sehingga guru mampu
memperbaiki proses pembelajaran
dan dapat memberi rasa
kepuasan karena telah melakukan sesuatu untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran yang dikelolanya.
c.
Sekolah
1) Memberikan
konstribusi yang positif
bagi peningkatan kualitas pembelajaran IPA di sekolah .
2) Menumbuhkan suasana
akademis yang kondusif
bagi peningkatan kualitas
pendidikan di sekolah.
DOWNLOAD
DOWNLOAD