Menerima Pembuatan TESIS-SKRIPSI-PKP UT, Silahkan Baca Cara Pemesanan di bawah ini

Lencana Facebook

banner image

Friday, 6 December 2013

PENERAPAN METODE OBSERVASI UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI ORGAN PADA TUMBUHAN SISWA KELAS VIIII



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Pendidikan sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan manusia dalam seluruh aspek kepribadian dan kehidupannya. Manusia tumbuh dan berkembang melalui belajar. Dalam kegiatan belajar mengajar banyak faktor yang menentukan keberhasilan belajar.
Persoalan pendidikan adalah persoalan yang menyangkut hidup dan kehidupan manusia yang senantiasa terus berproses dalam perkembangan kehidupannya. Diantara persoalan pendidikan yang cukup penting dan mendasar adalah mengenai tujuan pendidikan.(Moh. Shofan, 2005: 55) Tujuan pendidikan termasuk masalah sentral dalam pendidikan, sebab tanpa perumusan tujuan pendidikan yang baik maka perbuatan mendidik bisa menjadi tidak jelas, tanpa arah dan bahkan bisa tersesat atau salah langkah. Oleh karenanya, masalah tujuan pendidikan menjadi inti dan sangat penting dalam menentukan isi dan arah pendidikan yang diberikan.
Keberhasilan dalam melaksanakan tugas mengajar tentu menjadi harapan semua guru. Berkenaan dengan hal itu penulis menyadari sepenuhnya akan masalah-masalah yang selalu muncul dalam kegiatan belajar mengajar. Seringkali guru risau bahkan kadang merasa putus asa menghadapi kenyataan yang dijumpai. Gambaran ideal tentang siswa yang cerdas, mandiri dan aktif serta hasil yang memuaskan dalam setiap tes jarang sekali terjadi. Kenyataan yang dijumpai malah sebaliknya, siswa pasif dalam pertanyaan, suasana terasa kurang tepat untuk belajar, hasil belajar yang dicapai rendah, bahkan mungkin sarana dan prasarana tidak mendukung dan masih banyak lagi.
Mengacu dari pendapat tersebut, maka pembelajaran yang aktif ditandai adanya rangkaian kegiatan terencana yang melibatkan siswa secara langsung, komprehensif baik fisik, mental maupun emosi. Hal semacam ini sering diabaikan oleh guru seperti yang terjadi pada kelas VII di SMP Negeri 3 ........... guru lebih mementingkan pada pencapaian tujuan dan target kurikulum. Salah satu upaya guru dalam menciptakan suasana kelas yang aktif, efektif dan menyenangkan dalam pembelajaran yakni dengan menggunakan alat peraga. Hal ini dapat membantu guru dalam menggerakkan, menjelaskan gambaran ide dari suatu materi.
Mutu pembelajaran IPA perlu ditingkatkan secara berkelanjutan untuk mengimbangi perkembangan teknologi. Untuk meningkatkan mutu pembelajaran tersebut, tentu banyak tantangan yang dihadapi. Sementara ini masih banyak orang beranggapan bahwa IPA dan IPA merupakan pelajaran yang sulit, serta kurang menarik minat baik di kalangan siswa maupun guru (Joyonegoro, Dedikasi Vol. 02 Tahun 1993), hal tersebut mungkin karena dalam materi IPA banyak sekali menggunakan rumus-rumus, dan hitungan yang cukup sulit dimengerti oleh siswa.
Permasalahan yang dihadapi siswa di SMP adalah hasil belajar IPA yang belum tuntas yakni belum mencapai angka minimal daya serap 85% yang telah ditentukan. Melalui refleksi, salah satu faktor dalam pembelajaran IPA guru lebih banyak berceramah, sehingga siswa menjadi cepat bosan dan menyebabkan hasil belajar IPA rendah. Guru belum menghayati hakekat IPA karena pembelajaran di sekolah baru menekankan produk saja. Hal itu ditambah dengan pendapat siswa bahwa pelajaran IPA dianggap sulit, sehingga tidak menarik untuk belajar, dan berdampak pada rendahnya hasil belajar yang diperoleh siswa.
Hal tersebut, diperkirakan karena kurangnya pemahaman siswa terhadap konsep pembelajaran IPA. Mereka menganggap pelajaran IPA sulit dipahami. Untuk anak-anak yang taraf berpikirnya masih berada pada tingkat konkret, maka semua yang diamati, diraba, dicium, dilihat, didengar, dan dikecap akan kurang berkesan kalau sesuatu itu hanya diceritakan, karena mereka belum dapat menyerap hal yang bersifat abstrak. Perlu diketahui bahwa tingkat pemahaman tiap-tiap siswa tidak sama, sehingga kecepatan siswa dalam mencerna bahan pengajaran berbeda.
Berdasarkan pengamatan awal di kelas VII SMP Negeri 3 ........... dengan jumlah siswa 34 anak yang terdiri dari 16 anak laki-laki dan 18 anak perempuan. Dalam proses pembelajaran IPA (Biologi) kurang adanya penggunaan pendekatan, media dan metode yang tepat, sehingga cenderung guru yang aktif dan siswa pasif. Pada saat diadakan ulangan hanya 9 siswa dari 34 siswa yang mencapai ketuntasan belajar atau 26%, seadangkan 74% yang lain belum tuntas belajar. Jumlah tersebut kurang dari kriteria ketuntasan belajar yang harus mencapai 85%, sehingga dapat dikatakan pembelajaran belum berhasil. Dengan melihat keadaan tersebut peneliti akan mengadakan penelitian guna memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya.
Untuk itu dalam pembelajaran IPA diperlukan metode yang sesuai dengan tingkat perkembangan siswa. Dengan demikian pemilihan metode yang tepat dan efektif sangat diperlukan. Sebagaimana pendapat Sudjana (1987:76), bahwa peranan metode mengajar sebagai alat untuk menciptakan proses belajar dan mengajar.
Metode eksperimen merupakan salah satu cara membelajarkan siswa dengan mengajak mereka belajar dalam suasana yang lebih nyaman dan menyenangkan, sehingga siswa akan lebih bebas dalam menemukan berbagai pengalaman baru dalam belajarnya.
Dengan metode ini diharapkan dapat tumbuh berbagai kegiatan belajar siswa sehubungan dengan kegiatan belajar siswa. Dengan kata lain terciptalah interaksi edukatif. Dalam interaksi ini guru berperan sebagai penggerak atau pembimbing, sedangkan siswa berperan sebagai penerima atau yang dibimbing. Proses interaksi ini akan berjalan baik apabila siswa banyak aktif dibandingkan guru.
Dengan menerapkan, Metode eksperimen maka dalam mengusahakan pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa dan meningkatkan kualitas pembelajaran IPA pada pendidikan dapat tercapai. Selain itu juga dapat memperbaiki penerapan kurikulum saat ini dan meningkatkan pemahaman serta menciptakan suasana belajar yang kondusif.
Berdasarkan hasil identifikasi masalah di atas, peneliti berdiskusi dengan teman sejawat untuk memprioritaskan permasalahan yang akan ditindak adalah sebagai berikut:
1.      Rendahnya partisipasi belajar IPA materi organ tumbuhan pada siswa kelas VII SMP Negeri 3 ............
2.      Rendahnya prestasi belajar IPA materi organ tumbuhan pada siswa kelas VII SMP Negeri 3 ............
Dengan mempertimbangkan faktor-faktor di atas berdiskusi dengan teman sejawat maka perbaikan pembelajaran IPA materi organ pada tumbuhan perlu ditindak menggunakan metode pembelajaran yang menumbuhkan kebermaknaan yaitu melalui metode eksperimen agar siswa berperan aktif dalam pembelajaran, sehingga lebih bermakna dan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
B.     Identifikasi Masalah
Berdasarkan hal tersebut, peneliti meminta bantuan supervisor, kepala sekolah dan teman sejawat untuk membantu mengidentifikasi kekurangan dari pembelajaran yang dilaksanakan. Dari hasil diskusi terungkap beberapa masalah yang terjadi dalam pembelajaran yaitu :
1.      Rendahnya minat belajar IPA
2.      Kurangnya keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran.
3.      Kurangnya kesempatan siswa untuk memberi makna.
4.      Kurangnya alternatif pemecahan masalah.
5.      Kurangnya penguatan.
6.      Kurangnya kepercayaan diri siswa.
7.      Kurangnya komunikasi dalam pembelajaran.
C.    Pembatasan dan Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan analisis masalah di atas, maka peneliti merumuskan masalahnya sebagai berikut; Apakah melalui metode observasi dapat meningkatkan partisipasi siswa dalam pembelajaran IPA materi organ pada tumbuhan?
D.    Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang  dan rumusan masalah di atas peneliti menetapkan tujuan dari perbaikan pembelajaran. Adapun tujuan dari penelitian ini antara lain :
1.      Tujuan Khusus
Untuk mengetahui peningkatan partisipasi siswa dalam pembelajaran IPA materi organ pada tumbuhan melalui metode observasi.
2.      Tujuan Umum
a.       Untuk memenuhi salah satu syarat kenaikan pangkat dari IV/a ke IVb
b.      Ikut aktif dalam mengembangkan inovatif pembelajaran, khususnya untuk mata pelajaran IPA.
c.       Untuk memperbaiki profesionalisme guru.
E.     Manfaat Hasil Penelitian
Setelah diadakan penelitian ini  dan berhasil maka dapat memberikan manfaat bagi siswa dan guru.
1.      Manfaat bagi guru
a.       Untuk memperbaiki pembelajaran guru.
b.      Menanamkan kreatifitas dalam usaha pembenahan pembelajaran IPA.
c.       Meningkatkan profesionalitas pembelajaran guru secara lebih variatif.
d.      Untuk mendapatkan kesempatan berperan aktif dalam mengembangkan pengetahuan dan keterampilan sendiri.
2.      Manfaat bagi siswa
a.       Dapat meningkatkan partisipasi siswa dalam pembelajaran IPA.
b.      Meningkatkan minat dan ketertarikan siswa pada IPA.
c.       Dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
d.      Dapat menumbuhkan semangat untuk belajar.




0 comments:

Post a Comment

Silahkan berkomentar, hindari unsur SARA.
Terima kasih