BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Menulis karya ilmiah adalah suatu keterampilan
seseorang yang didapat berbagai latihan menulis. Hasil pemikiran baik
konseptual maupun yang disertai dengan bukti empirik, tidak banyak berguna jika
tidak disebarluaskan. Meskipun banyak cara yang digunakan untuk menyebarluaskan
hasil pemikiran tersebut, media yang banyak digunakan adalah melalui media
cetak atau dengan kata lain melalui tulisan. Mekin efektif tulisan yang dibuat,
maka semakin tinggi kemungkinan tulisan dipahami pembaca.
Untuk menghasilkan tulisan yang efektif tentu
dibutuhkan keterampilan teknik menulis yang memadai. Membicarakan teknik
menulis, artinya membicarakan cara mengemas ide dalam bentuk tulisan sedemikian
rupa sehingga orang yang membaca tulisan tersebut dapat menangkap ide yang
disampaikan dengan benar.
Oleh karena itulah dalam makalah ini diungkap
pengertian atau definisi karya ilmiah, cirri-ciri, fungsi dan cara berfikir
secara ilmiah agar dapat membantu pembaca untuk lebih bisa memahami karya
ilmiah dengan baik dan tepat.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka
penulis merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Apakah
pengertian karya ilmiah?
2. Apa ciri-ciri sebuah karya
ilmiah?
3. Metode berpikir apa yang digunakan
dalam membuat karya ilmiah?
C. `Tujuan Penulisan
1. Mahasiswa dapat mendefinisikan karya
ilmiah
2. Mahasiswa dapat mengetahui ciri-ciri
karya ilmiah
3. Mahasiswa dapat menentukan metode
berfikir ilmiah keilmuan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
karya ilmiah
Karya ilmiah merupakan karya tulis yang menyajikan
gagasan, deskripsi atau pemecahan masalah secara sistematis, disajikan secara
objektif dan jujur, dengan menggunakan bahasa baku, serta didukung oleh fakta,
teori dan atau bukti-bukti empirik[1]. Karya
ilmiah adalah tulisan yang memiliki bobot akademis tertentu, ditinjau dari
aspek organisasi tulisan, substansi masalah, akurasi data, dan penyajianya.
Karya ilmiah (bahasa
Inggris: scientific paper) adalah laporan tertulis dan
diterbitkan yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah
dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika
keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan (Wikipedia.com).
Pengertian di atas sejalan dengan pengertian yang di
berikan oleh Brotowijoyo,yang dikutip oleh Zainal Arifin dalam Anggoro
(2001:1.6) sebagai berikut.”karangan ilmiah adalah karangan ilmu pengetahuan
yang menyajikan fakta dan ditulis menurut metodologi penulisan yang baik
dan benar”, ditambahkan pula bahwa karangan ilmiah harus ditulis secara jujur
dan akurat berdasaran kebenaran tanpa mengingat akibatnya.Kebenaran dalam
karya ilmiah bukan merupakan kebenaran normatif,melainkan kebenaran objektif dan
positif sesuai dengan fakta dan data lapangan.[2]
Sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya, bahwa jenis
karya ilmiah yang disajikan dalam tulisan ini terdiri dari artikel, makalah dan
laporan penelitian. Artikel adalah hasil
karya tulis yang dirancang untuk dimuat dalam jurnal atau buku kumpulan
artikel, penulisannya menggunakan tata cara ilmiah dengan pedoman yang ada.
Artikel dapat berupa hasil penetian lapangan, hasil pemikiran murni penulis
dari sebuah kajian pustaka, atau hasil pengembangan proyek. Dari segi
sistematika penulisannya, artikel dikelompokkan menjadi artikel hasil
penelitian dan artikel nonpenelitian.
Karya ilmiah yang lain adalah makalah, makalah dibuat berupa
hasil pemikiaran sistematis dan runtut
dengan analisis yang logis dan tidak berpihak (objektif). Selain artikel dan
makalah, jenis karya ilmiah yang lain adalah adalah laporan penelitian. Sesuai
dengan namanya maka laporan penelitian berupa pemaparan tentang proses dan
hasil yang diperoleh dari suatu kegiatan penelitian. Penelitian yang dilakukan
dapat bersifat kuantintatif atau kualitatif.
Karya ilmiah biasanya ditulis untuk mencari jawaban
mengenai sesuatu hal dan untuk membuktikan kebenaran tentang sesuatu yang
terdapat dalam objek tulisan. Maka sudah selayaknyalah, jika tulisan ilmiah
sering mengangkat tema seputar hal-hal yang baru (aktual) dan belum pernah
ditulis orang lain. Jikapun, tulisan tersebut sudah pernah ditulis dengan tema
yang sama, tujuannya adalah sebagai upaya pengembangan dari tema terdahulu.
Disebut juga dengan penelitian lanjutan.
Istilah karya ilmiah mengacu kepada karya tulis yang
menyusun dan penyajiannya didasarkan pada kajian ilmiah dan cara kerja ilmiah.
Di lihat dari panjang pendeknya atau kedalaman uraiaan, karya tulis ilmiah
dibedakan atas makalah (paper) dan laporan penelitian. Dalam penulisan, baik
makalah maupun laporan penelitian, didasarkan pada kajian ilmiah dan cara kerja
ilmiah. Penyusunan dan penyajian karya semacam itu didahului oleh studi pustaka
dan studi lapangan
Finoza dalam Alamsyah (2008 : 98) mengklasifikasikan
karangan menurut bobot isinya atas 3 jenis, yaitu (1) karangan Ilmiah, (2)
karangan semi ilmiah atau ilmiah populer, dan (3) karangan non ilmiah.
Yang tergolong ke dalam karangan ilmiah antara lain
makalah, laporan, skripsi, tesis, disertasi. Yang tergolong karangan semi
ilmiah antara lain adalah artikel, editorial, opini, feuture, reportase dan
yang tergolong dalam karangan non ilmiah antara lain anekdot, opini, dongeng,
hikayat, cerpen, novel, roman, dan naskah drama.
Di perguruan tinggi,
khususnya jenjang S1, mahasiswa dilatih untuk menghasilkan karya ilmiah seperti
makalah, laporan praktikum, dan skripsi (tugas akhir).
Skripsi umumnya merupakan laporan penelitian berskala kecil, tetapi dilakukan
cukup mendalam. Sementara itu, makalah yang ditugaskan kepada mahasiswa lebih
merupakan simpulan dan pemikiran ilmiah mahasiswa berdasarkan penelaahan terhadap
karya-karya ilmiah yang ditulis oleh para pakar dalam bidang persoalan yang
dipelajari. Penyusunan laporan praktikum ditugaskan kepada mahasiswa sebagai
wahana untuk mengembangkan kemampuan menyusun laporan penelitian.
Selain itu, karya ilmiah ditulis dengan beberapa
tujuan, sebagai berikut:
1. Menyampaikan
gagasan kepada masyarakat luas dan kalangan tertentu. Tujuan seperti ini pada
umumnya terkait pada karya ilmiah yang berupa artikel yang dimuat dalam
berbagai media masa.
2. Mendiskusikan
gagasan dengan kalangan tertentu dalam sebuah pertemuan ilmiah. Misalnya, karya
ilmiah yang disusun untuk satu pertemuan, symposium, diskusi panel dan
sejenisnya.
3. Mengikuti
perlombaan penulisan karya ilmiah. Seperti, Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI)
yang setiap tahun diselenggarakan mahasiswa seluruh Indonesia oleh Direktorat
Kemahasiswaan Dirjen Pendidikan tinggi.
Menurut Marwoto (1987 : 196), karya ilmiah adalah
karya tulis yang disusun dengan menggunakan bahasa ilmiah, berdasarkan teknik
penulisan karya ilmiah, dan berisi gagasan ilmiah. Menurut Arifin (1987 : 1),
karya ilmiah adalah karya tulis yang disusun dengan mempergunakan metode ilmiah
(metode yang didalamnya memuat langkah-langkah pengorganisasi-an gagasan
melalui pemikiran yang konseptual dan prosedural. Menurut Brotowijojo (1985 :
8), karya ilmiah adalah karya tulis yang didalamnya menyajikan fakta (berisi
ilmu penngetahuan) yang disusun berdasarkan metodologi penulisan yang baik dan
benar. Sedangkan menurut Sastrohoetomo (1975 : 1), karya ilmiah dipandang
sebagai sebuah karya tulis yang disusun berdasarkan hasil
penyelidikan-penyelidikan atau kenyataan-kenyataan ilmiah.
B. Ciri-ciri dan fungsi karya ilmiah
1. Ciri-ciri
karya ilmiah
Dengan menyimak pemaparan diatas, sebuah karya ilmiah
dapat dikenal dari ciri-ciri berikut :
a. Dari
segi isi,karya ilmiah menyajikan pengetahuan yang dapat berupa
gagasan,deskripsi tengang sesuatu atau pemecahan suatu masalah.
b. Pengetahuan
yang disajikan tersebut didasarkan pada fakta atau data (kajian empirik) atau
pada teori – teori yang telah diakui kebenarannya.
c. Sebuah
karya ilmiah mengandung kebenaran yang objektif serta kejujuran dalam
penulisan.
d. Bahasa
yang digunakan adalah bahasa baku dan banyak menggunakan istilah teknis,di
samping istilah-istilah yang bersifat denotatif.
e. Sistematika
penulisan mengikuti cara tertentu.
2. Fungsi karya ilmiah[3]
Karya ilmiah berfungsi sebagai rujukan atau reference
dalam menyiapkan karya tulis ataupun dalam menyiapkan satu pertemuan yang
berbau ilmiah (Wardani :2007 :1.9). selain kedua fungsi tersebut ada beberapa
fungsi yang dapat diperankan oleh sebuah karya ilmiah, antara lain :
a. Sebagai rujukan atau referensi dalam mempersiapkan karya tulis atau
kegiatan ilmiah,seperti seminar,melakukan penelitian ,diskusi.
b. Fungsi edukatif,yaitu sebagai sarana pendidikan
yang dapat meningkatkan wawasan seseorang dalam berbagai bidang ilmu.
c. Karya
ilmiah juga berfungsi menyebarluaskan perkembangan bidang ilmu kepada
masyarakat luas atau kelompok tertentu yang terkait.Dalam hal ini karya ilmiah
mempunyai fungsi yang sangat sentral karena tanpa adanya karya
ilmiah,ilmu baru yang sedang berkembang hanya akan dimilikioleh
segelintir orang .Dengan demikian ,karya ilmiah dapat dikatakan mempunyai fungsi
diseminatif.
Manfaat karya ilmiah dapat kita kelompokkan menjadi
dua,yaitu manfaat untuk penulis sendiri,sesuai dengan fungsinya ,masyarakat
luas kara ilmiah dapat dimanfaatkan sebagai rujukan( reference),sumber untuk
perluasan wawasan ,serta mengikuti ilmu dan teknologi.Khusus bagi
penulis,penulisan karya ilmiah mempunyai manfaat yang sangat besar. Si
Kumbang, yang dikutip oleh Zainal Arifin(1993)menyebutkan enam manfaat
sebagai berikut:
a. Mengembangkan keterampilan membaca yang efektif
karena ia harus membaca berbagai rujukan sebelum menulis.
b. Penulis dapat
kesempatan berlatih mengintegrasikan hasil bacaan dengan gagasan
sendiri,kemudian mengembangkannya menjadi pemikiran yang lebih matang.
c. Mengakrabkan
penulis dengan kegiatan perpustakaan ,seperti menggunakan catalog dalam mencari
buku yang diperlukan.
d. Meningkatkan
keterampilan dalam mengorganisasikan dan menyajikan fakta dan data secara jelas
dan sistematis
e. Dengan menulis karya ilmiah ,penulis akan
merasakan kepuasan intelektual ,yaitu satu kepuasan yang berkaitan dengan
kemampuan untuk menyajikan satu khazanah pengetahuan.
f. Dengan menulis karya ilmiah ,penulis ikut
menyumbang bagi perluasan cakrawala ilmu pengetahuan masyarakat.
Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa, karya
ilmiah dapat berfungsi sebagai rujukan, untuk meningkatkan wawasan, serta
menyebarluaskan ilmu pengetahuan. Bagi penulis, karya ilmiah bermanfaat untuk
meningkatkan keterampilan membaca dan menulis, berlatih mengintegrasikan
berbagai gagasan dan menyajikan secara sistematis, memperluas wawasan, serta
memberikan kepuasan intelaktual, disamping menyumbang terhadap perluasan
cakrawala ilmu pengetahuan.
Perbedaan antara karangan ilmu pengetahuan yang ilmiah
dan non ilmiah itu dapat disimak melalui ciri-cirinya. Secara ringkas ciri-ciri
karangan ilmu pengetahuan yang ilmiah itu adalah sebagai berikut ;
1) Menyajikan
fakta obyektif secara sistematis atau menyajikan aplikasi hukum alam pada
situasi spesifik.
2) Penulisan
cermat, tepat, dan benar, serta tulus tanpa mengingat efektifnya.
3) Tidak
mengejar keuntungan pribadi, yaitu tidak berambisi agar pembaca
berpihak padanya. Motivasi penulis hanya untuk memberitahukan tentang sesuatu.
Penulis yang ilmiah tidak ambisius dan berprasangka.
4) Karangan
yang ilmiah itu sistematis, tiap langkah direncanakan secara terkendali, secara
konseptual dan prosedural.
5) Karangan
ilmiah tidak emotif, tidak menonjolkan pearasaan. Karanngan ilmiah menyajikan
sebab-musabab dan penertian. Kata-katanya mudah diidentifikasi, alasan-alasan
yang dikemukakan indusif, mendorong untuk menarik kesimpulan tidak terlalu
tinggi.
6) Tidak
memuat pandangan-pandangan tanpa pendukung, kecuali dalam hipotesisi kerja.
7) Ditulis
secara tulus dan memuat kebenaran. Tidak memancing pertanyaan-pertanyaan yang
bernada keraguan.
8) Karangan
yang ilmiah itu tidak persuasif; yang dikemukakan fakta dan aplikasi hukum alam
kepada problem yang spesifik, mengemukakan keyakinan itu sukar, tetapi
keyakinan itu sendiri tidak ilmiah. Tujuan karangan yang ilmiah itu benar untuk
mendorong pembaca merubah pendapat, tetapi tidak melalui ajakan, argumentasi,
sanggahan, protes tetapi membiarkan fakta berbicara sendiri.
9) Karangan
yang ilmiah itu tidak melebih-lebihkan sesuatu. Dalam karangan yang ilmiah
hanya disajikan kebenaran fakta; oleh sebab itu memutarbalikkan fakta akan
menghancurkan tujuan penulisankarangan ilmiah. Melebih-lebihkan sesuatu itu
umumnya disebabkan oleh motif mementingkan diri sendiri.
C. Metode berfikir ilmiah
Dalam Wikipedia Indonesia, Metode ilmiah atau proses
ilmiah merupakan proses keilmuan untuk memperoleh pengetahuan secara
sistematis berdasarkan bukti fisis. Ilmuwan melakukan observasi
serta membentuk hipotesis
dalam usahanya untuk menjelaskan fenomena alam. Prediksi yang dibuat
berdasarkan hipotesis tersebut diuji dengan melakukan eksperimen.
Jika suatu hipotesis lolos uji berkali-kali, hipotesis tersebut dapat menjadi
suatu teori ilmiah.
Komponen karya ilmiah bervariasi sesuai dengan
jenisnya, namun semua karya ilmiah mengandung pendahuluan, bagian inti,
penutup, dan daftar pustaka. Artikel ilmiah yang dimuat dalam jurnal
mempersyaratkan adanya abstrak. Sikap penulis dalam karya ilmiah adalah
objektif, yang disampaikan dengan menggunakan gaya bahasa impersonal, dengan
banyak menggunakan bentuk pasif, tanpa menggunakan kata ganti orang pertama
atau kedua. Bahasa yang digunakan dalam karya ilmiah adalah bahasa baku yang
tercermin dari pilihan kata/istilah, dan kalimat-kalimat yang efektif dengan
struktur yang baku.
Metode Ilmiah adalah suatu cara untuk mencari ilmu
pengetahuan yang dimulai dari penentuan masalah, pengumpulan data yang.
relevan, analisis
data dan interpretasi temuan, diakhiri dengan penarikan kesimpulan (scribd.com : 2013 ). Berfikir ilmiah adalah berfikir yang logis dan empiris. Logis ; masuk akal, empiris ; dibahas secara mendalam berdasarkan fakta yang dapat dipertanggung jawabkan (subliyanto.blogspot.com:2013). Langkah-langkah yang ditempuh dalam metode ilmiah merupakan langkah yang hierarkis (berjenjang atau berurutan) dan logis (Anggoro : 2007 :1.1).
data dan interpretasi temuan, diakhiri dengan penarikan kesimpulan (scribd.com : 2013 ). Berfikir ilmiah adalah berfikir yang logis dan empiris. Logis ; masuk akal, empiris ; dibahas secara mendalam berdasarkan fakta yang dapat dipertanggung jawabkan (subliyanto.blogspot.com:2013). Langkah-langkah yang ditempuh dalam metode ilmiah merupakan langkah yang hierarkis (berjenjang atau berurutan) dan logis (Anggoro : 2007 :1.1).
Dalam penelitian ilmiah,
langkah langkah tersebut secara tipikal dapat dirinci sebagai berikut :
1. Mengenali dan
menentukan masalah yang akan diteliti.
2. Mengkaji teori yang
sudah ada yang relefan dangan masalah yang hendak diteliti.
3. Mengajukan hipotesis
atau pertanyaan penelitian
4. Membuat desain
penelitian untuk menguji hipotesis tersebut
5. Mengumpulkan data
dengan menggunakan prosedur yang mengacu pada desain penelitian
6. Menganalisis data
7. Menginterpretasikan
data dan menarik kesimpulan
Dalam penelitian ilmiah, suatu penarikan kesimpulan
yang tidak menggunakan pendekatan atau metode ilmiah diatas tidak dapat
dikatakan sah. Hal ini perlu perlu disadari oleh peneliti pemula karena dalam
prektik ada beberapa prosedur dasar dalam penarikan kesimpulan yang tampaknya sah justru sebaliknya, karena pendekatan yang
digunakan bukan pendekatan. Menurut Irwan (1997), dalam Anggoro (2007:1.4)
terdapat beberapa perbadaan pendekatan penelitian metode ilmiah dan non-ilmiah[4] ;
Metode ilmiah
|
Metode non-ilmiah
|
Permasalahan harus dirumuskan
secara jelas, spesifik, dan Nampak variebel-variabel yang diteliti
|
Permasalahan yang dipertanyakan
sering tidak jelas, tiak bersifat umum dan sumir
|
Jawaban yang diberikan terhadap
permasalahan harus didukung data
|
Jawaban apapun tidak perlu didukung
data
|
Proses pengumpulan data,analisis
data, dan penyimpulan harus dilakukan dengan logis dan benar
|
Tidak ada proses pengumpulan data
atau analisis data, meskipun mungkin ditutup dangan kesimpulan
|
Kesimpulan siap diuji oleh siapapun
yang meragukan validitasnya
|
Pengujian terhadap kesimpulan boleh
dilakukan ataupun tidak tanpa membawa akibat yang berarti bagi kesimpulan
pertama
|
Hanya digunakan untuk mengkaji
hal-hal yang diamati, dapat diukur, empiris.
|
Boleh saja digunakan untuk
mengkajihal apapun termasuk yang palinh misterius, supranatural, dan
dogmatis.
|
D. Tahapan Penulisan Karya Ilmiah
Persiapan Penulisan Karya Ilmiah
1. Langkah-langkah persiapan penulisan karya ilmiah
Pada dasarnya, hal terpenting yang harus dipikirkan oleh
seorang penulis karya ilmiah pada tahap persiapan ini adalah Pemilihan Topik.
Yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan topik adalah :
1.
Pemilihan Topik/ Masalah untuk Karya Ilmiah
Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan pada saat
menentukan topik untuk karya ilmiah. Dalam penulisannya harus mengikuti kaidah
kebenaran isi, metode kajian, serta tata cara penulisannya yang bersifat
keilmuan. Salah satu cara untuk memenuhi kaidah tersebut adalah dengan melakukan
pemilihan topik yang jelas dan spesifik. Pemilihan unuk kerya tulis ilmiah
dapat dilakukan dengan cara;
2.
Merumuskan tujuan
Rumusan tujuan yang jelas dan tepat menjadi sangat penting untuk dapat
menghasilkan karya tulis ilmiah yang terfokus bahasannya. Tips yang dapat dilakukan
untuk merumuskan tujuan diantaranya;
a)
Usahakan merumuskan tujuan dalam satu kalimat yang
sederhana;
b)
Ajukan pertanyaan dengan menggunakan salah satu kata
tanya terhadap rumusan yang kita buat;
c)
Jika kita dapat menjawab dengan pasti
pertanyaan-pertanyaan yang kita ajukan, berarti rumusan tujuan yang kita buat
sudah cukup jelas dan tepat.
3.
Menentukan Topik
Langkah pertama yang harus dilakukan dalam menentukan topik adalah
menentukan ide-ide utama. Kemudian uji dan tanya pada diri sendiri apakah
ide-ide itu yang akan kita tulis.
4.
Menelusuri Topik
Bila topik telah ditentukan, kita masih harus memfokuskan topik tersebut
agar dalam penulisannya tepat sasaran. Beberapa langkah yang dapat ditempuh
dalam memfokuskan topik;
a. Fokuskan topik
agar mudah dikelola;
b. Ajukan
pertanyaan
2. Mengidentifikasi Pembaca Karya
Ilmiah
Kewajiban seorang penulis karya ilmiah adalah
memuaskan kebutuhan pembacanya akan informasi, yaitu dengan cara menyampaikan
pesan yang ditulisnya agar mudah dipahami oleh pembacanya. Sebelum menulis,
kita harus mengidentifikasi siapa kira-kira yang akan membaca tulisan kita. Hal
tersebut perlu dipertimbangkan pada saat kita menulis karya tulis ilmiah agar
tulisan kita tepat sasaran.
3. Menentukan Cakupan Isi Materi
Karya Ilmiah
Cakupan materi adalah jenis dan jumlah informasi yang
akan disajikan di dalam tulisan.
Pengumpulan Informasi Untuk Penulisan Karya Ilmiah
- Memanfaatkan Perpustakaan Sebagai Sumber Data, Informasi, dan Bahan Untuk Tulisan
Perpustakaan pada umumnya menyediakan berbagai koleksi
data atau informasi yang terekam dalam berbagai bentuk media, seperti media
cetak dan media audiovisual. Hal pertama yang harus kita lakukan pada saat
memasuki perpustakaan adalah memahami di mana letak sumber informasi yang
dibutuhkan berada. Salah satu tempat yang patut kita tuju adalah bagian
referensi. Bagian referensi ini biasannya berisi koleksi tentang encyclopedia,
indeks, bibliografi, atlas dan kamus.
a.
Mencari Buku dengan Online Catalog dan Card Catalog
Pencarian buku dengan cara Online Catalog biasanya menggunakan terminal komputer. Kita dapat mencari buku dengan judul dan nama penulis yang jelas atau minta kepada komputer untuk mencarikan file-file yang berkaitan dengan topik yang sedang kita tulis. Selain menggunakan komputer, kita juga dapat menggunakan Card Catalog untuk mencari buku atau artikel yang kita butuhkan. Pada umumnya, buku koleksi perpustakaan didata dalam 3 (tiga) jenis kartu katalog, yaitu katalog yang berisi data tentang pengarang/ penulis, judul buku dan subjek/ topik tertentu.
Pencarian buku dengan cara Online Catalog biasanya menggunakan terminal komputer. Kita dapat mencari buku dengan judul dan nama penulis yang jelas atau minta kepada komputer untuk mencarikan file-file yang berkaitan dengan topik yang sedang kita tulis. Selain menggunakan komputer, kita juga dapat menggunakan Card Catalog untuk mencari buku atau artikel yang kita butuhkan. Pada umumnya, buku koleksi perpustakaan didata dalam 3 (tiga) jenis kartu katalog, yaitu katalog yang berisi data tentang pengarang/ penulis, judul buku dan subjek/ topik tertentu.
b.
Memeriksa Bahan-Bahan Pustaka yang Telah Diperoleh
Setelah bahan pustaka terkumpul kita harus memeriksa bahan-bahan tersebut apakah sesuai atau tidak dengan topik yang kita tulis. Cara memeriksa bahan pustaka tersebut adalah;
Setelah bahan pustaka terkumpul kita harus memeriksa bahan-bahan tersebut apakah sesuai atau tidak dengan topik yang kita tulis. Cara memeriksa bahan pustaka tersebut adalah;
1)
Atur waktu membaca
2)
Bacalah secara selektif
3)
Bacalah secara bertanggung jawab
4)
Bacalah secara kritis
- Membuat Catatan dari Bahan-bahan Pustaka
Salah satu cara terbaik dan paling sederhana dalam membuat catatan ini
adalah selalu mengacu pada kartu indeks yang telah kita buat.
- Membuat Ringkasan dan ‘Paraphrasing’
Disamping membuat catatan, kita pun dapat membuat ringkasan atau
paraphrasing dari sumber bacaan yang kita dapatkan di dalam menunjang
keberhasilan proyek tulisan kita.
- Membuat Kutipan
Kita harus mengutip dengan persis dan apa adanya pernyataan dari sumber
bacaan yang kita gunakan jika pernyataan tersebut merupakan pandangan mendasar
dari penulis dan jika kita ubah ke dalam bahasa kita sendiri akan mengaburkan
arti sesungguhnya.
Melakukan Wawancara Untuk Mendapatkan Informasi Untuk Tulisan
Ada empat hal yang harus diperhatikan pada saat akan melakukan wawancara
untuk keperluan proyek penulisan karya ilmiah, yaitu;
1. Menentukan orang yang tepat untuk diwawancarai
2. Mempersiapkan pedoman wawancara
3. Melaksanakan wawancara
4. Mengolah hasil wawancara
E. Tahap Proses Penulisan
Tahap Penulisan merupakan perwujudan tahap persiapan ditambah dengan
pembahasan yang dilakukan selama dan setelah penulisan selesai.
1.
Tahap Pra Penulisan
a.
Pemilihan dan pembatasan topik
b.
Merumuskan tujuan
c.
Mempertimbangkan bentuk karangan
d.
Mempertimbangkan pembaca
e.
Mengumpulkan data pendukung
f.
Merumuskan judul
g.
Merumuskan tesis
h.
Penyusunan ide dalam bentuk karangan atau outline
2.
Pemilihan Topik
a)
Apa yang akan kita tulis?
b)
Topik dapat diperoleh dari berbagai sumber.
c)
Empat syarat: keterkuasaian, ketersediaan bahan,
kemenarikan, kemanfaatan.
d)
Agar lebih fokus, topik perlu dibatasi.
3.
Tahap Penulisan Draf
a)
Mengekspresikan ide-ide ke dalam tulisan kasar.
b)
Pengembangan ide masih bersifat tentatif.
c)
Pada tahap ini, konsentrasikan perhatian pada
ekspresi/gagasan, bukan pada aspek-aspek mekanik.
4.
Tahap Revisi
a.
Memperbaiki ide-ide dalam karangan, berfokus pada
penambahan, pengurangan, penghilangan, penataan isi sesuai dengan kebutuhan
pembaca.
b.
Kegiatan: (a) membaca ulang seluruh draf, (b) sharing atau
berbagi pengalaman tentang draf kasar karangan dengan teman, (c) merevisi
dengan memperhatikan reaksi, komentar/masukan.
5.
Tahap Penyuntingan
a.
Memperbaiki perubahan-perubahan aspek mekanik karangan.
Memperbaiki karangan pada aspek kebahasaan dan kesalahan mekanik yang lain.
Memperbaiki karangan pada aspek kebahasaan dan kesalahan mekanik yang lain.
b.
Aspek mekanik antara lain: huruf kapital, ejaan,
struktur kalimat, tanda baca, istilah, kosakata, format karangan.
6.
Tahap Publikasi
Tulisan akan berarti dan lebih bermanfaat jika dibaca orang lain.
Sesuaikan tulisan dengan media publikasi yang akan kita tuju.
Sesuaikan tulisan dengan media publikasi yang akan kita tuju.
F. Tahap
Evaluasi
Tahap terakhir yaitu verifikasi atau evaluasi, apa
yang dituliskan sebagai hasil dari tahap iluminasi itu diperiksa kembali,
diseleksi, dan disusun sesuai dengan fokus tulisan. Mungkin ada bagian yang
tidak perlu dituliskan, atau ada hal-hal yang perlu ditambahkan, dan lain-lain.
Mungkin juga ada bagian yang mengandung hal-hal yang peka, sehingga perlu
dipilih kata-kata atau kalimat yang lebih sesuai, tanpa menghilangkan esensinya.
Ada lima kriteria yang bisa kita gunakan untuk
mengevaluasi setiap bagian dari menulis sebagai berikut :
- Fokus.
Apa yang Anda menulis tentang? Apa klaim atau tesis
Anda membela? Kriteria ini adalah yang luas, berkaitan dengan konteks, tujuan,
dan koherensi dari sepotong tulisan. Apakah topik Anda sesuai untuk tugas?
Apakah Anda tetap pada topik itu atau terlena pada garis singgung tidak
membantu? Apakah Anda berfokus terlalu teliti atau terlalu banyak? Misalnya,
esai tentang Perang Saudara Amerika pada umumnya mungkin terlalu luas untuk
esai perguruan tinggi yang paling. Anda mungkin akan lebih baik menulis tentang
pertempuran tertentu, umum, atau kejadian.
- Pembangunan.
Pembangunan berkaitan dengan rincian dan bukti. Apakah
Anda menyediakan cukup bahan pendukung untuk memenuhi harapan pembaca Anda?
Sebuah laporan penelitian yang tepat, misalnya, biasanya mencakup banyak
referensi dan kutipan untuk banyak karya lain yang relevan beasiswa. Sebuah
deskripsi lukisan mungkin akan mencakup rincian tentang, komposisi penampilan,
dan bahkan mungkin informasi biografis tentang seniman yang melukisnya.
Memutuskan apa rincian untuk menyertakan tergantung pada penonton dimaksudkan
sepotong. Sebuah artikel tentang kanker ditujukan untuk anak-anak akan terlihat
sangat berbeda dari satu ditulis untuk warga senior.
- Organisasi
Organisasi, sering disebut “pengaturan,” menyangkut
ketertiban dan tata letak kertas. Secara tradisional, kertas dibagi menjadi,
tubuh kesimpulan pengenalan, dan. Paragraf terfokus pada gagasan utama tunggal
atau topik (kesatuan), dan transisi di antara kalimat dan paragraf yang halus
dan logis. Sebuah rambles kertas kurang terorganisir, melayang di antara topik
yang tidak berhubungan dengan cara serampangan dan membingungkan.
- Gaya
Gaya secara tradisional berkaitan dengan kejelasan,
keanggunan presisi, dan. Sebuah stylist yang efektif tidak hanya mampu menulis
dengan jelas untuk penonton, tetapi juga bisa menyenangkan mereka dengan bahasa
menggugah, metafora, irama, atau kiasan. Penata Efektif bersusah payah tidak
hanya untuk membuat titik, namun untuk membuatnya dengan baik.
- Konvensi
Kriteria ini meliputi tata bahasa, mekanik, tanda
baca, format, dan isu-isu lain yang ditentukan oleh konvensi atau aturan.
Meskipun banyak siswa berjuang dengan konvensi, pengetahuan tentang di mana
untuk menempatkan koma dalam sebuah kalimat biasanya tidak sepenting apakah
kalimat yang berharga untuk menulis di tempat pertama. Namun demikian,
kesalahan yang berlebihan dapat membuat bahkan seorang penulis brilian tampak
ceroboh atau bodoh, kualitas yang jarang akan terkesan pembaca seseorang.
BAB
III
PENUTUP
Karya ilmiah merupakan karya tulis yang menyajikan gagasan, deskripsi
atau pemecahan masalah secara sistematis, disajikan secara objektif dan jujur,
dengan menggunakan bahasa baku, serta didukung oleh fakta, teori dan atau
bukti-bukti empiric.
Tujuan penulisan karya ilmiah, antara lain untuk menyampaikan gagasan
memenuhi tugas dalam studi, untuk mendiskusikan gagasan dalan suatu pertemuan,
mengikuti lomba , sarta untuk menyebarluaskan ilmu pengetahuan/ hasil
penelitian.
Karya ilmiah dapat berfungsi sebagai rujukan, untuk meningkatkan wawasan,
serta menyebarluaskan ilmu pengetahuan. Bagi penulis, karya ilmiah bermanfaat
untuk meningkatkan keterampilan membaca dan menulis, berlatih mengintegrasikan
berbagai gagasan dan menyajikan secara sistematis, memperluas wawasan, serta
memberikan kepuasan intelaktual, disamping menyumbang terhadap perluasan
cakrawala ilmu pengetahuan.
DAFTAR PUSTAKA
Anggoro, Toha. M. (2007). Metode
Penelitian. Jakarta: Universitas Terbuka
Dalman, DR. (2009). Keterampilan
Menulis. Bandar lampung
Wardani, I.G.A.K. (2007). Teknik
menulis karya ilmiah. Jakarta : universitas Terbuka
0 comments:
Post a Comment
Silahkan berkomentar, hindari unsur SARA.
Terima kasih