Menerima Pembuatan TESIS-SKRIPSI-PKP UT, Silahkan Baca Cara Pemesanan di bawah ini

Lencana Facebook

banner image

Saturday, 21 December 2013

TAHAPAN DAN LANGKAH PENULISAN KARYA ILMIAH



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Menulis karya ilmiah adalah suatu keterampilan seseorang yang didapat berbagai latihan menulis. Hasil pemikiran baik konseptual maupun yang disertai dengan bukti empirik, tidak banyak berguna jika tidak disebarluaskan. Meskipun banyak cara yang digunakan untuk menyebarluaskan hasil pemikiran tersebut, media yang banyak digunakan adalah melalui media cetak atau dengan kata lain melalui tulisan. Mekin efektif tulisan yang dibuat, maka semakin tinggi kemungkinan tulisan dipahami pembaca.
Untuk menghasilkan tulisan yang efektif tentu dibutuhkan keterampilan teknik menulis yang memadai. Membicarakan teknik menulis, artinya membicarakan cara mengemas ide dalam bentuk tulisan sedemikian rupa sehingga orang yang membaca tulisan tersebut dapat menangkap ide yang disampaikan dengan benar.
Oleh karena itulah dalam makalah ini diungkap pengertian atau definisi karya ilmiah, cirri-ciri, fungsi dan cara berfikir secara ilmiah agar dapat membantu pembaca untuk lebih bisa memahami karya ilmiah dengan baik dan tepat.

B.  Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah  diatas maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut :
1.   Apakah pengertian karya ilmiah?
2.      Apa ciri-ciri  sebuah karya ilmiah?
3.      Metode berpikir apa yang digunakan dalam membuat karya ilmiah?

C. `Tujuan Penulisan
1.   Mahasiswa dapat mendefinisikan karya ilmiah
2.   Mahasiswa dapat mengetahui ciri-ciri karya ilmiah
3.   Mahasiswa dapat menentukan metode berfikir ilmiah keilmuan
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian karya ilmiah
Karya ilmiah merupakan karya tulis yang menyajikan gagasan, deskripsi atau pemecahan masalah secara sistematis, disajikan secara objektif dan jujur, dengan menggunakan bahasa baku, serta didukung oleh fakta, teori dan atau bukti-bukti empirik[1]. Karya ilmiah adalah tulisan yang memiliki bobot akademis tertentu, ditinjau dari aspek organisasi tulisan, substansi masalah, akurasi data, dan penyajianya.
Karya ilmiah (bahasa Inggris: scientific paper) adalah laporan tertulis dan diterbitkan yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan (Wikipedia.com).
Pengertian di atas sejalan dengan pengertian yang di berikan oleh Brotowijoyo,yang dikutip oleh Zainal Arifin dalam Anggoro (2001:1.6) sebagai berikut.”karangan ilmiah adalah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan  fakta dan ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan benar”, ditambahkan pula bahwa karangan ilmiah harus ditulis secara jujur dan akurat berdasaran kebenaran tanpa mengingat  akibatnya.Kebenaran dalam karya ilmiah bukan merupakan kebenaran normatif,melainkan kebenaran objektif dan positif  sesuai dengan fakta dan data lapangan.[2]
Sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya, bahwa jenis karya ilmiah yang disajikan dalam tulisan ini terdiri dari artikel, makalah dan laporan penelitian.  Artikel adalah hasil karya tulis yang dirancang untuk dimuat dalam jurnal atau buku kumpulan artikel, penulisannya menggunakan tata cara ilmiah dengan pedoman yang ada. Artikel dapat berupa hasil penetian lapangan, hasil pemikiran murni penulis dari sebuah kajian pustaka, atau hasil pengembangan proyek. Dari segi sistematika penulisannya, artikel dikelompokkan menjadi artikel hasil penelitian dan artikel nonpenelitian.
Karya ilmiah yang lain adalah makalah, makalah dibuat berupa hasil pemikiaran  sistematis dan runtut dengan analisis yang logis dan tidak berpihak (objektif). Selain artikel dan makalah, jenis karya ilmiah yang lain adalah adalah laporan penelitian. Sesuai dengan namanya maka laporan penelitian berupa pemaparan tentang proses dan hasil yang diperoleh dari suatu kegiatan penelitian. Penelitian yang dilakukan dapat bersifat kuantintatif atau kualitatif.
Karya ilmiah biasanya ditulis untuk mencari jawaban mengenai sesuatu hal dan untuk membuktikan kebenaran tentang sesuatu yang terdapat dalam objek tulisan. Maka sudah selayaknyalah, jika tulisan ilmiah sering mengangkat tema seputar hal-hal yang baru (aktual) dan belum pernah ditulis orang lain. Jikapun, tulisan tersebut sudah pernah ditulis dengan tema yang sama, tujuannya adalah sebagai upaya pengembangan dari tema terdahulu. Disebut juga dengan penelitian lanjutan.
Istilah karya ilmiah mengacu kepada karya tulis yang menyusun dan penyajiannya didasarkan pada kajian ilmiah dan cara kerja ilmiah. Di lihat dari panjang pendeknya atau kedalaman uraiaan, karya tulis ilmiah dibedakan atas makalah (paper) dan laporan penelitian. Dalam penulisan, baik makalah maupun laporan penelitian, didasarkan pada kajian ilmiah dan cara kerja ilmiah. Penyusunan dan penyajian karya semacam itu didahului oleh studi pustaka dan studi lapangan
Finoza dalam Alamsyah (2008 : 98) mengklasifikasikan karangan menurut bobot isinya atas 3 jenis, yaitu (1) karangan Ilmiah, (2) karangan semi ilmiah atau ilmiah populer, dan (3) karangan non ilmiah.
Yang tergolong ke dalam karangan ilmiah antara lain makalah, laporan, skripsi, tesis, disertasi. Yang tergolong karangan semi ilmiah antara lain adalah artikel, editorial, opini, feuture, reportase dan yang tergolong dalam karangan non ilmiah antara lain anekdot, opini, dongeng, hikayat, cerpen, novel, roman, dan naskah drama.
Di perguruan tinggi, khususnya jenjang S1, mahasiswa dilatih untuk menghasilkan karya ilmiah seperti makalah, laporan praktikum, dan skripsi (tugas akhir). Skripsi umumnya merupakan laporan penelitian berskala kecil, tetapi dilakukan cukup mendalam. Sementara itu, makalah yang ditugaskan kepada mahasiswa lebih merupakan simpulan dan pemikiran ilmiah mahasiswa berdasarkan penelaahan terhadap karya-karya ilmiah yang ditulis oleh para pakar dalam bidang persoalan yang dipelajari. Penyusunan laporan praktikum ditugaskan kepada mahasiswa sebagai wahana untuk mengembangkan kemampuan menyusun laporan penelitian.
Selain itu, karya ilmiah ditulis dengan beberapa tujuan, sebagai berikut:
1.      Menyampaikan gagasan kepada masyarakat luas dan kalangan tertentu. Tujuan seperti ini pada umumnya terkait pada karya ilmiah yang berupa artikel yang dimuat dalam berbagai media masa.
2.      Mendiskusikan gagasan dengan kalangan tertentu dalam sebuah pertemuan ilmiah. Misalnya, karya ilmiah yang disusun untuk satu pertemuan, symposium, diskusi panel dan sejenisnya.
3.      Mengikuti perlombaan penulisan karya ilmiah. Seperti, Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) yang setiap tahun diselenggarakan mahasiswa seluruh Indonesia oleh Direktorat Kemahasiswaan Dirjen Pendidikan tinggi.
Menurut Marwoto (1987 : 196), karya ilmiah adalah karya tulis yang disusun dengan menggunakan bahasa ilmiah, berdasarkan teknik penulisan karya ilmiah, dan berisi gagasan ilmiah. Menurut Arifin (1987 : 1), karya ilmiah adalah karya tulis yang disusun dengan mempergunakan metode ilmiah (metode yang didalamnya memuat langkah-langkah pengorganisasi-an gagasan melalui pemikiran yang konseptual dan prosedural. Menurut Brotowijojo (1985 : 8), karya ilmiah adalah karya tulis yang didalamnya menyajikan fakta (berisi ilmu penngetahuan) yang disusun berdasarkan metodologi penulisan yang baik dan benar. Sedangkan menurut Sastrohoetomo (1975 : 1), karya ilmiah dipandang sebagai sebuah karya tulis yang disusun berdasarkan hasil penyelidikan-penyelidikan atau kenyataan-kenyataan ilmiah.
B.  Ciri-ciri dan fungsi karya ilmiah
1.      Ciri-ciri karya ilmiah
Dengan menyimak pemaparan diatas, sebuah karya ilmiah dapat dikenal dari ciri-ciri berikut :
a.       Dari segi isi,karya ilmiah menyajikan pengetahuan yang dapat berupa gagasan,deskripsi tengang sesuatu atau pemecahan suatu masalah.
b.      Pengetahuan yang disajikan tersebut didasarkan pada fakta atau data (kajian empirik) atau pada teori – teori  yang telah diakui kebenarannya.
c.       Sebuah karya ilmiah mengandung kebenaran yang objektif serta kejujuran dalam penulisan.
d.      Bahasa yang digunakan adalah bahasa baku dan banyak menggunakan istilah teknis,di samping istilah-istilah yang bersifat denotatif.
e.       Sistematika penulisan mengikuti cara tertentu.
2.      Fungsi karya ilmiah[3]
Karya ilmiah berfungsi sebagai rujukan atau reference dalam menyiapkan karya tulis ataupun dalam menyiapkan satu pertemuan yang berbau ilmiah (Wardani :2007 :1.9). selain kedua fungsi tersebut ada beberapa fungsi yang dapat diperankan oleh sebuah karya ilmiah, antara lain :
a.   Sebagai rujukan atau referensi dalam mempersiapkan karya tulis atau kegiatan ilmiah,seperti seminar,melakukan penelitian ,diskusi.
b.   Fungsi edukatif,yaitu sebagai sarana pendidikan yang dapat meningkatkan wawasan seseorang dalam berbagai bidang ilmu.
c.       Karya ilmiah juga berfungsi menyebarluaskan perkembangan bidang ilmu kepada masyarakat luas atau kelompok tertentu yang terkait.Dalam hal ini karya ilmiah mempunyai  fungsi yang sangat sentral karena tanpa adanya karya ilmiah,ilmu baru yang sedang  berkembang hanya akan dimilikioleh segelintir orang .Dengan demikian ,karya ilmiah dapat dikatakan mempunyai fungsi diseminatif.
Manfaat karya ilmiah dapat kita kelompokkan menjadi dua,yaitu manfaat untuk penulis sendiri,sesuai dengan fungsinya ,masyarakat luas kara ilmiah dapat dimanfaatkan sebagai rujukan( reference),sumber untuk perluasan wawasan ,serta mengikuti ilmu dan teknologi.Khusus bagi penulis,penulisan karya ilmiah mempunyai manfaat yang sangat besar. Si Kumbang, yang dikutip oleh Zainal Arifin(1993)menyebutkan enam manfaat sebagai berikut:
a.   Mengembangkan keterampilan membaca yang efektif karena ia harus membaca berbagai rujukan sebelum menulis.
b.   Penulis dapat kesempatan berlatih mengintegrasikan hasil bacaan dengan gagasan sendiri,kemudian mengembangkannya menjadi pemikiran yang lebih matang.
c.   Mengakrabkan penulis dengan kegiatan perpustakaan ,seperti menggunakan catalog dalam mencari buku yang diperlukan.
d.   Meningkatkan keterampilan dalam mengorganisasikan dan menyajikan fakta dan data secara jelas dan sistematis
e.         Dengan menulis karya ilmiah ,penulis akan merasakan kepuasan intelektual ,yaitu satu kepuasan yang berkaitan dengan kemampuan untuk menyajikan satu khazanah pengetahuan.
f.    Dengan menulis karya ilmiah ,penulis ikut menyumbang bagi perluasan cakrawala ilmu pengetahuan masyarakat.
Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa, karya ilmiah dapat berfungsi sebagai rujukan, untuk meningkatkan wawasan, serta menyebarluaskan ilmu pengetahuan. Bagi penulis, karya ilmiah bermanfaat untuk meningkatkan keterampilan membaca dan menulis, berlatih mengintegrasikan berbagai gagasan dan menyajikan secara sistematis, memperluas wawasan, serta memberikan kepuasan intelaktual, disamping menyumbang terhadap perluasan cakrawala ilmu pengetahuan.
Perbedaan antara karangan ilmu pengetahuan yang ilmiah dan non ilmiah itu dapat disimak melalui ciri-cirinya. Secara ringkas ciri-ciri karangan ilmu pengetahuan yang ilmiah itu adalah sebagai berikut ;
1)      Menyajikan fakta obyektif secara sistematis atau menyajikan aplikasi hukum alam pada situasi spesifik.
2)      Penulisan cermat, tepat, dan benar, serta tulus tanpa mengingat efektifnya.
3)      Tidak mengejar keuntungan pribadi, yaitu tidak berambisi agar pembaca berpihak padanya. Motivasi penulis hanya untuk memberitahukan tentang sesuatu. Penulis yang ilmiah tidak ambisius dan berprasangka.
4)      Karangan yang ilmiah itu sistematis, tiap langkah direncanakan secara terkendali, secara konseptual dan prosedural.
5)      Karangan ilmiah tidak emotif, tidak menonjolkan pearasaan. Karanngan ilmiah menyajikan sebab-musabab dan penertian. Kata-katanya mudah diidentifikasi, alasan-alasan yang dikemukakan indusif, mendorong untuk menarik kesimpulan tidak terlalu tinggi.
6)      Tidak memuat pandangan-pandangan tanpa pendukung, kecuali dalam hipotesisi kerja.
7)      Ditulis secara tulus dan memuat kebenaran. Tidak memancing pertanyaan-pertanyaan yang bernada keraguan.
8)      Karangan yang ilmiah itu tidak persuasif; yang dikemukakan fakta dan aplikasi hukum alam kepada problem yang spesifik, mengemukakan keyakinan itu sukar, tetapi keyakinan itu sendiri tidak ilmiah. Tujuan karangan yang ilmiah itu benar untuk mendorong pembaca merubah pendapat, tetapi tidak melalui ajakan, argumentasi, sanggahan, protes tetapi membiarkan fakta berbicara sendiri.
9)      Karangan yang ilmiah itu tidak melebih-lebihkan sesuatu. Dalam karangan yang ilmiah hanya disajikan kebenaran fakta; oleh sebab itu memutarbalikkan fakta akan menghancurkan tujuan penulisankarangan ilmiah. Melebih-lebihkan sesuatu itu umumnya disebabkan oleh motif mementingkan diri sendiri.
C.  Metode berfikir ilmiah
Dalam Wikipedia Indonesia, Metode ilmiah atau proses ilmiah merupakan proses keilmuan untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti fisis. Ilmuwan melakukan observasi serta membentuk hipotesis dalam usahanya untuk menjelaskan fenomena alam. Prediksi yang dibuat berdasarkan hipotesis tersebut diuji dengan melakukan eksperimen. Jika suatu hipotesis lolos uji berkali-kali, hipotesis tersebut dapat menjadi suatu teori ilmiah.
Komponen karya ilmiah bervariasi sesuai dengan jenisnya, namun semua karya ilmiah mengandung pendahuluan, bagian inti, penutup, dan daftar pustaka. Artikel ilmiah yang dimuat dalam jurnal mempersyaratkan adanya abstrak. Sikap penulis dalam karya ilmiah adalah objektif, yang disampaikan dengan menggunakan gaya bahasa impersonal, dengan banyak menggunakan bentuk pasif, tanpa menggunakan kata ganti orang pertama atau kedua. Bahasa yang digunakan dalam karya ilmiah adalah bahasa baku yang tercermin dari pilihan kata/istilah, dan kalimat-kalimat yang efektif dengan struktur yang baku.
Metode Ilmiah adalah suatu cara untuk mencari ilmu pengetahuan yang dimulai dari penentuan masalah, pengumpulan data yang. relevan, analisis
data dan interpretasi temuan, diakhiri dengan penarikan kesimpulan (scribd.com : 2013 ). Berfikir ilmiah adalah berfikir yang logis dan empiris. Logis ; masuk akal, empiris ; dibahas secara mendalam berdasarkan fakta yang dapat dipertanggung jawabkan (subliyanto.blogspot.com:2013). Langkah-langkah yang ditempuh dalam metode ilmiah merupakan langkah yang hierarkis (berjenjang atau berurutan) dan logis (Anggoro : 2007 :1.1).
Dalam penelitian ilmiah, langkah langkah tersebut secara tipikal dapat dirinci sebagai berikut :
1.      Mengenali dan menentukan masalah yang akan diteliti.
2.      Mengkaji teori yang sudah ada yang relefan dangan masalah yang hendak diteliti.
3.      Mengajukan hipotesis atau pertanyaan penelitian
4.      Membuat desain penelitian untuk menguji hipotesis tersebut
5.      Mengumpulkan data dengan menggunakan prosedur yang mengacu pada desain penelitian
6.      Menganalisis data
7.      Menginterpretasikan data dan menarik kesimpulan
Dalam penelitian ilmiah, suatu penarikan kesimpulan yang tidak menggunakan pendekatan atau metode ilmiah diatas tidak dapat dikatakan sah. Hal ini perlu perlu disadari oleh peneliti pemula karena dalam prektik ada beberapa prosedur dasar dalam penarikan kesimpulan yang tampaknya sah justru sebaliknya, karena pendekatan yang digunakan bukan pendekatan. Menurut Irwan (1997), dalam Anggoro (2007:1.4) terdapat beberapa perbadaan pendekatan penelitian metode ilmiah dan non-ilmiah[4] ;

Metode ilmiah
Metode non-ilmiah
Permasalahan harus dirumuskan secara jelas, spesifik, dan Nampak variebel-variabel yang diteliti
Permasalahan yang dipertanyakan sering tidak jelas, tiak bersifat umum dan sumir
Jawaban yang diberikan terhadap permasalahan harus didukung data
Jawaban apapun tidak perlu didukung data
Proses pengumpulan data,analisis data, dan penyimpulan harus dilakukan dengan logis dan benar
Tidak ada proses pengumpulan data atau analisis data, meskipun mungkin ditutup dangan kesimpulan
Kesimpulan siap diuji oleh siapapun yang meragukan validitasnya
Pengujian terhadap kesimpulan boleh dilakukan ataupun tidak tanpa membawa akibat yang berarti bagi kesimpulan pertama
Hanya digunakan untuk mengkaji hal-hal yang diamati, dapat diukur, empiris.
Boleh saja digunakan untuk mengkajihal apapun termasuk yang palinh misterius, supranatural, dan dogmatis.
D.  Tahapan Penulisan Karya Ilmiah
Persiapan Penulisan Karya Ilmiah
1.    Langkah-langkah persiapan penulisan karya ilmiah
Pada dasarnya, hal terpenting yang harus dipikirkan oleh seorang penulis karya ilmiah pada tahap persiapan ini adalah Pemilihan Topik. Yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan topik adalah :
1.      Pemilihan Topik/ Masalah untuk Karya Ilmiah
Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan pada saat menentukan topik untuk karya ilmiah. Dalam penulisannya harus mengikuti kaidah kebenaran isi, metode kajian, serta tata cara penulisannya yang bersifat keilmuan. Salah satu cara untuk memenuhi kaidah tersebut adalah dengan melakukan pemilihan topik yang jelas dan spesifik. Pemilihan unuk kerya tulis ilmiah dapat dilakukan dengan cara;
2.      Merumuskan tujuan
Rumusan tujuan yang jelas dan tepat menjadi sangat penting untuk dapat menghasilkan karya tulis ilmiah yang terfokus bahasannya. Tips yang dapat dilakukan untuk merumuskan tujuan diantaranya;
a)      Usahakan merumuskan tujuan dalam satu kalimat yang sederhana;
b)      Ajukan pertanyaan dengan menggunakan salah satu kata tanya terhadap rumusan yang kita buat;
c)      Jika kita dapat menjawab dengan pasti pertanyaan-pertanyaan yang kita ajukan, berarti rumusan tujuan yang kita buat sudah cukup jelas dan tepat.
3.      Menentukan Topik
Langkah pertama yang harus dilakukan dalam menentukan topik adalah menentukan ide-ide utama. Kemudian uji dan tanya pada diri sendiri apakah ide-ide itu yang akan kita tulis.
4.      Menelusuri Topik
Bila topik telah ditentukan, kita masih harus memfokuskan topik tersebut agar dalam penulisannya tepat sasaran. Beberapa langkah yang dapat ditempuh dalam memfokuskan topik;
a.   Fokuskan topik agar mudah dikelola;
b.   Ajukan pertanyaan
2.   Mengidentifikasi Pembaca Karya Ilmiah
Kewajiban seorang penulis karya ilmiah adalah memuaskan kebutuhan pembacanya akan informasi, yaitu dengan cara menyampaikan pesan yang ditulisnya agar mudah dipahami oleh pembacanya. Sebelum menulis, kita harus mengidentifikasi siapa kira-kira yang akan membaca tulisan kita. Hal tersebut perlu dipertimbangkan pada saat kita menulis karya tulis ilmiah agar tulisan kita tepat sasaran.
3.   Menentukan Cakupan Isi Materi Karya Ilmiah
Cakupan materi adalah jenis dan jumlah informasi yang akan disajikan di dalam tulisan.
Pengumpulan Informasi Untuk Penulisan Karya Ilmiah
  1. Memanfaatkan Perpustakaan Sebagai Sumber Data, Informasi, dan Bahan Untuk Tulisan
Perpustakaan pada umumnya menyediakan berbagai koleksi data atau informasi yang terekam dalam berbagai bentuk media, seperti media cetak dan media audiovisual. Hal pertama yang harus kita lakukan pada saat memasuki perpustakaan adalah memahami di mana letak sumber informasi yang dibutuhkan berada. Salah satu tempat yang patut kita tuju adalah bagian referensi. Bagian referensi ini biasannya berisi koleksi tentang encyclopedia, indeks, bibliografi, atlas dan kamus.
a.       Mencari Buku dengan Online Catalog dan Card Catalog
Pencarian buku dengan cara Online Catalog biasanya menggunakan terminal komputer. Kita dapat mencari buku dengan judul dan nama penulis yang jelas atau minta kepada komputer untuk mencarikan file-file yang berkaitan dengan topik yang sedang kita tulis. Selain menggunakan komputer, kita juga dapat menggunakan Card Catalog untuk mencari buku atau artikel yang kita butuhkan. Pada umumnya, buku koleksi perpustakaan didata dalam 3 (tiga) jenis kartu katalog, yaitu katalog yang berisi data tentang pengarang/ penulis, judul buku dan subjek/ topik tertentu.
b.      Memeriksa Bahan-Bahan Pustaka yang Telah Diperoleh
Setelah bahan pustaka terkumpul kita harus memeriksa bahan-bahan tersebut apakah sesuai atau tidak dengan topik yang kita tulis. Cara memeriksa bahan pustaka tersebut adalah;
1)      Atur waktu membaca
2)      Bacalah secara selektif
3)      Bacalah secara bertanggung jawab
4)      Bacalah secara kritis
  1. Membuat Catatan dari Bahan-bahan Pustaka
Salah satu cara terbaik dan paling sederhana dalam membuat catatan ini adalah selalu mengacu pada kartu indeks yang telah kita buat.
  1. Membuat Ringkasan dan ‘Paraphrasing’
Disamping membuat catatan, kita pun dapat membuat ringkasan atau paraphrasing dari sumber  bacaan yang kita dapatkan di dalam menunjang keberhasilan proyek tulisan kita.
  1. Membuat Kutipan
Kita harus mengutip dengan persis dan apa adanya pernyataan dari sumber bacaan yang kita gunakan jika pernyataan tersebut merupakan pandangan mendasar dari penulis dan jika kita ubah ke dalam bahasa kita sendiri akan mengaburkan arti sesungguhnya.
Melakukan Wawancara Untuk Mendapatkan Informasi Untuk Tulisan
Ada empat hal yang harus diperhatikan pada saat akan melakukan wawancara untuk keperluan proyek penulisan karya ilmiah, yaitu;
1.    Menentukan orang yang tepat untuk diwawancarai
2.    Mempersiapkan pedoman wawancara
3.    Melaksanakan wawancara
4.    Mengolah hasil wawancara
E.  Tahap Proses Penulisan
Tahap Penulisan merupakan perwujudan tahap persiapan ditambah dengan pembahasan yang dilakukan selama dan setelah penulisan selesai.
1.      Tahap Pra Penulisan
a.       Pemilihan dan pembatasan topik
b.      Merumuskan tujuan
c.       Mempertimbangkan bentuk karangan
d.      Mempertimbangkan pembaca
e.       Mengumpulkan data pendukung
f.       Merumuskan judul
g.      Merumuskan tesis
h.      Penyusunan ide dalam bentuk karangan atau outline
2.      Pemilihan Topik
a)      Apa yang akan kita tulis?
b)      Topik dapat diperoleh dari berbagai sumber.
c)      Empat syarat: keterkuasaian, ketersediaan bahan, kemenarikan, kemanfaatan.
d)     Agar lebih fokus, topik perlu dibatasi.
3.      Tahap Penulisan Draf
a)      Mengekspresikan ide-ide ke dalam tulisan kasar.
b)      Pengembangan ide masih bersifat tentatif.
c)      Pada tahap ini, konsentrasikan perhatian pada ekspresi/gagasan, bukan pada aspek-aspek  mekanik.
4.      Tahap Revisi
a.       Memperbaiki ide-ide dalam karangan, berfokus pada penambahan, pengurangan, penghilangan, penataan isi sesuai dengan kebutuhan pembaca.
b.      Kegiatan: (a) membaca ulang seluruh draf, (b) sharing atau berbagi pengalaman tentang draf kasar karangan dengan teman, (c) merevisi dengan memperhatikan reaksi, komentar/masukan.

5.      Tahap Penyuntingan
a.       Memperbaiki perubahan-perubahan aspek mekanik karangan.
Memperbaiki karangan pada aspek kebahasaan dan kesalahan mekanik yang lain.
b.      Aspek mekanik antara lain: huruf kapital, ejaan, struktur kalimat, tanda baca, istilah, kosakata, format karangan.
6.      Tahap Publikasi
Tulisan akan berarti dan lebih bermanfaat jika dibaca orang lain.
Sesuaikan tulisan dengan media publikasi yang akan kita tuju.
F.   Tahap Evaluasi
Tahap terakhir yaitu verifikasi atau evaluasi, apa yang dituliskan sebagai hasil dari tahap iluminasi itu diperiksa kembali, diseleksi, dan disusun sesuai dengan fokus tulisan. Mungkin ada bagian yang tidak perlu dituliskan, atau ada hal-hal yang perlu ditambahkan, dan lain-lain. Mungkin juga ada bagian yang mengandung hal-hal yang peka, sehingga perlu dipilih kata-kata atau kalimat yang lebih sesuai, tanpa menghilangkan esensinya.
Ada lima kriteria yang bisa kita gunakan untuk mengevaluasi setiap bagian dari menulis sebagai berikut :
  1. Fokus.
Apa yang Anda menulis tentang? Apa klaim atau tesis Anda membela? Kriteria ini adalah yang luas, berkaitan dengan konteks, tujuan, dan koherensi dari sepotong tulisan. Apakah topik Anda sesuai untuk tugas? Apakah Anda tetap pada topik itu atau terlena pada garis singgung tidak membantu? Apakah Anda berfokus terlalu teliti atau terlalu banyak? Misalnya, esai tentang Perang Saudara Amerika pada umumnya mungkin terlalu luas untuk esai perguruan tinggi yang paling. Anda mungkin akan lebih baik menulis tentang pertempuran tertentu, umum, atau kejadian.
  1. Pembangunan.
Pembangunan berkaitan dengan rincian dan bukti. Apakah Anda menyediakan cukup bahan pendukung untuk memenuhi harapan pembaca Anda? Sebuah laporan penelitian yang tepat, misalnya, biasanya mencakup banyak referensi dan kutipan untuk banyak karya lain yang relevan beasiswa. Sebuah deskripsi lukisan mungkin akan mencakup rincian tentang, komposisi penampilan, dan bahkan mungkin informasi biografis tentang seniman yang melukisnya. Memutuskan apa rincian untuk menyertakan tergantung pada penonton dimaksudkan sepotong. Sebuah artikel tentang kanker ditujukan untuk anak-anak akan terlihat sangat berbeda dari satu ditulis untuk warga senior.
  1. Organisasi
Organisasi, sering disebut “pengaturan,” menyangkut ketertiban dan tata letak kertas. Secara tradisional, kertas dibagi menjadi, tubuh kesimpulan pengenalan, dan. Paragraf terfokus pada gagasan utama tunggal atau topik (kesatuan), dan transisi di antara kalimat dan paragraf yang halus dan logis. Sebuah rambles kertas kurang terorganisir, melayang di antara topik yang tidak berhubungan dengan cara serampangan dan membingungkan.
  1. Gaya
Gaya secara tradisional berkaitan dengan kejelasan, keanggunan presisi, dan. Sebuah stylist yang efektif tidak hanya mampu menulis dengan jelas untuk penonton, tetapi juga bisa menyenangkan mereka dengan bahasa menggugah, metafora, irama, atau kiasan. Penata Efektif bersusah payah tidak hanya untuk membuat titik, namun untuk membuatnya dengan baik.
  1. Konvensi
Kriteria ini meliputi tata bahasa, mekanik, tanda baca, format, dan isu-isu lain yang ditentukan oleh konvensi atau aturan. Meskipun banyak siswa berjuang dengan konvensi, pengetahuan tentang di mana untuk menempatkan koma dalam sebuah kalimat biasanya tidak sepenting apakah kalimat yang berharga untuk menulis di tempat pertama. Namun demikian, kesalahan yang berlebihan dapat membuat bahkan seorang penulis brilian tampak ceroboh atau bodoh, kualitas yang jarang akan terkesan pembaca seseorang.
BAB III
PENUTUP

Karya ilmiah merupakan karya tulis yang menyajikan gagasan, deskripsi atau pemecahan masalah secara sistematis, disajikan secara objektif dan jujur, dengan menggunakan bahasa baku, serta didukung oleh fakta, teori dan atau bukti-bukti empiric.
Tujuan penulisan karya ilmiah, antara lain untuk menyampaikan gagasan memenuhi tugas dalam studi, untuk mendiskusikan gagasan dalan suatu pertemuan, mengikuti lomba , sarta untuk menyebarluaskan ilmu pengetahuan/ hasil penelitian.
Karya ilmiah dapat berfungsi sebagai rujukan, untuk meningkatkan wawasan, serta menyebarluaskan ilmu pengetahuan. Bagi penulis, karya ilmiah bermanfaat untuk meningkatkan keterampilan membaca dan menulis, berlatih mengintegrasikan berbagai gagasan dan menyajikan secara sistematis, memperluas wawasan, serta memberikan kepuasan intelaktual, disamping menyumbang terhadap perluasan cakrawala ilmu pengetahuan.





















DAFTAR PUSTAKA


Anggoro, Toha. M. (2007). Metode Penelitian. Jakarta: Universitas Terbuka
Dalman, DR. (2009). Keterampilan Menulis. Bandar lampung
Wardani, I.G.A.K. (2007). Teknik menulis karya ilmiah. Jakarta : universitas Terbuka



[1] Wardani, I.G.A.K. dkk. (2007). Teknik Menulis Karya Ilmiah. Jakarta: UT. Hal. 7
[2] Anggoro, Toha. M. (2007). Metode Penelitian. Jakarta: Universitas Terbuka, hal. 6
[3] Wardani, I.G.A.K. (2007). Teknik menulis karya ilmiah. Jakarta : universitas Terbuka. Hal. .9
[4] Ibid hal. 4

0 comments:

Post a Comment

Silahkan berkomentar, hindari unsur SARA.
Terima kasih