Lencana Facebook

banner image

Monday 2 December 2013

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN KEBERHASILAN PEMBELAJARAN IPS MATERI PERANAN TOKOH-TOKOH PROKLAMASI KEMERDEKAAN SISWA KELAS V

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah

Pada  pasal  3  Undang-undang  No.  20  th  2003  tentang  Sistem  Pendidikan  Nasional menjelaskan bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk  mewujudkan  suasana  belajar  dan  proses  pembelajaran  agar  peserta  didik  secara  aktif  mengembangkan  potensi  dirinya  untuk  memiliki  kekuatan  spiritual  keagamaan,  pengendalian  diri,  kepribadian,  kecerdasan,  akhlak  mulia,  serta  keterampilan  yang  diperlukan  dirinya,  masyarakat  bangsa  dan  negara.  Yang  bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang  beriman  dan  bertakwa  kepada  Tuhan  Yang  Maha  Esa,  berakhlak  mulia,  sehat,  berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta  bertanggung jawab.
Tuntutan  karakteristik  pendidikan  IPS  sebagaimana  oleh  KTSP  masih  jauh  dari  yang  dimaksudkan.  Implementasi  KTSP  lebih  terfokus  pada  pembenahan  jenis-jenis  administrasi  pembelajaran, sedangkan  dalam  pelaksanaan  KBM  belum  menunjukkan  perubahan  yang  sangat  berarti.  Hal  ini  disebabkan  antara  lain,  pemberlakukan  KTSP  belum  disertai  dengan  pelatihan  bagi  guru-guru bagaimana  mengelola  pembelajaran  yang  sesuai  dengan  tuntutan  kurikulum.  Selain  itu,  fasilitas  pembelajaran  IPS  seperti  media  dan  alat  peraga,  kualitas  dan kuantitasnya tidak banyak berubah, yaitu jauh dari memadai.
Hasil penelitian awal yang telah peneliti lakukan masih terdapat perbedaan antara harapan dengan kenyataan yang terjadi dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial materi peranan tokoh-tokoh dalam proklamasi kemerdekaan Indonesia. Harapan yang demikian itu nyata belum bisa dipenuhi oleh seluruh siswa kelas V SD Negeri ------------ 04 Kecamatan ------------ Kabupaten ------------.
Hal ini dibuktikan dengan hanya tiga siswa yang mencapai nilai standar KKM (70) ke atas dari  16  siswa atau 18,75%%, dengan minat belajar siswa yang hanya mencapai angka 43,75% atau hanya 7 siswa dari 16 siswa serta perolehan nilai rata-rata hasil belajar secara klasikal sebesar 59,38.  Rendahnya  hasil  belajar dan minat  belajar  IPS  dipengaruhi oleh  berbagai  faktor.  Faktor  yang  mendukung  pelaksanaan  pembelajaran  pada  dasarnya sangat kompleks dan bisa ditinjau dari berbagai aspek. Adapun hal yang  paling mendasar dan menentukan terhadap keberhasilan pembelajaran diantaranya  sarana  dan  prasarana  yang  memadai,  situasi  dan  kondisi  yang  kondusif,  faktor  guru, faktor siswa, termasuk pemilihan dan penggunaan model pembelajaran.
Diantara  berbagai  model  pembelajaran,  satu  diantaranya  adalah  model  cooperative learning tipe STAD, yaitu pembelajaran berkelompok dimana siswa dapat saling  membantu dalam proses pembelajaran sehingga siswa yang kurang dapat dibantu  oleh  teman  kelompoknya  selain  oleh  guru  sebagai  pembimbing.  Model  ini  memberikan  kesempatan  kepada  siswa  untuk  belajar  secara  bersama-sama  atau  gotong  royong  sehingga  makna  kebersamaan  sangat  dominan.  Selain  itu,  model  ini  dapat  mengaktifkan  siswa  dalam  belajar  karena  siswa  didorong  untuk mengemukakan pendapat atau menyanggah berbagai masalah  yang diajukan oleh  rekan sekelompoknya.

B.     Identifikasi  Masalah

Upaya untuk mengatasi hal sebagaimana uraian di atas, peneliti mencoba berkolaborasi dengan kepala sekolah, rekan sejawat. Dari hasil diskusi dapat teridentifikasi beberapa masalah sebagai berikut :
a.    Pengelolaan pembelajaran yang dilakukan guru tidak kondusif, dalam arti tidak memberikan kesan menyenangkan siswa saat dibelajari materi pembelajaran.
b.    Pemilihan metode pembelajaran yang kurang tepat adalah yang menjadi pemicu perilaku guru saat mempelajari siswa hingga tidak banyak berbuat sesuatu demi keberhasilannya.
c.    Kreativitas siswa untuk menanyakan sesuatu kepada guru sama sekali tidak muncul.
d.   Sebagian besar siswa mengalami kesulitan pada saat proses mempelajari materi ajar, dan ini telah menyebabkan mereka tidak tuntas belajar karena kekurang tepatan pemilihan metode pembelajaran
e.    Penjelasan materi terlalu cepat, sehingga kurangnya model dialog yang interaktif, efektif dan kreatif.
f.     Ketidakaktifan siswa dalam proses pembelajaran dan penemuan informasi pada saat proses pembelajaran berlansung.

C.      Analisis  Masalah

Melalui refleksi diri, kaji literatur, dan diskusi dengan supervisor, kepala sekolah dan teman sejawat dapat diketahui bahwa faktor penyebab rendahnya tingkat penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran, dan rendahnya hasil belajar serta minat belajar siswa adalah :
a.     Model pembelajaran yang diambil tidak tepat sehingga guru tidak mampu mengembangkan model dialog yang efektif, aktif dan kreatif.
b.    Guru tidak melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran dan penemuan informasi.
c.     Guru tidak mampu membaca situasi dan kondisi pada saat pembelajaran berlangsung.
d.    Guru dapat menciptakan kondisi pembelajaran yang lebih aktif.
e.     Metode penyajian materi yang digunakan guru tidak sesuai dengan karakteristik dan tahap perkembangan siswa sekolah dasar
f.     Guru kurang mampu mengelola kelas dan ini berdampak pada proses edukatif yang diharapkan kurang berhasil
Melihat kondisi awal sebagaimana tersebut di atas, maka peneliti berusaha untuk mengatasi masalah-masalah yang timbul agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik sehingga prestasi belajar siswa dapat tercapai dengan melaksanakan perbaikan pembelajaran IPS materi peranan tokoh-tokoh dalam proklamasi kemerdekaan Indonesia.
Adapun prioritas masalah yang menjadi tujuan perbaikan proses pembelajaran adalah :
a.    Memperbaiki proses pembelajaran  IPS materi peranan tokoh-tokoh dalam proklamasi kemerdekaan Indonesia dengan menggunakan strategi Cooperative Learning  tipe STAD.
b.    Meningkatkan minat dan hasil belajar siswa belajar sehingga tingkat ketuntasan belajar siswa dapat tercapai.
Atas dasar itu peneliti merasa terpanggil untuk melakukan upaya perbaikan, karena jika hal tersebut dibiarkan maka tidak menutup kemungkinan akan menjadi sumber utama penyebab turunnya hasil dan motivasi belajar siswa saat mempelajari materi pembelajaran selanjutnya. Seiring dengan menurunnya motivasi belajar siswa berarti pula pada menurunnya kualitas belajar. Sebelum hal ini terjadi pada siswa, akan lebih baiknya jika diupayakan segera solusi alternatif dari persoalan tersebut dengan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan menggunakan strategi Cooperative Learning tipe STAD pada mata pelajaran IPS materi pokok peranan tokoh-tokoh dalam proklamasi kemerdekaan Indonesia dengan harapan dapat  meningkatkan hasil dan motivasi belajar siswa kelas V SDN ------------ 04 Kecamatan ------------ Kabupaten ------------.


D.      Pembatasan Masalah

Untuk mengefektifkan proses penelitian, peneliti memberikan batasan pengkajian sebagai berikut.
1. Penelitian ini hanya dilaksanakan untuk materi pembelajaran IPS materi  peranan tokoh-tokoh proklamasi kemerdekaan dengan menerapkan model cooperative leraning tipe STAD yang terangkum dalam suatu penelitian tindakan kelas  (Classroom Action Research) siswa kelas V SD Negeri ------------ 02 Kecamatan ------------.
2.  Target penelitian diarahkan pada siswa kelas V SD Negeri ------------ 02 Kecamatan ------------ Kabupaten ------------ pada Tahun Pelajaran 2011/2012/
E.       Rumusan Masalah
1.    Apakah dengan menggunakan strategi Cooperative Learning tipe STAD dapat  meningkatkan minat siswa kelas V SDN ------------ 04 Kecamatan ------------ Kabupaten ------------ mata pelajaran IPS materi pokok peranan tokoh-tokoh dalam proklamasi kemerdekaan Indonesia?
2.    Apakah dengan menggunakan strategi Cooperative Learning tipe STAD dapat  meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN ------------ 04 Kecamatan ------------ Kabupaten ------------ mata pelajaran IPS materi peranan tokoh-tokoh dalam proklamasi kemerdekaan Indonesia ?


F.     Tujuan Penelitian
Upaya melakukan penelitian perbaikan pembelajaran ini tidak lepas dari tujuan yang diharapkan, yaitu sebagai berikut.
1.    Untuk mengetahui peningkatan minat belajar siswa mata kelas V SDN ------------ 04 Kecamatan ------------ Kabupaten ------------ pelajaran IPS materi  peranan tokoh-tokoh dalam proklamasi kemerdekaan Indonesia setelah menggunakan strategi Cooperative Learning tipe STAD
2.    Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa kelas V SDN ------------ 04 Kecamatan ------------ Kabupaten ------------ mata pelajaran IPS materi peranan tokoh-tokoh dalam proklamasi kemerdekaan Indonesia setelah menggunakan strategi Cooperative Learning tipe STAD.

G.    Manfaat Penelitian
Diharapkan dengan pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dapat memberikan manfaat secara teoritis dan praktis  :
  1. Manfaat Teoritis
Melalui  kegiatan  penelitian  ini  diperoleh  alat  dan  teknik  penunjang  yang lebih realistis dan aplikatif untuk keperluan optimalisasi penggunaan model Cooperative Learning tipe STAD pada kelas dan mata pelajaran yang berbeda.


  1. Manfaat Praktis
a.       Siswa dapat meningkatkan aktivitas, kreativitas, dan hasil belajar menjadi lebih baik daripada sebelumnya, serta menumbuhkembangkan sikap kritisnya terhadap aktivitas, kreativitas, dan hasil belajar yang telah diperolehnya.
b.      Guru dapat memperbaiki kinerjanya secara profesional, karena itu rasa percaya dirinya akan meningkat dan ikut serta berperan aktif dalam rangka mengembangkan inovasi pembelajaran khususnya untuk bidang studi IPS pada tingkat Sekolah Dasar.
c.       Membantu sekolah untuk terus berkembang karena adanya peningkatan kemampuan pada diri guru dan siswa yang menunjukkan lebih unggul baik dari segi kuantitas maupun kualitas dari sekolah lain.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PORTOFOLIO SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR IPS TENTANG MANFAAT EKSPOR IMPOR DI INDONESIA PADA SISWA KELAS VI



BAB I
PENDAHULUAN

A.         Latar Belakang Masalah
Pendekatan  pembelajaran  IPS  SD  yang  efektif  adalah  dengan  menerapkan kurikulum  terpadu  yang  mengangkat  permasalahan  atau  topik-topik  dari kehidupan  siswa  yang  dialami,  diamati  dan  dipahami  sehari-hari  dengan melakukan  penilaian  secara  berkala  dan  berkesinambungan  yang  mencakup proses  dan  hasil  pertumbuhan  perkembangan  wawasan  pengetahuan,  sikap, dan keterampilan  yang dicapai siswa dalam belajar. Kegiatan belajar mengajar dalam mata  pelajaran  IPS  di sekolah  dasar  yang  dilakukan  guru  akan  dirasakan  lebih  beramakna  dan  lebih  berkesan,  apabila  dapat  melibatkan  partisipasi  siswa  secara  aktif.  Terjadinya  partisipasi  siswa  dalam  belajar  melalui  strategi  dan  cara  yang  diciptakan  guru  dalam  kegiatan  belajar  mengajar  sehingga  akan  tercipta  kualitas  pengajaran yang menuju kepada pencapaian kualitas pendidikan.
Sebagai  salah  satu  solusi  pada  permasalahan  tersebut,  dalam  penelitian  ini  bagaimana  cara  meningkatan  hasil  belajar  siswa  dengan  cara  melibatkan  siswa  dalam  pembelajaran  IPS  sehingga  diharapkan  siswa  dapat  memahami  materi  tersebut.  Seperti  yang  diungkapkan  bahwa  materi  pembelajaran  studi  sosial  ini  dipersiapkan untuk menyegarkan ingatan dan bukan untuk dihafal.  Maka peneliti  menyimpulkan  bahwa  dalam  pembelajaran,  siswa  diharapkan  dapat  mengembangkan pengetahuannya. Materi IPS terutama topik yang dipilih peneliti  yakni  mengenai  manfaat ekspor dan impor di Indonesia  akan  lebih  bermakna  apabila  siswa  belajar  mencari  informasi  sendiri  tentunya  dengan bimbingan dan pengwasan dari guru
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran IPS materi manfaat ekspor dan impor di Indonesia di kelas kelas VI SD Negeri ------------ 02 Kecamatan ------------ masih belum sesuai dengan kriteria ketuntasan minimal yang telah ditentukan yaitu mendapat nilai minimal 70. Hal tersebut disebabkan oleh kurangnya motivasi belajar sehingga berakibat pada rendahnya prestasi belajar siswa.
Keberhasilan pembelajaran ditunjukkan dengan dikuasainya materi pembelajaran siswa. Tercapainya tujuan pembelajaran siswa dapat diukur dengan tes hasil pembelajaran atau formatif. Temuan di lapangan, di tempat peneliti bertugas menunjukkan adanya kesenjangan antar harapan dan kenyataan. Pada studi awal pembelajaran IPS materi manfaat ekspor dan impor di Indonesia, hasil dari tes formatif menunjukkan rendahnya tingkat penguasaan materi yang diajarkan. Ini dapat ditunjukkan hanya tiga siswa (15%) dari 20 siswa yang mengikuti tes formatif dapat mencapai tingkat penguasaan materi 70% ke atas atau mendapat nilai di atas  KKM sebesar 70, sedangkan siswa lainnya belum memenuhi kriteria ketuntasan yang ditentukan, dengan perolehan nilai rata-rata hasil belajar sebesar 56,50 dan motivasi belajar sebesar 40% atau 8 orang siswa dari jumlah siswa seluruhnya sebanyak 20 orang siswa.

B.         Identifikasi  Masalah
Berdasarkan uraian sebagaimana latar belakang masalah di atas, peneliti meminta bantuan supervisor, kepala sekolah dan teman sejawat untuk membantu mengidentifikasi kekurangan dari pembelajaran yang dilaksanakan. Dari hasil diskusi terungkap beberapa masalah yang terjadi dalam pembelajaran, yaitu :
1.      Rendahnya motivasi belajar siswa
2.      Rendahnya minat belajar siswa
3.      Rendahnya tingkat penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran  IPS yang berdampak hasil belajar rendah.
4.      Rendahnya keaktifan siswa dalam pelaksanaan proses pembelajaran
5.      Kondisi ruangan kelas yang kurang mendukung pelaksanaan proses pembelajaran

C.         Analisis Masalah
Melalui refleksi diri, kaji literatur, dan diskusi dengan supervisor, kepala sekolah dan teman sejawat dapat diketahui bahwa faktor penyebab rendahnya tingkat penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran, dan rendahnya motivasi serta minat belajar siswa adalah :
1.      Model pembelajaran yang diambil tidak tepat
2.      Penjelasan materi terlalu cepat, sehingga kurangnya model dialog yang interaktif, efektif dan kreatif.
3.      Guru tidak mampu mengembangkan model dialog yang efektif, aktif dan kreatif.
4.      Guru tidak melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran dan penemuan informasi
Berdasarkan  pernyataan  di  atas  maka  perlu  kiranya  dilakukan Penelitian  Tindakan  Kelas  (PTK)  mengenai  implementasi  model  pembelajaran  berbasis  portofolio  dilihat  dari  hasil  belajar  siswa  dalam  proses  belajar  mengajar  pendidikan  Ilmu  Pengetahuan  Sosial  di  Sekolah  Dasar.  Sehubungan  dengan  hal  di  atas,  penulis  ingin  mencoba  menerangkan  model  pembelajaran  IPS  berbasis  portofolio  sebagai  upaya  memecahkan  masalah  yang  terjadi  di  Kelas VI SD Negeri ------------ 02 Kecamatan ------------ Kabupaten ------------ Tahun Pelajaran 2011/2012.  Dengan  pemberian model pembelajaran berbasis portofolio diharapkan siswa dapat  meningkatkan  hasil  belajarnya  pelajaran  IPS  dalam  materi manfaat ekspor dan impor di Indonesia.

D.          Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah dalam penulisan laporan hasil pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini  ini dipusatkan pada upaya peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS materi manfaat ekspor impor di Indonesia dengan penerapan model  pembelajaran berbasis  portofolio siswa Kelas VI SD Negeri ------------ 02 Kecamatan ------------ Kabupaten ------------ Tahun Pelajaran 2011/2012.

E.           Rumusan Masalah
Dari uraian sebagaimana latar belakang masalah di atas, maka perumusan masalahnya adalah :
1.      Bagaimana meningkatkan motivasi belajar siswa pada pembelajaran IPS materi manfaat ekspor impor di Indonesia dengan penerapan model  pembelajaran berbasis  portofolio?
2.      Bagaimana meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS materi manfaat ekspor impor di Indonesia dengan penerapan model  pembelajaran berbasis  portofolio?

F.           Tujuan Penelitian   
Tujuan pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini, peneliti jabarkan  sebagai berikut :
1.      Untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran  IPS materi manfaat ekspor impor di Indonesia melalui penerapan model  pembelajaran berbasis  portofolio.
2.      Untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS materi manfaat ekspor impor di Indonesia melalui penerapan model  pembelajaran berbasis  portofolio.

G.          Manfaat Penelitian   
Diharapkan pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini juga dapat memberikan manfaat bagi :
1.   Manfaat Teoritis
Secara teoritis dapat memberikan pemahaman yang  lebih  baik  tentang  penggunaan  metode  pembelajaran  berbasis  portofolio.
2.   Manfaat Praktis
a.   Bagi Siswa
1)   Dengan  pembelajaran  berbasis  portofolio  siswa  diharapkan  akan  lebih  termotivasi untuk aktif dan terlibat dalam proses pembelajaran. 
2)   Dengan  pembelajaran  berbasis  portofolio  siswa  dapat  menggali  informasi  sendiri, sehingga teori yang menunjang lebih konkret di dapat anak.
3)   Dengan pembelajaran berbasis portofolio siswa bisa lebih kritis untuk bisa  menjawab segala permasalahan yang di bahas.
b.   Bagi Guru
1)   Guru  dapat  menambah  wawasan  pengetahun  dan  kemampuan  dalam  pengembangan pembelajaran dengan berbasis portofolio.
2)   Dengan  keluasan  materi  IPS  dan  dengan  keterbatasan  waktu  dalam  pengajaran,  diharapkan  pembelajaran  portofolio  dapat  menjadi  solusi  dalam memudahkan guru dalam menyampaikan materi.
c.   Bagi Sekolah
1)   Dapat  memberikan  masukan  yang  positif  bagi  sekolah  sehingga  dapat  meningkatkan kualitas pengelolaan pembelajaran.
2)   Dapat  memberikan  masukan  kepada  guru-guru  yang  lain  untuk  mencoba menerapkan pembelajaran berbasis portofolio.


OPTIMALISASI PENGGUNAAN TEKNIK DIRECT READING THINKING ACTIVITY PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA MATERI MENULIS KALIMAT UTAMA DI KELAS IV




 
BAB I

PENDAHULUAN

 

A.    Latar Belakang Masalah

Dan dalam kegiatan belajar mengajar  yang berlangsung,  Telah terjadi interaksi yang bertujuan.  Guru dan anak didiklah yang memaknainya dengan menciptakan lingkungan yang bernilai edukatif demi kepentingan anak dalam belajar. Guru ingin memberikan layanan yang terbaik bagi anak didik, dengan menyediakan lingkungan yang menyenangkan dan mengarahkan . guru berusaha menjadi pembimbing yang baik dengan peranan yang arif dan bijaksana, sehingga tercipta hubungan dua arah yang harmonis antara guru dengan anak didik. 
Siswa akan termotivasi belajar jika penyampaiannya dilakukan secara terstruktur sesuai dengan tingkat perkembangan kognitif sehingga pesan pembelajaran dapat dievaluasi dengan tepat. Dan untuk memperoleh pemahaman dan terwujud dalam proses belajar mengajar maka disini diperlukan adanya metode atau strategi yang sesuai. Secara umum strategi itu sendiri mempunyai arti suatu garis- garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan dan jika dihubungkan dengan belajar mengajar ,strategi bisa diartikan sebagai pola-pola ummum kegiatan guru anak didik dalam mewujudkan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan.
Masalah yang timbul dan terjadi pada pembelajaran ini adalah dalam proses belajar siswa menunjukkan kurang aktif, kreatif, inovatif, dan menyenangkan pada saat mempelajari materi ajar dalam pembelajaran membaca intensif menulis kalimat utama pada tiap paragraf, yang mengakibatkan hasil belajar siswa kurang mencapai target yang diharapkan dalam pembelajaran membaca intensif menulis kalimat utama pada tiap paragraf.
Hal tersebut dibuktikan dari hasil tes pendahuluan yang dilaksanakan di mana hanya delapan siswa (23,53%) dari 34 siswa yang mengikuti tes formatif dapat mencapai tingkat penguasaan materi 70% ke atas atau mendapat nilai sama dengan KKM sebesar 70.. Penjelasan mengenai keaktifan dan nilai rata-rata kelas secara klasikal menunjukkan angka yang kurang memuaskan karen keaktifan siswa hanya mencapai 35,29% atau 12 siswa dari 34 siswa, serta perolehan rata-rata kelas 57,65.
Adapun strategi yang digunakan meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa adalah dengan menerapkan metode  directed reading thingking aktivity (DRTA) yang mana metode ini diberikan sebagai sarana penyampaian  materi sejarah, di sini guru membuat prediksi berdasarkan materi atau petunjuk judul dan petunjuk gambar sehingga mendorong mereka merumuskan pertanyaan dan menyimpulkan dengan versi mereka  masing-masing.

B.     Identifikasi Masalah

Upaya untuk mengatasi hal itu, peneliti mencoba berkolaborasi dengan kepala sekolah, rekan sejawat, dan supervisor. Hasil diskusi dengan mereka, akhirnya dapat teridentifikasi beberapa masalah sebagai berikut.
  1. Kurangnya motivasi belajar siswa
  2. Siswa kurang menguasai materi pembelajaran
  3. Siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran.

C.    Analisis Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, penulis merasa perlu untuk merefleksi diri sejauhmana kemampuan pribadi di dalam proses pembelajaran.  Selain itu juga melakukan diskusi dengan teman sejawat, melakukan kegiatan/literatur mengenai masalah yang dihadapi sehingga diketahui kemungkinan adanya kelemahan dalam proses pembelajaran sebagai berikut :
1.      Pemilihan teknik yang dilakukan guru dinilai kurang tepat untuk digunakan dalam pembelajaran membaca intensif menulis kalimat utama pada tiap paragraf.
2.      Guru kurang mampu mengaktifkan siswa agar belajar secara sungguh-sungguh sehingga mampu menuliskan pengalaman pribadinya yang paling menarik, sesuai dengan persyaratan yang dituntut dalam pembelajaran.
3.      Guru kurang mampu menciptakan kondisi atau situasi yang dapat mendukung proses pembelajaran menjadi aktif.
Atas dasar itu peneliti merasa terpanggil untuk melakukan upaya perbaikan, karena jika hal tersebut dibiarkan maka tidak menutup kemungkinan akan menjadi sumber utama penyebab turunnya hasil belajar siswa saat mempelajari materi pembelajaran selanjutnya. Upaya yang dilakukan adalah melaksanakan kegiatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) pada pembelajaran bahasa Indonesia materi menulis kalimat utama pada tiap paragraf menggunakan teknik direct reading thingking activity siswa kelas IV SDN ............... 02 Kecamatan ............... Kabupaten ............... Tahun Pelajaran 2011/2012.


D.    Pembatasan Masalah

Dari berbagai masalah yang telah dikemukakan, permasalahan penelitian ini dibatasi pada keterampilan menulis kalimat utama perlu dikaji karena nilai akademis mereka masih rendah. Hal ini disebabkan oleh cara mengajar guru yang kurang kreatif.  Guru selama ini hanya menggunakan metode ceramah yang membosankan sehingga tidak menggugah minat siswa untuk menulis. Oleh karena itu, keterampilan siswa dalam menuangkan ide atau gagasan menjadi kurang maksimal. Salah satu upaya untuk meningkatkan keterampilan menulis kalimat utama, penelitian ini menggunakan teknik objek langsung sebagai alternatif untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis kalimat dengan menggunakan teknik direct reading thinking activity pada siswa kelas IV SD Negeri ............... 02 Kecamatan ............... Tahun Pelajaran 2011/2012

E.     Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian sebagaimana latar belakang masalah di atas, maka dapat ditentukan perumusan masalahnya, yaitu :
  1. Apakah penerapan teknik DRTA (Direct reading thinking activity) dapat meningkatkan motivasi siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia materi menulis kalimat utama pada tiap paragraf?
  2. Apakah penerapan teknik DRTA (Direct reading thinking activity)  meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia materi menulis kalimat utama pada tiap paragraf?

F.     Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam melakukan penelitian ini, adalah sebagai berikut.

1.      Untuk memperbaiki proses belajar siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia pada materi menulis kalimat utama pada tiap paragraf yang sebelumnya diketahui kurang mampu memenuhi tuntutan indikator hasil belajar yang menjadi target pembelajaran ini, yaitu melalui langkah tempuh teknik DRTA (Direct reading thinking activity).

2.      Untuk mengetahui peningkatan motivasi belajar siswa kelas IV SD Negeri Tayem Timur 03 dalam menulis kalimat utama pada tiap paragraf yang sesuai dengan tuntutan indikator hasil belajar, setelah dilakukan pembelajaran berdasarkan langkah-langkah teknik DRTA (Direct reading thinking activity).

3.      Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Tayem Timur 03 dalam menemukan kalimat utama pada tiap paragraf yang sesuai dengan tuntutan indikator hasil belajar, setelah dilakukan pembelajaran berdasarkan langkah-langkah teknik DRTA (Direct reading thinking activity).


G.    Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan melalui penelitian tindakan kelas ini, adalah sebagai berikut.

  1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai khasanah perkembangan keilmuan  bidang  kebahasaan  (linguistik),  terutama  pada  proses  belajar mengajar yang diarahkan pada peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa.

  1. Manfaat Praktis
a.       Siswa
1)      Meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep pembelajaran.
2)      Pembelajaran akan lebih bermakna karena siswa mempunyai gambaran konsep pembelajaran.
3)      Siswa dapat mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari
4)      Dapat meningkatkan motivasi siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia
5)      Dapat meningkatkan prestasi siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia.
b.      Guru
1)      Guru dapat berkembang secara profesional karena dapat menunjukkan bahwa ia mampu menilai dan memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya
2)      Guru mendapat kesempatan untuk berperan aktif mengembangkan pengetahuan dan keterampilan sendiri.
3)      Guru dapat melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan kompetensinya serta dapat meningkatkan kreativitas dan kualitas guru, karena guru dituntut dapat menggunakan dan menerapkan metode dan strategi pembelajaran dengan baik dan tepat.
  1. Sekolah

Sekolah dapat mengembangkan sarana/prasarana dalam rangka perbaikan proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dan melakukan inovasi pembelajaran untuk mata pelajaran yang lain.