Lencana Facebook

banner image

Sunday 14 January 2024

PKP UNIVERSITAS TERBUKA

 



 

 

 


UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MEMBACA PUISI MENGGUNAKAN ALAT PERAGA GAMBAR  SISWA KELAS II SD NEGERI .......................... SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN 2022/2023

 

 

 

Laporan ini Disusun dan Diajukan untuk Memenuhi Tugas

Mata Kuliah Pemantapan Kemampuan Profesional (PDGK 4501)

pada Program Studi S1 PGSD FKIP-UT

 

 

 

 

 

 

 

 

Oleh

 

..........................

NIM.  ..........................

 

 

 

 

 

 

 

UNIVERSITAS TERBUKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UPBJJ..........................

2023

LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN HASIL PERBAIKAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

 

 

Nama Mahasiswa                        :    ..........................

N I M                                          :    ..........................

Program Studi                             :    S1 PGSD

Tempat Mengajar                        :    SD Negeri No ..........................

Jumlah Siklus Pembelajaran        :    2 (dua) siklus

Hari dan Tanggal Pelaksanaan    :    Siklus 1  : ………………………………

                                                                         ………………………………

                                                         Siklus 2  : ………………………………

                                                                         ………………………………

Masalah yang menjadi fokus perbaikan dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran ini adalah:

1.    Bagaimana peningkatan motivasi siswa dalam pembelajaran membaca puisi dengan menggunaan alat peraga gambar pada siswa kelas II SD Negeri No .......................... Semester 2 Tahun Pelajaran 2022/2023?

2.    Bagaimana peningkatan hasil belajar dalam pembelajaran membaca puisi dengan menggunaan alat peraga gambar pada siswa kelas II SD Negeri No .......................... Semester 2 Tahun Pelajaran 2022/2023?

 

 

 

..........................,       April  2023

Menyetujui

Supervisor I

 

 

 

 

.................................................

NID. ............................

Mahasiswa,

 

 

..........................

NIM. ..........................


LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT

 

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa laporan praktek Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP) yang saya susun sebagai syarat untuk memenuhi mata kuliah PKP pada Program Studi S1 PGSD Universitas Terbuka (UT) seluruhnya merupakan hasil karya saya sendiri.

Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan laporan PKP yang saya kutip dari hasil karya orang lain telah dituliskan dalam sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan karya ilmiah.

Apabila di kemudian hari  ditemukan seluruh atau sebagian laporan PKP ini bukan karya saya sendiri atau adanya plagiasi dalam bagian-bagian tertentu, saya bersedia menerima sanksi, termasuk pencabutan gelar akademik yang saya sandang sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku.

           

 

..........................,      April  2023

Yang membuat pernyataan,

 

Materai 6000

 

 

..........................

NIM. ..........................

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

KATA PENGANTAR

 

Dengan menyebut nama Tuhan Yesus yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan penelitian perbaikan pembelajaran. Laporan ini merupakan salah satu tugas persyaratan mutlak mata kuliah Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP) Program S-I PGSD Universitas Terbuka.

Penyusunan laporan perbaikan pembelajaran ini tidak terlepas dari dorongan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini,  ijinkanlah peneliti menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada, Yth:

1.        Prof. Drs. Ojat Darojat, M.Bus., Ph.D, selaku Rektor Universitas Terbuka

2.        Prof. Dr. Ucu Rahayu, M.Sc, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Terbuka

3.        Drs. Muhammad Tair A., M.M, selaku Kepala UPBJJ-UT .......................... yang telah memberikan ijin penelitian dan fasilitas dalam menempuh pendidikan di program S1 PGSD

4.        ....................... selaku Dosen  Pembimbing yang telah membimbing mahasiswa dengan sabar.

5.        Kepala SD Negeri No .......................... beserta rekan-rekan guru yang telah memberi dorongan dan dukungan selama pelaksanaan kegiatan PKP;

6.        Teman sejawat yang telah membantu dalam pengumpulan data;

7.        Siswa-siswi kelas II SD Negeri No ..........................; dan

8.        Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu, yang telah membantu tersusunnya laporan ini.

Akhirnya peneliti berharap, semoga laporan ini dapat menjadi salah satu alternatif yang dapat membantu mengatasi masalah yang dihadapi dalam pembelajaran di sekolah dasar.

..........................,        April 2023

 

Peneliti

 

DAFTAR ISI

 

Halaman

LEMBAR JUDUL .......................................................................................... ....... i

LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... ...... ii

LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT.................................................. iii

KATA PENGANTAR .................................................................................... ..... iv

DAFTAR ISI .................................................................................................. ...... v

DAFTAR TABEL ........................................................................................... ..... vi

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... .... vii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. .... vii

ABSTRAK ...................................................................................................... ..... ix

 

BAB I     PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah  ............................................................ ...... 1

     1. Identifikasi Masalah....................................................................... 2

     2. Analisis Masalah ............................................................................ 3

     3. Alterntif Pemecahan Masalah ........................................................ 3

B. Rumusan Masalah  ............................................................................. 5

C. Tujuan Penelitian ............................................................................... 5

D. Manfaat Penelitian ............................................................................. 5

 

BAB II    KAJIAN PUSTAKA

A.  Kajian Teori ....................................................................................... 7

B.  Kerangka Berpikir.......................................................................     19

C.  Hipotesis Tindakan .......................................................................... 21

 

BAB III   PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

A.  Subjek, Tempat dan Waktu Penelitian, Pihak yang Membantu........ 22

B.  Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran......................................... 23

C.  Teknik Analisa Data ........................................................................ 27

 

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.  Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran.......................... 31

B. Pembahasan  Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran.................... 43

 

BAB V    SIMPULAN, SARAN DAN TINDAK LANJUT

A. Simpulan  .................................................................................... .... 48

B. Saran dan Tindak Lanjut ............................................................ .... 48

 

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR TABEL

 

Tabel                                                                                                           Halaman

Tabel      3.1     Jadwal Pelaksanaan Penelitian Perbaikan Pembelajaran......           23

Tabel      3.2     Kriteria Penilaian Motivasi Belajar.......................................           30

Tabel      4.1     Rekapitulasi Nilai Tes Formatif Pembelajaran Membaca Puisi pada Kondisi Awal               33

Tabel      4.2     Rekapitulasi Hasil Observasi Motivasi Belajar Membaca pada Kondisi Awal                       34

Tabel      4.3     Rekapitulasi Nilai Tes Formatif Pembelajaran Membaca Puisi pada Siklus I             36

Tabel      4.4     Rekapitulasi Peningkatan Motivasi Belajar Membaca Puisi pada Siklus I                 37

Tabel      4.5     Rekapitulasi Nilai Tes Formatif Pembelajaran Membaca Puisi pada Siklus II                       41

Tabel      4.6     Rekapitulasi Peningkatan Motivasi Belajar Membaca Puisi pada Siklus II                42

Tabel      4.7     Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran Membaca Puisi pada Studi Awal, Siklus I dan Siklus II......................................................................           43

Tabel      4.8     Rekapitulasi Peningkatan Motivasi Belajar Membaca Puisi pada pada Studi Awal, Siklus I dan Siklus II.........................................................................           45

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR GAMBAR

 

Gambar                                                                                                      Halaman

Gambar    2.1 Kerangka Berpikir  Penelitian Tindakan Kelas .........................      20

Gambar    3.1 Model Penelitian Tindakan Kelas (Arikunto, 2019: 29)............      24

Gambar    4.1  Grafik Peningkatan dan Penurunan Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I dan II                      43

Gambar    4.2  Grafik Peningkatan Nilai Rata-rata Belajar Siswa  Pada Kondisi Awal, Siklus I dan II       ................................................................................................... 44

Gambar    4.3  Grafik Ketuntasan Siswa Berdasarkan Motivasi Belajar Siswa Pada Siklus I dan II            ................................................................................................... 45

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR LAMPIRAN

 

Lampiran                                                                                                                  

Lampiran      1   Surat Kesediaan Supervisor 2 Sebagai Pembimbing PKP

Lampiran      2   Perencanaan PTK (Fakta/Data Pembelajaran yang terjadi di kelas, Identifikasi Masalah, Analisis Masalah, Alternatif Pemecahan Masalah, dan Rumusan  Masalah)

Lampiran      3   Berkas RPP Prasiklus, RPP Perbaikan Siklus I, RPP Perbaikan Siklus II

Lampiran      4   Lembar Hasil Tes Formatif, Lembar Observasi/Pengamatan Siswa dan Guru Prasiklus, Siklus I dan Siklus II

Lampiran      5   Jurnal Pembimbingan / Kartu Kendali

Lampiran      6   Hasil Pekerjaan Siswa Terbaik dan Terburuk per Siklus

Lampiran      7   Foto Dokumentasi Kegiatan PKP

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MEMBACA PUISI MENGGUNAKAN ALAT PERAGA GAMBAR  SISWA KELAS II SD NEGERI .......................... SEMESTER 2

 TAHUN PELAJARAN 2022/2023

 

 

..........................

...........................

email : ………………………………

 

 

ABSTRAK

 

Penelitian bertujuan meningkatkan motivasi dan hasil belajar membaca puisi. Subjek penelitian siswa kelas II SD Negeri No .......................... Semester 2 Tahun Pelajaran 2022/2023 berjumlah 19 siswa. Bentuk penelitian adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, dokumentasi, dan tes. Validitas data menggunakan teknik triangulasi. Analisis data menggunakan teknik deskriptif kualitatif. Peningkatan motivasi  siswa dari 5 siswa (26,32%), setelah dilaksanakan perbaikan dengan menggunakan alat peraga gambar pada siklus I meningkat menjadi 13 siswa atau 68,42% dan pada siklus II meningkat kembali menjadi 19 siswa atau  100%. Peningkatan hasil belajar pada studi awal hanya 56,32, menjadi 66,32 pada siklus pertama dan 76,32 pada siklus terakhir, serta peningkatan ketuntasan belajar dari 4 siswa atau 21,05% menjadi 8 siswa atau 42,11% pada siklus pertama dan siklus terakhir sebesar 89,47% atau 17 siswa. Hal ini membuktikan bahwa dengan penerapan gambar  mampu meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa siswa kelas II SD Negeri No .......................... Semester 2 Tahun Pelajaran 2022/2023 dalam pembelajaran membaca puisi.

 

Kata Kunci: motivasi, hasil belajar, alat peraga gambar

 

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah

Bahasa yang santun mencerminkan karakter bangsa Indonesia. Untuk mewujudkan karakter bangsa, para generasi penerus bangsa perlu diberikan pembelajaran tentang penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar, baik secara lisan maupun tertulis. Semakin tinggi tingkat penguasaan bahasa seseorang, semakin baik pula penggunaan bahasa dalam berkomunikasi. Sehingga komitmen guru adalah faktor penentu dalam keberhasilan pendidikan yang berkualitas (Utami et al., 2021). Semua ini karena kegiatan belajar mengajar siswa lebih aktif, adanya motivasi, dan siswa lebih berani dalam bertanya maupun menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru dalam proses pembelajaran.

Dalam pembelajaran bahasa Indonesia, ada empat keterampilan berbahasa yang harus diketahui oleh siswa, yaitu : Keterampilan menyimak atau mendengarkan (listening skill), keterampilan berbicara (speaking skill), keterampilan membaca (reading skill) dan keterampilan menulis (writing skill) Tarigan dalam (Sihombing, 2021:54). Selain untuk mengajarkan empat keterampilan berbahasa Indonesia, pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia SD diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tertulis serta menumbuhkan sikap positif terhadap sebuah karya sastra. Sumber dari standar kompetensi pembelajaran bahasa Indonesia adalah hakikat dari pembelajaran bahasa Indonesia itu sendiri, yaitu belajar bahasa adalah belajar untuk berkomunikasi dan bersastra.

Peningkatan kemampuan berkomunikasi siswa dapat dilakukan dengan mengajarkan keterampilan membaca. Membaca adalah salah satu bentuk komunikasi secara langsung. Dengan membaca orang akan memahami isi yang terkandung dalam bacaan yang dibacanya serta bentuk apresiasi sastra. Salah satu pembelajaran apresiasi sastra pada sekolah dasar yaitu membaca puisi. Membaca puisi termasuk kegiatan membaca nyaring untuk kepentingan seni. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan ketika membaca puisi yakni ; (1) lafal; (2) intonasi; dan (3) ekspresi. Tujuannya agar dapat membaca puisi dengan penuh perasaan sesuai dengan pesan dari puisi itu. (Yolanda Dana Kumala Sari, Lise Chamisijatin, dan Budi Santoso (2019:157).

Namun, pada umumnya pembelajaran membaca puisi di SD Negeri .......................... kurang maksimal, guru cenderung lebih dominan pada pembelajaran teori kebahasaan. Maka membaca puisi belum tercapai secara optimal, terbukti siswa masih takut untuk mengemukakan pendapat, malu bertanya, kurang percaya diri dalam berkomunikasi, sulit untuk mengungkapkan kembali  apa kegiatan-kegiatan sehari-hari yang telah dilakukan dan sebagainya.

Pengumpulan data dilakukan melalui pelaksanaan tes formatif pada studi pendahuluan. Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah 19 siswa kelas II SD Negeri ........................... Dari 19 siswa kelas II, hanya 4 siswa (21,05%) yang dinyatakan tuntas. Pernyataan tersebut mengandung pengertian bahwa sebagian besar siswa belum mencapai tingkat ketuntasan 85% atau lebih, atau memperoleh skor yang setara dengan Kriteria Kompetensi Minimal (KKM) sebesar 70. Hal ini didukung dengan skor rata-rata klasikal sebesar 56,32, yang menunjukkan bahwa 15 siswa atau 78,95% belum memenuhi KKM ≥70.

Berdasarkan  uraian  di atas,  peneliti  bermaksud  mengadakan  penelitian  di kelas II SD Negeri ...........................  Peneliti  ingin mengetahui  sekaligus  membuktikan  apakah  dengan  alat peraga gambar,  dapat memotivasi  siswa  dalam  belajar  dan  meningkatkan  kemampuan siswa  dalam membaca puisi. 

1.    Identifikasi Masalah

Mengacu pada latar belakang masalah di atas, ada beberapa permasalahan yang dapat teridentifikasi, antara lain:

a.    Penerapan alat peraga yang tepat dalam kegiatan belajar mengajar akan mampu meningkatkan motivasi siswa dalam belajar dan dapat mengembangkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan sehingga dapat berkembang secara mandiri.

b.    Membaca puisi merupakan salah satu aspek keterampilan berbahasa Indonesia yang harus dikuasai oleh anak didik karena merupakan bagian yang turut menentukan hasil belajar anak didik.

c.    Penguasaan membaca puisi tidak datang dengan sendirinya, akan tetapi diperlukan latihan dan kerja keras.

d.   Agar siswa terampil membaca puisi, guru dituntut memiliki inovasi-inovasi yang diimplementasikan dalam pernbelajaran. Salah satu bentuk inovasi tersebut antara lain penggunaan alat peraga gambar.

2.    Analisis Masalah

Analisis masalah ditempuh dengan cara melakukan refleksi dari kinerja yang telah dilakukan, mengkaji literatur serta diskusi dengan supervisor. Berdasarkan hasil analisis masalah dapat diketahui bahwa kemungkinan yang menjadi faktor penyebab rendahnya hasil belajar, motivasi, dan kemampuan siswa dalam mengerjakan tugas, terjadi karena hal-hal sebagai berikut:

1.      Alat peraga  pembelajaran yang diambil tidak tepat dan penjelasan materi terlalu cepat, sehingga kurangnya model dialog yang interaktif, efektif dan kreatif.

2.      Guru tidak mampu mengembangkan model dialog yang efektif, aktif dan kreatif.

3.      Kurangnya perhatian siswa saat pembelajaran berlangsung

4.      Guru tidak melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran  khususnya dalam penggunaan media pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa.

3.    Alternatif Pemecahan  Masalah

Banyak metode dan media yang dapat digunakan untuk menunjang keberhasilan pembelajaran tersebut, tetapi peneliti akan mencoba menggunakan alat peraga gambar. Peneliti memilih media ini karena  alat peraga gambar memiliki beberapa kelebihan diantaranya bersifat konkrit, artinya gambar tersebut dapat menerjemahkan konsep atau gagasan yang abstrak menjadi lebih realistis. Menurut Sudjana dalam Sumargo (2020:243), menjelaskan bahwa gambar dapat mengubah tahap-tahap pengajaran, dari lambang kata (verbal symbolis) beralih kepada tahapan yang lebih konkrit yaitu lambang visual (visual symbolis). Mengacu pada pendapat diatas, gambar sangat cocok digunakan sebab pada prinsipnya bahan ajar yang dipandang cocok bagi anak adalah yang sederhana, konkrit, nyata sesuai dengan kehidupan anak. (Solehudin : 2000:92).

Solusi yang dapat diberikan antara lain adalah dengan mengubah kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik, sehingga anak menjadi bersemangat dalam mengikuti pembelajaran dan tujuan guru untuk meningkatkan kemampuan membaca puisi anak dapat berhasil dan berjalan maksimal. Salah satu kegiatan yang dapat mengembangkan dan menstimulasi kemampuan membaca puisi anak adalah melalui alat peraga gambar, yaitu melalui gambar yang disediakan oleh guru. Alat peraga gambar dapat meningkatkan kemampuan membaca puisi anak karena mempunyai kelebihan antara lain bersifat konkrit, dapat mengatasi keterbatasan ruang dan waktu, dapat mengatasi keterbatasan masalah, dapat mengatasi keterbatasan pengamatan, murah dan mudah didapat serta dapat digunakan untuk perseorangan atau kelompok (Sadiman dalam Apria Santi (2019:120).

Alat peraga gambar bersifat konkret karena anak dapat melihat benda secara nyata dalam bentuk tiruan, sehingga anak tidak salah membayangkan suatu benda. Alat peraga gambar juga dapat mengatasi ruang dan waktu karena dengan alat peraga gambar guru tidak perlu mengajak anak ke tempat pembelajaran langsung, misalnya guru menjelaskan macam-macam kegiatan sehari-hari tidak perlu harus pergi melihat langsung kegiatan-kegiatan yang dilakukan setiap harinya tetapi cukup dengan menggunakan gambar sebagai media pembelajarannya, hal ini juga untuk mengatasi keterbatasan masalah dan keterbatasan pengamatan.

Penelitian  ini  dilakukan  melalui  metode  penelitian  tindakan  kelas (Classroom Action Research) dengan judul : Upaya Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Membaca Puisi Menggunakan Alat Peraga Gambar  pada Siswa Kelas II SD Negeri 133 IX Bukit Baling Semester 2 Tahun Pelajaran 2022/2023.

B.     Rumusan Masalah

Berdasarkan  uraian  latar  belakang  masalah  di  atas,  rumusan  masalahnya adalah sebagai berikut :

1.   Bagaimana peningkatan motivasi siswa dalam pembelajaran membaca puisi dengan menggunaan alat peraga gambar siswa kelas II SD Negeri .......................... Semester 2 Tahun Pelajaran 2022/2023?

2.   Bagaimana peningkatan hasil belajar dalam pembelajaran membaca puisi dengan menggunaan alat peraga gambar pada siswa kelas II SD Negeri .......................... Semester 2 Tahun Pelajaran 2022/2023?

C.    Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran

Tujuan yang diharapkan adalah sebagai berikut :

1.    Meningkatkan motivasi belajar membaca puisi pada siswa kelas II SD Negeri .......................... Semester 2 Tahun Pelajaran 2022/2023.

2.    Meningkatkan hasil belajar membaca puisi pada siswa kelas II SD Negeri .......................... Semester 2 Tahun Pelajaran 2022/2023.

D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memiliki manfaat yang mencakup aspek teoretis maupun praktis.

1. Manfaat teoretis dimaksudkan bahwa hasil penelitian dapat dijadikan sebagai pengembangan salah satu teori belajar sehingga dapat dipakai sebagai referensi dalam upaya pelaksanaan penelitian lebih lanjut dalam aspek pengembangan teori yang sama namun dalam kelas yang berbeda.

2. Manfaat praktis

Hasil penelitian secara praktis diharapkan bermanfaat bagi :

a. Manfaat bagi siswa

1) Penguasaan bahan pelajaran akan lebih baik.

2) Siswa akan lebih fokus dalam mengikuti pembelajaran bahasa Indonesia khususnya keterampilan berbicra dengan menggunakan media pembelajaran yang menarik.

3) Siswa akan lebih bersemangat dalam belajar dengan adanya alat peraga gambar sebagai alat bantu pembelajaran. Dengan alat peraga gambar itulah siswa dapat ditumbuhkan kreativitas dan imajinasi berpikirnya dengan cara mendeskripsikan sesuatu melalui gambar tersebut menurut cara pandang sendiri.

4) Hasil pembelajaran lebih efektif bagi siswa karena siswa diberikan kesempatan untuk mengungkapkan pikiran, gagasan sehingga dapat menceritakan hasil pengamatan melalui alat peraga gambar dengan bahasa yang runtut, baik dan benar.

b. Manfaat bagi guru

1) Guru mendapatkan pengetahuan yang lebih konkrit mengenai penggunaan alat peraga gambar dalam meningkatkan kemampuan membaca puisi siswa.

2) Guru dapat mengefektifkan proses belajar mengajar dalam rangka meningkatkan membaca puisi siswa, khususnya dengan penggunaan alat peraga gambar.

 

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A.    Kajian Pustaka

1.      Motivasi Belajar

Motivasi belajar adalah daya dorongan atau penggerak dalam diri seseorang untuk mencapai suatu tujuan . Hal ini Sejalan dengan Endang Titi (2020:5) motivasi belajar merupakan suatu dorongan atau perangsang untuk bertindak melakukan sesuatu. Pendapat berbeda Uno (2020:5) motivasi belajar merupakan hal yang sangat penting sebagai penguat atau pendorong belajar. Dalyono (2017:17) megungkapkan motivasi belajar adalah daya pendorong atau daya penggerak untuk melalukan sesuatu, baik dorongan dari luar maupun dari dalam. Sejalan dengan Aisyah (2020:1) motivasi belajar merupakan daya dorong yang timbul baik dari dalam maupun dari luar sehingga tercapai apa yang di tuju. Pendapat berbeda menurut Hidayah (2019:4) mengemukakan motivasi belajar merupakan energi yang terdapat dalam diri seseorang yang ditandai timbulnya perasaan untuk mencapai sesuatu. Sejalan dengan Fauziah (2017:31) motivasi belajar adalah dorongan dan semangat, untuk mencapai sesuatu yang diinginkan.

Mc. Donald menyampaikan bahwa motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Motivasi mengandung tiga elemen penting yaitu motivasi mengawali terjadinya perubahan energi pada setiap diri individu manusia, ditandai dengan munculnya rasa/”feeling”, dan dirangsang karena adanya tujuan. Motivasi dapat juga dikatakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu. Motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri yang dapat menimbulkan kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek dapat tercapai (Sardiman, 2011: 73-76).

 

Terdapat dua jenis motivasi yaitu motivasi instrinsik dan ekstrinsik. Motivasi instrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam setiap diri individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Jika seseorang telah memiliki motivasi instrinsik dalam dirinya maka secara sadar akan melakukan suatu kegiatan yang tidak memerlukan motivasi dari luar dirinya. Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya rangsangan dari luar. Motivasi ekstrinsik diperlukan agar anak didik mau dan termotivasi untuk belajar. Motivasi ekstrinsik digunakan karena bahan pelajaran kurang menarik perhatian anak didik atau karena sikap tertentu pada guru atau orang tua (Djamarah, 2015: 149-152).

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar merupakan daya penggerak dan pendorong yang timbul baik dari luar maupun dalam diri seseorang yang mampu memberikan semangat belajar dan gairah belajar serta memberikan arahpada kegiatan belajar sehingga tujuan yang di kehendaki tercapai. dan dapat menciptakan minat, bakat dalam belajar. Oleh karena itu guru perlu menumbuhkan semangat dan motivasi belajar kepada peserta didik agar peserta didik tekun dan semangat dalam belajar.

Indikator motivasi belajar yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 10 indikator, yaitu : (1) tekun menghadapi tugas; (2) ulet menghadapi kesulitan; (3) menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah untuk orang dewasa; (4) lebih senang bekerja mandiri; (5) cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin; (6) dapat mempertahankan pendapatnya; (7) tidak mudah melepaskan hal-hal yang diyakini itu; (8) senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal, (9) adanya kegiatan yang menarik dalam belajar; (10) adanya situasi belajar yang kondusif (Sardiman dalam Nasrah. 2020:209).

 

 

2.      Hakikat Membaca puisi

a.    Pengertian Membaca

Membaca adalah salah satu dari empat kemampuan bahasa pokok, dan merupakan bagian atau komponen dari komunikasi tulis. Dalam komunikasi tulis, lambang-lambang bunyi bahasa diubah menjadi lambang-lambang tulis atau huruf huruf. Dapat dipahami bahwa pada tingkatan membaca permulaan, proses pengubahan inilah yang terutama dibina dan dikuasai, dan ini terutama dilakukan pada masa anak-anak, khususnya pada tahun permulaan di sekolah. Pengertian pengubahan di sini juga mencakup pengenalan huruf-huruf sebagai lambang bunyi bunyi bahasa. Setelah pengubahan bunyi bahasa tersebut dikuasai secara mantap, barulah penekanan diberikan pada pemahaman isi bacaan. inilah yang dibina dan dikembangkan secara bertahap pada tahun-tahun selanjutnya di sekolah (Harianto, 2020:1).

Membaca adalah pengucapan kata-kata dan perolehan kata dari bahan cetakan. Kegiatan ini melibatkan analisis dan pengorganisasian berbagai keterampilan yang kompleks, termasuk di dalamnya pelajaran, pemikiran, pertimbangan, perpaduan, dan pemecahan masalah yang berarti menimbulkan penjelasan informasi bagi pembaca. Menurut Tarigan dalam Harianto (2020:2) menjelaskan bahwa  membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui kata-kata/ bahan tulis atau memetik serta memahami arti yang terkandung di dalam bahan yang tertulis. Selanjutnya Soedarsono dalam Harianto (2020:3) mengemukakan bahwa membaca adalah “aktivitas yang kompleks dengan mengarahkan sejumlah besar tindakan yang terpisah-pisah, meliputi: orang harus menggunakan pengertian, khayalan, dan mengamati dan mengingat-ingat.”

Pada saat membaca, mata akan mengenali kata sedangkan pikiran menghubungkannya dengan maknanya. Makna-makna kata dihubungkan menjadi makna frase, klausa, kalimat, dan pada akhirnya makna seluruh bacaan. Pembaca akan memperoleh pemahaman bacaan secara menyeluruh dengan cara menghubungkan pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya, misalnya konsep konsep pada bacaan tentang bentuk kata, struktur kalimat, ungkapan, dan lain-lain. Oleh karena itu, pada waktu membaca, pikiran juga sekaligus memproses informasi dalam bacaan sehingga membaca merupakan suatu proses yang kompleks.

Menurut Nurhadi dalam (Hasan. 2021:66) menjelaskan  membaca adalah suatu proses yang kompleks dan rumit. Kompleks artinya dalam proses membaca terlibat berbagai faktor internal dan faktor eksternal pembaca. Faktor internal dapat berupa intelegensi (IQ), minat, sikap, bakat, motivasi, tujuan membaca, dan sebagainya. Faktor eksternal bisa dalam bentuk sarana membaca, teks bacaan (sederhana-berat, mudah-sulit), faktor lingkungan, atau faktor latar belakang sosial ekonomi, kebiasaan, dan tradisi membaca. Rumit bahwa faktor internal dan eksternal saling bertautan atau berhubungan, membentuk semacam koordinasi yang rumit untuk menunjang pemahaman terhadap bacaan.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa membaca adalah proses berpikir yang termasuk di dalamnya memahami, menceritakan menafsirkan arti dari lambang-lambang tertulis dengan melibatkan penglihatan, gerak mata, pembicaraan batin, dan ingatan.

b.    Puisi

Puisi adalah satu di antara bentuk karya sastra yang terikat oleh unsur unsurnya, seperti rima, baris, bait, irama, dan mantra. Sebagaimana pernah disampaikan oleh Kosasih dalam (Eka, 2021:99) puisi adalah bentuk Karya sastra yang menggunakan kata-kata indah dan kaya makna. Keindahan sebuah puisi disebabkan oleh diksi, majas, rima dan irama yang terkandung dalam puisi disebabkan oleh pemadatan segala unsur bahasa. Hal senada juga disampaikan oleh Wahyuni (2014: 12-13), puisi merupakan salah satu bentuk karya sastra yang dengan kata-kata indah dan bermakna dalam. Dibandingkan karya–karya sastra lain, puisi termasuk dalam kategori sastra paling tua.

Pada masa sekarang ini, secara etimologis makna puisi telah menyempit, yaitu merupakan hasil seni sastra yang kata-katanya disusun menurut syarat tertentu dengan menggunakan irama, sajak, dan kata kiasan. Seperti yang diungkapkan Bellefonds, dkk, (1993:789) yaitu “Un poème est un texte poétique en vers ou en prose; Puisi adalah kalimat puitis dalam bait atau prosa” dan “La poésie est l’art d’évoquer des impressions, des sentiments ou de décrire des objets grâce à l’harmonie de sons et au rythme des mots; Puisi adalah seni untuk membangkitkan kesan, perasaan atau menggambarkan benda melalui harmoni suara dan irama kata-kata”.

Hudhana (dalam Purnamasari, 2020:8) menyatakan bahwa puisi adalah karya sastra yang memiliki ciri khas pada bahasanya, bahasa pada puisi mengandung estetika yang tinggi serta membutuhkan penafsiran yang mendalam untuk memahami isinya. Menurut Sumiati (2011:21) yang menjadi hakikat puisi adalah bagaimana puisi tersebut dinamakan puisi. Sumiati juga berpendapat bahwa terdapat tiga hakikat puisi yaitu fungsi estetika pada puisi, isi puisi dan penggambaran pada puisi secara tidak langsung. Menurut Sumardi dalam jurnal Lafamane, F. (2020) mengartikan puisi sebagai karya sastra dengan bahasa yang dipersingkat, dipadatkan yang kemudian diberikan rima dan irama sesuai bunyi yang padu dengan pemilihan kiasan imajinatif.

Berdasarkan beberapa pengertian puisi di atas dapat disimpulkan bahwa puisi adalah sebuah rangkaian kata-kata yang indah dan merupakan hasil dari kegiatan kreativitas berdasarkan pengalaman dan pengetahuan seseorang dalam berimajinasi, emosional, dan intelektual yang mampu membangkitkan perasaan dan panca indranya yang disusun secara berirama dengan suatu teknik tertentu, baik berupa perasaan sedih maupun perasaan senang.

 

c.    Membaca Puisi

Puisi merupakan salah satu produk karya sastra yang mengandung unsur rima, ritma, lirik, dan irama di setiap baitnya. Makna dalam puisi kaya akan nilai seni. Untuk mengekspresikan pesan pesan yang ingin disampaikan penyair membutuhkan penghayatan yang tinggi (Baron, 2020:38). Puisi didefinisikan sebagai karya sastra dengan makna bahasa yang dipadatkan, kemudian diberi irama yang sesuai dan padu dengan kiasan-kiasan yang imajinatif. Puisi dapat dikategorikan sebagai karya sastra yang dibuat dalam sejarah dan budaya.

Membaca puisi dapat diartikan sebagai kegiatan menyampaikan makna di dalam sebuah puisi dengan penuh penghayatan, teknik vokal, dan penampilan yang sesuai dengan puisi yang kemudian dibaca di depan penoton. Dengan membaca puisi berarti mengajak penonton untuk memahami dan merasakan makna yang tersirat di dalam teks tersebut (Fitriana, Sukirno, & Sholeh, 2017:617). Membaca puisi adalah salah satu cara membaca sastra yang memerlukan keterampilan khusus, yakni keterampilan dalam memabaca ekspresi. Melalui membaca ekspresi dapat melatih untuk dapat berkreasi lebih dalam mengekspresikan puisi.

Keterampilan membaca puisi tidak sekadar membaca seperti biasa, tetapi lebih mengutamakan cara untuk membaca dengan baik. Membaca sebuah puisi juga bertujuan untuk memberi kebebasan pada diri seseorang untuk mengekspresikan makna puisi sesuai dengan penjiwaan pembacanya (Supriatin, 2019:19). Selain itu, membaca puisi dapat digunakan sebagai wadah dalam mengekspresikan diri. Dengan membaca puisi sama halnya mengapresiasi sebuah karya sastra dan melatih kepekaan rasa terhadap berbagai permasalahan sosial yang terjadi di lingkungan.

Lambat laun, kebiasaan mendeklamasikan puisi pun surut dan berganti dengan poetry reading yang lebih dikenal dengan seni baca puisi di atas panggung (As-shodiqi, 2018:4). Dalam pembacaan puisi di atas panggung, bahasa tubuh tidak dapat seleluasa seperti masa-masa deklamasi. Hal tersebut dikarenakan tatapan mata seorang pembaca puisi terhujam ke dalam kertas yang memuat puisi. Teks puisi adalah nyawa bagi pembacanya. Selain itu, pembacaan puisi juga memiliki alternatif lain yaitu dengan menambahkan musik pengiring yang disebut dengan musikalisasi puisi (Rusniati, 2020:33). Musikalisasi puisi merupakan upaya menumpangkan puisi dalam musik sehingga penikmatnya tidak bosan.

Membaca puisi yang baik berarti menguasai penghayatan atas teks, teknik pelafalan, intonasi, mimik, dan gerak gerik. Dalam pembacaan puisi yang hanya mengandalkan media yang masih konvensional akan berdampak pada tingkat keberhasilan penyampaian makna puisi. Di era digital yang dikuasai teknologi, seperti laptop dan gawai, gaya membaca puisi harusnya memiliki karakteristik tersendiri. Teknik pembacaan puisi di era digital masih sangat kurang optimal untuk disampaikan pada khalayak.

Membaca puisi termasuk dikategorikan sebagai membaca indah yang dilaksanakan secara lisan di depan penonton dengan tujuan agar penonton ikut merasakan dan memahami apa yang disampaikan pembaca (Fitriana, Sukirno, & Sholeh, 2017:617). Oleh karenanya, seorang pembaca puisi harus menguasai teknik yang baik dalam membacakan puisinya. Membaca puisi melibatkan beberapa proses, di antaranya puisi yang dibaca, pembaca, dan penonton. Peran seorang pembaca puisi sangat dominan, terutama dalam menghidupkan puisi dalam bentuk gerak dan suara agar dinikmati oleh penontonnya.

Membaca puisi bisa dikaitkan dengan membaca teknik, yaitu membaca yang dilaksanakan dengan bersuara sesuai aksentuasi, irama, dan intonasi yang selaras dengan gagasan pada teks yang dibaca (Afdholy, 2021:174). Dalam setiap pembacaannya, seorang pembaca puisi harus mampu merealisasikan setiap pesan yang terkandung dalam bentuk gimmick dan ekspresi sehingga penonton terbawa ke dunia yang diharapkan oleh penyair. Dengan demikian, hakikat membaca puisi tidak sekadar melisankan kata-kata yang tertulis di dalam sebuah sajak, tetapi lebih dari itu.

3.      Hasil Belajar

Setelah mengetahui pengertian belajar dan faktor yang mempengaruhinya, maka akan dikemukakan apa itu hasil belajar. Sudjana (2005: 5) menyatakan bahwa hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku dan sebagai umpan balik dalam upaya memperbaiki proses belajar mengajar. Tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian luas mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotorik. Selanjutnya menurut Susanto dalam Sintawana (2021:146) menyatakan bahwa hasil belajar dapat didefinisikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk hasil tes.

Menurut Suprijono dalam Widodo (2013: 34) “Hasil belajar adalah pola pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan”. Kemudian, Supraktiknya dalam Widodo (2013:5) mengemukakan bahwa “Hasil belajar yang menjadi objek penilaian kelas berupa kemapuan kemampuan baru yang diperoleh siswa setelah mengikuti proses belajar-mengajar tentang mata pelajaran tertentu.” Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan mengacu pada klasifikasi hasil belajar dari Bloom yang secara garis besar yaitu aspek-aspek kognitif, aspek afektif dan aspek psikomotor. Sudjana (2019: 22) mengungkapkan “Hasil belajar adalah kemampuan kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya”. Sedangkan menurut Arikunto dalam Ruswandi (2013: 51) “Hasil belajar adalah hasil akhir setelah mengalami proses belajar, perubahan itu tampak dalam perbuatan yang dapat diamati dan dapat diukur”.

Hasil belajar adalah kemampuan siswa yang diperoleh setelah kegiatan belajar (Nugraha, 2020:18). Hasil belajar adalah kompetensi atau kemampuan tertentu yang dicapai oleh siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar dan meliputi keterampilan kognitif, afektif, maupun psikomotor (Wulandari, 2021:91). Pendapat dari Mustakim (2020:48) hasil belajar adalah segala sesuatu yang dicapai oleh peserta didik dengan penilaian tertentu yang sudah ditetapkan oleh kurikulum lembaga pendidikan sebelumnya.

Dari beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah penilaian hasil yang sudah dicapai oleh setiap siswa dalam ranah kognitif, afektif dan psikomotor yang diperoleh sebagai akibat usaha kegiatan belajar dan dinilai dalam periode tertentu. Di antara ketiga ranah tersebut, ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai oleh para guru di sekolah karena berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam menguasai isi bahan pengajaran (Sudjana, 2005: 23).

4.      Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD

Pembelajaran Bahasa diharapkan dapat membantuk peserta didik dalam mengenal dirinya, budayanya dan budaya orang lain. Depdiknas 2007 (Anzar 2017:56), pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan guna untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun secara tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia.

Secara mendasar Bahasa Indonesia merupakan pelajaran yang diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik yang berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan Indonesia. Karena itu, standar kompetensi yang terdapat dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia harus dikuasai oleh peserta didik, karena standar kompetensi merupakan persyaratan tentang kriteria yang dipersyaratkan, ditetapkan dan disepakati bersama dalam bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan dan sikap bagi peserta didik

Menurut Muliyati (Syatauw 2020:81), pembelajaran bahasa Indonesia memiliki kedudukan yang sangat penting. Bahasa Indonesia merupakan mata pelajaran yang wajib untuk semua jenjang pendidikan termaksud untuk siswa SD. Pada kurikulum sekolah dalam pembelajaran Bahasa Indonesia ada keterampilan mendengar, keterampilan membaca, keterampilan berbicara dan keterampilan menulis. Siswa SD diharapkan mampu untuk menguasai keempat komponen kebahasaan tersebut. Menurut Fatra (2016:112), di dalam pembelajaran bahasa Indonesia, khususnya dalam pengajaran sangat diperlukan penguasaan empat keterampilan berbahasa. Artinya siswa diharapkan terampil dalam menyimak, terampil berbicara, terampil membaca dan terampil menulis. Dalam menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Tarigan (Fatra 2016:112), siswa dapat memilih ragam bahasa Indonesia dengan kontak komunikasi. Sedangkan terampil menggunakan bahasa dengan benar berarti siswa mampu menggunakan bahasa Indonesia sesuai dengan kaidah-kaidah bahasa Indonesia. Sedangkan menurut Ali (2020:35), memaparkan bahwa Bahasa Indonesia di SD merupakan salah satu mata pelajaran yang dapat digunakan untuk mengembangkan aktivitas belajar siswa.

Pengembangan melalui pendidikan formal, dimulai dari Sekolah Dasar. Jenjang sekolah ini berfungsi sebagai pusat budaya dan pembudayaan baca tulis. Sekolah Dasar sebagai penggalan pertama pendidikan dasar, seyogyanya dapat membentuk landasan yang kuat untuk tingkat pendidikan selanjutnya. Ini berarti bahwa sekolah harus membekali lulusannya dengan kemampuan dan keterampilan dasar yang memadai, diantaranya keterampilan berbahasa.

Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar; kajian teoritis kearah implementasi pembelajaran Bahasa Indonesia sebagai alat pemahaman kepada guru SD dalam melaksanakan pembelajaran Bahasa Indonesia secara benar. Guna menanggapi kemajuan masa kini dan yang akan datang, bangsa Indonesia perlu memosisikan dirinya menjadi bangsa yang berbudaya baca tulis. Untuk itu perlu dilakukan upaya pengembangan, baik melalui jalur pendidikan formal maupun nonformal.

Astutik (2020:34), memaparkan bahwa pembelajaran Bahasa Indonesia diharapkan dapat membantu dan menjadi salah satu cara agar siswa mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang lain, mengemukakan gagasan dan perasaan siswa, berpartisipasi dalam masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut, dan menggunakan maupun mengembangkan kemampuan analitis dan imaginative yang ada dalam dirinya. Keterampilan berbicara merupakan salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh setiap individu dengan tidak mengakibatkan kemampuan kemampuan yang lain seperti kemampuan menyimak, membaca, menulis, kebahasaan dan sastra dalam pembelajaran bahasa Indonesia, karena dengan kemampuan tersebut individu dapat berkomunikasi dengan siapapun baik dalam situasi formal maupun informal.

Dari beberapa pendapat di atas, peneliti menyimpulkan bahwa bahasa bukan hanya alat komunikasi antar manusia, tetapi sebagai alat pengembangan intelektual untuk mencapai kesejahteraan manusia. Bahasa memiliki peran sentral dalam pengembangan intelektual, sosial, dan emosional siswa dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. Pembelajaran bahasa diharapkan membantu siswa mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang lain, mengemukakan gagasan dan perasaan.

5.      Alat Peraga  Gambar

Menurut Tarigan (2020:3) juga berpendapat bahwa alat peraga dalam mengajarmemegang peran yang sangat penting sebagai alat bantu untuk menciptakanproses belajar yang efektif. Ditambahkan oleh Arsyad (2013:9) juga menyatakan bahwa Alat peraga adalah media alat bantu pengajaran dan segala macam benda yang digunakan untuk memperagakan materi pelajaran.

Alat peraga adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan Sadiman (dalam Sumarlinah. 2020:6). Secara umum alat peraga pembelajaran dalam pendidikan disebut media, yaitu berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk berpikir. Alat peraga adalah sesuatu yang dapat menyalurkan pesan yang dapat merangsang pikiran, perasaan dan kemauan seseorang sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada dirinya Supardi (dalam Suparmin, 2021:39). Alat bantu mengajar dimaksudkan untuk memberikan pengalaman lebih konkret, memotivasi serta meningkatkan daya serap siswa dan daya ingat siswa dalam belajar (Aqib, 2014).

Gambar merupakan karya yang berasal dari jiwa dan bukan menjiplak milik orang lain. Arief Sadiman dalam (Muhammad, 2019:297) menjelaskan bahwa Media grafis visual sebagimana halnya media yang lain. Media grafis untuk menyalurkan pesan dari sumber ke penerima pesan. Saluran yang dipakai menyangkut indera penglihatan. Pesan yang akan disampikan dituangkan ke dalam simbol-simbol komunikasi visual. Simbol-simbol tersebut perlu dipahami benar artinya agar proses penyampian pesan dapat berhasil dan efisien. Untuk menghasilkan desain yang berkualitas diperlukan berbagai pertimbangan dalam mengorganisasikan elemen-elemen grafis sesuai dengan prinsip-prinsip desain.

Menurut Hamalik dalam (Laila. 2020:34) menjelaskan bahwa gambar adalah segala sesuatu yang diwujudkan seacara visual dalam bentuk dimensi sebagai curahan perasaan atau fikiran. Penggunaan alat peraga gambar akan meningkatkan pemahaman siswa karena siswa lebih suka melihat gambar daripada membaca tulisan. Sehingga membuat siswa lebih aktif untuk belajar dan akan meningkatkan hasil pembelajaran.

Dari  pengertian  di  atas  dapat  ditarik  kesimpulannya,  bahwa  alat peraga  gambar adalah  segala  sesuatu  yang  dapat  digunakan  untuk  menyalurkan  pesan  dari pengirim  ke  penerima,  yang  diwujudkan  secara  visual  ke  dalam  bentuk  dua dimensi  sebagai  hasil  dari  pikiran  dan  perasaan.  Sehingga  dengan  alat peraga  gambar tersebut  dapat  merangsang  pikiran,  perasaan,  perhatian  dan  minat  serta  perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi

B.     Kerangka Berpikir

Berdasarkan uraian tersebut yang menjadi fokus permasalahan penelitian adalah membaca puisi siswa masih rendah/kurang. Kekurangberhasilan tersebut disebabkan oleh sistem pembelajaran yang berpusat pada guru. Siswa kurang diberi kesempatan untuk berlatih lebih dahulu dalam membaca dan menulis secara mandiri. Sehingga siswa sendiri menjadi pasif, kurang tertantang untuk berpikir akhirnya semangat untuk mengikuti pembelajaranpun juga rendah.

Suatu keberhasilan proses pembelajaran ditandai dengan kemampuan guru untuk menumbuhkan kesadaran siswa untuk belajar sehingga hasil akan memuaskan. Hasil belajar merupakan keluaran dari proses pembelajaran. Dari sisi guru, hasil belajar merupakan evaluasi dari proses pembelajaran. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan akhir dari proses pembelajaran. Salah satu hal yang berdampak terhadap hasil belajar yaitu media yang digunakan guru pada saat proses pembelajaran. Media sangat dibutuhkan guru dalam proses pembelajaran. Penggunaan media pembelajaran dapat membuat proses belajar mengajar menjadi lebih efektif dan efisien. Dalam proses belajar, media berperan dalam menjembatani proses penyampaian dan pengiriman pesan serta informasi.

Solusi  yang  diambil  adalah  dengan  menggunakan alat peraga gambar  dalam  pembelajaran bahasa Indonesia pada aspek membaca puisi.  Dengan  penggunaan  alat peraga gambar  siswa  akan  lebih  tertarik  dan  antusias  dalam  mengikuti  pelajaran Bahasa  Indonesia  khususnya  membaca puisi.  Alat peraga gambar merupakan media pembelajaran yang sering digunakan. Media ini merupakan bahasa yang umum, dapat dimengerti, dan dinikmati oleh semua orang di mana-mana. Gambar berfungsi untuk menyampaikan pesan melalui gambar yang menyangkut indera pengelihatan pesan yang disampaikan dituangkan dalam simbol-simbol komunikasi visual.

Untuk itu, peneliti berinisiatif melakukan pembelajaran ini melalui prosedur pembelajaran berdasarkan penggunaan alat peraga gambar. Diharapkan melalui upaya yang diterapkan ini, persoalan guru dan siswa dalam pembelajaran ini dapat dituntaskan hingga mencapai target pembelajaran, sebagaimana telah dijelaskan di atas dengan melaksanakan penelitian tindakan kelas materi membaca puisi dengan penggunaan alat peraga gambar di kelas kelas II SD Negeri .......................... Semester 2 Tahun Pelajaran 2022/2023.

Dalam bentuk  gambar skema maka kerangka pikir pelaksanaan perbaikan pembelajaran dengan menggunakan alat peraga gambar sebagaimana dijelaskan Gambar 2.1


 

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir  Penelitian Tindakan Kelas

C.    Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian teori dan kerangka pikir di atas maka dapat dirumuskan hipotesis tindakan untuk penelitian ini yaitu penggunaan alat peraga gambar dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar membaca puisi siswa kelas II SD Negeri .......................... Semester 2 Tahun Pelajaran 2022/2023.

 

 

 Untuk mendapatkan file lengkap, silahkan : klik DOWNLOAD atau hub. (WA) 081327121707 - (WA) 081327789201 terima kasih