Lencana Facebook

banner image

Sunday 12 January 2014

PTK : UPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR SERI PADA MATERI MENYUSUN KARANGAN DENGAN TEMA SEDERHANA SISWA KELAS IV



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Menulis  pada  hakikatnya  adalah  mengekspresikan  apa  yang  dilihat, dialami,  dirasakan  dan  dipikirkan  kedalam  bahasa  tulisan.  Hampir  setiap  orang, pasti  pernah  melakukan  aktivitas  menulis.  Entah  menulis  pesan,  surat,  buku harian,  laporan,  opini,  buku,  bahkan  anak  kecil  seperti  anak  kelas  tiga  SD-pun pernah menulis, contohnya seperti menulis karangan sederhana. Jadi, ada berbagai macam  bentuk  dan  jenis  tulisan.  Bahkan  setiap  orang  mungkin  pernah  menulis, mulai dari bentuk yang paling ringan sampai yang luas.
Dalam  keterampilam  berbahasa  keterampilan  menulis  merupakan keterampilan yang paling sulit. Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang paling  tinggi  dan paling  kompleks  tingkatannya  dari    keterampilan  lain  dalam berbahasa. Keterampilan  menulis  adalah  suatu  keterampilan  yang  memerlukan  latihan yang  lama  dan  intensif.  Hal  ini  harus  didukung  oleh  berbagai  metode  atau  langkah yang  dapat  mempermudah  siswa  mencapai  kompetensi  yang  diharapkan.  Selain latihan  dan  metoda  juga  bakat  dan  minat  anak  dalam  menulis  harus  dimiliki  oleh siswa itu sendiri. Sehinggga anak mau belajar dan berlatih sendiri. Kenyataannya,  penulisan  yang  dilakukan  oleh  siswa  ternyata  mengalami kesulitan.  Para  siswa mengalami  kendala  dalam  menulis  karangan  sederhana terutama  dalam  menulis ide,  penggunaan  ejaan,  penggunaan  hurup  kapital, pemilihan  kata-kata  yang  tepat,  kesesuaian  antara  apa  yang  dilihat  dengan  yang ditulis dan penulisan tanda titik untuk menutup kalimat.
Pengalaman  penulis  ketika  praktek  mengajar  di  sekolah  SDN  ......... 01 Kecamatan ........., para siswa pada umumnya tidak menyukai pelajaran menulis, ketika siswa  ditugasi  untuk  membuat  karangan,  siswa  sepertinya  keberatan.  Hal  ini  dapat terlihat  dari  apa  yang  dikatakan  siswa  ketika  mereka  akan  mengerjakan  tugas menulis tersebut.  Para  siswa  tersebut  berlaku  demikian  karena  siswa  sulit  mendapatkan  ide, merangkai  kata,  apa  yang  akan  mereka  ceritakan,  bagian  mana  harus  memulai penulisan dan bagaiman cara penulisan yang benar.   Siswa  mengalami  kesulitan  ketika  akan  memulai  sebuah  tulisan,  siswa mengalami kebingungan apa yang pertama harus mereka tulis. Setelah siswa sedikit demi  sedikit  mampu  menulis  karangan,  siswa  juga  sulit  menentukan  kata  apa  yang pas untuk dimasukan sesuai dengan konteks karangan yang sedang ditulis.  Berdasarkan  permasalahan-permasalahan  di  atas,  maka  penulis  mencoba menggunakan  media  gambar seri untuk  meningkatkan  kemampuan  siswa  dalam menulis  karangan  sederhana.  Siswa  diarahkan  kepada  gambar  secara  berseri  untuk nanti menjadi ide bagi siswa dalam mengembangkan karangan sesuai dengan gambar yang mereka lihat.
Dari penjelasan pada uraian sebagaimana tersebut di atas serta hasil tes awal yang dilaksanakan diketahui bahwa dari 26 siswa baru diketahui ada 5 siswa atau 19,23% yang dinyatakan berhasil menjawab pertanyaan yang diajukan pada saat tes dan menguasai materi pembelajaran sebesar 70% ke atas atau mendapat nilai di atas KKM sebesar 64.  Sebagian besar dari siswa diketahui kurang mampu memberikan alternatif pernyataan yang benar seperti 5 siswa yang sudah terkategori mampu memenuhinya. Keadaan ini didukung pula oleh rendahnya keaktifan siswa yang hanya mencapai angka 30,77% atau hanya 8 siswa dari jumlah siswa secara keseluruhan sebanyak 26 siswa, serta rendahnya nilai rata-rata hasil belajar secara klasikal yang hanya mencapai angka 56,92.
B.     Identifikasi Masalah
Melalui hasil diskusi, diperoleh beberapa masalah  yang menjadi penyebab ketidakberhasilan pelaksanaan proses pembelajaran, yaitu :
1.    Ketidaktepatan penggunaan metode dan model pembelajaran yang digunakan oleh guru.
2.    Guru belum mampu mengelola kelas dengan sebaik-baiknya sehingga proses pembelajaran menjadi kurang menarik.
3.    Rendahnya tingkat penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran  IPS yang berdampak hasil belajar rendah.
4.    Rendahnya ketidakaktifan siswa dalam pelaksanaan proses pembelajaran
Dalam menganalisis masalah yang sedang terjadi, peneliti menempuh refleksi terhadap kinerja yang telah dilakukan, mengkaji literatur, serta diskusi dengan supervisor dan teman sejawat. Hasil analisis masalah yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa kemungkinan yang menjadi faktor penyebab rendahnya hasil belajar siswa dan aktivitas pembelajaran kurang kondusif adalah sebagai berikut.
1.    Guru kurang mampu memilih dan menggunakan teknik pembelajaran yang tepat
2.    Guru kurang mampu mengelola kelas dan ini berdampak pada proses edukatif yang diharapkan kurang berhasil.
3.    Metode pembelajaran yang digunakan tidak sesuai dengan karakteristik siswa.
4.    Guru tidak melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran dan penemuan informasi
Atas dasar itu peneliti merasa terpanggil untuk melakukan upaya perbaikan, karena jika hal tersebut dibiarkan maka tidak menutup kemungkinan akan menjadi sumber utama penyebab turunnya motivasi belajar siswa saat mempelajari materi pembelajaran selanjutnya. Seiring dengan menurunnya motivasi belajar siswa berarti pula pada menurunnya kualitas belajar. Sebelum hal ini terjadi pada siswa, akan lebih baiknya jika diupayakan segera solusi alternatif dari persoalan tersebut dengan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) pembelajaran Bahasa Indonesia pada materi menulis karangan dengan tema sederhana dengan menggunakan  media gambar seri di kelas IV SD Negeri ......... 01 Kecamatan ......... Kabupaten ......... Tahun Pelajaran 2011/2012.
C.    Pembatasan Masalah
Agar arah dan tujuan penelitian dapat tercapai dengan baik, maka diperlukan adanya pembatasan masalah. Pembatasan masalah dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dipusatkan  pada upaya meningkatkan minat dan hasil belajar bahasa Indonesia menggunakan media gambar seri pada materi menyusun karangan dengan tema sederhana siswa kelas IV SD Negeri ......... 01 Kecamatan ......... Kabupaten ......... Tahun Pelajaran 2011/2012
D.    Rumusan Masalah
1.         Apakah penggunaan media gambar berseri dalam pembelajaran materi menulis karangan dengan tema sederhana akan dapat meningkatkan minat menulis siswa  kelas IV SD Negeri ......... 01 Kecamatan ......... Kabupaten ......... Tahun Pelajaran 2011/2012?
2.         Apakah penggunaan media gambar berseri dalam pembelajaran bahasa Indonesia materi menulis karangan dengan tema sederhana akan dapat meningkatkan hasil  belajar siswa  kelas IV SD Negeri ......... 01 Kecamatan ......... Kabupaten ......... Tahun Pelajaran 2011/2012?
E.     Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dari pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini adalah  :
1.    Untuk mengetahui peningkatan minat menulis siswa setelah menggunakan  media gambar berseri dalam pembelajaran materi menulis karangan dengan tema sederhana.
2.    Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa setelah penggunaan media gambar berseri dalam pembelajaran bahasa Indonesia materi menulis karangan dengan tema sederhana

F.     Manfaat Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :
1.         Bagi Siswa 
Diharapkan  dengan  penggunaan  media  gambar  seri  mampu  meningkatkan keterampilan  menulis  karangan    dan  dapat  memotivasi  siswa  untuk mengungkapkan  ide  dan  gagasan  sehingga  mampu  menulis  sebuah  karangan yang baik. 
2.         Bagi Guru 
Guru  dapat  memperkaya  teknik  pembelajaran  yang  dapat  meningkatkan kemampuan  siswa  dalam  menulis  karangan    dengan  media  gambar  seri. Selain  itu,  guru  dapat  mengatasi  permasalahan-permasalahan  siswa  yang berhubungan  dengan kesulitan-kesulitan  dalam  mengarang  karangan  dan dapat menyelesaikan masalah-masalah tersebut.
3.         Bagi Sekolah
Sekolah  dapat  lebih  mudah  dalam  memperoleh  alat  peraga,  penggunaan  alat peraga yang sangat sederhana ini bagi pihak sekolah tidak harus mengeluarkan biaya yang cukup besar untuk menyediakan alat peraga, karena alat peraga bisa dibuat dari lingkungan  sekitar  dan  dapat  dari  siswa  itu  sendiri, serta  alat  peraga  ini  dapat disimpan untuk siswa- siswa pada tahun berikutnya.   

UPAYA PENINGKATAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI MATERI MENGIDENTIFIKASI SIFAT-SIFAT BENDA BERDASARKAN PENGAMATAN MELIPUTI BENDA PADAT, CAIR, DAN GAS DENGAN MENERAPKAN METODE KERJA KELOMPOK PADA SISWA KELAS KELAS III SEMESTER 1



BAB I

PENDAHULUAN


A.  Latar Belakang Masalah
Pada dasarnya hakikat pembelajaran dan tujuan pembelajaran yang mulia hanya dapat dicapai melalui program yang terarah, terpadu, dan disertai dengan semangat yang tinggi untuk selalu memperbaharui mekanisme dan pola pembelajaran ke arah tercapainya tujuan pendidikan sesuai dengan tuntutan zaman. Oleh karena itu, kesadaran untuk selalu melakukan inovasi-inovasi dan terobosan-terobosan dari insan-insan pendidikan perlu dikembangkan dan disebarluaskan.
Pengalaman menunjukkan bahwa dalam pembelajaran dengan variasi metode dan kenyamanan ruang belajar ternyata belum diperoleh hasil yang memuaskan. Hal ini menunjukkan bahwa harus ada faktor lain yang mendukung kedua faktor tersebut. Setelah melalui pengkajian, didapat bahwa salah satu penyebab kurangnya hasil pembelajaran adalah faktor kejenuhan siswa dalam pembelajaran. Bisa dimaklum, selama paling sedikit 36 jam pelajaran dalam satu minggu, dengan materi yang sangat padat siswa belajar di ruang yang sama, tanpa adanya penyegaran suasana. Guru sebagai tenaga profesional harus memiliki sejumlah kemampuan mengaplikasikan berbagai teori belajar dalam bidang pengajaran, kemampuan memilih dan menerapkan metode pengajaran yang efektif dan efisien, kemampuan melibatkan siswa berpartisipasi aktif, dan kemampuan membuat suasana belajar yang menunjang tercapainya tujuan pendidikan.
Penggunaan prinsip mengajar bisa direncanakan guru sebelum proses belajar-mengajar berlangsung, bisa pula secara spontan dilaksanakan pada saat berlangsungnya proses belajar-mengajar, terutama bila kondisi belajar sudah menurun. Beberapa prinsip mengajar yang penting ialah partisipasi, kooperasi dan kompetisi, korelasi dan integrasi, aplikasi dan transformasi, serta individualitas.
Penyelenggaraan pendidikan secara formal sudah berlangsung lama, namun sistem penyelenggaraan dan hasil belum sesuai yang kita harapkan. Salah satu fakta kongkrit adalah sampai sekarang masih terlalu sedikit para pendidik yang menerapkan rumusan tujuan instruksional secara jelas dan benar, memang sebagian sekolah mewajibkan guru-guru merancangkan pembelajaran dan tidak harus menerima apa-apa yang telah tersirat di buku mata pelajaran, pembelajaran itu dilaksanakan sesuai dengan kurikulum yang berlaku saat itu, seperti sekarang sekolah harus menerapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), kurikulum ini merupakan kurikulum mandiri berdasarkan kebutuhan, kepentingan masyarakat dan daerah. Mata pelajaran yang disampaikan kepada siswa-siswa di sekolah harus berdasarkan silabus atau pokok-pokok pelajaran yang dikembangkan oleh para guru yang disebut pengembangan silabus. Pengembangan silabus itu berisi standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar.
Berkenaan dengan hal itu peneliti menyadari sepenuhnya masalah-masalah yang selalu muncul dalam kegiatan pembelajaran. Seringkali guru merasa bingung menentukan model pembelajaran atau metode mengajar apa yang akan digunakan dalam proses pembelajaran. Gambaran ideal tentang siswa yang cerdas, aktif, kreatif dan mempunyai minat yang besar dalam mempelajari materi pembelajaran, serta hasil yang memuaskan dalam setiap tes yang dilakukan tidak terwujud. Kenyataan yang dijumpai malah sebaliknya, siswa kurang aktif dalam kegiatan, tidak berani bertanya, kurang percaya diri dalam menjawab pertanyaan guru, kurang bersemangat dalam mempelajari materi pembelajaran serta hasil tes yang dicapai rendah, dan masih banyak lagi kekurangan yang ditemui pada perilaku siswa yang mencerminkan keberhasilan pembelajaran.
Dari penjelasan latar belakang masalah sebagaimana tersebut di atas, dan dikaitkan dengan hasil belajar siswa mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) kompetensi dasar mengidentifikasi sifat-sifat benda berdasarkan pengamatan meliputi benda padat, cair, dan gas. Dari hasil tes pada studi pendahuluan dari 26 siswa menunjukan 7 orang siswa (26,92%) yang memperoleh nilai 70 ke atas dan  19 orang siswa (73,08%) yang memperoleh nilai di bawah nilai 70,dengan nilai rata-rata secara klasikal sebesar 59,23.
Perolehan nilai di atas menandai tingkat penguasaan materi siswa sebagai hasil belajar dan dampak dari proses belajar yang telah dialaminya. Masih banyak siswa yang mengalami tidak tuntas belajar karena proses belajarnya. Namun itu tidak terjadi dengan sendirinya, melainkan efek dari pengelolaan proses pembelajaran yang dilakukan peneliti kurang mengantarkan siswa pada hal-hal yang diharapkan. Pengelolaan proses pembelajaran hingga bisa demikian karena mengikuti alur suatu metode yang kurang kompetitif. Salah satu upaya yang dilakukan adalah menerapkan metode kerja kelompok pada pembelajaran, sehingga diharapkan terjadi peningkatan  penguasaan materi pembelajaran oleh siswa.
Sadar akan hal tersebut agar tidak berdampak buruk bagi proses dan hasil belajar selanjutnya, dengan refleksi diri dan mendiskusikan dengan teman sejawat peneliti terpartisipasi untuk melakukan upaya untuk memperbaiki pembelajaran melalui Penelitian Tindakan Kelas dengan menggunakan metode kerja kelompok pada mata pelajaran IPA kompetensi dasar mengidentifikasi sifat-sifat benda berdasarkan pengamatan meliputi benda padat, cair, dan gas pada siswa kelas III  SDN ......... 01 Kecamatan ......... Kabupaten ..........

B.       Identifikasi Masalah
Berdasarkan data di atas peneliti melakukan konsultasi kepada supervisor dan teman sejawat, untuk mengidentifikasi kelemahan dan atau kekurangan yang telah menyebabkan aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran yang telah dilaksanakan kurang memenuhi tuntutan yang diharapkan. Sehingga, dampaknya pada hasil belajar siswa tidak memenuhi target pembelajaran. Melalui hasil diskusi, diperoleh identifikasi masalah sebagai berikut.
1.         Siswa kurang terlibat aktif dalam pembelajaran
2.         Siswa tidak mencatat hal-hal penting selama proses pembelajaran berlangsung.
3.         Tingkat penguasaan siswa terhadap kompetensi dasar pembelajaran  IPA yang berdampak hasil belajar rendah.
4.         Keaktifan  siswa dalam pelaksanaan proses pembelajaran kurang sesuai dengan harapan.
Untuk mengetahui masalah yang sedang terjadi, peneliti melakukan anlisis masalah dan menempuh refleksi terhadap kinerja yang telah dilakukan, mengkaji literatur, serta diskusi dengan supervisor dan teman sejawat. Hasil analisis masalah yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa kemungkinan yang menjadi faktor penyebab rendahnya hasil belajar siswa dan aktivitas pembelajaran kurang kondusif adalah sebagai berikut.
1.         Model pembelajaran yang diambil tidak tepat dan penjelasan materi terlalu cepat, sehingga kurangnya model dialog yang interaktif, efektif dan kreatif.
2.         Guru tidak mampu mengembangkan model dialog yang efektif, aktif dan kreatif yang mengakibatkan kurangnya perhatian siswa saat pembelajaran berlangsung.
3.         Guru harus dapat menciptakan suasana pembelajaran yang lebih menarik.
4.         Guru harus lebih teliti melihat siswa yang kurang aktif dalam proses pembelajaran berlangsung.
Beberapa permasalahan yang telah dipaparkan di atas dapat diambil permasalahan utama yang akan diteliti adalah tingkat partisipasi belajar IPA masih rendah dan hasil  belajar siswa IPA masih rendah.
Melihat kondisi awal sebagaimana tersebut di atas, maka peneliti berusaha untuk mengatasi masalah-masalah yang timbul agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik sehingga prestasi belajar siswa dapat tercapai dengan melaksanakan perbaikan pembelajaran dengan menggunakan metode kerja kelompok.
Dengan mempertimbangkan faktor penyebab di atas, maka dapat dirumuskan masalahnya untuk menjadi fokus perbaikan pembelajaran adalah Bagaimana upaya meningkatkan partisipasi dan hasil belajar siswa mata pelajaran IPA materi mengidentifikasi sifat-sifat benda berdasarkan pengamatan meliputi benda padat, cair, dan gas melalui penerapan metode kerja kelompok  di Kelas III  SD Negeri ......... 01 Kecamatan ......... Tahun Pelajaran 2011/2012.
C.      Pembatasan Masalah
Agar penelitian berjalan dengan efektif dan terfokus pada masalah pokok, maka dalam  pelaksanaan perbaikan pembelajaran ini permasalahan yang dibahas dibatasi pada upaya peningkatan partisipasi dan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA materi materi mengidentifikasi sifat-sifat benda berdasarkan pengamatan meliputi benda padat, cair, dan gas dengan menerapkan metode kerja kelompok pada siswa kelas Kelas III  Semester 1 SD Negeri ......... 01 Kecamatan ......... Tahun Pelajaran 2011/2012.

D.      Rumusan Masalah
Berdasarkan hal tersebut, maka dapat dirumuskan masalah untuk menjadi fokus perbaikan pembelajaran adalah :
1.    Apakah dengan penerapan metode kerja kelompok dalam pembelajaran IPA kompetensi dasar mengidentifikasi sifat-sifat benda berdasarkan pengamatan meliputi benda padat, cair, dan gas,  partisipasi  siswa dalam pembelajaran dapat ditingkatkan ?
2.    Apakah dengan penerapan metode kerja kelompok dalam pembelajaran IPA kompetensi dasar mengidentifikasi sifat-sifat benda berdasarkan pengamatan meliputi benda padat, cair, dan gas, hasil belajar siswa dapat ditingkatkan?

E.     Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang diharapkan dari penelitian perbaikan pembelajaran ini adalah sebagai berikut
1.    Untuk meningkatkan partisipasi belajar siswa dalam pembelajaran IPA kompetensi dasar mengidentifikasi sifat-sifat benda berdasarkan pengamatan meliputi benda padat, cair, dan gas melalui metode kerja kelompok.
2.    Untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA kompetensi dasar mengidentifikasi sifat-sifat benda berdasarkan pengamatan meliputi benda padat, cair, dan gas melalui metode kerja kelompok.

F.       Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian perbaikan pembelajaran ini adalah sebagai berikut :
1.         Bagi Guru
Guru dapat memperbaiki kinerjanya untuk berkembang lebih profesional, dan dapat meningkatkan rasa percaya diri, dan untuk ikut aktif mengembangkan inovasi pembelajaran khususnya mata pelajaran IPA.
2.         Bagi siswa
Siswa dapat memperbaiki hasil belajarnya menjadi lebih baik dan menumbuhkan sikap kritis terhadap hasil belajarnya.
3.         Bagi Sekolah
Sekolah dapat berkembang karena adanya peningkatan kemampuan profesioanal guru dan kemampuan siswa, yang mana hal ini akan membawa citra positif bagi sekolah yang bersangkutan.

PENELITIAN TINDAKAN KELAS MATA PELAJARAN IPS, MATERI MENDESKRIPSIKAN PERKEMBANGAN TEKNOLOGI TRANSPORTASI DENGAN METODE INQUIRI DI KELAS IV



BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang Masalah
IPS  adalah  bidang  studi  yang  mempelajari  dan  menelaah  serta menganalisis  gejala  dan  masalah  sosial  di  masyarakat  ditinjau  dari  berbagai aspek  kehidupan  secara  terpadu.  Sehingga  IPS  di anggap  sebagai  suau  mata pelajaran  yang  sulit  karena  sarat  dengan  muatan  materi.  Selain  itu kebanyakan  guru  masih  menyajikan  pelajaran  dengan  kata-kata  verbal  dan cenderung menggunakan metode pembelajaran yang masih konvensional. Hal ini  menimbulkan  kesan  bahwa  pelajaran  IPS  sangat  menjenuhkan.  Oleh karena itu, pembelajaran IPS harus dibuat lebih menarik dan menyenangkan.
Untuk  mewujudkan  hal  itu    salah  satunya  diperlukan  metode  pembelajaran yang  dapat  mendukung  situasi  pembelajaran,  agar  pelajaran  IPS  menjadi menarik,  mudah  dipahami  dan  menyenangkan  sehingga  pada  akhirnya  akan berdampak pada peningkatan hasil belajar siswa. Keberhasilan belajar tidak lepas dari peran guru dalam proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran tersebut guru menjadi pemeran utama dalam menciptakan situasi interaktif yang edukatif, yakni interaksi antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa dan dengan sumber pembelajaran dalam menunjang tercapainya tujuan belajar. Untuk terwujudnya proses pembelajaran seperti itu sudah tentu menuntut upaya guru untuk mengaktualisasikan kompetensinya secara profesional, utamanya dalam aspek metodologis.
Berkenaan dengan hal itu peneliti menyadari sepenuhnya masalah-masalah yang selalu muncul dalam kegiatan pembelajaran. Seringkali guru merasa bingung menentukan model pembelajaran atau metode mengajar apa yang akan digunakan dalam proses pembelajaran. Gambaran ideal tentang siswa yang cerdas, aktif, kreatif dan mempunyai minat yang besar dalam mempelajari materi pembelajaran, serta hasil yang memuaskan dalam setiap tes yang dilakukan tidak terwujud. Kenyataan yang dijumpai malah sebaliknya, siswa kurang aktif dalam kegiatan, tidak berani bertanya, kurang percaya diri dalam menjawab pertanyaan guru, kurang bersemangat dalam mempelajari materi pembelajaran serta hasil tes yang dicapai rendah, dan masih banyak lagi kekurangan yang ditemui pada perilaku siswa yang mencerminkan keberhasilan pembelajaran
Demi tercapainya tujuan di atas perlu diupayakan langkah belajar atau cara mempelajarinya agar diperoleh suatu kemudahan, yang tentunya oleh guru. Hal ini penting mengingat siswa akan belajar apabila dikondisikan oleh guru dalam iklim belajar yang tenang dan menyenangkan (kondusif). Apabila hal ini tidak diusahakan, tidak mugkin siswa akan berhasil mencapai tujuan pembelajaran tersebut. Hal ini seperti yang terjadi kepada siswa kelas IV SD Negeri ......... 01 ketika proses pembelajaran sedang berlangsung, guru mengalami kesulitan dalam membimbing siswa agar mau belajar memenuhi tuntutan indikator hasil belajar. Kondisi ini berdampak pada proses dan hasil belajar siswa binaannya jauh berbeda dari target yang diharapkan.
Pada pembelajaran awal, tingkat kemampuan siswa dalam mendeskripsikan perkembangan teknologi transportasi, dapat diketahui dari 25 orang siswa, baru diketahui ada tujuh orang siswa (28%) yang diketahui sudah mengalami tuntas belajar, dengan perolehan nilai tes formatif nilai 70 ke atas. sedangkan 18 orang siswa lainnya (72%) terbukti belum tuntas, dengan perolehan nilai tes formatif  kurang dari nilai 70, serta perolehan nilai rata-rata hasil belajar yang masih rendah yaitu 59,60.

B.   Identifikasi Masalah
Berdasarkan hal tersebut di atas peneliti meminta bantuan teman sejawat untuk mengidentifikasi masalah pembelajaran. Dari hasil observasi dan diskusi terungkap beberapa masalah yang terjadi dalam pembelajaran. Masalah tersebut antara lain :
1.       Rendahnya minat belajar siswa
2.       Siswa kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran
3.       Siswa kurang menguasai materi pembelajaran
4.       Rendahnya hasil belajar
Sehubungan dengan rendahnya hasil belajar tersebut, peneliti merenung, merefleksi,  dan berdiskusi dengan teman sejawat. Dari hasil diskusi tersebut dapat dimungkinkan penyebab rendahnya hasil belajar siswa antara lain :
1.       Model pembelajaran yang digunakan guru tidak sesuai dengan karakteristik siswa sekolah dasar sehingga penguasaan konsep materi pembelajaran menjadi kurang baik.
2.       Guru tidak melibatkan siswa untuk aktif dalam pembelajaran dan penemuan informasi.
3.       Guru tidak dapat menciptakan suasana pembelajaran yang menarik.
4.       Guru tidak mampu mengembangkan model dialog yang efektif, aktif dan kreatif.
Sebagai upaya perbaikan, peneliti ingin melaksanakan penelitian tindakan kelas mata pelajaran IPS, materi mendeskripsikan perkembangan teknologi transportasi dengan metode Inquiri di Kelas IV SD Negeri ......... 01 Tahun Pelajaran 2010/2011 yang diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

C.  Pembatasan Masalah
Agar  masalah  yang  diteliti  tidak  terlalu  luas  maka  peneliti  memfokuskan  penelitian terhadap objek yang akan diteliti dan mencoba membatasi masalah sebagai  berikut:
1.  Penelitian dilaksanakan pada siswa kelas V SD Negeri ......... 01 Tahun Pelajaran 2010/2011.
2.   Penelitian difokuskan pada pembelajaran  IPS materi mendeskripsikan perkembangan teknologi transportasi.
3.   Metode pembelajaran yang digunakan pada pembelajaran IPS materi mendeskripsikan perkembangan teknologi transportasi adalah metode inquiri.


D. Rumusan Masalah
Bertolak dari uraian di atas, peneliti dapat merumuskan masalah yang menjadi pokok perhatian dalam pelaksanaan penelitian ini adalah apakah penggunaan metode inquiri dalam pembelajaran IPS materi mendeskripsikan perkembangan teknologi transportasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri ......... 01 ?

E.   Tujuan Penelitian
Adapun untuk memperjelas arah penelitian, maka ditentukan tujuan penelitian tindakan kelas ini, yaitu :.
1.       Mengetahui efektifitas penerapan metode inquiri pada proses pembelajaran khususnya pada pembelajaran IPS materi mendeskripsikan perkembangan teknologi transportasi.
2.       Untuk meningkatkan hasil belajar siswa  dengan penggunaan model pembelajaran inquiri pada pembelajaran IPS materi mendeskripsikan perkembangan teknologi transportasi.

F.   Manfaat Penelitian
Diharapkan pelaksanaan penelitian ini dapat memberikan manfaat antara lain :
1.       Manfaat Teoritis
a.       Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah dalam pembelajaran  pembelajaran IPS materi  perkembangan teknologi transportasi .
b.       Secara teoritis dalam penelitian ini berguna sebagai sarana pengembangan dan  peningkatan  mutu  pembelajaran  serta  meningkatkan  kemampuan siswa  dalam  pembelajaran  IPS melalui penerapan  metode inquiri pada materi perkembangan teknologi transportasi  di  tingkat sekolah dasar.
2.       Manfaat Praktis
a.       Siswa
a.       Dapat meningkatkan hasil belajar siswa
b.       Melatih  siswa  agar  lebih  kreatif,  aktif,  bertangung  jawab,  kerjasama, mandiri, dan menambah pengalaman siswa.
c.       Memberi  pengalaman  kepada  siswa  dalam  memecahkan  suatu  masalah yang melibatkan siswa langsung dengan pembelajaran.
b.       Guru
1)      Memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya
2)      Dapat berkembang secara profesional dan lebih percaya diri
3)      Untuk memperbaiki kinerja guru khususnya dalam kegiatan pembelajaran.
c.       Sekolah
1)      Memberikan kontribusi dalam mengoptimalkan situasi pembelajaran di kelas untuk meningkatkan hasil belajar siswa serta dapat dijadikan sebagai salah  satu  model  pembelajaran  yang relevan  dengan  permasalahan  yang terjadi di sekolah.
2)      Dapat membantu sekolah untuk berkembang karena adanya peningkatan kemampuan pada diri guru dan pendidikan di sekolah serta dalam pengembangan citra kelulusan karena ada peningkatan mutu lulusannya.