Lencana Facebook

banner image

Thursday 24 October 2013

PTS : ENINGKATAN KEMAMPUAN GURU KELAS VI DALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI METODE PERMAINAN DI SD NEGERI ..................... 03 KECAMATAN ..................... KABUPATEN ..................... TAHUN PELAJARAN .....................



PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU KELAS VI DALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI METODE PERMAINAN
DI SD NEGERI ..................... 03
KECAMATAN .....................  KABUPATEN .....................
TAHUN PELAJARAN .....................


BAB  I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah pilar utama dalam pembentukan mental/ karakter seorang siswa. Pendidikan yang baik akan membentuk mental atau karakter siswa yang lurus dan terarah. Pembinaan mental yang baik pada akhirnya akan bermuara pada kebaikan di kehidupan yang akan datang. Kehidupan di tengah-tengah masyarakat yang penuh dengan persoalan-persoalan yang rumit. Dengan berbekal pendidikan yang baik, maka siswa akan mempunyai mental/ karakter yang kuat, dan mempunyai pengetahuan yang luas. Pengetahuan yang luas bisa diperoleh dari bangku sekolah. Di sekolah anak-anak akan memperoleh ilmu pengetahuan yang diberikan oleh guru-guru mereka. Dalam pembelajaran guru dan peserta didik sering dihadapkan pada berbagai masalah, baik yang berkaitan dengan mata pelajaran maupun yang menyangkut hubungan social.
Pemecahan masalah pembelajaran dapat dilakukan melalui berbagai cara, melalui diskusi kelas, tanya jawab antara guru dan peserta didik, penemuan dan inkuiri. Guru yang kreatif senantiasa mencari pendekatan baru dalam memecahkan masalah, tidak terpaku pada cara tertentu yang monoton, melainkan memilih variasi lain yang sesuai.
Bermain peran merupakan salah satu alternative yang dapat ditempuh. Hasil penelitian dan percobaan yang dilakukan oleh para ahli menunjukkan bahwa bermain peran merupakan salah satu model yang dapat digunakan secara efektif dalam pembelajaran. Dalam hal ini, bermain peran (role playing) diarahkan pada pemecahan masalah yang menyangkut hubungan antar manusia, terutama yang menyangkut kehidupan peserta didik.
Manusia merupakan makhluk social dan individual, yang dalam hidupnya senantiasa berhadapan dengan manusia lain atau situasi di sekelilingnya. Mereka berinteraksi, berinterdepedensi dan pengaruh mempengaruhi. Sebagai individu manusia memiliki pola yang unik dalam berhubungan dengan manusia lain. Ia memiliki rasa senang, tidak senang, percaya, curiga, dan ragu terhadap orang lain. Namun perasaan tersebut diarahkan juga pada dirinya. Perasaan dan sikap terhadap orang lain dan dirinya itu mempengaruhi pola respon individu terhadap individu lain atau situasi di luar dirinya. Karena senang dan penasaran ia cenderung mendekat. Karena tidak senang dan curiga ia cenderung menjauh. Manipestasi tersebut disebut peran.
Peran dapat didefinisikan sebagai suatu rangkaian perasaan, ucapan dan tindakan, sebagai suatu pola hubungan unik yang ditunjukkan oleh individu terhadap individu lain. Peran yang dimainkan individu dalam hidupnya dipengaruhi oleh persepsi individu terhadap dirinya dan terhadap orang lain. Oleh sebab itu, untuk dapat berperan dengan baik, diperlukan pemahaman terhadap peran pribadi dan orang lain. Pemahaman tersebut tidak terbatas pada tindakan, tetapi pada factor penentunya, yakni perasaan, persepsi dan sikap. Bermain peran berusaha membantu individu untuk memahami perannya sendiri dan peran yang dimainkan orang lain sambil mengerti perasaan, sikap dan nilai yang mendasarinya. Bermain peran dalam pembelajaran merupakan usaha untuk memecahkan masalah melalui peragaan, serta langkah-langkah identifikasi masalah, analisis, pemeranan, dan diskusi. Untuk kepentingan tersebut, sejumlah peserta didik bertindak sebagai pemeran dan yang lainnya sebagai pengamat. Seorang pemeran harus mampu menghayati peran yang dimainkannya. Melalui peran, peserta didik berinteraksi dengan orang lain yang juga membawakan peran tertentu sesuai dengan tema yang dipilih. Selama pembelajaran berlangsung, setiap pemeranan dapat melatih sikap empati, simpati, rasa benci, marah, senang, dan peran lainnya. Pemeranan tenggelam dalam peran yang dimainkannya sedangkan pengamat melibatkan dirinya secara emosional dan berusaha mengidentifikasikan perasaan dengan perasaan yang tengah bergejolak dan menguasai pemeranan.
Pada pembelajaran bermain peran, pemeranan tidak dilakukan secara tuntas sampai masalah dapat dipecahkan. Hal ini dimaksudkan untuk mengundang rasa kepenasaran peserta didik yang menjadi pengamat agar turut aktif mendiskusikan dan mencari jalan ke luar. Dengan demikian, diskusi setelah bermain peran akan berlangsung hidup dan menggairahkan peserta didik. Hakekat pembelajaran bermain peran terletak pada keterlibatan emosional pemeran dan pengamat dalam situasi masalah yang secara nyata dihadapi. Melalui bermain peran dalam pembelajaran, diharapkan para peserta didik dapat (1) mengeksplorasi perasaannya; (2) memperoleh wawasan tentang sikap, nilai, dan persepsinya; (3) mengembangkan keterampilan dan sikap dalam memecahkan masalah yang dihadapi; dan (4) mengeksplorasi inti permasalahan yang diperankan melalui berbagai cara.
Pembelajaran partisipatif memiliki prinsip tersendiri dalam kegiatan belajar dan kegiatan pembelajaran. Prinsip dalam kegiatan belajar adalah bahwa peserta didik memiliki kebutuhan belajar, memahami teknik belajar, dan berperilaku belajar. Prinsip dalam kegiatan membelajarkan bahwa pendidik menguasai metode dan teknik pembelajaran, memaham materi atau bahan belajar yang cocok dengan kebutuhan belajar, dan berperilaku membelajarkan peserta didik. Prinsip-prinsip tersebut dijabarkan dalam langkah operasional kegiatan pembelajaran, sebagai wujud interaksi dukasi antara pendidik dengan peserta didik dan/atau antar peserta didik. Pendidik berperan untuk memotivasi, menunjukkan, dan membimbing peserta didik supaya peserta didik melakukan kegiatan belajar. Seangkan peserta didik berperan untuk mempelajari, mempelajari kembali, memecahkan masalah guna meningkatkan taraf hidup dengan berpikir dan berbuat di dalam dan terhadap dunia kehidupannya.
Penerapan pembelajaran partisipatif mensyaratkan tersedianya berbagai metode dan teknik pembelajaran yang cocok untuk itu. Metode pembelajaran adalah kegiatan atau cara umum penggolongan peserta didik, sedangkan teknik pembelajaran adalah langkah atau cara khusus yang digunakan pendidik dalam masing-masing metode pembelajaran. Metode yang dapat digunakan dalam pembelajaran partisipatif ternyata bermacam ragam, yang dapat digolongkan ke dalam tiga kategori yaitu metode pembelajaran perorangan (individual methods), metode pembelajaran kelompok (group methods), dan metode pembelajaran missal atau pembangunan masyarakat (community methods) (Verne dan Knowles, 1977:13). Teknik-teknik pembelajaran partisipatif, berdasarkan pengelompokan metode, beraneka ragam pula. Dalam metode pembelajaran perorangan dikenal teknik pembelajaran yaitu tutorial, bimbingan perorangan, pembelajaran individual, magang, sorogan. Dalam metode pembelajaran kelompok terdapat teknik diskusi, demontrasi, simulasi, kerja kelompok, situasi hiptetis, pemecaham masalah kritis, bermain peran dan sebagainya. Ke dalam metode pembelajaran masal atau pembangunan masyarakat, termasuk teknik kontak social, ‘’paksaan sosial’’ (social pressure), demontrasi proses dan/atau demontrasi hasil, aksi partisipasi. Teknik-teknik pembelajaran dalam setiap metode itu tidak dapat dipisahkan secara mutlak, karena suatu teknik dapat pula digunakan dalam metode yang berbeda, seperti metode demonstrasi yang digunakan dalam metode pembelajaran kelompok dapat digunakan pula dalam metode pembelajaran missal/pembangunan masyarakat atau dalam metode pembelajaran perorangan.
Dalam bermain drama, memerlukan cara/ strategi untuk mengajarkan. Strategi yang cocok untuk meningkatkan keterampilan bermain drama adalah strategi bermain peran (role playing).Pada pelaksanaan studi awal pembelajaran mata pelajaran PKn di seluruh kelas menunjukkan hasil belajar siswa yang kurang memuaskan. Dari enam kelas yang mengikuti tes formatif  menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran PKn yang memperoleh rata-rata paling rendah yaitu kelas VI, sehingga fokus pelaksanaan penelitian tindakan sekolah ini ditetapkan pada kelas VI SD Negeri Cibalung 02 Kecamatan ..................... Kabupaten ..................... Tahun Pelajaran ......................

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian sebagaimana latar belakang di atas, peneliti mengidentifikasi masalah yang muncul dalam proses pembelajaran. Masalah tersebut adalah penggunaan model pembelajaran yang digunakan dalam pelaksanaan proses pembelajaran belum tepat.

C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan indentifikasi masalah yang ada, refleksi diri dan studi literatur peneliti membatasi  masalah  yang akan dibahas pada pelaksanaan penelitian tindakan sekolah ini yaitu penggunaan metode bermain peran  oleh guru  dalam upaya peningkatan hasil belajar mata pelajaran PKN di Kelas VI SD Negeri Cibalung 02 Kecamatan ..................... Kabupaten ..................... Tahun Pelajaran ......................

D. Rumusan  Masalah
Dari penjelasan pada latar belakang masalah  dan melalui refleksi diri serta diskusi dengan teman sejawat, dapat disimpulkan rumusan masalahnya, yaitu  apakah penggunaan metode bermain peran oleh guru dapat meningkatkan hasil belajar siswa  kelas VI SDN Cibalung 02 Kecamatan ..................... Kabupaten ..................... pada pembelajaran PKN?


E. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dari  pelaksanaan penelitian tindakan sekolah  ini adalah :
1.      Untuk mengetahui dampak penggunaan metode bermain peran pada pembelajaran PKN di kelas VI SD Negeri Cibalung 02 Kecamatan ..................... Kabupaten ..................... Tahun Pelajaran ......................
2.      Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa setelah menggunakan metode bermain peran pada pembelajaran PKN di kelas VI SD Negeri Cibalung 02 Kecamatan ..................... Kabupaten ..................... Tahun Pelajaran ......................

F.   Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari pelaksanaan penelitian tindakan kelas  ini adalah :

  1. Bagi Siswa
a.       Meningkatkan hasil belajar siswa
b.      Meningkatkan minat belajar siswa
c.       Melalui pembelajaran aktif, menjadikan pembelajaran menjadi menyenangkan dan memudahkan siswa memahami dan mencapai kompetensi pembelajaran PKN.
  1. Bagi Guru
a.       Memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya.
b.      Meningkatkan profesionalisme pembelajaran guru
c.       Memberi kesempatan untuk berperan aktif mengembangkan pengetahuan dan keterampilan sendiri.
  1. Bagi Sekolah
Pihak sekolah dengan sendirinya akan mengalami peningkatkan kualitas dengan ditandai oleh lulusan yang baik, kualitas dan variasi pembelajaran guru dan membaiknya motivasi siswa serta prestasi hasil belajar siswa pada pelajaran PKN  khususnya dan mata pelajaran lain pada umumnya.


Bab 2 - 3- 4- 5-lampiran menyusul.

atau klik pojok kanan atas "CARA MENDAPATKAN FILE" atau klik pojok kanan atas "DOWNLOAD".
pengin cepet.... hub. 081327121707 (sms only)


PTS : MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU SD NEGERI ………………. MELALUI PENDAMPINGAN IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL)



MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU SD NEGERI ………………. MELALUI PENDAMPINGAN IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL)

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Maju mundurnya ataupun baik buruknya dunia pendidikan sangat tergantung pada guru sebagai tenaga pengajar. Hal ini dikuatkan dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, yang mendefinisikan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
Hal tersebut bertujuan untuk mengatur kedudukan guru sebagai tenaga profesional. Guru sebagai tenaga profesional disini mengandung arti bahwa pekerjaan guru hanya dapat dilakukan oleh seseorang yang mempunyai kualifikasi akademik, kompetensi, dan sertifikat pendidikan sesuai dengan persyaratan untuk setiap jenis dan jenjang pendidikan tertentu. Dan yang lebih utama lagi adalah guru harus memperoleh penghasilan di atas kebutuhan minimum sehingga memiliki kesempatan untuk meningkatkan kemampuan profesionalnya.
Selain sebagai tenaga pengajar, guru juga berperan sebagai agen pembelajaran (learning agent). Maksud dari agen pembelajaran adalah guru tidak hanya berperan sebagai tenaga pengajar saja, tetapi guru juga harus bisa berperan sebagai fasilitator, motivator, pemacu, perekayasa pembelajaran, dan pemberi inspirasi belajar bagi peserta didik. Sehingga guru benar-benar menjadi seseorang yang dapat digugu dan ditiru.
Pengakuan dari pemerintah tersebut setidaknya dapat menjadi satu motivasi bagi guru untuk bekerja lebih giat dengan menunjukkan kinerja yang lebih baik demi mempertanggungjawabkan kedudukannya sebagai tenaga profesional. Seperti tertuang dalam Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa pendidik dan tenaga kependidikan berkewajiban untuk: (a) menciptakan suasana pendidikan yang bermakna menyenangkan, kreatif, dinamis, dan dialogis; (b) mempunyai komitmen secara profesional untuk meningkatkan mutu pendidikan; dan (c) memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan kedudukan sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya.
Guru yang profesional diharapkan dapat mengantar siswa mempelajari ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga siswa mempunyai kompetensi dan mampu bersaing. Oleh karena itu, hal tersebut perlu menjadi  perhatian dan pemikiran pemerintah, masyarakat dan sekolah (guru) untuk bersama-sama menetapkan strategi dan konstribusi optimal terhadap pengembangan profesionalisme guru.  Selain itu,  hal yang penting adalah dibentuknya segera kesadaran bersama bahwa : (1) peningkatan mutu pendidikan merupakan komitmen untuk meningkatkan mutu sumber daya manusia sebagai modal dasar pembangunan bangsa dan (2) pemerataan daya tampung pendidikan harus disertai pemerataan mutu pendidikan, sehingga mampu menjangkau seluruh lapisan masyarakat.           
Kondisi di SD Negeri ..................... 04 saat sekarang aktivitas guru dalam pembelajaran lebih mendominasi, bahkan selama belajar pembelajaran guru cenderung tidak memberi kesempatan kepada siswa untuk ikut aktif.  Guru terjebak pada metode mengajar ceramah yang monoton, statis, tanpa menggunakan metode variasi yang lainnya. Hal ini berarti merupakan kendala atau hambatan yang dihadapi oleh guru. Akibatnya aktivitas dan perkembangan potensi siswa dalam pembelajaran rendah dan tidak mencapai secara optimal. Agar pembelajaran bisa mencapai tujuan secara optimal, maka guru berupaya dalam peningkatan kualitas pendidikan dimulai dari peran guru sebagai nahkoda dan yang akan menghantarkan siswa ke tempat tujuan. Melalui kegiatan belajar, pembelajaran seorang guru perlu memilih strategi pembelajaran yang menarik.
Mutu pendidikan yang rendah kadang-kadang ditimpakan kepada siswa dengan berbagai alasan misalnya motivasi siswa rendah, input sekolah rendah, fasilitas tidak memadai dan kurang adanya dana. Jika fenomena ini di cermati, maka permasalahan-permasalahan yang muncul tersebut disebabkan oleh kemampuan guru dalam pembelajaran. Pembelajaran  selama  ini belum baik dan   menyenangkan.  Guru belum memberdayakan semua potensi dalam kelas untuk mendukung ketercapaian tujuan pembelajaran.  Guru mengajar belum dengan penuh motivasi yang tinggi.  Guru mengajar belum mengoptimalkan interaksi guru-siswa di kelas. Siswa dalam kegiatan belajar belum menggunakan berbagai sumber belajar. Siswa dalam belajar belum menggunakan  buku ajar. Guru mengajar belum menggunakan media pembelajaran yang tepat dan sesuai karakteristik pokok bahasan. Guru dalam mengajar belum mempunyai strategi dan panduan pembelajaran. Guru belum mengimplementasikan teknik mengajar yang tepat.
Untuk mewujudkan pembelajaran yang bermutu, para guru dituntut supaya memiliki kemampuan profesional yang memadai agar dapat melaksanakan pembelajaran secara komunikatif dan terpadu, mengingat hasil belajar yang bermutu sangat ditentukan oleh proses pembelajaran. Menurut Sudjarwo (2003) bahwa, mutu pembelajaran bergantung pada tiga unsur yaitu: (1) tingkat partisipasi siswa dan jenis kegiatan pembelajaran; (2) peran guru dalam pembelajaran dengan metode dan teknik-teknik yang bervariasi; dan (3) pengorganisasian kelas.
Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa sebagian besar guru saat ini dalam menyampaikan mata pelajaran masih menggunakan strategi penyampaian dengan komunikasi satu arah. Karena itu guru cenderung aktif dan siswa cenderung pasif. Disamping itu, strategi penyampaian yang digunakan cenderung verbal (hanya dengan kata-kata). Guru jarang menggunakan strategi penyampaian yang menekankan pada aktivitas siswa. Kondisi tersebut memerlukan perhatian yang serius, dan akan membawa implikasi usaha peningkatan kemampuan guru khususnya dalam merencanakan strategi pembelajaran yang sesuai dengan kondisi siswa. Sejalan dengan itu, berdasarkan analisis konseptual dan pembelajaran di SD Negeri ..................... 04, pembelajaran masih kurang mengembangkan potensi siswa dan masih belum banyak guru menyampaikan mata pelajaran menggunakan model pembelajaran tertentu sehingga proses pembelajaran kurang variatif dan masih bersifat transfer informasi.
Fenomena rendahnya mutu prestasi belajar siswa dan layanan pembelajaran yang belum mengoptimalkan kemampuan siswa itu merupakan tantangan yang perlu dihadapi. Mutu proses pembelajaran dan hasil belajar siswa akan dapat distimulasi dan dicapai jika guru dapat membangkitkan motivasi belajar, minat atau perhatian, keaktifan, dan kemandirian siswa. Materi pelajaran akan lebih menarik jika dikaitkan dengan kehidupan siswa sehari-hari serta pada kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu perlu dikembangkan dan diterapkan suatu model pembelajaran yang dapat menjawab fenomena tersebut.
Berdasarkan dari permasalahan tersebut di atas maka perlu adanya metode pebelajaran yang menarik bagi siswa untuk mengembangkan kemampuannya melalui pembelajaran. Adapun salah satu cara untuk meningkatkan motivasi dan aktivitas siswa yakni dengan peningkatan mutu pembelajaran dengan model Contextual Teaching and Learning (CTL). Merupakan suatu proses penerapan ide, konsep, kebijakan atau inovasi dalam suatu tindakan praktis sehingga memberikan dampak baik berupa perubahan pengetahuan, keterampilan maupun nilai dan sikap.

B.     Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan tersebut serta mencermati pentingnya kompotensi guru di SD Negeri ..................... 04, maka dapat diidentifikasikan beberapa permasalahan sebagai berikut :
  1. Kecenderungan guru yang mengajar di SD Negeri ..................... 04 tidak bekerja dengan sepenuh hati, mereka sering menunjukkan sikap yang tidak professional
  2. Guru kurang empati terhadap profesinya sebagai guru, tidak peduli dengan prestasi kerja, apalagi peduli terhadap hasil belajar siswa.
  3. Pemahaman guru dalam proses pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran yang aktual seperti pendekatan kontekstual masih kurang.
  4. Proses pembelajaran yang dilaksanakan cenderung kurang memperhatikan pengalaman peserta didik.
  5. Proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru belum memberikan ruang kepada peserta didik untuk meningkatkan kreativitasnya.
  6. Guru kurang dapat menciptakan suasana belajar yang kondusif dan bermakna, hal ini mengakibatkan peserta didik tidak serius dalam mengikuti proses belajar mengajar.

C.    Pembatasan masalah
Dari beberapa identifikasi yang telah diuraikan tersebut, maka yang akan diteliti adalah masalah yang berkaitan dengan peningkatan kompotensi guru. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan peningkatan melalaui pengetahuan guru tentang metode pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) untuk mencapai pembelajaran secara optimal. Dalam penelitian ini yang akan menjadi pelaku dari penelitian adalah guru SD Negeri ..................... 04 sedang peneliti sebagai kolaborator.

D.    Rumusan Masalah
Berdasarkan beberapa permasalahan yang muncul, penelitian merumuskan sebagai berikut :”Apakah dengan peningkatan pengetahuan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL), dapat meningkatkan kompotensi guru SD Negeri ..................... 04?”

E.     Pemecahan Masalah
Untuk memecahkan masalah yang ditentunkan diatas yaitu untuk meningkatkan kompotensi guru, maka akan  dilakukan pendampingan pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) pada guru.


F.     Tujuan Penelitian
Berdasarkan pada latar belakang masalah, pembatasan masalah dan perumusan masalah, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah peningkatan pengetahuan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL), dapat  meningkatkan kompetensi guru-guru SD Negeri ..................... 04.

G.    Manfaat Penelitian
Hasil penelitian tindakan sekolah ini diharapkan akan bermanfaat bagi pengembangan dan peningkatan kompotensi guru bagi :
1.      Guru
Guru lebih kompetensi, sehingga           penyampaian materi  menjadi efektif dan lebih menarik karena menggunakan model Contextual Teaching and Learning (CTL). Di samping itu model pembelajaran menjadi efektif tidak monoton dan didukung oleh media pembelajaran yang dimanfaatkan secara optimal. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi guru untuk mengetahui masalah-masalah yang mungkin dan akan dihadapinya.
2.      Sekolah
   Menambah nilai plus dalam beraktivitas dan berkreativitasnya para guru melalui model Contextual Teaching and Learning (CTL) dalam pembelajaran agar proses kegiatan belajar pembelajaran lebih meningkat.         Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi sekolah terkait untuk mengambil kebijakan dalam rangka meningkatkan kinerja guru sebagai tenaga profesional.
3.      Bagi Ilmu Pengetahuan
Penelitian ini dapat memberikan konstribusi bagi pengembangan ilmu pengetahuan terutama berkaitan dengan kompetensi guru, khususnya pada guru yang mengajar di SD Negeri ..................... 04.


Bab 2 - 3- 4- 5-lampiran menyusul.

atau klik pojok kanan atas "CARA MENDAPATKAN FILE" atau klik pojok kanan atas "DOWNLOAD".
pengin cepet.... hub. 081327121707 (sms only)



PTS : UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU KELAS IV DALAM MENYUSUN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MELALUI KEGIATAN KKG DI SD NEGERI ............ KECAMATAN .................... KABUPATEN .............. TAHUN PELAJARAN ……………



UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU KELAS IV DALAM MENYUSUN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN  MELALUI KEGIATAN KKG DI SD NEGERI ............
KECAMATAN ....................  KABUPATEN ..............
TAHUN PELAJARAN ……………





BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Berkaitan dengan perubahan kurikulum, berbagai pihak menganalisis dan melihat perlunya diterapkan kurikulum yang diharapkan dapat membawa suasana pembelajaran yang baru serta membawa peningkatan mutu pendidikan Indonesia. Menurut Dewi Ambarsari (2004), kurikulum 1994 yang selama ini diberlakukan tidak dapat mengakomodasikan keberagamaan budaya, kondisi serta potensi sekitar masyarakat secara keseluruhan, sudah barang tentu pendidikan tidak tercapai secara optimal.
Mulyasa (2007 : 1) menyatakan bahwa kekurangpahaman guru dan penyelenggara pendidikan terhadap kurikulum bisa berakibat fatal terhadap hasil peserta didik. Hal ini terbukti, ketika mereka dihadapkan pada ujian nasional, mereka sering ketakutan, kalau-kalau peserta didik di sekolahnya tidak bisa mengerjakan soal-soal ujian dan tidak lulus
Permasalahan tersebut di atas terjadi karena kurangnya hubungan yang harmonis antara guru dengan kurikulum yang menyebabkan gagalnya peserta didik dalam ujian. Bahkan bisa menjadi sebab terpuruknya pendidikan nasional. Lebih parah lagi, jika guru tidak memiliki etika yang baik dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, atau sudah kehilangan idealismenya. Oleh sebab itu, mereka akan mencari berbagai cara untuk membenarkan apa yang mereka lakukan, atau untuk menutupi kesalahan-kesalahannya. Misalnya membocorkan soal ujian, atau bahkan memberitahu kunci jawaban kepada peserta didiknya. Mereka tidak menyadari bahwa apa yang dilakukannya akan berakibat fatal terhadap perkembangan peserta didik (Mulyasa, 2007 : 7). Agar kesalahan tersebut tidak terulang kembali, pemerintah telah menetapkan standar kompetensi lulusan dan standar isi, untuk dijadikan acuan dalam pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Dalam KTSP, kiprah guru lebih dominan lagi, terutama dalam menjabarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar, tidak saja dalam program tertulis, tetapi juga dalam pembelajaran nyata di kelas. KTSP merupakan upaya untuk menyempurnakan kurikulum agar lebih familiar dengan guru, karena mereka banyak dilibatkan diharapkan memiliki tanggungjawab yang memadai.
Penyempurnaan kurikulum yang berkelanjutan merupakan keharusan agar sistem pendidikan nasional selalu relevan dan kompetitif (Mulyasa, 2007 : 8). Peserta didik yang berkualitas dan berpotensi itu dapat dikembangkan melalui penerapan KTSP. KTSP dibuat oleh guru di setiap satuan pendidikan untuk menggerakkan mesin utama pendidikan, yakni pembelajaran. Pada kurikulum ini peserta didik dapat mengembangkan aktivitas dan kreativitas yang dimilikinya. Aktivitas dan kreativitas seperti ini dapat dikembangkan melalui belajar matematika, karena matematika memiliki struktur dan keterkaitan yang kuat dan jelas antar konsep-konsep yang dipunyai sehingga memungkinkan peserta didik dapat mengembangkan aktivitas dan kreativitas yang dimilikinya
Untuk mengetahui sampai di mana tingkat keberhasilan belajar siswa terhadap proses belajar yang telah dilakukannya dan sekaligus juga untuk mengetahui keberhasilan mengajar guru, kita dapat menggunakan acuan tingkat keberhasilan tersebut adalah sebagai berikut: (1) istimewa/maksimal, apabila seluruh bahan pelajaran yang diajarkan itu dapat dikuasai siswa; (2) baik/optimal, apabila sebagian besar (85% s.d. 94%) bahan pelajaran yang diajarkan dapat dikuasai siswa; (3) baik/minimal, apabila bahan pelajaran yang diajarkan hanya 75% s.d. 84% dikuasai siswa; (4) kurang, apabila bahan pelajaran yang diajarkan kurang dari 75% dikuasai siswa.
Berdasarkan pengamatan peneliti di SD Negeri ..................... 01, permasalahan yang dihadapi adalah guru masih kesulitan dalam menyusun perencanaan proses pembelajaran. Hambatan yang harus dibenahi adalah perlu adanya sosialisasi dari dinas pendidikan setempat bagi guru agar dapat mengembangkan sesuai dengan panduan penyusunan perencanaan proses pembelajaran. Panduan penyusunan perencanaan proses pembelajaran secara mandiri atau berkelompok dalam sebuah sekolah atau beberapa sekolah pada Kelompok Kegiatan Guru (KKG) setempat. Atas dasar itulah, maka timbul pertanyaan dari penelitian ini yaitu “Upaya meningkatan kemampuan guru kelas IV dalam menyusun perencanaan proses pembelajaran melalui kegiatan KKG di SD Negeri ..................... 01 Kecamatan ..................... Kabupaten ..................... Tahun Pelajaran .....................”.
[
B.     Identifikasi  Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat diperoleh suatu pengamatan dan analisis mengenai apa yang menyebabkan kekurangmampuan guru dalam menyusun perencanaan proses pembelajaran sehingga muncul identifikasi masalah diantaranya sebagai berikut :
1.   Bagaimana pelaksanaan penyusunan perencanaan proses pembelajaran yang dilakukan melalui KKG Guru di SD Negeri ..................... 01 Kecamatan ..................... Kabupaten ..................... ?
2.   Bagaimana guru kelas IV SD Negeri ..................... 01 Kecamatan ..................... Kabupaten ..................... menyusun perencanaan proses pembelajaran yang dilaksanakan melalui kegiatan KKG ?

C.    Pembatasan Masalah
Dari beberapa identifikasi permasalahan di atas penulis membatasi permasalahan yang akan diteliti oleh penulis sehingga tidak terjadi kesulitan yaitu pada penyusunan perencanaan proses pembelajaran melalui KKG di SD Negeri ..................... 01 Kecamatan ..................... Kabupaten ......................

D.    Rumusan Masalah
Dengan mengacu pada fenomena yang ada berdasarkan judul, latar belakang serta identifikasi masalah di atas maka fokus masalah penulis adalah Bagaimana meningkatan kemampuan guru kelas IV dalam menyusun perencanaan proses pembelajaran melalui kegiatan KKG di SD Negeri ..................... 01 Kecamatan ..................... Kabupaten ..................... Tahun Pelajaran .....................?

E.     Tujuan Penelitian
Sesuai fokus masalah yang telah dikemukakan tadi, maka penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan proses penyusunan perencanaan proses pembelajaran oleh guru  SD Negeri ..................... 01 Kecamatan ..................... Kabupaten ..................... Tahun Pelajaran ......................

F.     Manfaat Penelitian
1.   Manfaat Teoritis
Secara teoritis manfaat penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran mengenai penyusunan perencanaan proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru kelas penyusunan perencanaan proses pembelajaran oleh guru SD Negeri ..................... 01 Kecamatan ..................... Kabupaten ..................... Tahun Pelajaran ......................
2.   Manfaat Praktis
a.   Bagi Peneliti
Menambah dan memperluas pengetahuan tentang proses penyusunan perencanaan proses pembelajaran serta untuk mengetahui peran guru dalam penyusunan perencanaan proses pembelajaran bagian dari pelaksanaan KTSP.
b.   Bagi Guru
Mengembangkan wawasan, masukan dan sumbangan pemikiran kepada pihak sekolah tentang cara penyusunan perencanaan proses pembelajaran yang benar  sehingga dapat dilaksanakan dan dikembangkan demi peningkatan mutu di SD Negeri ..................... 01 Kecamatan ..................... Kabupaten ......................

G.    Definisi Istilah
Untuk menghindari terjadinya kesalahan menafsirkan judul, perlu memberikan penjelasan terhadap istilah yang dipakai dalam judul ini yaitu :
1.   Upaya
Menurut kamus lengkap bahasa Indonesia, upaya adalah usaha atau syarat untuk menyampaikan suatu maksud. Upaya juga diartikan sebagai usaha untuk melakukan suatu hal atau kegiatan yang bertujuan.

2.   Meningkatkan
Meningkatkan adalah suatu usaha menaikkan derajat atau taraf mempertinggi. (Tim Penyusun Kamus Bahasa Indonesia, 2003: 1198). Dapat pula diartikan sebagai usaha perubahan atau pengembangan sesuatu untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Dalam kegiatan belajar mengajar pengertian meningkatkan merupakan perkembangan pada diri siswa dari tidak tahu menjadi tahu di dalam menguasai ilmu pengetahuan tertentu
3.   Kemampuan
   Kemampuan yang dimaksud adalah gambaran hakikat kualitatif dari perilaku seseorang dalam memecahkan masalah  dan upaya untuk melakukan tindakan dalam mengidentifikasi berbagai faktor yang akan berpengaruh terhadap ketercapaian tujuan yang akan dicapai (KKKBI : 21)
4.   Perencanaan proses pembelajaran
Adalah perkiraan atau proyeksi mengenai tindakan apa yang akan dilakukan pada saat melaksanakan kegiatan pembelajaran, rencana yang mengambarkan prosedur dan pengoraginasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standar isi dan telah dijabarkan dalam silabus.
4.   Guru
adalah semua orang yang mempunyai wewenang dan bertanggung jawab untuk membimbing dan membina siswa baik secara individu maupun klasikal yang diselenggarakan dalam lingkungan sekolah maupun diluar sekolah dan bertanggung jawab mendidik siswa dari yang tidak tahu menjadi tahu dan mengupayakan siswa untuk menjadi manusia yang dewasa.
5.   Kelompok Kerja Guru
Menurut Hasibuan Botung dikutip oleh Ginting, Kelompok Kerja Guru (KKG) merupakan suatu wadah dalam pembinaan kemampuan profesional guru, pelatihan dan tukar menukar informasi, dalam suatu mata pelajaran tertentu sesuai dengan tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Menurut Julia Kelompok Kerja Guru (KKG) merupakan wadah dalam pembinaan profesional guru yang dapat dimanfaatkan untuk berkomunikasi, bertukar fikiran dan berbagi pengalaman, melaksanakan berbagai demonstrasi, atraksi dan simulasi dalam pembelajaran. Sedangkan menurut Din Wahyudin: “KKG merupakan wadah profesional guru yang aktif, kompak dan akrab. Di dalam wadah ini para guru dapat membahas permasalahan dari mereka dan untuk mereka”.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa Kelompok Kerja Guru (KKG) adalah sebuah forum/organisasi atau perkumpulan guru-guru mata pelajaran yang mempunyai kegiatan khusus memberikan informasi-informasi pendidikan dalam rangka meningkatkan kualitas pribadi guru dalam proses belajar mengajar.


 


Bab 2 - 3- 4- 5-lampiran menyusul.

atau klik pojok kanan atas "CARA MENDAPATKAN FILE" atau klik pojok kanan atas "DOWNLOAD".
pengin cepet.... hub. 081327121707 (sms only)