Lencana Facebook

banner image

Wednesday 22 January 2014

PTK PENJAS : PENINGKATAN PROSES PEMBELAJARAN GERAK DASAR MELALUI PENDEKATAN BERMAIN TERHADAP KEMAMPUAN LOMPAT JAUH SISWA KELAS IV SD NEGERI ………………….. KECAMATAN ……………. KABUPATEN ………………….



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Pendidikan jasmani merupakan suatu proses pembelajaran melalui aktivitas jasmani yang dirancang dan disusun secara sistematik untukmeningkatkan kebugaran jasmani. Mengem...........n keterampilan motorik, pengetahuan dan prilaku hidup sehat dan aktif, sikap sportif serta kecerdasan emosi. Tujuan yang ingin dicapai dalam pendidikan jasmani adalah pengembangan individu secara menyeluruh. Artinya, cakupan pendidikan jasmani tidak hanya pada aspek jasmani saja tetapi juga aspek kognitif, afektip dan psikomotor selain itu pendidikan jasmani juga mencakup aspek mental, emosional, sosial dan spritual. Salah satu masalah utama dalam Penjas di Indonesia dewasa ini ialah belum efektifnya pengajaran Penjas di sekolah-sekolah. Hal ini disebabkan beberapa faktor diantaranya terbatasnya sarana dan prasarana yang digunakan untuk mendukung proses pembelajaran Penjas dan terbatasnya kemampuan guru Penjas untuk melakukan inovasi dalam pembelajaran Penjas.
Fenomena itulah yang saat ini terjadi di SD Negeri ........... yang mana kemampuan peserta didik dalam melakukan gerak dasar lompat sangat kurang.Menurut hasil pengamatan peneliti, rendahnya kemampuan gerak dasar di kelas IV SD Negeri ........... tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya yaitu: (1) Siswa terlihat kurang memperhatikan saat pelajaran Penjas. (2) Terbatasnya sarana dan prasarana Penjas. (3) Guru kurang kreatif menciptakan modifikasi alat-alat untuk pembelajaran Penjas. (4) Guru kesulitan dalam menemukan metode pembelajaran bermain yang tepat untuk meningkatkan kemampuan gerak dasar siswa.
Salah satu pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa sekolah dasar adalah pendekatan bermain, seperti dijelaskan oleh Djumaidir (2007: 11:31) “dunia anak lebih dekat dengan situasi permainan dari pada yang seruis, didalam pembelajaran banyak disajikan variasi-variasi supaya tidak mudah jenuh sebab siswa kerap kali juga cepat bosan melaksanakan kegiatannya”
Agar pembelajaran Penjas khususnya materi gerak dasar lompat dapat berhasil, maka harus diciptakan lingkungan yang kondusif diantaranya dengan cara memodifikasi alat dan menciptakan metode-metode pembelajaran yang menyenangkan. Dilihat dari karakteristik anak, dunia anak adalah dunia bermain.Siswa SD/MI yang masih tergolong anak-anak bentuk aktivitasnya cenderung berupa permainan. Seperti pada saat jam istirahat mereka sangat antusias untuk melakukan bermacam-macam bentuk permainan. Tanpa disadari mereka sering bermain dengan melakukan gerakan-gerakan dasar dalam cabang olahraga.
Agar kompetensi pembelajaran pendidikan jasmani dapat terlaksana sesuai pedoman, maksud dan tujuan sebagaimana yang ada dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) maka pendidikan jasmani harus mampu membuat pembelajaran yang efektif dan menyenangkan. Pembelajaran yang efektif adalah pengajaran yang reflektif yaitu menggunakan pendekatan modern sebagai pengganti pengajaran tradisional. Oleh sebab itu ada pendekatan, maupun variasi modifikasi dalam pembelajaran. Salah satu  pokok bahasan dalam pendidikan jasmani sekolah dasar adalah gerak dasar lompat, karena setiap pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah pasti banyak menggunakan gerakan melompat. Modifikasi pembelajaran melompat sangat penting karena banyak siswa yang malas melaksanakan kegiatan tersebut pada saat pembelajaran. Agar standar kompetensi pembelajaran pendidikan jasmani dapat terlaksana sesuai dengan pedoman, maksud dan juga tujuan sebagaimana yang ada dalam kurikulum, maka guru pendidikan jasmani harus mampu membuat pembelajaran yang efektif dan menyenangkan. Oleh karena itulah penulis melakukan penelitian dengan judul Efektivitas Pembelajaran Gerak Dasar Melalui Pendekatan Bermain Terhadap Kemampuan Lompat Jauh Gaya Jongkok Siswa Kelas IV SD Negeri ............
Dengan adanya kurikulum tingkat satuan pendidikan yang merupakan pedoman bagi guru dan merupakan bahan kegiatan dalam pembelajaran, maka peserta didik perlu mempelajari dan melaksanakannya untuk mencapai tujuan yang sudah dirumuskan. Untuk mencapai tujuan tersebut bukanlah hal yang mudah. Adapun permasalahan-permasalahan yang muncul di lapangan adalah sebagai berikut:
1.      Peserta didik terlihat lambat dalam penguasaan pembelajaran penjas terutama penguasaan gerak dasar lompat jauh gaya jongkok.
2.      Terbatasnya sarana dan prasarana Penjas.
3.      Metode pembelajaran atletik khususnya lompat jauh gaya jongkok yang menggunakan metode lama atau tradisional sehingga anak kurang tertarik mengikuti pembelajaran.
4.      Kurangnya pemahaman peserta didik tentang arti pentingnya tubuh bugar dan sehat, sehingga mereka mengikuti pendidikan jasmani hanya sekedar ikut dan memperoleh nilai.
5.      Guru kurang kreatif menciptakan modifikasi alat-alat untuk pembelajaran Penjas.
6.      Latar belakang pendidikan guru yang mengajar penjas yang bukan guru penjas
Dari identifikasi masalah di atas, peneliti bermaksud meningkatkan pembelajaran lompat jauh dengan  menggunakan metode pendekatan bermain. Bermain bagi anak mampu meningkatkan afiliasi dengan teman sebaya, mengurangi tekanan, meningkatkan perkembangan kognitif, meningkatkan daya eksplorasi, memberi tempat berteduh yang aman bagi  perilaku yang secara potensial berbahaya. Permainan meningkatkan kemungkinan bahwa anak-anak akan berkomunikasi dan berinteraksi dengan satu sama lain. Selama interaksi ini, anak-anak mempraktekkan peran yang mereka laksanakan dalam hidup masa depannya.
Bermain juga dimaksudkan untuk membangun suasana belajar yang dinamis, penuh semangat, dan antusiasme. Karakteristik permainan adalah menciptakan suasana belajar yang menyenangkan (fun) serta serius tapi santai (sersan). Bermain digunakan untuk penciptaan suasana belajar dari pasif ke aktif, dari kaku menjadi gerak (akrab), dan dari jenuh menjadi riang (segar). Metode ini diarahkan agar tujuan belajar dapat dicapai secara efisien dan efektif dalam suasana gembira meskipun membahas hal-hal yang sulit atau berat.Sebaiknya bermain digunakan sebagai bagian dari proses belajar, bukan hanya untuk mengisi waktu kosong atau sekedar permainan. Bermain sebaiknya dirancang menjadi suatu ‘aksi’ atau kejadian yang dialami sendiri oleh peserta, kemudian ditarik dalam proses refleksi untuk menjadi hikmah yang mendalam (prinsip, nilai, atau pelajaran-pelajaran). Wilayah perubahan yang dipengaruhi adalah ranah sikap-nilai.
B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang dan alasan memilih judul tersebut, maka permasalahan yang dimunculkan adalah sebagai berikut: Apakah dengan  pendekatan bermain dapat meningkatkan minat dan kemampuan lompat jauh pada siswa kelas IV SD Negeri ........... tahun pelajaran 2012/2013.
C.    Tujuan Penelitian
Berawal dari permasalahan tersebut di atas, penulis bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pembelajaran lompat jauh melalui pendekatan bermain dapat meningkat. Dengan pendekatan bermain diharapkan dapat meningkatkan minat dan kemampuan gerak siswa, serta dengan pendekatan bermain dapat menarik dan menumbuhkan motivasi serta menjadikan rasa senang  pada semua siswa untuk mengikuti pembelajaran lompat jauh. Sehingga terjadi peningkatan kemampuan aktivitas lompat jauh pada siswa kelas IV SD Negeri ........... tahun pelajaran 2012/2013.
D.    Manfaat Penelitian 
1.   Secara teoritis
Secara umum hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan kepada pembelajaran penjas khususnya yang berkaitan dengan peningkatan pembelajaran lompat jauh.
2.   Secara praktis
a.       Bagi sekolah :
Dapat meningkatkan pemberdayaan metode ini agar kemampuan  siswa lebih baik dan perlu dicoba untuk diterapkan pada mata pelajaran yang lain.
b.   Bagi guru :
1)      Dapat dijadikan referensi dalam melaksanakan proses pembelajaran
2)      Dapat menjadi bahan masukan dalam mengambil keputusan tentang pembelajaran atau perbaikan pembelajaran.
3)      Dapat menjadi bahan pertimbangan bagi guru penjas dalam menyusun program pembelajaran penjas selanjutnya.
c.   Bagi siswa :
1)      Dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran lompat jauh
2)      Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk ikut serta dalam penilaian atas diri sendiri   

Konfirmasi file secara utuh, silahkan hub. 081327121707 (SMS only)
Mohon tidak disadur secara utuh, hanya sebagai referensi penulisan. Terima kasih atas kerjasamanya.

PTK PAI : UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MELALUI METODE BERMAIN PERAN SISWA KELAS 3 SD NEGERI ……………………………… TAHUN PELAJARAN ………….



BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang Masalah
Prestasi belajar Pendidikan Agama Islam merupakan hasil yang harus dicapai anak didik dalam menerima dan memahami serta mengamalkan materi pelajaran Pendidikan Agama Islam yang diberikan oleh guru atau orang tua berupa Pendidikan Agama Islam di lingkungan sekolah dan keluarga serta masyarakat, sehingga anak memiliki potensi dan bakat sesuai yang dipelajarinya sebagai bekal hidup di masa mendatang, mencintai negaranya, kuat jasmani dan ruhaninya, serta beriman dan bertakwa kepada Allah SWT, memiliki solidiritas tinggi terhadap lingkungan sekitar. Seorang pendidik, baik orangtua maupun guru hendaknya mengetahui betapa besarnya tanggung-jawab mereka di hadapan Allah ‘azza wa jalla terhadap pendidikan putra-putri Islam
Dalam kegiatan belajar mengajar yang berlangsung telah terjadi interaksi yang bertujuan. Guru dan anak didiklah yang menggerakannya. Interaksi yang bertujuan itu disebabkan gurulah yang memaknainya dengan menciptakan lingkungan yang bernilai edukatif demi kepentingan anak didik dalam belajar. Guru ingin memberikan layanan yang terbaik bagi anak didik, dengan menyediakan lingkungan yang menyenangkan dan menggairahkan. Guru berusaha menjadi pembimbing yang baik dengan peranan yang arif dan bijaksana, sehingga tercipta hubungan dua arah yang harmonis antara guru dengan anak didik.
Agar hasil ini dapat optimal, guru dituntut untuk mengubah peran dan fungsinya menjadi fasilitator, mediator, mitra belajar anak didik, dan evaluator. Ini berarti, guru harus menciptakan interaksi pembelajaran yang demokratis dan dialogis antara guru dengan anak didik, dan anak didik dengan anak didik [2]
SD IT Bina Insan Kamil Sidareja merupakan sekolah dasar yang bercirikan Islam dalam proses pembelajarannya masih banyak yang menggunakan metode ceramah, siswa banyak yang terlihat tidak antusias dan terkesan memaksakan diri dalam menerima materi. Kejenuhan dengan menggunakan metode ceramah membuat prestasi belajar yang didapat juga mengalami penurunan.
 Dalam kegiatan belajar mengajar tidak semua anak didik mampu berkonsentrasi. Daya serap anak didik terhadap bahan yang diberikan juga bermacam-macam, ada yang cepat, ada yang sedang, dan ada yang lambat. Faktor intelegensi mempengaruhi daya serap anak didik terhadap bahan pelajaran yang diberikan oleh guru. Cepat lambatnya penerimaan anak didik terhadap bahan pelajaran yang diberikan menghendaki pemberian waktu yang bervariasi, sehingga penguasaan penuh dapat tercapai.
Terhadap perbedaan daya serap anak didik sebagaimana tersebut di atas, memerlukan strategi pengajaran yang tepat. Metodelah salah satu jawabannya. Untuk sekelompok anak didik boleh jadi mereka mudah menyerap bahan pelajaran bila guru menggunakan metode tanya jawab, atau ceramah tetapi untuk sekelompok anak didik yang lain mereka lebih mudah menyerap bahan pelajaran bila guru menggunakan metode bermain peran. Dengan menghayati beberapa peran yang dimainkan para siswa diharapkan mampu untuk mengingat materi yang disampaikan.
Dengan interaksi pembelajaran yang mengemas nilai-nilai tersebut dapat membuat pembelajaran lingking (link and math atau life skill) dan delinking (pemutusan lingkungan negatif), diversifikasi kurikulum, pembelajaran kontekstual, kurikulum berbasis kompetensi, dan otonomi pendidikan pada tingkat sekolah taman kanak-kanak dengan manajemen berbasis sekolah, dan bertujuan untuk mengupayakan fondasi dan mengembangkan anak untuk memiliki kemampuan yang utuh.
Salah satu metode pembelajaran yang aktif adalah metode bermain peran. Metode bermain peran menurut Martinis Yamin adalah metode yang melibatkan interaksi antara dua siswa atau lebih tentang suatu topik atau situasi [3].
Pelaksanaan pembelajaran  menggunakan metode bermain peran di SD IT Bina Insan Kamil dilaksanakan dengan merencanakan proses pembelajaran dahulu yaitu dengan membuat rencana proses pembelajaran (RPP). Prose pembelajaran yang berlangsung sangat aktif dan membuat siswa mudah untuk menangkap materi yang diajarkan ini ditandai dengan meningkatnya prestasi yang diperoleh.
Pada dasarnya dalam kehidupan suatu bangsa, faktor pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting untuk menjamin perkembangan dan kelangsungan hidup bangsa tersebut. Secara langsung maupun tidak langsung pendidikan adalah suatu usaha sadar dalam menyiapkan pertumbuhan dan perkembangan anak melalui kegiatan, bimbingan, pengajaran dan pelatihan bagi kehidupan dimasa yang akan datang. Tentunya hal ini merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah, anggota masyarakat dan orang tua. Untuk mencapai keberhasilan ini perlu dukungan dan partisipasi aktif yang bersifat terus menerus dari semua pihak.
Guru mengemban tugas yang berat untuk tercapainya tujuan pendidikan nasional yaitu meningkatkan kualitas manusia Indonesia, manusia seutuhnya yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, berdisiplin, bekerja keras, tangguh, bertanggung jawab, mandiri, cerdas dan terampil serta sehat jasmani dan rohani, juga harus mampu menumbuhkan dan memperdalam rasa cinta terhadap tanah air, mempertebal semangat kebangsaan dan rasa kesetiakawanan sosial. Sejalan dengan itu pendidikan nasional akan mampu mewujudkan manusia-manusia pembangunan dan membangun dirinya sendiri serta bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.
Berhasilnya tujuan pembelajaran ditentukan oleh banyak faktor diantaranya adalah faktor guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar, karena guru secara langsung dapat mempengaruhi, membina dan meningkatkan kecerdasan serta keterampilan siswa. Untuk mengatasi permasalahan di atas dan guna mencapai tujuan pendidikan secara maksimal, peran guru sangat penting dan diharapkan guru mampu menyampaikan semua mata pelajaran yang tercantum dalam proses pembelajaran secara tepat dan sesuai dengan konsep-konsep mata pelajaran yang akan disampaikan.
Dengan menyadari kenyataan tersebut di atas, maka dalam penelitian ini penulis mengambil judul “Meningkatkan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Melalui Metode Bermain Peran Siswa Kelas 3 SD Negeri .................... Tahun Pelajaran ............

B.       Definisi Operasional
Agar tidak terjadi salah persepsi dan penafsiran dalam menerapkan arti tiap suku kata terhadap judul penelitian ini, maka perlu didefinisikan hal-hal sebagai berikut :
1.    Meningkatkan Prestasi Belajar PAI
Meningkatkan adalah menaikkan (derajat, taraf dan sebagainya).[4] Yang dimaksud kata meningkatkan dalam penelitian ini adalah meningkatkan prestasi belajar PAI setelah menggunakan metode bermain peran. Kata prestasi diartikan sebagai hasil yang telah dicapai, dilakukan,dikerjakan dan sebagainya. Jadi prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru, sedangkan PAI (Pendidikan Agama Islam) yang akan diteliti adalah mata pelajaran ahlak. Akhlak  adalah bagian dari mata pelajaran pendidikan agama Islam yang memberikan bimbingan kepada peserta didik agar memahami, menghayati serta mengamalkan ajaran-ajaran Islam dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
2.    Materi Akhlak Terpuji
Materi akhlak terpuji dapat diambil pengertian adalah bahan ajar mengenai segala macam perilaku atau perbuatan baik yang tampak dalam kehidupan sehari-hari
3.    Metode Bermain Peran
Metode bermain peran adalah metode yang melibatkan interaksi antara dua siswa atau lebih tentang suatu topik atau situasi. Siswa melakukan peran masing-masing dengan tokoh yang ia lakoni, mereka berinteraksi sesama mereka melakukan peran terbuka.[5]
Jadi yang  dimaksud judul skripsi di atas yaitu Meningkatkan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Melalui Metode Bermain Peran Siswa Kelas 3 SD Negeri .................... Tahun Ajaran ........... adalah usaha yang dilakukan guru dalam rangka meningkatkan prestasi belajar PAI dengan adalah bahan ajar mengenai segala macam perilaku atau perbuatan baik yang tampak dalam kehidupan sehari-hari dan cara mengimplementasikan  metode bermain peran dalam pembelajaran secara komprehensif dan sistematis di Kelas 3 SD Negeri .....................


C.      Rumusan Masalah
Bertitik tolak dari latar belakang di SD Negeri .................... yang gurunya masih banyak menggunakan pembelajaran dengan metode klasik atau ceramah, keadaan tersebut membuat penulis tertarik untuk menggunakan metode pembelajaran yang aktif yaitu dengan metode bermain peran. Dan permasalahan-permasalahan yang akan diteliti oleh penulis adalah:
1.      Bagaimana peningkatan aktivitas belajar siswa dengan metode bermain peran di SD Negeri .................... pada siswa kelas 3 tahun pelajaran ...........?
2.      Bagaimana peningkatan prestasi pendidikan setelah dilaksanakan pembelajaran dengan metode bermain peran di SD Negeri .................... pada siswa kelas 3 tahun pelajaran ...........?

D.      Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan di atas, pelaksanaan penelitian ini bertujuan untuk:
1.    Dapat menerapkan metode bermain peran pada pembelajaran pendidikan agama Islam di kelas 3 SD Negeri .................... tahun pelajaran ............
2.    Mengetahui peningkatan aktivitas dan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam setelah diterapkannya metode bermain peran  pada siswa kelas 3 SD Negeri .................... tahun pelajaran ...........


E.       Kegunaan Penelitian
Adapun maksud penulis mengadakan penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai:
1.    Menambah pengetahuan dan wawasan penulis tentang peranan guru Pendidikan Agama Islam dalam meningkatkan pemahaman siswa belajar Pendidikan Agama Islam.
2.    Sumbangan pemikiran bagi guru Pendidikan Agama Islam dalam mengajar dan meningkatkan pemahaman siswa dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam.
3.     Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan metode pembelajaran yang dapat memberikan manfaat bagi siswa sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

F.       Telaah Pustaka
Dalam telaah pustaka ini, penulis akan mendeskripsikan beberapa buku dan karya skripsi yang ada relevansinya dengan judul skripsi Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Melalui Metode Bermain Peran Siswa Kelas 3 SD Negeri .................... Tahun Ajaran ........... antara lain :
1.      Buku dengan judul Strategi Pembelajaran Aktif karya Hisyam Zaini, Bermawy Munthe dan Sekar Ayu Aryani penerbit Pustaka Insan Madani Yogyakarta tahun 2008. Mengupas tentang bermacam-macam metode aktif dalam pembelajaran di kelas dan langkah-langkah dalam melaksanakan metode tersebut.
2.      Judul buku Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah dan Masyarakat karya Abdurrahman An Nahlawi penerbit Gema Insani Press tahun 1995 Jakarta. Buku tersebut berisikan tentang konsepsi Islam tentang pendidikan, dasar-dasar pendidikan Islam, Peran Akidah dalam pendidikan awal, media pendidikan Islam, dan beberapa metode pendidikan dalam Islam.
3.      Buku karya Drs.H. Martinis Yamin, M.Pd dengan judul Desain Pembelajaran Berbasis Tingkat Satuan Pendidikan GP Press Jakarta tahun 2007 berisikan tentang berbagai metode-metode pembelajaran yang aktif.
4.      Skripsi dengan Judul Metode Bermain Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Kreatif SD Muhammadiyah I Gombong karya Efi Nurjanah Sekolah Tinggi Agama Islam (STAIN) Purwokerto tahun 2011. Penelitian skripsi tersebut tentang metode bermain dalam keseluruhan materi pembelajaran baik aqidah, ibadah maupun hafalan doa harian. Pelaksanaan pembelajaran dengan situasi di luar ruangan dengan tidak terlalu menekankan pada pokok materi karena dengan metode bermain membuat anak lebih bisa menguasai materi. Penerapan metode bermain dalam pembelajaran PAI disekolah kreatif SD Muhammadiyah I Gombong lebih banyak digunakan pada apersepsi dan closing. Dari hasil penelitian yang diperoleh penerapan metode bermain dalam pembelajaran PAI sudah cukup baik dan berhasil hal ini tergambar dengan ragam permainan yang digunakan. Penelitian yang dilaksanakan oleh saudara Efi Nurjanah lebih menekankan pada proses pembelajaran di luar kelas dengan metode bermain sedangkan penelitian yang dilakukan oleh penulis lebih menekankan di dalam kelas dengan metode bermain peran.
5.      Skripsi dengan judul Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPS Materi Mengenal Cara Menghadapi Bencana Alam Melalui Penerapan Metode Bermain Peran Pada Siswa Kelas VI Sekolah Dasar Negeri Pangawaren 04 Kecamatan Karangpucung Kabupaten Cilacap oleh Atik Andriyani Universitas Terbuka Fakultas FKIP tahun 2012. Tujuan dari penelitian tindakan kelas dari saudara Atik adalah untuk memperbaiki pembelajaran sebelumnya sehingga prestasi dan motivasi belajar siswa dapat meningkat dimana pada proses pembelajaran sebelumnya hanya dilakukan sengan metode ceramah saja. Hasil yang diperoleh dari penelitian dengan menempuh tiga siklus  tersebut adalah mencapai 93,55% dari kriteria yang ditetapkan sebesar 85%, sehingga dapat diambil kesimpulan dari penelitian tersebut adalah penerapan metode bermain peran pada proses pembelajaran IPS materi mengenal cara menghadapi bencana alam terbukti mampu meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa. Dengan penelitian yang dilakukan penulis adalah hampir sama hanya materi pembelajaran yang diteliti yang berbeda yaitu penulis dengan materi aqidah akhlak dan kelas yang berbeda yaitu kelas 3.
G.      Sistematika Penulisan
Dalam penelitian ini sistematika penulisan terdiri dari tiga bagian yaitu bagian awal, bagian isi dan bagian akhir. Bagian awal skripsi terdiri dari lembar judul, Lembar pernyataan keaslian, Halaman nota pembimbing, Halaman pengesahan, Halaman motto, Abstrak, Kata pengantar, Daftar isi, Halaman daftar table, Halaman daftar lampiran
Sedangkan bagian isi skripsi terdiri dari lima bab, secara terperinci sebagaimana dijelaskan di bawah ini :
Bab Satu berupa Pendahuluan, yang terdiri dari Latar Belakang Masalah, Definisi Operasional, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian, Telaah Pustaka, Sistematika Penulisan
Bab Dua berupa Landasan Teori yang terdiri dari pengertian Prestasi  Belajar  PAI, Konsep Dasar Metode Pembelajaran, Konsep Dasar Metode Bermain Peran, dan Penerapan Metode Bermain Peran dalam Pembelajaran PAI.
Bab Tiga berupa Metodologi Penelitian yang berisikan penjelasan mengenai Jenis Penelitian, Tempat dan Waktu Penelitian, Subjek Penelitian, Variabel Penelitian, Metode Pengumpulan Data, Teknik Pengumpulan Data , dan Hipotesis.
Bab Empat berupa  Hasil Penelitian dan Pembahasan, yang berisikan Gambaran Umum Lokasi Penelitian, dan Hasil Penelitian
Bab Lima, berupa Kesimpulan Dan Saran, yang menjelaskan tentang Kesimpulan, dan Saran
Sedangkan bagian akhir berupa Daftar Pustaka, serta Lampiran-lampiran.




[2] Muhammad, Guru Dalam Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algesindon, 1996), hlm.54.
[3] Martinis Yamin, Desain Pembelajaran Berbasis Tingkat Satuan Pendidikan, (Jakarta: GP Press, 2007), hlm.166.
[4] Suharso dan Ana Retnoningsih, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Semarang: Widya Karya, 2009), hlm. 574
[5] Martinis Yamin, Desain Pembelajaran Berbasis Tingkat Satuan Pendidikan(Jakarta : Gaung  Persada Press, 2007), hlm.166.


Konfirmasi file secara utuh, silahkan hub. 081327121707 (SMS only)
Mohon tidak disadur secara utuh, hanya sebagai referensi penulisan. Terima kasih atas kerjasamanya.