Lencana Facebook

banner image

Saturday 26 October 2013

PTS : ILMU KEPADA AN UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN TENAGA PUSTAKAWAN DALAM MENINGKATKAN MINAT BACA SISWA DI SD NEGERI ................ KECAMATAN ................ KABUPATEN .................




BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Perpustakaan merupakan salah satu sarana pembelajaran yang dapat menjadi sebuah kekuatan untuk mencerdaskan bangsa. Perpustakaan mempunyai peranan penting sebagai jembatan menuju penguasaan ilmu pengetahuan yang sekaligus menjadi tempat rekreasi yang menyenangkan dan menyegarkan. Perpustakaan memberi kontribusi penting bagi terbukanya informasi tentang ilmu pengetahuan. Sedangkan perpustakaan merupakan jantung bagi kehidupan aktifitas akademik, karena dengan adanya perpustakaan dapat diperoleh data atau informasi yang dapat digunakan sebagai dasar pengembangan ilmu pengetahuan. Untuk memperbaiki kondisi tersebut, perpustakaan harus menjadi sarana aktif/interaktif dan menjadi tempat dihasilkannya berbagai hal baru.
Untuk mewujudkan kondisi perpustakaan sesuai dengan fungsi dan peranannya maka perpustakaan harus dirubah sistem operasionalnya dari perpustakaan manual/tradisional menjadi perpustakaan yang berbasis pada teknologi informasi dan komunikasi (Perpustakaan digital). Dengan menerapkan teknologi informasi dan komunikasi diharapkan setiap perpustakaan secara bertahap dapat mengejar ketinggalannya dari perpustakaan-perpustakaan yang lebih maju dan lebih modern serta dapat mengoptimalkan fungsi perpustakaan bagi masyarakat. Selain hal tersebut diperlukan suatu manajemen pengelolaan yang sesuai dengan standar internasional dalam mengelola perpustakaan. Karena tanpa manajemen yang baik pekerjaan tidak akan berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan.
Dasar pengembangan sebuah perpustakaan harus dilakukan berdasarkan kebijakan dari lembaga penaung, kecuali jika perpustakaan tersebut bersifat independen. Dasar utama yang harus menjadi landasan adalah visi dan misi lembaga. Perpustakaan harus berperan mendukung tercapainya visi dan misi ini. Ada anggapan yang salah yaitu menganggap perpustakaan sekolah hanya diperuntukkan bagi siswa saja, yang sebenarnya perpustakaan sekolah diperuntukkan bagi seluruh arga sekolah atau stakeholder. Berbagai upaya reformasi di bidang pendidikan oleh pemerintah baik pengembangan kurikulum, peningkatan kompetensi pendidik, profesional tenaga kependidikan dan pengembangan sarana prasarana, pada akhirnya bertujuan  meningkatkan mutu pendidikan.
Rendahnya mutu pendidikan di berbagai jenjang pendidikan dan satuan pendidikan adalah merupakan permasalahan yang dihadapi pemerintah dewasa ini. Dalam hal ini pemerintah telah berupaya meningkatkan mutu pendidikan, misalnya dengan mengganti Kurikulum 1994 dengan Kurikulum 2006 atau lebih dikenal dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi dengan KTS- nya (Kurikulu Tingkat Satuan Pendidikan). Salah satu faktor penyebab rendahnya mutu pendidikan adalah penyelenggaraan pendidikan dengan menggunakan pendekatan education production function  (input-output analysis tidak dilaksanakan dengan konsekuen).
Pendekatan ini beranggapan mutu pendidikan akan mengungkap secara otomatis apabila input (masukan) seperti pendidik, tenaga kependidikan, buku, media pembelajaran dan sarana prasarana pendidikan dipenuhi. Dalam, kenyataannya peningkatan mutu pendidikan tidak seperti yang diharapkan. Permasalahannya pendekatan education production function kurang memperhatikan proses pendidikan, tetapi hanya beranggapan lembaga pendidikan hanya berfungsi sebagai pusat produksi.
Berdasarkan pengamatan peneliti di SD Negeri ................, permasalahan yang dihadapi dalam rangka peningkatan minat baca siswa di perpustakaan sekolah adalah rendahnya kemampuan tenaga pustakawan dalam mengelola perpustakaan secara profesional. Untuk mengatasi keadaan tersebut, maka kepala sekolah selaku pemegang manajemen di sekolah memutuskan untuk mengadakan penelitian tindakan sekolah sebagai upaya peningkatan kemampuan tenaga pustakawan dalam meningkatkan minat baca siswa di SD Negeri ................ Kecamatan ................ Kabupaten .................
[

B.     Identifikasi  Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat diperoleh suatu pengamatan dan analisis mengenai apa yang menyebabkan kekurangmampuan tenaga perpustakaan sehingga muncul identifikasi masalah diantaranya sebagai berikut :
1.   Kurangnya pengetahuan tenaga pustakawan dalam mengelola perpustakaan di SD Negeri .................
2.   Kurangnya fasilitas pendukung sarana perpustakaan yang ada sehingga kinerja tenaga pustakawan dalam mengelola perpustakaan kurang maksimal.
3.   Tidak adanya pelatihan-pelatihan tenaga pustakawan yang diadakan khusus dan rutin setiap bulannya.

C.    Pembatasan Masalah
Dari beberapa identifikasi permasalahan di atas penulis membatasi permasalahan yang akan diteliti oleh penulis yaitu upaya meningkatkan tenaga pustakawan terhadap minat baca siswa di kelas V SDN ................ dengan pelaksanaan pembinaan kepala sekolah..

D.    Rumusan Masalah
Dengan mengacu pada fenomena yang ada berdasarkan judul, latar belakang serta identifikasi masalah di atas maka fokus masalah penulis adalah Bagaimana meningkatan kemampuan tenaga pustakawan terhadap minat baca siswa di kelas V SDN ..................Kecamatan ................ Kabupaten ................ Tahun Pelajaran ................?

E.     Tujuan Penelitian
Sesuai fokus masalah yang telah dikemukakan tadi, maka penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan tugas dan fungsi tenaga perpustakaan dan tanggung jawabnya dalam mengelola perpustakaan dan meningkatkan minat baca siswa melalui pembinaan kepala sekolah.

F.     Manfaat Penelitian
1.   Manfaat Teoritis
Secara teoritis manfaat penelitian ini adalah untuk meningkatan kemampuan tenaga pustakawan  SDN ................ Kecamatan ................ Kabupaten .................
2.   Manfaat Praktis
a.   Bagi Peneliti
Menambah dan memperluas pengetahuan tentang proses pembinaan kepala sekolah terhadap tenaga pustakawan.
b.   Bagi Tenaga Pustakana
Mengembangkan wawasan, masukan dan sumbangan pemikiran kepada pihak sekolah tentang cara-cara meningkatkan minat baca siswa sehingga dapat dilaksanakan dan dikembangkan demi peningkatan mutu di SD Negeri Bantrmangu 04 Kecamatan ................ Kabupaten .................

G.    Definisi Istilah
Untuk menghindari terjadinya kesalahan menafsirkan judul, perlu memberikan penjelasan terhadap istilah yang dipakai dalam judul ini yaitu :
1.   Upaya
Menurut kamus lengkap bahasa Indonesia, upaya adalah usaha atau syarat untuk menyampaikan suatu maksud. Upaya juga diartikan sebagai usaha untuk melakukan suatu hal atau kegiatan yang bertujuan.
2.   Meningkatkan
Meningkatkan adalah suatu usaha menaikkan derajat atau taraf mempertinggi. (Tim Penyusun Kamus Bahasa Indonesia, 2003: 1198). Dapat pula diartikan sebagai usaha perubahan atau pengembangan sesuatu untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Dalam kegiatan belajar mengajar pengertian meningkatkan merupakan perkembangan pada diri siswa dari tidak tahu menjadi tahu di dalam menguasai ilmu pengetahuan tertentu


3.   Kemampuan
   Kemampuan yang dimaksud adalah gambaran hakikat kualitatif dari perilaku seseorang dalam memecahkan masalah  dan upaya untuk melakukan tindakan dalam mengidentifikasi berbagai faktor yang akan berpengaruh terhadap ketercapaian tujuan yang akan dicapai (KKKBI : 21)
4.   Tenaga Pustakawan
Seseorang yang ditunjuk khusus untuk mengelola perpustakaan yang dipercayakan kepadanya.












PTS : PELAKSANAAN SUPERVISI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU KELAS IV, V DAN VI DALAM MEMBERDAYAKAN LINGKUNGAN SEKOLAH SEBAGAI SUMBER BELAJAR?



BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Tingkat kepedulian masyarakat terhadap lingkungan tercermin dari kondisi lingkungan disekitar yang telah mengalami kerusakan alam dan pencemaran lingkungan. Untuk lebih meningkatkan rasa kesadaran, tanggung jawab serta kepedulian terhadap lingkungan, perlu ditanamkan pendidikan lingkungan sejak dini, yaitu melalui pendidikan berbudaya lingkungan di Sekolah Dasar. Gagasan pemerintah untuk menerapkan Pendidikan Lingkungan Hidup sebagai muatan lokal ditingkat SD hingga SMA merupakan salah satu usaha dalam meningkatkan kepedulian terhadap lingkungan.
Oleh sebab itu telah dilakukan penelitian deskriptif yang terdiri dari 2 tahap yaitu analisa kurikulum dan, observasi lapangan untuk memperoleh data yang meliputi model pembelajaran, media pembelajaran, kendala pelaksanaan pembelajaran lingkungan hidup, dan fasilitas sekolah yang menunjang pembelajaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran lingkungan hidup belum terlaksana secara maksimal karena beberapa permasakahan yang dialami oleh para guru sekolah dasar. Agar pembelajaran lingkungan hidup dapat terlaksana secara maksimal, maka sebagai tindak lanjut dilakukan kegiatan sosialisasi dan lokakarya terhadap guru-guru sekolah dasar dalam meningkatkan proses pembelajaran lingkungan hidup serta pemberdayaan sumber daya manusia.
Sebagai contoh, sebagian siswa SLTP dan SMU yang menggemari petualangan melakukan kegiatan pendakian di berbagai gunung, kemudian menorehkan identitas mereka di pohon-pohon dengan menggunakan pisau, menyemprotkan cat (pilox) di bebatuan dan gua-gua; kemudian membawa pulang beberapa tangkai edelwise sebagai persembangan kepada teman-teman "dekat". Sebagian lagi memodifikasi knalpot sepeda motor yang dikendarai sehingga terdengar raungan yang memekakkan telinga dan mengepulkan asap yang memedihkan mata. Berbagai perilaku siswa yang mengarah pada perusakan lingkungan semestinya dapat dikendalikan karena mereka telah memperoleh materi lingkungan, yang terintegrasikan ke dalam berbagai bidang studi. Di jenjang sekolah dasar, materi lingkungan terintegrasikan ke dalam mata pelajaran IPA dan IPS; demikian juga di jenjang SLTP, materi lingkungan terintegrasi ke dalam mata pelajaran IPA-Biologi, IPA-Fisika, IPA-Geografl, dan IPS-Ekonomi; sedangkan di jenjang SMU, materi lingkungan terintegrasi ke dalam mata pelajaran Biologi dan Sosiologi.
Dalam era globalisasi sekarang ini negara mengalami persaingan yang luar biasa dalam berbagai bidang. Antara lain dalam bidang perniagaan, industri, ilmu pendidikan dan berbagai dimensi lain, baik pembangunan fisik maupun pembangunan sepiritual. Dalam upaya menjawab tantangan ini perkembangan sumber daya diproritaskan. Perkembangan sumber daya yang diprioritasakan adalah perkembangan sumber daya manusia. Salah satu cara untuk meningkatkan sumberdaya manusia dapat melalui pendidikan.
Pendidikan merupakan suatu proses yang sangat penting untuk meningkatkan kecerdasan, keterampilan, mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian, dan mempertebal semangat kebersamaan agar dapat membangun diri sendiri dan besama-sama membangun bangsa. Disamping itu pendidikan merupakan masalah yang penting bagi manusia, karena pendidikan menyangkut kelangsungan hidup manusia. Manusia muda tidak hanya cukup tumbuh dan berkembang dengan dorongan insting saja, melainkan perlu bimbingan dan dorongan dari luar dirinya (pendidikan) agar ia menjadi manusia purna. Menurut undang- undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional Bab I pasal 1 menyatakan;
Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara Begitu pentingnya pendidikan bagi diri sendiri, Masyarakat maupun bangsa dan negara, sebagai wujud perhatian negara Republik Indonesia, maka pemerintah berusaha meningkatkan mutu pendidikan sekarang ini. Peningkatan mutu pendidikan senantiasa disesuaikan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi akan membuat pembangunan bangsa akan menjadi lebih baik dan mampu bersaing dengan negara-negara lain.
Usaha yang dilakukan pemerintah dalam meningkatkan mutu pendidikan antara lain: peningkatan mutu para guru, pembaharuan kurikulum, penambahan berbagai fasilitas belajar, dan sebagainya. Meskipun usaha-usaha tersebut telah dilakukan tetapi masih banyak sekolah-sekolah yang menghasilkan lulusan yang kurang berkualitas. Oleh karena itu pendidikan tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah tetapi juga menjadi tanggung jawab masyarakat, orangtua, guru, dan siswa itu sendiri.
Menurut Ngalim Purwanto (1988: 148) lingkungan pendidikan atau lingkungan belajar dibedakan menjadi 3 golongan. antara lain: lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkuangan masyarakat. Lingkungan belajar tersebut mendukung dan berperan besar dalam keberhasilan perestasi belajar anak didik. Lingkungan keluarga merupakan pusat pendidikan yang utama dan pertama, tetapi juga dapat menjadi faktor kesulitan belajar. Menurut Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono (1991: 81) Lingkungan keluarga terdiri dari tiga faktor yaitu: faktor Orangtua, suasana rumah tangga atau keluarga, dan keadaan ekonomi keluarga. Anak lahir dalam lingkungan keluarga dan dalam pemeliharaan Orangtua. Orangtua disini memikul tugas sebagai pendidik, pemelihara, pengasuh, pembimbing, maupun sebagai guru dan pengasuh bagi Anak-anaknya. Orangtua merupakan contoh terdekat bagi anaknya. Segala perbuatan yang dilakukan tanpa disadari akan ditiru anaknya, untuk itu sikap Orangtua yang bermasalah harus dihindari. Orangtua harus memperhatikan pendidikan, dan perkembangan belajar anaknya. Disamping itu hubungan Orangtua dengan anak sangat berpengaruh dalam kemajuan belajar anak. Yang dimaksud perhatian disini adalah kasih sayang yang penuh perhatian atau kebencian. Kasih sayang, perhatian atau penghargaan kepada anak akan menimbulkan mental yang sehat bagi anak-anaknya.Suasana rumah adalah keadaan lingkungan fisik maupun nonfisik dalam rumah. Suasana rumah yang ramai atau gaduh tidak mungkin anak akan dapat belajar dengan baik, anak akan terganggu konsenterasinya sehingga sulit untuk belajar.
Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang memungkinkan seseorang meningkatkan pengetahuan dan mengembangkan bakat yang dimilikinya. Dikatakan sebagai lembaga pendidikan formal karena diadakan di sekolah atau tempat tertentu dan mempunyai jenjang mulai dari pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Hal itu sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional Bab VI pasal 14. Pendidikan dasar merupakan pendidikan yang bertujuan untuk mengembangkan sikap dan kemampuan serta memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar yang diperlukan untuk hidup dalam lingkungan masyarakat. Dan sekaligus mempersiapkan peserta didik untuk melanjutkan pendidikan ketingkat menengah. Pendidikan dasar ini diselengarakan selama 9 tahun, yang dilaksanakan 6 tahun di Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiah (MI) atau bentuk lain yang sederajat, serta 3 tahun di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTS) atau bentuk lain yang sederajat.
Secara hakikat, hasil sebuah pembelajaran adalah adanya perubahan perilaku. Berbagai fakta menunjukkan, berbagai perilaku siswa yang mengarah pada perusakan lingkungan masih mudah ditemukan. Dengan kata lain, kesadaran lingkungan siswa masih perlu ditingkatkan. Selain itu, permasalahan yang sering ditemukan di sekolah adalah kurangnya persiapan Guru dalam melakukan kegiatan pembelajaran yang masih monoton. Dan dari data yang ada, hanya sekitar 30 % guru yang memiliki kemampuan dalam pemberdayaan lingkungan sekolah, sehingga dampak dari kegiatan proses belajar mengajar di kelas menjadi tidak  menarik dan tidak memotivasi siswa. Permasalahan tersebut timbul dikarenakan minimnya pengetahuan dan kemampuan guru dalam  pemberdayaan lingkungan sekolah sehingga kegiatan pembelajaran yang dilakukan tidak dipersiapkan dan dirancang dengan baik.
Melalui PTS ini diharapkan guru-guru dapat lebih melatih diri dan meningkatkan kemampuan dalam memberdayakan lingkungan sekolah dengan maksimal sehingga secara otomatis jika proses pembelajaran dapat dirancang dengan baik, maka akan menciptakan suasana kelas yang kondusif dan dapat dengan mudah mencapai tujuan pembelajaran dengan mudah dan menyenangkan.

B.   Identifikasi Masalah
         Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah yang muncul dapat diidentifikasikan sebagai berikut:
  1. Guru belum maksimal dalam memberdayakan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar;
  2. Kurangnya supervisi kepala sekolah terhadap pelaksanaan pembelajaran yang menggunakan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar.
  3. Rendahnya motivasi dan kreatifitas guru dalam melaksanakan tugas mengajar;

C. Pembatasan Masalah
Dari masalah-masalah yang telah teridentifikasi seperti disebutkan di atas, maka masalah penelitian dibatasi pada masalah kurangnya kemampuan guru kelas IV, V dan VI dalam memberdayakan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar.

D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah yang telah diuraikan di atas, maka masalah pokok dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:  “Apakah dengan pelaksanaan supervisi dapat meningkatkan kemampuan guru kelas IV, V dan VI dalam memberdayakan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar?”

E.   Tujuan Penelitian
            Penelitian tindakan sekolah ini bertujuan untuk:
(1)        Meningkatkan kemampuan guru IV, V dan VI dalam memberdayakan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar;
(2)        Meningkatkan motivasi, inovasi dan kreatifitas guru melaksanakan tugas mengajar;
(3)        Meningkatkan semangat dan motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran.

F.   Manfaat Penelitian
Penelitian tindakan sekolah ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi kepala sekolah dalam memecahkan masalah guru, meningkatkan motivasi guru dalam melaksanakan tugas-tugasnya sehingga menjadi lebih profesional, meningkatkan prestasi siswa dalam pembelajaran, dan pada akhirnya meningkatkan kinerja dan mutu sekolah secara keseluruhan.
Di samping itu langkah-langkah yang tepat dalam meningkatkan kemampuan guru dalam menyusun dan menggunakan pemberdayaan lingkungan sekolah dapat menjadi acuan dalam menyeselaikan masalah yang sama bagi peneliti lain.

G.  Definisi Istilah
1.   Lingkungan Sekolah sebagai sumber belajar
Keadaan-keadaan di sekolah yang dapat digunakan sebagai sarana pembelajaran.
2.   Supervisi
Serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran demi pencapaian tujuan pembelajaran.
3.   Kemampuan
Adalah apasitas seorang individu untuk melakukan beragam tugas dalam suatu pekerjaan
4.   Guru
Guru umumnya merujuk pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik.