Lencana Facebook

banner image

Sunday 28 January 2024

MAKALAH UJIAN PENYESUAIAN IJAZAH KENAIKAN PANGKAT GURU MATEMATIKA

 

MAKALAH

 

 

 

PERAN GURU MATEMATIKA DALAM PEMBELAJARAN

DI ERA MERDEKA BELAJAR

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Ujian Penyesuaian Kenaikan Pangkat Kabupaten Pelawan

TA 2023

 

 

 

 

 

 

 

 

Oleh :

 

.............................

NIP. .............................

 

 

 

 

 

SMKN 1 .............................

Alamat : Jl ............................. .............................

Kecamatan ............................., Kabupaten .............................

2023

LEMBAR PENGESAHAN

 

 

 

PERAN GURU MATEMATIKA DALAM PEMBELAJARAN

DI ERA MERDEKA BELAJAR

 

 

 

 

 

Oleh  :

 

.............................

NIP. .............................

 

 

 

 

 

                  Mengetahui                          .............................,     November 2023

              Kepala Sekolah                                               Peneliti

 

 

 

 

              .............................                                        .............................

          NIP. .............................                               NIP. .............................

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

ABSTRAK

 


Merdeka belajar adalah kondisi belajar siswa dalam lingkungan yang nyaman. Merdeka belajar merupakan salah satu bentuk implementasi nilai-nilai pembentuk karakter bangsadimulai dari pembenahan sistem pendidikan dan metode belajar. Tantangan seorang guru matematika untuk membuat pembelajaran matematika menyenangkan dan siswa tidak takut serta rajin belajar matematika, guru harus mampu mewujudkan pembelajaran yang nyaman, menyenangkan, dan menarik, yang menjadi ciri dari era merdeka belajar. Tujuan penelitian ini adalah menjelaskan proses pembelajaran matematika di era merdeka belajar sehingga siswa dapat nyaman belajar dan karakter siswa meningkat. Merdeka belajar meliputi ada empat (4) kebijakan yaitu ujian sekolah berstandar nasional dilaksanakan oleh pihak sekolah, asesmen kecakapan minimum dan survei karakter, penyederhanaan RPP,  sistem zonasi penerimaan siswa baru; (2) makna merdeka belajar meliputi merdeka berpikir, merdeka berinovasi, belajar mandiri dan kreatif, merdeka untuk kebahagiaan; (3) peran guru sangat bervariasi meliputi fasilitator pembelajaran merdeka belajar, guru inovatif dan kreatif,  guru berkarakteristik sebagai  guru, dan guru penggerak. Berdasarkan penjelasan tersebut, hasil penulisan makalah ini menyimpulkan  bahwa pemahaman makna merdeka belajar dan peran guru dalam merdeka belajar membantu guru dan siswa lebih merdeka dalam berpikir, lebih inovatif dan kreatif, serta bahagia dalam kegiatan pembelajaran.
 

Kata Kunci: peran, guru matematika, kurikulum merdeka,

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

ABSTRACT
 
 
Independent learning is a condition of student learning in a comfortable environment. Freedom of learning is a form of implementing the values ​​that form the character of the nation, starting from improving the education system and learning methods. The challenge of a mathematics teacher is to make learning mathematics fun and students are not afraid and diligent in studying mathematics, the teacher must be able to create learning that is comfortable, fun and interesting, which characterizes the era of independent learning. The purpose of this study is to explain the process of learning mathematics in the era of independent learning so that students can learn comfortably and improve student character. Freedom of learning includes four (4) policies, namely national standard school exams carried out by the school, minimum skills assessment and character surveys, simplification of lesson plans, zoning system for new student admissions; (2) the meaning of independent learning includes freedom to think, freedom to innovate, independent and creative learning, freedom for happiness; (3) the role of the teacher varies widely including independent learning facilitators, innovative and creative teachers, teachers with characteristics as teachers, and driving teachers. Based on this explanation, the results of writing this paper conclude that understanding the meaning of independent learning and the teacher's role in independent learning helps teachers and students to be more independent in thinking, more innovative and creative, and happy in learning activities.
 
Keywords: role, mathematics teacher, independent curriculum,

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

KATA PENGANTAR

 

Sujud dan puji syukur penulis panjatkan hanya kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat, hidayah dan inayahNya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan tugas penulisan karya tulis  ini. Selanjutnya penulis menyadari bahwa penyusunan karya tulis ilmiah dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mengikuti Ujian Penyesuaian Kenaikan Pangkat Kabupaten Pelawan TA 2023  ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah tulus ikhlas membantu tugas tersebut sampai dengan selesai. Semoga Tuhan Yang Maha Esa akan membalasnya dengan balasan yang berlipat ganda. Aamiin.

Semoga karya ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca umumnya. Penulis selalu terbuka untuk kritik dan saran terhadap segala kekurangan demi kebaikan penulis di masa yang akan datang.

 

 

.............................,       November 2023

 

Penulis

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR ISI

 

HALAMAN JUDUL...........................................................................................      i

LEMBAR PENGESAHAN...............................................................................     ii

ABSTRAK..........................................................................................................    iii

ABSTRACT.......................................................................................................    iv

KATA PENGANTAR........................................................................................     v

DAFTAR ISI.......................................................................................................    vi

BAB   I        PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang Masalah......................................................     1

B.   Rumusan Masalah................................................................     2

C.   Tujuan Penulisan..................................................................     2

D.   Metode Penulisan.................................................................     2

E.   Ruang Lingkup Pembahasan.............................................     3

BAB   II       PERUMUSAN MASALAH

A.     Gambaran Kondisi yang Diinginkan ...............................     4

B.     Gambaran Kondisi yang Sebenarnya..............................     6

C.    Perumusan Masalah ..........................................................     7

BAB   III      ANALISIS DAN PEMECAHAN MASALAH

A.   Analisis Pemecahan Masalah ...........................................     8

B.   Alternatif Pemecahan Masalah .........................................   10

BAB   IV     PENUTUP

A.   Kesimpulan............................................................................   15

B.   Saran ......................................................................................   15

 

DAFTAR PUSTAKA

BIODATA PESERTA

 

BAB I

PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang Masalah

Merdeka Belajar merupakan program inisiatif dan inovatif dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dengan tujuan meningkatkan kualitas siswa dalam belajar yang memiliki kemampuan analisa tajam, penalaran serta pemahaman komprehensif dalam mengembangkan diri (Saleh, 2020). Program Merdeka Belajar merupakan program belajar yang membebaskan siswa memilih pembelajaran sesuai dengan minat dan karakter mereka. Sehingga tugas guru tidak hanya menjalankan kurikulum, tetapi juga menjadi penghubung antara kurikulum, minat, dan karakter siswa. Guru serta pemangku kebijakan pendidikan dapat memberikan dukungan dan pemahaman yang lebih baik guna tercapainya tujuan pembelajaran (Kuntarto, 2020). Evaluasi di era merdeka belajar dapat menjadikan guru berperan sebagai perantara untuk mewujudkan tujuan pendidikan yang berkualitas.

Konsep pembelajaran matematika adalah proses interaktif antara guru dan siswa dalam mengembangkan model pembelajaran berpikir dan logis yang telah dibuat oleh guru dengan menggunakan metode agar pembelajaran matematika lebih berkembang dan tumbuh secara optimal, siswa mampu belajar secara lebih efektif dan efisien. Ukuran keberhasilan pembelajaran bukan hanya hasil prestasi di sekolah, tetapi pembelajaran yang dapat meningkatkan dan mengembangkan apa yang dipelajari kemudian diterapkan dalam kehidupan sehari-hari (Anggreini & Priyojadmiko, 2022).

Dengan hadirnya merdeka belajar dapat menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dan meningkatkan kualitas pembelajaran matematika, merdeka belajar bertujuan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang tidak terbatas pada kurikulum sekolah yang ada (Anggreini & Priyojadmiko, 2022). Nadiem Makarim menyatakan bahwa kurikulum merdeka belajar merupakan pengembangan dari implementasi dari kurikulum darurat yang dicanangkan dalam merespon pandemi Covid-19, setiap sekolah memiliki kebebasan untuk melaksanakan program tersebut. Salah satu hal yang harus diperhatikan dalam merdeka belajar adalah kemerdekaan berpikir, dan kemerdekaan berpikir harus terlebih dahulu dipraktikkan oleh para guru sebelum diajarkan kepada para siswa (Arjanto, 2022).

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan oleh penulis di atas, maka rumusan masalah penulisan makalah ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana peran guru matematika dalam menerapkan program merdeka belajar pada proses pembelajaran?

2. Tantangan dan solusi peran guru matematika dalam menerapkan program merdeka belajar pada proses pembelajaran?

C. Tujuan Penulisan

Sejalan dengan rumusan masalah di atas, dengan demikian dapat dirumuskan tujuan yang akan dicapai dalam penulisan makalah ini adalah:

1. Untuk mendeskripsikan peran guru matematika dalam menerapkan program merdeka belajar dalam proses pembelajaran.

2. Untuk mengetahui tantangan dan solusi peran guru matematika dalam menerapkan program merdeka belajar dalam proses pembelajaran.

D. Metode Penulisan

Metode penulisan adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dapat dideskripsikan, dibuktikan, dikembangkan dan ditemukan pengetahuan, teori, tindakan dan produk tertentu sehingga dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah. Penulisan ini menggunakan pendekatan kualitatif, dimana penulisan kualitatif, dimana penulisan kualitatif merupakan suatu pendekatan dalam melakukan penulisan yang bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan sedalam-dalamnya melalui pengumpulan data sedalam-dalamnya. Penulisan kualitatif mengungkap situasi sosial tertentu dengan mendeskripsikan kenyataan secara benar, dibentuk oleh kata-kata berdasarkan teknik pengumpulan dan analisis yang relevan dan diperoleh dari situasi yang alami. Dengan demikian, penulisan kualitatif tidak hanya sebagai upaya mendeskripsikan data, tetapi deskripsi tersebut hasil dari pengumpulan data yang sah yang dipersyaratkan kualitatif.

E.  Ruang Lingkup Pembahasan

Dalam penulisan makalah ini perlu adanya ruang lingkup atau pembatasan permasalahan yang akan dibahas agar lebih terarah. Pada penulisan makalah ini hanya dibatasi pembahasan mengenai peran guru matematika dalam pembelajaran di era merdeka belajar

 

 

BAB I

PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang Masalah

Merdeka Belajar merupakan program inisiatif dan inovatif dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dengan tujuan meningkatkan kualitas siswa dalam belajar yang memiliki kemampuan analisa tajam, penalaran serta pemahaman komprehensif dalam mengembangkan diri (Saleh, 2020). Program Merdeka Belajar merupakan program belajar yang membebaskan siswa memilih pembelajaran sesuai dengan minat dan karakter mereka. Sehingga tugas guru tidak hanya menjalankan kurikulum, tetapi juga menjadi penghubung antara kurikulum, minat, dan karakter siswa. Guru serta pemangku kebijakan pendidikan dapat memberikan dukungan dan pemahaman yang lebih baik guna tercapainya tujuan pembelajaran (Kuntarto, 2020). Evaluasi di era merdeka belajar dapat menjadikan guru berperan sebagai perantara untuk mewujudkan tujuan pendidikan yang berkualitas.

Konsep pembelajaran matematika adalah proses interaktif antara guru dan siswa dalam mengembangkan model pembelajaran berpikir dan logis yang telah dibuat oleh guru dengan menggunakan metode agar pembelajaran matematika lebih berkembang dan tumbuh secara optimal, siswa mampu belajar secara lebih efektif dan efisien. Ukuran keberhasilan pembelajaran bukan hanya hasil prestasi di sekolah, tetapi pembelajaran yang dapat meningkatkan dan mengembangkan apa yang dipelajari kemudian diterapkan dalam kehidupan sehari-hari (Anggreini & Priyojadmiko, 2022).

Dengan hadirnya merdeka belajar dapat menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dan meningkatkan kualitas pembelajaran matematika, merdeka belajar bertujuan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang tidak terbatas pada kurikulum sekolah yang ada (Anggreini & Priyojadmiko, 2022). Nadiem Makarim menyatakan bahwa kurikulum merdeka belajar merupakan pengembangan dari implementasi dari kurikulum darurat yang dicanangkan dalam merespon pandemi Covid-19, setiap sekolah memiliki kebebasan untuk melaksanakan program tersebut. Salah satu hal yang harus diperhatikan dalam merdeka belajar adalah kemerdekaan berpikir, dan kemerdekaan berpikir harus terlebih dahulu dipraktikkan oleh para guru sebelum diajarkan kepada para siswa (Arjanto, 2022).

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan oleh penulis di atas, maka rumusan masalah penulisan makalah ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana peran guru matematika dalam menerapkan program merdeka belajar pada proses pembelajaran?

2. Tantangan dan solusi peran guru matematika dalam menerapkan program merdeka belajar pada proses pembelajaran?

C. Tujuan Penulisan

Sejalan dengan rumusan masalah di atas, dengan demikian dapat dirumuskan tujuan yang akan dicapai dalam penulisan makalah ini adalah:

1. Untuk mendeskripsikan peran guru matematika dalam menerapkan program merdeka belajar dalam proses pembelajaran.

2. Untuk mengetahui tantangan dan solusi peran guru matematika dalam menerapkan program merdeka belajar dalam proses pembelajaran.

D. Metode Penulisan

Metode penulisan adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dapat dideskripsikan, dibuktikan, dikembangkan dan ditemukan pengetahuan, teori, tindakan dan produk tertentu sehingga dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah. Penulisan ini menggunakan pendekatan kualitatif, dimana penulisan kualitatif, dimana penulisan kualitatif merupakan suatu pendekatan dalam melakukan penulisan yang bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan sedalam-dalamnya melalui pengumpulan data sedalam-dalamnya. Penulisan kualitatif mengungkap situasi sosial tertentu dengan mendeskripsikan kenyataan secara benar, dibentuk oleh kata-kata berdasarkan teknik pengumpulan dan analisis yang relevan dan diperoleh dari situasi yang alami. Dengan demikian, penulisan kualitatif tidak hanya sebagai upaya mendeskripsikan data, tetapi deskripsi tersebut hasil dari pengumpulan data yang sah yang dipersyaratkan kualitatif.

E.  Ruang Lingkup Pembahasan

Dalam penulisan makalah ini perlu adanya ruang lingkup atau pembatasan permasalahan yang akan dibahas agar lebih terarah. Pada penulisan makalah ini hanya dibatasi pembahasan mengenai peran guru matematika dalam pembelajaran di era merdeka belajar 

 

 

BAB III

ANALISIS DAN PEMECAHAN MASALAH

A.  Analisis Pemecahan Masalah

Merdeka belajar adalah konsep keleluasaan dalam proses pendidikan yang dipelopori oleh guru terlebih dahulu. Sehingga untuk menerapkan program ini, peran guru sangat penting. Guru dapat menyisipkan nilai-nilai merdeka belajar lewat perannya sebagai pendidik, yakni :

1.  Sumber Belajar

Guru dalam hal ini tidak menjadi sumber belajar yang utama, tetap ada keleluasaan bagi siswa untuk menemukan materi pelajaran secara mandiri. Bisa menggunakan ransangan lewat memberikan arahan dan pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa. Selain itu, guru membuat modul pembelajaran yang ia buat sendiri dengan komponen materi, latihan soal dan penilaian individu.

2.  Fasilitator

Guru dalam memilih media pembelajaran hendaknya memperhatikan aspek kepraktisan, seperti pemilihan media pembelajaran seperti WhatsApp lebih memudahkan bagi siswa. Karena jika menggunakan aplikasi lain lebih rumit dan membuat siswa tidak nyaman dalam belajar sehingga bertentangan dengan merdeka belajar itu sendiri.

3.  Pengelola

Meskipun dalam pelaksanaan pembelajaran daring dirasa sulit mengetahui kondisi siswa. Akan tetapi dalam mengatur jalannya pembelajaran, guru tetap mengondisikannya dengan displin absen dan pengumpulan tugas. Sementara dalam membuat rencana pembelajaran, sesuai dengan program merdeka belajar digunakan penyederhanaan dan inovasi RPP.

 

 

4.  Demonstrator

Berkaitan dengan peran ini, guru harus menyampaikan materi secara jelas serta turut menanamkan nilai dan norma. Penggunaan metode mind map bisa memudahkan peserta didik dengan beragam gaya belajar. Penanaman nilai juga dilakukan dengan menampilkan sikap positf selama pembelajaran daring.

5.  Pembimbing

Guru dalam pembelajaran merdeka belajar, membimbing siswanya agar menemukan potensi dirinya. Dalam menemukan potensi diri peserta didik, guru menggunakan pendekatan individual. Yakni dengan bertanya tentang kelebihan peserta didik, kemudian guru menyampaikan nasihat dan saran atas potensi tersebut.

6.  Motivator

Pendidik menjadi motivator dalam merangsang kemampuan berpikir kritis dan mengemukakan pendapat siswa. Terdapat guru yang menggunakan metode penyelidikan kasus secara berkelompok. Setiap anggotanya diwajibkan untuk mengemukakan pendapat.

7.  Evaluator

Proses penilaian peserta didik dalam merdeka belajar ialah dengan menyisipkan soal-soal HOTS dan literasi. Penilaian tersebut seperti metode AKM yang merupakan salah satu kebijakan dalam merdeka belajar. Guru menyisipkan soal HOTS dalam evaluasi pada mata pelajarannya.

Pembelajaran matematika harus melatih siswa untuk berpikir secara kritis, logis dan kreatif dengan cara yang memungkinkan mereka mengembangkan pengetahuannya dan berkontribusi pada masalah kehidupan sehari-hari (Naufal, 2021). Dalam pelaksanaannya, proses tersebut seringkali tidak berjalan mulus sesuai dengan yang diharapkan. Berbagai faktor bisa menjadi penyebab terjadinya berbagai problematika tersebut seperti stigma siswa terhadap pembelajaran matematika yang dianggap sulit, kurangnya pemanfaatan media pendukung pembelajaran, termasuk dari cara mengajar guru yang kurang efektif dan cenderung monoton sehingga siswa mengalami kesulitan dalam penerimaan berbagai materi pembelajaran

B. Alternatif Pemecahan Masalah

1.   Tantangan Peran Guru dalam Menerapkan Program Merdeka Belajar pada Proses Pembelajaran

a.  Tidak Memiliki Pengalaman dengan Kemerdekaan Belajar

Pengalaman personal para guru terkait kemerdekaan belajar masih minim. Menurut Shintia Revina, peneliti dari SMERU Research Institute, sebuah lembaga yang bergerak di bidang penelitian sosial-ekonomi di Indonesia, menyebutkan telah banyak program pemerintah yang sebenarnya bertujuan untuk mempromosikan perubahan paradigma dari pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi pembelajaran yang berpusat pada siswa. Beberapa program di antaranya  seperti Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) maupun Kelompok Kerja Guru (KKG).

b.  Keterbatasan Referensi

Buku teks yang ada saat ini dinilai masih berkualitas cukup rendah. Baik buku guru maupun siswa yang diterbitkan pusat perbukuan atau penerbit swasta belum memberikan referensi yang dapat membantu guru dalam memperoleh rujukan terkait bagaimana memfasilitasi pembelajaran berpusat pada siswa dengan efektif.  Keterbatasan dalam mendapatkan referensi pelaksanaan Merdeka Belajar inilah yang kemudian juga menjadi guru dalam menciptakan kegiatan pembelajaran yang sesuai.

c.   Akses yang Dimiliki dalam Pembelajaran

Adanya perbedaan akses digital dan akses internet yang belum merata juga menjadi kendala yang dihadapi guru dalam pelaksanaan merdeka belajar. Dalam wacana pelaksanaan merdeka belajar yang disampaikan Mendikbud, ada enam model pembelajaran yang dapat diterapkan. Salah satu model belajar yang dapat dilakukan ialah daring.  Kelancaran pelaksanaan belajar secara daring pastinya ditentukan dari akses digital dan internet yang dimiliki guru dan siswa. Tidak sedikit sekolah-sekolah yang belum memiliki fasilitas memadai atau guru dan siswa yang aksesnya terbatas mengalami kesulitan. Perbedaan fasilitas, sarana prasarana dan kemudahan akses teknologi menjadi kendala yang terkadang dihadapi guru.

d.  Manajemen Waktu

Dalam upaya transformasi proses pembelajaran, guru mungkin membutuhkan waktu lebih untuk belajar lagi supaya dapat adaptif dengan tuntutan perubahan yang diharapkan. Beberapa sekolah menentukan agenda yang cukup padat untuk melibatkan guru agar berpartisipasi aktif dalam berbagai kegiatan.  Belum tugas-tugas dan tanggung jawab lain yang menyertai. Guru sebisa mungkin bergerak dan menemukan cara kreatif inovatif dalam pembelajaran. Tidak semua guru mampu mengatur waktunya dengan baik, terutama dengan kesibukan atau persoalan yang lain yang sekiranya dihadapi.

e.  Kompetensi (Skill) yang Memadai

Minimnya pengalaman dalam implementasi kemerdekaan belajar juga menentukan kualitas atau kompetensi yang dimiliki guru. Beberapa guru bahkan mengalami kesulitan untuk menguasai atau menerapkan keterampilan dasar untuk kebutuhan belajar di era digital seperti Ms. Word, membuat presentasi yang menarik dan menyenangkan, dan lainnya.  Padahal, untuk melaksanakan merdeka belajar guru dituntut untuk kreatif dan inovatif dengan melibatkan berbagai media atau model pembelajaran yang mendorong siswa. Kompetensi yang masih minim ini juga menjadi kendala guru dapat menjalankan merdeka belajar dengan cepat.  Bukan tanpa alasan adanya perubahan selalu diiringi dengan berbagai permasalahan. Sistem pendidikan yang dianggap usang perlu diperbaiki karena hasil evaluasi yang dilakukan selama ini.  Guru sebagai garda terdepan dari berbagai perubahan tersebut mau tak mau harus siap mengambil berbagai upaya dan berani belajar maupun mencoba. Agar tidak hanya beradaptasi, namun juga mampu menyiapkan siswa sebagai generasi bangsa supaya mampu menjawab tantangan di masa depan.  

2.   Solusi Peran Guru dalam Menerapkan Program Merdeka Belajar pada Proses Pembelajaran

a.  Tidak Memiliki Pengalaman dengan Kemerdekaan Belajar

Solusi minimnya wawasan mengenai kurikulum merdeka adalah dengan cara searching berbagai macam informasi baik di media sosial maupun melalui internet. Sumber yang aktual dan terpercaya, tidak copy paste, dan biasakan menulis referensi. Perluas komunitas para pegiat literasi untuk menyerap informasi lebih cepat dan detail. Telaah dan lakukan library reseach lalu tuangkan dalam bentuk tulisan agar ilmu yang sedikit bisa menjadi wawasan bagi mereka yang membutuhkan sehingga nilai manfaat akan jauh lebih efektif dan efisien.

b.  Keterbatasan Referensi

Guru merdeka memiliki karakter kreatif, inovatif, dinamis, dan solutif. Buku teks yang ada di perpustakaan tidak akan memberikan solusi untuk program baru yang setiap harinya terus berubah sesuai perkembangan zaman.Salah satunya adalah Google scholar bisa menjadi alternatif untuk memecahkan masalah perihal referensi mengenai kurikulum merdeka. Alternatif lain adalah file searching dari berbagai sumber misalnya dari komunitas yang sering mengikuti pelatihan, seminar, workshop, atau webinar Nasional.

c.   Akses yang Dimiliki dalam Pembelajaran

Lembaga pendidikan hendaknya memfasilitasi warga belajar yang memiliki keterbatasan dalam menjangkau akses digital dan jaringan internet untuk mempermudah guru dalam mengembangkan sarana dan prasarana yang berkaitan dengan pembelajaran. Metode pembelajaran tatap muka maupun daring keduanya membutuhkan jaringan yang kuat untuk mewujudkan dan memerangi kendala yang selama ini dihadapi oleh guru. Kesulitan yang dihadapi oleh peserta didik pun akan menjadi jalan keluar yang efektif ketika sekolah menyediakan fasilitas lengkap bagi guru maupun peserta didik.

d.  Manajemen Waktu

Guru merdeka mampu belajar dalam waktu yang cukup untuk menghadapi sebuah perubahan. Kemampuan yang optimal ketika bergerak dan mencari cara yang inovatif dalam pembelajaran. Tugas dan tanggung jawab guru akan terasa ringan saat guru mampu mengatur waktunya sebaik mungkin terutama dengan kesibukan atau masalah lain yang sedang dihadapi. Manajemen waktu adalah salah satu kunci utama bagi guru dalam memecahkan masalah trasformasi kurikulum merdeka.

e.  Kompetensi (Skill) yang Memadai

Meningkatkan kualitas pengetahuan atau kompetensi yang dimiliki guru akan mempermudah jalan dalam menerapkan Kurikulum Merdeka. Menguasai dan menerapkan keterampilan dasar sesuai dengan kebutuhan di era digital seperti Ms. Word, pdf, ppt,exel memiliki email, menulis di media digital, trasformasi administrasi digital, dan lain sebagainya. Guru sebagai ujung tombak terdepan dari berbagai perubahan tersebut maka harus siap mengambil berbagai supaya dan berani belajar atau mencoba sesuatu yang baru sesuai dengan perkembangan zaman. Guru yang mampu beradaptasi dengan cepat akan mampu menyiapkan peserta didik menjawab tantangan di masa yang akan datang.

Dari penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa program Merdeka Belajar merupakan program yang menfokuskan pada meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam hal ini para pendidik dan siswa. Dalam hal ini tenaga pendidik harus bisa menciptakan suasana belajar yang aktif, dan tidak berpatokan pada teori yang terdapat pada buku tetapi mampu mengekspor dari lingkungan di mana siswa berada, mempraktikkan secara langsung sehingga para siswa mempuyai keterampilan kehidupan. Tidak hanya itu saja kalau selama ini orientasi siswa hanya mendengarkan guru mengajar maka sudah saatnya para siswa mampu menjelaskan ide dan materi belajar di depan kelas, di forum ilmiah, dalam diskusi. Pada dasarnya konsep merdeka belajar itu berorentasi pada penerapan HOTS (berpikir tingkat tinggi). Kompetensi HOTS itu terbagi dalam berfikir kritis, kreatif dan inovatif, kemampuan berkomunikasi dan kemampuan bekerja sama. Pemerintah berharap dari Merdeka Belajar ini dapat menciptakan hasil belajar siswa yang bukan  hanya paham pada teori tetapi terampil juga di lapangan. Bukan hanya mempersiapkan siswa yang siap melanjutkan ke jenjang berikutnya tapi diharapkan mampu menciptakan peserta didik yang siap menciptakan lapangan pekerjaan.

 

 

BAB IV

PENUTUP

A.  Kesimpulan

Kurikulum merdeka belajar membebaskan guru agar dapat menciptakan pembelajaran yang mendidik dan menyenangkan. Kompetensi pedagogis saat ini juga menuntut guru untuk mampu memodelkan dan melaksanakan proses pembelajaran. Guru juga diberikan amanah sebagai penggerak untuk merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi dan menindaklanjuti evaluasi tersebut. Peran guru pada dasarnya sesuai dengan tuntutan kurikulum yaitu sebagai pengajar, pembimbing, dan pendidik. Sebagai pengajar, guru melaksanakan pendidikan, menciptakan pembelajaran yang efektif dan menyenangkan. Sebagai pembimbing, guru membantu siswa mengenal diri dan masalahnya serta pemecahan masalahnya. Sebagai pendidik, guru memfasilitasi proses pengenalan dan pendewasaan diri siswa melalui pembelajaran.

B. Saran

Berdasarkan hasil dan pembahasan disarankan untuk kepala sekolah harus menerapkan kebijakan yang dapat mendukung pelaksanaan merdeka belajar.

1.  Siswa disarankan untuk meningkatkan kemandirian belajar siswa, lebih untuk memperbanyak penggalian informasi melalui media internet, sehingga dapat menumbuhkan cara berfikir kreatif, inovatif dan kritis.

2.  Guru harus mampu menghadirkan situasi belajar yang menarik dan memaksimalkan pembelajaran agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.

3.  Insitusi pendidikan harus melakukan kerjasama yang terarah dan sistematis dengan pihak pemerintahan, stakeholder dalam pencapaian kebijakan merdeka belajar.

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Alwi, Hasan dkk. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Anggreini, D., & Priyojadmiko, E. (2022). Peran Guru dalam Menghadapi Tantangan Implementasi Merdeka Belajar untuk Meningkatkan Pembelajaran Matematika pada Era Omricon dan Era Society 5.0. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru Sekolah Dasar 2022, 75–87.

Aritonang, IB dan Armanto, D. (2022). Peran Guru Dalam Merdeka Belajar Untuk Meningkatkan Pembelajaran Matematika Peserta didik di Era Pandemic Covid-19. Mahesa: Prosiding Pendidikan Dasar, 1(1), 302-311.

Arjanto, D. (2022). Apa itu Merdeka Belajar: Tersebab Survei Jebliknya Matematika dan Literasi Siswa. Tempo.Co.

Baidhowi, A. (2020). Inovasi Pembelajaran Seni Pada Era Merdeka Belajar. Seminar Nasional Seni dan Desain: “Reorientasi Dan Implementasi Keilmuan Seni Rupa dan Desain dalam Konteks Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka(MBKM)” Surabaya, 21 November 2020, 187-192.

Houtman, H. (2020). Merdeka Belajar Dalam Masyarakat 5.0. In
Prosiding Seminar Nasional Program Pascasarjana Universitas Pgri Palembang

Husein, Hamdan. 2020. Media Pembelajaran Efektif. Semarang: Fatawa. Publishing

Kuntarto, Eko. (2020). Keefektifan Model Pembelajaran Daring dalam Perkuliahan Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi. Journal Indonesia Languange Education and Literature. Vol 3 (1) : 99-110.

Lestiyani, P. (2020). Analisis Persepsi Civitas Akademika Terhadap Konsep Merdeka
Belajar Menyongsong Era Industri 5.0. Jurnal Kependidikan: Jurnal Hasil Penelitian Dan Kajian Kepustakaan Di Bidang Pendidikan, Pengajaran Dan Pembelajaran, 6(3), 365–372.

Naufal, H. (2021). Model pembelajaran konstruktivisme pada matematika untuk meningkatkan kemampuan kognitif siswa di era merdeka belajar. Seminar Nasional Pendidikan Matematika, 2(1), 143–152.

Revina, S. (2019). Alasan Guru Indonesia Belum Wujudkan Merdeka Belajar Untuk Siswa. Laman Kumparansains. https://kumparan.com/kumparansains/alasan-guru-indonesia-belum-wujudkanmerdeka-belajar-untuk-siswa-1sL8jFmwYAY/full

Rivai, Veithzal dan Sagala, Ella Jauvani. 2009. Manajemen Sumber Daya. Manusia untuk Perusahaan dari Teori ke Praktik. Jakarta: PT Raja. Grafindo.

Saleh, Meylan. 2020. ” Merdeka Belajar Di Tengah Pandemi Covid-19”. Prosiding Seminar Nasional Hardiknas.

Sherly, Dharma, E., & Sihombing, H. B. (2020). Merdeka belajar: kajian literatur.
Konferensi Nasional Pendidikan I. Prosiding, 183-190.

Sudaryanto, S., Widayati, W., & Amalia, R. (2020). Konsep Merdeka BelajarKampus Merdeka dan Aplikasinya dalam Pendidikan Bahasa (dan Sastra) Indonesia. Kode: Jurnal Bahasa, 9(2), 78–93.

Suyanto. (2020). Implikasi Kebijakan Merdeka Belajar. KOMPAS, 08 Pebruasi, 6. https://suyanto.id/implikasi-kebijakan-merdeka-belajar/

Widiyono, A., Irfana, S., dan Firdausia, K. (2021). Implementasi Merdeka Belajar Melalui Kampus Mengajar Perintis Di Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Ke-SD-an. 16 (2), 102-107.

Wulandari,  A., Handayani, P., Prasetyo, DR. (2019). Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Berbasis EMC (Education Mini Club) sebagai Solusi Menghadapi Tantangan Pendidikan di Era Revolusi Industri 4.0. Thabiea 2 (1).

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BIODATA PESERTA

 

 

Nama                                     :    ………………………………………….

NIP                                         :    ………………………………………….

Pangkat / Gol. Ruang         :    ………………………………………….

Jabatan                                 :    ………………………………………….

OPD                                       :    ………………………………………….

 

 

 

Pangkalan Lesung,       November 2023

Peserta

 

 

 

.....................................

NIP.  ..................................

 

 

 

 

 

 

 

 

 Untuk mendapatkan file lengkap, silahkan : klik DOWNLOAD atau hub. (WA) 081327121707 - (WA) 081327789201 terima kasih