Lencana Facebook

banner image

Tuesday 25 February 2014

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE OBSERVASI YANG DIVARIASIKAN DENGAN LKS WORD SQUARE PADA MATERI KLASIFIKASI HEWAN



BAB 1
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang Masalah
Pendidikan  mempunyai  peranan  yang  sangat  penting  dalam menentukan  bagi  perkembangan  dan  pembangunan  bangsa  dan  negara. kemajuan  suatu  bangsa  bergantung  pada  bagaimana  bangsa  tersebut mengenali,  menghargai  dan  memanfaatkan  sumber  daya  manusia  dalam  hal ini  berkaitan  erat  dengan  kualitas  pendidikan  yang  diberikan  kepada  anggota masyarakat terutama kepada pesrta didik.
Pendidikan  merupakan  salah  satu  sektor  penting  penentu  keberhasilan pembangunan  nasional,  baik  dalam  upaya meningkatkan  kualitas  sumberdaya manusia  dalam  hal  ilmu  pengetahuan  dan  teknologi  yang  dilakukan  dalam mewujudkan  cita-cita  pembangunan  nasional  sebagaimana  yang  tercantum dalam UU Sisdiknas Bab II pasal 3 yang berbunyi:
Pendidikan  nasional  berfungsi  mengembangkan  kemampuan  dan membentuk  watak  serta  peradaban  bangsa  yang  bermartabat  dalam  rangka mencerdaskan  kehidupan  bangsa,  bertujuan  untuk  berkembangnya  potensi pesrerta  didik  agar  menjadi  manusia  yang  beriman  dan  bertakwa  kepada Tuhan  Yang  Maha  Esa,  berakhlak  mulia,  sehat,  berilmu,  cakap,  kreatif mandiri, dan menjadi warga negar yang demokratis serta bertanggung jawab.
Tujuan  sistem  pendidikan  nasional  juga  berfungsi  memberikan  arah pada  semua  kegiatan  pendidikan  dalam  satu-satuan  pendidikan  yang  ada. Tujuan  pendidikan  nasional  tersebut,  merupakan  tujuan  umum  yang  hendak dicapai  oleh  semua  satuan  pendidikan  nasional  tersebut,  merupakan  tujuan umum  yang  hendak  dicapai  oleh  semua  satuan  pendidikannya,  meskipun setiap  satuan  pendidikan  tersebut  mempunyai  tujuan  sendiri-sendiri,  namun semua itu tidak terlepas dari tujuan pendidikan nasional yang ada.
Pendidikan  biologi  merupakan  bagian  dari  pendidikan  sains  dan sebagai  salah  satu mata pelajaran  di  sekolah  yang  diharapkan  dapat mencapai tujuan  pendidikan  nasional  yang  ada.  Biologi  merupakan  wahana  untuk meningkatkan  ilmu  pengetahuan,  keterampilan  sikap  serta  bertanggung  jawab kepada  lingkungan.  Biologi  berkaitan  dengan  cara  mencari  tahu  dan memahami  alam  dan makhluk  hidup  secara  sistematis  sehingga  pembelajaran biologi  bukan hanya penguasaan kumpulan-kumpulan  fakta  tetapi  juga proses penemuan.
Selain  itu  Biologi  merupakan  salah  satu  pendidikan  dan  langkah  awal bagi  seorang  anak  mengenal  dan  memahami  konsep-konsep  tentang  alam untuk  membangun  keahlian  dan  kemampuan  berpikirnya  agar  dapat  berperan aktif  menerapkan  ilmunya  dalam  dunia  teknologi.  Untuk  merealisasikan  hal tersebut maka harus  terjadi peningkatan mutu pendidikan dalam pembelajaran biologi dan sains.
Namun  pada  kenyataan  yang  ada  dalam  pendidikan  sains  atau  biologi belum  adanya  peningkatan  mutu  pendidikan.  Masalah-masalah  pembelajaran sains  atau  biologi  diantaranya  adalah:  pengajaran  sains  hanya  mencurahkan pengetahuan  (tidak  berdasarkan  praktek).  Dalam  hal  ini,  fakta,  konsep  dan prinsip  sains  lebih  banyak  dicurahkan  melalui  ceramah,  tanya  jawab,  atau diskusi  tanpa  didasarkan  pada  hasil  kerja  praktek.Variasi  kegiatan  belajar mengajar  (KBM)  sangat  sedikit.  Pada  saat  ini,  guru  hanya  mengajar  dengan ceramah  dikombinasi  dengan  media  dan  siswa  tidak  terlibat  aktif  dalam pembelajaran.
Menurut  Paolo  dan  Martin  sebagaimana  yang  dikutip  oleh  Iskandar dalam  Sofyan,  mendefinisikan  IPA  atau  sains  untuk  anak-anak  terdiri  dari kegiatan  mengamati  apa  yang  terjadi,  mencoba  memahami  apa  yang  diamati, mempergunakan  pengatahuan  baru  untuk  meramalkan  apa  yang  terjadi,  dan menguji ramalan-ramalan di bawah kondisi-kondisi apakah ramalan itu benar.
Dari  penjelasan  di atas  bahwa  biologi  merupakan  bagian  dari  sains, yang  menekankan  pembelajaran  yang  memberikan  pengalaman  secara langsung,  atau  siswa  ditekankan  untuk  aktif  dalam  mengikuti  proses  belajar mengajar.  Pada  dasarnya  pelajaran  sains  berupaya  membekali  siswa  dengan berbagai  kemampuan  tentang  cara  mengetahui  dan  cara  mengerjakan  yang dapat  membantu  siswa  untuk  memahami  alam  sekitar.  Atas  dasar  pemikiran tersebut  maka  pendekatan  pembelajaran  yang  perlu  dikembangkan  perlu penekanan pada kegiatan belajar siswa aktif.
Salah  satu  upaya  untuk  mengatasi  masalah  peningkatan  mutu  dalam pendidikan  sains  atau  biologi  tersebut  adalah  dengan  menerapkan pembelajaran  yang  menitikberatkan  pada  keterampilan-keterampilan  tertentu seperti  keterampilan  dalam  menyelesaikan  masalah,  ketrampilan  dalam mengamati  obyek,  keterampilan  dalam  mengambil  keputusan,  keterampilan dalam  menganalisis  data,  berfikir  secara  logis,  sistematis  serta  keterampilan dalam  mengajukan  pertanyaan.  Sehingga  pembelajaran  akan  lebih  menitikberatkan  kepada  siswa  dan  siswa  aktif  dalam  mengikuti  kegiatan  belajar mengajar.    Menurut  pandangan  konstruktivisme  belajar  berarti  membentuk makna.  Makna  diciptakan  oleh  siswa  dari  apa  yang  mereka  lihat,  dengar, rasakan  dan  alami. Bagi  kaum  konstruktivisme  mengajar  bukanlah  kegiatan memindahkan pengetahuan dari guru ke murid, melainkan suatu kegiatan yang memungkinkan siswa membangun sendiri pengetahuannya.
B.       Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka permasalahan yang akan diteliti yaitu ”Apakah dengan menggunakan metode observasi yang divariasikan dengan  LKS  Word   Square  dapat  meningkatkan  hasil  belajar  pada  materi Klasifikasi Hewan di kelas VII SMP ……………?”
E.  Tujuan Penelitian
Penelitian ini  bertujuan  untuk  meningkatkan  hasil  belajar  siswa  pada materi  Klasifikasi Hewan melalui metode observasi yang divariasikan dengan LKS Word Square di kelas VII SMP ……..

F. Manfaat Penelitian
1.  Bagi siswa
a.       Mengembangkan kemampuan berpikir dalam memecahkan masalah.
b.      Meningkatkan minat dan motivasi  belajar Biologi
c.       Meningkatkan pemahaman dan aktivitas belajar.
d.      Memberikan pengetahuan yang bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari.
2.  Bagi guru
a.  Sebagai  motivasi  untuk  meningkatkan  keterampilan  dalam  memilih metode   pembelajaran  yang  tepat  dan  mendesain  kegiatan  belajar mengajar guna meninngkatkan kualitas pembelajaran.
b.  Memacu kreativitas guru dalam memilih dan menggunakan media yang tepat.
3. Bagi sekolah
Memberikan  sumbangan  bagi  sekolah  dalam rangka  mengoptimalkan potensi siswa dan kinerja guru dalam pembelajaran Biologi.

Konfirmasi file secara utuh, silahkan hub. 081327121707 (SMS only)
Mohon tidak disadur secara utuh, hanya sebagai referensi penulisan. Terima kasih atas kerjasamanya.

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI DISKUSI KELOMPOK



BAB I
PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang Masalah
Bahasa Indonesia ialah bahasa yang terpenting dikawasan Republik Indonesia. Pentingnya bahasa  Indonesia bersumber pada ikrar Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 yang berbunyi:  Kami poetra dan poetri Indonesia mendjoendjoeng bahasa persatuan, bahasa Indonesia”. Selain itu, juga didasarkan pada Undang-Undang Dasar RI yang menyatakan bahwa bahasa Negara ialah bahasa Indonesia[1].
Bahasa Indonesia telah menjadi  bahasa resmi bangsa Indonesia. Namun, kini  kurang terjaga keasliannya dan bentuk bakunya  pun mengalami perubahan. Sebagai buktinya, banyak kalangan anak-anak, remaja, orang dewasa, dan orang tua yang telah mengubah bahasa bakumenjadi bahasa yang tidak baku. Contohnya adalah dengan mengubah bahasa baku mengapa menjadi ngapain, bagaimana  menjadi gimana, aku menjadi gue, kamu menjadi loe, ibu menjadi nyokap, memikirkan menjadi mikirin, tidak menjadi enggak, sudah menjadi udah, dan lain sebagainya.Dari pernyataan tersebut, maka dapat diambil kesimpulan bahwasannya generasi muda dirasa masih kurang dalam menjaga keaslian bahasa Indonesia.
Idealnya pembelajaran berbahasa yang baik tanpa mengabaikan keterarnpilan berbahasa yang lain adalah menitik beratkan pada kemampuan berbicara. Kemampuan berbicara dipandang memiliki peranan sentral dalam tujuan pembelajaran hahasa, karena hakikat helajar bahasa adalah belajar komunikasi, terutama komunikasi lisan. Demikian pula dengan hakekat pembelajaran Bahasa Indonesia. Hakikat pembelajaran Bahasa Indonesia ialah peningkatan kemampuan siswa untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar secara lisan dan tulisan. Kemampuan berbicara juga dapat menunjang kemampuan berbahasa lainnya. Kemampuan berbicara juga wajib dipandang sebagai tolak ukur untuk menilai keberhasilan dalam pembelajaran bahasa.
Cara menjaga keaslian bahasa Indonesia adalah dengan menggunakan bahasa Indonesia yang mengikuti kaidah baku. Pemakaian bahasa yang mengikuti kaidah yang dibakukan itulah yang merupakan bahasa yang benar.[2] Dalam hal ini, kemampuan berbicara sangat penting untuk ditingkatkan dalam praktik persekolahan, terutama di tingkat dasar. Hal tersebut dikarenakan berbicara merupakan kemampuan yang paling mendasar untuk jenjang Sekolah Dasar.
Kemampuan berbicara siswa perlu ditingkatkan dengan cara melatih siswa untuk berbicara di depan teman sebangku atau teman-teman sekelasnya sejak anak masih duduk di bangku MI. Maka, anjuran agar berbahasa Indonesia dengan baik dan benar sangat penting. Oleh karena itu, untuk selalu menjaga dan melestarikan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan, maka sudah seharusnya menggunakan bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi sehari-hari.[3]
Banyak  siswa  masih  belum  mampu  berbicara  menggunakan  bahasa Indonesia  dengan  baik  dan  benar  mengindikasikan  bahwa  pembelajaran kemampuan  berbicara  di  sekolah  juga  kurang  berhasil  kalau  tidak  mau dikatakan  gagal.  Nampak  pada  hasil  belajar  pada  pembelajaran  Bahasa Indonesia  khususnya  komponen  kemampuan  berbicara  belum  memenuhi kriteria  ketuntasan  minimal  (KKM)  yaitu  70.  Dari  19  siswa  yang  mengikuti pre-test hanya 6 siswa (31,58%) yang memperoleh nilai di atas 70, sedangkan 13 siswa (6842%) masih memperoleh nilai di bawah 70.[4]
Hal ini disebabkan karena, guru mendominasi proses pembelajaran dengan ceramah  saja,  sehingga  masih  belum  munculnya  keberanian  siswa  untuk melakukan  diskusi.  Disebabkan  siswa  lebih  terbiasa  dengan  pembelajaran  yang bersifat  diberikan  penjelasan  selanjutnya  mengerjakan  tugas,  serta  guru  kurang mengaktifkan  siswa  dengan  membiasakan  melatih  kemampuan berbicara siswanya, karena saat proses pembelajaran guru lebih banyakmenjelaskan, siswa hanya  mendengarkan  dan  mengerjakan  tugas  dari  materi  yang  telah diberikan. Selain itu, kurangnya penggunaan metode-metode oleh guru dalam melaksanakan pembelajaran  bahasa  Indonesia  khusunya dalam  peningkatkan  kemampuanberbicara siswa.Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut diperlukan metode  yang  dapat  meningkatkan kemampuan siswa dalam  berbicara,  diantara adalah  dengan  menggunakan  metode  diskusi  kelompok. 
Ada dua faktor yang menyebabkan rendahnya tingkat kemampuan siswa dalam berbicara, yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal dipengaruhi oleh penggunaan bahasa Indonesia di lingkungan keluarga dan masyarakat. Dalam proses komunikasi sehari-hari, banyak keluarga yang menggunakan bahasa ibu (bahasa daerah) sebagai bahasa percakapan di lingkungan keluarga. Kalaupun ada tokoh masyarakat yang menggunakan bahasa Indonesia, pada umumnya belum memperhatikan kaidah-kaidah berbahasa secara baik dan benar. Akibatnya, siswa tidak terbiasa untuk berbahasa Indonesia sesuai dengan konteks dan situasi tutur.
Faktor internal, yaitu pendekatan pembelajaran, metode, media atau sumber pembelajaran yang digunakan oleh guru memiliki pengaruh yang cukup signifikan terhadap tingkat kemampuan berbicara bagi siswa. Pada umumnya,  guru  Mata  Pelajaran Bahasa Indonesia cenderung menggunakan pendekatan yang konvensional dan miskin inovasi, sehingga kegiatan pembelajaran kemampuan berbicara berlangsung monoton dan membosankan. Rendahnya kemampuan berbicara bisa menjadi hambatan serius bagi siswa untuk menjadi siswa yang cerdas, kritis, kreatif, dan berbudaya.[5]
Tujuan  diskusi  kelompok  yaitu  melatih  peserta didik  mengembangkan  kemampuan  bertanya,  berkomunikasi,  menafsirkan,  dan menampilkan  bahasan,  serta  melatih  peserta  didik  untuk  berani  berpendapat tentang  suatu  masalah  sampai  pada  pemecahan  suatu  masalah.[6]  Sejalan  dengan pendapat tersebut, peneliti meyakini dengan menggunakan metode diskusi kelompok dapat peningkatkan keterapilan berbicara siswa khususnya dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas IV MIN Jumba Kecamatan Amutai Selatan . Penelitian akan dikatakan berhasil apabila, terjadi peningkatan antara hasil yang didapat dari observasi awal dengan  hasil  yang  didapat  setelah  diberikan  tindakan  yang  dilihat  dari peningkatan hasil belajar pada tiap siklusnya.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis  menerapkan strategi sosiodrama  dalam bentuk penelitian tindakan kelas. Adapun alasan pemilihan strategi tersebut adalah dengan pertimbangan bahwa strategi ini dirasa lebih efektif dan lebih efisien untuk diterapkan dalam pembelajaran kemampuan berbicara. Dikatakan  efektif karena penerapan strategi sosiodrama akan lebih menghemat waktu, hal ini disebabkan karena siswa dapat tampil praktik berbicara secara berkelompok. Selain itu, siswa dapat menghilangkan perasaan takut dan malu karena mereka dapat tampil dan bekerja sama dengan anggota kelompoknya. Sedangkan dikatakan efisien, karena proses pembelajaran di MI lebih banyak dilakukan dengan bermain sambil belajar atau belajar sambil bermain.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis memilih lokasi penelitian di MIN Jumba.  Penulis memilih MIN Jumba sebagai lokasi penelitian karena MI tersebut masih berada di daerah pedesaan, sehingga lingkungan tersebut sangat kondusif untuk penyelenggaraan proses pembelajaran. Selain itu, guru kelas IV di MIN Jumba tersebut kurang optimal dalam memilih dan menggunakan strategi pembelajaran yang tepat.
Alasan dipilihnya siswa kelas IV MIN Jumba sebagai subjek penelitian karena pada kelas IV ini siswa sudah seharusnya diberikan bekal dan kemampuan berbicara. Berdasarkan hasil wawancara dengan Guru Kelas IV MIN Jumba dapat diketahui bahwa kelas IV adalah jenjang yang paling tepat untuk diberikan pengajaran kemampuan berbicara  dengan menggunakan metode diskusi kelompok. Selain itu, hal tersebut juga sebagai modal untuk siswa ketika mereka di kelas selajutnya nanti. Karena di kelas yang lebih tinggi siswa banyak mengikuti proses pembelajaran dengan menggunakan strategi diskusi kelompok, sehingga pengajaran kemampuan berbicara siswa harus ditanamkan sejak siswa berada di kelas IV. Itulah  sebabnya penulis melakukan penelitian dengan judul “Meningkatkan Kemampuan Berbicara dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia melalui Diskusi Kelompok pada Siswa Kelas IV MIN Jumba Kecamatan Amutai Selatan Tahun Pelajaran 2013/2014”.
B.  Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat diketahui bahwa untuk memudahkan dalam menentukan kaitannya dengan permasalahan yang lain, maka dapat diidentifikasi beberapa pokok permasalahan sebagai berikut:
1.   Bahasa Indonesia adalah bahasa tanah air yang harus dikuasai oleh seluruh warga masyarakat Indonesia sebagai alat untuk berkomunikasi dan berinteraksi antara satu orang dengan orang yang lainnya. Oleh karena itu, kemampuan berbicara perlu untuk ditingkatkan.
2.   Banyak metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan berbicara siswa diantaranya adalah strategi sosiodrama,  think, pair, and share, pragmatik, dan salah satunya yang akan dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode diskusi kelompok.
3.  Upaya meningkatkan kemampuan berbicara siswa tidak terlepas dari peran aktif siswa dan guru dalam proses pembelajaran.
4.   Kemampuan berbicara siswa dapat dilihat dari  kelancaran berbicara, intonasi, ketepatan pilihan kata, struktur kalimat, dan kontak mata.
C. Pembatasan Masalah
Pada penelitian ini permasalahan yang ada hanya dibatasi pada upaya meningkatkan kemampuan berbicara siswa dengan metode diskusi kelompo pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia kelas IV MIN Jumba Tahun Pelajaran 2013/2014.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah yang perlu untuk dibahas oleh penulis adalah:
1.   Bagaimana penerapan metode diskusi kelompok dapat meningkatkan kemampuan berbicara dalam pembelajaran bahasa Indonesia siswa kelas IV MIN Jumba Tahun Pelajaran 2013/2014?
2.   Bagaimana penerapan metode diskusi kelompok dapat meningkatkan kemampuan berbicara dalam pembelajaran bahasa Indonesia siswa kelas IV MIN Jumba Tahun Pelajaran 2013/2014?
E. Tujuan dan Manfaat Hasil Penelitian
1.  Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah tersebut di  atas, maka tujuan penelitian ini adalah:
a.   Untuk mengetahui  peningkatan kemampuan berbicara siswa IV MIN Jumba Tahun Pelajaran 2013/2014 dengan penerapan metode diskusi kelompok.
b.   Untuk mengetahui implementasi penerapan metode diskusi kelompok dalam meningkatkan kemampuan berbicara siswa IV MIN Jumba Tahun Pelajaran 2013/2014.
c.  Untuk mengetahui kendala penerapan metode diskusi kelompok dalam meningkatkan kemampuan berbicara bahasa Indonesia siswa kelas IV MIN Jumba Tahun Pelajaran 2013/2014.
2.  Manfaat Hasil Penelitian
Manfaat dari hasil penelitian ini adalah:
a.  Manfaat secara teoritis:
1) Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang mendalam tentang  cara meningkatan kemampuan berbicara bahasa Indonesia siswa kelas IV dengan menggunakan metode diskusi kelompok.
2) Hasil penelitian  ini dapat digunakan untuk bahan kajian pustaka dalam penelitian selanjutnya.
3) Hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi pemecahan masalah dalam dunia pendidikan, terutama dalam penggunaan strategi belajar.
b.  Manfaat secara praktis:
1)     Manfaat bagi Siswa
Dapat  meningkatkan  kemampuan  berbicara  siswa  pada  pembelajaran Bahasa Indonesia.
2)     Manfaat bagi Guru
a)      Hasil  penelitian  ini  dapat  membantu  guru  memperbaiki  proses pembelajaran  kemampuan  berbicara  di  kelas  yang  menjadi tanggungjawabnya.
b)      Dapat  menambah  wawasan  dan  pemahaman  guru  mengenai pembelajaran  berbicara  dengan penerapan  metode diskusi kelompok dan implementasinya dalam pembelajaran kemampuan berbicara di kelas.
3)     Manfaat bagi Sekolah
a)     Membantu tercapainya  tujuan  pendidikan  di  sekolah  baik  secara  mikro maupun makro.
b)     Meningkatkan profesionalisme dan kinerja guru secara umum.
c)     Meningkatkan  kompetensi  lulusan  sehingga  kredibilitas  sekolah meningkat.
4)     Bagi penulis
Hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi informasi dan data  yang akurat bagi penulis, selain itu, penelitian ini dapat digunakan secara langsung oleh penulis sebagai bekal pengalaman untuk mengajar di dunia pendidikan.



[1] Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia: (Balai Pustaka, 1992), hal. 1
[2] Ibid,. hal. 19-20.
[3] Hasil  Wawancara dengan Kepala MI, pada Hari Kamis, Tanggal ………………… Pukul 09.45-10.30 di MIN Jumba …………….
[4] Hasil Wawancara dengan Ibu ……………….. Selaku Guru ……………. pada Hari Kamis, Tanggal, ……………, Pukul j09.45-10.30 di MIN Jumba.
[5] Andri,  Proposal Keterampilan Berbicara, Diakses dari  http://skripsiberbicara.blogspot.com/, pada Hari Kamis, Tanggal ………………..
[6] Sumantri  Mulyani  dan  Johar  Permana.   2001.   Strategi  Belajar  Mengajar. Bandung : CV. Maulana


Konfirmasi file secara utuh, silahkan hub. 081327121707 (SMS only)
Mohon tidak disadur secara utuh, hanya sebagai referensi penulisan. Terima kasih atas kerjasamanya.