Lencana Facebook

banner image

Saturday 18 January 2014

PTK : PENERAPAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES DALAM PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DENGAN MATERI POKOK PERTUMBUHAN MAHLUK HIDUP UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI ........... 01 KECAMATAN ........... PADA SEMESTER 1 TAHUN PELAJARAN 2010/2011.



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah

Dalam IPA, selain dihadapkan pada hal yang bersifat nyata, anak-anak diberi  kesempatan  untuk  mengajukan  pertanyaan  ketika  ada  hal  yang  tidak dimengerti  oleh  mereka.  Kegiatan  bertanya  ini  merupakan  ciri  utama  dalam pembelajaran  IPA.  Keterampilan  anak  dalam  mengajukan  pertanyaan  akan dapat  melatih  mereka  untuk  dapat  berpikir  kritis  dan  kreatif,  dan  sebagai sarana untuk mengungkapkan rasa ingin tahunya.
Ilmu Pengetahuan Alam  (IPA)  atau Sains  berhubungan dengan  cara mencari tahu  tentang  alam  secara  sistematis,  sehingga  IPA  bukan  hanya  penguasaan kumpulan  pengetahuan  yang  berupa  fakta-fakta,  konsep-konsep,  atau  prinsip-prinsip  saja  tetapi  juga  merupakan  suatu  proses  penemuan.  Dengan  pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri  dan  alam  sekitar,  serta  prospek  pengembangan  lebih  lanjut  dalam menerapkannya  di  dalam  kehidupan  sehari-hari.  Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi  agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah.
Perkembangan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) telah melaju dengan pesat. Hal ini erat hubungannya dengan perkembangan teknologi. Perkembangan teknologi memberikan wahana yang memungkinkan IPA.  Perkembangan IPA yang begitu pesat menggugah para pendidik untuk dapat merancang dan melaksanakan pendidikan yang lebih terarah pada penguasaan konsep pembelajarn IPA yang dapat menunjang kegiatan sehari-hari dalam masyarakat. Kreatifitas sumber daya manusia merupakan syarat mutlak yang harus ditingkatkan untuk dapat menyesuaikan perkembangan IPA tersebut. Jalur yang tepat untuk meningkatkan sumber daya masyarakat adalah melalui pendidikan.
Pembaharuan di bidang pendidikan terus dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan, diantaranya adalah pemberlakuan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan menekankan keterlibatan siswa secara aktif dan berusaha menemukan konsep sendiri dalam proses pembelajaran di semua mata pelajaran termasuk IPA. Guru sebagai fasilitator dan pendorong siswa untuk menggunakan keterampilan proses serta menerapkan inovasi model pembelajaran sehingga pembelajaran IPA mampu mengembangkan life skill yang merupakan implementasi dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.
Kenyataan menunjukkan bahwa metode pembelajaran konvensional masih mendominasi dalam proses mengajar IPA. Pembelajaran konvensional yang umum dilakukan adalah metode mengajar dalam bentuk ceramah atau metode mengajar secara informatif, pengajar lebih banyak berbicara dan bercerita untuk menginformasikan semua fakta dan konsep sedangkan siswa hanya mendengarkan dan mencatat hal-hal yang disampaikan pengajar tersebut. Siswa akan memiliki banyak konsep tetapi tidak dilatih untuk menemukan dan mengembangkan konsep. Guru tidak begitu peduli apakah konsep dan rumus tersebut benar atau salah, akan tetapi lebih peduli pada hasil belajar yang berupa nilai angka. Metode pembelajaran konvensional dapat menyebabkan minat belajar siswa menjadi rendah karena metode ini kurang menarik, menghalangi respon siswa dan daya minat. Salah satu tugas guru adalah menciptakan suasana pembelajaran yang dapat memotivasi siswa untuk senantiasa belajar dengan baik dan semangat.
Suasana pembelajaran yang demikian akan berdampak positif dalam pencapaian prestasi belajar. Seorang guru harus memiliki kemampuan dalam memilih pendekatan pembelajaran dan sekaligus menggunakan metode pembelajaran yang tepat untuk menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif. Ketidaktepatan penggunaan metode mengajar sering menimbulkan kejenuhan dalam mengikuti pelajaran dan materi yang diajarkan kurang dapat dipahami sehingga mengakibatkan siswa menjadi apatis.
Berdasarkan pendapat di atas, maka jelaslah bahwa sebelum melaksanakan pembelajaran, guru harus benar-benar mempersiapkan dengan matang segala sesuatunya yang diperlukan dalam pembelajaran, sehingga pelaksanaan pembelajaran akan berjalan lancar dengan suasana belajar yang kondusif dan tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan maksimal.
Demikian halnya yang peneliti alami ketika menyampaikan mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan materi  “Pertumbuhan mahluk hidup”. Selama proses pembelajaran terasa kurang begitu menarik, keaktifan siswa sangat kurang. Peneliti merasakan sekali bahwa seolah-olah siswa hanya mendengar dari peneliti semata, tanpa mendapatkan informasi dari lain. Terbukti dengan hasil ujian latihan soal hanya ada 12 siswa yang mendapatkan di atas nilai 80 dari 42 siswa, berarti hanya 28,57% siswa yang dianggap sudah mampu, sedangkan siswa lainnya nilai di bawah 80 atau sebesar 71,43%. Melihat hasil dicapai tersebut peneliti merasa bahwa, jika kondisi seperti ini tidak diperbaiki bisa jadi prestasi siswa tidak akan naik, mungkin bahkan akan merosot. 

B.     Identifikasi Masalah

Berdasarkan data tersebut di atas, maka peneliti meminta bantuan teman sejawat untuk membantu mengidentifikasi kekurangan dari pembelajaran yang dilaksanakan. Dari hasil diskusi terungkap beberapa masalah yang terjadi dalam pembelajaran, yaitu :
  1. Siswa kurang menguasai konsep tentang pertumbuhan mahluk hidup
  2. Kurangnya rangsangan untuk motivasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar
  3. Siswa kurang aktif dalam pembelajaran
  4. Siswa tidak mencatat hal-hal penting kalau tidak disuruh
  5. Metode yang disampaikan kurang menarik dan membosankan
Melalui refleksi diri, kaji literatur dan diskusi dengan supervisor dapat diketahui bahwa kemungkinan faktor penyebab timbulnya masalah di atas adalah :
  1. Model pembelajaran yang digunakan guru tidak sesuai dengan karakteristik siswa sekolah dasar
  2. Guru kurang memotivasi siswa dalam pembelajaran
  3. Penggunaan media pembelajaran yang kurang bervariasi
  4. Guru tidak melibatkan siswa untuk aktif dalam pembelajaran dan penemuan informasi
  5. Guru dalam menjelaskan materi terlalu cepat.
Melihat kondisi tersebut di atas, maka peneliti berusaha untuk mengatasi masalah-masalah yang timbul agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik sehingga prestasi belajar siswa dapat tercapai. Adapun prioritas  masalah yang menjadi tujuan perbaikan proses pembelajaran adalah :
  1. Memperbaiki proses pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses pada pembelajaran IPA materi pertumbuhan mahluk hidup.
  2. Meningkatkan keaktifan belajar siswa sehingga  hasil belajar siswa dapat meningkat dan ketuntasan belajar dapat tercapai.
Berdasarkan hal tersebut di atas peneliti mencoba melakukan upaya perbaikan pembelajaran melalui Penelitian Tindakan Kelas mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan materi pokok pertumbuhan mahluk hidup di kelas III  Sekolah Dasar Negeri ........... 01 Kecamatan ........... pada Semester 1  Tahun Pelajaran 2011/2012.


C.    Pembatasan Masalah

Penelitian ini diharapkan lebih efektif, efisien, terarah dan dapat dikaji  lebih  mendalam  maka  diperlukan  pembatasan  masalah.  Adapun  pembatasan  masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah masalah diteliti hanya terbatas  pada  penerapan pendekatan keterampilan proses dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan materi pokok pertumbuhan mahluk hidup untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa kelas III  Sekolah Dasar Negeri ........... 01 Kecamatan ........... pada Semester 1  Tahun Pelajaran 2010/2011.

D.    Rumusan Masalah

1.      Apakah penerapan dengan pendekatan keterampilan proses dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan materi pokok pertumbuhan mahluk hidup mampu meningkatkan keaktifan siswa dalam mencari informasi penemuan baru
2.      Apakah penerapan metode pembelajaran pendekatan keterampilan proses dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan materi pokok pertumbuhan mahluk hidup dapat meningkatkan hasil belajar siswa ?

E.     Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang di atas, dan agar memiliki arah yang jelas, maka ditetapkan tujuan dari perbaikan tersebut sebagai berikut :
1.      Untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam mencari informasi penemuan baru pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan materi pokok pertumbuhan mahluk hidup melalui pendekatan keterampilan proses.
2.      Untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada  pembelajaran pendekatan keterampilan proses dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan materi pokok pertumbuhan mahluk hidup melalui pendekatan keterampilan proses.

F.     Manfaat Penelitian

Diharapkan dengan pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dapat memberikan manfaat secara teoritis dan praktis  :
  1. Manfaat Teoritis
a.       Hasil penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan manfaat teoretis, yaitu memberikan sumbangan pemikiran dan tolok ukur kajian pada penelitian lebih lanjut yaitu berupa alternatif yang dapat dipertimbangkan dalam usaha memperbaiki mutu pendidikan dan mempertinggi interaksi belajar mengajar, khususnya dalam penerapan pendekatan keterampilan proses pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.
b.      Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan pembaca yang lebih luas terutama dalam penerapan pendekatan keterampilan proses pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
  1. Manfaat Praktis
a.       Siswa
1)      Untuk memberikan keaktifan siswa
2)      Untuk menguji kemampuan intelektual dan membiasakan tehnik belajar siswa  secara  mandiri  ataupun  kelompok  dalam  menyelesaikan  tugas yang diberikan oleh guru, yang dapat dilaksanakan di dalam dan di luar kelas.
3)      Memberikan pengalaman dalam memecahkan masalah dengan terlibat langsung dalam proses pembelajaran. 
b.      Guru.
Untuk  menambah  wawasan  dan  pengetahuan.  Sehingga memantapkan  keprofesional  guru  di  SD  yang  dapat  dijadikan  bahan  atau alat  untuk  perubahan  pengajaran  yang  akurat,  praktis  dan  dapat dipertanggungjawabkan.
c.       Sekolah.
Mendorong  sekolah  agar  berupaya  menyediakan  sarana  dan  prasarana untuk  pelaksanaan  pembelajaran  IPA  dengan  menggunakan  pendekatan keterampilan proses.

 Silahkan klik UNDUH untuk mendapatkan file secara lengkap

PTK : PENERAPAN METODE ROLE PLAYING SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SD NEGERI ........... 04 KECAMATAN ........... KABUPATEN ........... TAHUN PELAJARAN 2011/2012 PADA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL MATERI BERBAGAI PENINGGALAN SEJARAH DAN PELESTARIAANNYA



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah

Secara mendasar pengajaran IPS berkenaan dengan kehidupan manusia yang melibatkan segala tingkah laku dan kebutuhannya. IPS berkenaan dengan cara manusia menggunakan usaha memenuhi kebutuhan materialnya, memenuhi kebutuhan budayanya, kebutuhan jiwanya, pemanfaatan sumber daya yang ada dimuka bumi, mengatur kesejahteraan dan pemerintahannya, dan lain sebagainya yang mengatur serta mempertahankan kehidupan masyarakat. Pokoknya mempelajari-menelaah-mengkaji sistem-kehidupan manusia dipermukaan bumi ini, itulah hakekat yang dipelajari pada pembelajaran IPS.
Ilmu  pengetahuan  sosial  sebagai  salah  satu  bidang  studi  yang mempunyai  tujuan  membekali  siswa  untuk  mengembangkan  penalarannya  di samping  aspek  nilai  dan  moral,  banyak  memuat  materi  sosial  dan  bersifat hapalan  sehingga  pengetahuan  dan  informasi  yang  diterima  siswa  sebatas produk hapalan.
Kenyataanya  saat    ini    proses  pembelajaran  IPS lebih diwarnai oleh pendekatan yang  menitikberatkan pada model belajar konvensional  seperti  ceramah,  pola  pembelajaran  lebih  bersifat  guru  sentris. Pada  umumnya  guru    lebih  banyak  menggunakan  buku  paket  dan  menyuruh siswa untuk menghapal materi. Dengan  pola pembelajaran seperti itu, kurang mampu  merangsang  siswa  untuk  terlibat  aktif  dalam  proses  pembelajaran  dan lemahnya  pengembangan  potensi  diri  siswa.  Selain  daripada  itu,  cara  belajar setiap  peserta  didik    itu  berbeda-beda,  ada  peserta  didik  yang  lebih  senang membaca, senang berdiskusi, dan ada juga yang lebih senang praktek langsung.
Untuk  dapat  membantu  siswa  secara  maksimal  dalam  belajar  dan mengurangi  peran  guru  yang  terlalu  menonjol  dalam    proses  pembelajaran, maka  kesenangan  dalam  belajar  itu  sendiri  perlu  diperhatikan.  Untuk  dapat mengakomodir kebutuhan tersebut adalah dengan menggunakan variasi strategi pembelajaran  dan metode yang beragam yang melibatkan indera belajar yang banyak  yang disesuaikan dengan metari  yang  akan disampaikan kepada siswa  dalam  pembelajaran  IPS.  Salah  satu  dari  metode-metode  pembelajaran  tersebut   yaitu menggunakan metode role playing.  Metode role playing  adalah  suatu  cara  penguasaan  bahan-bahan pelajaran  melalui  pengembangan  imajinasi  dan  penghayatan  siswa. Pengembangan  imajinasi  dan  penghayatan  dilakukan  siswa  dengan memerankannya  sebagai  tokoh  hidup  atau  benda  mati.  Permainan  ini  pada umumnya dilakukan lebih dari satu orang, hal itu bergantung kepada apa yang diperankan.
Dalam metode role playing, siswa mengkaji masalah-masalah  dengan  memerankan  situasi-situasi  masalah,  kemudian mendiskusikannya.  Siswa  dapat  menjelajah    dan  mengkaji  perasaan,  sikap, nilai  dan  strategi  pemecahan  masalah.  Dengan  metode  bermain  peran,  siswa akan lebih bisa mengekspresikan diri sesuai dengan yang diperankannya, siswa tidak hanya mendengarkan guru ceramah tetapi  dengan metode bermain peran  menutut siswa   untuk lebih aktif selama proses pembelajaran berlangsung.
Dalam pembelajaran bidang studi Ilmu Pengetahuan Sosial materi “Berbagai peninggalan sejarah dan pelestariannya”, guru telah berusaha mengajar dengan sebaik-baiknya. Membuat rencana pembelajaran, melaksanakan rencana pembelajaran dan melaksanakan evaluasi. Peneliti menjalankan tugas sebagaimana mestinya guru mengajar. Selama pembelajaran berlangsung jarang siswa yang mengajukan pertanyaan atau memberikan respon terhadap penjelasan maupun pertanyaan yang diajukan guru. Siswa kurang sungguh-sungguh dalam mengikuti pelajaran dan tidak mampu memahami konsep, memberikan respon terhadap penjelasan maupun pertanyaan yang diajukan guru. Selama pembelajaran berlangsung jarang siswa yang mengajukan pertanyaan atau memberikan respon terhadap penjelasan maupun pertanyaan yang diajukan guru. Siswa kurang sungguh-sungguh dalam mengikuti pelajaran dan tidak mampu memahami konsep, memberikan respon terhadap penjelasan maupun pertanyaan yang diajukan guru
Ketika dilakukan tes formatif pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial pada materi “Berbagai peninggalan sejarah dan pelestariannya”, hasil ujian menujukkan rendahnya  tingkat penguasaan materi yang diajarkan. Dari 23 siswa, hanya lima orang siswa (21,74%) yang dapat mencapai penguasaan materi 80% ke atas atau mendapat nilai minimal 70, dengan perolehan nilai rata-rata hasil belajar secara klasikal sebesar 58,70.

B.     Identifikasi  Masalah

Berdasarkan keadaan tersebut peneliti meminta bantuan teman sejawat untuk membantu mengidentifikasi masalah dalam proses pembelajaran. Dari hasil diskusi terungkap beberapa masalah sebagai berikut :
  1. Rendahnya minat siswa terhadap materi pembelajaran
  2. Siswa menyepelekan materi pembelajaran yang dianggap terlalu mudah.
  3. Suasana pembelajaran yang terkesan monoton dan kurang menarik siswa.
  4. Siswa kurang terlibat aktif dalam pembelajaran.
  5. Kondisi lingkungan di kelas yang tidak mendukung proses pembelajaran secara aktif.
  6. Rendahnya tingkat penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran yang disampaikan.
Sehubungan dengan rendahnya hasil belajar tersebut, peneliti merenung, merefleksi,  dan berdiskusi dengan teman sejawat. Dari hasil diskusi tersebut penyebab rendahnya hasil belajar siswa antara lain :
1.      Metode pembelajaran  yang digunakan oleh guru dalam penyampaian materi kurang tepat
2.      Guru kurang mampu meningkatkan peran aktif siswa dalam pembelajaran.
3.      Penciptaan kondisi lingkungan kelas yang lebih kondusif.
4.      Guru dapat menciptakan kondisi pembelajaran yang lebih aktif.
5.      Metode penyajian materi yang digunakan guru tidak sesuai dengan karakteristik dan tahap perkembangan siswa sekolah dasar
6.      Guru kurang mampu mengelola kelas dan ini berdampak pada proses edukatif yang diharapkan kurang berhasil
Melihat kondisi awal sebagaimana tersebut di atas, maka peneliti berusaha untuk mengatasi masalah-masalah yang timbul agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik sehingga prestasi belajar siswa dapat tercapai dengan melaksanakan perbaikan pembelajaran IPS materi berbagai peninggalan sejarah dan pelestariannya.
Upaya perbaikan yang peneliti lakukan dengan mengadakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) di Kelas IV SD Negeri ........... 04 Kecamatan ...........  Kabupaten ........... Semester 1 Tahun Pelajaran 2011/2012 pada mata pelajaran IPS materi berbagai peninggalan sejarah dan pelestariannya dengan menggunakan metode role playing.

C.    Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah dalam penelitian tindakan kelas  ini dipusatkan pada upaya peningkatan keaktifan dan hasil belajar siswa kelas IV pada pembelajaran IPS materi  materi berbagai peninggalan sejarah dan pelestariannya melalui penerapan metode bermain peran dengan subjek penelitian adalah siswa kelas Kelas IV SD Negeri ........... 04 Kecamatan ...........  Kabupaten ........... Semester 1 Tahun Pelajaran 2011/2012.

D.    Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat disimpulkan rumuskan masalah  yang menjadi fokus perbaikan adalah :
1.      Apakah dengan penerapan metode bermain peran dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial  Kelas IV  materi berbagai peninggalan sejarah dan pelestariannya keaktifan siswa dapat ditingkatkan ?
2.      Apakah dengan penerapan metode bermain peran dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial  Kelas IV  materi berbagai peninggalan sejarah dan pelestariannya hasil belajar siswa dapat ditingkatkan ?

E.     Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, agar memiliki arah yang jelas, maka ditetapkan tujuan penelitian sebagai berikut :
1.      Untuk mengetahui peningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa setelah penggunaan metode role playing.
2.      Mengetahui daya serap siswa terhadap penyampaian materi pembelajaran dengan menggunakan metode role playing.

F.     Manfaat Penelitian

1.   Bagi Siswa
a.       Mengembangkan  kreativitas,  inovasi,  kemandirian  dan  keaktifan siswa,
b.      Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa,
c.       Memberikan pengalaman yang bermakna,
d.      Meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar siswa,
e.       Memberikan motivasi untuk mengoptimalkan kemampuan berfikir dan mengembangkan potensi diri siswa.

2.   Bagi Guru
a.       Mengembangkan  dan  meningkatkan  kemampuan  guru  dalam merencanakan,  melaksanakan  dan  mengevaluasi  pembelajaran  IPS dengan menggunakan metode role playing
b.      Mampu  melahirkan  model  pembelajaran  yang  sesuai  dengan  tuntutan lingkungan,
c.       Meningkatkan  unjuk  kerja  guru  dalam  mengelola  pembelajaran  yang lebih efektif dan bermakna.
3.   Bagi Sekolah
a.       Dapat mengembangkan kurikulum pembelajaran di tingkat sekolah dan kelas.
b.      Dapat  meningkatkan  kualitas  pendidikan  di  sekolah  khususnya  mata pelajaran IPS.
c.       Dapat  menjadi  pemecahan  masalah  dalam  pembelajaran  IPS  dengan penggunaan  metode  role playing bagi  sekolah  itu  sendiri  ataupun sekolah lain.
d.      Memberi kontribusi  yang positif bagi sekolah dalam mengembangkan model pembelajaran.


 Silahkan klik UNDUH untuk mendapatkan file secara lengkap