Menerima Pembuatan TESIS-SKRIPSI-PKP UT, Silahkan Baca Cara Pemesanan di bawah ini

Lencana Facebook

banner image

Saturday, 21 February 2015

PTK KENAIKAN PANGKAT MAPEL MATEMATIKA SMP




LAPORAN
PENELITIAN TINDAKAN KELAS


UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN
MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PENEMUAN TERBIMBING PADA SISWA KELAS VIII  SMP NEGERI  …………………….
TAHUN PELAJARAN 2013/2014


Diajukan untuk Memenuhi  Persyaratan Kenaikan Pangkat
............................... dst disesuaikan





Oleh :

………………………………………..
NIP. ……………..

UPT ………………………………….








DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN ………………
SMP NEGERI ...........................................
Jln. ...................................................
2013
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa peneliti panjatkan kehadirat Allah, Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan kasih dan karunia-Nya sehingga Laporan Penelitian Tindakan Kelas  (PTk) ini dapat selesai dengan baik.
Dalam PTK ini peneliti menentukan judul yaitu Upaya Meningkatkan Kemampuan Penalaran Matematika Siswa Melalui Model Penemuan Terbimbing Pada Siswa Kelas VIII  SMP Negeri  ……………………. Tahun Pelajaran 2013/2014.
. Penelitian ini diajukan untuk melengkapi syarat-syarat Kenaikan pangkat dari golongan ………. Ke golongan …...
Peneliti mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyusunan penelitian ini khususnya kepada:
1.    ……………….., selaku Kepala Dinas  ………………..
2.    ……………….., Pengawas SMP ……………………
3.    ………………,. selaku Kepala UPT ……………
4.    ……………….., selaku Kepala SMP ……………………………..
5.    Segenap warga SMP …………….  khususnya guru-guru Kelas ……… yang telah membantu penyelesaian karya ini.
Akhirnya penulis mohon saran dan kritik dari pembaca demi perbaikan langkah berikutnya. Harapan peneliti semoga hasil penelitian ini dapat memberikan dampak positip terhadap perkembangan peningkatan sumber daya manusia.
............,     ............
Penulis










LEMBAR PENGESAHAN


1.
Judul Penelitian
Upaya Meningkatkan Kemampuan Penalaran Matematika Siswa Melalui Model Penemuan Terbimbing Pada Siswa Kelas VIII  SMP Negeri  ……………………. Tahun Pelajaran 2013/2014
2.
Identitas Peneliti
a.    Nama Lengkap
b.   NIP
c.    Pangkat. Golongan
d.   Tempat Tugas
e.    Kabupaten/Kota
f.    Provinsi
g.   Alamat Kantor
h.   Telepon

3.
Lama Penelitian

4.
Sumber Dana
Swadaya




Catt :
Untuk lembar pengesahan yang bertanda tangan disesuaikan dengan kondisi setempat











UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN
MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PENEMUAN TERBIMBING PADA SISWA KELAS VIII  SMP NEGERI  …………………….
TAHUN PELAJARAN 2013/2014


Oleh
…………………………………………
NIP. ………………..

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan penalaran matematis siswa melalui penemuan terbimbing pada pembelajaran matematika di kelas VIII SMP ………... Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilakukan di SMP ………. pada semester kedua untuk tahun pelajaran 2013/2014. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus. Subyek yang dikenai tindakan adalah siswa kelas VIII dengan jumlah seluruh siswa 25 orang. Dimana ada …. siswa laki-laki dan ….siswa perempuan. Pelaksanaan tindakan penelitian ini terdiri dari empat tahapan dasar yang saling terkait dan berkesinambungan yaitu perancanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Pokok bahasan yang digunakan pada penelitian ini adalah mengidentifikasi sifat-sifat kubus, balok, prisma dan limas serta bagian-bagiannya. Pada penelitian ini, data diperoleh melalui angket , wawancara, lembar observasi dan tes penguasaan konsep. Data yang diperoleh dianalisis dengan analisis deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pelaksanaan pendekatan pembelajaran penemuan terbimbing dapat meningkatkan nilai prestasi dan ketuntasan belajar pada kondisi awal dengan nilai rata-rata sebesar 59,60 dan hanya 5 atau 20% siswa yang dinyatakan tuntas, menjadi 65,60 dengan 15 siswa tuntas atau 60% dan pada siklus kedua menjadi rata-rata nilai sebesar 71,60 dengan ketuntasan belajar sebanyak 92% atau 23 siswa dari jumlah siswa seluruh sebanyak 25 siswa, dan aktivitas belajar siswa, dari 12 aspek penentu kegiatan siswa pada kondisi awal menunjukkan ada 12 siswa (48%) kegiatan siswa yang memperoleh kriteria baik (B), 11 siswa (44%) kegiatan siswa yang memperoleh kriteria cukup (C), dan 2 siswa (8%) kegiatan siswa yang memperoleh kriteria kurang (K), pada siklus pertama meningkat menjadi 3 siswa atau 12% kegiatan siswa yang memperoleh kriteria sangat baik (SB),  14 siswa (56%) kegiatan siswa yang memperoleh kriteria baik (B), 3 siswa 32%) kegiatan siswa yang memperoleh kriteria cukup (C), dan 2 siswa (8%) kegiatan siswa yang memperoleh kriteria kurang (K), serta pada siklus kedua 18 siswa atau 72% kegiatan siswa yang memperoleh kriteria sangat baik (SB),  7 siswa (28%) kegiatan siswa yang memperoleh kriteria baik (B), dan tidak ada kegiatan siswa yang memperoleh kriteria cukup (C), dan kriteria kurang (K). Dengan demikian kegiatan siswa telah memenuhi kriteria keberhasilan tindakan serta aktivitas guru dalam proses pembelajaran, dari 20 aspek penentu kegiatan guru menunjukkan hasil yang meningkat pada setiap siklusnya di mana pada kondisi awal hanya 37,50 dalam kategori cukup (C), meningkat menjadi 61,25 dengan kategori baik (B) dan pada siklus terakhir menjadi 86,25 dalam kriteria sangat baik (SB) sehingga dapat disimpulkan bahwa pada siklus kedua dinyatakan tuntas dan selesai

Kata Kunci: Kemampuan Penalaran Matematis, Model Penemuan Terbimbing




DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..........................................................................................      
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................      
KATA PENGANTAR........................................................................................      
DAFTAR ISI.......................................................................................................      
ABSTRAK..........................................................................................................      
DAFTAR TABEL...............................................................................................      
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................      
DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................      

BAB    I     PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang Masalah............................................................      
B.       Identifikasi Masalah .................................................................      
C.       Batasan Masalah .......................................................................      
D.      Rumusan Masalah......................................................................      
E.       Tujuan dan Manfaat Penelitian..................................................      
BAB    II   KAJIAN PUSTAKA
A.  Kajian Teori.................................................................................      
B.  Kerangka Pikir.............................................................................      
C.  Hipotesis Tindakan......................................................................      
BAB    III METODE PENELITIAN           
A.  Subjek dan Setting Penelitian .....................................................      
B.  Data dan Sumber Data.................................................................      
C.  Definisi Oprasional Variabel .......................................................      
D.  Prosedur Penelitian .....................................................................      
E.   Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data...................................      
F.   Metode Analisis Data .................................................................      
G.  Indikator Tindakan .....................................................................      
BAB    IV  HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.  Hasil Penelitian............................................................................      
1.   Kondisi Awal.........................................................................      
2.   Siklus I...................................................................................      
3.   Siklus II.................................................................................      
B.  Pembahasan Hasil Penelitian.......................................................      
KESIMPULAN DAN SARAN                    
A.  Kesimpulan .................................................................................      
B.  Saran ...........................................................................................      

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN





DAFTAR TABEL

Tabel                                                                                                           Halaman

Tabel      4.1    Rekapitulasi Hasil Pengamatan Aktivitas Guru dalam Pembelajaran pada Kondisi Awal                                                                                                    
Tabel      4.2    Rekapitulasi  Hasil Observasi Peningkatan Aktivitas Siswa Pada Kondisi Awal                 
Tabel      4.3    Rekapitulasi  Pelaksanaan Tes Hasil Belajar Pada Kondisi Awal                  
Tabel      4.4    Analisis Rata-Rata Hasil Observasi Kegiatan Guru dalam Melaksanakan Pembelajaran Menggunakan Model Penemuan Terbimbing pada Siklus I Pertemuan Pertama dan Kedua                                                                                                
Tabel      4.5    Analisis Rata-Rata Hasil Observasi Kegiatan Siswa dalam Melaksanakan Pembelajaran Menggunakan Model Penemuan Terbimbing pada Siklus I
Pertemuan Pertama dan Kedua..............................................            
Tabel      4.6    Rekapitulasi  Pela ksanaan Tes Hasil Belajar Pada Siklus Pertama                
Tabel      4.7    Analisis Rata-Rata Hasil Observasi Kegiatan Guru dalam Melaksanakan Pembelajaran Menggunakan Model Penemuan Terbimbing pada Siklus II Pertemuan Pertama dan Kedua                                                                                                           
Tabel      4.8 Analisis Rata-Rata Hasil Observasi Kegiatan Siswa dalam Melaksanakan Pembelajaran Menggunakan Model Penemuan Terbimbing pada Siklus II Pertemuan Pertama dan Kedua                                                                                                           
Tabel      4.9    Analisis Hasil Kemampuan Penalaran Matematis Siswa Kelas VIII7 SMP Negeri 1 Tapa Kabupaten Bone Bolango Tahun Pelajaran 2012/2013 pada Mengidentifikasi sifat-sifat kubus, balok, prisma dan limas serta bagian-bagiannya pada Siklus II                     
Tabel      4.10 Analisis Aktivitas Guru dalam Pembelajaran pada Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II                                                                                                    
Tabel      4.11 Analisis Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran pada Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II
Tabel      4.12 Analisis Hasil dan Ketuntasan Belajar Siswa pada Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II                                                                                                    





DAFTAR GAMBAR

Gambar                                                                                                      Halaman

Gambar  2.1    Langkah-langkah Model Penemuan Terbimbing...................            
Gambar 3.1    Bagan Siklus PTK..................................................................            
Gambar 4.1    Diagram Batang Peningkatan Aktivitas Guru dalam Pembelajaran pada Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus I.........................................................................            
Gambar 4.2    Diagram Batang Peningkatan Aktivitas Siswa Berdasakan Jumlah Siswa pada Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus I...............................................................            
Gambar 4.3    Diagram Batang Peningkatan Aktivitas Siswa Berdasakan Persentase Ketuntasan  pada Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus I......................................            
Gambar 4.4    Diagram Batang Peningkatan Hasil dan Ketuntasan Belajar Siswa pada Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus I.........................................................................            



























DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran                                                                                                                  
1.        Surat Ijin Penelitian
2.        Surat Kesediaan Menjadi Observer
3.        Jurnal Kegiatan Penelitian
4.        Rencana Perbaikan Pembelajaran Siklus I
5.        Rencana Perbaikan Pembelajaran Siklus II
6.        Berkas Instrumen Pengumpulan Data
7.        Lembar Observasi Peningkatan Aktivitas Siswa Dalam Kegiatan Pembelajaran pada Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II
8.        Daftar Hadir Siswa Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II
9.        Daftar Hadir Peneliti Dan Observer
10.   Contoh Hasil Pekerjaan Siswa
11.   Dokumentasi  Pelaksanaan Kegiatan Penelitian




BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.  Deskripsi Hasil Penelitian
Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang menerapkan model penemuan terbimbing dalam meningkatkan kemampuan penalaran matematis siswa kelas VIII  SMP Negeri ……………. pada materi mengidentifikasi sifat-sifat kubus, balok, prisma dan limas serta bagian-bagiannya telah berlangsung dalam dua siklus. Penjelasan mengenai hasil proses pelaksanaan perbaikan pembelajaran sebagaimana diuraikan di bawah  ini.
1.    Deskripsi Kondisi Awal
Observasi pra siklus dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui jalannya pembelajaran dan kondisi siswa selama pembelajaran IPS pada kompetensi dasar mengidentifikasi sifat-sifat kubus, balok, prisma dan limas serta bagian-bagiannya tersebut berlangsung.
Berdasarkan hasil observasi  pada kegiatan prasiklus pembelajaran matematika kelas VIII di SMP ........................ dapat diketahui memiliki permasalahan dan kendala-kendala. Hal ini ditunjukkan dari banyaknya siswa kelas VIII yang belum mencapai standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 70 untuk mata pelajaran matematika pada kompetensi dasar nengidentifikasi sifat-sifat kubus, balok, prisma dan limas serta bagian-bagiannya. Pada saat diadakan pre-test selalu mendapat rata-rata yang rendah rendah.
Penjelasan secara rinci mengenai data-data pada kondisi awal penelitian  sebagaimana dijelaskan tabel-tabel berikut ini.
a.    Pengamatan Aktivitas Guru
Pengamatan aktivitas guru pada penelitian ini lebih diarahkan pada 20 aspek kegiatan selama pelaksanaan pembelajaran. Untuk aktivitas guru, hasil pembelajaran dapat diuraikan pada penjelasan tabel di bawah ini.

Tabel 4.1  Rekapitulasi Hasil Pengamatan Aktivitas Guru dalam Pembelajaran pada Kondisi Awal

No
Kriteria Aspek
Skor
Ket
1
Sangat Baik (4)
0

2
Baik (3)
0

3
Cukup (2)
20

4
Kurang (1)
10

Jumlah Skor Total
30

Nilai Ideal
80

Perolehan Nilai
37,50

Kriteria Nilai
C


Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa dari 20 aspek yang diamati hanya mendapatkan 10 aspek  dengan kriteria cukup dan 10 aspek dengan kriteria kurang dengan skor nilai yang dicapai sebesar 37,50 dengan kriteria cukup. (Secara jelas dan terperinci dapat dilihat pada bagian lampiran-lampiran)
b.    Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Kondisi Awal
Adapun penjelasan mengenai hasil observasi siswa pada kegiatan pembelajaran sebagaimana tabel di bawah ini.
Tabel 4.2  Rekapitulasi  Hasil Observasi Peningkatan Aktivitas Siswa Pada Kondisi Awal

No
Rentang Nilai
Kriteria Nilai
SB
B
C
K
1
0-25



2
2
26-50


11

3
51-75

12


4
76-100
0




Jumlah
0
12
11
2

Persentase
0,00
48,00
44,00
8,00

 Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa baru 12 siswa atau 48% yang mendapat nilai sesuai dengan indikator keberhasilan yaitu minimal mendapat kriteria nilai baik.  (Secara jelas dan terperinci dapat dilihat pada bagian lampiran-lampiran)
c.    Hasil Tes Formatif  Siswa Kondisi Awal
Data hasil belajar siswa yang didapatkan dari pelaksanaan tes formatif sebagaimana dijelaskan pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.3  Rekapitulasi  Pelaksanaan Tes Hasil Belajar Pada Kondisi Awal

No
Skor
Jumlah Siswa
Capaian
%
Kriteria
Ket
1
≥71
0
0
0,00
Sangat Baik
T
2
61-70
5
350
20,00
Baik
T
3
51-60
14
840
56,00
Cukup
BT
4
≤50
6
300
24,00
Kurang
BT
Jumlah
25
1490
100
-
-
Ketuntasan
-
59,60
-
-
-

Dari tabel di atas menunjukan bahwa dari 25 orang siswa yang dikenai tindakan 5 orang siswa (20%) memperoleh nilai 70 ke atas, sedangkan 20orang siswa (80%) memperoleh nilai di bawah 70. Nilai rata-rata kelas sebesar 59,60. Artinya hasil belajar siswa belum mencapai target seperti pada indikator yang diharapkan yaitu 85% dinyatakan tuntas belajarnya atau mendapat nilai minimal sama dengan KKM=70.
Sehingga berdasarkan masalah yang telah diidentifikasi tersebut, penelitian tindakan kelas ini dilakukan pada siswa kelas VIII SMP ........................ dengan menerapkan model penemuan terbimbing. Diharapkan dengan usaha ini akan mampu mengurangi permasalahan selama pembelajaran dan mampu meningkatkan aktivitas guru dan siswa serta hasil belajar siswa. (Secara jelas dan terperinci dapat dilihat pada bagian lampiran-lampiran)
2.    Deskripsi Hasil Pelaksanaan Tindakan Siklus I
Pelaksanaan penelitian mengacu pada rancangan yang telah dikemukakan pada Bab III meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi dan evaluasi, dan refleksi. Adapun kegiatan yang dilaksanakan pada siklus I pada kompetensi dasar mengidentifikasi sifat-sifat kubus, balok, prisma dan limas serta bagian-bagiannya adalah sebagai berikut.

a.    Tahap Perencanaan
Berdasarkan hasil diskusi dengan guru mitra yang membantu peneliti dalam penelitian ini, maka disepakati untuk menyelenggarakan pembelajaran kompetensi dasar mengidentifikasi sifat-sifat kubus, balok, prisma dan limas serta bagian-bagiannya melalui model penemuan terbimbing pada siswa kelas VIII yang berjumlah 25 orang.
Selanjutnya penelitian bersama guru mitra melakukan hal-hal sebagai berikut:
1)    Menyusun rencana tindakan atau skenario pembelajaran yang akan dilakukan
2)    Menyiapkan buku pegangan guru, buku paket siswa, dan media penunjang pembelajaran
3)    Menyusun instrument penelitian berupa lembar observasi kegiatan guru, lembar observasi kegiatan siswa dan tes tertulis.
4)    Menetapkan alokasi waktu pelaksanaan pembelajaran siklus I dan merencanakan alokasi waktu untuk siklus II bila siklus I belum berhasil.
b.    Tahap Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap ini peneliti melaksanakan kegiatan pembelajaran berdasarkan model penemuan terbimbing dengan berpedoman pada rencana pembelajaran yang telah disusun sebelumnya. Pembelajaran siklus pertama ini dilakukan dalam tiga kali pertemuan. Pertemuan pertama dengan alokasi waktu 80 menit (2 jam pelajaran) siswa diharapkan dapat menemukan luas permukaan kubus dan menghitung luas permukaan kubus. Pada pertemuan kedua dengan alokasi waktu 80 menit (2 jam pelajaran) siswa diharapkan dapat menemukan luas permukaan balok dan menghitung luas permukaan balok. Selama kegiatan pembelajaran berlangsung dilakukan pengamatan terhadap kegiatan pembelajaran guru dan aktivitas siswa dalam pembelajaran berdasarkan model penemuan terbimbing oleh satu orang guru mitra selaku pengamat dan dilakukan tes siklus I untuk mengukur kemampuan penalaran matematis siswa pada materi yang telah disajikan guru.
c.    Tahap Observasi dan Evaluasi
1)   Hasil Observasi Kegiatan Guru
Kegiatan guru diamati dan dinilai dengan menggunakan lembar observasi. Pengamatan ini dilakukan oleh guru pengamat, dengan mengamati 22 aspek kegiatan guru. Rata-rata hasil pengamatan kegiatan guru melaksanakan pembelajaran menggunakan model penemuan terbimbing pada siklus I pertemuan pertama dan kedua disajikan pada tabel di bawah ini dan secara lengkap diuraikan pada bagian lampiran-lampiran.
Tabel  4.4  Analisis Rata-Rata Hasil Observasi Kegiatan Guru dalam Melaksanakan Pembelajaran Menggunakan Model Penemuan Terbimbing pada Siklus I Pertemuan Pertama dan Kedua

No
Kriteria Aspek
Skor
Ket
1
Sangat Baik (4)
0

2
Baik (3)
27

3
Cukup (2)
22

4
Kurang (1)
0

Jumlah Skor Total
49

Nilai Ideal
80

Perolehan Nilai
61,25

Kriteria Nilai
B


Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa dari 20 aspek yang diamati hanya mendapatkan 14 aspek  dengan kriteria baik dan 12 aspek dengan kriteria kurang dengan skor nilai yang dicapai sebesar 61,25 dengan kriteria baik. Dari hasil tersebut maka masih perlu adanya peningkatan aktivitas guru dalam proses pembelajaran karena belum memenuhi indikator dan kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan (Secara jelas dan terperinci dapat dilihat pada bagian lampiran-lampiran)

2)   Hasil Observasi Kegiatan Siswa
Observasi terhadap aktivitas siswa pada siklus I pertemuan pertama dan pertemuan kedua yang diamati oleh rekan sejawat selama proses pembelajaran berlangsung. Aspek-aspek yang diobservasi terdiri dari 12 (dua belas) aspek yang disusun secara bersama-sama oleh peneliti dan guru mitra yang bertindak sebagai observer dalam penelitian ini. Rata-rata hasil pengamatan kegiatan siswa menggunakan model penemuan terbimbing pada pembelajaran siklus I pertemuan pertama dan pertemuan kedua disajikan Tabel berikut dan diuraikan secara lengkap pada bagian-bagian lampiran.
Tabel 4.5   Analisis Rata-Rata Hasil Observasi Kegiatan Siswa dalam Melaksanakan Pembelajaran Menggunakan Model Penemuan Terbimbing pada Siklus I
Pertemuan Pertama dan Kedua

No
Rentang Nilai
Kriteria Nilai
SB
B
C
K
1
0-25



0
2
26-50


8

3
51-75

14


4
76-100
3




Jumlah
3
14
8
0

Persentase
12,00
56,00
32,00
0,00

Data pada tabel di atas terlihat bahwa ada sebanyak 8 siswa atau 32% kegiatan siswa yang mendapat kriteria cukup (C), dan 14 siswa atau 56% memperoleh penilaian baik (B) dan 3 siswa dalam kriteria sanat baik (SB). Rata-rata hasil pengamatan kegiatan siswa dalam pembelajaran menunjukan bahwa pelaksanaan pembelajaran siswa menggunakan model penemuan terbimbing pada siklus I pertemuan pertama dan pertemuan kedua hanya 68% dari keseluruhan siswa yang diamati memperoleh skor dengan kriteria baik dan sangat baik atau masuk dalam kriteria tuntas. Ini artinya kegiatan siswa dalam pembelajaran belum mencapai kriteria ketuntasan yang telah ditetapkan sehingga perlu lebih ditingkatkan lagi pada siklus berikutnya.
3)   Hasil Tes Formatif  Siswa Siklus Pertama
Untuk mengetahui capaian hasil tes kemampuan penalaran matematis siswa pada materi luas pemukaan kubus dan balok yang disajikan dengan menggunakan model penemuan terbimbing, maka pada pertemuan kedua guru memberikan tes akhir siklus I berbentuk pilihan ganda sebanyak 10 soal sebagaimana terdapat pada lampiran RPP siklus I. Data kemampuan penalaran matematis siswa dikumpulkan dengan menggunakan tes berbentuk pilihan ganda. Penilaian jawaban berpandu pada kunci jawaban dan pedoman penskoran dari masing-masing butir tes. Skor maksimum yang harus dicapai siswa adalah 70, sedangkan skor ketuntasan secara klasikal sesuai indikator keberhasilan yang ditetapkan adalah 85% dari jumlah siswa mendapat nilai minimal 70.
Hasil penghitungan terhadap capaian kemampuan penalaran matematis dari28 orang siswa secara lengkap dan singkat pada Tabel di bawah ini.
Tabel 4.6  Rekapitulasi  Pelaksanaan Tes Hasil Belajar Pada Siklus Pertama

No
Skor
Jumlah Siswa
Capaian
%
Kriteria
Ket
1
≥71
1
80
4,00
Sangat Baik
T
2
61-70
14
980
56,00
Baik
T
3
51-60
8
480
32,00
Cukup
BT
4
≤50
2
100
8,00
Kurang
BT
Jumlah
25
1640
100
-
-
Ketuntasan
-
65,60
-
-
-

Dari di atas memperlihatkan bahwa dari 25 orang siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan model penemuan terbimbing, sebanyak 15 orang siswa (60%) yang mencapai ketuntasan dan 10 orang siswa (40%) yang belum tuntas sesuai kriteria yang ditetapkan yaitu memperoleh nilai 70, sehingga perlu lebih ditingkatkan lagi pada siklus berikutnya.
d.   Tahap Refleksi Siklus I
Refleksi dilakukan melalui diskusi dengan guru mitra yang bertindak sebagai observer penelitian. Tujuan utama dilakukannya refleksi adalah untuk memperoleh gambaran terhadap tindakan yang akan dilaksanakan guru dalam menyajikan materi luas permukaan kubus dan balok pada siswa kelas VIII  SMP ………...
Secara rinci dapat dikatakan bahwa tujuan refleksi adalah untuk mengetahui apakah model penemuan terbimbing yang menjadi alternative dalam menyajikan materi luas permukaan kubus dan balok mampu memberikan efek positif terhadap aktivitas guru melaksanakan kegiatan pembelajaran, aktivitas siswa, dan peningkatan kemampuan penalaran matematis pada pembelajaran siklus I. Dari hasil diskusi dengan observer dapat diketahui bahwa ketiga data yaitu (1) kegiatan pembelajaran guru, (2) aktivitas siswa, (3) kemampuan penalaran matematis siswa yang menjadi tolak ukur keberhasilan penelitian tersebut belum mencapai indikator keberhasilan penelitian yang ditetapkan. Belum optimalnya proses pembelajaran siklus I, mengisyaratkan bahwa, model penemuan terbimbing yang digunakan guru dalam menyajikan materi luas permukaan kubus dan balok pada pembelajaran siklus I belum mampu meningkatkan kegiatan proses pembelajaran guru, aktivitas siswa, dan kemampuan penalaran matematis siswa menggunakan model penemuan terbimbing. Sehingga mengharuskan peneliti melihat kembali aspek-aspek pembelajaran yang telah dilaksanakan apakah telah sesuai dengan yang telah direncanakan.
Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka beberapa aspek kegiatan guru dalam proses pembelajaran, aktivitas siswa dan kemampuan penalaran matematis siswa belum mencapai kriteria dan indikator keberhasilan yang ditetapkan. Dengan demikian kegiatan pembelajaran guru, aktivitas siswa, dan kemampuan penalaran matematis siswa masih perlu ditingkatkan. Bertolak dari hasil refleksi terhadap aspek-aspek pembelajaran siklus I yang belum tercapai dan setelah didiskusikan dengan guru pengamat, maka disepakati untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran ke siklus II dengan menitikberatkan pada aspek-aspek yang belum dicapai pada siklus I.
3.    Deskripsi Hasil Pelaksanaan Tindakan Siklus II
Kegiatan siklus II merupakan tindak lanjut dari siklus I yang didasarkan pada hasil refleksi peneliti dan guru mitra terhadap pelaksanaan proses pembelajaran menggunakan model penemuan terbimbing pada Mengidentifikasi sifat-sifat kubus, balok, prisma dan limas serta bagian-bagiannya. Berikut ini kegiatan pelaksanaan siklus II.
a)    Tahap Perencanaan
Memperhatikan hasil analisis terhadap kemampuan penalaran matematis siswa, baik menyangkut materi luas permukaan kubus dan balok serta refleksi terhadap hasil observasi yang dilaksanakan oleh guru mitra dan rekan sejawat pada pembelajaran siklus I, maka sebelum melaksanakan pembelajaran siklus II pada materi mengidentifikasi sifat-sifat kubus, balok, prisma dan limas serta bagian-bagiannya, peneliti merencanakan kembali pembelajaran agar mencapai hasil yang optimal, dalam hal ini meningkatan kemampuan penalaran matematis siswa pada materi tersebut.
Untuk itu perlu dilakukan perbaikan dan penyempurnaan terhadap aspek-aspek kegiatan guru, aktivitas siswa, dan kemampuan penalaran matematis siswa yang belum terlaksana secara optimal pada siklus I Mengacu pada hasil observasi kegiatan guru pada pembelajaran siklus I, maka aspek-aspek yang direncanakan untuk disempurnakan pada siklus II adalah:
1)   Mempersiapkan perlengkapan belajar lebih dioptimalkan guna mempermudah dalam pembelajaran
2)   Menyampaikan standar kompetensi, kompetensi dasar, tujuan pembelajaran dan indikator yang ingin dicapai lebih dioptimalkan
3)   Mengaitkan materi luas permukaan kubus dan balok dengan peristiwa peristiwa dalam kehidupan sehari-hari lebih ditingkatkan
4)   Guru memberikan kesempatan kepada siswa/kelompok untuk menemukan ide serta penyelesaian soal pada Lembar Kegiatan Siswa (LKS) lebih dioptimalkan, agar siswa dapat menjawab soal-soal latihan yang diberikan
5)   Pemberikan data tambahan di LKS harus dioptimalkan agar siswa lebih terarah dalam menemukan suatu konsep yang terkait dengan materi
6)   Memberikan bimbingan yang optimal pada tiap-tiap kelompok untuk mempresentasikan konsep/prinsip yang ditemukan
7)   Memberikan penguatan terhadap jawaban harus lebih dioptimalkan
Hasil observasi kegiatan siswa pada pembelajaran siklus I yang direncanakan untuk disempurnakan pada siklus II adalah
1)   Interaksi dalam kelompok lebih dioptimalkan
2)   Kemampuan dalam mengerjakan soal lebih dioptimalkan
3)   Merangkum/menyimpulkan hasil pembahasan soal dalam diskusi lebih dioptimalkan
b)   Tahap Tindakan
Pelaksanaan pembelajaran siklus II sama dengan siklus I yaitu pembelajaran yang menerapkan model penemuan terbimbing dengan memberikan penekanan pada hal-hal yang belum tercapai pada siklus I. Pelaksanaan siklus II dilakukan dalam 2 kali pertemuan dan pada pertemuan kedua dilaksanakan evaluasi tertulis untuk mengukur capaian kemampuan penalaran matematis siswa terhadap materi yang disajikan. Materi pada siklus II adalah lanjutan materi dari siklus I, yaitu menuntaskan volume kubus dan balok dengan alokasi waktu 3 jam pelajaran, masing-masing untuk pertemuan pertama 2 jam pelajaran (80 menit), pertemuan kedua 2 jam pelajaran (40 menit). Selama kegiatan pembelajaran berlangsung dilakukan pengamatan terhadap kegiatan proses pembelajaran guru dengan menggunakan model penemuan terbimbing dan kegiatan atau aktivitas siswa dalam pembelajaran oleh guru mitra dan rekan sejawat selaku observer.
Berikut ini disajikan hasil pengamatan selama kegiatan pembelajaran siklus II berlangsung.
c)    Tahap Observasi dan Evaluasi
1)   Hasil Observasi Kegiatan Guru
Observasi terhadap kegiatan guru dalam melaksanakan siklus II dilakukan oleh guru mitra selaku observer. Seperti halnya siklus I, aspek kegiatan guru yang diamati terdiri dari 20 aspek. Hasil observasi secara lengkap disajikan pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.7 Analisis Rata-Rata Hasil Observasi Kegiatan Guru dalam Melaksanakan Pembelajaran Menggunakan Model Penemuan Terbimbing pada Siklus II Pertemuan Pertama dan Kedua

No
Kriteria Aspek
Skor
Ket
1
Sangat Baik (4)
36

2
Baik (3)
33

3
Cukup (2)
0

4
Kurang (1)
0

Jumlah Skor Total
69

Nilai Ideal
80

Perolehan Nilai
86,25

Kriteria Nilai
SB


Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa dari 20 aspek yang diamati hanya mendapatkan 11 aspek  dengan kriteria cukup dan 9 aspek dengan kriteria kurang dengan skor nilai yang dicapai sebesar 86,25 dengan kriteria sangat baik (SB). (Secara jelas dan terperinci dapat dilihat pada bagian lampiran-lampiran)
Rata-rata hasil pengamatan kegiatan guru dalam pembelajaran menunjukan bahwa pelaksanaan pembelajaran guru menggunakan model penemuan terbimbing pada siklus II pertemuan pertama dan pertemuan kedua adalah 86,25% dari keseluruhan aspek yang diamati memperoleh skor dengan kriteria sangat baik dan baik. Ini artinya kegiatan guru dalam mengelola pembelajaran mencapai kriteria ketuntasan yang telah ditetapkan.
2)   Hasil Observasi Kegiatan Siswa
Observasi terhadap kegiatan siswa dalam melaksanakan siklus II dilakukan oleh rekan sejawat selaku observer. Seperti halnya siklus I, aspek kegiatan siswa yang diamati terdiri dari 12 aspek. Hasil observasi secara lengkap disajikan pada lampiran  dan tabel di bawha ini.
Tabel 4.8 Analisis Rata-Rata Hasil Observasi Kegiatan Siswa dalam Melaksanakan Pembelajaran Menggunakan Model Penemuan Terbimbing pada Siklus II Pertemuan Pertama dan Kedua

No
Rentang Nilai
Kriteria Nilai
SB
B
C
K
1
0-25



0
2
26-50


0

3
51-75

7


4
76-100
18




Jumlah
18
7
0
0

Persentase
72,00
28,00
0,00
0,00

Data pada tabel di atas terlihat bahwa ada sebanyak 18 siswa atau 72% kegiatan siswa yang mendapat kriteria sangat baik (SB), dan 7 siswa atau 28% kegiatan siswa yang memperoleh penilaian baik (B) dan tidak ada siswa yang berada pada kriteria nilai C dan K. Rata-rata hasil pengamatan kegiatan siswa dalam pembelajaran menunjukan bahwa pembelajaran siswa menggunakan model penemuan terbimbing pada siklus II pertemuan pertama dan pertemuan kedua adalah 100% dari keseluruhan siswa yang diamati memperoleh skor dengan kriteria sangat baik dan baik. Ini artinya kegiatan guru dalam mengelola pembelajaran mencapai kriteria ketuntasan yang telah ditetapkan.
3)   Hasil Tes Kemampuan Penalaran Matematis Siswa
Untuk mengetahui capaian hasil tes kemampuan penalaran matematis siswa pada materi luas pemukaan kubus dan balok yang disajikan dengan menggunakan model penemuan terbimbing, maka pada pertemuan kedua guru memberikan tes akhir siklus II berbentuk pilihan ganda. Data kemampuan penalaran matematis siswa dikumpulkan dengan menggunakan tes berbentuk pilihan ganda. Skor ketuntasan sesuai indikator keberhasilan yang ditetapkan adalah daya serap 85% atau nilai 70. Hasil penghitungan terhadap capaian kemampuan penalaran matematis dari 25 orang siswa secara lengkap dan singkat pada Tabel di bawah ini.
Tabel 4.9 Analisis Hasil Kemampuan Penalaran Matematis Siswa Kelas VIII7 SMP Negeri 1 Tapa Kabupaten Bone Bolango Tahun Pelajaran 2012/2013 pada Mengidentifikasi sifat-sifat kubus, balok, prisma dan limas serta bagian-bagiannya pada Siklus II

No
Skor
Jumlah Siswa
Capaian
%
Kriteria
Ket
1
≥71
6
480
24,00
Sangat Baik
6
2
61-70
17
1190
68,00
Baik
17
3
51-60
2
120
8,00
Cukup
2
4
≤50
0
0
0,00
Kurang
0
Jumlah
25
1790
100
-
-
Ketuntasan
-
71,60
-
-
-

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa 25 siswa atau 100% dari 25 orang siswa memenuhi kriteria ketuntasan dengan nilai rata-rata sebesar 71,60. Dengan demikian kemampuan penalaran matematis siswa telah memenuhi kriteria keberhasilan tindakan.
d)   Tahap Refleksi Siklus II
Siklus II merupakan tindak lanjut dari siklus I yang dilaksanakan untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan yang belum mencapai kriteria ketuntasan pada siklus I. Refleksi dilakukan melalui kegiatan diskusi dengan guru mitra yang bertindak sebagai observer penelitian. Refleksi dimaksudkan untuk mengetahui kualitis pembelajaran khususnya kegiatan guru dalam menerapkan model penemuan terbimbing serta aktivitas siswa pada pembelajaran siklus II. Selain itu, refleksi dimaksudkan untuk memperoleh gambaran apakah tindakan yang dilaksanakan member efek positif terhadap peningkatan kemampuan penalaran matematis pada materi mengidentifikasi sifat-sifat kubus, balok, prisma dan limas serta bagian-bagiannya kelas VIII SMP ……………….
Dari hasil analisis pada kegiatan pembelajaran siklus II memperlihatkan bahwa indikator keberhasilan penelitian yang telah ditetapkan telah tercapai. Dari masing-masing kompenen pencapaian keberhasilan penelitian yaitu, kegiatan guru dalam proses pembelajaran, aktivitas siswa dalam pembelajaran, dan kemampuan penalaran matematis pada mengidentifikasi sifat-sifat kubus, balok, prisma dan limas serta bagian-bagiannya menunjukkan bahwa semuanya telah mencapai kriteria yang ditetapkan.
Pada aspek kegiatan guru dalam proses pembelajaran, dari 20 aspek penentu kegiatan guru menunjukkan hasil yang meningkat pada setiap siklusnya di mana pada kondisi awal hanya 37,50 dalam kategori cukup (C), meningkat menjadi 61,25 dengan kategori baik (B) dan pada siklus terakhir menjadi 86,25 dalam kriteria sangat baik (SB).
Pada aspek kegiatan siswa, dari 12 aspek penentu kegiatan siswa pada kondisi awal menunjukkan ada 12 siswa (48%) kegiatan siswa yang memperoleh kriteria baik (B), 11 siswa (44%) kegiatan siswa yang memperoleh kriteria cukup (C), dan 2 siswa (8%) kegiatan siswa yang memperoleh kriteria kurang (K), pada siklus pertama meningkat menjadi 3 siswa atau 12% kegiatan siswa yang memperoleh kriteria sangat baik (SB),  14 siswa (56%) kegiatan siswa yang memperoleh kriteria baik (B), 3 siswa 32%) kegiatan siswa yang memperoleh kriteria cukup (C), dan 2 siswa (8%) kegiatan siswa yang memperoleh kriteria kurang (K), serta pada siklus kedua 18 siswa atau 72% kegiatan siswa yang memperoleh kriteria sangat baik (SB),  7 siswa (18%) kegiatan siswa yang memperoleh kriteria baik (B), dan tidak ada kegiatan siswa yang memperoleh kriteria cukup (C), dan kriteria kurang (K), dan nilai hasil prestasi dan ketuntasan belajar pada kondisi awal dengan nilai rata-rata sebesar 59,60 dan hanya 5 atau 20% siswa yang dinyatakan tuntas, menjadi 65,60 dengan 15 siswa tuntas atau 60% dan pada siklus kedua menjadi rata-rata nilai sebesar 71,60 dengan ketuntasan belajar sebanyak 92% atau 23 siswa dari jumlah siswa seluruh sebanyak 25 siswa.
Temuan di atas mengindikasi bahwa proses pembelajaran dengan menggunakan model penemuan terbimbing dalam materi mengidentifikasi sifat-sifat kubus, balok, prisma dan limas serta bagian-bagiannya telah mencapai kriteria pencapaian keberhasilan penelitian yang telah ditetapkan. Berdasarkan temuan ini, peneliti dan guru mitra yang bertindak sebagai observer memutuskan untuk tidak melanjutkan kegiatan pembelajaran dengan model penemuan terbimbing. Dengan kata lain tidak perlu lagi siklus ketiga dalam kegiatan pembelajaran dengan model penemuan terbimbing.
B.  Pembahasan
Rendahnya kemampuan penalaran matematis siswa pada pembelajaran matematika khususnya pada standar kompetensi mengidentifikasi sifat-sifat kubus, balok, prisma dan limas serta bagian-bagiannya di kelas VIII SMP …………… tidak lain akibat dari kurangnya pemahaman siswa terhadap konsep-konsep yang diberikan. Kurangnya pemahaman konsep tersebut disebabkan karena pembelajaran di kelas masih berpusat pada guru. Kegiatan belajar mengajar dapat berjalan dengan baik apabila siswa terlibat secara aktif. Dengan adanya keterlibatan siswa tentu saja dapat berpengaruh pada kemampuan penalaran matematis siswa. Untuk itu guru harus menggunakan model pembelajaran yang dapat melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan belajar mengajar.
Masalah ini kemudian didiskusikan dengan wali kelas VIII SMP ………. Hasil diskusi tersebut diputuskan untuk membelajarkan materi mengidentifikasi sifat-sifat kubus, balok, prisma dan limas serta bagian-bagiannya, salah satu yang dapat menunjang hal tersebut adalah model penemuan terbimbing. Dalam penelitian ini model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran penemuan terbimbing pada materi mengidentifikasi sifat-sifat kubus, balok, prisma dan limas serta bagian-bagiannya. Sebagaimana dalam penerapannya guru membimbing siswa melakukan eksperimen dan mengerjakan soal untuk menemukan suatu konsep. Hasil penelitian yang dilakukan dalam dua siklus ini menggambarkan bahwa pengelolaan pembelajaran yang baik oleh guru dalam menyajikan materi mengidentifikasi sifat-sifat kubus, balok, prisma dan limas serta bagian-bagiannya dengan menggunakan model penemuan terbimbing mampu memotivasi siswa mempelajari materi ini karena pembelajarannya berorientasi pada masalah yang sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini memberikan dampak positif terhadap peningkatan kemampuan penalaran matematis siswa pada materi mengidentifikasi sifat-sifat kubus, balok, prisma dan limas serta bagian-bagiannya. Adapun hasil yang dicapai dalam penelitian ini adalah,
1.    Observasi Aktivitas Guru pada Kondisi Awal, Siklus I dan II
Pada sisklus I pengelolaan pembelajaran oleh guru belum mencapai kriteria  keberhasilan tindakan yang diharapkan karena masih terdapat beberapa kelemahan. Criteria keberhasilan yang telah ditetapkan adalah minimal 85% dari aspek kegiatan yang diamati memperoleh skor dengan kriteria sangat baik dan baik. Pada aspek kegiatan guru dalam proses pembelajaran, dari 20 aspek penentu kegiatan guru menunjukkan hasil yang meningkat pada setiap siklusnya di mana pada kondisi awal hanya 37,50 dalam kategori cukup (C), meningkat menjadi 61,25 dengan kategori baik (B) dan pada siklus terakhir menjadi 86,25 dalam kriteria sangat baik (SB) sehingga dapat disimpulkan bahwa pada siklus kedua dinyatakan tuntas dan selesai.
Penjelasan secara rinci tentang peningkatan hasil penilaian terhadap aktivitas guru dalam pembelajaran dari kondisi awal, siklus pertama dan siklus kedua sebagaimana dijelaskan  pada  tabel dan gambar diagram di bawah ini.

Tabel 4.10 Analisis Aktivitas Guru dalam Pembelajaran pada Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II

No
Kriteria Aspek
Siklus
Ket
Awal
I
II
1
Sangat Baik (4)
0
0,00
36

1
Baik (3)
0
27,00
33

2
Cukup (2)
20
22,00
0

3
Kurang (1)
10
0,00
0

Jumlah Skor Total
30
49,00
69

Nilai Ideal
80
80,00
80

Perolehan Nilai
37,50
61,25
86,25

Kriteria Nilai
C
B
SB


Untuk memperjelas dalam bentuk diagram batang sebagaimana gambar grafik di bawah ini.












Gambar 4.1   Diagram Batang Peningkatan Aktivitas Guru dalam Pembelajaran pada Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus I
2.    Observasi Aktivitas Siswa pada Kondisi Awal, Siklus I dan II
Pada siklus I aktivitas siswa masih dibawah kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan. Kriteria yang telah ditetapkan adalah minimal 85% siswa memperoleh nilai dengan kriteria sangat baik dan baik dari seluruh aspek yang diamati. Pada aspek kegiatan siswa, dari 12 aspek penentu kegiatan siswa pada kondisi awal menunjukkan ada 12 siswa (48%) kegiatan siswa yang memperoleh kriteria baik (B), 11 siswa (44%) kegiatan siswa yang memperoleh kriteria cukup (C), dan 2 siswa (8%) kegiatan siswa yang memperoleh kriteria kurang (K), pada siklus pertama meningkat menjadi 3 siswa atau 12% kegiatan siswa yang memperoleh kriteria sangat baik (SB),  14 siswa (56%) kegiatan siswa yang memperoleh kriteria baik (B), 3 siswa 32%) kegiatan siswa yang memperoleh kriteria cukup (C), dan 2 siswa (8%) kegiatan siswa yang memperoleh kriteria kurang (K), serta pada siklus kedua 18 siswa atau 72% kegiatan siswa yang memperoleh kriteria sangat baik (SB),  7 siswa (28%) kegiatan siswa yang memperoleh kriteria baik (B), dan tidak ada kegiatan siswa yang memperoleh kriteria cukup (C), dan kriteria kurang (K)Dengan demikian kegiatan siswa telah memenuhi kriteria keberhasilan tindakan.
Penjelasan secara rinci tentang peningkatan hasil penilaian terhadap aktivitas guru dalam pembelajaran dari kondisi awal, siklus pertama dan siklus kedua sebagaimana dijelaskan pada tabel dan diagram di bawah ini.

Tabel 4.11 Analisis Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran pada Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II

No
Kriteria
Siklus
Awal
%
I
%
II
%
1
SB
0
0,00
3
12,00
18
72,00
2
B
12
48,00
14
56,00
7
28,00
3
C
11
44,00
8
32,00
0
0,00
4
K
2
8,00
0
0,00
0
0,00

Untuk memperjelas dalam bentuk diagram batang sebagaimana gambar grafik di bawah ini.













Gambar 4.2   Diagram Batang Peningkatan Aktivitas Siswa Berdasakan Jumlah Siswa pada Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus I








Gambar 4.3   Diagram Batang Peningkatan Aktivitas Siswa Berdasakan Persentase Ketuntasan  pada Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus I
3.    Hasil Belajar Siswa pada Kondisi Awal, Siklus I dan II
Evaluasi dilakukan untuk mengukur sejauh mana kemampuan penalaran siswa terhadap materi mengidentifikasi sifat-sifat kubus, balok, prisma dan limas serta bagian-bagiannya. Pada nilai prestasi dan ketuntasan belajar pada kondisi awal dengan nilai rata-rata sebesar 59,60 dan hanya 5 atau 20% siswa yang dinyatakan tuntas, menjadi 65,60 dengan 15 siswa tuntas atau 60% dan pada siklus kedua menjadi rata-rata nilai sebesar 71,60 dengan ketuntasan belajar sebanyak 92% atau 23 siswa dari jumlah siswa seluruh sebanyak 25 siswa.
 Penjelasan secara rinci tentang peningkatan hasil penilaian terhadap hasil belajar siswa selama proses perbaikan pembelajaran dari kondisi awal, siklus pertama dan siklus kedua sebagaimana dijelaskan pada tabel dan diagram di bawah ini.

Tabel 4.12    Analisis Hasil dan Ketuntasan Belajar Siswa pada Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II

Siklus
Nilai Rata-2
Tuntas
%
Belum
%
Awal
59,60
5
20
20
80
I
65,60
15
60
10
40
II
71,60
23
92
2
8

Untuk memperjelas dalam bentuk diagram batang sebagaimana gambar grafik di bawah ini.













Gambar 4.4   Diagram Batang Peningkatan Hasil dan Ketuntasan Belajar Siswa pada Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus I

Hasil yang dicapai dalam penelitian ini, baik dari segi kegiatan guru, aktivitas siswa, dan kemampuan penalaran matematis siswa menunjukkan bahwa hipotesis yang telah dirumuskan pada Bab II, yaitu “Dengan digunakannya model pembelajaran penemuan terbimbing dalam pembelajaran, maka kemampuan penalaran matematis siswa kelas VIII …………..pada materi materi mengidentifikasi sifat-sifat kubus, balok, prisma dan limas serta bagian-bagiannya materi mengidentifikasi sifat-sifat kubus, balok, prisma dan limas serta bagian-bagiannya materi mengidentifikasi sifat-sifat kubus, balok, prisma dan limas serta bagian-bagiannya” terbukti.

bila berkenan untuk bab selanjutnya secara lengkap sampai dengan lampiran dan halaman depan dalam format *.doc/*.docx silahkan
klik DOWNLOAD
atau hub. 081327121707 terima kasih.