LAPORAN
PENELITIAN
TINDAKAN KELAS
UPAYA
MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN
MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PENEMUAN TERBIMBING PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI …………………….
MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PENEMUAN TERBIMBING PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI …………………….
TAHUN PELAJARAN 2013/2014
Diajukan
untuk Memenuhi Persyaratan Kenaikan
Pangkat
............................... dst disesuaikan
Oleh :
………………………………………..
NIP.
……………..
UPT
………………………………….
DINAS
PENDIDIKAN KABUPATEN ………………
SMP NEGERI ...........................................
Jln. ...................................................
2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa peneliti panjatkan kehadirat
Allah, Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan kasih dan karunia-Nya
sehingga Laporan Penelitian Tindakan Kelas
(PTk) ini dapat selesai dengan baik.
Dalam PTK ini peneliti menentukan judul yaitu Upaya Meningkatkan Kemampuan Penalaran Matematika Siswa Melalui Model Penemuan Terbimbing
Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri ……………………. Tahun Pelajaran 2013/2014.
. Penelitian ini diajukan untuk melengkapi syarat-syarat
Kenaikan pangkat dari golongan ………. Ke golongan …...
Peneliti mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang
telah membantu dalam penyusunan penelitian ini khususnya kepada:
1.
……………….., selaku Kepala Dinas ………………..
2.
……………….., Pengawas SMP ……………………
3.
………………,. selaku Kepala UPT ……………
4.
……………….., selaku Kepala SMP ……………………………..
5.
Segenap warga SMP ……………. khususnya guru-guru Kelas
……… yang telah membantu penyelesaian karya ini.
Akhirnya penulis mohon saran dan kritik dari pembaca
demi perbaikan langkah berikutnya. Harapan peneliti semoga hasil penelitian ini
dapat memberikan dampak positip terhadap perkembangan peningkatan sumber daya
manusia.
............, ............
Penulis
LEMBAR PENGESAHAN
1.
|
Judul Penelitian
|
Upaya
Meningkatkan Kemampuan Penalaran Matematika Siswa Melalui Model Penemuan
Terbimbing Pada Siswa Kelas VIII SMP
Negeri ……………………. Tahun Pelajaran 2013/2014
|
2.
|
Identitas Peneliti
a. Nama Lengkap
b. NIP
c. Pangkat. Golongan
d. Tempat Tugas
e. Kabupaten/Kota
f. Provinsi
g. Alamat Kantor
h. Telepon
|
|
3.
|
Lama Penelitian
|
|
4.
|
Sumber Dana
|
Swadaya
|
Catt
:
Untuk
lembar pengesahan yang bertanda tangan disesuaikan dengan kondisi setempat
UPAYA
MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN
MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PENEMUAN TERBIMBING PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI …………………….
MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PENEMUAN TERBIMBING PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI …………………….
TAHUN PELAJARAN 2013/2014
Oleh
…………………………………………
NIP. ………………..
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan
penalaran matematis siswa melalui penemuan terbimbing pada pembelajaran
matematika di kelas VIII SMP ………... Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini
dilakukan di SMP ………. pada semester kedua untuk tahun pelajaran 2013/2014.
Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus. Subyek yang dikenai tindakan adalah
siswa kelas VIII dengan jumlah seluruh
siswa 25 orang. Dimana ada …. siswa laki-laki dan ….siswa perempuan.
Pelaksanaan tindakan penelitian ini terdiri dari empat tahapan dasar yang
saling terkait dan berkesinambungan yaitu perancanaan, pelaksanaan, observasi,
dan refleksi. Pokok
bahasan yang digunakan pada penelitian ini adalah mengidentifikasi sifat-sifat kubus, balok, prisma dan limas
serta bagian-bagiannya. Pada penelitian ini, data diperoleh melalui angket , wawancara,
lembar observasi dan tes penguasaan konsep. Data yang diperoleh dianalisis
dengan analisis deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pelaksanaan
pendekatan pembelajaran penemuan terbimbing dapat meningkatkan nilai prestasi dan ketuntasan belajar pada kondisi awal
dengan nilai rata-rata sebesar 59,60 dan hanya 5 atau 20% siswa yang dinyatakan
tuntas, menjadi 65,60 dengan 15 siswa tuntas atau 60% dan pada siklus kedua
menjadi rata-rata nilai sebesar 71,60 dengan ketuntasan belajar sebanyak 92%
atau 23 siswa dari jumlah siswa seluruh sebanyak 25 siswa, dan aktivitas
belajar siswa, dari 12 aspek penentu kegiatan siswa pada kondisi awal
menunjukkan ada 12 siswa (48%) kegiatan siswa yang memperoleh kriteria baik
(B), 11 siswa (44%) kegiatan siswa yang memperoleh kriteria cukup (C), dan 2
siswa (8%) kegiatan siswa yang memperoleh kriteria kurang (K), pada siklus
pertama meningkat menjadi 3 siswa atau 12% kegiatan siswa yang memperoleh
kriteria sangat baik (SB), 14 siswa
(56%) kegiatan siswa yang memperoleh kriteria baik (B), 3 siswa 32%) kegiatan
siswa yang memperoleh kriteria cukup (C), dan 2 siswa (8%) kegiatan siswa yang
memperoleh kriteria kurang (K), serta pada siklus kedua 18 siswa atau 72%
kegiatan siswa yang memperoleh kriteria sangat baik (SB), 7 siswa (28%) kegiatan siswa yang memperoleh
kriteria baik (B), dan tidak ada kegiatan siswa yang memperoleh kriteria cukup
(C), dan kriteria kurang (K). Dengan demikian kegiatan siswa telah memenuhi
kriteria keberhasilan tindakan serta aktivitas guru dalam
proses pembelajaran, dari 20 aspek penentu kegiatan guru menunjukkan hasil yang
meningkat pada setiap siklusnya di mana pada kondisi awal hanya 37,50 dalam
kategori cukup (C), meningkat menjadi 61,25 dengan kategori baik (B) dan pada
siklus terakhir menjadi 86,25 dalam kriteria sangat baik (SB) sehingga dapat
disimpulkan bahwa pada siklus kedua dinyatakan tuntas dan selesai
Kata Kunci: Kemampuan Penalaran Matematis, Model Penemuan Terbimbing
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..........................................................................................
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................
KATA PENGANTAR........................................................................................
DAFTAR ISI.......................................................................................................
ABSTRAK..........................................................................................................
DAFTAR TABEL...............................................................................................
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah............................................................
B. Identifikasi Masalah .................................................................
C. Batasan Masalah .......................................................................
D. Rumusan Masalah......................................................................
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian..................................................
BAB II KAJIAN
PUSTAKA
A. Kajian
Teori.................................................................................
B. Kerangka
Pikir.............................................................................
C. Hipotesis
Tindakan......................................................................
BAB III METODE
PENELITIAN
A. Subjek dan Setting Penelitian .....................................................
B. Data dan Sumber Data.................................................................
C. Definisi Oprasional Variabel .......................................................
D. Prosedur Penelitian .....................................................................
E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data...................................
F. Metode Analisis Data .................................................................
G. Indikator Tindakan .....................................................................
BAB IV HASIL
PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Penelitian............................................................................
1. Kondisi
Awal.........................................................................
2. Siklus
I...................................................................................
3. Siklus
II.................................................................................
B. Pembahasan
Hasil Penelitian.......................................................
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
.................................................................................
B. Saran ...........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel 4.1 Rekapitulasi Hasil Pengamatan Aktivitas Guru
dalam Pembelajaran pada Kondisi Awal
Tabel 4.2 Rekapitulasi
Hasil Observasi Peningkatan Aktivitas Siswa Pada Kondisi Awal
Tabel 4.3 Rekapitulasi
Pelaksanaan Tes Hasil Belajar Pada Kondisi Awal
Tabel 4.4 Analisis Rata-Rata Hasil Observasi Kegiatan
Guru dalam Melaksanakan Pembelajaran Menggunakan Model Penemuan Terbimbing pada
Siklus I Pertemuan Pertama dan Kedua
Tabel 4.5 Analisis Rata-Rata Hasil Observasi Kegiatan
Siswa dalam Melaksanakan Pembelajaran Menggunakan Model Penemuan Terbimbing
pada Siklus I
Pertemuan Pertama dan Kedua..............................................
Pertemuan Pertama dan Kedua..............................................
Tabel 4.6 Rekapitulasi
Pela ksanaan Tes Hasil
Belajar Pada Siklus Pertama
Tabel 4.7 Analisis Rata-Rata Hasil Observasi Kegiatan
Guru dalam Melaksanakan Pembelajaran Menggunakan Model Penemuan Terbimbing pada
Siklus II Pertemuan Pertama dan Kedua
Tabel 4.8 Analisis Rata-Rata
Hasil Observasi Kegiatan Siswa dalam Melaksanakan Pembelajaran Menggunakan
Model Penemuan Terbimbing pada Siklus II Pertemuan Pertama dan Kedua
Tabel 4.9 Analisis Hasil Kemampuan Penalaran Matematis
Siswa Kelas VIII7 SMP Negeri 1 Tapa Kabupaten Bone Bolango Tahun Pelajaran
2012/2013 pada Mengidentifikasi sifat-sifat kubus, balok, prisma dan limas
serta bagian-bagiannya pada Siklus II
Tabel 4.10 Analisis Aktivitas Guru dalam Pembelajaran pada
Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II
Tabel 4.11 Analisis Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran
pada Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II
Tabel 4.12 Analisis Hasil dan Ketuntasan Belajar Siswa
pada Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Gambar 2.1 Langkah-langkah Model
Penemuan Terbimbing...................
Gambar 3.1 Bagan Siklus PTK..................................................................
Gambar 4.1 Diagram Batang
Peningkatan Aktivitas Guru dalam Pembelajaran pada Kondisi Awal, Siklus I dan
Siklus I.........................................................................
Gambar 4.2 Diagram Batang Peningkatan
Aktivitas Siswa Berdasakan Jumlah Siswa pada Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus
I...............................................................
Gambar 4.3 Diagram Batang
Peningkatan Aktivitas Siswa Berdasakan Persentase Ketuntasan pada Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus I......................................
Gambar 4.4 Diagram Batang Peningkatan
Hasil dan Ketuntasan Belajar Siswa pada Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus I.........................................................................
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1.
Surat Ijin Penelitian
2.
Surat Kesediaan Menjadi Observer
3.
Jurnal Kegiatan Penelitian
4.
Rencana Perbaikan Pembelajaran Siklus I
5.
Rencana Perbaikan Pembelajaran
Siklus II
6.
Berkas Instrumen
Pengumpulan Data
7.
Lembar Observasi Peningkatan Aktivitas Siswa Dalam Kegiatan
Pembelajaran pada Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II
8.
Daftar Hadir Siswa Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II
9.
Daftar Hadir Peneliti Dan Observer
10. Contoh Hasil Pekerjaan Siswa
11. Dokumentasi Pelaksanaan Kegiatan Penelitian
BAB IV
HASIL
PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian
Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) yang menerapkan model penemuan terbimbing dalam meningkatkan kemampuan
penalaran matematis siswa kelas VIII SMP
Negeri ……………. pada materi mengidentifikasi sifat-sifat kubus, balok, prisma dan
limas serta bagian-bagiannya telah berlangsung dalam dua siklus. Penjelasan
mengenai hasil proses pelaksanaan perbaikan pembelajaran sebagaimana diuraikan
di bawah ini.
1.
Deskripsi Kondisi Awal
Observasi pra siklus dilaksanakan dengan
tujuan untuk mengetahui jalannya pembelajaran dan kondisi siswa selama
pembelajaran IPS pada kompetensi dasar mengidentifikasi sifat-sifat kubus,
balok, prisma dan limas serta bagian-bagiannya tersebut berlangsung.
Berdasarkan hasil observasi pada kegiatan prasiklus pembelajaran matematika
kelas VIII di SMP ........................ dapat diketahui memiliki
permasalahan dan kendala-kendala. Hal ini ditunjukkan dari banyaknya siswa
kelas VIII yang belum mencapai standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu
70 untuk mata pelajaran matematika pada kompetensi dasar nengidentifikasi
sifat-sifat kubus, balok, prisma dan limas serta bagian-bagiannya. Pada saat
diadakan pre-test selalu mendapat rata-rata yang rendah rendah.
Penjelasan secara rinci mengenai
data-data pada kondisi awal penelitian
sebagaimana dijelaskan tabel-tabel berikut ini.
a. Pengamatan Aktivitas Guru
Pengamatan aktivitas guru pada penelitian ini lebih diarahkan pada
20 aspek kegiatan selama pelaksanaan pembelajaran. Untuk aktivitas guru, hasil
pembelajaran dapat diuraikan pada penjelasan tabel di bawah ini.
Tabel 4.1 Rekapitulasi Hasil Pengamatan Aktivitas Guru
dalam Pembelajaran pada Kondisi Awal
No
|
Kriteria Aspek
|
Skor
|
Ket
|
1
|
Sangat Baik (4)
|
0
|
|
2
|
Baik (3)
|
0
|
|
3
|
Cukup (2)
|
20
|
|
4
|
Kurang (1)
|
10
|
|
Jumlah Skor Total
|
30
|
||
Nilai Ideal
|
80
|
||
Perolehan Nilai
|
37,50
|
||
Kriteria Nilai
|
C
|
Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa dari 20 aspek yang
diamati hanya mendapatkan 10 aspek
dengan kriteria cukup dan 10 aspek dengan kriteria kurang dengan skor
nilai yang dicapai sebesar 37,50 dengan kriteria cukup. (Secara jelas dan
terperinci dapat dilihat pada bagian lampiran-lampiran)
b. Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Kondisi Awal
Adapun penjelasan mengenai hasil
observasi siswa pada kegiatan pembelajaran sebagaimana tabel di bawah ini.
Tabel 4.2 Rekapitulasi
Hasil Observasi Peningkatan Aktivitas Siswa Pada Kondisi Awal
No
|
Rentang Nilai
|
Kriteria Nilai
|
|||
SB
|
B
|
C
|
K
|
||
1
|
0-25
|
2
|
|||
2
|
26-50
|
11
|
|||
3
|
51-75
|
12
|
|||
4
|
76-100
|
0
|
|||
Jumlah
|
0
|
12
|
11
|
2
|
|
Persentase
|
0,00
|
48,00
|
44,00
|
8,00
|
Dari tabel di atas dapat
dijelaskan bahwa baru 12 siswa atau 48% yang mendapat nilai sesuai dengan
indikator keberhasilan yaitu minimal mendapat kriteria nilai baik. (Secara jelas dan terperinci dapat dilihat
pada bagian lampiran-lampiran)
c. Hasil Tes Formatif Siswa
Kondisi Awal
Data hasil belajar siswa yang didapatkan
dari pelaksanaan tes formatif sebagaimana dijelaskan pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.3 Rekapitulasi
Pelaksanaan Tes Hasil Belajar Pada Kondisi Awal
No
|
Skor
|
Jumlah
Siswa
|
Capaian
|
%
|
Kriteria
|
Ket
|
1
|
≥71
|
0
|
0
|
0,00
|
Sangat Baik
|
T
|
2
|
61-70
|
5
|
350
|
20,00
|
Baik
|
T
|
3
|
51-60
|
14
|
840
|
56,00
|
Cukup
|
BT
|
4
|
≤50
|
6
|
300
|
24,00
|
Kurang
|
BT
|
Jumlah
|
25
|
1490
|
100
|
-
|
-
|
|
Ketuntasan
|
-
|
59,60
|
-
|
-
|
-
|
Dari tabel di atas menunjukan bahwa dari
25 orang siswa yang dikenai tindakan 5 orang siswa (20%) memperoleh nilai 70 ke
atas, sedangkan 20orang siswa (80%) memperoleh nilai di bawah 70. Nilai
rata-rata kelas sebesar 59,60. Artinya hasil belajar siswa belum mencapai
target seperti pada indikator yang diharapkan yaitu 85% dinyatakan tuntas
belajarnya atau mendapat nilai minimal sama dengan KKM=70.
Sehingga berdasarkan masalah yang telah diidentifikasi tersebut,
penelitian tindakan kelas ini dilakukan pada siswa kelas VIII SMP
........................ dengan menerapkan model penemuan terbimbing.
Diharapkan dengan usaha ini akan mampu mengurangi permasalahan selama
pembelajaran dan mampu meningkatkan aktivitas guru dan siswa serta hasil
belajar siswa. (Secara jelas dan terperinci dapat dilihat pada bagian
lampiran-lampiran)
2.
Deskripsi Hasil
Pelaksanaan Tindakan Siklus I
Pelaksanaan penelitian mengacu pada
rancangan yang telah dikemukakan pada Bab III meliputi tahap perencanaan,
pelaksanaan, observasi dan evaluasi, dan refleksi. Adapun kegiatan yang dilaksanakan
pada siklus I pada kompetensi dasar mengidentifikasi sifat-sifat kubus, balok,
prisma dan limas serta bagian-bagiannya adalah sebagai berikut.
a. Tahap Perencanaan
Berdasarkan hasil diskusi dengan guru
mitra yang membantu peneliti dalam penelitian ini, maka disepakati untuk
menyelenggarakan pembelajaran kompetensi dasar mengidentifikasi sifat-sifat
kubus, balok, prisma dan limas serta bagian-bagiannya melalui model penemuan
terbimbing pada siswa kelas VIII yang berjumlah 25 orang.
Selanjutnya penelitian bersama guru
mitra melakukan hal-hal sebagai berikut:
1) Menyusun rencana tindakan atau skenario pembelajaran yang akan
dilakukan
2) Menyiapkan buku pegangan guru, buku paket siswa, dan media
penunjang pembelajaran
3) Menyusun instrument penelitian berupa lembar observasi kegiatan
guru, lembar observasi kegiatan siswa dan tes tertulis.
4) Menetapkan alokasi waktu pelaksanaan pembelajaran siklus I dan
merencanakan alokasi waktu untuk siklus II bila siklus I belum berhasil.
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap ini peneliti melaksanakan
kegiatan pembelajaran berdasarkan model penemuan terbimbing dengan berpedoman
pada rencana pembelajaran yang telah disusun sebelumnya. Pembelajaran siklus
pertama ini dilakukan dalam tiga kali pertemuan. Pertemuan pertama dengan
alokasi waktu 80 menit (2 jam pelajaran) siswa diharapkan dapat menemukan luas
permukaan kubus dan menghitung luas permukaan kubus. Pada pertemuan kedua
dengan alokasi waktu 80 menit (2 jam pelajaran) siswa diharapkan dapat
menemukan luas permukaan balok dan menghitung luas permukaan balok. Selama
kegiatan pembelajaran berlangsung dilakukan pengamatan terhadap kegiatan
pembelajaran guru dan aktivitas siswa dalam pembelajaran berdasarkan model
penemuan terbimbing oleh satu orang guru mitra selaku pengamat dan dilakukan
tes siklus I untuk mengukur kemampuan penalaran matematis siswa pada materi
yang telah disajikan guru.
c. Tahap Observasi dan Evaluasi
1) Hasil Observasi Kegiatan Guru
Kegiatan guru diamati dan dinilai dengan
menggunakan lembar observasi. Pengamatan ini dilakukan oleh guru pengamat,
dengan mengamati 22 aspek kegiatan guru. Rata-rata hasil pengamatan kegiatan
guru melaksanakan pembelajaran menggunakan model penemuan terbimbing pada
siklus I pertemuan pertama dan kedua disajikan pada tabel di bawah ini dan
secara lengkap diuraikan pada bagian lampiran-lampiran.
Tabel 4.4 Analisis Rata-Rata Hasil
Observasi Kegiatan Guru dalam Melaksanakan Pembelajaran Menggunakan
Model Penemuan Terbimbing pada Siklus I Pertemuan Pertama dan Kedua
No
|
Kriteria Aspek
|
Skor
|
Ket
|
1
|
Sangat Baik (4)
|
0
|
|
2
|
Baik (3)
|
27
|
|
3
|
Cukup (2)
|
22
|
|
4
|
Kurang (1)
|
0
|
|
Jumlah Skor Total
|
49
|
||
Nilai Ideal
|
80
|
||
Perolehan Nilai
|
61,25
|
||
Kriteria Nilai
|
B
|
Dari tabel di atas dapat disimpulkan
bahwa dari 20 aspek yang diamati hanya mendapatkan 14 aspek dengan kriteria baik dan 12 aspek dengan
kriteria kurang dengan skor nilai yang dicapai sebesar 61,25 dengan kriteria baik.
Dari hasil tersebut maka masih perlu adanya peningkatan aktivitas guru dalam
proses pembelajaran karena belum memenuhi indikator dan kriteria keberhasilan
yang telah ditetapkan (Secara jelas dan terperinci dapat dilihat pada bagian
lampiran-lampiran)
2) Hasil Observasi Kegiatan Siswa
Observasi terhadap aktivitas siswa pada
siklus I pertemuan pertama dan pertemuan kedua yang diamati oleh rekan sejawat
selama proses pembelajaran berlangsung. Aspek-aspek yang diobservasi terdiri
dari 12 (dua belas) aspek yang disusun secara bersama-sama oleh peneliti dan
guru mitra yang bertindak sebagai observer dalam penelitian ini. Rata-rata
hasil pengamatan kegiatan siswa menggunakan model penemuan terbimbing pada
pembelajaran siklus I pertemuan pertama dan pertemuan kedua disajikan Tabel
berikut dan diuraikan secara lengkap pada bagian-bagian lampiran.
Tabel 4.5 Analisis Rata-Rata Hasil Observasi Kegiatan
Siswa dalam Melaksanakan Pembelajaran Menggunakan Model Penemuan Terbimbing
pada Siklus I
Pertemuan Pertama dan Kedua
Pertemuan Pertama dan Kedua
No
|
Rentang Nilai
|
Kriteria Nilai
|
|||
SB
|
B
|
C
|
K
|
||
1
|
0-25
|
0
|
|||
2
|
26-50
|
8
|
|||
3
|
51-75
|
14
|
|||
4
|
76-100
|
3
|
|||
Jumlah
|
3
|
14
|
8
|
0
|
|
Persentase
|
12,00
|
56,00
|
32,00
|
0,00
|
Data pada tabel di atas terlihat bahwa
ada sebanyak 8 siswa atau 32% kegiatan siswa yang mendapat kriteria cukup (C),
dan 14 siswa atau 56% memperoleh penilaian baik (B) dan 3 siswa dalam kriteria
sanat baik (SB). Rata-rata hasil pengamatan kegiatan siswa dalam pembelajaran
menunjukan bahwa pelaksanaan pembelajaran siswa menggunakan model penemuan
terbimbing pada siklus I pertemuan pertama dan pertemuan kedua hanya 68% dari
keseluruhan siswa yang diamati memperoleh skor dengan kriteria baik dan sangat
baik atau masuk dalam kriteria tuntas. Ini artinya kegiatan siswa dalam
pembelajaran belum mencapai kriteria ketuntasan yang telah ditetapkan sehingga
perlu lebih ditingkatkan lagi pada siklus berikutnya.
3) Hasil Tes Formatif Siswa
Siklus Pertama
Untuk mengetahui capaian hasil tes
kemampuan penalaran matematis siswa pada materi luas pemukaan kubus dan balok
yang disajikan dengan menggunakan model penemuan terbimbing, maka pada
pertemuan kedua guru memberikan tes akhir siklus I berbentuk pilihan ganda
sebanyak 10 soal sebagaimana terdapat pada lampiran RPP siklus I. Data
kemampuan penalaran matematis siswa dikumpulkan dengan menggunakan tes
berbentuk pilihan ganda. Penilaian jawaban berpandu pada kunci jawaban dan
pedoman penskoran dari masing-masing butir tes. Skor maksimum yang harus
dicapai siswa adalah 70, sedangkan skor ketuntasan secara klasikal sesuai
indikator keberhasilan yang ditetapkan adalah 85% dari jumlah siswa mendapat
nilai minimal 70.
Hasil penghitungan terhadap capaian
kemampuan penalaran matematis dari28 orang siswa secara lengkap dan singkat
pada Tabel di bawah ini.
Tabel 4.6 Rekapitulasi
Pelaksanaan Tes Hasil Belajar Pada Siklus Pertama
No
|
Skor
|
Jumlah
Siswa
|
Capaian
|
%
|
Kriteria
|
Ket
|
1
|
≥71
|
1
|
80
|
4,00
|
Sangat Baik
|
T
|
2
|
61-70
|
14
|
980
|
56,00
|
Baik
|
T
|
3
|
51-60
|
8
|
480
|
32,00
|
Cukup
|
BT
|
4
|
≤50
|
2
|
100
|
8,00
|
Kurang
|
BT
|
Jumlah
|
25
|
1640
|
100
|
-
|
-
|
|
Ketuntasan
|
-
|
65,60
|
-
|
-
|
-
|
Dari di atas memperlihatkan bahwa dari 25
orang siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan model penemuan terbimbing,
sebanyak 15 orang siswa (60%) yang mencapai ketuntasan dan 10 orang siswa (40%)
yang belum tuntas sesuai kriteria yang ditetapkan yaitu memperoleh nilai 70,
sehingga perlu lebih ditingkatkan lagi pada siklus berikutnya.
d. Tahap Refleksi Siklus I
Refleksi dilakukan melalui diskusi
dengan guru mitra yang bertindak sebagai observer penelitian. Tujuan utama
dilakukannya refleksi adalah untuk memperoleh gambaran terhadap tindakan yang
akan dilaksanakan guru dalam menyajikan materi luas permukaan kubus dan balok
pada siswa kelas VIII SMP ………...
Secara rinci dapat dikatakan bahwa
tujuan refleksi adalah untuk mengetahui apakah model penemuan terbimbing yang
menjadi alternative dalam menyajikan materi luas permukaan kubus dan balok
mampu memberikan efek positif terhadap aktivitas guru melaksanakan kegiatan
pembelajaran, aktivitas siswa, dan peningkatan kemampuan penalaran matematis
pada pembelajaran siklus I. Dari hasil diskusi dengan observer dapat diketahui
bahwa ketiga data yaitu (1) kegiatan pembelajaran guru, (2) aktivitas siswa,
(3) kemampuan penalaran matematis siswa yang menjadi tolak ukur keberhasilan
penelitian tersebut belum mencapai indikator keberhasilan penelitian yang
ditetapkan. Belum optimalnya proses pembelajaran siklus I, mengisyaratkan bahwa,
model penemuan terbimbing yang digunakan guru dalam menyajikan materi luas
permukaan kubus dan balok pada pembelajaran siklus I belum mampu meningkatkan
kegiatan proses pembelajaran guru, aktivitas siswa, dan kemampuan penalaran
matematis siswa menggunakan model penemuan terbimbing. Sehingga mengharuskan
peneliti melihat kembali aspek-aspek pembelajaran yang telah dilaksanakan
apakah telah sesuai dengan yang telah direncanakan.
Berdasarkan hasil penelitian di atas,
maka beberapa aspek kegiatan guru dalam proses pembelajaran, aktivitas siswa
dan kemampuan penalaran matematis siswa belum mencapai kriteria dan indikator
keberhasilan yang ditetapkan. Dengan demikian kegiatan pembelajaran guru,
aktivitas siswa, dan kemampuan penalaran matematis siswa masih perlu
ditingkatkan. Bertolak dari hasil refleksi terhadap aspek-aspek pembelajaran
siklus I yang belum tercapai dan setelah didiskusikan dengan guru pengamat,
maka disepakati untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran ke siklus II dengan
menitikberatkan pada aspek-aspek yang belum dicapai pada siklus I.
3.
Deskripsi Hasil
Pelaksanaan Tindakan Siklus II
Kegiatan siklus II merupakan tindak
lanjut dari siklus I yang didasarkan pada hasil refleksi peneliti dan guru
mitra terhadap pelaksanaan proses pembelajaran menggunakan model penemuan
terbimbing pada Mengidentifikasi sifat-sifat kubus, balok, prisma dan limas
serta bagian-bagiannya. Berikut ini kegiatan pelaksanaan siklus II.
a) Tahap Perencanaan
Memperhatikan hasil analisis terhadap
kemampuan penalaran matematis siswa, baik menyangkut materi luas permukaan
kubus dan balok serta refleksi terhadap hasil observasi yang dilaksanakan oleh
guru mitra dan rekan sejawat pada pembelajaran siklus I, maka sebelum melaksanakan
pembelajaran siklus II pada materi mengidentifikasi sifat-sifat kubus, balok,
prisma dan limas serta bagian-bagiannya, peneliti merencanakan kembali
pembelajaran agar mencapai hasil yang optimal, dalam hal ini meningkatan
kemampuan penalaran matematis siswa pada materi tersebut.
Untuk itu perlu dilakukan perbaikan dan
penyempurnaan terhadap aspek-aspek kegiatan guru, aktivitas siswa, dan
kemampuan penalaran matematis siswa yang belum terlaksana secara optimal pada
siklus I Mengacu pada hasil observasi kegiatan guru pada pembelajaran siklus I,
maka aspek-aspek yang direncanakan untuk disempurnakan pada siklus II adalah:
1) Mempersiapkan perlengkapan belajar lebih dioptimalkan guna
mempermudah dalam pembelajaran
2) Menyampaikan standar kompetensi, kompetensi dasar, tujuan
pembelajaran dan indikator yang ingin dicapai lebih dioptimalkan
3) Mengaitkan materi luas permukaan kubus dan balok dengan peristiwa
peristiwa dalam kehidupan sehari-hari lebih ditingkatkan
4) Guru memberikan kesempatan kepada siswa/kelompok untuk menemukan
ide serta penyelesaian soal pada Lembar Kegiatan Siswa (LKS) lebih
dioptimalkan, agar siswa dapat menjawab soal-soal latihan yang diberikan
5) Pemberikan data tambahan di LKS harus dioptimalkan agar siswa
lebih terarah dalam menemukan suatu konsep yang terkait dengan materi
6) Memberikan bimbingan yang optimal pada tiap-tiap kelompok untuk
mempresentasikan konsep/prinsip yang ditemukan
7) Memberikan penguatan terhadap jawaban harus lebih dioptimalkan
Hasil observasi kegiatan siswa pada
pembelajaran siklus I yang direncanakan untuk disempurnakan pada siklus II
adalah
1) Interaksi dalam kelompok lebih dioptimalkan
2) Kemampuan dalam mengerjakan soal lebih dioptimalkan
3) Merangkum/menyimpulkan hasil pembahasan soal dalam diskusi lebih
dioptimalkan
b) Tahap Tindakan
Pelaksanaan pembelajaran siklus II sama
dengan siklus I yaitu pembelajaran yang menerapkan model penemuan terbimbing
dengan memberikan penekanan pada hal-hal yang belum tercapai pada siklus I.
Pelaksanaan siklus II dilakukan dalam 2 kali pertemuan dan pada pertemuan kedua
dilaksanakan evaluasi tertulis untuk mengukur capaian kemampuan penalaran
matematis siswa terhadap materi yang disajikan. Materi pada siklus II adalah
lanjutan materi dari siklus I, yaitu menuntaskan volume kubus dan balok dengan
alokasi waktu 3 jam pelajaran, masing-masing untuk pertemuan pertama 2 jam
pelajaran (80 menit), pertemuan kedua 2 jam pelajaran (40 menit). Selama
kegiatan pembelajaran berlangsung dilakukan pengamatan terhadap kegiatan proses
pembelajaran guru dengan menggunakan model penemuan terbimbing dan kegiatan
atau aktivitas siswa dalam pembelajaran oleh guru mitra dan rekan sejawat
selaku observer.
Berikut ini disajikan hasil pengamatan
selama kegiatan pembelajaran siklus II berlangsung.
c) Tahap Observasi dan Evaluasi
1) Hasil Observasi Kegiatan Guru
Observasi
terhadap kegiatan guru dalam melaksanakan siklus II dilakukan oleh guru mitra
selaku observer. Seperti halnya siklus I, aspek kegiatan guru yang diamati
terdiri dari 20 aspek. Hasil observasi secara lengkap disajikan pada tabel di
bawah ini.
Tabel 4.7 Analisis
Rata-Rata Hasil Observasi Kegiatan Guru dalam Melaksanakan Pembelajaran
Menggunakan Model Penemuan Terbimbing pada Siklus II Pertemuan Pertama
dan Kedua
No
|
Kriteria Aspek
|
Skor
|
Ket
|
1
|
Sangat Baik (4)
|
36
|
|
2
|
Baik (3)
|
33
|
|
3
|
Cukup (2)
|
0
|
|
4
|
Kurang (1)
|
0
|
|
Jumlah Skor Total
|
69
|
||
Nilai Ideal
|
80
|
||
Perolehan Nilai
|
86,25
|
||
Kriteria Nilai
|
SB
|
Dari
tabel di atas dapat disimpulkan bahwa dari 20 aspek yang diamati hanya
mendapatkan 11 aspek dengan kriteria
cukup dan 9 aspek dengan kriteria kurang dengan skor nilai yang dicapai sebesar
86,25 dengan kriteria sangat baik (SB). (Secara jelas dan terperinci dapat
dilihat pada bagian lampiran-lampiran)
Rata-rata
hasil pengamatan kegiatan guru dalam pembelajaran menunjukan bahwa pelaksanaan
pembelajaran guru menggunakan model penemuan terbimbing pada siklus II
pertemuan pertama dan pertemuan kedua adalah 86,25% dari keseluruhan aspek yang
diamati memperoleh skor dengan kriteria sangat baik dan baik. Ini artinya
kegiatan guru dalam mengelola pembelajaran mencapai kriteria ketuntasan yang
telah ditetapkan.
2) Hasil Observasi Kegiatan Siswa
Observasi
terhadap kegiatan siswa dalam melaksanakan siklus II dilakukan oleh rekan
sejawat selaku observer. Seperti halnya siklus I, aspek kegiatan siswa yang
diamati terdiri dari 12 aspek. Hasil observasi secara lengkap disajikan pada
lampiran dan tabel di bawha ini.
Tabel 4.8 Analisis
Rata-Rata Hasil Observasi Kegiatan Siswa dalam Melaksanakan Pembelajaran
Menggunakan Model Penemuan Terbimbing pada Siklus II Pertemuan Pertama
dan Kedua
No
|
Rentang Nilai
|
Kriteria Nilai
|
|||
SB
|
B
|
C
|
K
|
||
1
|
0-25
|
0
|
|||
2
|
26-50
|
0
|
|||
3
|
51-75
|
7
|
|||
4
|
76-100
|
18
|
|||
Jumlah
|
18
|
7
|
0
|
0
|
|
Persentase
|
72,00
|
28,00
|
0,00
|
0,00
|
Data
pada tabel di atas terlihat bahwa ada sebanyak 18 siswa atau 72% kegiatan siswa
yang mendapat kriteria sangat baik (SB), dan 7 siswa atau 28% kegiatan siswa
yang memperoleh penilaian baik (B) dan tidak ada siswa yang berada pada
kriteria nilai C dan K. Rata-rata hasil pengamatan kegiatan siswa dalam
pembelajaran menunjukan bahwa pembelajaran siswa menggunakan model penemuan
terbimbing pada siklus II pertemuan pertama dan pertemuan kedua adalah 100%
dari keseluruhan siswa yang diamati memperoleh skor dengan kriteria sangat baik
dan baik. Ini artinya kegiatan guru dalam mengelola pembelajaran mencapai
kriteria ketuntasan yang telah ditetapkan.
3) Hasil Tes Kemampuan Penalaran Matematis Siswa
Untuk
mengetahui capaian hasil tes kemampuan penalaran matematis siswa pada materi
luas pemukaan kubus dan balok yang disajikan dengan menggunakan model penemuan
terbimbing, maka pada pertemuan kedua guru memberikan tes akhir siklus II
berbentuk pilihan ganda. Data kemampuan penalaran matematis siswa dikumpulkan
dengan menggunakan tes berbentuk pilihan ganda. Skor ketuntasan sesuai
indikator keberhasilan yang ditetapkan adalah daya serap 85% atau nilai 70. Hasil
penghitungan terhadap capaian kemampuan penalaran matematis dari 25 orang siswa
secara lengkap dan singkat pada Tabel di bawah ini.
Tabel 4.9 Analisis
Hasil Kemampuan Penalaran Matematis Siswa Kelas VIII7 SMP Negeri 1 Tapa
Kabupaten Bone Bolango Tahun Pelajaran 2012/2013 pada Mengidentifikasi
sifat-sifat kubus, balok, prisma dan limas serta bagian-bagiannya pada Siklus
II
No
|
Skor
|
Jumlah
Siswa
|
Capaian
|
%
|
Kriteria
|
Ket
|
1
|
≥71
|
6
|
480
|
24,00
|
Sangat Baik
|
6
|
2
|
61-70
|
17
|
1190
|
68,00
|
Baik
|
17
|
3
|
51-60
|
2
|
120
|
8,00
|
Cukup
|
2
|
4
|
≤50
|
0
|
0
|
0,00
|
Kurang
|
0
|
Jumlah
|
25
|
1790
|
100
|
-
|
-
|
|
Ketuntasan
|
-
|
71,60
|
-
|
-
|
-
|
Dari
tabel di atas dapat dilihat bahwa 25 siswa atau 100% dari 25 orang siswa
memenuhi kriteria ketuntasan dengan nilai rata-rata sebesar 71,60. Dengan
demikian kemampuan penalaran matematis siswa telah memenuhi kriteria
keberhasilan tindakan.
d) Tahap Refleksi Siklus II
Siklus II merupakan tindak lanjut dari
siklus I yang dilaksanakan untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan yang belum
mencapai kriteria ketuntasan pada siklus I. Refleksi dilakukan melalui kegiatan
diskusi dengan guru mitra yang bertindak sebagai observer penelitian. Refleksi
dimaksudkan untuk mengetahui kualitis pembelajaran khususnya kegiatan guru
dalam menerapkan model penemuan terbimbing serta aktivitas siswa pada
pembelajaran siklus II. Selain itu, refleksi dimaksudkan untuk memperoleh
gambaran apakah tindakan yang dilaksanakan member efek positif terhadap
peningkatan kemampuan penalaran matematis pada materi mengidentifikasi
sifat-sifat kubus, balok, prisma dan limas serta bagian-bagiannya kelas VIII
SMP ……………….
Dari hasil analisis pada kegiatan pembelajaran
siklus II memperlihatkan bahwa indikator keberhasilan penelitian yang telah
ditetapkan telah tercapai. Dari masing-masing kompenen pencapaian keberhasilan
penelitian yaitu, kegiatan guru dalam proses pembelajaran, aktivitas siswa
dalam pembelajaran, dan kemampuan penalaran matematis pada mengidentifikasi
sifat-sifat kubus, balok, prisma dan limas serta bagian-bagiannya menunjukkan
bahwa semuanya telah mencapai kriteria yang ditetapkan.
Pada aspek kegiatan guru dalam proses
pembelajaran, dari 20 aspek penentu kegiatan guru menunjukkan hasil yang
meningkat pada setiap siklusnya di mana pada kondisi awal hanya 37,50 dalam
kategori cukup (C), meningkat menjadi 61,25 dengan kategori baik (B) dan pada
siklus terakhir menjadi 86,25 dalam kriteria sangat baik (SB).
Pada aspek kegiatan siswa, dari 12 aspek
penentu kegiatan siswa pada kondisi awal menunjukkan ada 12 siswa (48%)
kegiatan siswa yang memperoleh kriteria baik (B), 11 siswa (44%) kegiatan siswa
yang memperoleh kriteria cukup (C), dan 2 siswa (8%) kegiatan siswa yang
memperoleh kriteria kurang (K), pada siklus pertama meningkat menjadi 3 siswa
atau 12% kegiatan siswa yang memperoleh kriteria sangat baik (SB), 14 siswa (56%) kegiatan siswa yang memperoleh
kriteria baik (B), 3 siswa 32%) kegiatan siswa yang memperoleh kriteria cukup
(C), dan 2 siswa (8%) kegiatan siswa yang memperoleh kriteria kurang (K), serta
pada siklus kedua 18 siswa atau 72% kegiatan siswa yang memperoleh kriteria sangat
baik (SB), 7 siswa (18%) kegiatan siswa
yang memperoleh kriteria baik (B), dan tidak ada kegiatan siswa yang memperoleh
kriteria cukup (C), dan kriteria kurang (K), dan nilai hasil prestasi dan
ketuntasan belajar pada kondisi awal dengan nilai rata-rata sebesar 59,60 dan
hanya 5 atau 20% siswa yang dinyatakan tuntas, menjadi 65,60 dengan 15 siswa
tuntas atau 60% dan pada siklus kedua menjadi rata-rata nilai sebesar 71,60
dengan ketuntasan belajar sebanyak 92% atau 23 siswa dari jumlah siswa seluruh
sebanyak 25 siswa.
Temuan di atas mengindikasi bahwa proses
pembelajaran dengan menggunakan model penemuan terbimbing dalam materi
mengidentifikasi sifat-sifat kubus, balok, prisma dan limas serta
bagian-bagiannya telah mencapai kriteria pencapaian keberhasilan penelitian
yang telah ditetapkan. Berdasarkan temuan ini, peneliti dan guru mitra yang
bertindak sebagai observer memutuskan untuk tidak melanjutkan kegiatan
pembelajaran dengan model penemuan terbimbing. Dengan kata lain tidak perlu
lagi siklus ketiga dalam kegiatan pembelajaran dengan model penemuan
terbimbing.
B. Pembahasan
Rendahnya kemampuan penalaran matematis
siswa pada pembelajaran matematika khususnya pada standar kompetensi
mengidentifikasi sifat-sifat kubus, balok, prisma dan limas serta
bagian-bagiannya di kelas VIII SMP …………… tidak lain akibat dari kurangnya
pemahaman siswa terhadap konsep-konsep yang diberikan. Kurangnya pemahaman
konsep tersebut disebabkan karena pembelajaran di kelas masih berpusat pada
guru. Kegiatan belajar mengajar dapat berjalan dengan baik apabila siswa
terlibat secara aktif. Dengan adanya keterlibatan siswa tentu saja dapat
berpengaruh pada kemampuan penalaran matematis siswa. Untuk itu guru harus
menggunakan model pembelajaran yang dapat melibatkan siswa secara aktif dalam
kegiatan belajar mengajar.
Masalah ini kemudian didiskusikan dengan
wali kelas VIII SMP ………. Hasil diskusi tersebut diputuskan untuk membelajarkan materi
mengidentifikasi sifat-sifat kubus, balok, prisma dan limas serta
bagian-bagiannya, salah satu yang dapat menunjang hal tersebut adalah model
penemuan terbimbing. Dalam penelitian ini model pembelajaran yang digunakan
adalah model pembelajaran penemuan terbimbing pada materi mengidentifikasi
sifat-sifat kubus, balok, prisma dan limas serta bagian-bagiannya. Sebagaimana
dalam penerapannya guru membimbing siswa melakukan eksperimen dan mengerjakan
soal untuk menemukan suatu konsep. Hasil penelitian yang dilakukan dalam dua
siklus ini menggambarkan bahwa pengelolaan pembelajaran yang baik oleh guru
dalam menyajikan materi mengidentifikasi sifat-sifat kubus, balok, prisma dan
limas serta bagian-bagiannya dengan menggunakan model penemuan terbimbing mampu
memotivasi siswa mempelajari materi ini karena pembelajarannya berorientasi
pada masalah yang sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini
memberikan dampak positif terhadap peningkatan kemampuan penalaran matematis
siswa pada materi mengidentifikasi sifat-sifat kubus, balok, prisma dan limas
serta bagian-bagiannya. Adapun hasil yang dicapai dalam penelitian ini adalah,
1. Observasi Aktivitas Guru pada Kondisi Awal, Siklus I dan II
Pada sisklus I pengelolaan pembelajaran
oleh guru belum mencapai kriteria keberhasilan
tindakan yang diharapkan karena masih terdapat beberapa kelemahan. Criteria
keberhasilan yang telah ditetapkan adalah minimal 85% dari aspek kegiatan yang
diamati memperoleh skor dengan kriteria sangat baik dan baik. Pada aspek
kegiatan guru dalam proses pembelajaran, dari 20 aspek penentu kegiatan guru
menunjukkan hasil yang meningkat pada setiap siklusnya di mana pada kondisi
awal hanya 37,50 dalam kategori cukup (C), meningkat menjadi 61,25 dengan
kategori baik (B) dan pada siklus terakhir menjadi 86,25 dalam kriteria sangat
baik (SB) sehingga dapat disimpulkan bahwa pada siklus kedua dinyatakan tuntas
dan selesai.
Penjelasan secara rinci tentang
peningkatan hasil penilaian terhadap aktivitas guru dalam pembelajaran dari
kondisi awal, siklus pertama dan siklus kedua sebagaimana dijelaskan pada tabel
dan gambar diagram di bawah ini.
Tabel 4.10 Analisis
Aktivitas Guru dalam Pembelajaran pada Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II
No
|
Kriteria Aspek
|
Siklus
|
Ket
|
||
Awal
|
I
|
II
|
|||
1
|
Sangat Baik (4)
|
0
|
0,00
|
36
|
|
1
|
Baik (3)
|
0
|
27,00
|
33
|
|
2
|
Cukup (2)
|
20
|
22,00
|
0
|
|
3
|
Kurang (1)
|
10
|
0,00
|
0
|
|
Jumlah Skor Total
|
30
|
49,00
|
69
|
||
Nilai Ideal
|
80
|
80,00
|
80
|
||
Perolehan Nilai
|
37,50
|
61,25
|
86,25
|
||
Kriteria Nilai
|
C
|
B
|
SB
|
Untuk memperjelas dalam bentuk diagram batang sebagaimana gambar
grafik di bawah ini.
Gambar 4.1 Diagram
Batang Peningkatan Aktivitas Guru dalam Pembelajaran pada Kondisi Awal, Siklus
I dan Siklus I
2.
Observasi Aktivitas
Siswa pada Kondisi Awal, Siklus I dan II
Pada siklus I aktivitas siswa masih
dibawah kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan. Kriteria yang telah
ditetapkan adalah minimal 85% siswa memperoleh nilai dengan kriteria sangat
baik dan baik dari seluruh aspek yang diamati. Pada aspek kegiatan siswa, dari
12 aspek penentu kegiatan siswa pada kondisi awal menunjukkan ada 12 siswa (48%)
kegiatan siswa yang memperoleh kriteria baik (B), 11 siswa (44%) kegiatan siswa
yang memperoleh kriteria cukup (C), dan 2 siswa (8%) kegiatan siswa yang
memperoleh kriteria kurang (K), pada siklus pertama meningkat menjadi 3 siswa
atau 12% kegiatan siswa yang memperoleh kriteria sangat baik (SB), 14 siswa (56%) kegiatan siswa yang memperoleh
kriteria baik (B), 3 siswa 32%) kegiatan siswa yang memperoleh kriteria cukup
(C), dan 2 siswa (8%) kegiatan siswa yang memperoleh kriteria kurang (K), serta
pada siklus kedua 18 siswa atau 72% kegiatan siswa yang memperoleh kriteria sangat
baik (SB), 7 siswa (28%) kegiatan siswa
yang memperoleh kriteria baik (B), dan tidak ada kegiatan siswa yang memperoleh
kriteria cukup (C), dan kriteria kurang (K)Dengan demikian kegiatan siswa telah
memenuhi kriteria keberhasilan tindakan.
Penjelasan secara rinci tentang
peningkatan hasil penilaian terhadap aktivitas guru dalam pembelajaran dari
kondisi awal, siklus pertama dan siklus kedua sebagaimana dijelaskan pada tabel
dan diagram di bawah ini.
Tabel 4.11 Analisis
Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran pada Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II
No
|
Kriteria
|
Siklus
|
|||||
Awal
|
%
|
I
|
%
|
II
|
%
|
||
1
|
SB
|
0
|
0,00
|
3
|
12,00
|
18
|
72,00
|
2
|
B
|
12
|
48,00
|
14
|
56,00
|
7
|
28,00
|
3
|
C
|
11
|
44,00
|
8
|
32,00
|
0
|
0,00
|
4
|
K
|
2
|
8,00
|
0
|
0,00
|
0
|
0,00
|
Untuk memperjelas dalam bentuk diagram batang sebagaimana gambar
grafik di bawah ini.
Gambar 4.2 Diagram
Batang Peningkatan Aktivitas Siswa Berdasakan Jumlah Siswa pada Kondisi Awal,
Siklus I dan Siklus I
Gambar 4.3 Diagram
Batang Peningkatan Aktivitas Siswa Berdasakan Persentase Ketuntasan pada Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus I
3.
Hasil Belajar Siswa
pada Kondisi Awal, Siklus I dan II
Evaluasi dilakukan untuk mengukur sejauh
mana kemampuan penalaran siswa terhadap materi mengidentifikasi sifat-sifat
kubus, balok, prisma dan limas serta bagian-bagiannya. Pada nilai prestasi dan
ketuntasan belajar pada kondisi awal dengan nilai rata-rata sebesar 59,60 dan
hanya 5 atau 20% siswa yang dinyatakan tuntas, menjadi 65,60 dengan 15 siswa
tuntas atau 60% dan pada siklus kedua menjadi rata-rata nilai sebesar 71,60
dengan ketuntasan belajar sebanyak 92% atau 23 siswa dari jumlah siswa seluruh
sebanyak 25 siswa.
Penjelasan
secara rinci tentang peningkatan hasil penilaian terhadap hasil belajar siswa selama
proses perbaikan pembelajaran dari kondisi awal, siklus pertama dan siklus
kedua sebagaimana dijelaskan pada tabel dan diagram di bawah ini.
Tabel 4.12 Analisis Hasil dan Ketuntasan Belajar
Siswa pada Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II
Siklus
|
Nilai Rata-2
|
Tuntas
|
%
|
Belum
|
%
|
Awal
|
59,60
|
5
|
20
|
20
|
80
|
I
|
65,60
|
15
|
60
|
10
|
40
|
II
|
71,60
|
23
|
92
|
2
|
8
|
Untuk memperjelas dalam bentuk diagram
batang sebagaimana gambar grafik di bawah ini.
Gambar 4.4 Diagram
Batang Peningkatan Hasil dan Ketuntasan Belajar Siswa pada Kondisi Awal, Siklus
I dan Siklus I
Hasil yang dicapai dalam penelitian ini,
baik dari segi kegiatan guru, aktivitas siswa, dan kemampuan penalaran
matematis siswa menunjukkan bahwa hipotesis yang telah dirumuskan pada Bab II,
yaitu “Dengan digunakannya model pembelajaran penemuan terbimbing dalam
pembelajaran, maka kemampuan penalaran matematis siswa kelas VIII …………..pada
materi materi mengidentifikasi sifat-sifat kubus, balok, prisma dan limas serta
bagian-bagiannya materi mengidentifikasi sifat-sifat kubus, balok, prisma dan
limas serta bagian-bagiannya materi mengidentifikasi sifat-sifat kubus, balok,
prisma dan limas serta bagian-bagiannya” terbukti.
bila berkenan untuk bab selanjutnya secara lengkap sampai dengan lampiran dan halaman depan dalam format *.doc/*.docx silahkan
klik DOWNLOAD
atau hub. 081327121707 terima kasih.
klik DOWNLOAD
atau hub. 081327121707 terima kasih.