Lencana Facebook

banner image

Sunday 13 April 2014

Penelitian Tindakan Kelas dengan menggunakan metode kerja kelompok pada mata pelajaran IPA kompetensi dasar mengidentifikasi sifat-sifat benda berdasarkan pengamatan meliputi benda padat, cair, dan gas



BAB I

PENDAHULUAN


A.  Latar Belakang Masalah
Pada dasarnya hakikat pembelajaran dan tujuan pembelajaran yang mulia hanya dapat dicapai melalui program yang terarah, terpadu, dan disertai dengan semangat yang tinggi untuk selalu memperbaharui mekanisme dan pola pembelajaran ke arah tercapainya tujuan pendidikan sesuai dengan tuntutan zaman. Oleh karena itu, kesadaran untuk selalu melakukan inovasi-inovasi dan terobosan-terobosan dari insan-insan pendidikan perlu dikembangkan dan disebarluaskan.
Pengalaman menunjukkan bahwa dalam pembelajaran dengan variasi metode dan kenyamanan ruang belajar ternyata belum diperoleh hasil yang memuaskan. Hal ini menunjukkan bahwa harus ada faktor lain yang mendukung kedua faktor tersebut. Setelah melalui pengkajian, didapat bahwa salah satu penyebab kurangnya hasil pembelajaran adalah faktor kejenuhan siswa dalam pembelajaran. Bisa dimaklum, selama paling sedikit 36 jam pelajaran dalam satu minggu, dengan materi yang sangat padat siswa belajar di ruang yang sama, tanpa adanya penyegaran suasana. Guru sebagai tenaga profesional harus memiliki sejumlah kemampuan mengaplikasikan berbagai teori belajar dalam bidang pengajaran, kemampuan memilih dan menerapkan metode pengajaran yang efektif dan efisien, kemampuan melibatkan siswa berpartisipasi aktif, dan kemampuan membuat suasana belajar yang menunjang tercapainya tujuan pendidikan.
Penggunaan prinsip mengajar bisa direncanakan guru sebelum proses belajar-mengajar berlangsung, bisa pula secara spontan dilaksanakan pada saat berlangsungnya proses belajar-mengajar, terutama bila kondisi belajar sudah menurun. Beberapa prinsip mengajar yang penting ialah partisipasi, kooperasi dan kompetisi, korelasi dan integrasi, aplikasi dan transformasi, serta individualitas.
Penyelenggaraan pendidikan secara formal sudah berlangsung lama, namun sistem penyelenggaraan dan hasil belum sesuai yang kita harapkan. Salah satu fakta kongkrit adalah sampai sekarang masih terlalu sedikit para pendidik yang menerapkan rumusan tujuan instruksional secara jelas dan benar, memang sebagian sekolah mewajibkan guru-guru merancangkan pembelajaran dan tidak harus menerima apa-apa yang telah tersirat di buku mata pelajaran, pembelajaran itu dilaksanakan sesuai dengan kurikulum yang berlaku saat itu, seperti sekarang sekolah harus menerapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), kurikulum ini merupakan kurikulum mandiri berdasarkan kebutuhan, kepentingan masyarakat dan daerah. Mata pelajaran yang disampaikan kepada siswa-siswa di sekolah harus berdasarkan silabus atau pokok-pokok pelajaran yang dikembangkan oleh para guru yang disebut pengembangan silabus. Pengembangan silabus itu berisi standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar.
Berkenaan dengan hal itu peneliti menyadari sepenuhnya masalah-masalah yang selalu muncul dalam kegiatan pembelajaran. Seringkali guru merasa bingung menentukan model pembelajaran atau metode mengajar apa yang akan digunakan dalam proses pembelajaran. Gambaran ideal tentang siswa yang cerdas, aktif, kreatif dan mempunyai minat yang besar dalam mempelajari materi pembelajaran, serta hasil yang memuaskan dalam setiap tes yang dilakukan tidak terwujud. Kenyataan yang dijumpai malah sebaliknya, siswa kurang aktif dalam kegiatan, tidak berani bertanya, kurang percaya diri dalam menjawab pertanyaan guru, kurang bersemangat dalam mempelajari materi pembelajaran serta hasil tes yang dicapai rendah, dan masih banyak lagi kekurangan yang ditemui pada perilaku siswa yang mencerminkan keberhasilan pembelajaran.
Dari penjelasan latar belakang masalah sebagaimana tersebut di atas, dan dikaitkan dengan hasil belajar siswa mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) kompetensi dasar mengidentifikasi sifat-sifat benda berdasarkan pengamatan meliputi benda padat, cair, dan gas. Dari hasil tes pada studi pendahuluan dari 26 siswa menunjukan 7 orang siswa (26,92%) yang memperoleh nilai 70 ke atas dan  19 orang siswa (73,08%) yang memperoleh nilai di bawah nilai 70,dengan nilai rata-rata secara klasikal sebesar 59,23.
Perolehan nilai di atas menandai tingkat penguasaan materi siswa sebagai hasil belajar dan dampak dari proses belajar yang telah dialaminya. Masih banyak siswa yang mengalami tidak tuntas belajar karena proses belajarnya. Namun itu tidak terjadi dengan sendirinya, melainkan efek dari pengelolaan proses pembelajaran yang dilakukan peneliti kurang mengantarkan siswa pada hal-hal yang diharapkan. Pengelolaan proses pembelajaran hingga bisa demikian karena mengikuti alur suatu metode yang kurang kompetitif. Salah satu upaya yang dilakukan adalah menerapkan metode kerja kelompok pada pembelajaran, sehingga diharapkan terjadi peningkatan  penguasaan materi pembelajaran oleh siswa.
Sadar akan hal tersebut agar tidak berdampak buruk bagi proses dan hasil belajar selanjutnya, dengan refleksi diri dan mendiskusikan dengan teman sejawat peneliti terpartisipasi untuk melakukan upaya untuk memperbaiki pembelajaran melalui Penelitian Tindakan Kelas dengan menggunakan metode kerja kelompok pada mata pelajaran IPA kompetensi dasar mengidentifikasi sifat-sifat benda berdasarkan pengamatan meliputi benda padat, cair, dan gas pada siswa kelas III  SDN ......... Kecamatan ......... Kabupaten ..........

B.       Identifikasi Masalah
Berdasarkan data di atas peneliti melakukan konsultasi kepada supervisor dan teman sejawat, untuk mengidentifikasi kelemahan dan atau kekurangan yang telah menyebabkan aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran yang telah dilaksanakan kurang memenuhi tuntutan yang diharapkan. Sehingga, dampaknya pada hasil belajar siswa tidak memenuhi target pembelajaran. Melalui hasil diskusi, diperoleh identifikasi masalah sebagai berikut.
1.         Siswa kurang terlibat aktif dalam pembelajaran
2.         Siswa tidak mencatat hal-hal penting selama proses pembelajaran berlangsung.
3.         Tingkat penguasaan siswa terhadap kompetensi dasar pembelajaran  IPA yang berdampak hasil belajar rendah.
4.         Keaktifan  siswa dalam pelaksanaan proses pembelajaran kurang sesuai dengan harapan.
Untuk mengetahui masalah yang sedang terjadi, peneliti melakukan anlisis masalah dan menempuh refleksi terhadap kinerja yang telah dilakukan, mengkaji literatur, serta diskusi dengan supervisor dan teman sejawat. Hasil analisis masalah yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa kemungkinan yang menjadi faktor penyebab rendahnya hasil belajar siswa dan aktivitas pembelajaran kurang kondusif adalah sebagai berikut.
1.         Model pembelajaran yang diambil tidak tepat dan penjelasan materi terlalu cepat, sehingga kurangnya model dialog yang interaktif, efektif dan kreatif.
2.         Guru tidak mampu mengembangkan model dialog yang efektif, aktif dan kreatif yang mengakibatkan kurangnya perhatian siswa saat pembelajaran berlangsung.
3.         Guru harus dapat menciptakan suasana pembelajaran yang lebih menarik.
4.         Guru harus lebih teliti melihat siswa yang kurang aktif dalam proses pembelajaran berlangsung.
Beberapa permasalahan yang telah dipaparkan di atas dapat diambil permasalahan utama yang akan diteliti adalah tingkat partisipasi belajar IPA masih rendah dan hasil  belajar siswa IPA masih rendah.
Melihat kondisi awal sebagaimana tersebut di atas, maka peneliti berusaha untuk mengatasi masalah-masalah yang timbul agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik sehingga prestasi belajar siswa dapat tercapai dengan melaksanakan perbaikan pembelajaran dengan menggunakan metode kerja kelompok.
Dengan mempertimbangkan faktor penyebab di atas, maka dapat dirumuskan masalahnya untuk menjadi fokus perbaikan pembelajaran adalah Bagaimana upaya meningkatkan partisipasi dan hasil belajar siswa mata pelajaran IPA materi mengidentifikasi sifat-sifat benda berdasarkan pengamatan meliputi benda padat, cair, dan gas melalui penerapan metode kerja kelompok  di Kelas III  SD Negeri ......... Kecamatan ......... Tahun Pelajaran 2011/2012.
C.      Pembatasan Masalah
Agar penelitian berjalan dengan efektif dan terfokus pada masalah pokok, maka dalam  pelaksanaan perbaikan pembelajaran ini permasalahan yang dibahas dibatasi pada upaya peningkatan partisipasi dan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA materi materi mengidentifikasi sifat-sifat benda berdasarkan pengamatan meliputi benda padat, cair, dan gas dengan menerapkan metode kerja kelompok pada siswa kelas Kelas III  Semester 1 SD Negeri ......... Kecamatan ......... Tahun Pelajaran 2011/2012.

D.      Rumusan Masalah
Berdasarkan hal tersebut, maka dapat dirumuskan masalah untuk menjadi fokus perbaikan pembelajaran adalah :
1.    Apakah dengan penerapan metode kerja kelompok dalam pembelajaran IPA kompetensi dasar mengidentifikasi sifat-sifat benda berdasarkan pengamatan meliputi benda padat, cair, dan gas,  partisipasi  siswa dalam pembelajaran dapat ditingkatkan ?
2.    Apakah dengan penerapan metode kerja kelompok dalam pembelajaran IPA kompetensi dasar mengidentifikasi sifat-sifat benda berdasarkan pengamatan meliputi benda padat, cair, dan gas, hasil belajar siswa dapat ditingkatkan?

E.     Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang diharapkan dari penelitian perbaikan pembelajaran ini adalah sebagai berikut
1.    Untuk meningkatkan partisipasi belajar siswa dalam pembelajaran IPA kompetensi dasar mengidentifikasi sifat-sifat benda berdasarkan pengamatan meliputi benda padat, cair, dan gas melalui metode kerja kelompok.
2.    Untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA kompetensi dasar mengidentifikasi sifat-sifat benda berdasarkan pengamatan meliputi benda padat, cair, dan gas melalui metode kerja kelompok.

F.       Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian perbaikan pembelajaran ini adalah sebagai berikut :
1.         Bagi Guru
Guru dapat memperbaiki kinerjanya untuk berkembang lebih profesional, dan dapat meningkatkan rasa percaya diri, dan untuk ikut aktif mengembangkan inovasi pembelajaran khususnya mata pelajaran IPA.
2.         Bagi siswa
Siswa dapat memperbaiki hasil belajarnya menjadi lebih baik dan menumbuhkan sikap kritis terhadap hasil belajarnya.
3.         Bagi Sekolah
Sekolah dapat berkembang karena adanya peningkatan kemampuan profesioanal guru dan kemampuan siswa, yang mana hal ini akan membawa citra positif bagi sekolah yang bersangkutan.

Konfirmasi file secara utuh dari Bab 2, 3, 4, 5, Daftar Pustaka, Lampiran2, serta halaman depan, silahkan hub. 081327121707 (SMS only)

UPAYA MENINGKATKAN HASIL PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM MATERI SISTEM TATA SURYA MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN SISWA KELAS VI



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah

Dalam  mempelajari  Ilmu  pengetahuan  alam  (IPA),  siswa  akan berhubungan  dengan  cara  mencari  tahu  tentang  alam  secara  sistematis,  sehingga IPA  bukan  hanya  penguasaan  kumpulan  pengetahuan  yang  berupa  fakta-fakta, konsep-konsep  atau  prinsip-prinsip  saja  tetapi  juga  merupakan  suatu  proses penemuan. Proses penemuan dalam IPA sering menggunakan suatu keterampilan yang  disebut  keterampilan  proses.  Ilmu  pengetahuan  alam  dengan  demikian, dalam  pembelajaran  IPA,  siswa  juga  akan  belajar  bagaimana  menemukan pengetahuan dengan keterampilan proses IPA.  
Berdasarkan  pengalaman  peneliti/guru  dalam  melaksanakan pembelajaran  IPA  di  kelas  VI  SDN  ......... Kecamatan ......... Kabupaten .........,  aktivitas  guru  dan  aktivitas  siswa  serta hasil  belajar  siswa  tidak  optimal.  Dalam  menyampaikan  materi  guru langsung  menjelaskan  materi  dari  buku  paket,  dan  sedikit  melakukan eksperimen  yang  mengajak  siswa  untuk  aktif dalam  pembelajaran  tersebut.  IPA  adalah  ilmu  yang berlandaskan  observasi,  pengamatan  atau  percobaan,  selain  itu  aktivitas siswa  tidak  optimal.  Kondisi ini  terlihat  dari  anak  kurang  perhatian  terhadap pembelajaran, kurangnya rasa antusias untuk belajar, tidak termotivasi, dan kurang  aktifnya  siswa dalam  pembelajaran. 
Dalam  proses  pembelajaran siswa hanya mendengarkan, melihat demonstrasi  guru, mencatat penjelasan guru  dan  menjawab  latihan  soal.  Siswa  tidak  diberikan  kesempatan  untuk ikut aktif dalam melaksanakan kegiatan eksperimen yang dilakukan oleh guru.
Dari hasil test pendahuluan menunjukkan bahwa hasil belajar siswa yang kurang memuaskan. Dari 28 siswa kelas VI yang mengikuti tes formatif hanya ada delapan siswa (28,57%) yang dikategorikan tuntas belajar karena memperoleh nilai di atas KKM sebesar 64, dengan penjelasan mengenai keaktifan belajar siswa hanya mencapai angka 42,86% atau 12 orang siswa serta rata-rata  hasil belajar secara klasikal  menunjukkan hasil sebesar 63,93.
Berdasarkan uraian tersebut di atas, peneliti meminta bantuan teman sejawat untuk membantu mengidentifikasi masalah dalam proses pembelajaran. Dari hasil diskusi terungkap beberapa masalah sebagai berikut :
1.      Siswa tampak ragu-ragu dan bingung saat menjawab pertanyaan guru
2.      Siswa kurang menguasai materi pembelajaran
3.      Siswa kurang aktif dalam pembelajaran
4.      Siswa tidak mencatat hal-hal penting selama proses pembelajaran berlangsung.
5.      Minat belajar siswa rendah
6.      Hasil belajar siswa rendah
Analisis masalah ditempuh dengan cara melakukan refleksi dari kinerja yang telah dilakukan, mengkaji literatur serta diskusi dengan supervisor. Berdasarkan hasil analisis masalah dapat diketahui bahwa kemungkinan yang menjadi faktor penyebab rendahnya hasil belajar, motivasi, dan kemampuan siswa dalam mengerjakan tugas, terjadi karena hal-hal sebagai berikut:
1.      Guru tidak melibatkan siswa untuk aktif dalam pembelajaran dan penemuan informasi
2.      Model pembelajaran yang digunakan guru tidak sesuai dengan karakteristik siswa sekolah dasar sehingga penguasaan konsep materi pembelajaran menjadi kurang baik.
3.      Pendekatan  pembelajaran yang digunakan guru tidak sesuai dengan karakteristik siswa sekolah dasar
4.      Penggunaan alat peraga pembelajaran yang kurang bervariasi
5.      Guru tidak melibatkan siswa untuk aktif dalam pembelajaran dan penemuan informasi
6.      Guru kurang memotivasi siswa dalam pembelajaran
Adapun priotitas masalah yang akan diteliti dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran yang akan dilaksanakan adalah :
1.      Minat belajar  Ilmu Pengetahuan Alam materi mendeskripsikan sistem tata surya  rendah.
2.      Hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam materi mendeskripsikan sistem tata surya  rendah.
Atas dasar itu peneliti merasa terpanggil untuk melakukan upaya perbaikan  karena jika hal tersebut dibiarkan maka tidak menutup kemungkinan akan menjadi sumber utama penyebab turunnya hasil belajar siswa saat mempelajari materi pembelajaran selanjutnya. Sebelum hal ini terjadi pada siswa, akan lebih baiknya jika diupayakan segera solusi alternatif dari persoalan tersebut dengan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) pada pembelajaran perbaikan pembelajaran ilmu pengetahuan alam materi mendeskripsikan sistem tata surya  melalui metode eksperimen di kelas VI Sekolah Dasar Negeri  ..........

B.     Perumusan Masalah

Agar penelitian memiliki arah yang jelas, maka diperlukan suatu rumusan masalah yang dijadikan penuntun terhadap pelaksanaan penelitian. Adapun rumusan masalahnya adalah :
1.      Apakah siswa  kelas VI Sekolah Dasar Negeri  ......... mengalami peningkatan keaktifan belajar dalam pembelajaran IPA materi mendeskripsikan sistem tata surya dengan menggunakan metode eksperimen ?
2.      Apakah siswa  kelas VI Sekolah Dasar Negeri  ......... mengalami peningkatan hasil belajar dalam pembelajaran IPA materi mendeskripsikan sistem tata surya  dengan menggunakan metode eksperimen ?

C.    Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka ditetapkan tujuan dari pelaksanaan penelitian tingakan kelas ini, sebagai berikut :
  1. Untuk mengetahui peningkatan keaktifan belajar siswa  kelas VI Sekolah Dasar Negeri  ......... dalam pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen pada pembelajaran IPA materi mendeskripsikan sistem tata surya .
  2. Untuk mengetahui tingkat ketuntasan belajar siswa kelas VI Sekolah Dasar Negeri  ......... setelah melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen pada pembelajaran IPA materi mendeskripsikan sistem tata surya .


D.    Manfaat Penelitian

Diharapkan dengan pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dapat memberikan manfaat secara teoritis dan praktis  :
  1. Manfaat Teoritis
a.    Secara teoritis manfaat penelitian ini adalah untk memperoleh gambaran mengenai penerapan metode eksperimen dalam pembelajaran IPA.
b.    Menambah khasanah pengembangan pengetahuan mengenai pembelajaran IPA materi mendeskripsikan sistem tata surya  dengan menggunakan metode eksperimen.
c.    Sebagai bahan kajian penelitian lebih lanjut.
  1. Manfaat Praktis
a.       Siswa
1)      Memperbaiki belajar siswa, agar hasil belajar siswa meningkat
2)      Siswa merasa mendapat perhatian khusus dari guru sehingga keaktifan belajar siswa meningkat
3)      Untuk memperbaiki pembelajaran yang telah dilakukan sebelumnya, sehingga hasil belajar siswa dan minat belajar siswa meningkat.
b.      Guru
1)      Agar guru dapat memperbaiki mutu kinerja atau meningkatkan proses pembelajaran IPA secara berkesimanbungan.
2)      Untuk  mengembangkan  keterampilan  guru  untuk  menghadapi permasalahan yang nyata dalam proses pembelajaran di kelas.
3)      Meningkatkan profesionalisme guru.
c.       Sekolah
1)   Membantu sekolah untuk berkembang karena adanya peningkatan kemampuan pada diri guru dan pendidikan di sekolah
2)   Meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan bagi siswa
3)   Mempunyai kesempatan yang besar untuk berubah secara menyeluruh
4)   Menumbuhkan iklim kerjasama yang kondusif.

Konfirmasi file secara utuh, silahkan hub. 081327121707.
Mohon tidak disadur secara utuh, hanya sebagai batasan referensi !

PENGGUNAAN METODE INQUIRI UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI SIFAT-SIFAT KUBUS DAN BALOK DI KELAS IV



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Matematika sering dianggap sebagai mata pelajaran yang susah untuk dimengerti. Indikasi ini bisa dilihat dari hasil belajar siswa yang kurang memuaskan. Rendahnya hasil belajar ini lebih terlihat khususnya dalam pokok bahasan yang bersifat abstrak, sehingga memerlukan visualisasi. Perubahan dalam belajar bisa berbentuk kecakapan, kebiasaan, sikap, pengertian, pengetahuan, atau apresiasi (penerimaan atau penghargaan).
Matematika  sebagai  salah  satu  mata  pelajaran  di  SD  memegang  peranan  penting  dalam  membentuk  siswa  menjadi  berkualitas  karena  matematika  merupakan  sarana  berpikir  untuk  mengkaji  sesuatu  secara  logis  dan  sistematis.  Matematika  lebih  menekankan  kegiatan  dunia  rasio  (penalaran),  bukan  menekankan hasil eksperimen atau hasil observasi. Matematika terbentuk karena  pikiran-pikiran manusia, yang berhubungan dengan idea, proses, dan penalaran.  Oleh karena itu perlu adanya peningkatan prestasi belajar matematika di sekolah dasar.
Keberhasilan suatu pembelajaran apa pun yang dikelola dengan baik ditunjukkan oleh keberhasilan siswa dalam mencapai suatu kompetensi yang diharapkan. Untuk itu guru perlu mengerahkan segenap kemampuannya agar pembelajaran yang dikelolanya mempermudah proses belajar siswa dalam mempelajari materi yang disajikan. Apabila tuntutan ini dapat dipenuhinya, besar kemungkinan hasil belajar yang menjadi target pembelajaran akan tercapai oleh individu siswa.
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan peneliti, diperoleh adanya perbedaan antara harapan dengan kenyataan sebagaimana tuntutan pembelajaran yang diselenggarakan guru dan siswa yang bersangkutan. Perolehan hasil belajarnya pun masih sangat jauh dari target yang diharapkan. Ini dapat ditunjukkan hanya enam siswa dari 38 siswa (15,79%) yang mengikuti tes formatif dapat mencapai tingkat penguasaan materi 70% ke atas atau mendapat nilai di atas KKM minimal 65, dengan rata-rata hasil belajar sebesar 55,00 serta keaktifan siswa sebesar 26,32% atau hanya  10 siswa dari 38 siswa.
Upaya yang diambil peneliti untuk mengatasi hal itu, peneliti mencoba berkolaborasi dengan kepala sekolah, rekan sejawat, dan supervisor. Hasil diskusi akhirnya dapat teridentifikasi beberapa masalah sebagai berikut.
a.       Hasil  belajar siswa rendah
b.      Minat belajar siswa rendah
Analisis masalah guna kepentingan penelitian perbaikan pembelajaran ini dilakukan dengan cara melakukan refleksi dan kinerja yang telah dilakukan, serta mengkaji literatur dan berdiskusi dengan supervisor . Hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut :
a.       Kurang tepatnya metode yang digunakan dalam pembelajaran Matematika materi pokok sifat-sifat kubus dan balok.
b.      Sistem belajar aktif tidak diciptakan guru pada saat menyelenggarakan pembelajaran pembelajaran Matematika materi pokok sifat-sifat kubus dan balok.
c.       Pusat belajar bukan pada materi, melainkan pada guru. Atau, proses pembelajaran bersifat abstrak, sehingga siswa pasif.
Persoalan seperti ini tidak boleh dibiarkan berlarut-larut, karena dampaknya sudah jelas akan mengakibatkan pada keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pembelajaran matematika lainnya. Atas dasar itu, peneliti bermaksud memperbaikinya melalui penelitian tindakan kelas ini. Adapun altenatif upaya yang diterapkan sebagai solusinya yaitu melalui pelaksanaan kegiatan pembelajaran berdasarkan metode inquiri.
Sadar akan hal tersebut agar tidak berdampak buruk bagi proses dan hasil belajar selanjutnya, dengan refleksi diri dan mendiskusikan dengan teman sejawat peneliti termotivasi untuk melakukan upaya untuk memperbaiki pembelajaran melalui Penelitian Tindakan Kelas dalam pembelajaran Matematika materi pokok sifat-sifat kubus dan balok melalui metode inquiri  di kelas IV SD Negeri ..........

B.     Perumusan Masalah
Berdasarkan hasil analisis latar belakang masalah di atas, peneliti dapat merumuskan masalah yang dijadikan sebagai fokus penelitian perbaikan pembelajaran ini, yaitu :
1.      Bagaimana upaya meningkatkan  minat belajar siswa kelas IV SD Negeri ......... pada pembelajaran Matematika materi pokok sifat-sifat kubus dan balok  melalui metode inquiri?.
2.      Bagaimana upaya meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri ......... pada pembelajaran Matematika materi pokok sifat-sifat kubus dan balok  melalui metode inquiri?.

C.    Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut :
1.      Untuk meningkatkan minat dan belajar siswa kelas IV SD Negeri ......... dalam pembelajaran Matematika materi pokok sifat-sifat kubus dan balok melalui metode inquiri.
2.      Untuk mendeskripsikan   cara peningkatan belajar siswa kelas IV SD Negeri ......... dalam dalam pembelajaran Matematika materi pokok sifat-sifat kubus dan balok melalui metode inquiri.


D.    Manfaat Penelitian
Diharapkan hasil dari penelitian ini juga dapat memberikan manfaat bagi :
1.      Manfaat Teoritis
Penelitian  ini  diharapkan  dapat  memberikan  manfaat  dalam  peningkatan  mutu  pendidikan  yang  dibangun  sedari  dini  melalui  pendidikan  di  sekolah  dasar.
2.      Manfaat praktis
Dengan  dilaksanakannya  penelitian  ini  diharapkan  dapat  memberikan  manfaat  dan  cara  pandang  baru  bagi  berbagai  pihak,  khususnya  bagi  pihak  yang terlibat langsung, diantaranya:
a.  Bagi guru
1)  Memberikan  alternatif  dalam  pelaksanaan  pembelajaran  sebagai  upaya untuk meningkatkan pemahaman siswa dalam belajar.
2)   Mengoptimalkan  peran  guru  sebagai  penuntun  sekaligus  pembimbing  siswa  dalam  memperoleh  pemahaman  mengenai  pelajaran yang sedang dilaksanakan.
3)   Memacu  guru  untuk  lebih  kreatif  dalam  penerapan  metode inkuiri dalam kegiatan pembelajaran matematika khususnya materi sifat-sifat kubus dan balok.
b.  Bagi siswa
1)   Mempercepat  proses  pemahaman  siswa  dengan  diterapkannya metode inkuiri dalam kegiatan pembelajaran matematika khususnya materi sifat-sifat kubus dan balok yang  diharapkan dapar menjembatani  siswa  secara  aktif  untuk  membangun  kerjasama  antara siswa maupun secara berkelompok.
2)   Melatih siswa untuk dapat melihat fakta dan menyimpulkan pembelajaran matematika   materi sifat-sifat kubus dan balok melalui  penerapan  metode inquiri dalam kegiatan pembelajaran.
3)   Meningkatkan  gairah  belajar  karena  siswa  terlibat  dalam  sebuah kelompok  belajar  dimana  antara  siswa  satu  dengan  yang  lainnya diharapkan dapat bekerja sama positif dan saling membantu.
c.  Bagi sekolah
1)   Sekolah dapat menyediakan fasilitas yang memadai untuk kemajuan proses belajar mengajar guna memajukan mutu pendidikan.
2)  Sekolah  diharapkan  dapat  menciptakan  lingkungan  belajar  yang mendukung  aktivitas  siswa  agar  lebih  optimal  khususnya  dalam pembelajaran matematika.
3)  Sekolah  dapat  memiliki  keunggulan  dalam  hal  pengajarnya  yang kreatif dalam melaksanakan proses pembelajaran.

Konfirmasi file secara utuh, silahkan hub. 081327121707.
Mohon tidak disadur secara utuh, hanya sebagai batasan referensi !