Lencana Facebook

banner image

Wednesday 13 August 2014

PTK KEPALA SEKOLAH







LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH

PENERAPAN METODE DISKUSI KELOMPOK SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KINERJA GURU DALAM MENYUSUN BUTIR SOAL TES ULANGAN HARIAN DI SD NEGERI ...........................................
KECAMATAN ......................


Diajukan untuk Memenuhi  Persyaratan Kenaikan Pangkat
............................... dst disesuaikan





Oleh :

………………………………………..





SEKOLAH DASAR NEGERI ............
KECAMATAN ............
............



KATA PENGANTAR

            Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, kami telah dapat  menyelesaikan penyusunan PTS (Penelitian Tindakan Sekolah) SDN ............ Kecamatan ............ ............. Masalah yang kami angkat berjudul  “PENERAPAN METODE DISKUSI KELOMPOK SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KINERJA GURU DALAM MENYUSUN BUTIR SOAL TES ULANGAN HARIAN DI SD NEGERI ...........................................
KECAMATAN ......................”.
            Dalam penyusunan PTS ini tentu saja tidak terlepas  dari kerja sama tim penyusun dan bantuan semua guru yang ada di lingkungan SDN ............ Kecamatan ............ ............. Kepada semua pihak yang telah membantu penyelesaian PTS ini kami sangat menghargai dan kami ucapkan terimakasih. Kami menyadari PTS yang kami susun ini masih terdapat banyak kekurangan, oleh karenanya sangat kami harapkan kritik dan koreksi dari  para pembaca maupun pihak yang terkait untuk  perbaikan penyusunan PTS  di masa mendatang.
            Sebagai akhir kata, kami berharap dengan penyusunan PTS ini  bisa bermanfaat  untuk  mengevaluasi masalah yang kami hadapi dan mencari jalan penyelesaian yang terbaik dan terprogram, yang pada gilirannya bisa berimbas pada peningkatan mutu pendidikan  di SDN ............ Kecamatan ............ .............
                                                                                        
............,     ............
Penulis









LEMBAR PENGESAHAN


1.
Judul Penelitian
PENERAPAN METODE DISKUSI KELOMPOK SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KINERJA GURU DALAM MENYUSUN BUTIR SOAL TES ULANGAN HARIAN DI SD NEGERI ...........................................
KECAMATAN ......................
2.
Identitas Peneliti
a.    Nama Lengkap
b.   NIP
c.    Pangkat. Golongan
d.   Tempat Tugas
e.    Kabupaten/Kota
f.    Provinsi
g.   Alamat Kantor
h.   Telepon

3.
Lama Penelitian

4.
Sumber Dana
Swadaya




Catt :
Untuk lembar pengesahan yang bertanda tangan disesuaikan dengan kondisi setempat













ABSTRAK

…………………………………………
NIP. ………………..

Rendahnya kemampuan guru dalam menyusun alat evaluasi merupakan hal yang sangat penting dan harus mendapat perhatian yang serius. Kenyataan yang ada di sekolah masih banyak pendidik yang menganggap bahwa evaluasi merupakan kegiatan rutin. Perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, analisis dan tindak lanjut pembelajaran diyakini sebagai tugas pokoknya tetapi belumdilakukan sesuai prosedur yang baik, sehingga terkesan kurang berkesinambungan. Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana meningkatkan kompetensi guru di SDN ………………… dalam menyusun butir soal tes ulangan harian melalui kegiatan diskusi kelompok. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kompetensi guru terutama guru di SDN ……….. dalam menyusun butir soal tes ulangan harian, dan membiasakan guru terutama guru di SDN ………. dalam menyusun butir soal tes ulangan harian. Subjek penelitian dalam pelaksanaan penelitian tindakan sekolah ini adalah semua guru kelas SD Negeri …………….. Kecamatan ……………. Kabupaten …………. Pada tahun pelajaran ……/……. Teknik  pengumpulan  data dalam penelitian ini  adalah  wawancara,   observasi, dan  dokumentasi. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis diskriptif  teknik persentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada indikator kesiapan perangkat menyusun soal tes yang harus dipersiapkan guru sebagai langkah awal dalam menyusun soal tes yang terdiri dari silabus, RPP, buku pegangan guru dan siswa serta kisi-kisi soal, hasil penilaian meningkat dari 53,33, menjadi 65,83 dan pada siklus kedua menjadi 77,50
Pada indikator validasi teoritik per kompetensi dasar (KD), dengan kegiatan melakukan penilaian terhadap penyusunan soal dengan mempertimbangkan tiap butir soal dengan KD yang terdapat pada silabus, hasil penilaian menunjukkan angka 42,67 pada kondisi awal, menjadi 62,67 pada siklus pertama dan 84,00 pada siklus kedua. Pada indikator Pencapaian Parameter dalam Menyusun Soal Tes, dengan kegiatan melakukan penilaian terhadap kemampuan guru dalam membuat soal dengan paramater sebanyak 50 soal dengan 4 option, hasil penilaian meningkat dari 34,17 menjadi 44,17 dan 50,00 pada akhir siklus kedua.  Kesimpulan dari penelitian ini adalah dari ke tiga aspek penilaian di atas, semua perolehan hasil pada siklus kedua telah memenuhi kriteria keberhasilan, sehingga pelaksanaan kegiatan penelitian tindakan sekolah yang dilaksanakan di SDN ………….. dinyatakan tuntas dam berhasil pada siklus kedua.

Kata Kunci : diskusi kelompok, kinerja, butir soal





DAFTAR ISI

Halaman Judul.....................................................................................................      
Halaman Pengesahan...........................................................................................      
Kata Pengantar....................................................................................................      
Daftar Isi..............................................................................................................      
Abstrak................................................................................................................      

BAB    I     PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang.............................................................................      
C.  Pembatasan Masalah....................................................................      
D.  Rumusan Masalah........................................................................      
E.   Tujuan Penelitian.........................................................................      

BAB    II   KAJIAN PUSTAKA
A.    Kajian Teori.................................................................................      
B.     Kerangka Pikir.............................................................................      
C.     Hipotesis Tindakan .....................................................................      

BAB    III METODE PENELITIAN           
A.    Setting Penelitian
B.     Teknik dan Alat Pengumpulan Data
C.     Prosedur Penelitian
D.    Metode Analisis Data
E.     Indikator Keberhasilan 

BAB    IV  HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.  Hasil Penelitian............................................................................      
B.  Pembahasan  Hasil Penelitian......................................................      

KESIMPULAN DAN SARAN                    
A.  Kesimpulan .................................................................................      
B.  Saran ...........................................................................................      

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN









DAFTAR TABEL

Tabel                                                                                                           Halaman
Tabel      3.1    Rekapitulasi  Hasil Observasi Kesiapan Perangkat Menyusun Soal Tes                   
Tabel      3.2    Penilaian Profesional dan Validasi Teoritik Per KD .............            
Tabel      3.3    Peningkatan Pencapaian Parameter dalam Menyusun Soal Tes                    
Tabel      4.1    Rekapitulasi  Hasil Observasi Kesiapan Perangkat Menyusun Soal Tes pada Kondisi Awal...............................................................................................
Tabel      4.2    Rekapitulasi  Penilaian Validasi Teoritik Per KD pada Kondisi Awal          
Tabel      4.3    Rekapitulasi  Peningkatan Pencapaian Parameter dalam Menyusun Soal Tes pada Kondisi Awal......................................................................................

Tabel      4.4    Rekapitulasi  Hasil Observasi Kesiapan Perangkat Menyusun Soal Tes pada Siklus I         
Tabel      4.5    Rekapitulasi  Penilaian Validasi Teoritik Per KD pada Siklus I        
Tabel      4.6    Rekapitulasi  Peningkatan Pencapaian Parameter dalam Menyusun Soal Tes pada Siklus I 

Tabel      4.7    Rekapitulasi  Hasil Observasi Kesiapan Perangkat Menyusun Soal Tes pada Siklus II        
Tabel      4.8    Rekapitulasi  Penilaian Validasi Teoritik Per KD pada Siklus II      
Tabel      4.9    Rekapitulasi  Peningkatan Pencapaian Parameter dalam Menyusun Soal Tes pada Siklus II...............................................................................................
Tabel      4.10  Rekapitulasi Peningkatan Hasil Observasi Kesiapan Perangkat Menyusun Soal Tes dari Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II.....................................            
Tabel      4.11  Rekapitulasi Hasil Validasi Teoritik Per Kompetensi Dasar (KD) dari Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II..........................................................................            
Tabel      4.12  Rekapitulasi Hasil Pencapaian Parameter dalam Menyusun Soal Tes dari Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II........................................................................            




DAFTAR GAMBAR

Gambar                                                                                                      Halaman
Gambar  4.1    Peningkatan Hasil Observasi Kesiapan Perangkat Menyusun Soal Tes dari Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II.............................................................            
Gambar  4.2    Peningkatan Hasil Validasi Teoritik Per Kompetensi Dasar (KD) dari Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II..........................................................................            
Gambar  4.3    Peningkatan Hasil Pencapaian Parameter dalam Menyusun Soal Tes dari Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II........................................................................            



PTK KENAIKAN PANGKAT KEPALA SEKOLAH





 
UPAYA MENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA KOMPETENSI DASAR MENGIDENTIFIKASI CARA TUMBUHAN HIJAU MEMBUAT MAKANAN MELALUI  METODE KERJA KELOMPOK  DI KELAS V  SEMESTER 1 SEKOLAH DASAR ……………….
TAHUN PELAJARAN ……………….




Disusun sebagai salah satu syarat
Kenaikan Pangkat dari Golongan ……….. ke Golongan
……………………………….








……………………
NIP. ……………


UPT ……………………
KECAMATAN …………………..
SEKOLAH DASAR NEGERI ………………..
Jl. …………………………………………….
LEMBAR PENGESAHAN


1.   a.   Judul Penelitian                    :  Upaya Meningkatan Hasil Belajar IPA Kompetensi Dasar Mengidentifikasi Cara Tumbuhan Hijau Membuat Makanan Melalui  Metode Kerja Kelompok  Di Kelas V  Semester 1 Sekolah Dasar ………… Tahun Pelajaran ……………
      b.   Bidang Ilmu                         : IPA
      c.   Kategori Penelitian              :  Teknik Pembelajaran
      d.   Jenis Penelitian                     : Penelitian Tindakan Kelas
2.   Ketua Peneliti
      a.   Nama Lengkap dan Gelar    : ………………………………..
      b.   NIP                                      :  ………………………………..
      c.   Pangkat / Golongan             : ………………………………..
      d.   Jabatan                                 :
      e.   Instansi                                 : SD Negeri ……………………….
      f.    Tempat Penelitian                :  SD Negeri ………………..
3.   Lama Penelitian                         : 3 bulan (Bulan ……….. sampai dengan Bulan …………….)
4.   Sumber Biaya                             : Swadaya


                                                                             ……………,  ……………..   
            Mengetahui/Mengesahkan                                       Peneliti




               ………………………                            …………………………
                NIP. ………………..


KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena Hanya atas rahmat, hidayah dan inayah-Nya, saya dapat menyelesaikan laporan Penelitian Tindakan Kelas di SDN ....................... dengan lancar.
Laporan ini saya susun dalam rangka memenuhi Diajukan  pada penilaian angka kredit unsur pengembangan profesi guru untuk kenaikan pangkat dari golongan IVa ke IVb yang telah saya laksanakan dari awal ……… sampai dengan akhir ……………….
Pada kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang baik langsung maupun tidak langsung telah membantu penyusunan laporan ini, yaitu kepada yang terhormat:
1.      Kepala sekolah SDN ....................... yang telah memberikan Saran, Ijin dan pertimbangan terhadap pelaksanaan PTK selama kegiatan berlangsung.
2.      Kepala UPT Disdikpora Kecamatan ....................... yang telah memberi pengesahan terhadap laporan PTK ini.
3.      Bapak dan Ibu Guru SDN ....................... yang telah membimbing dan memotifasi serta mengarahkan kami hingga kegiatan Program Penelitian Tindakan Kelas  ini dapat terselesaikan dengan lancar.
Dan akhirnya saya menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan laporan ini banyak kelemahan atau kekurangan untuk itu, saya berharap kepada pembaca berkenan memberikan saran dan kritik yang membangun. Untuk itu sebelumnya kami ucapkan terimakasih.








DAFTAR ISI
           
HALAMAN JUDUL .........................................................................................      i
LEMBAR PENGESAHAN ...............................................................................     ii
KATA PENGANTAR .......................................................................................    iii
DAFTAR ISI ......................................................................................................    iv
DAFTAR TABEL ..............................................................................................     v
DAFTAR GAMBAR .........................................................................................    vi
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................... vii
ABSTRAK/RINGKASAN ................................................................................ viii
BAB       I        PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah .......................................................      
B.     Identifikasi Masalah .............................................................
C.     Pembatasan Masalah .............................................................      
D.    Rumusan Masalah .................................................................      
E.     Tujuan Penelitian ..................................................................      
F.      Manfaat Penelitian ................................................................      
BAB       II      KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN
A.    Kajian Teori ..........................................................................      
B.     Kerangka Berfikir .................................................................      
C.     Hipotesis Tindakan ...............................................................      
BAB       III     METODOLODI PENELITIAN
A.    Setting Penelitian ..................................................................      
B.     Subyek Penelitian .................................................................      
C.     Data dan Sumber Data..........................................................      
D.    Teknik Pengumpulan Data.....................................................      
E.     Validasi Data.........................................................................      
F.      Teknik Analisis Data..............................................................      
G.    Indikator Keberhasilan .........................................................      
H.    Prosedur Penelitian ...............................................................      
BAB       IV     HASIL PENELITIAN  DAN PEMBAHASAN
A.    Deskripsi Kodisi Awal  .........................................................      
B.     Deskripsi Siklus 1 .................................................................      
C.     Deskripsi Siklus II.................................................................      
D.    Pembahasan ..........................................................................      
E.     Hasil Penelitian .....................................................................      
BAB       V      PENUTUP
A.    Kesimpulan ...........................................................................      
B.     Implikasi ...............................................................................      
C.     Saran .....................................................................................      
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN


























DAFTAR TABEL


Tabel   4.1    Rekapitulasi Nilai Tes Formatif Pembelajaran IPA Kompetensi Dasar Mengidentifikasi Cara Tumbuhan Hijau Membuat Makanan pada Kondisi Awal .........      39
Tabel   4.2    Rekapitulasi Nilai Tes Formatif Pembelajaran IPA Kompetensi Dasar Mengidentifikasi Cara Tumbuhan Hijau Membuat Makanan Pada Siklus I....................      41
Tabel   4.3    Rekapitulasi Peningkatan Partisipasi Siswa Pembelajaran IPA Kompetensi Dasar Mengidentifikasi Cara Tumbuhan Hijau Membuat Makanan pada Siklus I                  43
Tabel   4.4    Rekapitulasi Nilai Tes Formatif Pembelajaran IPA Kompetensi Dasar Mengidentifikasi Cara Tumbuhan Hijau Membuat Makanan pada Siklus II...................      45
Tabel   4.5    Rekapitulasi Peningkatan Partisipasi  Siswa Pembelajaran IPA Kompetensi Dasar Mengidentifikasi Cara Tumbuhan Hijau Membuat Makanan Siklus II             47
Tabel   4.6    Rekapitulasi Prestasi Belajar Siswa pada Pembelajaran IPA Kompetensi Dasar Mengidentifikasi Cara Tumbuhan Hijau Membuat Makanan pada Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II            ..................................................................................................... 49
Tabel   4.7    Rekapitulasi Peningkatan Partisipasi Belajar Siswa pada Pembelajaran IPA Kompetensi Dasar Mengidentifikasi Cara Tumbuhan Hijau Membuat Makanan......      50








DAFTAR GAMBAR


Gambar     2.1    Kerangka Berpikir .................................................................     25
Gambar     3.1    Daur PTK (dimodifikasi dari Rusna Ristasa, Prayitno, 2006:
46)..........................................................................................      33
Gambar     4.1    Diagram Batang Perbandingan Angka Nilai Rerata Prestasi Belajar, dan Siswa Belum Tuntas pada Setiap Siklus Perbaikan Pembelajaran ..........................      50
Gambar     4.2    Diagram Batang Peningkatan Partisipasi Siswa pada Setiap Siklus Perbaikan Pembelajaran ...............................................................................................      51


















DAFTAR LAMPIRAN


Surat Ijin Penelitian
Jurnal Kegiatan Penelitian
Nilai Pra Siklus (Kondisi Awal)
Daftar Hadir Penelitian
1.      Lampiran Siklus I
2.1        Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
2.2        Lembar Observasi Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas
2.3        Angket Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas
2.4        Daftar Nilai Siklus I
2.5        Foto Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas
2.6        Contoh Hasil Kegiatan Pembelajaran Anak
2.      Lampiran Siklus I
2.1        Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
2.2        Lembar Observasi Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas
2.3        Angket Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas
2.4        Daftar Nilai Siklus I
2.5        Foto Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas
2.6        Contoh Hasil Kegiatan Pembelajaran Anak



-------------SESUAIKAN DENGAN LAMPIRAN2 YANG ADA--------






ABSTRAK

Gambaran ideal tentang siswa yang cerdas, aktif, kreatif dan mempunyai minat yang besar dalam mempelajari materi pembelajaran, serta hasil yang memuaskan dalam setiap tes yang dilakukan tidak terwujud. Dari hasil tes pada studi pendahuluan menunjukkan 5 siswa (13,89%) dari 36 siswa yang memperoleh nilai 70 ke atas dan 31 orang siswa (86,11%) yang memperoleh nilai di bawah nilai 70, dengan perolehan rata-rata hasil belajar secara klasikal sebesar 57,78. Untuk mengetahui masalah yang sedang terjadi, peneliti melakukan anlisis masalah dan menempuh refleksi terhadap kinerja yang telah dilakukan, mengkaji literatur, serta diskusi dengan supervisor dan teman sejawat sedangkan yang menjadi pokok masalah yang akan diteliti adalah apakah dengan penerapan metode kerja kelompok dalam pembelajaran IPA kompetensi dasar mengidentifikasi cara tumbuhan hijau membuat makanan  partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran dapat ditingkatkan? Metode penelitian dengan kuantitatif dan subyek penelitian adalah siswa  kelas  V  SD Negeri ....................... UPT Disdikpora Kecamatan ....................... Kabupaten ....................... Tahun Pelajaran ………….. yang  berjumlah  36  orang,  terdiri  dari  ….  siswa  laki-laki  dan …. siswa perempuan. Teknik pegumpulan data dengan observasi, dan teknik tes. Kesimpulan dan hasil yang diperoleh setelah penelitian adalah Penggunaan  metode kerja kelompok pada pembelajaran ilmu pengetahuan alam kompetensi dasar mengidentifikasi cara tumbuhan hijau membuat makanan  terbukti mampu meningkatkan partisipasi belajar siswa. Hal ini dapat dibuktikan dengan peningkatan partisipasi belajar dari 30,56% atau 11 siswa  pada studi awal menjadi, 66,67% atau 24 siswa, meningkat menjadi 97,22% atau 35 siswa pada siklus terakhir. Penggunaan  metode kerja kelompok pada pembelajaran ilmu pengetahuan alam kompetensi dasar mengidentifikasi cara tumbuhan hijau membuat makanan  terbukti mampu meningkatkan hasil  belajar siswa. Hal ini dapat dibuktikan dengan peningkatan hasil belajar siswa dari nilai rata-rata hasil belajar terus mengalami peningkatan dari 5 siswa (13,89%), setelah dilaksanakan perbaikan dengan  penerapan metode kerja kelompok pada pembelajaran IPA materi mengidentifikasi cara tumbuhan hijau membuat makanan, pada siklus I meningkat menjadi 15 siswa atau 41,67% dan pada siklus II meningkat kembali menjadi 33 siswa atau 91,67%..  Dari perolehan angka-angka di atas dapat disimpulan bahwa pada siklus kedua, proses pelaksanaan perbaikan pembelajaran dinyatakan berhasil dan tuntas pada siklus kedua.  Dari perolehan angka-angka di atas dapat disimpulan bahwa pada siklus kedua, proses pelaksanaan perbaikan pembelajaran dinyatakan berhasil dan tuntas pada siklus kedua

Kata Kunci : …………………. Isi sendiri saja aja…. wkwkwkwkw




 
BAB I

PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang Masalah
Penyelenggaraan pendidikan secara formal sudah berlangsung lama, namun sistem penyelenggaraan dan hasil belum sesuai yang kita harapkan. Salah satu fakta kongkrit adalah sampai sekarang masih terlalu sedikit para pendidik yang menerapkan rumusan tujuan instruksional secara jelas dan benar, memang sebagian sekolah mewajibkan guru-guru merancangkan pembelajaran dan tidak harus menerima apa-apa yang telah tersirat di buku mata pelajaran, pembelajaran itu dilaksanakan sesuai dengan kurikulum yang berlaku saat itu, seperti sekarang sekolah harus menerapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), kurikulum ini merupakan kurikulum mandiri berdasarkan kebutuhan, kepentingan masyarakat dan daerah. Mata pelajaran yang disampaikan kepada siswa-siswa di sekolah harus berdasarkan silabus atau pokok-pokok pelajaran yang dikembangkan oleh para guru yang disebut pengembangan silabus. Pengembangan silabus itu berisi standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar.
Penggunaan prinsip mengajar bisa direncanakan guru sebelum proses belajar-mengajar berlangsung, bisa pula secara spontan dilaksanakan pada saat berlangsungnya proses belajar-mengajar, terutama bila kondisi belajar sudah menurun. Beberapa prinsip mengajar yang penting ialah motivasi, kooperasi dan kompetisi, korelasi dan integrasi, aplikasi dan transformasi, serta individualitas.
Motivasi ialah kekuatan tersembunyi di dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk berkelakuan dan bertindak dengan cara yang khas. Kadang-kadang kekuatan itu berpangkal pada naluri, kadang-kadang pula berpangkal pada suatu keputusan rasional, tetapi lebih sering hal itu merupakan perpaduan kedua proses tersebut. Motivasi mempunyai banyak relevansi dengan tugas guru yang selalu dihadapkan kepada pengambilan keputusan mengenai pengorganisasian suatu tugas kegiatan belajar.
Motivasi hendaknya tidak dianggap sebagai prasyarat mutlak untuk kegiatan belajar. Lebih baik motivasi dianggap sebagai kemauan biasa untuk memasuki suatu situasi belajar. Kegiatan belajar tidak perlu ditunda sampai ada motivasi yang tepat untuk belajar. Strategi mengajar yang paling baik barangkali tidak menghiraukan ada atau tidak adanya motivasi, tetapi memusatkan perhatian pada penyampaian bahan pelajaran dengan cara yang begitu rupa sehingga motivasi pelajar dapat dikembangkan dan diperkuat selama  proses belajar.
Berkenaan dengan hal itu peneliti menyadari sepenuhnya masalah-masalah yang selalu muncul dalam kegiatan pembelajaran. Seringkali guru merasa bingung menentukan model pembelajaran atau metode mengajar apa yang akan digunakan dalam proses pembelajaran. Gambaran ideal tentang siswa yang cerdas, aktif, kreatif dan mempunyai minat yang besar dalam mempelajari materi pembelajaran, serta hasil yang memuaskan dalam setiap tes yang dilakukan tidak terwujud. Kenyataan yang dijumpai malah sebaliknya, siswa kurang aktif dalam kegiatan, tidak berani bertanya, kurang percaya diri dalam menjawab pertanyaan guru, kurang bersemangat dalam mempelajari materi pembelajaran serta hasil tes yang dicapai rendah, dan masih banyak lagi kekurangan yang ditemui pada perilaku siswa yang mencerminkan keberhasilan pembelajaran.
Dari penjelasan latar belakang masalah sebagaimana tersebut di atas, dan dikaitkan dengan hasil belajar siswa mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) kompetensi dasar mengidentifikasi cara tumbuhan hijau membuat makanan. Dari hasil tes pada studi pendahuluan menunjukkan 5 siswa (13,89%) dari 36 siswa yang memperoleh nilai 70 ke atas dan 31 orang siswa (86,11%) yang memperoleh nilai di bawah nilai 70, dengan perolehan rata-rata hasil belajar secara klasikal sebesar 57,78.

B.   Indentifikasi Masalah
Berdasarkan data di atas peneliti melakukan konsultasi kepada supervisor dan teman sejawat, untuk mengidentifikasi kelemahan dan atau kekurangan yang telah menyebabkan aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran yang telah dilaksanakan kurang memenuhi tuntutan yang diharapkan. Sehingga, dampaknya pada hasil belajar siswa tidak memenuhi target pembelajaran. Melalui hasil diskusi, diperoleh identifikasi masalah sebagai berikut.
  1. Rendahnya minat siswa terhadap materi pembelajaran
  2. Siswa menyepelekan materi pembelajaran yang dianggap terlalu mudah.
  3. Suasana pembelajaran yang terkesan monoton dan kurang menarik siswa.
  4. Kondisi lingkungan di kelas yang tidak mendukung proses pembelajaran secara aktif.
  5. Rendahnya tingkat penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran yang disampaikan.
Untuk mengetahui masalah yang sedang terjadi, peneliti melakukan anlisis masalah dan menempuh refleksi terhadap kinerja yang telah dilakukan, mengkaji literatur, serta diskusi dengan supervisor dan teman sejawat. Hasil analisis masalah yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa kemungkinan yang menjadi faktor penyebab rendahnya hasil belajar siswa dan aktivitas pembelajaran kurang kondusif adalah sebagai berikut.
  1. Model pembelajaran yang diambil tidak tepat dan penjelasan materi terlalu cepat, sehingga kurangnya model dialog yang interaktif, efektif dan kreatif.
  2. Guru tidak mampu mengembangkan model dialog yang efektif, aktif dan kreatif yang mengakibatkan kurangnya perhatian siswa saat pembelajaran berlangsung
  3. Guru tidak mampu menciptakan partisipasi aktif siswa dalam proses pembelajaran dan penemuan informasi.
C.      Pembatasan Masalah
Untuk mengefektifkan proses pelaksanaan penelitian tindakan kelas yang akan dilaksanakan, peneliti memberikan batasan pengkajian sebagai berikut :
1.   Penelitian ini hanya dilaksanakan untuk materi pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) kompetensi dasar mengidentifikasi cara tumbuhan hijau membuat makanan dengan menggunakan metode kerja kelompok  yang terangkum dalam suatu  kegiatan penelitian tindakan kelas  (Classroom Action Research).
2.  Subjek penelitian adalah siswa kelas V SD Negeri ................ Kecamatan ................ Kabupaten ................  Semester 1 Tahun Pelajaran ................ sebanyak 24 siswa, terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan.

D.      Rumusan Masalah
Berdasarkan hal tersebut, maka dapat dirumuskan masalah untuk menjadi fokus perbaikan pembelajaran adalah :
1.    Apakah dengan penerapan metode kerja kelompok dalam pembelajaran IPA kompetensi dasar mengidentifikasi cara tumbuhan hijau membuat makanan  partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran dapat ditingkatkan ?
2.    Apakah dengan penerapan metode kerja kelompok dalam pembelajaran IPA kompetensi dasar mengidentifikasi cara tumbuhan hijau membuat makanan  hasil belajar siswa dapat ditingkatkan ?

E.     Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang diharapkan dari penelitian perbaikan pembelajaran ini adalah sebagai berikut
1.    Untuk menganalisis dapat penggunaan metode kerja kelompok dalam pembelajaran IPA kompetensi dasar mengidentifikasi cara tumbuhan hijau membuat makanan terhadap peningkatan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran.
2.    Untuk menganalisis dapat penggunaan metode kerja kelompok dalam pembelajaran IPA kompetensi dasar mengidentifikasi cara tumbuhan hijau membuat makanan terhadap peningkatan hasil belajar siswa.

F.       Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian perbaikan pembelajaran ini adalah sebagai berikut :
1.         Bagi Guru
Guru dapat memperbaiki kinerjanya untuk berkembang lebih profesional, dan dapat meningkatkan rasa percaya diri, dan untuk ikut aktif mengembangkan inovasi pembelajaran khususnya mata pelajaran IPA.
2.         Bagi siswa
Siswa dapat memperbaiki hasil belajarnya menjadi lebih baik dan menumbuhkan sikap kritis terhadap hasil belajarnya.
3.         Bagi Sekolah
Sekolah dapat berkembang karena adanya peningkatan kemampuan profesioanal guru dan kemampuan siswa, yang mana hal ini akan membawa citra positif bagi sekolah yang bersangkutan.




BAB II

KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN

A.    Kajian Teori
1.    Pembelajaran IPA
Ilmu  Pengetahuan  Alam  atau  IPA  bisa  juga  di  sebut  dengan  Sains.  IPA dapat  pula  disebut  dengan  ilmu  yang  mempelajari  ilmu  kealaman  atau  yang mempelajari tentang alam. ( Poedijadi, 2001:3 )  Beberapa ilmuan memberikan definisi sains sesuai dengan pengamatan dan pemahamannya. Carin (1993:3) mendefinisikan science sebagai The activity of questioning and exploring the universe and finding and expressing it’s hidden order,  yaitu    Suatu  kegiatan  berupa  pertanyaan  dan  penyelidikan  alam semesta  dan  penemuan  dan  pengungkapan  serangkaian  rahasia  alam.    Sains mengandung  makna  pengajuan  pertanyaan,  pencarian  jawaban,  pemahaman jawaban, penyempurnaan baik tentang gejala maupun karakteristik alam sekitar melalui cara-cara sistematis (Depdiknas 2002a 1 ).
Ilmu  Pengetahuan  Alam  atau  IPA  bisa  juga  di  sebut  dengan  Sains.  IPA dapat  pula  di  sebut  dengan  ilmu  yang  mempelajari  ilmu  kealaman  atau  yang mempelajari tentang alam. ( Poedijadi, 2001:3 ) 
Beberapa ilmuan memberikan definisi sains sesuai dengan pengamatan dan pemahamannya. Carin (1993:3) mendefinisikan science sebagai The activity of questioning and exploring the universe and finding and expressing it’s hidden order,  yaitu    Suatu  kegiatan  berupa  pertanyaan  dan  penyelidikan  alam semesta  dan  penemuan  dan  pengungkapan  serangkaian  rahasia  alam.    Sains mengandung  makna  pengajuan  pertanyaan,  pencarian  jawaban,  pemahaman jawaban, penyempurnaan baik tentang gejala maupun karakteristik alam sekitar melalui cara-cara sistematis (Depdiknas 2002a 1 ).
James Conant ( Samatawo, 2006:1), mendefinisikan Sains sebagai “ suatu deretan  konsep  serta  konseptual  yang  berhubungan  satu  sama  lain  dan  yang tumbuh sebagai hasil eksperimentasi dan observasi serta berguna untuk diamati dan dieksperimrntasikan lebih lanjut.
Sedangkan  menurut  Powler  (  Samatowa,  2006:2  )  bahwa    IPA merupakan  ilmu  yang  berhungan  dengan  gejala-gejala  alam  dan  kebendaan yang sistematis yang tersusun secara teratur berlaku untuk umum yang berupa kumpulan hasil observasi dan eksperimen.
Ilmu  Pengetahuan  Alam  atau  IPA  atau  Sains,  merupakan  salah  satu  mata pelajaran  yang  dalam  penyampaiannya  menekankan  pada  pemberian pengalaman  secara  langsung,  dimana  siswa  dibekali  untuk  mengembangkan sejumlah  keterampilan  proses  guna  menjelajahi  alam  sekitar  dan memahaminya.  Yuliariantiningsih  (2004:28)  berpendapat  bahwa  pada prinsipnya  sains  di  sekolah  dasar  membekali  siswa  kemampuan  berbagai  cara mengetahui  dan  suatu  cara  mengerjakan  yang  dapat  membantu  siswa  untuk memahami alam sekitar secara mendalam.
Di dalam  kurikulum  tingkat  satuan  pendidikan disebutkan bahwa  Ilmu Pengetahuan  Alam  (IPA)  merupakan  cara  untuk  mencari  tahu  tentang  alam secara  sistematis  untuk  menguasai  pengetahuan,  fakta-fakta,  konsep-konsep, prinsip-pronsip, proses penemuan, dan memiliki sikap ilmiah. Pendidikan IPA di  sekolah  dasar  bermanfaat  bagi  peserta  didik  untuk  mempelajari  diri  sendiri dan  alam  sekitar.  Pendidikan  IPA  menekankan  pada  pemberian  pengalaman langsung  untuk  mengembangkan  kompetensi  agar  peserta  didik  mampu menjelajahi  dan  memahami  alam  sekitar  secara  ilmiah.  Pendidikan  IPA diarahkan  untuk    “mencari  tahu“    dan  “berbuat“  sehingga  dapat  membantu peserta  didik  untuk  memperoleh  pemahaman  yang  lebih  mendalam  tentang alam sekitar”
Pengaplikasian  pendidikan  IPA  sebagaimana  yang  tercantum  dalam Kurikulum  Tingkat  Satuan  Pendidikan  serta  mengarah  kepada  pencapaian tujuan  dan  fungsi  Pendidkan  Nasional  akan  terarah  kepada  elemen  yang bersentuhan langsung dengan peserta didik yaitu Guru.
Guru  sebagai  pelaksana  kegiatan  yang  sangat  mendasar  yaitu  proses belajar  mengajar  (PMB),  sehingga  mempunyai  peran  yang  sangat  penting  di dalam mencapai tujuan pembelajaran, tidak terkecuali pembelajaran IPA. Perbaikan  PMB  merupakan  suatu  keharusan  yang  harus  dilakukan  oleh seorang  guru.  Perbaikan  PMB  tersebut  sangat  berkaitan  erat  dengan  kinerja-kinerja dari guru itu sendiri sebagai pelaksana dan pengembangan PMB.
Keberhasilan  PMB  sekarang  ini  sangat  sulit  sekali  untuk  ditinggalkan, khususnya  di  daerah  pedesaan  yang  identik  masih  berfikir  tradisional.  Hal  ini terlihat dari cara pandang bahwa proses pembelajaran hanya dijadikan sebagai keharusan  bukan  sebagai  kebutuhan.  Proses  pembelajaran  hanya  untuk memperoleh  ijazah  saja  sebagai  pengakuan  dari  pemerintah,  bukan  sebagai kegiatan  untuk  mendapatkan  wawasan  yang  kelak  akan  berguna  untuk kehidupannya  di masa  datang.  Sepertinya  gaya  berfikir  seperti  ini  masih  harus diturunkan,  apalagi  dengan  keadaan  yang  semakin  sulit  semakin  memperkuat cara berfikir seperti itu.
Teori  belajar  Hilda  dan  Taba  (Kardisaputra,  2000  :  26),    semua  teori belajar bertitik tolak dari konsep mengenai manusia dan tingkah laku”. Dengan demikian,  teori  belajar  disebut  juga  dengan  teori  perkembangan  mental  yang membicarakan  tentang  kesiapan  seseoarang  untuk  melakukan  tugas-tugasnya sesusai dengan fase-fase tertentu sedangkan teori-teori mengajar adalah uraian tentang petunjuk bagaimana semestinya seoarang guru mengajar kepada anak. 
Berdasarkan  pengertian-pengertian  di  atas  dapat  disimpulkan  bahwa  IPA adalah  Pengetahuan  (  ilmiah  yang  dapat  meliputi  fakta,  konsep,  prinsif, gagasan-gagasan atau ide teori, hukum-hukum dan model-model ) tentang alam sekitar yang diperoleh melalui proses ilmiah ( eksperimen dan observasi ) yang dilakukan  melaui  indra  dan  interaksi  dua  arah,  serta  berkaitan  dengan pengembangan sikap ilmiah,tindakan dan mengasung nilai-nilai atau manfaat.
Fungsi  dan  tujuan  utama  pendidikan  IPA  di  SD  (Yager,  1996:9)  tentang ruang  lingkup  hasil  belajar  IPA  yang  mencakup  kognisi  atau  konsep, keterampilan  proses,  sikap,  kreatifitas  dan  aflikasi.  Seperti  halnya  tujuan pendidikan  di  SD  adalah  agar  siswa  mampu  menerapkan  konsep-konsep  dan prinsip-prinsip  IPA  yang  telah  dipelajari  menggunakan  teknologi  sederhana untuk  memecahkan  masalah-masalah  yang  di  temukan  dalam  kehidupan sehari-hari. Untuk memenuhi kebutuhan belajar siswa maka pembelajaran IPA di  sekolah  diupayakan  untuk  sesederhana  mungkin  supaya  siswa  dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari dan mereka berfikiran IPA sangat penting untuk di pelajari untuk menunjang kehidupannya dan bermanfaat bagi mereka.
Dengan  demikian  dapat  disimpulkan  bahwa  pada  hakekatnya  sains  terdiri atas  tiga  komponen,  yaitu  produk,  proses  dan  sikap  ilmiah.  Jadi  tidak  hanya terdiri  atas  kumpulan  pengetahuan  atau  fakta  yang  dihafal,  namun  juga merupakan kegiatan atau proses aktif menggunakan fikiran dalam mempelajari rahasia gejala Alam.
Pendidikan  IPA  dengan  menggunakan  pendekatan  STM  adalah  suatu bentuk  pengajaran  yang  tidak  hanya  menekankan  penuasaan  konsepnya  saja tetapi  menekankan  peran  IPA  dan  teknologi  dalam  berbagai  kehidupan  di masyarakat  dan  dapat  menumbuhkan  rasa  tanggung  jawab  terhadap  dampak teknologi di masyarakat.
Tujuan mata pelajaran IPA/Sains, yaitu agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :
a.   Meningkatkan keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaanNya.
b.   Mengembangkan pemahaman tentang berbagai macam gejala alam, konsep dan prinsip IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
c.   Meningkatkan kesadaran untuk berperanserta dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan serta sumber daya alam. (Permen 22 tahun 2006)
2.    Karakteristik Pembelajaran IPA
Objek kajian pendidikan IPA berada pada berbagai persoalan/fenomena alam. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Supriyadi (1999: 1) bahwa objek kajian IPA adalah segala fenomena lingkungan (alam) yang berujud titik kecil hingga alam raya yang sangat besar. IPA menurut Depdiknas (2003: 6) merupakan cara mencari tahu tentang alam semesta secara sistematis untuk menguasai pengetahuan fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, proses penemuan, dan memiliki sikap ilmiah.
Trowbidge dan Byebee (1986: 38) mendefinisikan IPA sebagai berikut : Science is body of knowledge, formed by of continous inquiry, and compassing the people who are engaged in the scientific enterprise. Jadi karakteristik IPA yang kemudian membedakannya dengan ilmu pengetahuan yang lain adalah bahwa IPA ditempuh melalui berbagai penemuan proses empiris secara berkelanjutan yang masing-masing akan memberi kontribusi dengan berbagai jalan untuk membentuk sistem unik yang disebut IPA.
Suyoso (2001: 1-4) mengungkapkan bahwa nilai intelektualitas IPA menuntut kecerdasan dan ketekunan, dalam mencari jawaban suatu persoalan didasarkan atas pertimbangan rasional dan objektivitas dengan
 melalui observasi atau kegiatan eksperimen untuk memperoleh data yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Secara lebih terperinci. Robert B. Sund (1973: 12) menjelaskan tentang bagaimana suatu pemahaman IPA ditemukan atau yang sekarang dikenal sebagai metode IPA (scientific method). Setidaknya ada enam langkah untuk melakukan proses IPA , yaitu (1) stating the problem, (2) formulating hypotheses, (3) designing an experiment, (4) making obsevation, (5) collecting data from the experiment, (6) drawing conclutions.
3.    Belajar
Berbicara tentang belajar pada dasarnya berbicara tentang bagaimana tingkahlaku seseorang berubah sebagai akibat pengalaman (Snelbeker 1974 dalam Toeti 1992:10) Dari pengertian di atas dapat dibuat kesimpulan bahwa agar terjadi proses belajar atau terjadinya perubahan tingkahlaku sebelum kegiatan belajar mengajar di kelas seorang guru perlu menyiapkan atau merencanakan berbagai pengalaman belajar yang akan diberikan pada siswa dan pengalaman belajar tersebut harus sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
Proses belajar itu terjadi secara internal dan bersifat pribadi dalam diri siswa, agar proses belajar tersebut mengarah pada tercapainya tujuan dalam kurikulum maka guru harus merencanakan dengan seksama dan sistematis berbagai pengalaman belajar yang memungkinkan perubahan tingkahlaku siswa sesuai dengan apa yang diharapkan. Aktifitas guru untuk menciptakan kondisi yang memungkinkan proses belajar siswa berlangsung optimal disebut dengan kegiatan pembelajaran.
Dengan kata lain pembelajaran adalah proses membuat orang belajar. Guru bertugas membantu orang belajar dengan cara memanipulasi lingkungan sehingga siswa dapat belajar dengan mudah, artinya guru harus mengadakan pemilihan terhadap berbagai starategi pembelajaran yang ada, yang paling memungkinkan proses belajar siswa berlangsung optimal. Dalam pembelajaran proses belajar tersebut terjadi secara bertujuan ( Arief Sukadi 1984:8) dan terkontrol.
Tujuan-tujuan pembelajaran telah dirumuskan dalam kurikulum yang berlaku. Peran guru di sini adalah sebagai pengelola proses belajar mengajar tersebut. Dalam sistem pendidikan kita (UU. No. 20 Tahun 2003), seorang guru tidak saja dituntut sebagai pengajar yang bertugas menyampaikan materi pelajaran tertentu tetapi juga harus dapat berperan sebagai pendidik. Davies mengatakan untuk dapat melaksanakan tugasnya dengan baik seorang guru perlu memiliki pengetahuan dan pemahaman berbagai prinsip-prinsip belajar, khususnyai prinsip berikut:
1.         Apapun yang dipelajari siswa, maka siswalah yang harus belajar, bukan orang lain. Untuk itu siswalah yang harus bertindak aktif;
2.         Setiap mahasiswa akan belajar sesuai dengan tingkat kemampuannya;
3.         Seorang siswa akan belajar lebih baik apabila mempengoreh penguatan langsung pada setiap langkah yang dilakukan selama proses belajarnya terjadi
4.         Penguasaan yang sempurna dari setiap langkah yang dilakukan mahasiswa akan membuat proses belajar lebih berarti; dan
5.         Seorang siswa akan lebih meningkat lagi motivasinya untuk belajar apabula ia diberi tangungjawab serta kepercayaan penuh atas belajarnya (Davies dalam Tahalele, 1988 : 46-48).
4.    Partisipasi Belajar
Menurut Keit Davis dalam Sastroputro (1989:35) menyatakan bahwa partisipasi adalah keterlibatan mental dan emosi seseorang dalam situasi kelompok yang mendorongnya untuk memberikan sumbangan kepada kelompok dalam usaha mencapai tujuan serta tanggung jawab terhadap usaha yang bersangkutan. George Terry dalam Winardi menyatakan bahwa partisipasi adalah turut sertanya seseorang baik secara mental maupun emosional untuk memberikan sumbangan-sumbangan pada proses pembuatan keputusan, terutama mengenai persoalan dimana keterlibatan pribadi orang yang bersangkutan melaksanakan tanggung jawabnya untuk melakukan hal tersebut (Winardi, 2002:149). Partisipasi siswa dalam pembelajaran sering juga diartikan sebagai keterlibatan siswa dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran (Mulyasa, 2004:156).
Partisipasi siswa yang merupakan wujud tingkah laku siswa secara nyata dalam kegiatan pembelajaran yang merupakan totalitas dari suatu keterlibatan mental dan emosional siswa sehingga mendorong mereka untuk memberikan kontribusi dan bertanggung jawab terhadap pencapaian suatu tujuan yaitu tercapainya prestasi belajar yang memuaskan..
Menurut Sudjana dalam Hayati (2001:16) partisipasi siswa di dalam pembelajaran merupakan salah satu bentuk keterlibatan mental dan emosional. Di samping itu, partisipasi merupakan salah satu bentuk tingkah laku yang ditentukan oleh lima faktor, antara lain:
1.    Pengetahuan/kognitif, barupa Pengetahuan tentang tema, fakta, aturan, dan ketrampilan membuat translation.
2.    Kondisi situasional, seperti lingkungan fisik, lingkungan sosial, psikososial dan faktor-faktor sosial.
3.    Kebiasaan sosial, seperti kebiasaan menetap dan lingkungan.
4.    Kebutuhan, meliputi kebutuhan Approach (mendekatkan diri), Avoid (menghindari), kebutuhan individual.
5.    Sikap, meliputi pandangan/perasaan, kesediaan bereaksi, interaksi sosial, minat dan perhatian.
Pada hakekatnya belajar merupakan interaksi antara siswa dengan lingkungannya. Oleh karena itu, untuk mencapai hasil belajar yang optimal perlu keterlibatan atau partisipasi yang tinggi dari siswa dalam pembelajaran. Keterlibatan siswa merupakan hal yang sangat penting dan menentukan keberhasilan pembelajaran. Dalam kegiatan belajar, siswa dituntut secara aktif untuk ikut berpartisipasi dalam pembelajaran. Karena dengan demikian siswalah yang akan membuat suatu pembelajaran dikatakan sukses, efektif dan efesien. Siswa yang aktif dalam pembelajaran akan terlihat pada baik dan buruknya prestasi yang diperoleh.
5.    Hasil Belajar 
Menurut Syaiful Bahri Djamarah (1989 : 61), menyebutkan bahwa prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, atau diciptakan secara individu maupun secara kelompok” Pendapat ini berarti prestasi tidak akan pernah dihasilkan apabila seseorang tidak melakukan kegiatan. Hasil belajar atau prestasi belajar adalah suatu hasil yang telah dicapai oleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar. Oleh karena itu prestasi belajar bukan ukuran, tetapi dapat diukur setelah melakukan kegiatan belajar. Keberhasilan seseorang dalam mengikuti program pembelajaran dapat dilihat dari prestasi belajar seseorang tersebut.
Menurut Gagne (dalam Suryadarma, 1998:14), “prestasi belajar dapat dikelompokkan ke dalam 5 (lima) kategori yaitu : 1) keterampilan intelektual, 2) informasi verbal, 3)  strategi kognitif, 4) keterampilan motorik, dan 5) sikap” .  Prestasi belajar Gagne di atas hampir sejalan dengan pemikiran Bloom. Menurut Bloom (dalam Rusdi, 1996:81), “prestasi belajar yang dicapai oleh siswa dapat  dikelompokkan menjadi 3 (tiga) kawasan, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik”
Jadi berdasarkan beberapa pengertian di atas hasil belajar atau yang sering disebut prestasi belajar diartikan suatu hasil usaha secara maksimal bagi seseorang dalam menguasai bahan-bahan yang dipelajari  atau kegiatan yang dilakukan.
6.  Metode Kerja Kelompok
Martinis Yamin (2006 : 152-154) menyebutkan Kerja kelompok dapat diartikan sebagai suatu kegiatan belajar-mengajar di mana siswa dalam suatu kelas dipandang sebagai suatu kelompok atau dibagi atas kelompok-kelompok kecil untuk mencapai suatu tujuan pengajaran tertentu. Sebagai metode mengajar, kerja kelompok dapat dipakai untuk mencapai barmacam macam tujuan pengajaran. Pelaksanaannya tergantung pada beberapa fäktor misalnya tujuan khusus yang akan dicapai, umur, kemampuan siswa, serta fasilitas pengajaran di dalam keIas.
Penggunaan metode kerja kelompok :
a.    Pengelompokan untuk mengatasi kekurangan alat-alat pelajaran : Dalam sebuah kelas, guru akan mengajarkan Sejarah Mesir kuno; Ia tidak mempunyai bahan bacaan yang cukup untuk tiap siswa. Maka untuk memberi kesempatan yang sebesar-besamya kepada siswa, kelas dibagi atas beberapa kelompok. Tiap kelompok diberi sebuah buku untuk dibaca dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telab disediakan guru.
b.    Pengelompokan atas dasar perbedaan kemampuan belajar : Di suatu kelas, guru dihadapkan pada persoalan bagai mana melaksanakan tugas sebaik-baiknya terhadap kelas yang sifatnya heterogen, yakin berbeda-beda dalam kemampuan belajar. Pada waktu pelajaran matematika, Ia menemukan bahwa ada lima orang siswa tidak sanggup memecahkan soal seperti teman-teman lainnya. Guru menyadari bahwa ia tidak mungkin rnengajar kelas dengan menyamaratakan seluruh siswa, karena ada perbedaan dalam kesanggupan belajar. Maka ia membagi para siswa dalam beberapa kelompok dengan anggota yang mempunyai kemampuan setaraf kemudian diberi tugas sesuai dengan kemampuan mereka. Sekali-kali ia meninjau secara bergilir untuk melihat kelompok mana yang membutuhkan pertolongan atau perhatian sepenuhnya.
c.    Pengelompokan atas dasar perbedaan minat belajar : Pada suatu saat para siswa perlu mendapat kesempatan untuk memilih suatu materi pokok yang sesuai dengan minatnya. Untuk keperluan ini guru memberikan suatu materi pokok yang terdiri dari beberapa sub-materi pokok. Siswa yang berminat sama dapat berkumpul pada suatu kelompok untuk mempelajari sub-materi pokok yang dimaksud.
d.   Pengelompokan untuk memperbesar partisipasi tiap siswa :
Di suatu kelas, guru sedang mengajarkan kesusastraan. Ia memilih suatu masalah tentang lahirnya sastra baru. Dikemukakanlah masalah-masalah khusus, satu diantaranya ialah mengapa ada pendapat yang mengatakan bahwa kesadaran kebangsaanlah yang menjadi perbedaan hakiki antara kesusastraan Melayu dengan kesusastraan Indonesia. Guru tidak mempunyai waktu yang berlebihan, akan tetapi ia mengingjnkan setiap siswa berpartisipasi secara penuh. Untuk setiap masalah diperlukan pendapat atau diskusi. Maka dipecahkan kesatuan kelas itu menjadi kelompok-kelompok yang lebih kecil dengan tugas membahas permasalahan tersebut dalam waktu yang sangat terbatas. Selesai pembahasan kelompok, setiap kelompok rnengemukakan pendapat yang dianggap pendapat kelompok tersebut..
e.    Pengelompokan untuk pembagian pekerjaan : Pengelompokkan ini didasarkan pada luasnya masalah, serta membutuhkan waktu untuk mem peroleh berbagal informasi yang dapat menunjang pemecahan persoalan. Untuk keperluan ini pokok persoalan harus diuraikan dahulu menjadi beberapa aspek yang akan dibagikan kepada tiap kelompok (tiap kelompok menyelesaikan satu aspek persoalan). Siswa harus mengumpulkan data, baik dari lingkungan sekitar maupun melalui bahan kepustakaan. Oleh karena itu proyek ini tidak mungkin diselesaikan dalam waktu dekat seperti halnya rapat kilat, melainkan kemungkinan membutuhkan waktu beberapa minggu. Jadi pengelompokkan disini bertujuan membagi pekerjaan yang mempunyai cakupan agak luas. Kerja kelonipok ini membutuhkan waktu yang panjang.
f.     Pengelompokan untuk belajar bekerja sama secara efisien menuju ke suatu tujuan : Langkah pertama adalah menjelaskan tujuan dari tugas yang harus dikerjakan siswa, kemudian membagi siswa menurut jenis dan sifat tugas, mengawasi jalannya kerja kelompok, dan menyimpulkan kemajuan kelompok. Di sini jelas walaupun siswa bekerja dalam kelompok masing-masing dan melaksanakan bagiannya sendiri-sendiri, namun mereka harus memusatkan perhatian pada tujuan yang akan dicapai, dan menjaga agar jangan sampai keluar dan persoalan pokok. Lain halnya dengan pengelompokkan untuk pembagian pekerjaan seperti tersebut di atas, tugas kelompok di sini tidak penlu diselesaikan dalam jangka waktu panjang, guru dapat memilih persoalan yang dapat didlskusikan di kelas.
Kelebihan metode kerja kelompok :  (1) dapat memupuk nasa kerjasama, (2) Suatu tugas yang luas dapat segera diselesaikan, (3) adanya persaingan yang sebat.  Kelemahan metode kerja kelompok : (1) adanya sifat-sifat pribadi yang ingin menonjolkan diri atau sebaliknya yang lemah merasa rendah diri dan selalu tergantung kepada orang lain, (2) bila kecakapan tiap anggota tidak seimbang, akan rnenghambat kelancaran tugas, atau didominasi oleh seseorang.
Saran-saran pelaksanaan metode kerja kelompok (1) Usahakan jumlah anggota dari masing-masing kelompok tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil/sedikit. Biasanya jumlah anggota kelompok berkisar antara 4 (empat) sampai 6 (enam) orang, sebaiknya 5 (lima) orang, (2) Pembentukan dan pembagian kelompok hendaknya mempertimbangkan segi minat dan kemampuan siswa, (3) Guru hendaknya menjelaskan pelaksanaan dan manfaat dari tugas kerja kelompok, (4) Masing-masing siswa dalam kelompoknya harus bertanggung jawab dan bekerja bersama-sama untuk kemajuan kelompoknya
B.     Kerangka Berpikir
Masalah-masalah yang muncul dalam kegiatan pembelajaran siswa kelas V SD Negeri ................ Kecamatan ................ Kabupaten ................  Semester 1 Tahun Pelajaran ………. pada pembelajaran IPA kompetensi dasar mengidentifikasi cara tumbuhan hijau membuat makanan adalah ketidaktepatan dalam pemilihan model pembelajaran atau metode mengajar apa yang efektif yang akan digunakan dalam proses pembelajaran sehingga keberhasilan proses pembelajaran tidak tercapai sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan, yaitu di atas KKM sebesar 80.
Upaya perbaikan proses pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas  ini  adalah memperbaiki proses pelaksanaan  pembelajaran yang akan dilaksanakan  dengan menerapkan metode kerja kelompok pada pelaksanaan pembelajaran IPA kompetensi dasar mengidentifikasi cara tumbuhan hijau membuat makanan Kondisi akhir yang diharapkan adalah untuk meningkatkan partisipasi dan hasil belajar siswa sehingga tingkat ketuntasan belajar siswa dapat tercapai  minimal 85% dari seluruh siswa yang mengikuti pembelajaran dan mendapat nilai di atas KKM baik secara individual maupun klasikal yaitu 70.
Secara rinci dalam bentuk bagan, kerangka pikir pelaksanaan kegiatan perbaikan pembelajaran siswa kelas V SD Negeri ................ Kecamatan ................ pada pembelajaran IPA kompetensi dasar mengidentifikasi cara tumbuhan hijau membuat makanan dengan metode eksperimen sebagaimana gambar di bawah ini :




Gambar 2.1  Kerangka Berpikir  Penelitian Tindakan Kelas

C.    Hipotesis Tindakan
Dengan mempertimbangakan dan merujuk kepada beberapa pendapat para pakar di atas, disusunlah hipotesis sebagai berikut :
1.    Penggunaan metode kerja kelompok  pada pembelajaran mata pelajaran IPA kompetensi dasar mengidentifikasi cara tumbuhan hijau membuat makanan dapat meningkatkan partisipasi aktif siswa kelas V SD Negeri ................ Kecamatan ................ Kabupaten ................  Semester 1 Tahun Pelajaran 2010/2011.
2.    Penggunaan metode kerja kelompok  pada pembelajaran mata pelajaran IPA kompetensi dasar mengidentifikasi cara tumbuhan hijau membuat makanan dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri ................ Kecamatan ................ Kabupaten ................  Semester 1 Tahun Pelajaran 2010/2011.



BAB III
METODOLOGI  PENELITIAN

A.    Setting Penelitian

1.   Tempat Penelitian
Dalam penelitian ini penulis mengambil lokasi di SD Negeri ............... UPT Disdikpora Kecamatan ............... Kabupaten ............... Tahun Pelajaran ................ Penulis mengambil lokasi atau tempat ini dengan pertimbangan bekerja pada sekolah tersebut, sehingga memudahkan dalam mencari data, peluang waktu yang luas dan subyek penelitian yang sangat sesuai dengan profesi penulis sebagai tenaga pengajar di sekolah tersebut.
2.   Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan selama tiga bulan, yaitu pada bulan ...........  ......... sampai dengan ..............., sebanyak 2 siklus dengan 2 pertemuan, penjelasan per siklusnya dapat dirinci sebagai berikut :
Siklus Pertama                  :     ............................. dan .............................
Siklus Kedua                     :     ............................. dan .............................


B.     Subyek Penelitian

Subjek  penelitian  ini  adalah  siswa  kelas  V  SD Negeri ............... UPT Disdikpora Kecamatan ............... Kabupaten ............... Tahun Pelajaran ............... yang  berjumlah  24  orang,  terdiri  dari  10  siswa  laki-laki  dan 14  siswa perempuan.  Ruang  kelas  yang  dipakai  penelitiaan  cukup  memadai,  jumlah  meja dan  kursi  sesuai  kebutuhan.  Peneliti  memilih  kelas  V  dikarenakan  peneliti sebagai guru di kelas tersebut.  Untuk  menunjang  kelancaran  proses  pembelajaran  di  kelas  penelitian  ini peneliti  menggunakan  prinsip-prinsip  penelitian  tindakan  kelas  yaitu  :  (a)  Tidak mengganggu  komitmen  mengajar,  (b)  Pelaksanaan  penelitian    tidak  mengubah jadwal  yang  sudah  ada  sebelumnya  disekolah,  (c)  Metode  pemecahan  masalah sesuai  karena  pendekatan  yang  digunakan  oleh  peneliti  merupakan  pendekatan  yang pernah digunakan peneliti lain sebelumnya, (d) Permasalahan yang diangkat  berorientasi  pada  pemecahan  masalah  guru  dalam  tugas  keseharian. 

C.    Data dan Sumber Data

1.      Data
Data yang dikumpulkan adalah data kualitatif dan kuantitatif yang terdiri atas:
a.       Proses belajar mengajar
b.      Data Hasil Belajar / tes formatif
c.       Data keterkaitan antara perencanaan dengan pelaksanaan kegiatan pembelajaran berlangsung.
2.      Sumber Data
Sumber Data dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri ............... UPT Disdikpora Kecamatan ............... Kabupaten ............... Tahun Pelajaran ............... dengan jumlah siswa sebanyak 24 orang terdiri dari siswa laki-laki sebanyak  10 orang dan perempuan 14 orang.

D.    Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode pengumpulan data yaitu metode observasi, wawancara, dan teknik tes
1.  Observasi
Observasi  adalah  semua  kegiatan  yang  ditujukan  untuk  mengenali, merekam,  dan  mendokumentasikan  setiap  indikator  dari  proses  dan  hasil  yang dicapai (perubahan yang terjadi) baik yang ditimbulkan oleh tindakan terencana maupun tindakan yang tidak direncanakan atau akibat sampingannya. Fungsi  dari  observasi dalam  penelitian  ini  adalah  untuk  menukur rumusan  masalah  pertama  dan  ketiga  mengetahui  kesesuaian  pelaksanaan tindakan  dengan  rencana  tindakan  yang  disusun  sebelumnya.  Observasi  dalam pelaksanaannya  dibagi  menjadi  dua  yaitu  Observasi non-partisipasif  dan  Observasi partisipasif.
2.  Wawancara
Wawancara  adalah  bentuk  komunikasi  antara  dua  orang.  Melibatkan seseorang  yang  ingin  memperoleh  informasi  dari  seorang  lainnya  dengan mengajukan  pertanyaan-pertanyaan,  berdasarkan  tujuan  tertentu.  Wawancara digunakan  untuk  mengukur  rumusan  pertama  dalam  penelitian  ini  serta menggali  dan  mengumpulkan  data  yang  hanya  dapat  diungkapkan  secara  lisan dan tepat dengan kata-kata seperti ide, pendapat,pemikiran, wawasan dari orang yang diamati.

2.   Tes
Tes merupakan instrument penelitian  yang digunakan untuk melihat hasil akhir  prestasi   siswa. Tes dibagi menjadi dua  yaitu tes objektif  dan tes subjektif. Teknik  tes  objektif  yaitu  teknik  penilaian  yang  digunakan  dalam  teknik  non  tes yaitu  berupa  bentuk  soal  benar  salah,  pilihan  ganda. Tes  ini  digunakan  untuk  mengukur  hasil  belajar  yang  merupakan permasalahan kedua dalam penelitian ini.

E.     Validitas  Data

Suatu instrumen dinyatakan telah memiliki validitas (kesahihan atau ketepatan) yang baik “jika instrumen tersebut benar-benar mengukur apa yang seharusnya hendak diukur” (Nunnally, 1978:86). Validitas instrumen lebih tepat diartikan sebagai derajat kedekatan hasil pengukuran dengan keadaan yang sebenarnya (kebenaran), bukan masalah sama sekali benar atau seluruhnya salah. Dalam hal ini, seseorang tidak melakukan validitas instrumen semata-mata, melainkan melaksanakan validitas penggunaan dimana instrumen ada di dalamnya. Sebagaimana dinyatakan oleh Gronlund dan Linn (1990) dalam Herawati Susilo, validitas mengacu pada ketepatan interpretasi yang dibuat dari data yang dihasilkan oleh suatu instrumen dalam hubungannya dengan suatu tujuan tertentu.
Jadi validitas suatu instrumen selalu bergantung pada situasi dan tujuan penggunaan instrumen tersebut. Suatu tes yang valid untuk satu situasi mungkin tidak valid untuk situasi yang lain. Tujuan penggunaan tes merupakan faktor utama penentu validitas, perbedaan tujuan tes memerlukan validitas yang berbeda pula. Untuk data kuantitatif, ditetapkan untuk dilakukan validasi teoritik, dengan cara memeriksa instrumen dan kisi  yang telah dibuat, sedangkan untuk data kualitatif, diakukan validasi melalui triangulasi sumber maupun triangulasi metode.

F.     Teknik Analisa Data

Untuk data tentang aktivitas siswa dianalis dengan cara penilaian setiap siswa diberikan penilaian 1 untuk yang memenuhi/sesuai dengan indikator sedangkan yang tidak memenuhi indikator diberikan skor nol, selanjutnya skor masing-masing siswa dicari melalui jumlah skor yang didapat siswa dibagi dengan jumlah skor maksimal yaitu 20 dikalikan dengan 100, selanjutnya dikonversi kedalan pedoman konversi berikut.
A =  Sangat baik ( 80 – 100 )
B =  Baik ( 70 – 79 )
C =  Cukup ( 60 – 69 )
D =  Kurang ( 50 – 59 )
E  =  Sangat kurang ( 50 kebawah )
Untuk data tentang prestasi belajar siswa dianalisis dengan memberikan skor 10 pada setiap item soal, sedangkan prestasi masing-masing siswa di dapat dari jumlah item soal benar dikalikan dengan 10, selanjunya baru dibandingkan dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk mata pelajaran IPA kelas V yaitu 80 untuk menentukan apakah siswa tersebut sudah tuntas atau belum.

G.    Indikator Keberhasilan

Indikator yang digunakan untuk mengukur peningkatan hasil belajar dan partisipasi belajar siswa dalam mempelajari materi pembelajaran. Siswa dinyatakan tuntas dengan kriteria mencapai penguasaan materi di atas KKM atau mendapat nilai minimal 70. Adapun indikator yang digunakan untuk mengukur peningkatan partisipasi belajar adalah perhatian siswa terhadap penjelasan guru, kemampuan siswa mengemukakan pendapat, keterlibatan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran dan pelaksanaan tugas selama mengikuti kegiatan pembelajaran.
Indikator keberhasilan kinerja dalam penelitian ini dapat ditetapkan sebagai berikut.
1.      Siswa dimaksud tuntas apabila sudah dapat menguasai materi pembelajaran sebesar 80% atau mendapat nilai 70.
2.      Proses perbaikan pembelajaran IPA materi konsep gaya magnet dinyatakan berhasil apabila 85% dari jumlah siswa tuntas belajar.
3.      Proses perbaikan pembelajaran IPA materi konsep gaya magnet  dinyatakan berhasil apabila 85% dari jumlah siswa mengalami peningkatan partisipasi dalam belajar selama proses pembelajaran berlangsung.

H.    Prosedur Penelitian

Sesuai  dengan  model  Penelitian  Tindakan  Kelas  (PTK)  prosedur penelitian  yang  akan  ditempuh  adalah  suatu  bentuk  proses  pengkajian  berdaur siklus  yang  terdiri  dari  empat  tahapan  dasar  yang  saling  terkait  dan berkesinambungan.  Adapun model  PTK dimaksud menggambarkan adanya empat tahap yakni:
1.  Tahap        1    :           Perencanaan  tindakan  yaitu  menyusun  rancangan  tindakan  untuk menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa dan bagaimana tindakan tersebut dilaksanakan. 
2.  Tahap  2    :     Ppelaksanaan  tindakan,  yaitu  implementasi  atau  penerapan  isi rancangan di dalam penelitian tindakan di kelas.
3.   Tahap 3     :     Pengamatan atau observasi, yaitu mengamati atas hasil atau dampak dari tindakan yang dilaksanakan terhadap siswa.
4.  Tahap  4     :     Refleksi,  yaitu  kegiatan  untuk  mengemukakan  kembali  apa  yang sudah terjadi.
Prosedur penelitian ini terdiri dari atas dua siklus. Tiap siklus dilaksanakan dengan perubahan yang ingin dicapai seperti terlihat pada gambar di bawah ini:


 




Observing
 
                                                                                                                       


 
Gambar    3.1  Daur PTK (dimodifikasi dari Rusna Ristasa, Prayitno, 2006:46)
Berdasarkan  hal  di  atas,  prosedur  yang  ditempuh  dalam  melakukan penelitian tindakan kelas  adalah sebagai berikut:
1.   Perencanaan dan Persiapan PTK
a.       Permintaan  izin  dari  kepala  sekolah tempat penelitian tindakan kelas dilaksanakan dan merancang  dan  mengajukan  proposal 
b.      Menetapkan tema yang akan digunakan dalam penelitian.
c.       Merancang  dan  menyusun  rencana  pembelajaran  yang  akan dilaksanakan. 
d.      Membuat  instrumen  penelitian  berupa  tes  hasil  belajar  (tes  formatif), lembar observasi, wawancara dan jurnal.
e.       Konsultasi instrumen kepada dosen pembimbing. Hal ini dilakukan agar instrumen yang dibuat memiliki kualitas yang baik.
2.  Pelaksanaan PTK
a.  Melaksanakan skenario pembelajaran yang telah direncanakan. 
b.  Melaksanakan pembelajaran klasikal dengan menggunakan media.
c.   Dalam  meningkatkan  hasil  pembelajaran  dengan  menggunakan  media  konkrit  peneliti  menyediakan  soal-soal  latihan  untuk  mengetahui penguasaan siswa dalam pembelajaran.
d.   Memberikan tes siklus I untuk menguji pemahaman siswa terhadap konsep yang diajarkan dengan menerapkan pendekatan kontekstual. 
e.  Melakukan  proses  observasi  terhadap  pelaksanaan  tindakan  dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat.

3.  Observasi
Dalam  tahap  ini  proses  obeservasi  dilaksanakan  pada  saat  penelitian tindakan kelas berlangsung dengan menggunakan lembar observasi, LKS dan lembar soal, wawancara dan jurnal sebagai instrumen penelitian. 
4.  Refleksi
Hasil  yang  didapat  dalam  tes  dan  non  tes  (observasi,  jurnal,  dan wawancara)  dapat  direfleksikan  dengan  melihat  data,  apakah  kegiatan  yang telah  dilakukan  dapat  meningkatkan  hasil  belajar  siswa  melalui  beberapa tahapan  yang  sudah  diberikan?  Hasil  analisa  data  yang  dilaksanakan  dalam tahap  ini  akan  dipergunakan  sebagai  acuan  untuk  merencanakan  siklus berikutnya.
Demikianlah empat tahap yang akan penulis laksanakan dalam penelitian ini membentuk suatu siklus. Untuk jelasnya rangkaian Penelitian Tindakan Kelas yang akan dilaksanakan dapat diuraikan sebagai berikut :
1.  Kegiatan Siklus I
a.  Perencanaan
1)      Merancang  rencana  pembelajaran  IPA  materi  Tumbuhan  dan Bagiannya dengan langkah-langkah pendekatan kontekstual. 
2)      Membuat Lembar Kerja Siswa (LKS)
3)      Menugaskan untuk membawa pot yang berisi tanaman atau polibag.

b.  Pelaksanaan Tindakan
Melaksanakan  rencana  pembelajaran  IPA  materi  Tumbuhan  dan Bagiannya  dengan  langkah-langkah  pendekatan metode kerja kelompok,  melakukan wawancara dan mengisi jurnal.
c.  Observasi
Pada  observasi  dilakukan  pengamatan  terhadap  guru  dan  siswa. Pengamatan  pada  guru  mencakup  aspek  keterampilan  mengajar  guru dalam  pendekatan  kontekstual,  dan  pengamatan  pada  siswa  meliputi aktivitas siswa selama proses pembelajaran.
d.  Refleksi
Kegiatan  refleksi  dilakukan  untuk  mengevaluasi  hasil  tindakan, apakah masih terdapat kelemahan yang nampak dari pemberian tindakan? Hasil  evaluasi  tersebut  akan  digunakan  sebagai  dasar  untuk memberiankan tindakan siklus berikutnya.
2.  Kegiatan Siklus II
a.  Perencanaan
Setelah  melihat  hasil  refleksi  kegiatan  pada  siklus  I  maka  untuk mengatasi  kelemahan  yang  terjadi  disusun  perencanaan  tindakan  untuk kegiatan siklus II sebagai upaya peningkatan pemahaman siswa terhadap materi  cara tumbuhan hijau membuat makanan.  Langkah-langkah  yang  disusun dalam perencanan kegiatan siklus II, yaitu:
1)      Merancang  Rencana  Pelaksanaan  Pembelajaran  (RPP)  IPA  materi materi  cara tumbuhan hijau membuat makanan dengan  langkah-langkah  pendekatan metode kerja kelompok. 
2)      Menyusun  instrumen  penelitian  berupa  :  LKS,  lembar  soal,  lembar wawancara dan jurnal.
b.    Pelaksanaan Tindakan
Melaksanakan  RPP  materi  cara tumbuhan hijau membuat makanan dengan langkah-langkah metode kerja kelompok, yaitu : 
1)      Membawa siswa ke kebun sekolah.
2)      Mengamati  tumbuhan  dan  bagiannya  beserta  fungsinya  sambil mengisi LKS.
3)      Melakukan diskusi
4)      Mempresentasikan hasil diskusi
5)      Evaluasi hasil kegiatan berupa tes dan non tes (observasi, wawancara dan jurnal)
c.  Observasi
Pada  observasi  dilakukan  pengamatan  terhadap  guru  dan  siswa dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat.
d.   Refleksi
Data yang diperoleh dari hasil observasi dianalisa sesegera mungkin berdasarkan  kriteria  yang  telah  ditentukan.  Hasil  analisa  dipergunakan sebagai  bahan  untuk  pemberian  tindakan  selanjutnya. Hasil  data  yang didapat dalam evaluasi kegiatan ini dapat menjadi dasar untuk mengambil simpulan dari permasalahan penelitian.