Lencana Facebook

banner image

Thursday 5 September 2013

PENYUSUNAN BAB IV PENELITIAN TINDAKAN KELAS



BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.     Deskripsi Kondisi Awal
Dalam  pengelolaan  pembelajaran  di kelas  IV SD Negeri ............ 01  Kecamatan ............,  guru  umumnya menggunakan  metode  ceramah  dan  hanya  memberikan  contoh-contoh,  sehingga pembelajaran  dan  aktivitas  siswa  kurang  efektif.  Walaupun  terkadang  materi pembelajaran  dihubungkan  dengan  kehidupan  sehari-hari,  tetapi  guru  tidak memberi  kesempatan  pada  siswa  untuk  melakukan  pengamatan  dan  percobaan langsung di lapangan, sehingga apa yang dikatakan oleh guru itulah yang menjadi tolok  ukur  pembelajaran  bagi  siswa,  siswa  kurang  diberi  kesempatan  untuk mengungkapkan  ide-ide  mereka, sedangkan pembelajaran  yang bermakna adalah pembelajaran  yang  melibatkan  siswa  untuk  mengalami  langsung  pada  apa  yang dipelajarinya. 
Dalam  proses  pembelajaran IPA  di kelas  IV SD Negeri ............ 01  Kecamatan ............ selama  ini pelaksanaannya  masih  didominasi  oleh  guru  sebagai  sumber  informasi sekaligus penyampai informasi (teaching center) tanpa memperhatikan aspek-aspek  perkembangan  yang  ada  pada  diri  siswa.  Siswa  hanya  disuruh  duduk, mendengar dan mencatat apa yang diterangkan oleh guru, kemudian bila materi semua sudah disampaikan kegiatan diakhiri dengan pemberian post test. Sebelum  diadakan  pelaksanaan  penelitian  tindakan  kelas, maka diadakan pra-penelitian guna mendapatkan gambaran dan data awal  kondisi  siswa.  Hasil  dari  pra-penelitian  di  observasi  sebagai input data pembanding dengan hasil penelitian nantinya.
Adapun  data  awal  yang  telah  berhasil  dikumpulkan  secara umum  dari  pelaksanaan  pra-penelitian  berada  dalam  kondisi  yang hampir statis. Hal ini dikarenakan aspek-aspek  yang dimiliki oleh siswa tidak berkembang sehingga siswa merasa jenuh dan tidak bisa konsentrasi dalam mencerna materi pembelajaran, selain hal tersebut juga  dikarenakan  metode  yang  digunakan  dalam  pembelajaran tersebut  tidak  bervariasi  sehingga  yang  mendominasi  dalam pembelajaran bukannya siswa akan tetapi guru.  Hasil  dari  pra-penelitian  dijadikan  sebagai  dasar  acuan  untuk mengetahui  apakah  penelitian  dengan  menggunakan  metode  STM ada  peningkatan  dari  setiap  tindakan  sehingga  mencapai keberhasilan.  Kemudian  setelah  melaksanakan  kegiatan  pra-penelitian  peneliti  melanjutkan  kegiatan  pembelajaran  pada  siklus  I tindakan  1  sebagai  tahap  awal  dari  penelitian,  untuk  kemudian dilanjutkan pada tahapan berikutnya. 
Di bawah  ini  akan  dikemukan  hasil  dari  penelitian  pada kondisi awal dengan melampirkan data  hasil  dari  setiap  tindakan dalam bentuk tabel sebagai berikut:
Tabel 4.1    Rekapitulasi Nilai Tes Formatif Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Materi Energi Alternatif dan Cara Penggunannnya pada Kondisi Awal

No
Nama Siswa
Kondisi Awal
Kriteria Ketuntasan
Tuntas
Belum Tuntas
1

50
-
2

60
-
3

50
-
No
Nama Siswa
Kondisi Awal
Kriteria Ketuntasan
Tuntas
Belum Tuntas
4

50
-
5

60
-
6

60
-
7

50
-
8

60
-
9

40
-
10

50
-
11

50
-
12

70
-
13

60
-
14

70
-
15

60
-
16

70
-
17

60
-
18

70
-
19

60
-
20

70
-
21

50
-
22

40
-
23

50
-
24

60
-
25

50
-
26

60
-
27

60
-
28

50
-

Jumlah
1.820
6
26

Rata-Rata
56,79
21,43
81,25

Berdasarkan  hasil  pengamatan  kondisi  awal  siswa  terhadap  pembelajaran IPA  serta  berbagai  hambatan-hambatan  yang  muncul,  maka  peneliti  bersama  guru  kelas  yang  diteliti,  melakukan  kolaborasi  untuk  mengatasi  hambatan  dan  kesulitan  yang  ditemukan,  peneliti  bersama  guru  kelas  yang  bertindak sebagai obsever, menyusun dan melaksanakan serangkaian perencanaan  tindakan guna mengatasi hambatan-hambatan tersebut, yang diakhiri pada sebuah  kegiatan analisis atau refleksi.
Pelaksanaan tindakan kelas disesuaikan dengan rencana pembelajaran  yang telah  dirumuskan  sebelumnya.  Pelaksanaan  tindakan  penelitian  kelas  ini  menekankan  pada penggunaan pendekatan STM. untuk  meningkatkan  motivasi dan hasil belajar  siswa yang  diupayakan  dan dikondisikan  berdasarkan  tahapan-tahapan  yang  telah  dipersiapkan  sebelumnya  dalam  tahap  perencanaan  dengan  mengimplementasikan  rencana  tersebut  yang  telah  dirumuskan oleh peneliti.
B.     Deskripsi Siklus I
Setelah dilaksanakan perbaikan pembelajaran dan bersama-sama dengan observer mendiskusikan hasil observasi dan wawancara yang dikaitkan dengan hasil tes formatif, maka pada siklus kedua perlu ditanggulangi dengan menggali persepsi awal siswa tentang materi yang akan dipelajari sebelum proses pembelajaran berlangsung. Sebagai usaha  untuk memaksimalkan pemahaman siswa terhadap konsep pembelajaran yang disampaikan, maka peneliti akan membuat contoh energi alternatif dengan percobaan membuat “baling-baling dari bulu burung” dari . Hal ini dimaksudkan agar siswa secara langsung “berbuat” tidak hanya mendengar atau membaca saja, akan tetapi langsung mempraktekkannya.
Penjelasan secara rinci mengenai proses perbaikan pembelajaran pada siklus I sebagaimana diuraikan di bawah ini ;
1.      Data Hasil Perencanaan
Berdasarkan  hasil  temuan  awal,  peneliti  merancang  rencana  tindakan. Adapun  langkah-langkah  yang  dikembangkan  dalam  tahap  ini  adalah  sebagai berikut:
Membuat  Rencana  Pelaksanaan  Pembelajaran  (RPP)  menggunakan pendekatan  STM,  topik  energi  alternatif  dengan  indikator  :  (1) siswa dapat mencari informasi berbagai sumber energi alternatif, (2) siswa dapat  menberi  contoh  benda-benda    yang    menggunakan    sumber    energi   alternatif    (3)  siswa    dapat    memberi    contoh    penggunaan  energi   alternatif  untuk  berbagai  tujuan  dan  (4)  siswa  dapat  menjelaskan keuntungan energi alternatif dibanding energi yang lain saat ini digunakan, menyusun Lembar Kerja Siswa (LKS), dan mempersiapkan  alat  peraga  yang  akan  digunakan  dalam  proses pembelajaran  yaitu  benda-benda  yang  berhubungan  dengan  materi pembelajaran seperti gambar yang relevan
2.      Data Hasil Pelaksanaan Tindakan

Tindakan pertama dilaksanakan pada tanggal 10 Pebruari 2012 dan 11 Pebruari 2012, dengan waktu   4 x 35 Menit. Seluruh siswa hadir, guru mempersiapkan media pembelajaran  yang  akan  digunakan  dalam  proses  pembelajaran,  setelah sebelumnya berdo’a bersama-sama yang dipimpin oleh ketua kelas. Perencanaan  pada  tindakan  pembelajaran  1  dituangkan  dalam  bentuk Rencana  Pelaksanaan  Pembelajaran  (RPP)  yang  mengacu  pada  Kurikulum Tingkat  Satuan  Pendidikan  (KTSP).  RPP  yang  dibuat  memperhatikan  berbagai aspek seperti mencantumkan (1) Standar Kompetensi (SK); (2) Kompetensi Dasar (KD);  (3)  Indikator;  (4)  Tujuan  pembelajaran;  (5)  Materi  pembelajaran;  (6) Metode pembelajaran; (7) Langkah-langkah pembelajaran; (8) Media dan Sumber Belajar; (9) Penilaian.
Selain  itu,  dilengkapi  pula  dengan  instrumen  observasi  dan  evaluasi terhadap    siswa    tentang      penguasaan    konsep    pembelajaran.    Sumber    belajar yang  digunakan  selain  buku  juga  dari  lingkungan,  sehingga  siswa  belajar langsung  dan  mengalami  apa  yang  dipelajarinya  dengan  kehidupannya  sehari-hariData hasil pelaksanaan tindakan pada siklus pertama pada Pembelajaran Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Materi Energi Alternatif dan Cara Penggunannnya sebagaimana tabel di bawah ini

Tabel 4.2    Rekapitulasi Nilai Tes Formatif Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Materi Energi Alternatif dan Cara Penggunannnya pada Siklus I


No
Nama Siswa
Siklus I
Kriteria Ketuntasan
Tuntas
Belum Tuntas
1

60
-
2

70
-
3

60
-
4

60
-
5

70
-
6

60
-
7

60
-
8

70
-
9

60
-
10

60
-
11

50
-
12

70
-
13

70
-
14

70
-
15

70
-
No
Nama Siswa
Siklus I
Kriteria Ketuntasan
Tuntas
Belum Tuntas
16

80
-
17

60
-
18

70
-
19

70
-
20

80
-
21

60
-
22

50
-
23

60
-
24

70
-
25

60
-
26

70
-
27

70
-
28

60
-

Jumlah
1.820
16
12

Rata-Rata
65,00
57,14
42,86

Keterangan :
B             : BelumTuntas
T             : Tuntas
KKM      : 70



Dari tabel 4.2 tentang Rekapitulasi Nilai Tes Formatif Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam materi energi alternatif dan cara penggunannnya  di atas dapat diterangkan sebagai berikut:
1.      Kondisi awal nilai rata-rata hasil belajar 56,79 setelah dilakukan perbaikan mengalami kenaikan menjadi 65,00 pada siklus I.  Rata-rata hasil belajar naik 8,21.
2.      Jumlah siswa yang telah mencapai tingkat ketuntasan belajar 16 siswa (57,14%), sedangkan siswa belum tuntas sebanyak 12 siswa atau 42,86%.
Melihat hasil di atas maka peneliti bersama-sama dengan observer sepakat untuk melaksanakan perbaikan pembelajaran pada siklus II dengan harapan pada siklus II rata-rata hasil belajar siswa dapat mencapai perolehan di atas KKM sebesar 70,00 sesuai dengan kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan
3.      Data Hasil Pengamatan
Penjelasan mengenai aspek motivasi belajar yang diamati adalah respon siswa terhadap pernyataan, rasa ingin tahu, dan motivasi dalam pelaksanaan kegiatan diskusi. Kegiatan pengamatan ini dilakukan oleh observer selama kegiatan perbaikan pembelajaran berlangsung dengan menggunakan format observasi yang teklah dipersiapkan. Hasil observasi pada pelaksanaan perbaikan pembelajaran pada siklus I sebagaimana tabel di bawah ini :
Tabel 4.3    Rekapitulasi Peningkatan Motivasi Siswa Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Materi Energi Alternatif dan Cara Penggunannnya pada Siklus I


No
Pembelajaran
Kenaikan Motivasi  Siswa
Persentase
1.
Kondisi awal
10
35,71
2.
Siklus I
19
67,86

Dari  data pada tabel 4.3 di atas dapat diperoleh keterangan sebagai berikut :
1.      Kondisi awal, siswa yang menunjukkan peningkatan motivasi belajar sebanyak  10 siswa atau 35,71%
2.      Pada siklus ke I, siswa yang menunjukkan motivasi belajar sebanyak  19 siswa atau 67,86%
3.      Dari kondisi awal ke siklus I, tingkat prestasi belajar siswa meningkat sebesar 32,14% atau bertambah 9 siswa.
Melihat hasil di atas maka peneliti bersama-sama dengan observer sepakat untuk melaksanakan perbaikan pembelajaran pada siklus II dengan harapan pada siklus II keaktifan belajar siswa dapat mencapai perolehan di atas 75% sesuai dengan kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan
4.      Data Hasil Refleksi
Setelah selesai pembelajaran siklus  I,  peneliti bersama   mitra,  berdiskusi melakukan  refleksi  terhadap  segala  kegiatan  yang  terkait  dengan  pelaksanaan tindakan  pembelajaran  tersebut.  Refleksi  dilakukan  pada  akhir  pembelajaran setelah siswa pulang sekolah. Hasil refleksi adalah sebagai berikut.
a)      Refleksi  terhadap perencanaan pembelajaran secara  umum sudah baik, hanya ada  sebagian   aspek yang  harus  ditingkatkan  seperti   dalam   penyusunan  RPP  yaitu  bahan   pembelajaran   belum  tersusun  secara  sistematis,   penggunaan  alat,  media,  dan  sumber  belajar  kurang  bervariasi,  dan penyusunan langkah-langkah pembelajaran kurang berorientasi pada siswa.
b)      Refleksi  pelaksanaan  pembelajaran:  refleksi  pelaksanaan  pembelajaran menyangkut  kinerja  guru  dan  aktivitas  siswa  dalam  kelompok.  Kinerja  guru dalam mengelola pembelajaran secara umum sudah cukup, kecuali dalam hal membuka  pelajaran  masih  kurang  menarik  perhatian  siswa  dan  kurang membangkitkan  motivasi  siswa  untuk  belajar.  Guru  harus  mampu menunjukkan  sikap  tenang,  agar  siswa  nyaman  dan  senang  dalam pembelajaran.  Aktivitas  siswa  dalam  merespon  pembelajaran  sudah  baik, mereka  merasa  senang  dengan  pembelajaran  menggunakan  strategi pembelajaran STM.
c)      Refleksi terhadap hasil tes belajar siswa : dilihat dari rata-rata  kelas hasil tes pemahaman konsep mencapai sebesar 65,00 dengan jumlah siswa tuntas belajar sebanyak 16 siswa  atau 57,14% ini  berarti  kurang  berhasil  dengan  KKM  di  SD  Negeri  ............ 01  yaitu  70.   Penyampaian  materi  pembelajaran   secara  utuh,   membantu  memperjelas   pemahaman    siswa  terhadap pembelajaran.
d)     Refleksi terhadap  faktor pendukung  dan  penghambat: faktor pendukung dari  guru  yaitu  guru  mampu  memotivasi  siswa  untuk  lebih  percaya  diri mengemukakan  pendapatnya  sedangkan  faktor  penghambatnya  yaitu  gerakan anggota  tubuh  yang  dilakukan  guru  kaku  serta  terkesan  tergesa-gesa.  Faktor pendukung  dari  siswa  yaitu  siswa  merasa  senang  dengan  pembelajaran menggunakan  strategi  pembelajaran  STM sedangkan  bagi  siswa  yang tidak  terbiasa  belajar  di  luar  kelas  mereka  malas  melakukan pengamatan. Faktor pendukung dari fasilitas yaitu Buku- buku sumber dan alat peraga  yang  mendukung dalam mempelajari konsep energi alternatif  serta lingkungan  sekolah  yang  dapat  membuat  siswa  tidak  jenuh  selama pembelajaran.sedangkan  faktor  penghambatnya  yaitu  terbatasnya  alat  peraga dan  alat  pelajaran  sekolah  dan  terbatasnya  waktu  pembelajaran mengakibatkan  kurang  mendalamnya  siswa  dalam  memahami  Energi Alternatif
C.     Deskripsi Siklus II
Setelah mempertimbangkan hasil refleksi pada siklus pertama, maka pada siklus kedua peneliti mencoba menyempurnakan pelaksanaan perbaikan pembelajaran. Setelah dilaksanakan perbaikan dengan mengurangi jumlah anggota kelompok menjadi 4-5 yang diharapkan dapat meningkatkan motivasi belaajr siswa dalam pelaksanaan kerja kelompok, membentuk kelompok didasarkan pada persamaan motivasi, bakat, maupun  kemampuan dari masing-masing siswa sehingga dapat meningkatkan keberhasilan pelaksanaan diskusi kelompokm menyusun konsep atau pola pelaksanaan kerja kelompok agar terarah sehingga sistematika kerja kelompok dapat berjalan dengan baik sehingga dapat  mendukung keberhasilan proses penyimpulan akhir kegiatan pembelajaran dan menambah materi pendukung pelaksanaan kerja kelompok baik dari segi sarana prasarana maupun ketersediaan buku-buku refrensi.
Penjelasan proses perbaikan pembelajaran IPA materi energi alternaif dengan  menggunakan dengan pendekatan STM pada siklus II sebagaimana uraian  di bawah ini :
1.      Data Hasil Perencanaan
Sebagaimana  pada  siklus  pertama,  perencanaan  tindakan  pembelajaran pada  siklus  II  dituangkan  dalam  bentuk  Rencana  Pelaksanaan  Pembelajaran (RPP) yang dibuat dengan merujuk kepada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).  Selain  itu  RPP  juga  dirancang  dengan  berorientasi  pada  strategi pembelajaran  kontekstual  untuk  meningkatkan  hasil  belajar  siswa  pada pembelajaran IPA.  Aspek  yang  dirancang  dalam  Rencana  Pelaksanaan  Pembelajaran mencakup  Standar  Kompetensi:  Memahami  berbagai  bentuk  energi  dan  cara penggunaannya  dalam  kehidupan  sehari-hari  tentang berbagai energi alternatif dan cara penggunaannya.
Seperti  halnya  siklus  I,    pada  siklus  II  guru  menetapkan  strategi pembelajaran  yaitu  dengan  menggunakan  strategi  pembelajaran  kontekstual. Sumber belajar merujuk pada hasil pengamatan siswa di lapangan dan buku paket mata pelajaran IPA kelas IV.  Menetapkan  prosedur penilaian  meliputi  penilaian  terhadap  rencana  pelaksanaan  pembelajaran, kinerja/aktivitas  guru  dan  siswa  serta  penilaian  akhir  untuk  mengungkap  hasil belajar siswa dengan jenis tes tertulis dengan pilihan ganda.
2.      Data Hasil Pelaksanaan Tindakan
Data hasil pelaksanaan tindakan pada siklus kedua pada Pembelajaran Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Materi Energi Alternatif dan Cara Penggunannnya sebagaimana tabel di bawah ini

Tabel 4.4    Rekapitulasi Nilai Tes Formatif Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Materi Energi Alternatif dan Cara Penggunannnya pada Siklus II



No
Nama Siswa
Siklus II
Kriteria Ketuntasan
Tuntas
Belum Tuntas
1

70
-
2

80
-
3

70
-
No
Nama Siswa
Siklus II
Kriteria Ketuntasan
Tuntas
Belum Tuntas
4

60
-
5

70
-
6

70
-
7

70
-
8

80
-
9

70
-
10

70
-
11

60
-
12

80
-
13

70
-
14

80
-
15

70
-
16

80
-
17

70
-
18

80
-
19

70
-
20

80
-
21

70
-
22

60
-
23

70
-
24

80
-
25

70
-
26

80
-
27

80
-
28

70
-

Jumlah
2.030
25
3

Rata-Rata
72,50
89,29
10,71

Keterangan :
B          : BelumTuntas
T          : Tuntas
KKM   : 70

Dari tabel 4.4 tentang Rekapitulasi Nilai Tes Formatif Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Materi Energi Alternatif dan Cara Penggunannnya  di atas dapat diterangkan sebagai berikut:
1.      Pada siklus I nilai rata-rata hasil belajar 65,00 setelah dilakukan perbaikan mengalami kenaikan menjadi 72,50 pada siklus II. Rata-rata hasil belajar naik 7,50.
2.      Jumlah siswa yang telah mencapai tingkat ketuntasan belajar 29 siswa (89,29%) dan masih ada 3 siswa atau 9,38% yang belum tuntas belajarnya.
Melihat hasil di atas maka peneliti bersama-sama dengan observer menyimpulkan bahwa hasil tes hasil belajar menunjukkan hasil 72,50. Hal ini menunjukkan bahwa tes hasil belajar sudah memenuhi kriteria keberhasilan karena hasil belajar berada di atas angka kriteria minimal ketuntasan (KKM) sebesar 70 sehingga proses perbaikan pembelajaran dinyatakan berhasil dan tuntas pada pelaksanaan siklus II
3.      Data Hasil Pengamatan
Pada tahap pengamatan mengenai Motivasi siswa pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Materi Energi Alternatif dan Cara Penggunannnya  di atas dapat diterangkan sebagai berikut:


Tabel 4.5    Rekapitulasi Peningkatan Prestasi  Siswa Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Materi Energi Alternatif dan Cara Penggunannnya Siklus II

No
Pembelajaran
Kenaikan Motivasi Siswa
Persentase
1.
Kondisi awal
10
35,71
2.
Siklus I
19
67,86
3.
Siklus II
28
100

Dari  data pada tabel 4.5 di atas dapat diperoleh keterangan sebagai berikut :
1.      Pada siklus I, siswa yang menunjukkan motivasi peningkatan belajar sebanyak 10 siswa atau 35,71%
2.      Pada siklus ke II, siswa yang menunjukkan peningkatan motivasi belajar sebanyak 19 siswa atau 67,86%
3.      Dari siklus I ke siklus II, motivasi belajar siswa meningkat sebesar 32,14% atau sebanyak 9 siswa.
Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa dari 32 siswa terdapat 32 orang yang tuntas belajarnya (100%) dilihat dari keaktifan belajarnya. Melihat hasil di atas maka peneliti bersama-sama dengan observer menyimpulkan bahwa hasil pengamatan terhadap peningkatan keaktifan belajar sudah mencapai angka di atas 85%, sehingga proses perbaikan pembelajaran dinyatakan berhasil dan tuntas pada siklus II
4.      Data Hasil Refleksi
Setelah pelaksanaan perbaikan pembelajaran  pertemuan pertama dan kedua  siklus kedua,  dapat dinyatakan bahwa proses pembelajaran dinyatakan berhasil karena seluruh siswa yang berjumlah 32 siswa 29 siswa dinyatakan tuntas belajarnya (90.63%) dengan nilai rata-rata sebesar 72,50, serta peningkatan motivasi belajar yang juga mencapai 100%. Dari hasil yang dicapai pada proses perbaikan pembelajaran siklus kedua ini, semuanya telah memenuhi kriteria ketuntasan sehingga proses pelaksanaan perbaikan pembelajaran dinyatakan tuntas pada siklus kedua dan kepada tiga orang siswa (9,38%) yang belum tuntas akan diadakan perbaikan dengan melaksanakan kegiatan remidial. Secara  umum  kesiapan  guru  dalam  menguasai materi,  penyusunan  RPP  dan  penyediaan instrumen  yang  dibutuhkan  dalam  penelitian  sudah  baik,  guru  mampu  mengarahkan  siswa pada tujuan pembelajaran.
Setelah dilakukan analisa terhadap data yang diperoleh, maka hasil penelitian dapat dirangkum sebagai berikut :
a.   Hasil Belajar
Setelah melakukan analisa terhadap data yang peroleh dari tiga siklus yang dilaksanakan maka dapat dapat disimpulkan bahwa penggunaan pendekatan STM  pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam materi energi alternatif dan cara penggunannnya menunjukkan peningkatan yang signifikan terhadap hasil proses pembelajaran. Secara rinci dapat dilihat pada tabel 4.6. di bawah ini :

Tabel 4.6    Rekapitulasi Prestasi Belajar Siswa pada Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Materi Energi Alternatif dan Cara Penggunannnya pada Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II


No
Pembelajaran
Hasil Belajar Siswa
Nilai
Tuntas
%
Belum
%
1.
Kondisi awal
56,79
6
21,43
22
78,57
2.
Siklus I
65,00
16
57,14
12
42,86
3.
Siklus II
72,50
25
89,29
3
10,71


Dari penjelasan pada tabel 4.6 di atas, diperoleh keterangan sebagai berikut :
1)      Pada siklus I, angka ketuntasan belajar naik menjadi 57,14% (bertambah 10 siswa  atau 35,71% dari kondisi awal)
2)      Pada siklus II, angka ketuntasan belajar naik menjadi 89,29% (bertambah 9 siswa  atau 32,14% dari siklus I)
3)      Pada siklus I, nilai rata-rata hasil belajar mengalami kenaikan sebesar 8,21 menjadi 65,00 pada siklus I.
4)      Pada siklus II, nilai rata-rata hasil belajar mengalami kenaikan sebesar 7,50 dari siklus I menjadi  72,50 pada siklus kedua.
Untuk lebih jelasnya  peningkatan ketuntasan belajar siswa dan nilai rata-rata hasil belajar dapat dilihat pada gambar diagram batang berikut ini :









Gambar    4.1    Diagram Batang Perbandingan Angka Nilai Rerata Hasil dan Ketuntasan Belajar pada Setiap Siklus Perbaikan Pembelajaran

b.   Motivasi Belajar 
Dari hasil analisis peningkatan ketuntasan belajar siswa pada setiap siklus perbaikan pembelajaran, secara rinci dapat dilihat pada tabel 4.7 di bawah ini :
Tabel 4.7    Rekapitulasi Peningkatan Motivasi Belajar Siswa pada Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Materi Energi Alternatif dan Cara Penggunannnya pada Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II

No
Pembelajaran
Peningkatan Motivasi Siswa
Persentase
1.
Kondisi awal
10
35,71
2.
Siklus I
19
67,86
3.
Siklus II
28
100
Dari penjelasan pada tabel 4.7 di atas, diperoleh keterangan sebagai berikut :
1)      Pada kondisi awal, siswa yang menunjukkan peningkatan  motivasi belajar sebanyak  10 orang atau 35,71%
2)      Pada siklus I, siswa yang menunjukkan peningkatan motivasi belajar sebanyak  19 orang atau 67,86%
3)      Pada siklus II, siswa yang menunjukkan peningkatan motivasi belajar sebanyak 28 orang atau  100%

Untuk lebih jelasnya  peningkatan motivasi belajar dapat dilihat pada gambar diagram batang berikut ini :







Gambar    4.2 Diagram Batang Peningkatan Motivasi Siswa pada Setiap Siklus Perbaikan Pembelajaran


D.     Pembahasan
Dari temuan dan refleksi selama siklus I, dan II pendekatan pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat pada mata pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan materi “Energi alternatif” telah memberikan dampak positif yang signifikan terhadap hasil-hasil pembelajaran.
1.      Siklus Pertama
Pada siklus pertama, dengan menjelaskan pengertian energi alternatif dan contoh-contohnya. Manfaat dari adanya energi alternatif serta pemanfaatan bagi manusia dalam kehidupan sehari-hari, serta pembimbingan siswa  untuk melaksanakan berbagai pengamatan walau tidak secara langsung, hanya dalam bentuk peraga akan tetapi siswa dilatih untuk mengamati peristiwa yang terjadi, mencari keterangan, menganalisa data, mensintesis dan membuat kesimpulan, hasil yang diharapkan belum tercapai secara maksimal.
a.   Motivasi Belajar
Peningkatan motivasi belajar meningkat cukup baik pada setiap siklusnya. Tingkat motivasi belajar meningkat dari 10 siswa (35,71%) pada kondisi awal menjadi 19 siswa atau 67,86% atau mengalami kenaikan 9 siswa atau 32,14%.
b.   Hasil Belajar
Hasil belajarpun meningkat cukup baik, yaitu dari nilai rata-rata hasil belajar sebesar 56,79 pada kondisi awal, menjadi 65,00 pada siklus pertama atau mengalami kenaikan nilai rata-rata sebesar 8,21 dari kondisi awal, sedangkan tingkat ketuntasan belajar baru mencapai angka 16 siswa atau 57,14%. Hal ini menunjukkan bahwa ketuntasan belajar mengalami kenaikan 10 siswa dari studi pendahuluan atau 35,71%.
Setelah peneliti dengan observer mendiskusikan hasil observasi dan wawancara yang dikaitkan dengan hasil tes formatif, maka pada siklus kedua perlu ditanggulangi dengan menggali persepsi awal siswa tentang materi yang akan dipelajari sebelum proses pembelajaran berlangsung. Sebagai usaha  untuk memaksimalkan pemahaman siswa terhadapkonsep pembelajaran yang disampaikan, maka peneliti akan membuat contoh energi alternatif dengan percobaan membuat “baling-baling dari bulu burung” dari . Hal ini dimaksudkan agar siswa secara langsung “berbuat” tidak hanya mendengar atau membaca saja, akan tetapi langsung mempraktekkannya
2.      Siklus Kedua
Siklus kedua, Hal ini dikarenakan adanya percobaan membuat baling-baling dari bulu burung  di mana siswa secara langsung mengalami proses pembelajaran. Dalam percobaan, siswa secara tidak langsung telah melakukan pengamatan, menganalisa, membuat kesimpulan dari apa yang mereka lakukan, ternyata hasil yang dicapai mengalami peningkatan yang cukup berarti dari siklus pertama.
a.   Motivasi Belajar
Peningkatan motivasi belajar cukup signifikan pada setiap siklusnya, dimana pada siklus pertama hanya 67,86% atau 19 siswa, meningkat menjadi 100% atau 28 siswa pada siklus kedua atau mengalami kenaikan sebanyak 9 orang siswa (32,14%) dari pelaksanaan pembelajaran pada siklus pertama.
b.   Hasil Belajar
Sepertinya halnya peningkatan motivasi belajar, hasil belajarpun meningkat cukup baik, yaitu dari nilai rata-rata hasil belajar sebesar 65,00 pada siklus pertama, menjadi 72,50 pada siklus kedua atau mengalami kenaikan nilai rata-rata sebesar 7,21 dari siklus pertama, sedangkan tingkat ketuntasan belajar mencapai angka 25 siswa atau 89,29%. Hal ini menunjukkan bahwa ketuntasan belajar mengalami kenaikan  9 siswa atau 32,14%.
Dari dua siklus pelaksanaan kegiatan perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan, dapat disimpulkan bahwa terjadi kenaikan aspek-aspek yang menjadi fokus perhatian dalam pembelajaran yang terjadi pada setiap siklus sehingga dapat disimpulan bahwa pada siklus kedua, proses perbaikan peningkatan pembelajaran dengan melaksanakan penelitian tindakan kelas dinyatakan tuntas dan berhasil. Dari dua siklus pelaksanaan perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan, dapat disimpulkan penjelasan mengenai kenaikan motivasi dan hasil belajar siswa yang terjadi pada setiap siklus menunjukkan kenaikan yang signifikan. Peningkatan motivasi siswa menunjukkan perolehan pada kondisi awal hanya 10 siswa atau 35,71%, naik menjadi 19 siswa atau 67,86% pada siklus pertama, dan 100% atau 28 siswa pada siklus kedua. Hal tersebut didukung pula oleh kenaikan hasil belajar siswa dari rata-rata pada kondisi awal hanya  56,79 naik menjadi 65,00 pada siklus pertama, dan  72,50 pada siklus kedua dengan tingkat ketuntasan belajar sebanyak  6  siswa (21,43%) pada kondisi awal,  57,14% atau 16 siswa pada siklus pertama,  25 siswa atau 89,29% pada siklus kedua. Dari 28 siswa yang mengikuti pelaksanaan perbaikan pembelajaran 25 siswa dinyatakan tuntas belajarnya dan tiga siswa (10,71%) belum tuntas belajarnya, namun secara keseluruhan semua kriteria keberhasilan pembelajaran terlah tercapai pada siklus kedua. Angka-angka tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran telah memenuhi kriteria ketuntasan, demikian pula halnya dengan peningkatan motivasi belajar dalam pembelajaran. Setelah peneliti dengan supervisor dan observer mendiskusikan tentang hasil observasi dan wawancara yang dikaitkan dengan hasil tes formatif, maka pembelajaran dapat dilanjutkan pada materi selanjutnya, dan kepada keempat siswa yang belum tuntas belajarnya akan diberikan program khusus dengan melaksanakan kegiatan remidial setiap hari selama satu minggu yang dilaksanakan pada jam terakhir