BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Ilmu Pengetahuan Alam adalah
ilmu yang mempelajari tentang alam atau ilmu
pengetahuan yang mempelajari
tentang peristiwa-peristiwa yang
terjadi di alam. Ilmu
pengetahuan Alam berkaitan
dengan cara mencari
tahu tentang alam secara
sistematis, sehingga IPA
bukan hanya penguasaan
kumpulan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep
atau prinsip-prinsip saja
tetapi juga merupakan
suatu proses penemuan.
Berdasarkan pernyataan tersebut,
mata pelajaran IPA
selain mempelajari tentang alam
dan berupa penguasaan kumpulan tentang fakta, konsep dan prinsip. IPA juga
merupakan proses penemuan yang mana
dapat memotivasi siswa untuk belajar bagaimana cara mencari tahu tentang materi
yang akan dipelajari sehingga siswa
akan berfikir kritis
dan pembelajaran pun
akan lebih bermakna
karena peserta didik menemukan sendiri tentang konsepnya.
Ilmu Pengetahuan Alam
merupakan salah satu
cabang ilmu yang
sangat penting, karena dalam kehidupan sehari-hari tidak terlepas dari
alam. Bahkan kita hidup sangat
bergantung pada alam. Untuk itu kita harus dapat melestarikan alam
supaya tidak musnah
dan kita harus
bisa bersahabat dengan
alam, salah satunya adalah adanya
mata pelajaran IPA
di setiap jenjang
pendidikan, khususnya di sekolah dasar.
Dampak dari pembelajaran
yang masih menggunakan
metode tradisional dimana pada
umumnya hanya berpusat pada guru (teacher
centered) siswa hanya duduk,
mendengarkan, mencatat dan
menghapal. Guru tidak
memberikan kesempatan kepada siswa
untuk mengembangkan ide-idenya,
serta guru tidak memberikan kepada
siswa untuk mengeksplorasi yang
terkandung dalam materi yang
diajarkan. Dengan dilaksanakannya kegiatan
pembelajaran yang berpusat pada guru suasana belajar jadi tidak
menarik, tegang dan menjenuhkan.
Mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam di sekolah dasar bertujuan untuk membekali siswa agar beroleh
sikap, pengetahuan, dan keterampilan positif mengenai berbagai hal dan atau
peristiwa gejala alamiah sebagaimana tertuang dalam kurikulum yang berlaku.
Untuk itu membutuhkan waktu dan proses pengelolaan yang benar-benar bersifat
membimbing dan mengarahkan siswa pada suatu pemahaman konsep yang sedang dipelajarinya.
Tercapainya tujuan
pembelajaran siswa dapat diukur dengan tes hasil pembelajaran atau formatif.
Temuan di lapangan, di tempat peneliti bertugas menunjukkan adanya kesenjangan
antar harapan dan kenyataan. Pada studi awal pembelajaran IPA materi penggolongan
hewan berdasarkan jenis makanan diketahui bahwa 20 orang siswa, baru diketahui ada 6 orang siswa (30%) yang diketahui
sudah mengalami tuntas belajar, dengan perolehan nilai tes formatif nilai 70 ke
atas, sedangkan 14 orang siswa
lainnya (70%) terbukti belum tuntas, dengan perolehan nilai tes
formatif kurang dari nilai 70. Keadaan
ini dibuktikan dengan rendahnya perolehan nilai rata-rata hasil belajar secara
klasikal sebesar 60,00 dan keaktifan siswa sebesar 35% atau sebanyak 7 orang
siswa dari jumlah keseluruhan siswa sebanyak 20 orang siswa.
B.
Identifikasi
Masalah
Berdasarkan hal tersebut,
peneliti meminta bantuan supervisor, kepala sekolah dan teman sejawat untuk
membantu mengidentifikasi kekurangan dari pembelajaran yang dilaksanakan. Dari
hasil diskusi terungkap beberapa masalah yang terjadi dalam pembelajaran yaitu
:
1.
Rendahnya motivasi belajar siswa
2.
Rendahnya keaktifan siswa pada saat mengikuti
pembelajaran IPA yang berdampak hasil belajar rendah.
3.
Kurangnya perhatian siswa saat pembelajaran berlangsung
sehingga tidak terjadi dialog yang efektif, aktif dan kreatif pada saat proses
pembelajaran berlangsung.
Analisis masalah ditempuh
dengan cara melakukan refleksi dari kinerja yang telah dilakukan, mengkaji
literatur serta diskusi dengan supervisor. Berdasarkan hasil analisis
masalah dapat diketahui bahwa kemungkinan yang menjadi faktor penyebab
rendahnya hasil belajar, motivasi, dan kemampuan siswa dalam mengerjakan tugas,
terjadi karena hal-hal sebagai berikut:
1.
Metode pembelajaran yang diambil tidak tepat dan penjelasan
materi terlalu cepat, sehingga berakibat pada berkurangnya minat belajar siswa
terhadap materi pembelajaran.
2.
Guru tidak melibatkan siswa secara aktif dalam proses
pembelajaran dan penemuan informasi
3. Guru tidak mampu mengembangkan model
dialog yang efektif, aktif dan kreatif.
4. Guru tidak mampu menciptakan suasana
pembelajaran yang dapat membuat siswa jauh lebih aktif.
Sebagai upaya tindak
lanjut, peneliti merasa perlu untuk melakukan upaya perbaikan
pembelajaran melalui Penelitian Tindakan Kelas pada
pembelajaran ilmu pengetahuan alam materi penggolongan hewan berdasarkan jenis
makanan dengan penerapan model pembelajaran interaktif pada siswa kelas V SD Negeri ........... 06
Kecamatan ........... Kabupaten ........... Tahun Pelajaran 2011/2012.
C.
Pembatasan
Masalah
Dalam penelitian
ini untuk menghindari
terjadinya pembahasan yang
terlalu luas dan kurang fokus pada permasalahan pokok, maka peneliti memberi batasan masalah antara
lain:
1. Merancang
materi pembelajaran, pelaksanakan pembelajaran
dan evaluasi pembelajaran IPA materi
pokok penggolongan hewan berdasarkan jenis makanan dengan menerapkan model
pembelajaran interaktif.
2. Penelitian
dilakukan pada siswa kelas V SD Negeri ........... 06
Kecamatan ........... Kabupaten ........... Tahun Pelajaran 2011/2012,
sebagai populasi dan
sampel yang digunakan
dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas V yang berjumlah
20 orang siswa.
D.
Rumusan
Masalah
1.
Apakah dengan menggunakan penerapan model pembelajaran
interaktif pada pembelajaran IPA materi pokok penggolongan hewan berdasarkan
jenis makanan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa ?
2.
Apakah dengan menggunakan model pembelajaran interaktif
pada pembelajaran IPA materi pokok penggolongan hewan berdasarkan jenis makanan
dapat meningkatkan hasil belajar siswa ?
E.
Tujuan
Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, agar
memiliki arah yang jelas, maka ditetapkan tujuannya sebagai berikut:
1.
Untuk meningkatkan motivasi siswa dalam pembelajaran
IPA materi penggolongan hewan berdasarkan
jenis makanan melalui penerapan model pembelajaran interaktif.
2.
Untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam
pembelajaran IPA materi penggolongan hewan berdasarkan jenis makanan melalui
penerapan model pembelajaran interaktif.
F.
Manfaat
Penelitian
Dengan tercapainya tujuan
dari penelitian ini
maka diharapkan dapat bermanfaat untuk berbagai pihak yang terkait.Terutama pihak guru dan siswa.
Kegiatan belajar mengajar (KBM) yang lebih efektif bisa menghasilkan output
(siswa) yang bermutu.
Hasil penelitian ini
bisa menjadi acuan
untuk kegiatan pembelajaran berikutnya,
baik yang dilakukan
oleh guru yang
bersangkutan atau pihak lainnya.
Penelitian ini diharapkan memiliki manfaat untuk :
1. Ilmu Pengetahuan
Menambah
khasanah pembelajaran IPA melalui pendekatan interaktif.
2.
Praktik Pembelajaran
a. Bagi
Siswa
1) Siswa
memahami apa yang mereka pelajari dengan apa yang telah mereka ketahui
sebelumnya.
2) Menumbuhkan rasa
percaya diri untuk
bertanya pada saat pembelajaran di kelas
3) Mengembangkan
cara belajar siswa aktif.
4) Mengalami pembelajaran yang baru melalui
pendekatan interaktif
b. Bagi
Guru
1) Membantu menghasilkan
pengetahuan yang relevan
untuk kepentingan pembelajaran.
2) Meningkatkan
kualitas pembelajaran.
3) Meningkatkan wawasan,
pengetahuan, dan profesionalisme guru dalam mengajar.
4) Memperoleh informasi
tentang kelebihan pendekatan
interaktif khususnya dalam pembelajaran mata pelajaran IPA
c. Bagi
Sekolah
1) Menambah
variasi pembelajaran yang dilakukan di sekolah
2) Menjadi sumbangan
pemikiran serta pemerkaya
yang dapat dijadikan bahan
kajian dan pengembangan
dalam penelitian berikutnya baik
di sekolah itu maupun di sekolah lainnya.
3) Meningkatkan kualitas
pendidikan di sekolah
khususnya pada mata pelajaran IPA
0 comments:
Post a Comment
Silahkan berkomentar, hindari unsur SARA.
Terima kasih