BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Penyelenggaraan
pendidikan secara formal sudah berlangsung lama, namun sistem penyelenggaraan
dan hasil belum sesuai yang kita harapkan. Salah satu fakta kongkrit adalah
sampai sekarang masih terlalu sedikit para pendidik yang menerapkan rumusan
tujuan instruksional secara jelas dan benar, memang sebagian sekolah mewajibkan
guru-guru merancangkan pembelajaran dan tidak harus menerima apa-apa yang telah
tersirat di buku mata pelajaran, pembelajaran itu dilaksanakan sesuai dengan
kurikulum yang berlaku saat itu, seperti sekarang sekolah harus menerapkan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), kurikulum ini merupakan kurikulum
mandiri berdasarkan kebutuhan, kepentingan masyarakat dan daerah. Mata
pelajaran yang disampaikan kepada siswa-siswa di sekolah harus berdasarkan
silabus atau pokok-pokok pelajaran yang dikembangkan oleh para guru yang
disebut pengembangan silabus. Pengembangan silabus itu berisi standar
kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran,
indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar.
Penggunaan prinsip mengajar bisa direncanakan guru
sebelum proses belajar-mengajar berlangsung, bisa pula secara spontan
dilaksanakan pada saat berlangsungnya proses belajar-mengajar, terutama bila
kondisi belajar sudah menurun. Beberapa prinsip mengajar yang penting ialah
motivasi, kooperasi dan kompetisi, korelasi dan integrasi, aplikasi dan
transformasi, serta individualitas.
Motivasi
ialah kekuatan tersembunyi di dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk berkelakuan dan bertindak dengan
cara yang khas. Kadang-kadang kekuatan itu berpangkal pada naluri,
kadang-kadang pula berpangkal pada suatu keputusan rasional, tetapi lebih sering
hal itu merupakan perpaduan kedua proses tersebut. Motivasi mempunyai banyak
relevansi dengan tugas guru yang selalu dihadapkan kepada pengambilan keputusan
mengenai pengorganisasian suatu tugas kegiatan belajar.
Motivasi
hendaknya tidak dianggap sebagai prasyarat mutlak untuk kegiatan belajar. Lebih
baik motivasi dianggap sebagai kemauan biasa untuk memasuki suatu situasi
belajar. Kegiatan belajar tidak perlu ditunda sampai ada motivasi yang tepat
untuk belajar. Strategi mengajar yang paling baik barangkali tidak menghiraukan
ada atau tidak adanya motivasi, tetapi memusatkan perhatian pada penyampaian
bahan pelajaran dengan cara yang begitu rupa sehingga motivasi pelajar dapat
dikembangkan dan diperkuat selama proses
belajar.
Berkenaan
dengan hal itu peneliti menyadari sepenuhnya masalah-masalah yang selalu muncul
dalam kegiatan pembelajaran. Seringkali guru merasa bingung menentukan model
pembelajaran atau metode mengajar apa yang akan digunakan dalam proses
pembelajaran. Gambaran ideal tentang siswa yang cerdas, aktif, kreatif dan
mempunyai minat yang besar dalam mempelajari materi pembelajaran, serta hasil
yang memuaskan dalam setiap tes yang dilakukan tidak terwujud. Kenyataan yang
dijumpai malah sebaliknya, siswa kurang aktif dalam kegiatan, tidak berani
bertanya, kurang percaya diri dalam menjawab pertanyaan guru, kurang
bersemangat dalam mempelajari materi pembelajaran serta hasil tes yang dicapai
rendah, dan masih banyak lagi kekurangan yang ditemui pada perilaku siswa yang
mencerminkan keberhasilan pembelajaran.
Dari penjelasan latar belakang masalah sebagaimana
tersebut di atas, dan dikaitkan dengan hasil belajar siswa mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA) kompetensi dasar mengidentifikasi cara tumbuhan hijau
membuat makanan. Dari hasil tes pada studi pendahuluan menunjukkan lima orang
siswa (20,83%) dari 24 siswa yang memperoleh nilai 70 ke atas dan 19 orang
siswa (79,17%) yang memperoleh nilai di bawah nilai 70, dengan perolehan
rata-rata hasil belajar secara klasikal sebesar 57,50.
B.
Indentifikasi
Masalah
Berdasarkan data di atas peneliti melakukan konsultasi
kepada supervisor dan teman sejawat, untuk mengidentifikasi kelemahan dan atau
kekurangan yang telah menyebabkan aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran
yang telah dilaksanakan kurang memenuhi tuntutan yang diharapkan. Sehingga,
dampaknya pada hasil belajar siswa tidak memenuhi target pembelajaran. Melalui
hasil diskusi, diperoleh identifikasi masalah sebagai berikut.
- Rendahnya minat siswa terhadap materi pembelajaran
- Siswa menyepelekan materi pembelajaran yang dianggap terlalu mudah.
- Suasana pembelajaran yang terkesan monoton dan kurang menarik siswa.
- Kondisi lingkungan di kelas yang tidak mendukung proses pembelajaran secara aktif.
- Rendahnya tingkat penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran yang disampaikan.
Untuk mengetahui masalah yang sedang terjadi, peneliti
melakukan anlisis masalah dan menempuh refleksi terhadap kinerja yang telah
dilakukan, mengkaji literatur, serta diskusi dengan supervisor dan teman
sejawat. Hasil analisis masalah yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa
kemungkinan yang menjadi faktor penyebab rendahnya hasil belajar siswa dan
aktivitas pembelajaran kurang kondusif adalah sebagai berikut.
- Model pembelajaran yang diambil tidak tepat dan penjelasan materi terlalu cepat, sehingga kurangnya model dialog yang interaktif, efektif dan kreatif.
- Guru tidak mampu mengembangkan model dialog yang efektif, aktif dan kreatif yang mengakibatkan kurangnya perhatian siswa saat pembelajaran berlangsung
- Guru tidak mampu menciptakan partisipasi aktif siswa dalam proses pembelajaran dan penemuan informasi.
C.
Pembatasan
Masalah
Untuk mengefektifkan proses pelaksanaan penelitian
tindakan kelas yang akan dilaksanakan, peneliti memberikan batasan pengkajian
sebagai berikut :
1. Penelitian ini hanya dilaksanakan untuk materi
pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) kompetensi dasar
mengidentifikasi cara tumbuhan hijau membuat makanan dengan menggunakan metode kerja kelompok yang terangkum dalam suatu kegiatan penelitian tindakan kelas (Classroom
Action Research).
2. Subjek
penelitian adalah siswa kelas V SD Negeri ........... 01 Kecamatan ...........
Kabupaten ........... Semester 1 Tahun
Pelajaran 2011/2012 sebanyak 24 siswa, terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 14
siswa perempuan.
D.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan hal tersebut, maka dapat dirumuskan masalah
untuk menjadi fokus perbaikan pembelajaran adalah :
1.
Apakah dengan penerapan metode
kerja kelompok dalam pembelajaran IPA kompetensi dasar mengidentifikasi cara
tumbuhan hijau membuat makanan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran
dapat ditingkatkan ?
2.
Apakah dengan penerapan metode
kerja kelompok dalam pembelajaran IPA kompetensi dasar mengidentifikasi cara
tumbuhan hijau membuat makanan hasil
belajar siswa dapat ditingkatkan ?
E.
Tujuan
Penelitian
Adapun tujuan yang diharapkan dari penelitian
perbaikan pembelajaran ini adalah sebagai berikut
1.
Untuk menganalisis dapat penggunaan metode kerja kelompok
dalam pembelajaran IPA kompetensi
dasar mengidentifikasi cara tumbuhan hijau membuat makanan terhadap peningkatan
partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran.
2.
Untuk menganalisis dapat penggunaan metode kerja kelompok
dalam pembelajaran IPA kompetensi
dasar mengidentifikasi cara tumbuhan hijau membuat makanan terhadap peningkatan
hasil belajar siswa.
F.
Manfaat
Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian perbaikan
pembelajaran ini adalah sebagai berikut :
1.
Bagi Guru
Guru dapat memperbaiki kinerjanya untuk berkembang lebih
profesional, dan dapat meningkatkan rasa percaya diri, dan untuk ikut aktif
mengembangkan inovasi pembelajaran khususnya mata pelajaran IPA.
2.
Bagi siswa
Siswa dapat memperbaiki hasil belajarnya menjadi lebih
baik dan menumbuhkan sikap kritis terhadap hasil belajarnya.
3.
Bagi Sekolah
Sekolah dapat berkembang karena adanya peningkatan
kemampuan profesioanal guru dan kemampuan siswa, yang mana hal ini akan membawa
citra positif bagi sekolah yang bersangkutan.
Silahkan klik UNDUH untuk mendapatkan file secara lengkap
0 comments:
Post a Comment
Silahkan berkomentar, hindari unsur SARA.
Terima kasih