Menerima Pembuatan TESIS-SKRIPSI-PKP UT, Silahkan Baca Cara Pemesanan di bawah ini

Lencana Facebook

banner image

Sunday, 12 January 2014

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN PECAHAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PENDEKATAN KOMPETENSI




 
BAB I

PENDAHULUAN


A.       Latar Belakang Masalah
Belajar matematika bukan saja memerlukan waktu, tenaga, dan pikiran tetapi juga motivasi, keuletan, kreativitas, dan keunggulan, baik dari pihak siswa maupun guru. Proses belajar mengajar seperti ini dimungkinkan akan berhasil membidik peserta didik, pada sasaran yang diharapkan dalam setiap akhir pembelajaran. Terkadang, guru dan siswa mengalami titik jenuh yang disebabkan oleh proses belajar di luar perencanaan
Kesulitan mempelajari materi ajar matematika yang dirasakan siswa bukan karena materi ajarnya yang sukar, tetapi proses belajarnya yang menyulitkan. Demikian lebih kurangnya menurut hasil penelitian para ahli, seperti halnya yang ditegaskan Wisnu (2006:42), bahwa “bukan karena materi ajar matematika yang sukar, tetapi langkah belajar matematika yang sukar”. Terkait hal ini siapa lagi kalau bukan karena guru yang kurang profesional dalam membelajarkan siswa. Itu sebabnya hal yang tidak diharapkan terjadi, seperti yang dialami oleh siswa Kelas III  SD Negeri ......... 04 Kecamatan ......... Kabupaten ........., di saat mengikuti pembelajaran matematika dengan materi pokok penjumlahan dan pengurangan pecahan serta penggunaannya  dalam pemecahan masalah.
Pada saat proses belajar sedang berlangsung, siswa  tampak tidak seaktif yang diharapkan. Guru lebih banyak mendominasi pembelajaran. Sedikit sekali kesempatan yang diberikan kepada siswa atau guru. Hal ini menunjukkan proses belajar mengajar yang dimaksud di luar rencana yang diharapkan. Kondisi seperti ini jelas akan merugikan siswa karena kurang mendapatkan kemampuan matematika yang kompetitif.
Menelusuri pembelajaran ini dari awal hingga akhir, barulah diketahui bahwa ini semua dampak dari penciptaan proses belajar siswa tidak dilakaukannya secara serius. Pola pikir “mau belajar atau tidak, ini tidak jadi soal”. Akibatnya, siswa pun asal belajar. Itu sebabnya perilaku yang tidak diharapkan timbul pada diri masing-masing siswa. Dan, jika proses belajar siswa sudah demikian maka tidak merasa kaget etika mengetahui hasil belajar siswa bisa seperti itu. Berdasarkan hasil analisis terhadap data tes formatif, barulah seimbang antara jumlah siswa yang cukup mampu memenuhi tuntutan dengan yang kurang dan tidak dapat dipenuhi harapan. Atas dasar pertimbangan itu penelitian perbaikan pembelajaran ini dilaksanakan guru dan siswa di sekolah tersebut. Adapun upaya yang akan diterapkan untuk mengatasi persoalan itu, yakni perlakukan (treatment) berdasarkan pendekatan kompetensi.
1.    Identifikasi Masalah
Berdasarkan data di atas peneliti berupaya bekerja sama dengan supervisor dan kepala sekolah untuk mencari solusi sehingga permasalahan dapat terselesaikan. Kegiatan diskusi, pengamatan langsung (observasi) kepada anak, perhatian khusus kepada anak yang bermasalah adalah salah satu cara untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
Dalam studi awal pembelajaran matematika  tentang "penjumlahan dan pengurangan pecahan", peneliti telah melaksanakan tugasnya sebagai guru dalam mengajar dengan mengeluarkan segenap kemampuan yang dimiliki secara optimal. Akan tetapi, pada studi awal dengan tes formatif menunjukkan rendahnya tingkat penguasaan  terhadap materi yang diajarkan. Hal ini dapat dibuktikan bahwa hanya empat orang siswa (20%) saja dari 20 orang siswa kelas III SD Negeri ......... 04 yang mencapai pengusaan materi di atas 80%, sehingga masih terdapat 16 atau 80% orang siswa yang belum tuntas belajar.
Melalui pengamatan dan diskusi  terindentifikasi beberapa masalah yang mempengaruhi pembelajaran antara lain :
a.    Keterbatasan kemampuan berfikir siswa
b.    Kurangnya kemampuan siswa dalam memahami materi pelajaran yang disajikan oleh guru.
c.    Keterlibatan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran masih sangat kurang
d.   Ketidakberanian siswa dalam menanyakan materi pelajaran yang belum jelas atau belum dikuasai.
2.    Analisis Masalah
Berdasarkan identifikasi pada masalah pembelajaran matematika materi penjumlahan bilangan pecahan campuran maka yang menjadi prioritas masalah dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini adalah :
a.    Keaktifan siswa dalam pembelajaran matematika materi penjumlahan bilangan pecahan campuran masih rendah.
b.    Hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika materi penjumlahan bilangan pecahan campuran masih rendah.
Melihat kondisi tersebut di atas, maka peneliti berusaha untuk mengatasi masalah-masalah yang timbul agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik sehingga keaktifan dan hasil  belajar siswa dapat meningkat dan tercapai sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan melalui penerapan model pembelajaran pendekatan kompetensi
Kondisi ideal yang diharapkan adalah untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa belajar sehingga tingkat ketuntasan belajar siswa dapat tercapai, serta memperbaiki proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran pendekatan kompetensi dan memberikan  pengalaman nyata kepada siswa  tentang konsep pembelajaran yang diterimanya sehingga proses kegiatan pembelajaran dapat berjalan dengan baik  serta tercapainya tujuan pelaksanaan proses pembelajaran.
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas ini mempunyai harapan antara lain :
a.    Meningkatnya keaktifan siswa dalam pembelajaran matematika materi penjumlahan bilangan pecahan campuran.
b.    Meningkatnya hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika materi penjumlahan bilangan pecahan campuran.
Dari hal di atas peneliti ingin melaksanakan penelitian tindakan kelas mata pelajaran Matematika materi pokok Penjumlahan dan Pengurangan Pecahan dengan menggunakan model pembelajaran pendekatan kompetensi  siswa Kelas III  Sekolah Dasar Negeri ......... 04 Tahun Pelajaran 2010/2011.

B.       Perumusan  Masalah
1.      Apakah penggunaan model pembelajaran pendekatan kompetensi dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran matematika materi penjumlahan dan pengurangan pecahan ?
2.      Apakah penggunaan model pembelajaran pendekatan kompetensi dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika materi penjumlahan dan pengurangan pecahan?

C.       Tujuan Penelitian
Sementara itu, tujuan penelitian perbaikan pembelajaran ini untuk kepentingan hal-hal sebagai berikut.
1.    Untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran matematika materi penjumlahan dan pengurangan pecahan dengan model pembelajaran pendekatan kompetensi.
2.    Untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika materi penjumlahan dan pengurangan pecahan dengan model pembelajaran pendekatan kompetensi siswa.

D.       Manfaat Penelitian
Diharapkan penelitian perbaikan pembelajaran ini akan memberikan  manfaat  bagi berbagai pihak, sebagai berikut.
1.      Siswa
a.       Siswa dapat lebih baik dan menyukai pembelajaran matematika dan senang belajar matematika khususnya dalam pembelajaran matematika materi penjumlahan dan pengurangan pecahan
b.      Siswa dapat mencapai hasil yang lebih baik dalam prestasi pada pembelajaran matematika khususnya  dalam pembelajaran matematika materi penjumlahan dan pengurangan pecahan
2.      Guru
a.       Membantu guru meningkatkan kinerjanya serta profesi dalam memupuk rasa percaya dirinya
b.      Mendapat kesempatan untuk berperan aktif mengembangkan pengetahuan dan keterampilan sendiri.
3.      Sekolah
a.       Sekolah dapat memberikan perhatian agar penyelenggaraan pembelajaran matematika lebih baik sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran matematika seoptimal mungkin.
b.      Membantu sekolah dalam mengembangkan prestasi akademiknya dan meningkatkan mutu lulusan terutama mata pelajaran matematika.

0 comments:

Post a Comment

Silahkan berkomentar, hindari unsur SARA.
Terima kasih