BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan dasar
sebagai salah satu
jenjang pendidikan formal
yang harus ditempuh oleh anak, anak juga dituntuk untuk mrngalami
perkembangan sesuai dengan tuntutan yang diperlukan dalam era globalisasi. Salah
satu mata pelajaran inti yang
diberikan dalam pendidikan
formal mulai dari
jenjang pendidikan dasar adalah Ilmu Pengetahuan Alama (IPA). Pada saat sekarang ini perkembangan Ilmu Pengeetahuan Alam (IPA) telah melaju
dengan pesat karena
berhubungan erat dengan
perkembangan teknologi. Perkembangan ini menggugah para pendidik di
sekolah dasar untuk merancang dan melaksanakan
pendidikan yang lebih
terarah dan lebih berkualitas.
Kualitas belajar merupakan cerminan
proses pembelajaran yang efektif dan
efisien dalam KBM.
Maka dari itu
perlu adanya perbaikan
dalam perencanaan, pelaksanaan dan penilaian belajar yang tepat, dengan
dilihat dati nilai siswa yang
begitu rendah terhadap
mata pelajaran IPA
maka perlu adanya peningkatan
kualitas belajar yang
nantinya akan tergambarkan
dalam hasil belajar yang dicapai oleh siswa. Kemajuan
ilmu pengetahuan dan
teknologi menuntut pengembangan kemampuan siswa
SD dalam bidang
akademis, terutama pada
5 bidang studi yaitu PKn,
Bahasa Indonesia, Matematika,
IPA, IPS. Selain
itu kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi juga sangat
diperlukan untuk melanjutkan
belajar ke sekolah ya ng
lebih tinggi maupun
untuk mengembangkan bakat,
motivasi dan menyesuaikan diri
dengan lingkungannya. Misalnya
dengan mata pelajaran
IPA dapat melatih keterampilan anak untuk berfikir secara kreatif dan
inovatif. Melalui Ilmu Pengetahuan Alam
(IPA) merupakan latihan awal bagi siswa untuk berfikir dalam mengembangkan
daya cipta dan motivasi siswa
secara dini kepada
alam sekitarnya
Kebanyakan di
lapangan guru lebih
aktif daripada siswa.
Guru banyak mengambil inisiatif
dalam menetapkan dan
menentukan cara memecahkan masalah. Segala
sesuatu diinformasikan secara
cermat kepada anak
didiknya, sehingga anak didik
tinggal menerimanya. Kegiatan
seperti itu memang mengasyikkan bagi
guru, tetapi membosankan
bagi siswa karena
siswa hanya sebagai
pendengar. Murid dianggap
sebagai suatu benda
yang kosong tepat
diisi dengan segala macam
informasi. Cara belajar
mengajar seperti ini,
akan menghasilkan manusia yang konsumtif, kurang kreatif dan kurang
berkemampuan untuk menghadapi tantangan hidup dimasa yang akan datang.
Di dalam
proses pembelajaran, guru
harus memiliki strategi,
agar siswa dapat belajar
secara efektif dan
efisien, sesuai dengan
tujuan yang diharapkan.
Salah satu langkah
untuk memiliki strategi
itu adalah guru
harus menguasai berbagai macam
metode mengajar. Keberhasilan
belajar yang dicapai
oleh siswa merupakan
suatu yang didambakan, diharapkan
baik oleh siswa itu sendiri maupun oleh orang tua, guru dan masyarakat.
Karena pada hakikatnya,
kegiatan mengajar adalah
proses yang dilakukan oleh guru
dalam mengembangkan kegiatan belajar siswa. Hal ini mengandung pengertian bahwa
kegiatan mengajar yang dilakukan
guru menghadirkan proses
belajar pada siswa
yang berwujud perubahan
tingkah laku, perubahan keterampilan,
kebiasaan, sikap, pengetahuan,
pemahaman dan apresiasi.
Berdasarkan amanat
KTSP 2006 tersebut
maka diharapkan bahwa pembelajaran IPA
di tingkat sekolah
dasar sudah mengarah
terhadap pembelajaran kontekstual bukan
hanya penguasaan konsep.
Oleh karena itu perlu
adanya pembelajaran yang
mengarah ke pembelajaran
berbasis ekperimen
Pembelajaran
IPA yang diselenggarakan di sekolah dasar perlu mendapat perhatian, mengingat
pentingnya pembelajaran IPA itu bagi kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Dirasakan saat
ini hasil prestasi
siswa yang diperoleh
dari proses pembelajaran IPA
dengan metode ceramah masih di bawah rata-rata (belum menampakkan hasil yang
optimal).
Hasil tes
formatif mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam materi gerak
benda ternyata hanya 22,22% atau 8 siswa dari 36 siswa yang mencapai
tingkat penguasaan materi 80% ke atas. Untuk itulah guru perlu mempelajari dan
mempertimbangkan masalah metode mengajar yang tepat yang sesuai dengan
tingkat perkembangan anak .
B. Identifikasi Masalah
Melalui pengamatan dan diskusi terindentifikasi beberapa masalah yang
mempengaruhi pembelajaran antara lain :
1.
Keterbatasan kemampuan siswa dalam
menerima materi pembelajaran.
2.
Kurangnya kemampuan siswa dalam
memahami materi pelajaran yang disajikan oleh guru.
3.
Keterlibatan siswa secara aktif
dalam proses pembelajaran masih sangat kurang
4.
Ketidakberanian siswa dalam
menanyakan materi pelajaran yang belum jelas atau belum dikuasai.
5.
Situasi pembelajaran yang kurang
menarik dan menyenangkan sehingga terkesan kaku.
Berdasarkan identifikasi pada
masalah pembelajaran maka dapat disimpulkan permasalahan penyebab rendahnya motivasi
dan hasil belajar siswa antara lain :
- Ketidakmampuan guru memperhatikan perbedaan kemampuan siswa.
- Guru belum melibatkan siswa secara aktif dalam proses kegiatan belajar mengajar
- Penyampaian materi pembelajaran oleh guru kurang dipahami siswa.
- Guru kurang mampu mengaitkan materi yang dipelajari dengan konsep nyata yang ada dalam keseharian siswa.
Berdasarkan
permasalahan di atas maka dilaksanakan penelitian tindakan kelas sebagai upaya
perbaikan yang peneliti lakukan pada IPA materi gerak benda siswa kelas I Sekolah Dasar Negeri ............
02 Kecamatan ............ Kabupaten ............ Tahun Pelajaran ............ dengan
penerapan metode eksperimen.
C. Pembatasan Masalah
Agar
permasalahan yang akan diteliti tidak terlalu luas, maka pembatasan masalah
dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran hanya difoluskan pada :
- Melaksanakan kegiatan perbaikan pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen pada pembelajaran IPA materi konsep gerak benda .
- Upaya perbaikan yang dilaksanakan ditujukan pada peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa.
- Objek yang diteliti adalah siswa kelas I Sekolah Dasar Negeri ............ 02 Kecamatan ............ Kabupaten ............ Tahun Pelajaran ............ pada pembelajaran IPA materi konsep gerak benda.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar
belakang masalah di atas, dapat disimpulkan rumusan masalah fokus perbaikan
adalah :
1. Bagaimana upaya meningkatkan motivasi
belajar siswa kelas I SD Negeri ............ 02 Kecamatan ............
Kabupaten ............ Tahun Pelajaran ............ pada pembelajaran IPA materi gerak benda dengan penerapan metode eksperimen?
2. Bagaimana upaya meningkatkan hasil belajar
siswa kelas I SD Negeri ............ 02 Kecamatan ............ Kabupaten ............
Tahun Pelajaran ............ pada
pembelajaran IPA materi gerak benda
dengan penerapan metode eksperimen?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan
masalah di atas, agar memiliki arah yang jelas, ditentukan tujuan dari
penelitian ini, yaitu :
1. Untuk meningkatkan motivasi siswa dalam
pembelajaran IPA materi gerak
benda melalui penerapan metode
eksperimen.
2. Untuk meningkatkan prestasi belajar siswa
dalam pembelajaran IPA materi gerak
benda melalui penerapan metode
eksperimen.
F. Manfaat Penelitian
Diharapkan hasil
pelaksanaan perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan melalui pelaksanaan penelitian
tindakan kelas ini juga dapat memberikan manfaat baik secara teroris maupun praktis, yaitu :
- Manfaat Teoris
a. Secara teoritis
penelitian ini diharapkaan
dapat berguna sebagai referensi untuk
penelitian selanjutnya, yaitu
penelitian yang berhubungan
dengan metode eksperimen.
b. Sebagai bahan
kajian untuk meningkatkan
pemahaman konsep gerak benda
melalui metode eksperimen.
- Manfaat Praktis
a. Bagi
Siswa
1) Peserta didik dapat membiasakan
diri berpikir logis mengenai hubungan sebab
akibat serta dapat
meningkatkan kualitas hasil pembelajaran pada konsep gerak benda.
2) Peserta didik
dapat lebih mudah
dan semangat dalam memahami mata
pelajaran. Dengan cara
pembelajaran yang menarik, dan tidak membosankan.
3) Peserta didik
akan lebih aktif
belajar dan mereka
bisa lebih mudah dalam memahami pelajaran.
4) Peserta didik
dapat menyimak pelajaran
dengan semangat sehingga peserta dididik akan memperoleh hasil
yang baik.
b. Bagi Guru
1) Meningkatkan kinerja guru karena
dengan metode eksperimen dapat
mengefektifkan waktu pembelajaran.
2) Menciptakan pembelajaran
yang inovatif dan
menyenangkan sehingga dapat
menarik perhatian siswa.
3) Guru dapat
mengetahui
permasalahan-permasalahan peserta
didik,
sehingga dapat mempermudah
guru untuk mengatasi masalah-masalah apa yang timbul dalam
pembelajaran.
c. Bagi Sekolah
1) Dengan penelitian
ini diharapkan sekolah
dapat lebih meningkatkan pemberdayaan metode eksperimen
agar prestasi belajar siswa
lebih baik dan
perlu dicoba untuk diterapkan pada pembelajaran lain.
2) Dengan penelitian
ini diharapkan sekolah
dapat memperoleh alat peraga di
sekolah.
0 comments:
Post a Comment
Silahkan berkomentar, hindari unsur SARA.
Terima kasih