Lencana Facebook

banner image

Sunday 13 July 2014

PTK SD KELAS III : PENERAPAN METODE KERJA KELOMPOK SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MATERI POKOK CARA MENGHEMAT ENERGI DI KELAS III




PENERAPAN  METODE KERJA KELOMPOK SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN  IPA MATERI POKOK CARA MENGHEMAT ENERGI  DI KELAS III   


ABSTRAK



.............., ........... Penerapan  Metode Kerja Kelompok Sebagai Upaya Peningkatan Partisipasi Dan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran  IPA Materi Pokok Cara Menghemat Energi  di Kelas III  SD Negeri ............ 03  Kecamatan ............  Kabupaten .............
Dalam kegiatan pembelajaran banyak faktor yang menentukan keberhasilan belajar, tidak hanya dari siswa itu sendiri tetapi juga dari faktor guru dan metode pembelajaran yang digunakan. Penyampaian materi yang membosankan akan membuat siswa banyak yang tidak aktif dalam proses pembelajaran sehingga akan membuat hasil belajar siswa menurun, seperti halnya terjadi di SD Negeri ............ 03. Keadaan tersebut berimbas pada rendahnya partisipasi dan hasil belajar siswa secara keseluruhan. Upaya yang dilakukan adalah melaksanakan perbaikan pembelajaran dengan melaksanakan penelitian tindakan kelas menggunakan metode kerja kelompok. Penelitian tersebut dibagi menjadi tiga siklus dan setiap siklusnya terdiri dari dua pertemuan. Hasil pelaksanaan perbaikan pembelajaran dengan menggunakan metode kerja kelompok menunjukkan hasil yang baik, hal ini terbukti dari peningkatan partisipasi siswa menunjukkan perolehan pada studi awal hanya 12 siswa atau 37,50%, naik menjadi 16 siswa atau 50% pada siklus pertama, dan 68,75% atau 22 siswa pada siklus kedua, serta  100% pada siklus ketiga, serta peningkatan hasil belajar siswa dari rata-rata pada studi awal hanya  66,56 naik menjadi 74,06 pada siklus pertama, dan  79,38 pada siklus kedua, serta  85,00  pada siklus ketiga, dengan tingkat ketuntasan belajar sebanyak 5 siswa (15,63%) pada studi awal,  46,88% atau 15 siswa pada siklus pertama,  23 siswa atau 71,88% pada siklus kedua dan pada siklus terakhir menjadi 100%, atau dari 32 siswa yang mengikuti pelaksanaan perbaikan pembelajaran 32 siswa dinyatakan tuntas belajarnya, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa penggunaan metode kerja kelompok  pada pembelajaran IPA materi cara menghemat energi dapat meningkatkan partisipasi dan hasil belajar siswa secara maksimal sesuai dengan kriteria keberhasilan proses perbaikan pembelajaran.

Kata kunci : partisipasi, hasil belajar, metode, kerja kelompok.

BAB I

PENDAHULUAN


A.  Latar Belakang Masalah
1.    Data Awal
Tidak dapat dipungkiri bahwa yang turut menentukan sikap, mental, perilaku, kepribadian dan kecerdasan anak adalah pendidikan, pengalaman dan latihan-latihan yang diberikan dan dialami serta dilalui mereka sejak kecil. Jika diijinkan saya mengutip sebuah kalimat indah atau kata bijak yang dikemukakan oleh Carla Rinaldi dalam 30 Kiat Mencetak Anak Kreatif Mandiri (2006.5), “Kesuksesan dalam pendidikan anak sejak dini bergantung pada apakah pendidikan itu dapat berhubungan dengan lingkungan belajar di rumah dan di sekolah. Hal itu di dasarkan pada interaksi dan komunikasi antara anak, guru dan orang tua”. Kalimat di atas saya hubungkan dengan kegiatan pembelajaran yang di lakukan oleh guru. Suatu kegiatan pembelajaran akan sangat bermakna bagi peserta didik, apabila kegiatan pembelajaran tersebut mengutamakan interaksi dan komunikasi yang baik antara guru dan peserta didiknya, artinya kegiatan pembelajaran yang dilakukan merupakan tempat bagi peserta didik dalam mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya, sehingga tujuan pendidikan yang ingin dicapai dapat terlaksana.
Usia 6-8 tahun otak anak masih dalam tahap perkembangan atau mengalami masa kematangan. Pada usia delapan tahun  normalnya anak berada pada jenjang kelas dua atau tiga SD yang sebenarnya masih merupakan masa-masa keemasan bagi anak, karena proses menerima dan menyerap berbagai bentuk pengalaman baik dari guru ataupun lingkungan sekitar akan dengan mudah mereka terima.
Salah satu komponen yang sangat penting dalam dunia pendidikan adalah guru, guru merupakan ujung tombak pendidikan. Dalam konteks ini, guru mempunyai peranan yang sangat besar dan strategis, karena gurulah yang berada di barisan paling depan dalam pelaksanaan pendidikan. Guru langsung berhadapan dengan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran yang di dalamnya mencakup kegiatan pentransferan ilmu pengetahuan dan teknologi serta penanaman nilai-nilai positif melalui bimbingan dan juga tauladan.
Penggunaan prinsip mengajar bisa direncanakan guru sebelum proses belajar-mengajar berlangsung, bisa pula secara spontan dilaksanakan pada saat berlangsungnya proses belajar-mengajar, terutama bila kondisi belajar sudah menurun. Beberapa prinsip mengajar yang penting ialah motivasi, kooperasi dan kompetisi, korelasi dan integrasi, aplikasi dan transformasi, serta individualitas.
Penyelenggaraan pendidikan secara formal sudah berlangsung lama, namun sistem penyelenggaraan dan hasil belum sesuai yang kita harapkan. Salah satu fakta kongkrit adalah sampai sekarang masih terlalu sedikit para pendidik yang menerapkan rumusan tujuan instruksional secara jelas dan benar, memang sebagian sekolah mewajibkan guru-guru merancangkan pembelajaran dan tidak harus menerima apa-apa yang telah tersirat di buku mata pelajaran, pembelajaran itu dilaksanakan sesuai dengan kurikulum yang berlaku saat itu, seperti sekarang sekolah harus menerapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), kurikulum ini merupakan kurikulum mandiri berdasarkan kebutuhan, kepentingan masyarakat dan daerah. Mata pelajaran yang disampaikan kepada siswa-siswa di sekolah harus berdasarkan silabus atau pokok-pokok pelajaran yang dikembangkan oleh para guru yang disebut pengembangan silabus. Pengembangan silabus itu berisi standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar.
Berkenaan dengan hal itu peneliti menyadari sepenuhnya masalah-masalah yang selalu muncul dalam kegiatan pembelajaran. Seringkali guru merasa bingung menentukan model pembelajaran atau metode mengajar apa yang akan digunakan dalam proses pembelajaran. Gambaran ideal tentang siswa yang cerdas, aktif, kreatif dan mempunyai minat yang besar dalam mempelajari materi pembelajaran, serta hasil yang memuaskan dalam setiap tes yang dilakukan tidak terwujud. Kenyataan yang dijumpai malah sebaliknya, siswa kurang aktif dalam kegiatan, tidak berani bertanya, kurang percaya diri dalam menjawab pertanyaan guru, kurang bersemangat dalam mempelajari materi pembelajaran serta hasil tes yang dicapai rendah, dan masih banyak lagi kekurangan yang ditemui pada perilaku siswa yang mencerminkan keberhasilan pembelajaran.
Dari penjelasan latar belakang masalah sebagaimana tersebut di atas, dan dikaitkan dengan hasil belajar siswa mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) materi pokok “pengaruh cuaca bagi kehidupan”. Dari hasil tes pada studi pendahuluan dari 32 siswa menunjukan lima orang siswa (15,62%) yang memperoleh nilai 80 ke atas dan  27 orang siswa (84,38%) yang memperoleh nilai di bawah nilai 80, dengan perolehan nilai rata-rata kelas secara klasikal sebesar 66,56 dan tingkat partisipasi siswa dalam proses pembelajaran sebanyak 12 siswa atau 37,50% dari jumlah seluruh siswa sebanyak 32 orang.
Perolehan nilai di atas menandai tingkat penguasaan materi siswa sebagai hasil belajar dan dampak dari proses belajar yang telah dialaminya. Masih banyak siswa yang mengalami tidak tuntas belajar karena proses belajarnya. Namun itu tidak terjadi dengan sendirinya, melainkan efek dari pengelolaan proses pembelajaran yang dilakukan peneliti kurang mengantarkan siswa pada hal-hal yang diharapkan. Pengelolaan proses pembelajaran hingga bisa demikian karena mengikuti alur suatu metode yang kurang kompetitif. Salah satu upaya yang dilakukan adalah menerapkan metode kerja kelompok pada pembelajaran, sehingga diharapkan terjadi peningkatan  penguasaan materi pembelajaran oleh siswa.
Sadar akan hal tersebut agar tidak berdampak buruk bagi proses dan hasil belajar selanjutnya, dengan refleksi diri dan mendiskusikan dengan teman sejawat peneliti termotivasi untuk melakukan upaya untuk memperbaiki pembelajaran melalui Penelitian Tindakan Kelas dengan menggunakan metode kerja kelompok pada mata pelajaran IPA materi pokok cara menghemat energi  yang merupakan materi semester 2  pada siswa kelas III  SDN ............ 03 Kecamatan ............ Kabupaten ............ Tahun Pelajaran 2010/2011.
2.    Indentifikasi Masalah
Berdasarkan data di atas peneliti melakukan konsultasi kepada supervisor dan teman sejawat, untuk mengidentifikasi kelemahan dan atau kekurangan yang telah menyebabkan aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran yang telah dilaksanakan kurang memenuhi tuntutan yang diharapkan. Sehingga, dampaknya pada hasil belajar siswa tidak memenuhi target pembelajaran. Melalui hasil diskusi, diperoleh identifikasi masalah sebagai berikut.
a.    Siswa kurang terlibat aktif dalam pembelajaran
b.    Siswa tidak mencatat hal-hal penting selama proses pembelajaran berlangsung.
c.    Tingkat penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran  IPA yang berdampak hasil belajar rendah.
d.   Keaktifan  siswa dalam pelaksanaan proses pembelajaran kurang sesuai dengan harapan.
e.    Ketidakseriusan siswa dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran selama proses pembelajaran berlangsung.
f.     Rendahnya hasil belajar siswa terhadap materi pembelajaran  IPA yang berdampak rendahnya hasil belajar siswa.
3.    Analisis Masalah
Untuk mengetahui masalah yang sedang terjadi, peneliti melakukan anlisis masalah dan menempuh refleksi terhadap kinerja yang telah dilakukan, mengkaji literatur, serta diskusi dengan supervisor dan teman sejawat. Hasil analisis masalah yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa kemungkinan yang menjadi faktor penyebab rendahnya hasil belajar siswa dan aktivitas pembelajaran kurang kondusif adalah sebagai berikut.
a.    Model pembelajaran yang diambil tidak tepat dan penjelasan materi terlalu cepat, sehingga kurangnya model dialog yang interaktif, efektif dan kreatif.
b.    Guru tidak mampu mengembangkan model dialog yang efektif, aktif dan kreatif yang mengakibatkan kurangnya perhatian siswa saat pembelajaran berlangsung.
c.    Guru harus dapat menciptakan suasana pembelajaran yang lebih menarik.
d.   Guru harus lebih teliti melihat siswa yang kurang aktif dalam proses pembelajaran berlangsung.
Beberapa permasalahan yang telah dipaparkan di atas dapat diambil permasalahan utama yang akan diteliti adalah tingkat partisipasi belajar IPA masih rendah dan hasil  belajar siswa IPA masih rendah.  Melihat kondisi awal sebagaimana tersebut di atas, maka peneliti berusaha untuk mengatasi masalah-masalah yang timbul agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik sehingga prestasi belajar siswa dapat tercapai dengan melaksanakan perbaikan pembelajaran dengan menggunakan metode kerja kelompok.
Adapun kondisi ideal yang diharapkan adalah untuk meningkatkan partisipasi dan hasil belajar siswa sehingga tingkat ketuntasan belajar siswa dapat tercapai, memperbaiki proses dan memberikan  pengalaman nyata kepada siswa  tentang konsep pembelajaran yang diterimanya sehingga proses  pembelajaran dapat berjalan dengan baik serta tercapainya tujuan pelaksanaan proses pembelajaran, yaitu meningkatnya keaktifan dan hasil belajar siswa minimal 85% dari seluruh siswa yang mengikuti pembelajaran.
Dengan mempertimbangkan faktor penyebab di atas, maka dapat dirumuskan masalahnya untuk menjadi fokus perbaikan pembelajaran adalah Bagaimana upaya meningkatkan partisipasi dan hasil belajar siswa mata pelajaran IPA materi cara menghemat energi melalui penerapan metode kerja kelompok  di Kelas III  SDN ............ 03 Kecamatan ............ Tahun Pelajaran 2010/2011.
B.       Perumusan Masalah
Berdasarkan hal tersebut, maka dapat dirumuskan masalah untuk menjadi fokus perbaikan pembelajaran adalah :
1.    Apakah dengan penerapan metode kerja kelompok dalam pembelajaran IPA materi cara menghemat energi, partisipasi aktif siswa Kelas III  SDN ............ 03 Kecamatan ............ Kabupaten ............ dalam pembelajaran dapat ditingkatkan ?
2.    Apakah dengan penerapan metode kerja kelompok dalam pembelajaran IPA materi cara menghemat energi, hasil belajar siswa Kelas III  SDN ............ 03 Kecamatan ............ Kabupaten ............ dapat ditingkatkan?

C.    Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang diharapkan dari penelitian perbaikan pembelajaran ini adalah sebagai berikut
1.    Untuk meningkatkan partisipasi belajar siswa kelas III  SDN ............ 03 Kecamatan ............ Kabupaten ............ dalam pembelajaran IPA materi cara menghemat energi melalui metode kerja kelompok.
2.    Untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas III  SDN ............ 03 Kecamatan ............ Kabupaten ............ dalam pembelajaran IPA materi cara menghemat energi melalui metode kerja kelompok.

D.      Manfaat Penelitian
Diharapkan dengan pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dapat memberikan manfaat secara teoritis dan praktis  :
  1. Manfaat Teoritis
a.    Hasil penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan manfaat teoretis, yaitu memberikan sumbangan pemikiran dan kajian pada penelitian lebih lanjut yaitu berupa alternatif yang dapat dipertimbangkan dalam usaha memperbaiki mutu pendidikan dan mempertinggi interaksi belajar mengajar, khususnya dalam pelaksanaan pembelajaran IPA materi cara menghemat energi melalui metode kerja kelompok.
b.    Menambah khasanah pengembangan pengetahuan mengenai pembelajaran menulis paragraf deskripsi. Selain itu, juga mengembangkan teori pembelajaran pelaksanaan pembelajaran IPA materi cara menghemat energi melalui metode kerja kelompok.
  1. Manfaat Praktis
a.       Bagi siswa
Siswa dapat memperbaiki hasil belajarnya menjadi lebih baik dan menumbuhkan sikap kritis terhadap hasil belajarnya sehingga diharapkan partisipasi dan hasil belajar siswa dapat meningkat.
b.      Bagi Guru
Guru dapat memperbaiki kinerjanya untuk berkembang lebih profesional, dan dapat meningkatkan rasa percaya diri, dan untuk ikut aktif mengembangkan inovasi pembelajaran khususnya mata pelajaran IPA.
c.       Bagi Sekolah
Sekolah dapat berkembang karena adanya peningkatan kemampuan profesioanal guru dan kemampuan siswa, yang mana hal ini akan membawa citra positif bagi sekolah yang bersangkutan.


BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.     Pelaksanaan Penelitian
1.      Siklus Pertama
Kegiatan pelaksanaan perbaikan pembelajaran dilaksanakan dalam dua pertemuan, dengan penjelasan kegiatan sebagaimana diuraikan di bawah ini :
Kelas/Semester                  :     III  / 2
Mata Pelajaran                  :     Ilmu Pengetahuan Alam
Standar Kompetensi         :     Menerapkan konsep energi gerak
Kompetensi Dasar             :     Menerapkan cara menghemat energi dalam kehidupan sehari-hari
Materi Pembelajaran         :     Penerapan energi gerak
Indikator                           :     Menerapkan cara menghemat energi di rumah dan di sekolah
Waktu Pelaksanaan           :     04 April 2011 dan 06 April 2011
Alokasi Waktu                  :     3 x 35 menit (2 x pertemuan)
a.       Perencanaan
Perencanaan perbaikan pembelajaran siklus pertama disusun peneliti dengan cara berkolaborasi bersama teman sejawat. Di samping itu  peneliti merencanakan pula skenario tindakan dan menyusun instrumen penelitian, antara lain RPP, lembar observasi, lembar kerja siswa, alat peraga dan lembar tes formatif yang akan digunakan dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran.
Setelah hal itu dilengkapi langkah berikutnya yaitu melakukan perbaikan pembelajaran dalam dua kali pertemuan pada siklus pertama. Sebelum pelaksanaan, peneliti bersama-sama observer mengadakan simulasi untuk menghindari adanya kegagalan pada saat pelaksanaan kegiatan perbaikan pembelajaran berlangsung.

b.      Pelaksanaan
1)      Kegiatan Awal
Guru sebagai peneliti menyiapkan alat pelajaran berupa RPP, buku penunjang, alat peraga, lembar kerja, lembar observasi dan soal evaluasi.
Pada kegiatan awal pertemuan pertama, Peneliti memberi salam, mengabsen siswa dan mengatur tempat duduk. Selanjutnya peneliti mengadakan apersepsi dengan mengajukan pertanyaan apersepsi.  “Ibu Guru mau bertanya dulu kepada Alfa, “Sebutkan apa yang dimaksud dengan sumber energi ?,“  Alfa  menjawab, “Sumber energi adalah benda yang dapat memberikan energi pada benda lain untuk melakukan suatu kegiatan, Bu !”. “Ya, jawaban kamu benar !”.  “Sekarang kamu, Ernita!. Sebutkan Contoh sumber energi ?”. Ernita menjawab, “Contoh sumber-sumber energi yang terdapat di sekitar kita, antara lain, makanan, minyak bumi, gas alam, baterai, listrik, matahari, air, dan angin, Ibu Guru”. “Ya, betul !, Ibu bangga pada kalian, ternyata kalian murid yang rajin belajar”, puji peneliti sekaligus memberikan penguatan awal kegiatan pembelajaran.
Selesai  mengadakan apersepsi,  peneliti  menjelaskan  langkah-langkah belajar yang harus ditempuh oleh siswa agar berhasil  mencapai tujuan  yang diharapkan dalam perbaikan pembelajaran pada pertemuan pertama yang diharapkan dapat meningkatkan partisipasi dan hasil belajar siswa dari pelaksanaan studi awal.
2)      Kegiatan Inti
a)      Pertemuan Pertama
Sebelum menempuh kegiatan inti, peneliti  memotivasi siswa agar memiliki semangat untuk mengikuti pembelajaran. Barulah setelah itu peneliti menjelaskan materi ajaran menggunakan metode ceramah klasikal.  Pada pertengahan proses dilakukan tanya jawab disertai pembimbingan secara individu bagi siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar. “Anak-anak, coba kalian jelaskan pengertian dari sumber energi ?”, tanya Peneliti sambil menunjuk salah satu siswa yang bernama  Lupi Ismiyati untuk menjawabnya. “Sumber energi adalah benda yang dapat memberikan energi pada benda lain untuk melakukan suatu kegiatan, Ibu Guru !”, jawab Lupi Ismiyati. “Ya, tepat sekali jawabamu”, puji peneliti. “Nah, coba kalian jelaskan juga kegunaan masing-masing sumber energi. Misalnya gas !’, lanjut peneliti. Dwitama menjawab, “Gas alam digunakan untuk menggerakkan mesin uap di pabrik-pabrik dan sebagai bahan bakar kompor gas , Ibu Guru !”.  “Nah, dari contoh kegunaan sumber energi tersebut tersebut, coba kalian sebutkan kegunaan dari jenis-jenis sumber energi yang lain !’, tanya peneliti lagi. Hendra Setiawan menjawab, “air terjun mempunyai aliran air dalam jumlah besar sehingga dapat menghasilkan energi yang besar pula. Energi yang berasal dari aliran air terjun dapat digunakan untuk memutar turbin pada pusat pembangkit energi listrik, Ibu Guru !”. “Benar sekali jawaban kamu”, Nah, sekarang kamu  Saefudin, sebutkan yang lain !”, lanjut peneliti. Saefudin menjawab, “Kita sangat bergantung pada energi matahari. Dalam kehidupan sehari-hari, manusia memerlukan energi matahari, antara lain, untuk  menghangatkan tubuh dan mengeringkan pakaian”. “Ya, betul sekali. Ibu bangga pada kalian”, puji peneliti sekaligus untuk mengakhiri pelaksanaan pertemuan pertama siklus pertama.
b)      Pertemuan Kedua
Pada kegiatan inti pertemuan kedua, Peneliti memberi salam, mengabsen siswa dan mengatur tempat duduk. Selanjutnya peneliti mengadakan apersepsi dengan mengajukan pertanyaan apersepsi.  “Apakah kalian semua masih ingat dengan pelajaran kemarin ?”, tanya peneliti. “Masih, Ibu Guru !”. “Nah, coba kamu Natasya, sebutkan pengertian sumber energi?”, lanjut peneliti.  Natasya menjawab, Sumber energi adalah benda yang dapat memberikan energi pada benda lain untuk melakukan suatu kegiatan, Ibu Guru !”. “Bagus, jawaban kamu benar !”.  “Vistra, coba kamu jelaskan kegunaan energi  dalam kehidupan sehari-hari ?”.  dengan lantang Vistra menjawab, “Untuk menerangi rumah dan lingkungan sekitar di waktu malam, masyarakat di daerah yang belum terjangkau jaringan listrik umumnya menggunakan lampu minyak. Sedangkan, untuk daerah yang sudah terjangkau jaringan listrik, masyarakatnya menggunakan lampu listrik untuk menerangi rumah dan lingkungan sekitarnya, Bu !. contohnya nelayan, kalau tidak ada bahan bakar nelayan tidak jadi melaut, kalau kita mau bepergian di malam hari harus membawa senter, Ibu Guru !”. Peneliti menjawab, “Tepat sekali jawaban kamu, Vistra !, kamu memang anak yang pintar”, puji peneliti. Selesai  mengadakan apersepsi,  peneliti  menjelaskan  langkah-langkah belajar yang harus ditempuh oleh siswa agar berhasil  mencapai tujuan  yang diharapkan dalam perbaikan pembelajaran pada pertemuan kedua, yaitu dengan melaksanakan kerja kelompok membahas tentang cuaca.
Sebelum menempuh kegiatan inti, peneliti  membagi siswa menjadi beberapa kelompok berdasarkan kemampuan belajar. Siswa yang pintar digabungkan dengan siswa yang kurang pintar. Dari pembagian tersebut terbentuk 5 kelompok.  Kepada setiap kelompok peneliti memberikan lembar kerja untuk membahas masalah yang berbeda-benda. Tiap kelompok membahas satu permasalahan, kemudian peneliti memerintahkan siswa untuk memulai kerja kelompoknya.
Di sela-sela pelaksanaan kerja kelompok, peneliti memberikan penjelasan secara lisan tentang konsep materi pembelajaran dan sesekali memberikan pertanyaan kepada salah satu kelompok.  “Kelompok Meita Retnoningrum,  kalian membahas tentang apa?”, tanya Peneliti. “Cara menghemat bahan bakar, Ibu Guru !”, jawab Meita Retnoningrum. “Nah, coba kalian jelaskan pengertian tersebut dan sebutkan contohnya !’, lanjut peneliti.  Cahyo salah satu anggota kelompok Meita Retnoningrum menjawab, “Ada banyak cara untuk menghemat bahan bakar. Caranya dengan menggunakan bahan bakar sesuai kebutuhan. Misalnya, menggunakan motor jika diperlukan., Ibu Guru !”.  “Ya betul sekali jawaban kamu, Cahyo”, puji peneliti sekaligus untuk memberikan motivasi bagi kelompok lain untuk bekerja lebih giat.
3)      Kegiatan Akhir
Pada kegiatan akhir, setelah kegiatan kerja kelompok selesai, peneliti dan siswa melaksanakan kegiatan diskusi kelas untuk  menyimpulkan hasil kerja kelompok  untuk dicatat dalam buku catatan masing-masing dan dilanjutkan dengan  melaksanakan  tes formatif. “Nah, dari pelaksanaan diskusi kelas, apakah kalian sudah bisa memahami materi pembelajaran yang diberikan ?”, tanya peneliti. Sebagian siswa menjawab sudah, dan sebagian lagi menjawab belum. Untuk lebih memahamkan siswa terhadap materi yang baru dipelajari, peneliti memberikan bahan penugasan secara individu untuk diselesaikan di rumah.
c.       Observasi
Observasi dilakukan selama proses perbaikan pembelajaran  siklus pertama sedang berlangsung oleh observer (teman sejawat). Melalui  kegiatan ini diperoleh data proses belajar mengajar,  sebagai bukti otentik hasil perbaikan pembelajaran siklus pertama. Hasilnya menunjukkan bahwa belum semua siswa terlibat aktif dalam pelaksanaan kerja kelompok sehingga pada pelaksanaan diskusi kelas dan tes formatif hasilnya belum sesuai harapan.
d.      Refleksi
Berdasarkan hasil observasi dan analisis terhadap hasil tes formatif siklus satu secara umum proses pembelajaran mengalami peningkatan yang cukup signifikan dari studi awal.  Hasil belajar yang belum maksimal tersebut peneliti bahas melalui diskusi antara teman sejawat, dan disimpulkan bahwa  akan dilakukan refleksi untuk menyusun rencana tindakan siklus kedua serta membentuk kelompok siswa berdasarkan kedekatan pertemanan di dalam kelas.   Diharapkan dengan pembentukan kelompok berdasarkan kedekatan pertemanan di kelas maka suasana kondusif dalam kerja kelompok dapat tercapai sehingga siswa dapat lebih “enjoy” dan “rileks” dalam melaksanakan kerja kelompok.

2.      Siklus kedua
Kegiatan pelaksanaan perbaikan pembelajaran dilaksanakan dalam dua pertemuan, dengan penjelasan kegiatan sebagaimana diuraikan di bawah ini :
Kelas/Semester                  :     III  / 2
Mata Pelajaran                  :     Ilmu Pengetahuan Alam
Standar Kompetensi         :     Menerapkan konsep energi gerak
Kompetensi Dasar             :     Menerapkan cara menghemat energi dalam kehidupan sehari-hari
Materi Pembelajaran         :     Penerapan energi gerak
Indikator                           :     Menerapkan cara menghemat energi di rumah dan di sekolah
Waktu Pelaksanaan           :     09 April 2011 dan 11 April 2011
Alokasi Waktu                  :     3 x 35 menit (2 x pertemuan)
a.       Perencanaan
Berdasarkan hasil refleksi dan pengamatan observer pada siklus pertama, peneliti melakukan revisi terhadap Rencana Perbaikan Pembelajaran Skenario dan langkah-langkah yang akan ditempuh oleh guru dan siswa pada saat melaksanakan kegiatan perbaikan pembelajaran, seperti pada siklus pertama, hanya saja dalam kegiatan inti lebih peneliti akan mengubah anggota kelompok berdasarkan kedekatan pertemanan di dalam kelas untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam bekerja kelompok sehingga diharapkan siswa dapat lebih “enjoy” dan “rileks” dalam melaksanakan kerja kelompok.
Setelah hal itu dilengkapi langkah berikutnya yaitu melakukan perbaikan pembelajaran dalam dua kali pertemuan pada siklus pertama. Sebelum pelaksanaan, peneliti bersama-sama observer mengadakan simulasi untuk menghindari adanya kegagalan pada saat pelaksanaan.
b.      Pelaksanaan
1)      Kegiatan Awal
Peneliti memasuki ruang kelas  dan menyampaikan salam, menginstruksikan kepada ketua kelas  agar memimpin doa sebelum belajar, dan dilanjutkan dengan mengabsen kehadiran siswa.
Kemudian peneliti dan siswa mengadakan apersepsi  melalui tanya jawab sehubungan dengan materi yang akan dipelajari. Adapun  pertanyaan  yang diajukan peneliti dan berikut  jawaban siswa,  sebagaimana   tampak pada deskripsi berikut.
“Pada pertemuan siklus pertama,  kita pernah membahas   cara menghemat energi”. “Apakah kalian masih mengingatnya?”. “Masih Bu”, jawab seluruh siswa. “Nah kalau begitu Ibu mau bertanya kepada Rizky Widodo”. “Rizky Widodo, apakah di rumah kamu pernah melakukan penghematan energi, kalau iya bagaimana caranya?”. “Ya, Bu !. Misalnya hanya menggunakan air sesuai kebutuhan pokoknya. Misalnya, mandi, minum, masak, dan mencuci. Janganlah menghamburkan air. Tutuplah kran air, jika tidak diperlukan. Agar air di lingkungan kita tetap tersedia.”. “Ya, benar !.” jawab peneliti.
2)      Kegiatan Inti
a)      Pertemuan Pertama
Selesai  mengadakan apersepsi,  peneliti  menjelaskan  langkah-langkah belajar yang harus ditempuh oleh siswa agar berhasil  mencapai tujuan yang diharapkan dalam perbaikan pembelajaran siklus kedua pertemuan pertama.
Sebelum menempuh kegiatan inti, peneliti  memotivasi siswa agar memiliki semangat untuk mengikuti pembelajaran. Barulah setelah itu peneliti menjelaskan materi ajaran menggunakan metode ceramah klasikal.  Pada pertengahan proses dilakukan tanya jawab disertai pembimbingan secara individu bagi siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar. Peneliti menyajikan beberapa gambar :





Gambar 4.1  Beberapa hal yang membutuhkan sumber energi pada saat penggunaannya (Sumber : Buku IPA 3, Ahmad Zulfikar Zein, dkk, 2009 : 71-72).

Peneliti mengajukan beberapa pernyataan mengenai gambar yang disajikan, “Ernita, coba kamu jelaskan kegiatan pada gambar yang pertama”, tanya peneliti. Ernita menjawab, “orang sedang mengisi bahan bakar, Ibu Guru”. “Ya betul, sekarang coba Febby, sebutkan cara menghemat bahan bakar sebagaimana gambar pertama ?”, lanjut peneliti. Febby menjawab, “Jangan dipakai kemana-kemana, Ibu Guru”, jawab Febby. Mendengar jawaban Febby, serempak semua siswa tertawa. Peneliti kemudian memberikan penjelasan bahwa jawaban yang diberikan Febby kurang tepat, dan menjelaskan jawaban yang benar. “Nah, Febby bagaimana, kamu sudah mengerti ?”. Febby menjawab sambil tersipu malu, “Sudah, Ibu Guru”. Peneliti terus memberikan pertanyaan seputar gambar yang disajikan untuk meningkatkan pemahaman siswa, sekaligus untuk mengakhiri pelaksanaan pertemuan pertama siklus kedua.
b)      Pertemuan Kedua
Pada kegiatan inti pertemuan kedua, Peneliti memberi salam, mengabsen siswa dan mengatur tempat duduk. Selanjutnya peneliti mengadakan apersepsi dengan mengajukan pertanyaan apersepsi.  “Apakah kalian semua masih ingat dengan pelajaran kemarin ?”, tanya peneliti. “Masih, Ibu Guru !”. “Nah, coba kamu Ana Aulisari, sebutkan hal-hal apa yang pernah kamu lakukan untuk menghemat energi ?”, lanjut peneliti.  Ana Aulisari menjawab, mematikan lampu yang tidak digunakan, Ibu Guru !”. “Bagus, jawaban kamu benar !”.  “Febby Yolanda, coba sebutkan yang lain ?”. Febby Yolanda menjawab, “untuk menghemat bahan bakar. Caranya dengan menggunakan bahan bakar sesuai kebutuhan. Misalnya, menggunakan motor jika diperlukan. Contoh lainnya saat membakar sampah. Jika sampah masih basah, jangan membakarnya menggunakan minyak tanah. Hal itu disebut pemborosan. Kita cukup menunggu sampai mengering. Selanjutnya, sampah dibakar. , Bu !. Peneliti menjawab, “Tepat sekali jawaban kamu, Febby!, kamu memang anak yang pintar”, puji peneliti. Selesai  mengadakan apersepsi,  peneliti  menjelaskan  langkah-langkah belajar yang harus ditempuh oleh siswa agar berhasil  mencapai tujuan  yang diharapkan dalam perbaikan pembelajaran pada pertemuan kedua, yaitu dengan melaksanakan kerja kelompok.
Sebelum menempuh kegiatan inti, peneliti  membagi siswa menjadi beberapa kelompok berdasarkan kedekatan pertemanan dalam kelas.   Dari pembagian tersebut terbentuk 6 kelompok.  Kepada setiap kelompok peneliti memberikan lembar kerja untuk membahas masalah yang berbeda-benda. Tiap kelompok membahas satu permasalahan, kemudian peneliti memerintahkan siswa untuk memulai kerja kelompoknya.
Di sela-sela pelaksanaan kerja kelompok, peneliti lisan tentang konsep materi pembelajaran dan sesekali memberikan pertanyaan kepada salah satu kelompok.  “Kelompok Dwitama,  kalian membahas tentang apa?”, tanya Peneliti. “Cara menghemat energi listrik, Ibu Guru !”, jawab Dwitama. “Nah, coba kalian jelaskan pengertian tersebut dan sebutkan contohnya !’, lanjut peneliti.  Eka Pramono  salah satu anggota kelompok Dwitama menjawab, “Kurangilah nyala lampu listrik. Misalnya, pada saat kita tidur menggunakan alat-alat listrik yang hemat energi, kamar kosong tidak perlu diberi peneranganmemberikan penjelasan secara, Ibu Guru !”.  “Ya betul sekali jawaban kamu, .  Eka Pramono ”, puji peneliti sekaligus untuk memberikan motivasi bagi kelompok lain untuk bekerja lebih giat.
Setelah kegiatan kerja kelompok selesai, peneliti dan siswa melaksanakan kegiatan diskusi kelas untuk  menyimpulkan hasil kerja kelompok  untuk dicatat dalam buku catatan masing-masing dan dilanjutkan dengan  melaksanakan  tes formatif. “Nah, dari pelaksanaan diskusi kelas, apakah kalian sudah bisa memahami materi pembelajaran yang diberikan ?”, tanya peneliti. Sebagian siswa menjawab sudah, dan sebagian lagi menjawab belum. Melihat kondisi tersebut, peneliti mengulangi lagi penjelasan tentang materi pembelajaran secara ringkas dan padat.
3)      Kegiatan Akhir
Pada  kegiatan akhir, peneliti dan siswa menempuh dua langkah kegiatan, yaitu : menyimpulkan hasil diskusi dan melaksanakan  tes formatif. Untuk lebih memahamkan siswa terhadap materi yang baru dipelajari, peneliti memberikan bahan penugasan secara individu untuk diselesaikan di rumah.
c.       Observasi
Pelaksanaan  observasi  dilakukan selama proses perbaikan pembelajaran  siklus kedua berlangsung. Yang melakukan hal ini adalah  teman sejawat. Melalui  kegiatan ini  diperoleh  data proses belajar mengajar,  sebagai bukti otentik  hasil perbaikan pembelajaran siklus kedua. Dari hasil observasi yang dilakukan menunjukkan bahwa pembentukan kelompok berdasarkan kedekatan pertemanan menunjukkan hasil yang baik, siswa terlibat aktif, tidak canggung dan malu-malu dalam mengemukakan pendapatnya dalam pelaksanaan kerja kelompok.
d.      Refleksi
Hasil observasi dan tes formatif bahwa proses perbaikan pembelajaran belum sepenuhnya berhasil karena belum semua kriteria keberhasilan proses pembelajaran tercapai. Sebagai upaya perbaikan, atas dasar diskusi dengan observer maka pada pelaksanaan proses perbaikan pembelajaran siklus ketiga akan dilakukan dengan menambahkan metode kerja kelompok dengan  pembentukan kelompok berdasarkan kedekatan pertemanan, masih belum berhasil secara maksimal, maka perlu dilaksanakan pengulangan pembelajaran untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi dengan tetap menggunakan pembentukan kelompok berdasarkan tingkat ketuntasan dengan harapan siswa yang tuntas dapat membimbing siswa yang belum tuntas sehingga diharapkan pada pelaksanaan siklus ketiga semua kriteria keberhasilan proses perbaikan pembelajaran dapat tercapai, dan proses pembelajaran dinyatakan tuntas.
3.      Siklus ketiga
Kegiatan pelaksanaan perbaikan pembelajaran dilaksanakan dalam dua pertemuan, dengan penjelasan kegiatan sebagaimana diuraikan di bawah ini :
Kelas/Semester                  :     III  / 2
Mata Pelajaran                  :     Ilmu Pengetahuan Alam
Standar Kompetensi         :     Menerapkan konsep energi gerak
Kompetensi Dasar             :     Menerapkan cara menghemat energi dalam kehidupan sehari-hari
Materi Pembelajaran         :     Penerapan energi gerak
Indikator                           :     Menerapkan cara menghemat energi di rumah dan di sekolah

Waktu Pelaksanaan           :     13 April 2011 dan 15 April 2011
Alokasi Waktu                  :     3 x 35 menit (2 x pertemuan)
a. Perencanaan
Berdasarkan hasil refleksi dan pengamatan observer pada siklus pertama, peneliti melakukan revisi terhadap Rencana Perbaikan Pembelajaran Skenario dan langkah-langkah yang akan ditempuh oleh guru dan siswa pada saat melaksanakan kegiatan perbaikan pembelajaran, seperti pada siklus kedua, hanya saja dalam kegiatan inti lebih peneliti akan mengubah anggota kelompok berdasarkan tingkat ketuntasan belajar dengan harapan siswa yang tuntas dapat memberikan bimbingan secara individu kepada siswa belum tuntas belajarnya sehingga diharapkan dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran sehingga peningkatan partisipasi dan hasil belajar siswa dapat tercapai secara maksimal di siklus ketiga.
Setelah hal itu dilengkapi langkah berikutnya yaitu melakukan perbaikan pembelajaran dalam dua kali pertemuan pada siklus pertama. Sebelum pelaksanaan, peneliti bersama-sama observer mengadakan simulasi untuk menghindari adanya kegagalan pada saat pelaksanaan.
b.      Pelaksanaan
1)      Kegiatan Awal
Peneliti memasuki ruang kelas  dan menyampaikan salam, menginstruksikan kepada ketua kelas  agar memimpin doa sebelum belajar, dan dilanjutkan dengan mengabsen kehadiran siswa.
Kemudian peneliti dan siswa mengadakan apersepsi  melalui tanya jawab sehubungan dengan materi yang akan dipelajari. Adapun  pertanyaan  yang diajukan peneliti dan berikut  jawaban siswa,  sebagaimana   tampak pada deskripsi berikut.
“Pada pertemuan siklus kedua,  kita pernah membahas   cara menghemat energi”. “Apakah kalian masih mengingatnya?”. “Masih Bu”, jawab seluruh siswa. “Coba sebutkan cara menghemat sumber air ?“, tanya peneliti. Edi Setiawan  menjawab, “Cara Melakukan penghematan. Misalnya, hanya menggunakan air sesuai kebutuhan pokoknya. Misalnya, mandi, minum, masak, dan mencuci. Janganlah menghamburkan air. Tutuplah kran air, jika tidak diperlukan, Ibu Guru !”. “Kalau cara menghemat minyak tanah?”, “menggunakan kompor yang hemat energi, Ibu Guru !”. “Ya, betul. Ternyata kalian anak-anak Ibu yang rajin, ini terbukti kalian bisa menjawab semua pertanyaan yang Ibu berikan dengan benar”, puji peneliti.
2)      Kegiatan Inti
a)      Pertemuan Pertama
Selesai dirasakan cukup mengadakan apersepsi,  peneliti  menjelaskan  langkah-langkah belajar yang harus ditempuh oleh siswa agar berhasil  mencapai tujuan yang diharapkan dalam perbaikan pembelajaran siklus ketiga pertemuan pertama.
Sebelum menempuh kegiatan inti, peneliti  memotivasi siswa agar memiliki semangat untuk mengikuti pembelajaran. Barulah setelah itu peneliti menjelaskan materi ajaran menggunakan metode ceramah klasikal.  Pada pertengahan proses dilakukan tanya jawab disertai pembimbingan secara individu bagi siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar. Peneliti menyajikan beberapa gambar :















Gambar 4.2  Berbagai jenis sumber-sumber energi yang ada di sekitar kita  Sumber : Buku IPA 3, Ahmad Zulfikar Zein, dkk, 2009 : 76-79)

Peneliti memberikan penjelasan mengenai gambar yang disajikan, Saat ini, sebagian besar bahan bakar untuk kendaraan dan berbagai mesin berasal dari minyak bumi. Saat melakukan pengeboran minyak bumi, adakalanya mengenai lapisan gas yang disebut gas bumi atau gas alam. Gas alam digunakan untuk menggerakkan mesin uap di pabrik-pabrik dan sebagai bahan bakar kompor gas. Apa di rumahmu terdapat kompor gas? Energi listrik digunakan secara luas dalam kehidupan sehari-hari. Mulai untuk menyalakan lampu penerangan sampai untuk menghidupkan alat-alat listrik lainnya. Misalnya, kipas angin, radio, televisi, lemari es, setrika, tape recorder (baca: tip rekorder), komputer, kompor listrik, dan penanak nasi atau rice cooker (baca: rais kuker).
Setiap hari manusia memerlukan bahan bakar. Misalnya, bensin, solar, minyak tanah, dan batu bara. Bahan bakar ini diperoleh dari pertambangan. Setelah diolah baru dihasilkan bahan bakar yang kita gunakan. Energi bahan bakar persediaannya terbatas. Pada saatnya nanti akan habis. Oleh karena itu, bahan bakar perlu dihemat penggunaannya. Bagaimana cara melakukan penghematan?
Ada banyak cara untuk menghemat bahan bakar. Caranya dengan menggunakan bahan bakar sesuai kebutuhan. Misalnya, menggunakan motor jika diperlukan. Contoh lainnya saat membakar sampah. Jika sampah masih basah, jangan membakarnya menggunakan minyak tanah. Hal itu disebuy pemborosan. Kita cukup menunggu sampai mengering. Selanjutnya, sampah dibakar.
Penjelasan tentang gambar tersebut sekaligus mengakhiri pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada pertemuan pertama siklus ketiga.
b)      Pertemuan Kedua
Pada kegiatan inti pertemuan kedua, Peneliti memberi salam, mengabsen siswa dan mengatur tempat duduk. Selanjutnya peneliti mengadakan apersepsi dengan mengajukan pertanyaan apersepsi.  “Apakah kalian semua masih ingat dengan pelajaran kemarin ?”, tanya peneliti. “Masih, Ibu Guru !”. “Nah, coba kamu Nurzaman, sebutkan sumber energi apa yang menggerakkan kincir angin ?”, lanjut peneliti.  Nurzaman menjawab, “Angin, Ibu Guru !”. “Bagus, jawaban kamu benar !”.  “Dafit Triana, coba kamu sebutkan apa yang cara menghemat energi listrik?”. Dafit Triana menjawab, “Listrik adalah sumber energi yang dapat habis. Apabila sumbernya habis maka tidak dapat digunakan. Misalnya listrik berasal dari PLTA. Jika sumber air habis, listrik tidak dapat menyala lagi. Oleh karena itu, kita perlu menghemat listrik. Kurangilah nyala lampu listrik. Misalnya, pada saat kita tidur, Bu !. Peneliti menjawab, “Tepat sekali jawaban kamu, Dafit Triana !, kamu memang anak yang pintar”, puji peneliti. Selesai  mengadakan apersepsi,  peneliti  menjelaskan  langkah-langkah belajar yang harus ditempuh oleh siswa agar berhasil  mencapai tujuan  yang diharapkan dalam perbaikan pembelajaran pada pertemuan kedua, yaitu dengan melaksanakan kerja kelompok.
Sebelum menempuh kegiatan inti, peneliti  membagi siswa menjadi beberapa kelompok berdasarkan ketuntasan hasil belajar dalam kelas.   Dari pembagian tersebut terbentuk 8 kelompok.  Kepada setiap kelompok peneliti memberikan lembar kerja untuk membahas masalah yang berbeda-benda. Tiap kelompok membahas satu permasalahan, kemudian peneliti memerintahkan siswa untuk memulai kerja kelompoknya.
Di sela-sela pelaksanaan kerja kelompok, peneliti memberikan penjelasan secara lisan tentang konsep materi pembelajaran dan sesekali memberikan pertanyaan kepada salah satu kelompok.  “Kelompok Natasya,  kalian membahas tentang apa?”, tanya Peneliti. “Cara menghemat sumber energi yang bisa diperbaharuai, Ibu Guru !”, jawab Natasya. “Nah, coba kalian jelaskan pengertian tersebut dan sebutkan contohnya !’, lanjut peneliti. Sulis salah satu anggota kelompok Natasya menjawab, “Sehari-hari kita menggunakan energi panas matahari. Misalnya, untuk menjemur pakaian. Petani mengeringkan hasil panennya juga dengan panas matahari. Masih banyak lagi kegunaan sinar matahari. Udara yang kita hirup tidak dapat habis. Setiap hari kita bernapas. Bernapas adalah menghirup udara. Kita memerlukan oksigen dan mengeluarkan zat asam arang saat bernapas. Walaupun sumber panas matahari dan udara itu tidak habis. Namun harus kita gunakan dengan sebaik-baiknya. Kita butuh udara bersih. Janganlah kita membuat pencemaran udara, Ibu Guru !”.  “Ya betul sekali jawaban kamu, Sulis”, puji peneliti sekaligus untuk memberikan motivasi bagi kelompok lain untuk bekerja lebih giat.
Setelah kegiatan kerja kelompok selesai, peneliti dan siswa melaksanakan kegiatan diskusi kelas untuk  menyimpulkan hasil kerja kelompok  untuk dicatat dalam buku catatan masing-masing dan dilanjutkan dengan  melaksanakan  tes formatif. “Nah, dari pelaksanaan diskusi kelas, apakah kalian sudah bisa memahami materi pembelajaran yang diberikan ?”, tanya peneliti. Sebagian siswa menjawab sudah, dan sebagian lagi menjawab belum. Melihat kondisi tersebut, peneliti melakukan penjelasan ulang mengenai materi pembelajaran secara singkat dan padat.
3)      Kegiatan Akhir
Pada  kegiatan akhir, peneliti dan siswa menempuh dua langkah kegiatan, yaitu : menyimpulkan hasil diskusi dan melaksanakan  tes formatif. Untuk lebih memahamkan siswa terhadap materi yang baru dipelajari, peneliti memberikan bahan penugasan secara individu untuk diselesaikan di rumah.
c.       Observasi
Pelaksanaan  observasi  dilakukan selama proses perbaikan pembelajaran  siklus kedua berlangsung. Yang melakukan hal ini adalah  teman sejawat. Melalui  kegiatan ini  diperoleh  data proses belajar mengajar,  sebagai bukti otentik  hasil perbaikan pembelajaran siklus kedua. Dari hasil observasi yang dilakukan menunjukkan bahwa pembentukan kelompok berdasarkan ketuntasan belajar menunjukkan hasil yang baik, siswa yang tuntas tampak memberikan bimbingan kepada siswa tidak tuntas, sehingga diharapkan hasil proses pembelajaran dapat memenuhi kriteria yang ditentukan.
d.      Refleksi
Hasil observasi dan tes formatif menunjukkan bahwa pelaksanaan perbaikan pembelajaran pada siklus ketiga telah mencapai kriteria keberhasilan yang ditetapkan sehingga pelaksanaan perbaikan pembelajaran dinyatakan tuntas dan selesai pada siklus ketiga.