BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Taman
Kanak-kanak merupakan pendidikan pra sekolah di jalur Pendidikan formal. Sesuai
dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2003 Pasal 28 ayat (2)
yang berbunyi “ Pendidikan Usia Dini dapat diselenggarakan melalui pendidikan
formal, non formal atau informal”. Berdasarkan pasal tersebut jelas bahwa
pendidikan anak usia dini juga menjadi tanggungjawab pemerintah dan masyarakat
secara melembaga resmi / pemerintah maupun non pemerintah. Ditegaskan pada ayat
( 3 ) bahwa Pendidikan Usia Dini pada jalur pendidikan formal berbentuk Taman
Kanak- kanak ( TK ), Raudlatul Athfal ( RA ) atau bentuk lain yang sederajat.
Anak TK tergolong
anak usia pra sekolah yakni 4 – 6 tahun. Pada masa ini merupakan masa peka bagi
anak yakni anak mulai sensitif untuk menerima berbagai perkembangan seluruh
potensi yang dimilikinya. Perkembangan kecerdasan anak mengalami peningkatan
dari 50 % menjadi 80 %. Masa ini juga merupakan masa untuk meletakkan dasar
pertama dalam mengembangkan kemampuan fisik, kognitif, bahasa, seni, sosial
emosional, disiplin, kemandirian, moral dan nilai agama. Oleh sebab itu,
dibutuhkan kondisi dan stimulasi yang sesuai dengan kebutuhan anak agar
pertumbuhan dan perkembangan anak tercapai secara optimal.
Anak taman
kanak-kanak adalah anak yang sedang berada dalam rentang usia 4-6 tahun, yang
merupakan sosok individu yang sedang berada dalam proses perkembangan.
Perkembangan anak merupakan proses perubahan perilaku dari tidak matang menjadi
matang, dari sederhana menjadi kompleks, suatu proses evolusi manusia dari
ketergantungan menjadi makhluk dewasa yang mandiri. Perkembangan anak adalah
suatu proses perubahan dimana anak belajar menguasai tingkat yang lebih tinggi
dari aspek-aspek : gerakan, berpikir, perasaan, dan interaksi baik dengan
sesama maupun dengan benda-benda dalam lingkungan hidupnya.
Para
ahli banyak yang menyatakan otak kanan dan otak kiri harus bisa berkoordinasi
dengan baik. Hal ini sangat diperlukan dalam mengembangkan dan memaksimalkan
fungsi otak. Kecerdasan otak kiri yang mengandalkan logika sangat penting dalam
kehidupan manusia, tetapi tanpa disertai dengan kecerdasan otak kanan, orang
tidak inovativ dan kreatif. Imajinasi, daya cipta, perasaan merupakan fungsi
otak kanan, yang sangat menentukan kreativitas manusia. Untuk melatih koordinasi
otak ini sebagian orang ada yang melatih diri dengan musik, melukis, dan cara
lainnya. Salah satu cara untuk mengembangkan kreativitas anak misalnya melalui
seni. Dengan seni, anak bisa diberi kesempatan untuk berkreasi, berimajinasi,
mencipta, menghargai, dan tentu juga mengembangkan pribadinya. (Jordan E. Ayan,
2002:40).
Kekuatan kesenian
sebagian berasal dari kemampuannya membawa kita keluar dari kehidupan
sehari-hari. Kesenian mendorong kita berpikir dengan cara yang sama sekali
baru. Kesenian visual menggunakan gambar, bentuk, warna, dan ruang untuk
menyampaikan setumpuk gagasan lewat ruang yang sempit dan dalam waktu singkat.
Kesenian dapat digunakan sebagai alat untuk mendorong kreativitas dalam
berbagai bidang (Jordan E. Ayan, 2002:182).
Para
seniman sudah lama tahu bahwa ada warna-warna tertentu yang membuat kita merasa
penuh energi, sementara warna lain punya efek menenangkan. Demikian juga, para
perancang masa kini menggunakan warna, dengan cara yang jauh lebih canggih,
untuk menciptakan lingkungan khusus bagi pembelajaran, penyembuhan, tidur, dan
banyak kegiatan lain. Ada
beberapa cara dasar penggunaan warna untuk menciptakan lingkungan kreatif.
(Jordan E. Ayan, 2002:106).
Pada umur 2-3
tahun anak telah mengenal warna dasar walaupun belum lengkap, hal ini perlu
dibantu untuk membantu kreativitas anak di kemudian hari (Shahib, 2003:63)
Pengenalan warna pada anak adalah sebagai modal utama untuk melakukan aktivitas
dari respon alami dari luar yang terdapat pada jiwa anak. Seperti yang telah
kita ketahui bahwa kehidupan manusia tidak lepas dari unsur warna, karena warna
selalu ada di manapun manusia itu bergerak, sehingga secara tidak langsung
warna mempengaruhi kejiwaan termasuk anak.
Dari warna manusia
dapat memperoleh motivasi ekstrinsik yaitu motivasi yang keluar dari diri
manusia itu sendiri. Peranan warna dalam membangkitkan motivasi ekstrinsik
dapat dicontohkan sebagai berikut, bila dalam kehidupan sehari-hari pandangan
manusia terbatas melihat hitam dan putih, dapat dipastikan manusia itu akan
mengalami kejenuhan dan kebosanan hingga bila melakukan sesuatu kegiatan bisa
saja di dalamnya dilakukan dengan perasan tertekan atau monoton. Demikia juga
dengan pengaruh warna pada kejiwaan anak-anak.
Anak-anak
mengalami perkembangan daya imajinasi yang mempengaruhi fantasi mereka tentang
apa yang dilihatnya dan dirasakan. Warna sebagai salah satu sarana untuk
mengekspresikan fantasi-fantasi mereka dan membentuk kreativitas anak.
Seiring dengan
perkembangan fisik yang beranjak matang, perkembangan motorik anak sudah dapat
terkoordinasi dengan baik. Setiap gerakannya sudah selaras dengan kebutuhan
atau minatnya. Masa ini ditandai dengan kelebihan gerak atau aktivitas. Oleh
karena itu, usia ini merupakan masa yang ideal untuk belajar keterampilan yang
berkaitan dengan motorik, seperti menulis, menggambar, melukis, berenang, main
bola dan atletik Perkembangan fisik yang normal merupakan salah satu faktor
penentu kelancaran proses belajar, baik dalam bidang pengetahuan maupun
keterampilan.
Di Taman
Kanak-kanak ........... ........... Kecamatan ........... diketahui bahwa
peserta didiknya masih kurang pengetahuannya tentang pencampuran warna. Kondisi
awal menunjukkan bahwa hanya 6 siswa (24%) yang dinyatakan mampu melaksanakan
pencampuran warna dengan benar, sedangkan sisanya sebanyak 19 siswa (76%)
dinyatakan belum bisa melaksanakan pencampuran warna dengan benar. Berdasarkan
uraian di atas maka sebagai upaya peningkatan kemampuan siswa maka peneliti
akan melaksanakan kegiatan penelitian tindakan kelas dengan judul upaya
meningkatkan keterampilan mencampur warna melalui metode demonstrasi di Taman
Kanak-Kanak ........... Kecamatan ........... Kabupaten ........... Tahun
Pelajaran ............
B.
Perumusan
Masalah
Berdasarkan uraian
sebagaimana latar belakang masalah di atas, maka dapat ditentukan rumusan
masalah dari pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini, yaitu : apakah
penggunaan metode demonstrasi dapat meningkatkan kemampuan mencampur warna di Taman Kanak-kanak ........... ........... Kecamatan ...........
Kabupaten ........... Tahun Pelajaran ............
C.
Tujuan
Penelitian
Adapun tujuan dari pelaksanaan perbaikan pembelajaran dengan penelitian
tindakan kelas ini adalah :
1.
Untuk mengetahui peningkatkan kemampuan anak didik di Taman Kanak-kanak ........... ........... Kecamatan ...........
Kabupaten ........... Tahun Pelajaran ........... dalam hal pencampuran warna.
2.
Untuk membuktikan efektifitas penggunaan metode
demonstrasi sebagai upaya meningkatkan kemampuan anak didik di Taman Kanak-kanak ........... ........... Kecamatan ...........
Kabupaten ........... Tahun Pelajaran ........... dalam hal pencampuran warna.
D.
Manfaat
Penelitian
Beberapa manfaat
penelitian diharapkan akan sangat bermanfaat bagi pengelolaan pembelajaran
diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak terutama :
1. Sekolah, penelitian ini dapatnya bermanfaat
untuk tambahan bekal pengalaman sebagai pedoman lebih lanjut dalam mengambil
kebijakan di sekolah dalam memberikan bimbingan mengajar kepada guru dan
pengembangan lebih lanjut.
2. Bagi Guru, hasil penelitian ini dapatnya
bermanfaat dalam menambah khasanah keilmuannya, sehingga semakin luas wawasan
kependidikan dan bertambah wawasan berfikir inovatif dan kreatif dalam
pendidikan ke depan., terutama dalam memperkaya bekal berimprovisasi dalam
pembelajaran yang penuh kreatif yang pada akhirnya akan menyenangkan bagi anak
dalam pembelajaran lebih lanjut.
3.
Siswa, memberi motivasi belajar yang
lebih baik, lebih aktif dalam belajar dan mampu menggambar bebas secara
sederhana dan menyenangkan dengan permainan warna yang semakin baik.
4. Bagi Orang Tua, hasil penelitian ini dapat
dijadikan pedoman dalam memotivasi anak secara berkesinambungan.
5. Bagi Peneliti, hasil penelitian ini dapat
dijadikan acuan dalam melakukan Penelitian yang sejenis.
0 comments:
Post a Comment
Silahkan berkomentar, hindari unsur SARA.
Terima kasih