Lencana Facebook

banner image

Monday 13 January 2014

PTK : PENINGKATAN MINAT DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI PEMBELAJARAN PERPINDAHAN PANAS MELALUI PENERAPAN METODE EKSPERIMAN PADA SISWA KELAS IV SEMESTER II SD NEGERI



BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang Masalah
Sebuah permasalahan yang terjadi dan dihadapi pada dunia pendidikan kita, adalah masalah lemahnya proses pembelajaran. Yang terjadi pada saat ini rata-rata dalam  proses  pembelajarannya  di  dalam  kelas,  seorang  anak  kurang  didorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Proses pembelajaran di dalam kelas, guru  atau  pendidik  kebanyakan  hanya  mengarahkan  anak  untuk  mampu menghapal berbagai informasi; otak anak dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi yang diingatnya itu untuk  menghubungkannya  dengan  kehidupan  sehari-hari.  
Manusia  membutuhkan  pendidikan  dalam  kehidupannya.  Pendidikan  adalah usaha  sadar  dan  terencana  untuk  mewujudkan  suasana  belajar  dan  proses pembelajaran  agar  peserta  didik  secara  aktif  mengembangkan  potensi  dirinya untuk  memiliki  kekuatan  spiritual  keagamaan,  pengendalian  diri,  kepribadian, kecerdasan  akhlak  mulia,  serta  ketrampilan  yang  diperlukan  dirinya,  masyarakat bangsa  dan  Negara  (pasal  1  UU  RI  No.  20  Tahun  2003  tentang SISDIKNAS).  Pendidikan  hendaknya  di  mulai  sejak  dini,  pada  setiap tahapan  perkembangan  hingga  akhir  hayat.  Sebab  itu,  pendidikan  hendaknya diselenggarakan baik pada jalur pendidikan formal maupun nonformal yang dapat saling melengkapi dan memperkaya.
Pada  mata  pelajaran  Ilmu Pengetahuan  Alam  (IPA)  siswa  tidak  dilatih  mengembangkan  kemampuan  anak untuk  berpikir  kritis  dan  sistematis,  karena  pendekatan  berpikir  tidak  digunakansecara baik dalam setiap proses pembelajaran di dalam kelas. Memberikan  pemahaman  pada  siswa  saat  belajar  terutama  saat  belajar Ilmu  Pengetahuan  Alam  (IPA)  adalah  sangat  penting.  Guru  tidak  cukup  hanya memberikan  fakta  dan  pernyataan  tanpa  membuat  anak  mengalami  sendiri masalah  yang  sedang  dipelajarinya.  Dapat  dipahami  bahwa  tidak  mungkin  anak dapat  mengerti  tentang  suatu  materi  dalam  mata  pelajaran  IPA,  apabila  guru hanya menjelaskan saja tanpa menunjukkan fenomena fisisnya. 
Materi  dalam  pembelajaran  IPA  banyak  berhubungan  dengan  fenomena alam  yang  dapat  diamati  dan  dibuktikan  secara  langsung.  Sebagai  contoh  materi dalam  IPA  yaitu  energi  panas,  kalaulah  guru  hanya  memberikan  informasi  dan pernyataan  saja  tanpa  menunjukan  fenomena  fisisnya  tentang  perpindahan panas,  maka  hal  itu  tidaklah  bermakna  pada  siswa.  Dengan  demikian  dalam pembelajaran IPA, seorang guru perlu menggunakan metode yang dapat membuat proses pembelajaran menjadi bermakna bagi siswa. 
Tercapainya tujuan pembelajaran siswa dapat diukur dengan tes hasil pembelajaran atau formatif. Temuan di lapangan, di tempat peneliti bertugas menunjukkan adanya kesenjangan antar harapan dan kenyataan. Pada studi awal pembelajaran IPA materi perpindahan panas, hasil dari tes formatif menunjukkan rendahnya tingkat penguasaan materi yang diajarkan. Ini dapat ditunjukkan hanya tiga siswa (15%) dari 20 siswa yang mengikuti tes formatif dapat mencapai tingkat penguasaan materi 70% ke atas atau mendapat nilai di atas  KKM sebesar 70, sedangkan siswa lainnya belum memenuhi kriteria ketuntasan yang ditentukan, dengan perolehan nilai rata-rata hasil belajar sebesar 56,50 dan minat belajar sebesar 40% atau 8 orang siswa dari jumlah siswa seluruhnya sebanyak 20 orang siswa.
1.      Identifikasi Masalah
Berdasarkan hal tersebut, peneliti meminta bantuan supervisor, kepala sekolah dan teman sejawat untuk membantu mengidentifikasi kekurangan dari pembelajaran yang dilaksanakan. Dari hasil diskusi terungkap beberapa masalah yang terjadi dalam pembelajaran yaitu :
a.       Rendahnya minat belajar siswa
b.      Rendahnya keaktifan siswa dalam pelaksanaan proses pembelajaran
c.       Kondisi ruangan kelas yang kurang mendukung pelaksanaan proses pembelajaran
d.      Rendahnya hasil belajar siswa.
2.      Analisis Masalah
Analisis masalah ditempuh dengan cara melakukan refleksi dari kinerja yang telah dilakukan, mengkaji literatur serta diskusi dengan supervisor. Berdasarkan hasil analisis masalah dapat diketahui bahwa  yang menjadi faktor penyebab rendahnya hasil belajar, minat, dan kemampuan siswa dalam mengerjakan tugas, terjadi karena hal-hal sebagai berikut:
a.       Metode pembelajaran yang diambil tidak tepat dan penjelasan materi terlalu cepat, sehingga berakibat pada berkurangnya minat belajar siswa terhadap materi pembelajaran.
b.      Guru tidak melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran dan penemuan informasi
c.       Guru tidak mampu menciptakan suasana pembelajaran yang dapat membuat siswa jauh lebih aktif.
3.      Alternatif Pemecahan Masalah
Pencapaian  hasil  belajar  yang  tidak  maksimal  tersebut,  salah  satunya  diakibatkan  oleh  ketidaktepatan  dalam  penggunaan  pendekatan  pembelajaran yang dipilih oleh  guru, proses belajar mengajar  yang diselenggarakan  yang lebih bersifat  teacher  centered  (berpusat  pada  guru).  Berdasarkan  pengamatan  peneliti selama  berprofesi  sebagai  guru,  apabila  dalam  melaksanakan  pengajaran menggunakan  pendekatan  pembelajaran  berpusat  pada  guru,  berdampak  besar bagi siswa diantaranya yaitu siswa menjadi kurang aktif, pemikiran siswa kurang kritis dan kurang berkembang, karena kegiatan siswa hanya mendengar, mencatat, dan menghafal informasi yang disampaikan oleh guru
Untuk menghindari agar pembelajaran IPA tidak bersifat teacher centered (berpusat pada guru) namun berpusat pada siswa (student centered) dan agar tidak terlalu verbalistik dalam pembelajaran IPA, maka salah satu metode pembelajaran yang  bisa  dijadikan  sebagai  alternatif  dalam  pembelajaran  IPA  adalah  dengan menggunakan  metode  eksperimen.  Sagala  (2010:  220)  menyatakan  bahwa “Metode  eksperimen  adalah    cara  penyajian  bahan  pelajaran  di  mana  siswa melakukan  percobaan  dengan  mengalami  untuk  membuktikan  sendiri  sesuatu pertanyaan atau hipotesis yang dipelajari”. Dalam proses belajar mengajar dengan metode  eksperimen  siswa  diberi  kesempatan  untuk  mengalami  sendiri  atau   melakukan  sendiri,  mengikuti  proses, mengamati  suatu  objek,  menganalisis, membuktikan  dan  menarik  kesimpulan  sendiri  tentang  suatu  objek,  keadaan  atau proses  sesuatu.  Dengan  demikian  siswa  dituntut  untuk  mengalami  sendiri, mencari  suatu  kebenaran,  atau  mencoba  mencari  data  baru  yang  diperlukannya, mengolahnya  sendiri,  membuktikan  suatu  hukum  atau  dalil,  dan  menarik kesimpulan atas proses yang dialaminya itu (Sudirman, at.al, 1992: 164). Dengan demikian, metode eksperimen sangat efektif dalam penyampaian materi pada saat proses belajar mengajar, khususnya pada pembelajaran IPA
Penggunaan  metode  eksperimen  dipandang  oleh  penulis  merupakan  salah satu  upaya  meningkatkan  perhatian,  keaktifan,  dan  prestasi  belajar  siswa  dalam pembelajaran IPA. Dengan penggunaan metode eksperimen yang bervariasi sesuai dengan  tujuan  dan  materi  yang  diajarkan  inilah  siswa  akan  bergairah  dan  lebih aktif  dalam  belajar-secara  inovatif  dan  kreatif.  Metode  eksperimen  yang digunakan  guru  dalam  interaksi  belajar  mengajar  merupakan  salah  satu  faktor yang  menentukan  keberhasilan  dalam  pembelajaran.  Maka  dari  itu  peranan metode  eksperimen  harus  dapat  memberikan  motivasi  terhadap  proses pembelajaran dan dapat menciptakan situasi kelas yang kondusif.
Untuk  meningkatkan hasil proses pembelajaran sebagaimana diuraikan  di  atas  sangat  diperlukan  sarana  penunjang  yang sangat  mempengaruhi  tingkat  keefektifan  proses  belajar  mengajar.  Kegiatan pembelajaran  akan  terasa  lebih  bermakna  jika  guu  menggunakan  strategi pembelajaran  yang  sesuai.  Melalui  strategi  yang  tepat,  guru  dapat  menemukan langkah-langkah yang diperlukan, sehingga memberikan pengalaman belajar bagi siswa. Metode eksperimen  merupakan salah satu alternatif yang dapat digunakan dalam strategi pembelajaran guna meningkatkan hasil belajar siswa.
Sebagai upaya tindak lanjut,  peneliti  merasa perlu untuk melakukan upaya perbaikan pembelajaran melalui Penelitian Tindakan Kelas pada pembelajaran ilmu pengetahuan alam materi perpindahan panas dengan metode eksperimen  pada siswa kelas IV SD Negeri ........... 02.

B.         Perumusan Masalah
1.      Apakah dengan menggunakan metode eksperimen pada pembelajaran IPA materi perpindahan panas dapat meningkatkan minat belajar siswa kelas IV SD Negeri ........... 02?
2.      Apakah dengan menggunakan metode eksperimen pada pembelajaran IPA materi perpindahan panas dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri ........... 02?


C.         Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, agar memiliki arah yang jelas, maka ditetapkan tujuannya sebagai berikut:
1.      Untuk meningkatkan minat siswa kelas IV SD Negeri ........... 02  dalam pembelajaran IPA  materi perpindahan panas melalui penerapan metode eksperimen.
2.      Untuk meningkatkan hasil belajar siswa keilas IV SD Negeri ........... 02  dalam pembelajaran IPA materi perpindahan panas panas melalui penerapan metode eksperimen.


D.         Manfaat Penelitian
Diharapkan dengan pelaksanaan perbaikan proses pembelajaran melalui pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dapat memberikan manfaat secara teoritis dan praktis  :
  1. Manfaat Teoritis
Dengan  adanya  penelitian  ini  diharapkan  dapat  memberikan informasi  dalam  dunia  pendidikan,  khususnya  lembaga  pendidikan formal,  agar  sekolah  dapat  menyelenggarakan  pendidikan  yang berkualitas,  sesuai  dengan  potensi  yang  dimiliki  siswa serta  dapa tmemperkaya  khasanah  ilmu  pengetahuan  di  Indonesia  sehingga  dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.
  1. Manfaat Teoritis
a.       Siswa
1)      Dapat  meningkatkan  minat    siswa  dalam  adanya  penelitian  ini  agar pembelajaran lebih bermakna
2)      Penggunaan metode eksperimen diharapkan dapat meningkatkan  hasil belajar siswa .
3)      Dapat  meningkatkan  pemahaman  siswa  dalam  pembelajaran  pembelajaran IPA materi perpindahan panas
4)      Dapat  menumbuhkembangkan  keingintahuan  siswa dalam pembelajaran, baik di  sekolah maupun di masyarakat.
b.      Guru
1)      Meningkatkan  kepercayaan  diri  bagi  seorang  guru,  karena  guru mampu  menganalisis  terhadap  kinerjanya  sendiri  di  dalam  kelas sehingga dapat menemukan kekuatan dan kelemahanya.
2)      Memberikan pengalaman, menambah wawasan, pengetahuan, dan keterampilan  dalam  merancang  alat  peraga  yang  tepat  dan menarik  serta  mempermudah  proses  pembelajaran  tentang perpindahan panas dengan mengunakan metode eksperimen.
3)      Meningkatkan  kepekaan  guru  terhadap  masalah  yang  ada  dikelasnya,  tanggap  dengan  dinamika  pembelajaran  di  kelasnya, sehingga  guru  mampu  memperbaiki  proses  pembelajaran  dan dapat  memberi  rasa  kepuasan  karena  telah  melakukan  sesuatu untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang dikelolanya.
c.       Sekolah
1)      Memberikan  konstribusi  yang  positif  bagi  peningkatan  kualitas pembelajaran IPA di sekolah .
2)      Menumbuhkan  suasana  akademis  yang  kondusif  bagi  peningkatan kualitas pendidikan di sekolah.