Menerima Pembuatan TESIS-SKRIPSI-PKP UT, Silahkan Baca Cara Pemesanan di bawah ini

Lencana Facebook

banner image

Thursday, 30 January 2014

PKT PENJASKES : Upaya Meningkatkan Pembelajaran Gerak Dasar Lari Sprint Melalui Modifikasi Model Pembelajaran Group Investigation (Siswa Kelas V SDN ...........................................



BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang Masalah
Salah  satu  proses  pembinaan  gerak  yaitu  dengan  pembelajaran  Jasmani. Pendidikan  jasmani  merupakan  pendidikan  yang  mengaktualisasikan  seluruh potensi aktivitas manusia berupa sikap, tindakan dan karya yang diberi bentuk isi dan  arah  menuju  kebulatan  pribadi  sesuai  dengan  cita-cita  kemanusiaan.  Secara sederhana  pendidikan  jasmani  itu  tak  lain  adalah  proses  belajar  untuk  bergerak dan  belajar  melalui  gerak.  Maksudnya,  selain  belajar  dan  dididik  melalui  gerak untuk mencapai tujuan pengajaran, dalam pendidikan jasmani itu anak diajarkan untuk  bergerak.  Melalui  pengalaman  yang  dialaminya  itu  akan  terbentuk perubahan  dalam  aspek  jasmani  dan  rohaninya.  Pendidikan  jasmani  itu  sendiri merupakan  proses  pendidikan  melalui  aktivitas  jasmani,  bermain  dan/atau olahraga.
Tujuan  yang ingin dicapai melalui pendidikan jasmani bersifat menyeluruh yaitu berkembangnya kemampuan psikomotor, kognitif dan afektif peserta di dik, dan  yang  menjadi  inti  dari  program  pendidikan  jasmani  yaitu  perkembangan keterampilan  gerak.  Perkembangan  gerak  bagi  anak-anak  SD,  diartikan  sebagai perkembangan dan penghalusan aneka keterampilan gerak dasar dan keterampilan gerak yang berkaitan dengan olahraga.
Gerak  yang  dilakukan  anak  merupakan  inti  dari  pendidikan  jasmani  itu sendiri  dan  perkembangan  kebugaran  jasmani  merupakan  tujuan  penting dalam program  pendidikan  jasmani  di  SD,  istilah  kebugaran  di  sini mencakup  bukan hanya kebugaran jasmani yang mendukung kesehatan tetapi juga kebugaran yangmendukung  performa.  Kebugaran  jasmani  yang  berhubungan  dengan  kesehatan yang  tercakup  didalamnya  kekuatan,  daya  tahan,  dan  fleksibilitas  yang  ada kaitannya  dengan  pencapaian  derajat  sehat  dinamis.  Ketiga  unsur  itu  penting untuk melaksanakan tugas sehari-hari tanpa kelelahan yang berarti sehingga masih terdapat  sisa  energi  yang  tersisa  untuk  melaksanakan  tugas  berikutnya.  Istilah kebugaran  yang  terkait  performa  disebut  dalam  istilah  kebugaran  motorik (motorik  fitness).  Dengan  adanya  kebugaran  untuk  melakukan  tugas  gerak, seseorang  mampu  melaksanakan  tugas  yang  memerlukan  keterampilan    gerak, itulah  sebabnya  di  dalamnya  terdapat  unsur  pendukung  yaitu  kecepatan, koordinasi, agilitas, power dan keseimbangan.
Pembelajaran  pendidikan  jasmani,  olahraga  dan  kesehatan  di  sekolah memiliki  perananan  yang  penting,  dimana  dalam  pembelajarannya  siswa  diberi kesempatan  untuk  terlibat  langsung  dalam  berbagai  pengalaman  belajar. Keterampilan anak dalam bermain juga merupakan gerak dasar dalam pembinaan olahraga, maka pembelajaran atletik penting untuk diajarkan kepada siswa sesuai dengan karakteristik siswa tersebut.
Lari  merupakan  salah  satu  nomor  yang  terdapat  dalam  cabang  olahragaatletik.  Menurut  Muhtar (2009: 12) lari adalah  “lompatan yang berturut-turut. Di dalamnya  terdapat  suatu  phase  dimana  kedua  kaki  tidak  menginjak/menumpu pada tanah”.Lari jarak pendek atau sering juga dikatakan lari cepat (sprint) adalah “suatu cara untuk berlari dimana si atlit harus menempuh seluruh jarak dengan kecepatan
semaksimal  mungkin”  (Muhtar,  2009).  Lari  sprint  merupakan  koordinasi  yang tepat antara aspek gerak keseluruhan, posisi tubuh, ayunan lengan, gerak kaki dan memasuki  finist.  Dari  point  tersebut  guru  pendidikan  jasmani  perlu merancang bentuk-bentuk  variasi  latihan  atau  model  pembelajaran  yang  sesuai  dengan karakteristik peserta didik.
Dari  uraian  diatas  dalam  membina  dan  meningkatkan  pengembangan kemampuan  gerak dasar  siswa SD terhadap pembelajaran lari sprint, guru penjas harus  merancang  bentuk-bentuk  latihan  yang  menarik  dan  harus   disesuaikan dengan  karakteristik  dari  siswa  SD.  Bila  masih  ada  kesalahan,  ini  harus  tetap dikoreksi dan terus diteliti. Hal ini berfungsi untuk melihat siswa didik kita sudah berkembang kemampuannya atau tidak, minimal sudah sampai memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).  Salah satu model pembelajaran yang bisa diterapkan sebagai  solusi  memecahkan  masalah  diatas  diantaranya  dengan mengimplementasikan  modifikasi  model  pembelajaran  group  investigation.
Model kooperatif sindiri merupakan model pembelajaran yang menekankan pada pembelajaran diskusi kelompok yang bertujuan untuk membantu kelompok anak yang  mengalami  kesulitan  dalam  memahami  materi  dengan  bantuan  teman sejawat.  Model  group  investigation  merupakan  “model  pembelajaran kooperatif yang  lebih  menekankan  pada  pilihan  dan  kontrol  siswa  daripada  menerapkan teknik-teknik pengajaran di ruang kelas” (Miftahul, 2011: 123).
Model  group  investigation  lebih  mengutamakan  pada  pengontrolan  siswa.
Kelebihan  model  pembelajaran  ini  adalah  dengan  Dalam  modifikasi  model  ini siswa  dikelompokan,  diharapkan  dapat  mengeksplorasi  kemampuannya dengan bertukar  pikiran  dengan  teman-teman  sejawatnya.  Diharapkan  siswa  tidak  pasif dalam pembelajaran  antuan teman sejawat biasanya anak lebih mudah memahami materi pelajaran yang diberikan daripada memperhatikan pembelajaran dari guru.
Peran  guru  disini  adalah  mengontrol  pembelajaran  dan  memberikan  penguatan bila terjadi kesalahan pemahaman dalam proses pembelajaran. Dalam model ini, siswa  langsung  mengeksplorasi  kemampuan  yang  mereka  miliki  lalu mendiskusikan  dan  melakukannya  dengan  teman  satu  teamnya.  Jadi,  selama proses  pembelajaran  siswa  terlibat  langsung  dalam  aktivitas  pemahaman  dan pembelajaran gerak.
Berdasarkan  penjabaran  diatas,  modifikasi  model  pembelajaran  group investigation  ini  akan  berdampak  instruksional,  yakni  mencapai  tujuan membangun  pengetahuan  pada  diri  peserta  didik,  melatih  disiplin  dalam penelitian,  serta  belajar  hidup  berkelompok.  Sedangkan  dalam  pembelajaran tersebut akan dicapai juga dampak pengiring, yakni peserta didik akan menyadari akan  keterikatan  hidup  dengan  orang  lain,  menghormati  sesama,  perlunya komitmen hidup dalam kelompok, serta merasa bebas sebagai peserta didik.
Mengasah  sisi  sosial  siswa  ini  seringkali  tidak  diperhatikan  oleh  guru, padahal  sisi  sosial  siswa  sangat  penting  guna  pengembangan  karakteristik  dan kepribadian  siswa  untuk  menjadi  pribadi  yang  memiliki  identitas  dalam komunitasnya.Jika tidak diteliti maka kita tidak tahu apakah kemam puan anak didik kita berkembang atau tidak, dan hal yang dapat mengetahui peningkatan kemampuan dari anak didik itu sendiri adalah dengan diadakan sebuah evaluasi.
Berdasarkan hasil observasi, data awal yang didapatkan dari hasil observasi dapat diinterpretasikan bahwa ada 5  atau sekitar 20% siswa dinyatakan lulus, dan 19  atau  80%  siswa  dinyatakan  tidak  lulus.  Penulis  sangat  yakin  akan  masalah hasil  belajar  anak  kelas  V  ini  sangatlah  kurang.  Maka  dari  itu  penulis  akan mencoba melakukan penelitian dari masalah ini.
Guru  Pendidikan  Jasmani  haruslah  pandai  dalam  memodifikasi pembelajaran  sesuai  dengan  situasi  dan  kondisi  yang  dihadapinya,  agar  dapat meningkatkan  kemampuan  siswa.  Untuk  mendukung  keberhasilan  dalam mengajarkan  Pendidikan  Jasmani  di  SD,  guru  harus  mampu  mengembangkan model  pembelajaran  untuk  mencapai  keberhasilan,  pencapaian  program pembelajaran.  Disamping  itu  Guru  pendidikan  jasmani  juga  harus  dapat mengelola kelas ketika pembelajaran sedang berlangsung.
Hal itu perlu dikuasi oleh guru penididikan jasmani agar ketercapaian tujuan pembelajaran dapat terpenuhi. Mengingat siswa memiliki karakter yang berbeda guru pendidikan jasmani pula perlu menerapkan suatu model pe mbelajaran yang dapat  membuat  siswa  bersinergi,  serta  guru  pendidikan  jasmani  dituntut  untuk membuat suasana yang kondusif agar pembelajaran dapat berjalan dengan lancar.
Model pembelajarn ini dapat guru ambil dari model yang telah ada atau dapat pula memodifikasinya  sehingga  dapat  diimplementasikan  ke  dalam  kelas  yang diajarnya.Kendala yang dihadapi di SDN  ......... penguasaan  gerak dasar lari  sprintsiswa-siswanya  kurang  memadai,  serta  penyampaian  pembelajaran  yang  belum maksimal  oleh  guru  Penjas,  maka  diperlukan  suatu  cara  untuk  menyelesaikan permasalahan di atas  sehingga bertitik tolak dari uraian di atas penulis terdorong untuk mencoba untuk meneliti tentang  “Upaya Meningkatkan Pembelajaran Gerak Dasar Lari  Sprint  Melalui Modifikasi Model Pembelajaran  Group  Investigation  (Siswa Kelas V SDN ......... Kecamatan ......... Kabupaten .........)”.
B.    Rumusan Masalah
Bertitik tolak pada latar belakang masalah, penulis mencoba menerapkan modifikasi  pembelajaran  Group  Investigation pada  pembelajaran  lari  sprint, penulis merumuskan masalah tersebut, sebagai berikut:
1.   Bagaimana  aktifitas  siswa  dalam  pembelajaran  sebagai  upaya meningkatkan  gerak  dasar  lari  sprint  melalui  modifikasi  model pembelajaran  Group  Investigation  pada  siswa  kelas  V  SDN  .........Kecamatan ......... Kabupaten .........?
2.   Bagaimana  hasil  belajar  siswa  dalam  pembelajaran  sebagai upaya meningkatkan  gerak  dasar  lari  sprint  melalui  modifikasi  model pembelajaran  Group  Investigation  pada  siswa  kelas  V  SDN  ......... Kecamatan ......... Kabupaten .........?
C.  Pemecahan Masalah
Berdasarkan  masalah  yang  terungkap  dalam  pembelajaran  penjas  kelas  V SD Negeri ......... terhadap materi pembelajaran Pendidikan Jasmani khususnya dalam  materi  atletik,  maka  peneliti  akan  memecahkan  masalah  diatas  dengan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam siklus-siklus. dimana disetiap siklus akan dilaksanakan langkah-langkah sebagai berikut :
1.  Perencanaan
Dengan  melihat  penjabaran  permasalahan  yang  telah  disampaikan  diatasmaka  tindakan  yang  akan  diambil  adalah  melakukan  serangkaian  pembelajaran yang telah direncanakan. Karena penyebab permasalahan sudah diketahui, makatindakan  yang  akan  dilakukan  adalah  mengimplementasikan  modifikasi model pembelajaran group investigation.
2.  Pelaksanaan tindakan
Dalam  tahap  ini  peneliti  akan  melakukan  tindakan  sesuai  dengan perencanaan yang telah disusun dan terfokus pada tujuan dilakukannya penelitian, yaitu bagaimana implikasi modifikasi model pembelajaran  group investigation  di SD  Negeri  ..........  Tindakan  yang  dilakukan  akan  disesuaikan  sesuai dengan program pembelajaran sehari-hari.
3.  Aktifitas siswa
Aktifitas  siswa  ditingkatkan  dengan  cara  mengobservasi  siswa.  Observasi dilakukan  untuk  mengumpulkan  bukti  hasil  tindakan  agar  dapat  dievaluasi  dan dijadikan landasan dalam melakukan refleksi.
4.  Hasil belajar
Pada  akhir  kegiatan  guru  menuliskan  hasil  refleksi  mengenai  proses, masalah  dan  hambatan  yang  ditemukan  kemudian  dilanjutkan  dengan  refleksi terhadap dampak pelaksanaan tindakan yang dilaksanakan.
D.  Tujuan Penelitian
Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah ingin:
1.   Mengetahui  perencanaan  pembelajaran  lari  sprint  dengan  modifikasi model pembelajaran group investigation.
2.   Mengetahui  kinerja  guru  dalam  pembelajaran  lari  sprint  dengan modifikasi model pembelajaran group investigation.
3.   Mengetahui  aktivitas  siswa  dalam  pembelajaran  lari  sprint  dengan modifikasi model pembelajaran group investigation.
4.  Mengetahui  hasil  belajar  siswa  dalam  pembelajaran  lari  sprint  dengan modifikasi model pembelajaran group investigation.

E.    Manfaat Penelitian
1.  Bagi Siswa
a.   Dengan  diterapkannya  modifikasi  model  pembelajaran  group investigation  dalam  proses  pembelajaran  lari  sprint  di  kelas  V  SDN .........  diharapkan  mempercepat  penguasaan  gerak  dasar  lari  sprintsiswa,
b.   Dangan  adanya  penelitian  ini,  diharapkan  siswa  bisa  lebih  termotivasi dalam melaksanakan pembelajaran  lari  sprint    pada saat mengikuti mata pelajaran pendidikan jasmani.
c.   Dengan adanya penelitian ini, diharapkan rasa percaya  diri  dan antusiassiswa dapat meningkat dalam pembelajaran lari sprint.
2.  Bagi Guru
a.  Dengan adanya penelitian ini, diharapkan guru pendidikan jasmani bisa lebih  kreatif  dalam  mengembangkan  model  pembelajaran  untuk berjalannya proses kegiatan belajar mengajar.
b.   Dengan adanya penelitian ini, diharapkan guru pendidikan jasmani bisa lebih  memahami  akan  pentingnya  modifikasi  model  pembelajaran  pada pembelajaran  pendidikan  jasmani,  khususnya  pada  pembelajaran  lari sprint.
3.  Bagi Sekolah
a.  Dapat  dijadikan  sebagai  tolak  ukur  dalam  peningkatan  hasil  belajar siswa, khususnya dalam pembelajaran lari sprint.
b.  Dapat  dijadikan  bahan  evaluasi  tentang  keberhasilan  pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah dasar.
4.  Bagi Lembaga
a.  Dapat  dijadikan  sebagai  acuan  untuk  dapat  memberikan  suntikan motivasi  untuk  menciptakan  tenaga  pengajar  yang  berkualitas  di  masa yang akan datang.
b.  Dapat  diterapkan  dalam  pembelajaran  pendidikan  jasmani  khususnya dalam pembelajaran lari sprint.
5.  Bagi Peneliti
a.  Pribadi
1)  Dapat  memperoleh  data  dan  informasi  yang  transparan  tentang permasalahan-permasalahan  di  dalam  proses  kegiatan  belajar mengajar  pada  siswa  kelas  V  dalam  mengikuti  pembelajaran  lari sprint.
2)  Dapat  memperoleh  pengetahuan,  pemahaman,  dan  pengalaman dalam menyusun karya ilmiah.
3)  Dapat  memberikan  pengetahuan  baru  tentang  karakteristik-karakteristik  siswa  kelas  V  dalam  mengikuti  proses  pembelajaran pendidikan jasmani.
b.  Peneliti lain
1) Dapat  dijadikan  sebagai  sumber  atau  referensi  bagi  peneliti  lain dalam melakukan penelitian selanjutnya.
2) Dapat  memperoleh  pengetahuan  baru  tentang  pembelajaran pendidikan jasmani khususnya pembelajaran pada lari sprint.

Konfirmasi file secara utuh, silahkan hub. 081327121707 (SMS only)
Mohon tidak disadur secara utuh, hanya sebagai referensi penulisan. Terima kasih atas kerjasamanya.

Thursday, 23 January 2014

PTK PENJAS : PENINGKATAN HASIL BELAJAR BOLA VOLI MELALUI MODIFIKASI BOLA VOLI MINI PADA SISWA KELAS VI SEKOLAH DASAR NEGERI ……………………. TAHUN PELAJARAN ......./ ..........


BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang Masalah
Pendidikan Jasmani sebagai komponen pendidikan secara keseluruhan telah disadari oleh banyak kalangan. Namun dalam pelaksanaannya pengajar pendidikan jasmani berjalan belum efektif seperti yang diharapkan. Pembelajaran pendidikan jasmani cenderung tradisional. Model pembelajaran pendidikan jasmani tidak harus terpusat pada guru, tetapi pada siswa. Orientasi pembelajaran harus disesuaikan, dengan perkembangan anak, isi dan urusan materi serta cara penyampaian harus disesuaikan sehingga menarik dan menyenangkan, sasaran pembelajaran ditujukan bukan hanya mengembangkan keterampilan olahraga, tetapi pada perkembangan pribadi anak seutuhnya. Konsep dasar pendidikan jasmani dan model pengajar pendidikan jasmani yang efektif perlu dipahami oleh mereka yang hendak mengajar pendidikan jasmani.
Pengertian pendidikan jasmani sering dikaburkan dengan konsep lain. Pengertian pendidikan jasmani sering disamakan dengan setiap usaha atau kegiatan yang mengarah pada pengembangan organ-organ tubuh manusia (body building), kesegaran jasmani (physical fitness), kegiatan fisik (physical activities), dan pengembangan keterampilan (skill development). Pengertian itu memberikan pandangan yang sempit dan menyesatkan arti pendidikan jasmani yang sebenarnya. Walaupun memang benar aktivitas fisik itu mempunyai tujuan tertentu, namun karena tidak dikaitkan dengan tujuan pendidikan, maka kegiatan itu tidak mengandung unsur-unsur pedagogik.
Pendidikan jasmani bukan hanya merupakan aktivitas pengembangan fisik secara terisolasi, akan tetapi harus berada dalam konteks pendidikan secara umum (general education). Sudah tentu proses tersebut dilakukan dengan sadar dan melibatkan interaksi sistematik antarpelakunya untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan.
Penyelenggaraan program pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan hendaknya mencerminkan karakteristik program pendidikan jasmani itu sendiri. Yaitu,”developmental appropriate“(DAP). Artinyatutugasbelajar yangyaidi berikan harus memperhatikan perubahan kemampuan anak dan dapat membantu mendorong perubahan tersebut. Dengan demikian tugas ajar tersebut harus sesuai dengan tingkat perkembangan anak didik yang sedang belajar. Tugas ajar yang sesuai ini harus mampu mengakomodasi setiap perubahan yang lebih baik (Suherman,2000:1)
Pengertian pendidikan jasmani menurut para ahli. Pendidikan jasmani adalah bagian dari pendidikan nasional, artinya pendidikan jasmani tidak terfokus pada aspek motoriknya saja, tetapi juga terdapat aspek kognitif dan afektif. Pendidikan jasmani adalah pendidikan melalui aktivitas yang dijadikan sebagai media untuk mencapai perkembangan individu secara menyeluruh. Pendidikan jasmani adalah suatu proses pendidikan seseorang sebagai perorangan atau anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui berbagai kegiatan jasmani untuk memperoleh pertumbuhan jasmani, kesehatan dan kesegaran jasmani, kemampuan dan keterampilan, kecerdasan dan perkembangan watak serta kepribadian yang harmonis dalam rangka pembentukan manusia Indonesia berkualitas berdasarkan Pancasila. (Cholik Mutohir, 1992).
Jadi dapat disimpulkan, bahwa pendidikan jasmani merupakan proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas jasmani dan direncanakan secara sistematik bertujuan untuk meningkatkan aspek kognitif, afektif, psikomotorik serta fisik.
Pada hakekatnya, pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan di sekolah-sekolah umumnya disampaikan dalam bentuk permainan dan olahraga. Materi dan isi pembelajaran hendaknya diberikan secara bertahap sehingga tujuan pokok pembelajaran dapat dicapai oleh peserta didik. Untuk itu para guru seharusnya memiliki rencana pembelajaran yang didalamnya berisi bekal pengetahuan dan ketrampilan tentang setrategi dan struktur mengajar untuk peningkatan belajar anak.
Kenyataan di lapangan pendidikan jasmani yang ada saat ini belum dikelola sebagaimana mestinya, sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan peserta didik, baik dari segi kognitif, motorik, afektif dan fisik. Model pembelajaran yang tidak sesuai karakteristik anak, tidak ada kreativitas akan membuat anak merasa bosan, sehingga anak tidak bergairah untuk melakukan pembelajaran. Sebagai contoh pada pembelajaran voli. Pembelajaran seringkali tidak sesuai karakteristik anak, sehingga kreativitas kesenangan anak tidak terfikirkan. Hal tersebut membuat pembelajaran yang kurang maksimal sehingga hasil pembelajarannya juga kurang maksimal.
Maka seorang guru diharapkan bisa memodifikasi dari pembelajaran yang ada agar anak tidak cepat bosan, sehingga anak bergairah dan dapat termotivasi untuk mengikuti pembelajaran selanjutnya. Ini adalah bukti nilai kegagalan pada pembelajaran tanpa menggunakan permainan modifikasi. Pada aspek afektif siswa tergolong dari kategori tuntas adalah sebanyak 8 siswa atau 26% dengan jumlah 31 siswa. Sedangkan pada aspek kognitif adalah sebanyak 17 siswa masuk dalam kriteria tuntas atau 55%. Untuk aspek psikomotor sendiri mencapai 14 siswa mencapai kriteria tuntas atau 45%.
Modifikasi merupakan salah satu usaha yang harus dilakukan oleh para guru agar pembelajaran mencerminkan DAP. Untuk itu DAP yang didalamnya memperhatikan ukuran tubuh siswa harus selalu menjadi prinsip utama dalam memodifikasi pembelajaran pendidikan olahraga dan kesehatan. Inti dari modifikasi adalah menganalisa dan mengembangkan materi pelajaran dengan cara meruntunkannya dalam bentuk aktivitas belajar potensial yang dapat memperlancar siswa dalam belajarnya. (Suherman,2000 : 1)
Pengembangan pembelajaran permainan bola voli pada pendidikan jasmani melalui modifikasi sangatlah tepat dilakukan, karena selain variasi mengajarnya banyak, penyesuaian terhadap kemampuan anak sehingga mereka tidaklah terlalu bosan mengikuti pembelajaran, termotivasi dan bergairah untuk bergerak. Proses pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan di SD Negeri ..............kondisinya kurang sesuai karakteristik anak sekolah dasar, permainan-permainan kecil yang mengundang tawa dan perasaan senang yang menjadi karakteristik anak sekolah dasar masih belum digali secara maksimal, sehingga anak kurang aktif, cenderung membosankan, strategi pembelajaran yang dilakukan juga masih senantiasa menggunakan pendekatan drill atau perlakuan terus menurus layaknya pelatihan yang digunakan untuk mencetak seorang atlet, hal itu kurang tepat untuk dilakukan pada pembelajaran penjasorkes untuk siswa Sekolah Dasar (SD) karena tidak mengedepankan proses pada pembelajaran penjasorkes, dan oleh sebab itu pembelajaran permainan bola voli perlu dilakukan modifikasi dan juga perubahan dalam strategi pembelajaran.
Meningkatkan permainan bola voli dengan menggunakan ukuran net 180 Cm dan juga menggunakan bola plastik yang di lapisi spon bisa mempermudah pembelajaran dan menjadi solusi pembelajaran yang lebih bergairah pada siswa. Karena permainan ini hampir sama dengan permainan bola voli sesungguhnya hanya saja menggunakan bola plastik yang dilapisi spon dan net menggunakan ukuran 180 Cm. Oleh karena itu peneliti akan melakukan penelitian dengan judul “MeningkatkanilBelajar BolaHasVoli Melalui Modifikasi Bola Voli Mini Pada Siswa Kelas IV SD Negeri ..............
B.       Rumusan Masalah
Berdasarkan  latar  belakang  yang  telah  diuraikan  diatas,  maka  dapat  dirumuskan permasalahan penelitian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Bagaimana Meningkatkan Hasil Belajar Bola Voli Melalui Modifikasi Bola Voli Mini Pada Siswa Kelas IV SD Negeri ..............?
C.      Tujuan Penelitian
Berdasarkan  rumusan  masalah  yang  telah  disebut  diatas,  maka  tujuan  penelitian ini adalah mengetahui hal-hal sebagai berikut : Untuk Mengetahui Hasil Belajar Bola Voli Melalui Modifikasi Bola Voli Mini Pada Siswa Kelas IV SD Negeri ..............
D.      Manfaat Penelitian
1.    Manfaat Teoritis
Sebagai sarana untuk menambah referensi dan bahan kajian dalam ilmu  pengetahuan di bidang pendidikan dan untuk penelitian lanjut mengenai Metode Pembelajaran Bola Voli Mini Untuk Meningkatkan Hasil Pembelajaran Siswa Di SD Negeri ...............
2.    Manfaat Praktis
a.         SD Negeri ..............
Memberikan sumbangan bagi pihak sekolah dalam usaha meningkatkan  hasil belajar Bola Voli Mini dengan memberikan informasi dan pemecahan masalah mengenai Pembelajaran Penjasorkes Menggunakan permainan Free Ball Pada Siswa Kelas VI SD Negeri ...............
b.         Guru Penjasorkes
Dapat memberikan Informasi kepada guru penjasorkes mengenai  Meningkatnya Pembelajaran Bola Voli Mini Pada Siswa Kelas VI SD Negeri ...............
c.         Siswa
Dapat memberikan sumbangan bagi siswa dalam usaha meningkatkan Hasil Pembelajaran Siswa Di SD Negeri ...............
E.       Penegasan Istilah
Penegasan Istilah dimaksudkan untuk menghindari agar persoalan yang diberikan dalam penelitian ini tidak menyimpang dari tujuan dan tidak terjadi salah penafsiran istilah yang digunakan. Adapun penegasan istilah ini diuraikan sebagai berikut : 1) Meningkatkan, 2) Pembelajaran, 3) Penjasorkes, 4) Bola voli mini
  1. Peningkatan
Dalam kamus besar bahasa Indonesia meningkatkan memiliki arti menaikan (derajat, taraf, dsb); mempertinggi, memperhebat (produksi, dsb); mengangkat diri. Jadi dapat disimpulkan bahwa meningkatkan adalah suatu usaha untuk menaikan, mempertinggi, memperhebat atau mengangkat diri apa yang diinginkan bisa berupa derajat, taraf ataupun produksi untuk menghasilkan hasil yang lebih baik.
  1. Pembelajaran
Menurut paham Konvensional (Darsono, 2000;24), pendidikan dalam arti sempit diartikan bantuan kepada siswa terutama pada aspek moral atau budi pekerti, sedangkan pengajaran diartikan sebagai bantuan kepada anak didik dibatasi pada aspek intelektual dan keterampilan. Unsur utama dari pembelajaran adalah pengalaman anak sebagai seperangkat even sehingga terjadi proses belajar. Dengan demikian pendidikan, pembelajaran dan pengajaran mempunyai hubungan yang konseptual yang tidak berbeda, kalau dicari perbedaannya, pendidikan memiliki cakupan yang lebih luas yaitu mencakup baik pengajaran maupun pembelajaran, dan pengajaran merupakan bagian dari pembelajaran.
Sesuai dengan pengertian belajar secara umum, yaitu bahwa belajar merupakan suatu kegiatan yang melibatkan terjadi perubahan tingkah laku, maka pengertian pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru sedemikian rupa, sehingga tingkah laku siswa berubah kearah yang lebih baik (Darsono, 2000:24)
Jadi pembelajaran bisa diartikan proses belajar antara dua orang atau lebih yaitu antara guru sebagai pemberi informasi dengan siswa sebagai penerima informasi untuk mengenal dan memahami apa yang sedang dipelajari sesuai dengan minat dan kemampuannya.
  1. Penjasorkes
Pendidikan jasmani merupakan usaha pendidikan dengan menggunakan aktivitas otot-otot besar hingga proses pendidikan yang berlangsung tidak terhambat oleh gangguan kesehatan dan pertumbuhan badan. Pendidikan jasmani dilakukan dengan sarana jasmani, yakni aktivitas jasmani yang pada umumnya dilakukan pada tempo yang cukup tinggi dan terutama gerakan-gerakan besar ketangkasan dan ketrampilan, yang tidak perlu terlalu tepat, terlalu halus dan sempurna atau berkualitas tinggi. Agar diperoleh manfaat bagi anak-anak didik mencakup bidang-bidang non-fisik seperti intelektual. Sosial, estetika, dalam kawasan –kawasan kognitif maupun afektif. (H. abdul kadir. 1992 : 4) Olahraga kesehatan adalah kegiatan fisik yang bertujuan untuk memelihara kesehatan dan kondisi jasmani yang baik.
Jadi dapat disimpulkan bahwa pendidikan jasmani olahraga kesehatan adalah pendidikan yang menggunakan aktivitas tubuh kita yang didalamnya terdapat gerakan-gerakan besar ketangkasan dan ketrampilan Agar di peroleh manfaat bagi anak-anak didik mencakup bidang-bidang non-fisik seperti intelektual. Sosial, estetika, dalam kawasan-kawasan kognitif maupun afektif, dan bertujuan untuk memelihara kesehatan dan kondisi jasmani yang baik.
  1. Permainan Bola Voli Mini
Permainan bola voli adalah memasukan bola kedaerah lawan melewati  suatu rintangan berupa tali atau net dan berusaha memenangkan permainan bola itu di daerah lawan. Memvoli artinya memainkan atau memantulkan bola sebelum jatuh atau sebelum menyentuh lantai. (M. Yunus 1992 : 1)
Dalam hal ini permainan bola voli mini menggunakan tinggi net 2,00 meter dan besar lapangan 12,00 x 6,00 meter. Permainan bola voli mini merupakan salah satu permainan atau cabang olah raga yang ada dalam pembelajaran penjasorkes di Sekolah Dasar.
Lapangan mini voli mempunyai perbedaan ukuran dengan ukuran lapangan bola voli pada umumnya yaitu : 1) panjang lapangan 12 meter, 2) lebar lapangan 6 meter, 3) tinggi net untuk putra 2,10 meter, 4) tinggi net untuk putri 2,00 meter, 5) bola yang digunakan adalah nomor 4. (Tim Bina Karya Guru, 2004:18)
F.       Sumber Pemecahan masalah
Perlunya inovasi dalam pendidikan jasmani di SD Negeri ..............masih kurang optimal hal itu dikarenakan kemampuan setiap siswa dalam permainan bola voli mini berbeda antara siswa yang satu dengan siswa yang lain. Dan akhirnya anak sering pasif dan cepat bosan untuk melakukan pembelajaran. Sehingga perlu adanya inovasi pembelajaran bola voli mini harus lebih kreatif dan banyak dilakukan. Salah satunya yaitu dengan adanya permainan bola voli mini menggunakan bola plastik yang dilapis spon dan menurunkan tinggi net menjadi 180 Cm. Sehingga permainan ini dapat menjadi alternative supaya hasil pembelajaran siswa menjadi maksimal 

Konfirmasi file secara utuh, silahkan hub. 081327121707 (SMS only)
Mohon tidak disadur secara utuh, hanya sebagai referensi penulisan. Terima kasih atas kerjasamanya.

Wednesday, 22 January 2014

PTK PENJAS : PENINGKATAN PROSES PEMBELAJARAN GERAK DASAR MELALUI PENDEKATAN BERMAIN TERHADAP KEMAMPUAN LOMPAT JAUH SISWA KELAS IV SD NEGERI ………………….. KECAMATAN ……………. KABUPATEN ………………….



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Pendidikan jasmani merupakan suatu proses pembelajaran melalui aktivitas jasmani yang dirancang dan disusun secara sistematik untukmeningkatkan kebugaran jasmani. Mengem...........n keterampilan motorik, pengetahuan dan prilaku hidup sehat dan aktif, sikap sportif serta kecerdasan emosi. Tujuan yang ingin dicapai dalam pendidikan jasmani adalah pengembangan individu secara menyeluruh. Artinya, cakupan pendidikan jasmani tidak hanya pada aspek jasmani saja tetapi juga aspek kognitif, afektip dan psikomotor selain itu pendidikan jasmani juga mencakup aspek mental, emosional, sosial dan spritual. Salah satu masalah utama dalam Penjas di Indonesia dewasa ini ialah belum efektifnya pengajaran Penjas di sekolah-sekolah. Hal ini disebabkan beberapa faktor diantaranya terbatasnya sarana dan prasarana yang digunakan untuk mendukung proses pembelajaran Penjas dan terbatasnya kemampuan guru Penjas untuk melakukan inovasi dalam pembelajaran Penjas.
Fenomena itulah yang saat ini terjadi di SD Negeri ........... yang mana kemampuan peserta didik dalam melakukan gerak dasar lompat sangat kurang.Menurut hasil pengamatan peneliti, rendahnya kemampuan gerak dasar di kelas IV SD Negeri ........... tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya yaitu: (1) Siswa terlihat kurang memperhatikan saat pelajaran Penjas. (2) Terbatasnya sarana dan prasarana Penjas. (3) Guru kurang kreatif menciptakan modifikasi alat-alat untuk pembelajaran Penjas. (4) Guru kesulitan dalam menemukan metode pembelajaran bermain yang tepat untuk meningkatkan kemampuan gerak dasar siswa.
Salah satu pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa sekolah dasar adalah pendekatan bermain, seperti dijelaskan oleh Djumaidir (2007: 11:31) “dunia anak lebih dekat dengan situasi permainan dari pada yang seruis, didalam pembelajaran banyak disajikan variasi-variasi supaya tidak mudah jenuh sebab siswa kerap kali juga cepat bosan melaksanakan kegiatannya”
Agar pembelajaran Penjas khususnya materi gerak dasar lompat dapat berhasil, maka harus diciptakan lingkungan yang kondusif diantaranya dengan cara memodifikasi alat dan menciptakan metode-metode pembelajaran yang menyenangkan. Dilihat dari karakteristik anak, dunia anak adalah dunia bermain.Siswa SD/MI yang masih tergolong anak-anak bentuk aktivitasnya cenderung berupa permainan. Seperti pada saat jam istirahat mereka sangat antusias untuk melakukan bermacam-macam bentuk permainan. Tanpa disadari mereka sering bermain dengan melakukan gerakan-gerakan dasar dalam cabang olahraga.
Agar kompetensi pembelajaran pendidikan jasmani dapat terlaksana sesuai pedoman, maksud dan tujuan sebagaimana yang ada dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) maka pendidikan jasmani harus mampu membuat pembelajaran yang efektif dan menyenangkan. Pembelajaran yang efektif adalah pengajaran yang reflektif yaitu menggunakan pendekatan modern sebagai pengganti pengajaran tradisional. Oleh sebab itu ada pendekatan, maupun variasi modifikasi dalam pembelajaran. Salah satu  pokok bahasan dalam pendidikan jasmani sekolah dasar adalah gerak dasar lompat, karena setiap pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah pasti banyak menggunakan gerakan melompat. Modifikasi pembelajaran melompat sangat penting karena banyak siswa yang malas melaksanakan kegiatan tersebut pada saat pembelajaran. Agar standar kompetensi pembelajaran pendidikan jasmani dapat terlaksana sesuai dengan pedoman, maksud dan juga tujuan sebagaimana yang ada dalam kurikulum, maka guru pendidikan jasmani harus mampu membuat pembelajaran yang efektif dan menyenangkan. Oleh karena itulah penulis melakukan penelitian dengan judul Efektivitas Pembelajaran Gerak Dasar Melalui Pendekatan Bermain Terhadap Kemampuan Lompat Jauh Gaya Jongkok Siswa Kelas IV SD Negeri ............
Dengan adanya kurikulum tingkat satuan pendidikan yang merupakan pedoman bagi guru dan merupakan bahan kegiatan dalam pembelajaran, maka peserta didik perlu mempelajari dan melaksanakannya untuk mencapai tujuan yang sudah dirumuskan. Untuk mencapai tujuan tersebut bukanlah hal yang mudah. Adapun permasalahan-permasalahan yang muncul di lapangan adalah sebagai berikut:
1.      Peserta didik terlihat lambat dalam penguasaan pembelajaran penjas terutama penguasaan gerak dasar lompat jauh gaya jongkok.
2.      Terbatasnya sarana dan prasarana Penjas.
3.      Metode pembelajaran atletik khususnya lompat jauh gaya jongkok yang menggunakan metode lama atau tradisional sehingga anak kurang tertarik mengikuti pembelajaran.
4.      Kurangnya pemahaman peserta didik tentang arti pentingnya tubuh bugar dan sehat, sehingga mereka mengikuti pendidikan jasmani hanya sekedar ikut dan memperoleh nilai.
5.      Guru kurang kreatif menciptakan modifikasi alat-alat untuk pembelajaran Penjas.
6.      Latar belakang pendidikan guru yang mengajar penjas yang bukan guru penjas
Dari identifikasi masalah di atas, peneliti bermaksud meningkatkan pembelajaran lompat jauh dengan  menggunakan metode pendekatan bermain. Bermain bagi anak mampu meningkatkan afiliasi dengan teman sebaya, mengurangi tekanan, meningkatkan perkembangan kognitif, meningkatkan daya eksplorasi, memberi tempat berteduh yang aman bagi  perilaku yang secara potensial berbahaya. Permainan meningkatkan kemungkinan bahwa anak-anak akan berkomunikasi dan berinteraksi dengan satu sama lain. Selama interaksi ini, anak-anak mempraktekkan peran yang mereka laksanakan dalam hidup masa depannya.
Bermain juga dimaksudkan untuk membangun suasana belajar yang dinamis, penuh semangat, dan antusiasme. Karakteristik permainan adalah menciptakan suasana belajar yang menyenangkan (fun) serta serius tapi santai (sersan). Bermain digunakan untuk penciptaan suasana belajar dari pasif ke aktif, dari kaku menjadi gerak (akrab), dan dari jenuh menjadi riang (segar). Metode ini diarahkan agar tujuan belajar dapat dicapai secara efisien dan efektif dalam suasana gembira meskipun membahas hal-hal yang sulit atau berat.Sebaiknya bermain digunakan sebagai bagian dari proses belajar, bukan hanya untuk mengisi waktu kosong atau sekedar permainan. Bermain sebaiknya dirancang menjadi suatu ‘aksi’ atau kejadian yang dialami sendiri oleh peserta, kemudian ditarik dalam proses refleksi untuk menjadi hikmah yang mendalam (prinsip, nilai, atau pelajaran-pelajaran). Wilayah perubahan yang dipengaruhi adalah ranah sikap-nilai.
B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang dan alasan memilih judul tersebut, maka permasalahan yang dimunculkan adalah sebagai berikut: Apakah dengan  pendekatan bermain dapat meningkatkan minat dan kemampuan lompat jauh pada siswa kelas IV SD Negeri ........... tahun pelajaran 2012/2013.
C.    Tujuan Penelitian
Berawal dari permasalahan tersebut di atas, penulis bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pembelajaran lompat jauh melalui pendekatan bermain dapat meningkat. Dengan pendekatan bermain diharapkan dapat meningkatkan minat dan kemampuan gerak siswa, serta dengan pendekatan bermain dapat menarik dan menumbuhkan motivasi serta menjadikan rasa senang  pada semua siswa untuk mengikuti pembelajaran lompat jauh. Sehingga terjadi peningkatan kemampuan aktivitas lompat jauh pada siswa kelas IV SD Negeri ........... tahun pelajaran 2012/2013.
D.    Manfaat Penelitian 
1.   Secara teoritis
Secara umum hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan kepada pembelajaran penjas khususnya yang berkaitan dengan peningkatan pembelajaran lompat jauh.
2.   Secara praktis
a.       Bagi sekolah :
Dapat meningkatkan pemberdayaan metode ini agar kemampuan  siswa lebih baik dan perlu dicoba untuk diterapkan pada mata pelajaran yang lain.
b.   Bagi guru :
1)      Dapat dijadikan referensi dalam melaksanakan proses pembelajaran
2)      Dapat menjadi bahan masukan dalam mengambil keputusan tentang pembelajaran atau perbaikan pembelajaran.
3)      Dapat menjadi bahan pertimbangan bagi guru penjas dalam menyusun program pembelajaran penjas selanjutnya.
c.   Bagi siswa :
1)      Dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran lompat jauh
2)      Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk ikut serta dalam penilaian atas diri sendiri   

Konfirmasi file secara utuh, silahkan hub. 081327121707 (SMS only)
Mohon tidak disadur secara utuh, hanya sebagai referensi penulisan. Terima kasih atas kerjasamanya.