Menerima Pembuatan TESIS-SKRIPSI-PKP UT, Silahkan Baca Cara Pemesanan di bawah ini

Lencana Facebook

banner image

Sabtu, 28 Juni 2025

TUGAS DISKUSI 4 DESAIN DAN MODEL PEMBELAJARAN

 

Materi Diskusi

 

1.    Apakah benar bahwa Model Pembelajaran Kolaboratif memiliki tahapan tertentu?  Jika jawaban Anda benar,  jelaskan tahapan, secara ringkas dan jelas dengan menggunakan kata-kata sendiri. Jika jawaban Anda tidak benar berikan alasannya.

Ya benar, model pembelajaran kolaboratif memiliki tahapan-tahapan. Penjelasan tahapan tersebut diuraikan di bawah ini.

a.    Menentukan Kriteria Pembentukan Kelompok

Pendidik perlu menentukan bagaimana kelompok akan dibentuk.  Jumlah anggota kelompok sebaiknya disesuaikan dengan jenis tugas dan tujuan pembelajaran. Biasanya, kelompok beranggotakan 3-5 orang agar setiap anggota dapat berkontribusi secara aktif. Setiap anggota kelompok harus memahami peran masing-masing dalam proses pembelajaran.

b.    Menetapkan Tujuan

Tahapan "Menetapkan Tujuan" dalam Model Pembelajaran Kolaboratif merupakan langkah awal yang sangat penting. Pada tahap ini, pendidik dan peserta didik bersama-sama menentukan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai melalui kolaborasi. Tahap ini memastikan bahwa semua peserta didik memiliki pemahaman yang sama tentang arah pembelajaran, sehingga proses kolaboratif dapat berjalan dengan efektif dan terarah.

c.    Membagi Tugas

Model Pembelajaran Kolaboratif adalah pendekatan belajar yang menekankan kerja sama antar siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran bersama. Salah satu tahapannya adalah Membagi Tugas, yang bertujuan untuk memastikan bahwa setiap anggota kelompok memiliki peran yang jelas dalam proses pembelajaran. Pembagian tugas dalam Model Pembelajaran Kolaboratif ini bertujuan untuk meningkatkan tanggung jawab individu, komunikasi, dan keterampilan bekerja dalam tim.

d.   Melaksanakan pembelajaran

1.    Guru menetapkan tujuan yang sesuai dengan kompetensi yang harus dicapai siswa.

2.    Materi pembelajaran disusun agar mendukung diskusi dan kerja sama antar siswa.

3.    Siswa dikelompokkan secara heterogen agar terjadi interaksi yang kaya.

4.    Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, aturan kerja sama, dan tugas yang harus dikerjakan kelompok.

5.    Siswa berdiskusi, bertukar pendapat, dan bekerja sama dalam menyelesaikan tugas.

6.    Guru berperan sebagai fasilitator yang membimbing dan mengarahkan diskusi.

7.    Setiap kelompok menyampaikan hasil kerja mereka kepada kelas.

8.    Kelompok lain dapat memberikan tanggapan atau pertanyaan.

9.    Guru menilai hasil kerja kelompok dan pemahaman individu.

10.                   Evaluasi bisa berupa presentasi, kuis, atau refleksi individu.

11.                   Siswa merefleksikan pengalaman belajar mereka.

12.                   Guru memberikan umpan balik untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran di sesi berikutnya

e.    Mengevaluasi

Evaluasi pembelajaran dalam model pembelajaran kolaboratif bertujuan untuk menilai efektivitas proses belajar-mengajar yang berbasis kerja sama antar peserta didik. Evaluasi ini mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik untuk mengukur sejauh mana siswa mampu memahami materi serta berkontribusi dalam kerja tim

f.     Melakukan pengawasan

Pengawasan pembelajaran dengan model pembelajaran kolaboratif bertujuan untuk memastikan bahwa proses belajar mengajar berlangsung secara efektif, sesuai dengan prinsip kolaborasi, serta meningkatkan keterlibatan siswa dalam pembelajara

 

2.    Deskripsikan pendekatan budaya, kearifan lokal, dan perspektif siswa yang Anda implementasikan pada RPP/Modul Ajar model pembelajaran inovatif dan interaktif?

Pendekatan budaya, kearifan lokal, dan perspektif siswa dalam RPP atau modul ajar yang inovatif dan interaktif dapat diimplementasikan dengan cara berikut:

1.      Pendekatan Budaya

a.    Integrasi Nilai dan Tradisi Lokal

Pembelajaran dikaitkan dengan budaya setempat, seperti menggunakan cerita rakyat, kesenian, atau adat istiadat sebagai bahan ajar.

b.    Pembelajaran Kontekstual

Siswa diajak untuk menghubungkan konsep pelajaran dengan kehidupan sehari-hari dalam komunitasnya. Misalnya, dalam pembelajaran matematika, dapat digunakan contoh transaksi pasar tradisional.

c.    Pemanfaatan Bahasa Daerah

Dalam tahap awal pembelajaran, penggunaan bahasa daerah bisa membantu siswa memahami konsep sebelum beralih ke bahasa Indonesia atau bahasa asing.

2.      Kearifan Lokal

a.    Penerapan Prinsip Ekologis dan Sosial

Mengajarkan tentang kearifan lokal dalam menjaga lingkungan, seperti sistem pertanian terasering di Bali atau filosofi "harmony with nature" dalam budaya suku tertentu.

b.    Penggunaan Produk Lokal sebagai Media Pembelajaran

Misalnya, dalam pelajaran IPA, siswa dapat mempelajari sifat bahan dari kerajinan khas daerah mereka.

 

c.    Belajar dari Tokoh atau Praktisi Lokal

Mengundang narasumber dari masyarakat seperti petani, pengrajin, atau pemuka adat untuk berbagi pengalaman yang relevan dengan materi pelajaran.

3.      Perspektif Siswa

a.    Pembelajaran Berbasis Proyek (Project-Based Learning)

Siswa diajak untuk mengembangkan proyek yang berhubungan dengan budaya dan kearifan lokal, misalnya membuat dokumentasi tentang tradisi daerah mereka.

b.    Pendekatan Diferensiasi

Mempertimbangkan latar belakang siswa yang beragam dan memberikan fleksibilitas dalam metode pembelajaran, misalnya melalui diskusi kelompok, eksperimen, atau eksplorasi digital.

c.    Metode Interaktif dan Kolaboratif

Menggunakan permainan edukatif, simulasi, atau studi kasus yang melibatkan pengalaman siswa secara langsung agar mereka lebih aktif dan termotivasi dalam belajar.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


3.    Cari 3 artikel (tambahan, bukan yang sudah Anda sampaikan pada Diskusi 3) pada Jurnal yang dipublikasi tahun 2020-2025 dan membahas tentang pengaruh model pembelajaran inovatif dan interaktif yang telah Anda pilih. Deskripsikan isi artikel tersebut dengan menggunakan format berikut.

 

No

Pengarang, Tahun, Judul artikel, Nama, Vol, No, dan Hal Jurnal

Metode Penelitian

Hasil Penelitian

Simpulan

1

Alfian Dwi Gustomo S, 2024. Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) terhadap Hasil Belajar Peserta Didik pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS) Kelas IV di SD Muhammadiyah AIMAS. urnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Vol: 2, No 1, 2024, Page: 1-10

Penelitian eksperimen dengan rancangan one group pretest-posttest.

Hasil uji normalitas menunjukkan bahwa sig pretest sebesar 0,343 dan sig posttest sebesar 0,386. Kedua angka tersebut lebih dari 0,05, maka data berdistribusi normal. Hasil uji-t untuk sampel berpasangan menunjukkan taraf signifikansi 2-tailed sebesar 0,000000 yang berarti lebih kecil dari 0,05. Nilai t-tabel sebesar 2,025. Karena t-tabel 12,794 lebih besar dari t-tabel 2,02), maka Ha diterima dan H0 ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar siswa kelas IV SD Muhammadiyah Aimas setelah diterapkannya Model Problem Based Learning (PBL) pada mata kuliah Ilmu Pengetahuan Alam dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPAS).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendekatan Problem-Based Learning (PBL) terhadap prestasi belajar IPA siswa di Kelas IV SD Muhammadiyah Aimas. Berdasarkan hasil uji t sampel berpasangan, pendekatan Problem-Based Learning (PBL) meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS) di Kelas IV SD Muhammadiyah Aimas.

2

Mesiyanti Putri Pradila, Firosalia Kristin. 2023. Model Pembelajaran Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Konsentrasi dan Hasil Belajar IPS Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Educatio. Vol. 9, No. 4, 2023, pp. 1947-1953

Penelitian ini menggunakan
jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, dengan hasil peningkatan konsentrasi siswa dari 31,33 menjadi 93,61 persen dengan kategori sangat baik. Dengan peningkatan hasil belajar siswa dari 20% menjadi 84,06 persen, siswa mencapai nilai KKM minimal.

Model Problem Based Learning efektif meningkatkan konsentrasi dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS. Dalam proses pembelajaran ini, siswa didorong untuk melakukan refleksi, komunikasi, dan pemecahan masalah sehingga dapat mencapai hasil belajar yang lebih baik.

Penelitian ini memiliki implikasi penting bagi dunia pendidikan, yaitu menunjukkan bahwa penggunaan pendekatan Problem Based Learning dapat memberikan dampak positif terhadap pembelajaran dan prestasi akademik siswa.

Hasil dan tulisan dalam Penelitian Tindakan Kelas menunjukkan bahwa penggunaan metodologi Pembelajaran Berbasis Masalah meningkatkan konsentrasi dan kinerja siswa. Penelitian ini menunjukkan bahwa Pembelajaran Berbasis Masalah meningkatkan konsentrasi dan kinerja siswa.

3

Mochamad Guntur, Amara Salsabilla, Siti Sahronih, Herisa Hardiyanti Sholeha.2025. Efektivitas Model Problem Based Learning Berbasis Artificial Intelligence-Slidesgo Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Sekolah Dasar. Prima Magistra: Jurnal Ilmiah Kependidikan Volume 6 – Nomor 1, Januari 2025, 1 -1 1

Penelitian kuantitatif.

Pengujian hipotesis menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan pada kemampuan siswa dalam memecahkan masalah matematika (nilai-p < 0,005). Hasil uji n-gain menunjukkan gain untuk eksperimen A 0,65, B 0,66, C 0,81, dan D 0,73. Penelitian ini menemukan adanya perbedaan yang signifikan antara model pembelajaran PBL dan pembelajaran berbasis slide dalam kemampuan siswa dalam memecahkan masalah matematika (nilai-p < 0,05).

Penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan paradigma Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL) dengan Slidesgo meningkatkan keterampilan pemecahan masalah matematika siswa, dengan skor rata-rata 39,03 pada kelas C. Hasil uji-t menunjukkan peningkatan kemampuan yang signifikan setelah menggunakan PBL berbasis Slidesgo. Respon positif siswa di kelas PBL dan Slidesgo masing-masing mencapai 93% dan 91%, yang menunjukkan bahwa pendekatan ini meningkatkan keterampilan kognitif dan kesejahteraan siswa. Oleh karena itu, guru disarankan untuk menggunakan PBL sebagai alternatif pemecahan masalah dan menggunakan media berbasis teknologi seperti Slidesgo dalam pengajaran matematika untuk menciptakan pengalaman belajar yang menarik dan efektif.


REFERENSI

 

Alfian Dwi Gustomo S. (2024). Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) terhadap Hasil Belajar Peserta Didik pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS) Kelas IV di SD Muhammadiyah AIMAS . Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 2(1), 10. https://doi.org/10.47134/pgsd.v2i1.933

Guntur, M., Salsabilla, A., Sahronih, S., & Sholeha, H. H. . (2025). EFEKTIVITAS MODEL PROBLEM BASED LEARNING BERBASIS ARTIFICIAL INTELLIGENCE-SLIDESGO UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SEKOLAH DASAR. Prima Magistra: Jurnal Ilmiah Kependidikan, 6(1), 1-11. https://doi.org/10.37478/jpm.v6i1.4958

Pradila, M. P., & Kristin, F. (2023). Model Pembelajaran Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Konsentrasi dan Hasil Belajar IPS Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Educatio FKIP UNMA, 9(4), 1947–1953. https://doi.org/10.31949/educatio.v9i4.5759

 

Untuk tindak lanjut silahkan : klik DOWNLOAD atau hub. (WA) 081327121707-(WA) 081327789201 terima kasih 

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan berkomentar, hindari unsur SARA.
Terima kasih