BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Pembelajaran
Ilmu Pengetahuan Sosial
(IPS) juga tidak
luput dari kecenderungan proses
pembelajaran teacher centered.
Kondisi demikian tentu membuat
proses pembelajaran hanya
dikuasai guru. Apalagi
pembelajaran IPS merupakan mata
pelajaran sarat materi
sehingga siswa dituntut
memiliki pemahaman yang holistik terhadap materi yang disampaikan
guru. Dari beberapa
hasil penelitian tentang
faktor yang berpengaruh
terhadap hasil belajar siswa
diperoleh informasi bahwa
disamping kemampuan dasar siswa, faktor stimulasi peran guru
serta penerapan metode mengajar yang sesuai memiliki keterkaitan
yang kuat dalam
peningkatan hasil belajar
siswa yang optimal.
Dalam konteks ini
siswa mengalami dan
melakukannya sendiri. Proses pembelajaran
yang berlangsung melibatkan
siswa sepenuhnya dalam merumuskan
sendiri suatu konsep merupakan inti dari proses pembelajaran. Menurut
Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan bahwa setiap
individu mempunyai potensi yang
harus dikembangkan, maka
proses pembelajaran yang cocok adalah yang menggali potensi anak
untuk selalu kreatif dan berkembang.
Namun kenyataan di
lapangan khususnya pada
pembelajaran IPS belum
menunjukkan ke arah pembelajaran yang bermakna. Para pendidik masih perlu
penyesuaian dengan KTSP, para guru
sendiri belum siap
dengan kondisi yang
sedemikian plural sehingga
untuk mendesain pembelajaran
yang bermakna masih
kesulitan. Sistem
pembelajaran duduk tenang,
mendengarkan informasi dari
guru sepertinya sudah membudaya sejak
dulu, sehingga untuk
mengadakan perubahan ke
arah pembelajaran yang aktif, kreatif, menyenangkan agak sulit.
Berdasarkan hasil
tes awal terhadap
proses pembelajaran IPS di
SDN ............ Kecamatan ............
Kabupaten ............ Tahun Pelajaran 2011/2012 diperoleh informasi bahwa selama
proses pembelajaran, guru
belum memberdayakan seluruh
potensi dirinya sehingga sebagian
besar siswa belum
mampu mencapai kompetensi individual yang
diperlukan untuk mengikuti
pelajaran lanjutan. Beberapa
siswa belum belajar sampai
pada tingkat pemahaman.
Siswa baru mampu
menghafal fakta, konsep, prinsip,
hukum, teori, dan
gagasan inovatif lainnya
pada tingkat ingatan, mereka
belum dapat menggunakan
dan menerapkannya secara
efektif dalam pemecahan masalah sehari-hari yang kontekstual.
Agar
siswa tertarik pada
mata pelajaran IPS
serta mampu mengaplikasikannya. Diperlukan
suatu metode pembelajaran
IPS yang berbeda dalam
kegiatan proses belajar
mengajarnya, yakni yang
lebih interaktif, tidak monoton, memberikan
keleluasaan berfikir pada
siswa serta siswa
ikut terlibat langsung dalam
proses belajar mengajarnya. Agar proses pembelajaran bagi siswa menjadi bermakna.
Pembelajaran yang dapat
melibatkan siswa secara
langsung dalam proses belajar
mengajar adalah pembelajaran
yang berpusat pada
siswa (student centre).
Guru tidak hanya
berperan sebagai penyampai
informasi saja, tetapi sebagai
fasilitator, motivator dan
pembimbing yang memberikan kesempatan kepada
siswa untuk mengembangkan
pola fikirnya dan
kemampuan dasarnya. Salah satu
alternatif pembelajaran yang
dapat dikembangkan dalam pembelajaran IPS
pada materi mengenal aktivitas dan kegiatan ekonomi dengan menggunakan metode
bermain peran (role playing).
Metode ini dapat
menggali kemampuan siswa dalam
kerjasama, komunikatif,
sosialisasi dan dapat menginterpretasikan suatu
kejadian.
Pada studi
awal pembelajaran IPS materi mengenal aktivitas dan kegiatan ekonomi, hasil
dari tes formatif menunjukkan rendahnya tingkat penguasaan materi yang diajarkan.
Ini dapat ditunjukkan hanya 10 siswa (23,26%) dari 43 siswa yang mengikuti tes
formatif dapat mencapai tingkat penguasaan materi 70% ke atas atau mendapat
nilai 70 sesuai dengan KKM yang telah ditetapkan, sedangkan sisanya sejumlah 33
siswa (76,74%) dinyatakan belum tuntas belajarnya.
B.
Identifikasi
Masalah
Berdasarkan
hal tersebut, peneliti meminta bantuan supervisor, kepala sekolah dan teman
sejawat untuk membantu mengidentifikasi kekurangan dari pembelajaran yang
dilaksanakan. Dari hasil diskusi terungkap beberapa masalah yang terjadi dalam
pembelajaran, yaitu :
1. Pengelolaan pembelajaran yang dilakukan
guru tidak kondusif, dalam arti tidak memberikan kesan menyenangkan siswa saat
dibelajari materi pembelajaran.
2. Pemilihan metode pembelajaran yang kurang
tepat adalah yang menjadi pemicu perilaku guru saat mempelajari siswa hingga
tidak banyak berbuat sesuatu demi keberhasilannya.
3. Kreativitas siswa untuk menanyakan sesuatu
kepada guru sama sekali tidak muncul.
4. Sebagaian besar siswa mengalami kesulitan
pada saat proses mempelajari materi ajar, dan ini telah menyebabkan mereka
tidak tuntas belajar karena kekurang tepatan pemilihan metode pembelajaran
5. Penjelasan materi terlalu cepat, sehingga
kurangnya model dialog yang interaktif, efektif dan kreatif.
C.
Analisis Masalah
Melalui
refleksi diri, kaji literatur, dan diskusi dengan supervisor, kepala sekolah
dan teman sejawat dapat diketahui bahwa faktor penyebab rendahnya tingkat
penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran, dan
rendahnya hasil belajar serta minat belajar siswa adalah :
1. Model pembelajaran yang diambil tidak
tepat sehingga guru tidak mampu mengembangkan model dialog yang efektif, aktif
dan kreatif.
2. Guru tidak melibatkan siswa secara aktif
dalam proses pembelajaran dan penemuan informasi.
3. Guru tidak mampu membaca situasi dan
kondisi pada saat pembelajaran berlangsung.
4. Guru kurang mampu memilih dan menggunakan
teknik pembelajaran yang tepat
5. Guru kurang mampu mengelola kelas dan ini
berdampak pada proses edukatif yang diharapkan kurang berhasil.
6. Metode pembelajaran yang digunakan tidak
sesuai dengan karakteristik siswa.
Adapun
prioritas masalah yang menjadi tujuan dilaksanakannya perbaikan proses
pembelajaran adalah :
1. Pelaksanaan perbaikan kegiatan
pembelajaran ilmu pengetahuan sosial materi mengenal aktivitas dan kegiatan
ekonomi melalui metode bermain peran.
2.
Meningkatkan keaktifan belajar siswa sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat dan
ketuntasan belajar dapat tercapai
Oleh
karena itu, dalam
memberikan materi pembelajaran
IPS guru harus pandai-pandai memilah
dan memilih metode
yang akan digunakan
harus disesuaikan dengan
materi yang akan
disampaikan. Penyampaian materi
yang menggunakan metode bermain
peran (role playing) diharapkan
dapat melibatkan siswa dan
menarik minat siswa
sehingga memudahkan siswa
dalam memahami materi pelajaran
serta dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
D.
Pembatasan
Masalah
Permasalahan yang dibahas pada
penelitian ini dibatsi hanya pada upaya
meningkatkan hasil pembelajaran IPS materi mengenal aktivitas dan kegiatan
ekonomi melalui penerapan metode bermain peran pada siswa kelas V SD Negeri ............
Kecamatan ............ Kabupaten ............ Tahun Pelajaran 2011/2012.
E.
Rumusan
Masalah
Dari uraian sebagaimana latar belakang di atas, maka yang
telah dikemukakan, maka rumusan masalah
yang diajukan adalah :
1.
Apakah penggunaan metode bermain peran dalam
pembelajaran ilmu pengetahuan sosial materi mengenal aktivitas dan kegiatan
ekonomi dapat meningkatkan keaktifan siswa ?
2.
Apakah penggunaan metode bermain peran dalam
pembelajaran ilmu pengetahuan sosial materi mengenal jenis-jenis dan mengenal
aktivitas dan kegiatan ekonomi dapat meningkatkan hasil belajar siswa ?
F.
Tujuan
Penelitian
Adapun yang
menjadi tujuan pada pelaksanaan penelitian tindakan kelas adalah :
1. Untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam
pembelajaran ilmu pengetahuan sosial materi mengenal aktivitas dan kegiatan
ekonomi melalui metode pembelajaran bermain peran.
2. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa
dalam pembelajaran ilmu pengetahuan sosial materi mengenal aktivitas dan
kegiatan ekonomi melalui metode pembelajaran bermain peran
G.
Manfaat
Penelitian
Diharapkan pelaksanaan
penelitian tindakan kelas ini juga dapat memberikan manfaat bagi :
1.
Siswa
a. Meningkatkan
keaktifan siswa
b.Dapat meningkatkan hasil belajar siswa
c. Menjalin
kerjasama yang baik selama pembelajaran
d. Menghilangkan
kejenuhan dalam belajar
2.
Guru
a.
Meningkatkan kualitas profesionalisme guru
b.
Memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya
c. Dapat berkembang secara profesional dan
lebih percaya diri
d.
Mendapat kesempatan untuk berperan aktif mengembangkan pengetahuan dan keterampilan sendiri.
e.
Untuk
mengatasi kendala-kendala dalam
menyampaikan materi pelajaran dengan memanfaatkan metode yang
sesuai
3.
Sekolah
a. Dapat membantu sekolah untuk berkembang
karena adanya peningkatan kemampuan pada diri guru dan pendidikan di sekolah.
b. Sekolah dalam mengambangkan citra
lulusannya karena ada peningkatan mutu lulusannya baik akademis maupun non
akademis
Konfirmasi file secara utuh dari Bab I, II, III, IV. V, Lampiran2 dan Halaman Depan, silahkan hub. 081327121707 (SMS only)
Mohon tidak disadur secara utuh, hanya sebagai referensi penulisan. Terima kasih atas kerjasamanya.
0 comments:
Post a Comment
Silahkan berkomentar, hindari unsur SARA.
Terima kasih