BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pemahaman tentang pentingnya masa usia dini, berdampak
pada kebijakan pemerintah saat ini. Salah satu kebijakan tersebut dengan UU RI
Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional yang isinya
sebagai berikut : Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritiual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta
ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Secara
khusus PAUD bertujuan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan
rohani agar anak memiliki kesiapan untuk memasuki pendidikan yang lebih lanjut.
Berkaitan dengan optimalisasi perkembangan pada Anak
Usia Dini (AUD) diperlukan suatu metode pembelajaran yang dapat menstimulus
kecerdasannya. Seperti yang kita ketahui kecerdasan masing-masing anak
memiliki kecerdasan berbeda-beda tetapi perlu kita sadari bahwa setiap anak nantinya mempunyai
kecenderungan untuk memiliki salah satu kecerdasan yang menonjol dibandingkan dengan kecerdasan lainnya.
Kecerdasan bagi
anak usia dini memiliki manfaat yang besar bagi dirinya sendiri dan bagi
perkembangan sosialnya karena dengan tingkat kecerdasan anak yang berkembang dengan baik akan
memudahkan anak bergaul dengan orang lain serta mampu menciptakan hal-hal yang
baru. Gardner dalam Musfiroh,
(2008:36) menyatakan bahwa
kecerdasan merupakan kemampuan
berfikir yang dimiliki
manusia untuk menyelesaikan masalah dan menciptakan sesuatu dalam
kehidupan nyata. Melalui
pengembangan kecerdasan akan
membantu seseorang untuk menemukan jalan
keluar atau solusi
permasalahan yang dihadapi
dalam kehidupan sehari-hari. Kecerdasan dapat pula membantu seseorang
untuk dapat menciptakan sesuatu
baik berupa jasa
maupun benda dan
dapat membantu memudahkan seseorang untuk menyelesaikan persoalan dalam
kehidupan sehari-hari.
Pengembangan kecerdasan manusia hendaknya dilakukan
sejak anak usia dini. Pada anak usia
sekitar lima tahun merupakan masa keemasan (golden age) yang perkembangan
kecerdasannya mencapai 50 % kapasitas
kecerdasan orang dewasa. Dalam
diri manusia terkandung
banyak kemampuan/kecerdasan seperti yang dikemukakan oleh Howard Gardner
dalam Suparno (2003:17) menetapkan ada
9 jenis kecerdasan
majemuk yaitu kecerdasan
bahasa (linguistik-varbal), kecerdasan
logis matematis, kecerdasan
keruang (visual spasial), kecerdasan musik, kecerdasan
interpersonal, kecerdasan intrapersonal, kecerdasan
gerakan (kinestetik), kecerdasan naturalis dan kecerdasan eksistensial
Salah satu dari
kecerdasan itu adalah
kecerdasan interpersonal yang menggambarkan kemampuan
seseorang untuk berhubungan dengan orang-orang sekitarnya. Kecerdasan
ini merupakan kemampuan
untuk memahami dan menggambarkan perasaan,
suasana hati, maksud
dan keinginan orang
lain. Kecerdasan interpersonal memungkinkan
anak mampu membangun
kedekatan, pengaruh,
pimpinan dan membangun
hubungan dengan orang
lain. Kecerdasan ini sudah dimiliki anak sejak ia lahir dan perlu dikembangkan
melalui pembinaan dan pengajaran. Oleh
sebab itu, hendaknya
untuk membangun kecerdasan interpersonal perlu dibangun sejak
anak berusia dini. Indragiri
(2010:17) menyebutkan kecerdasan
interpersonal adalah
kemampuan untuk mengamati
dan mengerti maksud,
motivasi, dan perasaan orang lain. Kecerdasan interpersonal
melibatkan kemampuan untuk
memahami orang lain, di dalam kehidupannya dan tampak melalui
prilakunya. Kecerdasan
interpersonal dibutuhkan karena
dalam kehidupan manusia, setiap orang
harus hidup bersama
kelompoknya karena setiap orang membutuhkan orang
lain. Anak yang
memiliki kecerdasan interpersonal
yang kurang cenderung tidak
peka, tidak peduli,
egois dan sering
menyinggung perasaan orang lain. Kecerdasan interpersonal yang kurang
dapat disebabkan oleh karena
orangtua cenderung mengekang
anak di rumah dan
melarangnya bergaul dengan teman
seusianya pada lingkungan
rumah. Anak-anak yang
seperti itu kurang diajarkan orang
tua bagaimana berhubungan dengan orang lain atau diberi kesempatan untuk
berbaur dengan teman sebayanya.
Pengembangan
proses pembelajaran pada
satuan Pendidikan Anak Usia
Dini lebih dikonsentrasikan pada
penguatan perlindungan dan penghargaan
terhadap hak-hak anak
dengan lebih menekankan
pada upaya pengembangan
kecerdasan majemuk dengan prinsip bermain sambil belajar, karena dunia
anak-anak adalah dunia bermain. Bermain merupakan kegiatan yang penting dalam
kehidupannya. Dengan bermain akan mendapatkankesenangan, kepuasan, dan
kegembiraan. Selain itu,
dapat mengungkapkan perasan,
pikiran, dan tenaganya.
Pemahaman yang cukup
mendalam atas proses
tersebut diharapkan sebagai guru yang meliputi
orang tua, pendidik
di suatu lembaga
pendidikan dan sebagai pemerhati pendidikan,
mampu mengadakan eksplorasi,
merencanakan, dan
mengimplementasikan penggunaan sumber belajar dan alat permainan (Montolalu,
2007:21)
Bermain adalah suatu kegiatan yang menyenangkan dan
paling digemari oleh anak-anak pada masa prasekolah, dan sebagian waktu anak
digunakan untuk bermain sehingga para ahli berpendapat bahwa usia prasekolah
adalah usia bermain (Martuti, 2008:37). Untuk bermain anak
memerlukan alat bermain. Pada saat anak bermain akan terjadi
berbagai eksplorasi, penemuan, penciptaan, perkembangan daya pikir, perkembangan
bahasa, perkembangan motorik
halus, perkembangan motorik kasar,
kebiasaan berbagi, bermain bersama, berimajinasi, dan kreativitas (Martuti,
2008:42).
Sepertinya realitas media permainan yang disuguhkan
pada anak-anak lebih dominan
permainan individu dan
lebih mengenal aneka permainan modern.
Tentu sangat disayangkan bila
tiada lagi yang
peduli dan melestarikan
warisan budaya bangsa yang
sebenarnya sarat dengan
muatan-muatan pendidikan. Dengan
segala kelebihan yang dimiliki, pemainan berbasis budaya lokal
(tradisional) menjadi salah satu
alternatif yang patut
untuk lebih diberdayagunakan kembali
secara inovatif. Anak tidak
semata-mata memperoleh keceriaan
dan kegembiraan, tetapi
juga mengembangkan kecerdasannya, baik secara kognitif, afektif maupun
psikomotorik. Untuk lebih mendayagunakannya khususnya dalam
lingkungan sekolah, pendidik perlu mencermati
jenis-jenis permainan yang
cocok untuk mengembangkan kompetensi tertentu.
Sesuai dengan latar
belakang masalah maka dapat diidentifikasi dalam penelitian ini yaitu orang tua maupun
guru beranggapan bahwa
kemampuan akademik seperti menulis, membaca
dan berhitung lebih
penting daripada pengembangan kecerdasan interpersonal. Kegiatan pembelajaran
yang dilakukan masih
kurang mengembangkan kecerdasan
interpersonal anak dimana setiap harinya anak mengerjakan tugas individual seperti
menulis di buku
tulis yang melibatkan
anak menjalin hubungan sosial
dengan anak yang lain. Posisi duduk yang konvensional dimana anak harus duduk
menghadap papan tulis dan mendengar
penjelasan guru tanpa
adanya pemberian kesempatan berinteraksi dengan anak yang
lain.
Berdasarkan hasil pengamatan dan penelitian lapangan
di Kelompok B.1 ………………., terdapat suatu permasalahan yang berhubungan dengan
kecerdasan interpersonal, yaitu kurangnya rasa kebersamaan, empati, kerjasama,
saling menghargai sesama teman, menertawakan saat teman terjatuh, dan tidak mau
berbagi bekal saat ada teman lain yang tidak membawa bekal makanan, hal ini
dikarenakan proses perkembangan jaman yang menjadikan anak selalu lebih
mementingkan kepentingannya sendiri dibandingkan kepentingan bersama. Anak
cenderung egois dan tidak peduli terhadap temannya. Berbagai upaya telah
dilakukan seperti mengingatkan anak untuk menyayangi teman, peduli terhadap
teman, tidak mengejek teman dan saling menolong antar teman. Akan tetapi hal tersebut
belum dapat mencapai hasil yang optimal. Untuk itu perlu diadakan penelitian
untuk meningkatkan kecerdasan interpersonal anak.
Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti
melakukan suatu penelitian dengan judul “Peningkatan kecerdasan majemuk anak
usia dini pada pengembangan kecerdasan interpersonal melalui kegiatan permainan
air mancur di Kelompok B.1 ........................... Tahun Pelajaran ...........”.
B. Rumusan Masalah
Dari uraian pada latar belakang masalah di atas, maka
dapat ditentukan rumusan masalah dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas
ini, yaitu bagaimana upaya meningkatkan
kecerdasan majemuk anak usia dini pada pengembangan kecerdasan interpersonal
melalui kegiatan permainan air mancur di Kelompok B.1 ...........................?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Secara umum
tujuan penelitian ini adalah
untuk mendeskripsikan penggunaan permainan air mancur sebagai upaya
untuk meningkatkan kecerdasan majemuk khususnya pada peningkatan
kecerdasan interpersonal peserta didik di Kelompok B.1 ............................
2. Tujuan Khusus
Secara khusus
dilaksanakannya penelitian
tindakan kelas ini memiliki
beberapa tujuan yaitu :
a.
Meningkatkan kecerdasan interpersonal peserta didik di Kelompok
B.1 ............................
b.
Mengetahui seberapa besar peningkatan kecerdasan
interpersonal peserta didik di Kelompok B.1 ............................
D. Manfaat Penelitian
1.
Manfaat Teoritis
a. Sebagai
bahan referensi yang dapat digunakan untuk
memperoleh gambaran mengenai penerapan permainan air mancur dalam upaya meningkatkan
kecerdasan majemuk anak usia dini khususnya pada peningkatan kecerdasan
interpersonal.
b. Sebagai bahan
pertimbangan, landasan empiris
maupun kerangka acuan bagi peneliti
pendidikan lainnya yang berkaitan
dengan penelitian ini.
2.
Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
1) Dapat
meningkatkan rasa tolong menolong dan kebersamaan dengansesama teman
2) Memiliki
rasa empati pada sesama teman
3) Selalu
berfikir positif dalam menghadapi masalah
4) Meningkatkan
kecerdasan interpersonal
b. Bagi Guru
1) Mendapat
berbagai informasi tentang cara mengembangkan kecerdasan interpersonal anak
2) Dapat
meningkatkan kemampuan mengajar dengan berbagai model pembelajaran
3) Sebagai umpan
balik bagi guru
dalam upaya mengembangkan kecerdasan
interpersonal melalui kegiatan permainan air mancur
4) Sebagai bahan
pertimbangan bagi guru
untuk melakukan inovasi dalam mengembangkan kecerdasan majemuk
khususnya pada kecerdasan interpersonal anak usia dini.
c. Bagi Sekolah
1) Sekolah
dapat lebih mengembangkan pembelajaran sesuai dengan kecerdasan anak
2) Sekolah
dapat lebih mudah untuk memilih permainan yang sesuai untuk penunjang
pembelajaran
3) Sebagai
bahan acuan dalam pengambilan kebijakan pendidikan dan pengajaran dalam
rangka peningkatan mutu
guru dan pengembangan kecerdasan majemuk khususnya pada kecerdasan interpersonal
anak usia dini.
Konfirmasi file secara utuh, silahkan hub. 081327121707.
Mohon tidak disadur secara utuh, hanya sebagai batasan referensi !
0 comments:
Post a Comment
Silahkan berkomentar, hindari unsur SARA.
Terima kasih