BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Secara
umum proses belajar
dan pembelajaran di
sekolah dasar merupakan kegiatan
yang pertama dan
utama, hal ini
berarti keberhasilan target pencapaian
tujuan pendidikan banyak
bergantung pada bagaimana proses belajar dan pembelajaran
dapat berlangsung secara efesien, efektif, dan kompetitif, peran
guru dalam proses
pembelajaran tidak hanya
memberikan penjelasan
menyampaikan materi, akan
tetapi pendidik harus
lebih berperan sebagai fasilitator,
motivator, dan memberikan
bimbingan yang memberikan kesempatan pada
peserta didik untuk
menemukan sendiri dalam
kerja kelompok maupun individual
melalui proses pembelajaran
dan mengembangkan pola berfikir dalam belajar dan pembelajaran siswa.
Pengalaman,
pengetahuan dan pemahaman
dapat diperoleh melalui pembelajaran
formal maupun non
formal. Salah satu pembelajaran pada
pendidikan formal yaitu
pembelajaran IPA dikarenakan IPA
merupakan konsep pembelajaran
alam dan mempunyai hubungan
yang sangat luas
terkait dengan kehidupan manusia. Pembelajaran
IPA sangat berperan
dalam proses pendidikan dan perkembangan
teknologi, karena IPA
memiliki upaya dalam membangkitkan minat
manusia serta kemampuan
dalam mengembangkan ilmu pengetahuan
dan teknologi serta
pemahaman tentang alam semesta
yang mempunyai banyak
fakta yang belum terungkap dan masih bersifat rahasia
sehingga hasil penemuannya dapat dikembangkan menjadi ilmu
pengetahuan yang baru
dan dapat diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari.
Dalam
pembelajaran IPA di
sekolah kurikulum yang
dipakai adalah KTSP 2006, namun hal itu tidak sesuai dengan kenyataan
karena belum seluruhnya dapat
dilaksanakan itu terbukti
saat pembelajaran di kelas
belum sesuai dengan
tuntutan kurikulum, karakteriktik
dan kebutuhan siswa. Dalam
kurikulum 2006 IPA
sangat penting sebagai ilmu
pengetahuan dan untuk
pengembangan teknologi. Namun
pada kenyataannya di
kelas peneliti menemukan
bahwa pembelajaran IPA
masih didominasi oleh
penggunaan metode ceramah
dan kegiatannya lebih berpusat
pada guru, aktifitas
siswa dapat dikatakan
hanya mendengarkan
penjelasan guru dan
mencatat hal-hal yang
dianggap penting. Guru menjelaskan
IPA hanya sebatas
produk dan sedikit proses, salah
satu penyebabnya adalah
padatnya materi yang
dibahas dan diselesaikan berdasarkan
kurikulum yang berlaku.
Padahal dalam membahas IPA
tidak cukup hanya
menekankan pada produk
tetapi yang lebih penting
proses membuktikan atau
mendapatkan suatu teori atau hukum
Dari hasil test pada studi awal menunjukkan hanya lima siswa (33,33%) dari 15 siswa di kelas IV SD Negeri ........
04 Kecamatan ........ yang mencapai tingkat penguasaan materi di atas 85% atau
mendapat nilai di atas KKM sebesar 70, sementara 10 orang siswa (66,67%)
tingkat penguasaan materi masih di
bawah 85% dengan perolehan nilai rata-rata hasil
belajar secara klasikal sebesar 59,33 dan partisipasi belajar sebesar 46,67%
atau sebanyak 7 orang siswa dari jumlah siswa 15 orang yang mengikuti kegiatan
pembelajaran.
Sadar akan hal tersebut agar tidak berdampak buruk
bagi proses dan hasil belajar selanjutnya, dengan refleksi diri dan
mendiskusikan dengan teman sejawat peneliti terpartisipasi untuk melakukan
upaya untuk memperbaiki pembelajaran melalui Penelitian Tindakan Kelas dengan
menggunakan penerapan pendekatan
pembelajaran kooperatif tipe STAD pada mata pelajaran IPA kompetensi
dasar mengidentifikasi wujud benda cair pada siswa kelas IV SD Negeri ........
04 Kecamatan ........ Kabupaten Cilacap.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan data di atas peneliti melakukan
konsultasi kepada kepala sekolah dan teman sejawat, untuk mengidentifikasi
kelemahan atau kekurangan yang telah menyebabkan aktivitas guru dan siswa dalam
pembelajaran yang telah dilaksanakan kurang memenuhi tuntutan yang diharapkan.
Sehingga, dampaknya pada hasil belajar siswa tidak memenuhi target
pembelajaran. Melalui hasil diskusi, diperoleh identifikasi masalah sebagai
berikut.
1.
Siswa kurang terlibat aktif dalam
pembelajaran
2.
Siswa tidak mencatat hal-hal penting
selama proses pembelajaran berlangsung.
3.
Tingkat penguasaan siswa terhadap kompetensi
dasar pembelajaran IPA yang berdampak
hasil belajar rendah.
4.
Partisipasi siswa dalam pelaksanaan proses pembelajaran
kurang sesuai dengan harapan.
Untuk mengetahui masalah yang sedang terjadi,
peneliti melakukan anlisis masalah dan menempuh refleksi terhadap kinerja yang
telah dilakukan, mengkaji literatur, serta diskusi dengan supervisor dan teman
sejawat. Hasil analisis masalah yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa
kemungkinan yang menjadi faktor penyebab rendahnya hasil belajar siswa dan aktivitas
pembelajaran kurang kondusif adalah sebagai berikut.
1.
Model pembelajaran yang diambil tidak
tepat dan penjelasan materi terlalu cepat, sehingga kurangnya model dialog yang
interaktif, efektif dan kreatif.
2.
Guru tidak mampu mengembangkan model
dialog yang efektif, aktif dan kreatif yang mengakibatkan kurangnya perhatian
siswa saat pembelajaran berlangsung.
3.
Guru harus dapat menciptakan suasana
pembelajaran yang lebih menarik.
4.
Guru harus lebih teliti melihat siswa
yang kurang aktif dalam proses pembelajaran berlangsung.
Melihat kondisi awal sebagaimana tersebut di atas,
maka peneliti berusaha untuk mengatasi masalah-masalah yang timbul agar proses
pembelajaran dapat berjalan dengan baik sehingga hasil dan partisipasi belajar
siswa dapat tercapai dengan melaksanakan perbaikan pembelajaran dengan
menggunakan penerapan pendekatan pembelajaran kooperatif tipe STAD.
Dengan
mempertimbangkan faktor penyebab di atas, maka dapat dirumuskan masalahnya
untuk menjadi fokus perbaikan pembelajaran adalah Bagaimana upaya meningkatkan partisipasi
dan hasil belajar siswa mata pelajaran IPA kompetensi dasar
mengidentifikasi wujud benda cair melalui
penerapan pendekatan pembelajaran
kooperatif tipe STAD di kelas IV
SD Negeri ........ 04 Kecamatan ........ Kabupaten Cilacap Tahun Pelajaran .........
C. Pembatasan Masalah
Agar penelitian berjalan dengan efektif dan terfokus
pada masalah pokok, maka dalam
pelaksanaan perbaikan pembelajaran ini permasalahan yang dibahas
dibatasi pada upaya peningkatan partisipasi dan hasil belajar siswa pada
pembelajaran IPA kompetensi dasar mengidentifikasi wujud benda cair dengan penerapan pendekatan pembelajaran kooperatif tipe STAD
pada siswa kelas IV SD Negeri ........ 04 Kecamatan ........ Kabupaten
Cilacap Tahun Pelajaran .........
D. Rumusan Masalah
Dari
setiap permasalahan pada hakekatnya rumit, maka dari itu masalah perlu dibatasi
agar lebih jelas dan mudah dalam
pelaksanaannya. Rumusan masalah
ini akan ditindaklanjut dengan pertanyaan sebagai berikut:
1. Bagaimanakah penerapan
pendekatan pembelajaran kooperatif
tipe STAD dalam rangka meningkatkan
partisipasi siswa pada pembelajaran IPA kompetensi dasar
mengidentifikasi wujud benda cair?
2. Bagaimanakah hasil
belajar siswa kelas IV SD Negeri ........ 04 Kecamatan ........
Kabupaten Cilacap
pada pembelaharan IPA kompetensi dasar mengidentifikasi wujud
benda cair dengan penerapan
pendekatan pembelajaran kooperatif tipe STAD?
E.
Tujuan Penelitian
Adapun
tujuan yang diharapkan dari penelitian perbaikan pembelajaran ini adalah
sebagai berikut
1.
Untuk mengetahui dampak penggunaan pendekatan pembelajaran
kooperatif tipe STAD terhadap peningkatan partisipasi belajar siswa dalam
pembelajaran IPA kompetensi dasar mengidentifikasi wujud benda cair.
2.
Untuk mengetahui dampak penggunaan pendekatan pembelajaran
kooperatif tipe STAD terhadap peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA kompetensi
dasar mengidentifikasi wujud benda cair.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian perbaikan
pembelajaran ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi Siswa
Untuk
dapat meningkatkan pemahaman siswa dalam proses belajar dan pembelajaran akan
meningkatkan mutu kualitas
hasil belajar siswa
lebih optimal dan bermakna,
yaitu dapat mengembangkan
kreatif, efektif, dan melatih
keterampilan siswa melalui
eksperimen, pengamatan,
menggolongkan, menerapkan, mengkomunikasikan, dan
generalisasi dalam memecahkan
masalah.
2. Bagi Guru
Dapat membiasakan
mengadakan penelitian, untuk
berinovasi yang berguna dalam
meningkatkan mutu kualitas
hasil belajar siswa,
dan dapat memperbaiki kinerja
guru secara profesionalisme dalam
merancang suatu strategi
pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.
3. Bagi Sekolah
Sebagai bahan
motivasi dan inovasi
untuk upaya meningkatkan
mutu kualitas belajar dan
pembelajaran siswa melalui
perbaikan pendekatan
pembelajaran kooperatif baik
secara umum mata
pelajaran lain, pada pengembangan kurikulum
di tingkat satuan pendidikan
secara khusus mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.
4. Bagi Peneliti
Dapat memberikan
gambaran yang nyata
dan jelas bagaimana
upaya tentang peningkatan mutu
kualitas hasil belajar
siswa, melalui pendekatan kooperatif pada mata pelajaran
Ilmu Pengetahuan Alam kompetensi dasar mengidentifikasi wujud benda cair.
menyusul.
atau klik pojok kanan atas "CARA MENDAPATKAN FILE" atau klik pojok kanan atas "DOWNLOAD".
pengin cepet.... hub. 081327121707 (sms only)
0 comments:
Post a Comment
Silahkan berkomentar, hindari unsur SARA.
Terima kasih