BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Ilmu Pengetahuan Alam (sains) merupakan hasil kegiatan
manusia berupa Pengetahuan, gagasan dan
konsep yang terorganisir,
tentang alam sekitar
yang diperoleh dari pengalaman
melalui serangkaian proses
ilmiah, sehingga siswa dapat belajar
mandiri untuk mencapai
hasil yang optimal.
Kemampuan siswa dalam menggunakan
metode ilmiah perlu
dikembangkan untuk memecahkan masalah-masalah dalam kehidupan
nyata.
Tujuan
pembelajaran dapat tercapai
jika terjadi interaksi
antara guru dengan siswa
selama proses belajar
mengajar berlangsung, namun
dewasa ini interaksi inilah yang masih
kurang terjadi di dalam kelas, hal ini karena
ada dua faktor
yang mempengaruhinya yaitu
faktor internal berupa kesehatan fisik,
inteligensi, perhatian, minat,
bakat, aktivitas, kesiapan
dan kelelahan; sedangkan faktor
eksternal : lingkungan
keluarga berupa cara orang
tua mendidik, relasi
antar keluarga, latar
belakang budaya yang
ada, lingkungan sekolah; metode,
kurikulum, kedekatan guru
dengan siswa, kedekatan siswa
dengan siswa, sarana dan prasarana serta kondisi lingkungan sekolah.
Selain beberapa faktor di atas berhasilnya tujuan
pembelajaran ditentukan oleh faktor lain
di antaranya adalah
faktor guru dalam
melaksanakan proses belajar mengajar,
karena guru secara
langsung dapat mempengaruhi, membina dan meningkatkan
kecerdasan serta keterampilan siswa.
Seluruh faktor tersebut
berpengaruh terhadap hasil
belajar siswa sehingga
perlu diupayakan agar
dapat mengarah pada
peningkatan hasil belajar. Selain
itu dewasa ini
pada pembelajaran IPA
di kelas, guru
sering menggunakan metode ceramah,
di mana siswa
hanya duduk, mendengar, mencatat, dan
menghapal teori dan
rumus tanpa melakukan
aktivitas pembelajaran, sehingga siswa
merasa bosan, jenuh
dan kurang bersemangat dalam mengikuti
pembelajaran. Hal ini
berakibat pada kurangnya
kemauan siswa untuk mengetahui,
menemukan, memecahkan masalahnya
sendiri dan siswa kurang
mempunyai kesempatan untuk
lebih memahami konsep
yang diberikan dan menjelaskan hasil yang diperolehnya.
Hasil tes formatif pada studi awal mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam kompetensi dasar
mengidentifikasi gangguan pada organ
peredaran darah manusia ternyata hanya 20,83% atau 5
siswa dari 24 siswa yang mencapai tingkat penguasaan materi 85% ke atas atau
mendapat nilai di atas KKM sebesar 70. Untuk itulah guru perlu mempelajari dan
mempertimbangkan masalah metode mengajar yang tepat yang sesuai dengan
tingkat perkembangan anak.
Untuk
menciptakan suasana belajar
yang dapat menarik,
seorang guru membutuhkan
suatu pendekatan yaitu
pendekatan discovery dalam proses pembelajaran. Dengan
pendekatan discovery dapat membantu
kegiatan pembelajaran berlangsung dengan baik sehingga tujuan
pembelajaran dapat tercapai dengan
baik. Pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan discovery
ini selalu mengusahakan agar
siswa menemukan sendiri
konsep-konsep materi yang
sedang dipelajari. Siswa diprogramkan agar selalu aktif secara mental
maupun secara fisik. Materi yang disajikan
guru, bukan begitu
saja diberitahukan dan
diterima oleh siswa. Siswa
dikondisikan sedemikian rupa sehingga mereka memperoleh berbagai pengalaman
dalam rangka “menemukan sendiri” konsep-konsep yang direncanakan oleh guru
dan dibantu dengan
sedikit bimbingan dari
guru. Dengan demikian mereka akan memperoleh serta
menyimpan konsep tersebut dengan lebih baik.
Untuk
dapat meningkatkan hasil
belajar siswa, guru
harus dapat menciptakan suasana
pembelajaran yang menarik.
Salah satunya adalah
dengan menggunakan
pendekatan discovery yang dapat
memberikan siswa suasana
baru dalam proses pembelajaran.
Kegiatan siswa dalam
pembelajaran dengan menggunakan pendekatan
discovery diantaranya
siswa menyelesaikan tugas-tugas dalam kelompok,
berusaha menemukan konsep
materi yang dipelajari
secara kelompok, dan siswa mengemukakan apa yang diperoleh dalam
kegiatan tersebut.
Dari
uraian tersebut diatas
tentang latar belakang
masalah maka penulis melakukan penelitian
dengan judul “penerapan
pendekatan discovery untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar
siswa dalam pembelajaran
IPA pada kompetensi dasar
mengidentifikasi gangguan pada organ peredaran darah manusia siswa kelas V SD
Negeri ........ 01 Kecamatan ........ Kabupaten ........ Tahun Pelajaran ........”.
B. Identifikasi Masalah
Melalui pengamatan dan diskusi
terindentifikasi beberapa masalah yang mempengaruhi pembelajaran antara
lain :
1. Keterbatasan
kemampuan siswa dalam menerima materi pembelajaran.
2. Kurangnya
kemampuan siswa dalam memahami materi pelajaran yang disajikan oleh guru.
3. Keterlibatan
siswa secara aktif dalam proses pembelajaran masih sangat kurang
4. Ketidakberanian
siswa dalam menanyakan materi pelajaran yang belum jelas atau belum dikuasai.
5. Situasi
pembelajaran yang kurang menarik dan menyenangkan sehingga terkesan kaku.
Berdasarkan identifikasi pada masalah pembelajaran maka
dapat disimpulkan permasalahan penyebab rendahnya aktivitas dan hasil belajar siswa
antara lain :
- Ketidakmampuan guru memperhatikan perbedaan kemampuan siswa.
- Guru belum melibatkan siswa secara aktif dalam proses kegiatan belajar mengajar
- Penyampaian materi pembelajaran oleh guru kurang dipahami siswa.
- Guru kurang mampu mengaitkan materi yang dipelajari dengan konsep nyata yang ada dalam keseharian siswa.
Berdasarkan
permasalahan di atas maka dilaksanakan penelitian tindakan kelas sebagai upaya
perbaikan yang peneliti lakukan pada IPA kompetensi dasar mengidentifikasi gangguan pada organ peredaran darah manusia siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri ........
01 Kecamatan ........ Kabupaten ........ Tahun Pelajaran ........ dengan penerapan metode discovery.
C. Pembatasan Masalah
Agar
permasalahan yang akan diteliti tidak terlalu luas, maka pembatasan masalah
dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran hanya difoluskan pada :
- Melaksanakan kegiatan perbaikan pembelajaran dengan menggunakan metode discovery pada pembelajaran IPA kompetensi dasar mengidentifikasi gangguan pada organ peredaran darah manusia.
- Upaya perbaikan yang dilaksanakan ditujukan pada peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa.
- Objek yang diteliti adalah siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri ........ 01 Kecamatan ........ Kabupaten ........ Tahun Pelajaran ........ pada pembelajaran IPA kompetensi dasar mengidentifikasi gangguan pada organ peredaran darah manusia.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada
latar belakang masalah di atas, dapat disimpulkan rumusan masalah fokus
perbaikan adalah :
1. Bagaimana upaya peningkatan aktivitas
belajar siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri ........ 01 Kecamatan ........ Kabupaten
........ pada pembelajaran IPA kompetensi dasar mengidentifikasi gangguan pada organ peredaran darah manusia dengan
penerapan metode discovery?
2. Bagaimana upaya peningkatan hasil belajar
siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri ........ 01 Kecamatan ........ Kabupaten ........
pada pembelajaran IPA kompetensi dasar mengidentifikasi gangguan pada organ peredaran darah manusia dengan
penerapan metode discovery?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan
rumusan masalah di atas, agar memiliki arah yang jelas, ditentukan tujuan dari
penelitian ini, yaitu :
1. Untuk meningkatkan aktivitas siswa dalam
pembelajaran IPA kompetensi dasar mengidentifikasi gangguan pada organ peredaran darah manusia melalui penerapan metode discovery.
2. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa
dalam pembelajaran IPA kompetensi dasar mengidentifikasi gangguan pada organ peredaran darah manusia melalui penerapan metode discovery.
F. Manfaat Penelitian
Diharapkan
hasil pelaksanaan perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan melalui pelaksanaan
penelitian tindakan kelas ini juga dapat memberikan manfaat baik secara teroris maupun praktis, yaitu :
- Manfaat Teoris
a. Secara teoritis
penelitian ini diharapkaan
dapat berguna sebagai referensi untuk
penelitian selanjutnya, yaitu
penelitian yang berhubungan
dengan metode discovery.
b. Sebagai bahan
kajian untuk meningkatkan
pemahaman konsep dasar
mengidentifikasi gangguan pada organ
peredaran darah manusia melalui metode discovery.
- Manfaat Praktis
a. Bagi
Siswa
1) Peserta didik dapat membiasakan
diri berpikir logis mengenai hubungan sebab
akibat serta dapat
meningkatkan kualitas hasil pembelajaran pada kompetensi dasar
mengidentifikasi gangguan pada organ
peredaran darah manusia.
2) Peserta didik
dapat lebih mudah
dan semangat dalam memahami mata
pelajaran. Dengan cara
pembelajaran yang menarik, dan tidak membosankan.
3) Peserta didik
akan lebih aktif
belajar dan mereka
bisa lebih mudah dalam memahami pelajaran.
4) Peserta didik
dapat menyimak pelajaran
dengan semangat sehingga peserta dididik akan memperoleh hasil
yang baik.
b. Bagi Guru
1) Meningkatkan kinerja guru karena
dengan metode discovery dapat mengefektifkan waktu pembelajaran.
2) Menciptakan pembelajaran
yang inovatif dan
menyenangkan sehingga dapat
menarik perhatian siswa.
3) Guru dapat
mengetahui
permasalahan-permasalahan peserta
didik,
sehingga dapat mempermudah
guru untuk mengatasi masalah-masalah apa yang timbul dalam
pembelajaran.
c. Bagi Sekolah
1) Dengan penelitian
ini diharapkan sekolah
dapat lebih meningkatkan pemberdayaan metode discovery agar hasil belajar
siswa lebih baik
dan perlu dicoba
untuk diterapkan pada pembelajaran
lain.
2) Dengan penelitian
ini diharapkan sekolah
dapat memperoleh alat peraga di
sekolah.
Bab 2 - 3- 4- 5-lampiran
menyusul.
Untuk mendapatkan file silahkan klik : Download
0 comments:
Post a Comment
Silahkan berkomentar, hindari unsur SARA.
Terima kasih