MENINGKATKAN KEMAMPUAN DAYA INGAT ANAK MELALUI KEGIATAN PLAY BOARD PADA
KELOMPOK A
TK ……………. TAHUN ……/…….
Abstrak
Penelitian ini dilakukan di TK
Aisyiyah Bustanul Athfal 03 Boja, karena peneliti menemukan beberapa
permasalahan pada anak, terutama pada daya ingat anak masih
rendah, dan minat
anak mengikuti pelajaran
masih kurang, hal
ini dikarenakan pembelajaran dan
media yang disajikan
kurang menarik, misalnya pembelajaran masih
menggunakan media lembar
kerja. Tujuan dari
penelitian adalah meningkatkan daya ingat anak agar memiliki ingatan
yang tajam dan lebih semangat saat mengikuti pelajaran, salah satu pembelajaran
yang diberikan adalah melalui
permainan Play Board.
Penelitian ini dilatarbelakangi pentingnya meningkatkan daya
ingat bagi anak,
agar anak dapat
mengingat dengan baik dalam
jangka waktu yang
lama. Kurangnya daya
ingat anak berdampak
pada lemahnya cara berfikir
anak sehingga ingatan
anak tidak berkembang
secara optimal.
Penelitian yang
digunakan adalah penelitian
tindakan kelas (PTK)
yaitu penelitian yang terdiri
dari dua siklus
yaitu tindakan yang
dilakukan untuk perencanaan,
pelaksanaan tindakan, Observasi, Reflexsi. Subyek dalam penelitian ini adalah
anak kelompok A TK ……………… Kecamatan
………... Kabupaten …………... Metode yang
digunakan adalah metode
pemberian tugas, observasi,
alat untuk pengumpulan data berupa
lembar observasi.
Berdasarkan hasil analisa data
penelitian setelah melakukan kegiatan play board, menunjukkan
adanya peningkatan kemampuan
daya ingat anak
TK ……………… Kecamatan ………... Kabupaten …………... Metode pengumpulan
data mengunakan teknik
analisis deskriptif kualitatif
pada tiap -tiap siklus. Peningkatan rata-rata kemampuan daya
ingat anak TK ……………… Kecamatan
………... Kabupaten ………….. dari sebelum
pelaksanaan siklus adalah sebesar
mencapai 20%, dan
sesudah dilakukan percobaan
siklus I meningkat menjadi 70%, dan dilakukan
lagi percobaan siklus
II maka hasil
peningkatan daya ingat anak menjadi
90%. Oleh karena
itu, dapat disimpulkan
bahwa “menggunakan bermain play
board dapat meningkatkan
daya ingat anak
kelompok A TK
……………… Kecamatan ………... Kabupaten
…………..”.
Kata Kunci
: daya ingat,
Play Board, media
potongan flanel
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Undang-undang Nomor 20
Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional Pasal
1 angka 14
menyatakan bahwa Pendidikan Anak Usia
Dini (PAUD) adalah
suatu upaya pembinaan
yang ditujukan kepada anak
sejak lahir sampai
dengan usia 6
(enam) tahun yang dilakukan melalui
pemberian rangsangan pendidikan
untuk membantu pertumbuhan dan
perkembangan jasmani dan
rohani agar anak
memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
Pemendiknas Nomor 58 Tahun 2009 tentang standar pendidikan Anak Usia
Dini, yang didalamnya
mengatur standar tingkat
pencapaian perkembangan berisi kaidah
pertumbuhan dan perkembangan
anak usia dini sejak
lahir sampai dengan
usia enam tahun.
Tingkat perkembangan yang dicapai
merupakan aktualisasi potensi
semua aspek perkembangan yang diharapkan dapat dicapai
anak pada setiap tahap perkembangannya . Standar isi,
proses dan penilaian
meliputi perencanaan, pelaksanaan
dan penilaian program yang
dilaksanakan secara terintegrasi/terpadu sesuai dengan kebutuhan anak.
Oleh karena itu,
pembelajaran di taman
Kanak-Kanak berbeda dengan pembelajaran
ditingkat pendidikan yang lebih tinggi,
terutama dalam bidang media pembelajaran
atau alat peraga.
Usia Taman Kanak-Kanak
merupakan usia yang
produktif untuk mengembangkan
berbagai potensi karena usia
tersebut merupakan periode
keemasan (golden age) dalam proses perkembangan anak.
Di usia ini
anak mengalami lompatan kemajuan yang
luar biasa, baik
dalam fisik, kognitif,
sosial, dan emosional, sehingga
anak sangat berpotensi
untuk belajar apa
saja termasuk dalam bidang kognitif anak.
Pertumbuhan fisik memang
mempengaruhi perkembangan
psikologis. Pertambahan fungsi-fungsi otak misalnya memungkinkan anak
tersenyum, berjalan, bercakap-cakap, Sedangkan
kemampuan berfungsi dalam tingkat
yang lebih tinggi
diantaranya sebagai hasil
pertumbuhan yang biasa disebut kematangan. Perkembangan juga berhubungan
dengan proses belajar terutama
mengenai isinya, yaitu
mengenai apa yang
akan berkembang dan berkaitan
dengan tingkah laku
belajar. Di samping
itu anak harus mengetahui bagaimana sesuatu itu dipelajari, misalnya
apakah melalui memorisasi (menghafalkan) atau meniru dengan cara menangkap
hubungan-hubungan, hal ini
semua ikut menentukan
proses perkembangan.
Tujuan tersebut antara
lain memacu pertumbuhan
dan perkembangan jasmani, mengembangkan
kemampuan fungsi indra
dan fungsi motorik, yang
menonjol untuk membangun
kekuatan dan kelenturan tubuh,
tangan serta menanamkan
nilai sportivitas dalam pelaksanaan kegiatan,
hal ini bisa
disebut pengembangan fisik
dan motorik. Maka guru
perlu memperhatikan langkah-langkah seperti
pada pedoman, yang kaya akan gerakan, kreativitas dan bervariasi.Dalam
pendidikan anak usia dini adalah sebuah dunia yang tidak terlepas dari bermain
dan juga berbagai alat permainan. TK
yang memiliki berbagai sarana dan
prasarana untuk mendukung
terlaksanannya proses
pembelajaran dengan baik
dan berkualitas akan
lebih menarik perhatian orang tua
dan anak dibandingkan
dengan TK yang
hanya mengandalkan media pembelajaran
dengan lembar kerja,
hal tersebut diangap
TK yang memiliki sarana dan
prasarana lengkap akan lebih mendukung kreatifitas dan semangat
anak saat pelajaran
berlangsung. Alat peraga
ini bisa didapatkan dengan
cara membelinya dari
produsen alat-alat permainan anak atau
juga bisa dengan
membuatnya sendiri sesuai
kreativitas yang dimilikinya.
Pada umumnya para penyelenggara pendidikan TK dan juga para guru TK
masih banyak yang
membeli alat-alat permainan
untuk sumber belajar anak, hal
ini tentu saja akan menumbuhkan budaya
konsumtif dan akan melemahkan daya
kreativitas serta inovasi
para guru TK.
Secara umum banyak para
guru TK yang
berpendapat bahwa memperoleh
Alat Pendidikan Edukatif dengan
cara membeli akan
lebih mudah dan ekonomis,
namun jika para
guru mau berkreasi
untuk menciptakan Alat Peraga dari barang-barang bekas, maka
tentu saja akan lebih ekonomis lagi dibandingkan harus membeli.
Namun pada kenyataanya
menunjukkan bahwa masih
banyak guru yang belum membuat sendiri alat peraga dalam pembelajaran, dalam pengembangan dibidang
kognitif. Guru cenderung
sering menggunakan media pembelajaran
berupa lembar kerja
yang digandakan, akibatnya pembelajaran yang
terjadi terkesan monoton
dan kurang menarik, akibatnya anak kurang tertarik,
merasa jenuh, bosan dan kurang bergairah dalam melakukan kegiatan belajar.
Pendidik yang terdapat
di TK ……………… Kecamatan ………... Kabupaten ………….. tersebut hanya memiliki 2
pendidik. Pendidik ini memiliki latar belakang pendidikan yang
berbeda, namun keduanya
bukan dari latar
belakang pendidikan dari pendidikan
anak usia dini.
Jadi dalam pembelajarannya belum menekan
pada “Bermain sambil
Belajar”, namun masih
berbasis yang bersifat seperti
lembar kerja, menulis,
dan mewarnai, sedangkan untuk meningkatkan daya ingat anak
kurang diperhatikan. Pada TK ……………… Kecamatan ………... Kabupaten …………..peneliti menemukan banyak anak
yang belum mampu
menyerap pelajaran dengan
baik. Misalnya anak belum
mampu mengingat pelajaran
yang sudah diberikan sebelumnya, atau
guru harus mengulang
pembelajaran yang sudah diberikan sebelumnya agar anak mampu mengingatnya.
Pembelajaran untuk menunjang
ingatan anak sudah
ada tetapi cara penyampaian
guru diangap anak kurang
menarik, seperti pemberian media atau
alat peraga saat
pembelajaran hanya mengandalkan
lembar saatmengikuti pelajaran yang diberikan.
Ingatan yang lemah dapat menjadi masalah jika hal ini dibiarkan terlalu
lama, yaitu dapat menyebabkan potensi anak menjadi terkubur dan anak tidak
dapat berkembang secara
optimal sesuai dengan
potensinya, media untuk menunjang
ingatan juga kurang
bervariasi sehingga anak kurang
antusias saat mengikuti
pelajaran. setelah peneliti
melihat permasalahan
tersebut peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian
yaitu meningkatkan daya ingat
anak melalui media
baru yaitu TK
……………… Kecamatan ………... Kabupaten
…………...
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang
masalah yang sudah
disampaikan di atas, maka dapat
di identifikasi permasalahan sebagai berikut :
1. Anak belum mampu menyerap pelajaran dengan baik
2. Para siswa
sering merasa jenuh dan bosan ketika pembelajara yang diajarkan kurang menarik.
3. Anak sering tidak memperhatikan saat pelajaran
berlangsung.
4. Anak masih
membutuhkan waktu lebih
untuk mengingat kembali kegiatan pembelajaran yang sudah
dilakukan.
5. Kurangnya kemampuan anak dalam menerima
pembelajaran.
6. Anak
kurang tertarik dengan
pembelajaran yang dilakukan sebelumnya.
C. Pembatasan Masalah
Dari beberapa identifikasi
masalah di atas
maka penelitian tindakan kelas
ini dibatasi pada
meningkatkan kemampuan daya
ingat anak. Penulis menggunakan
media play board
dari kain flanel
untuk meningkatkan kemampuan daya ingat anak.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas maka dapat dirumuskan permasalahan
sebagai berikut :
“Bagaimana Play Board
dapat Meningkatkan Kemampuan Daya
Ingat Anak Kelompok A TK ………………
Kecamatan ………... Kabupaten …………..”.
E. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan umum
yang hendak dicapai
pada penelitian ini adalah meningkatkan kemampuan daya ingat anak melalui kegiatan
Play Board.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus
yang hendak dicapai
pada penelitian ini adalah
meningkatkan kemampuan daya ingat anak melalui kegiatanplay
board pada kelompok A
di TK ……………… Kecamatan ………... Kabupaten …………..
F. Manfaat Penelitian
1. Secara teoritis
a. Penelitian ini
diharapkan dapat menambah
pengetahuan, wawasan dan dapat
mengembangkan ilmu di
bidang kegiatan bermain play
board dan di bidang perkembangan
daya ingat anak.
b. Diharapkan
hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan acuan bagi peneliti yang terkait
dengan bermain play board sebagai wahana bermain untuk meningkatkan kemampuan
daya ingat anak.
2. Secara
Praktis
a. Bagi peneliti
1) Sebagai
upaya untuk memperbaiki dan meningkatkan
daya ingat melalui bermain play board dalam pembelajaran.
2) Sebagai upaya untuk meningkatkan daya ingat
anak.
3) Sebagai sarana
menciptakan suasana belajar
yang menyenangkan.
b. Bagi Siswa
1) Dapat meningkatkan
kemampuan daya ingat
anak dalam bermain play
board maupun aktivitas belajar.
2)
Memiliki pengalaman belajar
yang menyenangkan, bermakna dan
meningkatkan kemampuan daya ingat anak.
3) Mengalami variasi
belajar yang menyenangkan
dan akan membekas diingatan
melalui bermain play
board untuk anak.
c. Bagi Sekolah
1) Agar dapat
memberikan sumbangan dalam
rangka peningkatan mutu kegiatan
pembelajaran serta kegiatan bermain yang kreatif dan inovatif di
TK.
2) Menjadi motivasi
sekolah untuk menciptakan
suasana belajar yang tidak menbosankan dan terkesan monoton.
3) Meningkatkan mutu pembelajaran di Taman
Kanak-kanak.