UPAYA MENINGKATKAN
KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU
MELALUI SUPERVISI
AKADEMIK DI SEKOLAH BINAAN
GUGUS …………….KECAMATAN
………………..
KABUPATEN ………
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun
2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah menegaskan bahwa seorang kepala
sekolah/madrasah harus memiliki lima dimensi kompetensi minimal yaitu:
kompetensi kepribadian, manajerial, kewirausahaan, supervisi dan sosial.
Permendiknas ini merupakan upaya yang sangat penting untuk menghasilkan kepala
sekolah/madrasah yang kuat di dalam mewujudkan kualitas siswa yang diharapkan
mampu berpikir kritis, kreatif, inovatif, dan berjiwa kewirausahaan (entrepreneurship).
Pengawas, Kepala Sekolah dan guru merupakan tenaga
pendidik dan kependidikan yang mutlak terstandarisasi kompetensinya secara
nasional menurut PP No 19 tahun 2005 di atas. Karena pengawas, kepala sekolah
dan guru adalah tiga unsur yang berperan aktif dalam persekolahan. Guru sebagai
pelaku pembelajaran yang secara langsung berhadapan dengan para siswa di ruang
kelas, dan pengawas serta kepala sekolah adalah pelaku pendidikan didalam
pelaksanaan tugas Kepengawasan dan menejeririal pendidikan yang meliputi tiga
aspek yaitu supervisi, pengendalian dan inspeksi kependidikan.
Tujuan supervisi akademik adalah membantu guru
mengembangkan kemampuannya mencapai tujuan pembelajaran yang dicanangkan bagi
murid-muridnya (Glickman, 1981). Melalui supervisi akademik diharapkan kualitas
akademik yang dilakukan oleh guru semakin meningkat (Neagley, 1980).
Pengembangan kemampuan dalam konteks ini janganlah ditafsirkan secara sempit,
semata-mata ditekankan pada peningkatan pengetahuan dan keterampilan mengajar
guru, melainkan juga pada peningkatan komitmen (commitmen) atau
kemauan (willingness) atau motivasi (motivation) guru, sebab
dengan meningkatkan kemampuan dan motivasi kerja guru, kualitas pembelajaran
akan meningkat.
Sebagai salah satu sumber acuan dalam pengembangan
profesional tenaga kependidikan ( khususnya guru), penting rasanya diefektifkan
dimensi kompetensi supervisi akademik oleh kepala sekolah, dengan memaksimalkan
kegiatan supervisi akademik diharapkan tenaga guru dapat meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan dalam proses pembelajaran. Supervisi akademik
merupakan kegiatan terencana yang ditujukan pada aspek kualitatif sekolah
dengan membantu guru melalui dukungan dan evaluasi pada proses pembelajaran
yang dapat meningkatkan hasil belajar dan memberi jawaban pada pertanyaan
bagaimana siswa belajar lebih baik.
Dukungan dan
evaluasi merupakan dua fungsi utama untuk tipe supervisi akademik. Tipe
supervisi ini secara eksklusif dilaksanakan oleh staf pengawas, atau kepala
sekolah untuk mengevaluasi hasil kerja guru. Tujuan supervisi akademik adalah
meningkatkan mutu pembelajaran sedangkan fungsi dukungan dalam supervisi
akademik adalah menyediakan bimbingan profesional dan bantuan teknis pada guru
untuk meningkatkan kinerja dalam proses pembelajaran. Dengan mengajar lebih
baik berarti membantu siswa untuk lebih mudah mencapai kompetensi yang harus
dikuasai dalam pembelajaran. Semestinya semakin sering dilaksanakan supervisi
akademik oleh kepala sekolah terhadap guru dapat meningkatkan secara signifikan
kualitas kinerja guru dalam proses pembelajaran.
Diharapkan dengan bantuan supervisi pengawas, hasil
dari pelaksanaan proses pembelajaran akan lebih baik dan bermutu. Tentang
hubungan antara supervisi pengawas dengan guru seperti tersebut dalam
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20/2003, Pasal 30, mengatakan
"Hubungan antara peran supervisi pengawas adalah dalam upaya mencetak
kualitas output yang lebih baik. Oleh karena itu, sekolah, sebagai institusi formal
yang diharapkan dapat mencetak siswa yang berkualitas, harus dijalankan oleh
para pendidik dan tenaga kependidikan yang memiliki profesionalisme yang tinggi
untuk memajukan sekolah. Tetapi berdasarkan pengamatan selama satu tahun
terakhir, terlihat motivasi dan profesionalisme dari sebagian guru cenderung
rendah dalam tugas-tugas mengajar. Hal tersebut dapat dinilai dari hal-hal
sebagai berikut: (1) Hanya 50% dari guru yang hadir tepat waktu di kelas pada
saat jam mengajar; (2) Hanya 30% dari guru yang memanfaatkan media belajar pada
saat mengajar; (3) Hanya 40% dari guru yang menggunakan metode mengajar secara
variatif; (4) Hanya 20% guru yang menggunakan strategi belajar secara tepat. Selain
masalah-masalah di atas, berdasarkan laporan kemajuan pembelajaran triwulan I
Tahun Pelajaran ……….. terdapat sekitar 40% jumlah siswa perkelas, nilainya
belum mencapai KKM.
Untuk mengatasi masalah di atas, penelitian ini akan
melakukan tindakan berupa supervisi akademik, agar motivasi serta profesionalisme
guru terutama dalam pengelolaan pembelajaran (kompetensi pedagogik) dapat
meningkat dengan baik. Menurut Sullivan dan Glantz (2005) supervisi adalah
pembinaan kinerja guru dalam mengelola pembelajaran. Sedangkan menurut
Sergiovanni (1987) ada dua tujuan supervisi; pengembangan profesional dan
motivasi kerja guru.
Melalui PTS ini diharapkan guru-guru dapat
meningkatkan motivasi serta profesionalismenya dalam melaksanakan tugas dan
fungsi pokoknya terutama pada kompetensi pedagogik (pengelolaan pembelajaran) sehingga
dapat meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah yang
muncul dapat diidentifikasi sebagai berikut:
- Rendahnya motivasi serta profesionalisme guru dalam melaksanakan tugas pokoknya sebagai pendidik terutama dalam proses pembelajaran (kompetensi pedagogik)
- Hanya 20% dari guru yang menggunakan strategi belajar secara tepat.
- Hanya 50% dari guru yang hadir tepat waktu di kelas pada saat jam mengajar.
- Hanya 30% dari guru yang memanfaatkan media belajar pada saat mengajar.
- Hanya 40% dari guru yang menggunakan metode mengajar secara variatif.
- Dalam laporan kemajuan pembelajaran triwulan I Tahun Pelajaran 2010/2011 terdapat sekitar 40% jumlah siswa perkelas, nilainya belum mencapai KKM.
C. Pembatasan Masalah
Dalam penelitian ini, dari masalah-masalah yang telah
teridentifikasi seperti telah disebutkan di atas, maka masalah penelitian
dibatasi pada rendahnya kompetensi pedagogik guru dalam melaksanakan proses
pembelajaran.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah yang
telah diuraikan di atas, maka masalah pokok dalam penelitian ini dapat
dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah melalui supervisi akademik
dapat meningkatkan kompetensi pedagogik guru?
2. Bagaimana langkah-langkah supervisi
akademik agar dapat meningkatkan kompetensi pedagogik guru?
E. Pemecahan Masalah
Dalam memecahkan masalah di atas, pendekatan pemecahan
masalah yang dilakukan adalah dengan melaksanakan supervisi akademik terhadap
guru dalam meningkatkan kompetensi pedagogik guru.
F. Tujuan Penelitian
Penelitian tindakan sekolah ini bertujuan untuk:
1.
Meningkatkan kompetensi pedagogik guru terutama dalam
proses pembelajaran melalui supervisi akademik.
2.
Mengetahui langkah-langkah yang tepat dalam melaksanakan
supervisi akademik agar dapat meningkatkan kompetensi pedagogik guru.
G. Manfaat Penelitian
Penelitian tindakan sekolah ini diharapkan dapat
memberi manfaat bagi kepala sekolah dalam memecahkan masalah guru, meningkatkan
kompetensi pedagogik guru dalam melaksanakan tugas-tugasnya, meningkatkan
prestasi siswa dalam pembelajaran, dan pada akhirnya meningkatkan kinerja dan
mutu sekolah secara keseluruhan.
Di samping itu, untuk menemukan langkah-langkah yang
tepat dalam melaksanakan supervisi akademik sehingga mampu meningkatkan kompetensi
pedagogik guru serta dapat menjadi referensi bagi tindakan serupa untuk kasus
yang sama bagi peneliti lain.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil
Penelitian
1.
Kondisi Awal
Pengawas, Kepala Sekolah dan guru merupakan tenaga
pendidik dan kependidikan yang mutlak terstandarisasi kompetensinya secara
nasional menurut PP No 19 tahun 2005 di atas. Karena pengawas, kepala sekolah
dan guru adalah tiga unsur yang berperan aktif dalam persekolahan. Guru sebagai
pelaku pembelajaran yang secara langsung berhadapan dengan para siswa di ruang
kelas, dan pengawas serta kepala sekolah adalah pelaku pendidikan didalam pelaksanaan
tugas Kepengawasan dan menejeririal pendidikan yang meliputi tiga aspek yaitu
supervisi, pengendalian dan inspeksi kependidikan.
Berdasarkan pengamatan selama satu tahun terakhir
baik secara kualitatif dan kuantitatif, terlihat motivasi dan profesionalisme
dari sebagian guru cenderung rendah dalam tugas-tugas mengajar. Hal tersebut
dapat dinilai dari hal-hal sebagai berikut: (1) Hanya 20% dari guru yang menggunakan
strategi belajar secara tepat; (2) Hanya 50% dari guru yang hadir tepat waktu
di kelas pada saat jam mengajar; (3) Hanya 45% dari guru yang keluar tepat waktu
sesuai jadwal mengajar; (4) Hanya 30% dari guru yang memanfaatkan media belajar
pada saat mengajar; (5) Hanya 40% dari guru yang menggunakan metode mengajar
secara variatif. Selain masalah-masalah di atas, berdasarkan laporan kemajuan
pembelajaran triwulan I Tahun Pelajaran 2010/2011 terdapat sekitar 40% jumlah
siswa perkelas, nilainya belum mencapai KKM.
2.
Kegiatan
Siklus 1
a.
Perencanaan
1)
Sosialiasi tujuan dan ruang lingkup penelitian
kepada guru.
2)
Penjelasan fokus penelitian tentang Supervisi Akademik.
3)
Diskusi tentang pelaksanaan proses pembelajaran
yang ideal.
b.
Pelaksanaan
1)
Pada Pertemuan awal, peneliti mengumpulkan
seluruh guru.
2)
Menjelaskan maksud dan tujuan Penelitian
Tindakan Sekolah.
3)
Penjelasan tentang kompetensi pedagogik guru
difokuskan pada perbaikan komponen proses pembelajaran. Berikut pula penjelasan
tentang aspek yang akan diamati melalui deskriptor setara.
4)
Tanya jawab tentang segala sesuatu yang
berkaitan dengan penelitian.
c.
Observasi
1)
Penulis melakukan pengamatan sesuai rencana dengan menggunakan lembar
observasi.
2)
Menilai tindakan dengan menggunakan format
evaluasi.
3)
Pada tahap ini seorang guru melakukan
pembelajaran sesuai dengan aspek dan deskriptor yang telah dijelaskan sebelumnya,
penulis dan PKS kurikulum melakukan supervisi kelas dengan menggunakan lembar
observasi yang telah disiapkan.
Secara umum, pertemuan pertama dengan guru-guru
berjalan lancar, walaupun menyita waktu yang agak lama, serta dari hasil
diskusi ada beberapa orang guru yang merasa belum siap dan keberatan untuk
menyiapkan proses pembelajaran yang memenuhi aspek dan deskriptor hanya dalam
jangka waktu 1 (satu) minggu, tetapi
setelah diberikan penjelasan mereka dapat mengikuti dan memahami tujuan penelitian.
d.
Refleksi
Pada awal siklus ini, hasil observasi peneliti yang
dibantu oleh kolega diperoleh gambaran bahwa hasil siklus I total skor terendah
61% artinya bahwa tingkat pelaksanaan proses pembelajaran cukup dan skor tertinggi
70% artinya berada pada interpretasi baik dan hasil prosentase rata-rata
dari seluruh guru yaitu 63,72% (cukup).
(untuk lebih jelasnya lihat tabel 1)
Tabel 4.1
REKAPITULASI HASIL
KUNJUNGAN KELAS
PADA SIKLUS I
Keterangan:
1
= deskriptor pada aspek muncul
0
= deskriptor pada aspek tidak muncul
B.
Kegiatan
Siklus 2
a) Perencanaan
1)
Menginformasikan kepada guru tentang hasil
siklus I.
2)
Menyampaikan hasil observasi proses pembelajaran melalui deskriptor yang
telah muncul.
3)
Mengadakan Tanya jawab tentang kelemahan proses pembelajaran
yang telah terjadi.
b) Pelaksanaan
1)
Menginformasikan kepada guru, tentang kesesuaian
dan kemajuan (progress) hasil
observasi.
2)
Mengadakan diskusi tentang hal-hal yang
berkaitan dengan pelaksanaan proses pembelajaran, jika masih ada yang belum
dipahami.
3)
Mengumpulkan dokumen-dokumen penilaian supervisi
kunjungan kelas.
c) Observasi
Penulis
melakukan pengamatan sesuai rencana
dengan menggunakan lembar observasi terutama pada aspek dan deskriptor yang
belum muncul pada siklus I. Pada siklus II ini akan dilihat apakah deskriptor
yang telah muncul pada siklus I dapat secara konsisten muncul kembali pada
siklus II disertai dengan penambahan deskriptor yang belum muncul sebelumnya.
d) Refleksi
Pada Siklus II
didapatkan hasil sebagaimana
tertera pada tabel 2, halaman 28 dan 29, dengan hasil pengamatan penulis pada
siklus II sebagai berikut :
Terjadi peningkatan prosentase tingkat kesesuaian,
skor terendah 65% (interpretasi cukup ), dan skor tertinggi 80 %
(interpretasi Baik ) jika dibandingkan dengan siklus I, dengan rata-rata 82,99%
(interpretasi Baik).
Tabel 4.2
REKAPITULASI HASIL
KUNJUNGAN KELAS
PADA SIKLUS II
Keterangan:
1
= deskriptor pada aspek muncul
0
= deskriptor pada aspek tidak muncul
C. Pembahasan
1.
Siklus Pertama
Penelitian Tindakan Sekolah dilaksanakan di
Sekolah Dasar Negeri ......... dan Sekolah Dasar Negeri Kecamatan ......... Tahun Pelajaran
.........yang diikuti oleh 12 orang guru dan dilaksanakan dalam dua siklus. Ke-12 orang
guru tersebut menunjukkan peningkatan kemampuan pedagogik. Hal ini peneliti
ketahui dari hasil pengamatan pada saat melakukan wawancara dan observasi yang
dilakukan. Dari pelaksanaan kegiatan pada siklus I diperoleh hasil-hasil
sebagai berikut.
Tabel 4.3
Rekapitulasi Prosentase Pada Setiap Aspek pada Siklus Pertama
No.
|
Uraian Aspek
|
Ketercapaian (%)
|
Kategori
|
1.
|
Persiapan
|
93,75
|
Baik Sekali
|
2.
|
Apersepsi
|
68,75
|
Baik
|
3.
|
Relevansi materi dengan tujuan
pembelajaran
|
62,50
|
Cukup
|
4.
|
Penguasaan materi
|
60,42
|
Cukup
|
5.
|
Strategi
Belajar
|
54,17
|
Kurang
|
6.
|
Metode
|
60,42
|
Cukup
|
7.
|
Media
|
62,50
|
Cukup
|
8.
|
Manajemen kelas
|
56,25
|
Cukup
|
9.
|
Pemberian motivasi kepada siswa
|
56,25
|
Cukup
|
10.
|
Nada dan Suara
|
54,17
|
Kurang
|
11.
|
Penggunaan Bahasa
|
62,50
|
Cukup
|
12.
|
Gaya dan Sikap Perilaku
|
72,92
|
Baik
|
Rata-Rata
|
63,72
|
Cukup
|
Dari tabel
di atas dapat dijelaskan bahwa pada pelaksanaan kegiatan siklus I, dari
keduabelas aspek yang diberikan penilaian secara klasikal menunjukkan hasil
yang cukup baik. Walaupun secara keseluruhan telah menunjukkan peningkatan dari
kondisi awal tetapi belum memenuhi kriteria dan indikator keberhasilan karena
dari 12 aspek yang dinilai hanya 3 aspek yang dinyatakan telah memenuhi
kriteria dan indikator keberhasilan dengan kriteria baik sekali dan baik, yaitu
pada aspek nomor 1, 2 dan 12.
2.
Siklus Kedua
Berdasarkan
hasil refleksi pada siklus I, maka pelaksanaan penelitian dilanjutkan pada
siklus II. Pelaksanaan kegiatan pada siklus II secara umum berjalan dengan baik.
Hal ini peneliti ketahui dari hasil pengamatan pada saat melakukan wawancara
dan lembar observasi pada saat kegiatan supervisi. Dari pelaksanaan kegiatan
pada siklus II diperoleh hasil-hasil sebagai berikut.
Tabel 4.4
Rekapitulasi Prosentase Pada Setiap Aspek pada Siklus Kedua
No.
|
Uraian Aspek
|
Ketercapaian (%)
|
Kategori
|
1.
|
Persiapan
|
100,00
|
Baik Sekali
|
2.
|
Apersepsi
|
83,33
|
Baik Sekali
|
3.
|
Relevansi materi dengan tujuan
pembelajaran
|
77,08
|
Baik
|
4.
|
Penguasaan materi
|
81,25
|
Baik Sekali
|
5.
|
Strategi Belajar
|
83,33
|
Baik Sekali
|
6.
|
Metode
|
85,42
|
Baik Sekali
|
7.
|
Media
|
77,08
|
Baik
|
8.
|
Manajemen kelas
|
79,17
|
Baik
|
9.
|
Pemberian motivasi kepada siswa
|
83,33
|
Baik Sekali
|
10.
|
Nada dan Suara
|
81,25
|
Baik Sekali
|
11.
|
Penggunaan Bahasa
|
85,42
|
Baik Sekali
|
12.
|
Gaya dan Sikap Perilaku
|
79,17
|
Baik
|
Rata-Rata
|
82,99
|
Baik Sekali
|
Dari tabel
di atas dapat dijelaskan bahwa pada pelaksanaan kegiatan siklus II, dari keduabelas aspek yang
diberikan penilaian secara klasikal menunjukkan hasil yang baik. Dari 12 aspek yang dinilai semua aspek menunjukkan angka-angka di atas
kriteria dan indikator keberhasilan dengan kriteria minimal Baik.
3.
Antar Siklus
Dari dua
siklus penelitian yang sudah dilaksanakan, hasil penelitian
dapat dirangkum sebagaimana tabel di bawah ini :
Tabel 4.5
Rekapitulasi Prosentase Pada Setiap Aspek pada Kondisi Awal, Siklus Pertama dan
Siklus Kedua
No.
|
Uraian Aspek
|
Ketercapaian (%)
|
|
Siklus I
|
Siklus II
|
||
Jumlah
|
Jumlah
|
||
1.
|
Persiapan
|
93,75
|
100,00
|
2.
|
Apersepsi
|
68,75
|
83,33
|
3.
|
Relevansi materi dengan tujuan pembelajaran
|
62,50
|
77,08
|
4.
|
Penguasaan materi
|
60,42
|
81,25
|
5.
|
Strategi Belajar
|
54,17
|
83,33
|
6.
|
Metode
|
60,42
|
85,42
|
7.
|
Media
|
62,50
|
77,08
|
8.
|
Manajemen kelas
|
56,25
|
79,17
|
9.
|
Pemberian motivasi kepada siswa
|
56,25
|
83,33
|
10.
|
Nada dan Suara
|
54,17
|
81,25
|
11.
|
Penggunaan Bahasa
|
62,50
|
85,42
|
12.
|
Gaya dan Sikap Perilaku
|
72,92
|
79,17
|
Secara
jelas dan rinci peningkatan prosentase penilaian pada setiap aspek supervisi akademik yang telah dilaksanakan pada
siklus pertama dapat dilihat pada grafik di bawah ini.
Gambar
4.1 Peningkatan Prosentase Pada Setiap Aspek pada Kondisi Awal, Siklus Pertama
dan Siklus Kedua
Pembahasan
pada pelaksanaan penelitian tindakan sekolah dengan penerapan supervisi
akademik pada peningkatan kompetensi
pedagogik guru melalui supervisi akademik menunjukkan hasil akhir yang
baik dan memenuhi kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan, sehingga dapat
disimpulkan bahwa penerapan supervisi akademik terbukti mampu kompetensi pedagogik guru.
Bab 2, 3, 5 dan lampiran2 bila berminat silahkan klik DOWNLOAD
terima kasih.