Menerima Pembuatan TESIS-SKRIPSI-PKP UT, Silahkan Baca Cara Pemesanan di bawah ini

Lencana Facebook

banner image

Monday, 30 June 2014

PTS : PENGAWAS SEKOLAH



UPAYA MENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU
MELALUI SUPERVISI AKADEMIK DI SEKOLAH BINAAN
GUGUS …………….KECAMATAN ………………..
KABUPATEN ………


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah menegaskan bahwa seorang kepala sekolah/madrasah harus memiliki lima dimensi kompetensi minimal yaitu: kompetensi kepribadian, manajerial, kewirausahaan, supervisi dan sosial. Permendiknas ini merupakan upaya yang sangat penting untuk menghasilkan kepala sekolah/madrasah yang kuat di dalam mewujudkan kualitas siswa yang diharapkan mampu berpikir kritis, kreatif, inovatif, dan berjiwa kewirausahaan (entrepreneurship).
Pengawas, Kepala Sekolah dan guru merupakan tenaga pendidik dan kependidikan yang mutlak terstandarisasi kompetensinya secara nasional menurut PP No 19 tahun 2005 di atas. Karena pengawas, kepala sekolah dan guru adalah tiga unsur yang berperan aktif dalam persekolahan. Guru sebagai pelaku pembelajaran yang secara langsung berhadapan dengan para siswa di ruang kelas, dan pengawas serta kepala sekolah adalah pelaku pendidikan didalam pelaksanaan tugas Kepengawasan dan menejeririal pendidikan yang meliputi tiga aspek yaitu supervisi, pengendalian dan inspeksi kependidikan.
Tujuan supervisi akademik adalah membantu guru mengembangkan kemampuannya mencapai tujuan pembelajaran yang dicanangkan bagi murid-muridnya (Glickman, 1981). Melalui supervisi akademik diharapkan kualitas akademik yang dilakukan oleh guru semakin meningkat (Neagley, 1980). Pengembangan kemampuan dalam konteks ini janganlah ditafsirkan secara sempit, semata-mata ditekankan pada peningkatan pengetahuan dan keterampilan mengajar guru, melainkan juga pada peningkatan komitmen (commitmen) atau kemauan (willingness) atau motivasi (motivation) guru, sebab dengan meningkatkan kemampuan dan motivasi kerja guru, kualitas pembelajaran akan meningkat.
Sebagai salah satu sumber acuan dalam pengembangan profesional tenaga kependidikan ( khususnya guru), penting rasanya diefektifkan dimensi kompetensi supervisi akademik oleh kepala sekolah, dengan memaksimalkan kegiatan supervisi akademik diharapkan tenaga guru dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam proses pembelajaran. Supervisi akademik merupakan kegiatan terencana yang ditujukan pada aspek kualitatif sekolah dengan membantu guru melalui dukungan dan evaluasi pada proses pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar dan memberi jawaban pada pertanyaan bagaimana siswa belajar lebih baik.
 Dukungan dan evaluasi merupakan dua fungsi utama untuk tipe supervisi akademik. Tipe supervisi ini secara eksklusif dilaksanakan oleh staf pengawas, atau kepala sekolah untuk mengevaluasi hasil kerja guru. Tujuan supervisi akademik adalah meningkatkan mutu pembelajaran sedangkan fungsi dukungan dalam supervisi akademik adalah menyediakan bimbingan profesional dan bantuan teknis pada guru untuk meningkatkan kinerja dalam proses pembelajaran. Dengan mengajar lebih baik berarti membantu siswa untuk lebih mudah mencapai kompetensi yang harus dikuasai dalam pembelajaran. Semestinya semakin sering dilaksanakan supervisi akademik oleh kepala sekolah terhadap guru dapat meningkatkan secara signifikan kualitas kinerja guru dalam proses pembelajaran.
Diharapkan dengan bantuan supervisi pengawas, hasil dari pelaksanaan proses pembelajaran akan lebih baik dan bermutu. Tentang hubungan antara supervisi pengawas dengan guru seperti tersebut dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20/2003, Pasal 30, mengatakan "Hubungan antara peran supervisi pengawas adalah dalam upaya mencetak kualitas output yang lebih baik. Oleh karena itu, sekolah, sebagai institusi formal yang diharapkan dapat mencetak siswa yang berkualitas, harus dijalankan oleh para pendidik dan tenaga kependidikan yang memiliki profesionalisme yang tinggi untuk memajukan sekolah. Tetapi berdasarkan pengamatan selama satu tahun terakhir, terlihat motivasi dan profesionalisme dari sebagian guru cenderung rendah dalam tugas-tugas mengajar. Hal tersebut dapat dinilai dari hal-hal sebagai berikut: (1) Hanya 50% dari guru yang hadir tepat waktu di kelas pada saat jam mengajar; (2) Hanya 30% dari guru yang memanfaatkan media belajar pada saat mengajar; (3) Hanya 40% dari guru yang menggunakan metode mengajar secara variatif; (4) Hanya 20% guru yang menggunakan strategi belajar secara tepat. Selain masalah-masalah di atas, berdasarkan laporan kemajuan pembelajaran triwulan I Tahun Pelajaran ……….. terdapat sekitar 40% jumlah siswa perkelas, nilainya belum mencapai KKM.
Untuk mengatasi masalah di atas, penelitian ini akan melakukan tindakan berupa supervisi akademik, agar motivasi serta profesionalisme guru terutama dalam pengelolaan pembelajaran (kompetensi pedagogik) dapat meningkat dengan baik. Menurut Sullivan dan Glantz (2005) supervisi adalah pembinaan kinerja guru dalam mengelola pembelajaran. Sedangkan menurut Sergiovanni (1987) ada dua tujuan supervisi; pengembangan profesional dan motivasi kerja guru.
Melalui PTS ini diharapkan guru-guru dapat meningkatkan motivasi serta profesionalismenya dalam melaksanakan tugas dan fungsi pokoknya terutama pada kompetensi pedagogik (pengelolaan pembelajaran) sehingga dapat meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah.
B.     Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah yang muncul dapat diidentifikasi sebagai berikut:
  1. Rendahnya motivasi serta profesionalisme guru dalam melaksanakan tugas pokoknya sebagai pendidik terutama dalam proses pembelajaran (kompetensi pedagogik)
  2. Hanya 20% dari guru yang menggunakan strategi belajar secara tepat.
  3. Hanya 50% dari guru yang hadir tepat waktu di kelas pada saat jam mengajar.
  4. Hanya 30% dari guru yang memanfaatkan media belajar pada saat mengajar.
  5. Hanya 40% dari guru yang menggunakan metode mengajar secara variatif.
  6. Dalam  laporan kemajuan pembelajaran triwulan I Tahun Pelajaran 2010/2011 terdapat sekitar 40% jumlah siswa perkelas, nilainya belum mencapai KKM.
C.    Pembatasan Masalah
Dalam penelitian ini, dari masalah-masalah yang telah teridentifikasi seperti telah disebutkan di atas, maka masalah penelitian dibatasi pada rendahnya kompetensi pedagogik guru dalam melaksanakan proses pembelajaran.
D.    Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah yang telah diuraikan di atas, maka masalah pokok dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1.       Apakah melalui supervisi akademik dapat meningkatkan kompetensi pedagogik guru?
2.       Bagaimana langkah-langkah supervisi akademik agar dapat meningkatkan kompetensi pedagogik guru?
E.     Pemecahan Masalah
Dalam memecahkan masalah di atas, pendekatan pemecahan masalah yang dilakukan adalah dengan melaksanakan supervisi akademik terhadap guru dalam meningkatkan kompetensi pedagogik guru.
F.     Tujuan Penelitian
Penelitian tindakan sekolah ini bertujuan untuk:
1.      Meningkatkan kompetensi pedagogik guru terutama dalam proses pembelajaran melalui supervisi akademik.
2.      Mengetahui langkah-langkah yang tepat dalam melaksanakan supervisi akademik agar dapat meningkatkan kompetensi pedagogik guru.
G.    Manfaat Penelitian
Penelitian tindakan sekolah ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi kepala sekolah dalam memecahkan masalah guru, meningkatkan kompetensi pedagogik guru dalam melaksanakan tugas-tugasnya, meningkatkan prestasi siswa dalam pembelajaran, dan pada akhirnya mening­katkan kinerja dan mutu sekolah secara keseluruhan.
Di samping itu, untuk menemukan langkah-langkah yang tepat dalam melaksanakan supervisi akademik sehingga mampu meningkatkan kompetensi pedagogik guru serta dapat menjadi referensi bagi tindakan serupa untuk kasus yang sama bagi peneliti lain.



BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.      Hasil Penelitian
1.    Kondisi Awal
Pengawas, Kepala Sekolah dan guru merupakan tenaga pendidik dan kependidikan yang mutlak terstandarisasi kompetensinya secara nasional menurut PP No 19 tahun 2005 di atas. Karena pengawas, kepala sekolah dan guru adalah tiga unsur yang berperan aktif dalam persekolahan. Guru sebagai pelaku pembelajaran yang secara langsung berhadapan dengan para siswa di ruang kelas, dan pengawas serta kepala sekolah adalah pelaku pendidikan didalam pelaksanaan tugas Kepengawasan dan menejeririal pendidikan yang meliputi tiga aspek yaitu supervisi, pengendalian dan inspeksi kependidikan.
Berdasarkan pengamatan selama satu tahun terakhir baik secara kualitatif dan kuantitatif, terlihat motivasi dan profesionalisme dari sebagian guru cenderung rendah dalam tugas-tugas mengajar. Hal tersebut dapat dinilai dari hal-hal sebagai berikut: (1) Hanya 20% dari guru yang menggunakan strategi belajar secara tepat; (2) Hanya 50% dari guru yang hadir tepat waktu di kelas pada saat jam mengajar; (3) Hanya 45% dari guru yang keluar tepat waktu sesuai jadwal mengajar; (4) Hanya 30% dari guru yang memanfaatkan media belajar pada saat mengajar; (5) Hanya 40% dari guru yang menggunakan metode mengajar secara variatif. Selain masalah-masalah di atas, berdasarkan laporan kemajuan pembelajaran triwulan I Tahun Pelajaran 2010/2011 terdapat sekitar 40% jumlah siswa perkelas, nilainya belum mencapai KKM.
2.    Kegiatan Siklus 1
a.         Perencanaan
1)        Sosialiasi tujuan dan ruang lingkup penelitian kepada guru.
2)        Penjelasan fokus penelitian tentang Supervisi Akademik.
3)        Diskusi tentang pelaksanaan proses pembelajaran yang ideal.

b.        Pelaksanaan
1)        Pada Pertemuan awal, peneliti mengumpulkan seluruh guru.
2)        Menjelaskan maksud dan tujuan Penelitian Tindakan Sekolah.
3)        Penjelasan tentang kompetensi pedagogik guru difokuskan pada perbaikan komponen proses pembelajaran. Berikut pula penjelasan tentang aspek yang akan diamati melalui deskriptor setara.
4)        Tanya jawab tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan penelitian.
c.         Observasi
1)      Penulis melakukan pengamatan  sesuai rencana dengan menggunakan lembar observasi.
2)      Menilai tindakan dengan menggunakan format evaluasi.
3)      Pada tahap ini seorang guru melakukan pembelajaran sesuai dengan aspek dan deskriptor yang telah dijelaskan sebelumnya, penulis dan PKS kurikulum melakukan supervisi kelas dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan.
Secara umum, pertemuan pertama dengan guru-guru berjalan lancar, walaupun menyita waktu yang agak lama, serta dari hasil diskusi ada beberapa orang guru yang merasa belum siap dan keberatan untuk menyiapkan proses pembelajaran yang memenuhi aspek dan deskriptor hanya dalam jangka waktu 1 (satu) minggu,  tetapi setelah diberikan penjelasan mereka dapat mengikuti dan memahami tujuan penelitian.
d.        Refleksi
Pada awal siklus ini, hasil observasi peneliti yang dibantu oleh kolega diperoleh gambaran bahwa hasil siklus I total skor terendah 61% artinya bahwa tingkat pelaksanaan proses pembelajaran cukup dan skor tertinggi 70% artinya berada pada interpretasi baik dan hasil prosentase rata-rata dari seluruh guru yaitu 63,72%  (cukup). (untuk lebih jelasnya  lihat tabel 1)


Tabel  4.1
REKAPITULASI HASIL KUNJUNGAN KELAS
PADA  SIKLUS I

















Keterangan:
1 = deskriptor pada aspek muncul
0 = deskriptor pada aspek tidak muncul




B.     Kegiatan Siklus 2
a)      Perencanaan
1)      Menginformasikan kepada guru tentang hasil siklus I.
2)      Menyampaikan hasil observasi  proses pembelajaran melalui deskriptor yang telah muncul.
3)      Mengadakan Tanya jawab tentang kelemahan proses pembelajaran yang telah terjadi.
b)     Pelaksanaan
1)      Menginformasikan kepada guru, tentang kesesuaian dan kemajuan (progress) hasil observasi.
2)      Mengadakan diskusi tentang hal-hal yang berkaitan dengan pelaksanaan proses pembelajaran, jika masih ada yang belum dipahami.
3)      Mengumpulkan dokumen-dokumen penilaian supervisi kunjungan kelas.
c)      Observasi
Penulis melakukan pengamatan  sesuai rencana dengan menggunakan lembar observasi terutama pada aspek dan deskriptor yang belum muncul pada siklus I. Pada siklus II ini akan dilihat apakah deskriptor yang telah muncul pada siklus I dapat secara konsisten muncul kembali pada siklus II disertai dengan penambahan deskriptor yang belum muncul sebelumnya.
d)     Refleksi
Pada Siklus II  didapatkan  hasil sebagaimana tertera pada tabel 2, halaman 28 dan 29, dengan hasil pengamatan penulis pada siklus II  sebagai berikut :
Terjadi peningkatan prosentase tingkat kesesuaian, skor terendah 65% (interpretasi cukup ), dan skor tertinggi 80 % (interpretasi Baik ) jika dibandingkan dengan siklus I, dengan rata-rata 82,99% (interpretasi Baik).



Tabel  4.2
REKAPITULASI HASIL KUNJUNGAN KELAS
PADA SIKLUS II


















Keterangan:
1 = deskriptor pada aspek muncul
0 = deskriptor pada aspek tidak muncul


C.    Pembahasan
1.      Siklus Pertama
Penelitian Tindakan Sekolah dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri ......... dan Sekolah Dasar Negeri  Kecamatan ......... Tahun Pelajaran .........yang diikuti oleh 12 orang guru  dan dilaksanakan dalam dua siklus. Ke-12 orang guru tersebut menunjukkan peningkatan kemampuan pedagogik. Hal ini peneliti ketahui dari hasil pengamatan pada saat melakukan wawancara dan observasi yang dilakukan. Dari pelaksanaan kegiatan pada siklus I diperoleh hasil-hasil sebagai berikut.

Tabel 4.3  Rekapitulasi Prosentase Pada Setiap Aspek pada Siklus Pertama

No.
Uraian Aspek
Ketercapaian (%)
Kategori
1.
Persiapan
93,75
Baik Sekali
2.
Apersepsi
68,75
Baik
3.
Relevansi materi dengan tujuan pembelajaran
62,50
Cukup
4.
Penguasaan materi
60,42
Cukup
5.
Strategi Belajar
54,17
Kurang
6.
Metode
60,42
Cukup
7.
Media
62,50
Cukup
8.
Manajemen kelas
56,25
Cukup
9.
Pemberian motivasi kepada siswa
56,25
Cukup
10.
Nada dan Suara
54,17
Kurang
11.
Penggunaan Bahasa
62,50
Cukup
12.
Gaya dan Sikap Perilaku
72,92
Baik

Rata-Rata
63,72
Cukup

Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa pada pelaksanaan kegiatan siklus I, dari keduabelas aspek yang diberikan penilaian secara klasikal menunjukkan hasil yang cukup baik. Walaupun secara keseluruhan telah menunjukkan peningkatan dari kondisi awal tetapi belum memenuhi kriteria dan indikator keberhasilan karena dari 12 aspek yang dinilai hanya 3 aspek yang dinyatakan telah memenuhi kriteria dan indikator keberhasilan dengan kriteria baik sekali dan baik, yaitu pada aspek nomor 1, 2 dan 12.
2.      Siklus Kedua

Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I, maka pelaksanaan penelitian dilanjutkan pada siklus II. Pelaksanaan kegiatan pada siklus II secara umum berjalan dengan baik. Hal ini peneliti ketahui dari hasil pengamatan pada saat melakukan wawancara dan lembar observasi pada saat kegiatan supervisi. Dari pelaksanaan kegiatan pada siklus II diperoleh hasil-hasil sebagai berikut.
Tabel 4.4  Rekapitulasi Prosentase Pada Setiap Aspek pada Siklus Kedua

No.
Uraian Aspek
Ketercapaian (%)
Kategori
1.
Persiapan
100,00
Baik Sekali
2.
Apersepsi
83,33
Baik Sekali
3.
Relevansi materi dengan tujuan pembelajaran
77,08
Baik
4.
Penguasaan materi
81,25
Baik Sekali
5.
Strategi Belajar
83,33
Baik Sekali
6.
Metode
85,42
Baik Sekali
7.
Media
77,08
Baik
8.
Manajemen kelas
79,17
Baik
9.
Pemberian motivasi kepada siswa
83,33
Baik Sekali
10.
Nada dan Suara
81,25
Baik Sekali
11.
Penggunaan Bahasa
85,42
Baik Sekali
12.
Gaya dan Sikap Perilaku
79,17
Baik

Rata-Rata
82,99
Baik Sekali

Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa pada pelaksanaan kegiatan siklus II, dari keduabelas aspek yang diberikan penilaian secara klasikal menunjukkan hasil yang baik. Dari 12 aspek yang dinilai  semua aspek menunjukkan angka-angka di atas kriteria dan indikator keberhasilan dengan kriteria minimal Baik.

3.      Antar Siklus
Dari dua siklus penelitian yang sudah dilaksanakan, hasil penelitian dapat dirangkum sebagaimana tabel di bawah ini :
Tabel 4.5  Rekapitulasi Prosentase Pada Setiap Aspek pada Kondisi Awal, Siklus Pertama dan  Siklus Kedua

No.
Uraian Aspek
Ketercapaian (%)
Siklus I
Siklus II
Jumlah
Jumlah
1.
Persiapan
93,75
100,00
2.
Apersepsi
68,75
83,33
3.
Relevansi materi dengan tujuan pembelajaran
62,50
77,08
4.
Penguasaan materi
60,42
81,25
5.
Strategi Belajar
54,17
83,33
6.
Metode
60,42
85,42
7.
Media
62,50
77,08
8.
Manajemen kelas
56,25
79,17
9.
Pemberian motivasi kepada siswa
56,25
83,33
10.
Nada dan Suara
54,17
81,25
11.
Penggunaan Bahasa
62,50
85,42
12.
Gaya dan Sikap Perilaku
72,92
79,17

Secara jelas dan rinci peningkatan prosentase  penilaian pada setiap aspek  supervisi akademik yang telah dilaksanakan pada siklus pertama dapat dilihat pada grafik di bawah ini.












Gambar 4.1 Peningkatan Prosentase Pada Setiap Aspek pada Kondisi Awal, Siklus Pertama dan  Siklus Kedua

Pembahasan pada pelaksanaan penelitian tindakan sekolah dengan penerapan supervisi akademik pada peningkatan kompetensi pedagogik guru melalui supervisi akademik menunjukkan hasil akhir yang baik dan memenuhi kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan, sehingga dapat disimpulkan bahwa penerapan supervisi akademik terbukti mampu kompetensi pedagogik guru.


Bab 2, 3, 5 dan lampiran2 bila berminat silahkan klik DOWNLOAD
terima kasih.