Lencana Facebook

banner image

Wednesday 18 June 2014

CONTOH PTS KEPALA SEKOLAH


UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU KELAS IV, V DAN VI MELALUI SUPERVISI AKADEMIK DI SD ............ KECAMATAN ............ KABUPATEN ............ 
TAHUN PELAJARAN


ABSTRAK

………………….
NIP. ……….

Permasalahan yang ada di SDN ............ antara lain adalah profesionalisme guru belum optimal, proses kegiatan belajar mengajar yang dilakukan guru cenderung monoton dan tidak kreatif, rendahnya disiplin kerja guru.  Upaya yang dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut di atas adalah dengan meningkatkan profesionalisme guru kelas IV, V, dan VI  melalui supervisi akademik di SD Negeri ............ ............. Tujunnya adalah untuk mengetahui apakah supervisi akademik dapat meningkatkan profesionalisme guru, dan meningkatkan kinerja guru dalam proses belajar-mengajar guna meraih nilai output sekolah yang optimal.  Sumber data penelitian guru kelas IV, V dan VI yang berjumlah 4 orang.. Proses pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi, dan wawancara. Teknik analisa data yang digunakan  yaitu analisa  kuantitatif. Validasi data dilakukan dengan membandingkan data hasil penelitian dari berbagai metode dengan observasi, dan wawancara. Triangulasi data dilakukan dengan cara cross checking dan cek ricek. Hasil penelitian menunjukkan penerapan supervisi akademik terbukti mampu meningkatkan  profesionalisme dan meningkatkan kinerja guru dalam proses belajar-mengajar guna meraih nilai output sekolah yang optimal.  Kesimpulan akhir kegiatan penelitian adalah penerapan supervisi akademik terbukti mampu meningkatkan  profesionalisme dan meningkatkan kinerja guru kelas IV, V dan VI di SD Negeri ............ .............


Kata Kunci : Supervisi Akademik, Profesionalisme, Kinerja

BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Pendidikan di sekolah-sekolah formal khususnya sekolah dasar terus diupayakan keberhasilannya demi tercapainya tujuan pendidikan nasional. Salah satu aspek yang berpengaruh terhadap keberhasilan pendidikan nasional adalah kualitas steakholders pendidikan, terutama adalah Kepala Sekolah dan Guru kelas sebagai pengajar.
Upaya memperbaiki dan meningkatkan mutu pendidikan seakan tidak pernah berhenti. Banyak agenda reformasi yang telah, sedang, dan akan dilaksanakan. Reformasi pendidikan adalah restrukturisasi pendidikan, yakni memperbaiki pola hubungan sekolah dengan lingkungannya dan dengan pemerintah, pola pengembangan perencanaan, serta pola pengembangan manajerialnya, pemberdayaan guru dan restrukturisasi model model pembelajaran.
Reformasi pendidikan tidak cukup hanya dengan perubahan dalam sektor kurikulum, baik struktur maupun prosedur penulisannya. Pembaharuan kurikulum akan lebih bermakna bila diikuti oleh perubahan praktik pembelajaran di dalam maupun di luar kelas. Keberhasilan implementasi kurikulum sangat dipengaruhi oleh kemampuan guru yang akan menerapkan dan mengaktualisasikan kurikulum tersebut. Tidak jarang kegagalan implementasi kurikulum disebabkan oleh kurangnya pengetahuan, keterampilan dan kemampuan guru  dalam memahami tugas tugas yang harus dilaksanakannya. Hal itu berarti bahwa guru sebagai pelaksana kegiatan pembelajaran menjadi kunci atas keterlaksanaan kurikulum di sekolah
Sekolah Dasar Negeri ............ saat ini dikelola oleh guru-guru PNS dan Wiyata bhakti dan dipimpin oleh seorang kepala sekolah, kualifikasi pendidikan sudah sesuai dengan peraturan yang berlaku. Bedasarkan hasil supervisi kelas yang dilaksanakan oleh kepala sekolah secara periodik, kemampuan guru yang dimiliki sangat heterogen. Dari laporan hasil Ulangan Umum Tengah Semester I tahun ajaran 2012/2013 dari masing-masing guru kelas didapatkan nilai rata-rata kelas untuk beberapa mata pelajaran yang masih belum memuaskan. Hal ini menuntut adanya penelitian yang serius terhadap kinerja guru.
Harapan yang ingin dicapai yaitu adanya peningkatan nilai yang signifikan dari tiap-tiap kelas ternyata amat sulit direalisasikan, melihat kenyataan ini Kepala Sekolah sangat perlu melaksanakan penelitian tindakan sekolah. Berdasarkan Peraturan Mentri Pendidikan Nasional Nomor 13 tahun 2007, tentang standar Kepala Sekolah/Madrasah harus memiliki lima dimensi kompetensi minimal yaitu, kompotensi kepribadian, menejerial, kewirausahaan, supervisi dan social. Salah satu tugas Kepala Sekolah/Madrasah adalah melaksanakan supervisi akademik. Untuk melaksanakan supervisi akademik secara efektif diperlukan keterampilan konseptual, interpersonal dan teknikal.
Guru yang professional harus memiliki 4 (empat)  kompetensi yang salah satunya adalah kompetensi penyusunan rencana pembelajaran. Namun dalam kenyataannya masih banyak guru yang belum mampu menyusun rencana pembelajaran sehingga hal ini secara otomatis berimbas pada kualitas out put yang dihasilkan dalam proses pembelajaran.

B.       Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas diidentifikasi masalah-masalah sebagai berikut :
  1. Profesionalisme guru belum optimal
  2. Proses Kegiatan Belajar Mengajar yang dilakukan guru cenderung monoton dan tidak kreatif
  3. Rendahnya disiplin kerja guru
Dengan identifikasi masalah tersebut sekolah berharap adanya perubahan system pembelajaran guru ke arah pembelajaran yang menyenangkan bagi anak dan bervariatif untuk mencapai hasil akhir yang maksimal.

C.      Pembatasan Masalah
Dari uraian di atas penulis membatasi masalah, yaitu meningkatkan profesionalisme guru kelas IV, V, dan VI  melalui supervisi akademik di SD Negeri 09 Zeb .............
D.      Rumusan Masalah
 “ Apakah dengan supervisi akademik dapat meningkatkan Profesional Guru SD Negeri ............ Kecamatan ............ Kabupaten ............ tahun Pelajaran ............? ”

E.       Tujuan Penelitian
Penelitian Tindakan Sekolah ini dilaksanakan dengan tujuan :
1.      Mengetahui apakah supervisi akademik dapat meningkatkan Profesional Guru.
2.      Meningkatkan kinerja guru dalam proses belajar-mengajar guna meraih nilai output sekolah yang optimal.

F.       Manfaat Penelitian
  1. Bagi Kepala Sekolah
a.       Untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan supervisi akademik terhadap peningkatan pembelajaran Guru.
b.      Dapat lebih meningkatkan kemampuan dalam melakukan pembinaan kepada para guru melalui supervisi akademik
  1. Bagi Guru
a.       Untuk meningkatkan kinerja guru dalam proses pembelajaran.
b.      Untuk meningkatkan disiplin kerja guru
c.       Dapat memberikan manfaat yang besar dalam membantu memecahkan  masalah yang berhubungan dengan penyusunan perencanaan pembelajaran,sehingga mampu meningkatkan kualitas pembelajaran yang akan berdampak pada peningkatan hasil pembelajaran
  1. Bagi Siswa
Untuk dapat meningkatkan prestasi belajar.








BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.      Deskripsi Sekolah
SD Negeri ............ Kecamatan ............ Kabupaten ............ secara geografis berada di daerah pegunungan. Sekolah dipimpin oleh seorang kepala sekolah dan dikelola oleh guru-guru yang sudah berkualifikasi pendidikan yang sesuai. Sehingga dapat mengikuti pengelolaan pendidikan dengan wajar dan sesuai.
Lokasi gedung sekolah sangat tenang karena jauh dari kebisingan kendaraan jalan raya, walupun tergolong cukup jauh dari pusat kota namun hal ini menjadikan suasana belajar mengajar di kelas tidak terganggu dengan suara-suara yang bising. Sebagain besar penduduk sekitar khususnya para wali murid bermatapencaharian sebagai petani dan buruh, hal ini merupakan factor yang menjadi kendala pada motivasi belajar anak yaitu menjadi sangat rendah. Ekonomi wali murid adalah menengah kebawah dan kebanyakan wali murid belum begitu peduli dengan pendidikan yang optimal.
Proses belajar mengajar disekolah juga terkendala dengan masih minimnya fasilitas belajar. Jika dibandingkan dengan Sekolah-sekolah yang berada di kota maka SD Negeri ............ termasuk sangat kurang dalam hal fasilitas-fasilitas pendidikan.
B.       Kajian Teori dan Hasil Penelitian yang Relevan
1.      Supervisi Akademik
Supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan membantu guru mengem............n kemampuannya mengelola proses pembelajaran untuk  mencapai tujuan pembelajaran (Daresh, 1989, Glickman, et al; 2007). Supervisi akademik tidak terlepas dari penilaian kinerja guru dalam mengelola pembelajaran. Sergiovanni (1987) menegaskan bahwa refleksi praktis penilaian kinerja guru dalam supervisi akademik adalah melihat kondisi nyata kinerja guru untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan,misalnya apa yang sebenarnya terjadi di dalam kelas?, apa yang sebenarnya dilakukan oleh guru dan siswa di dalam kelas?, aktivitas-aktivitas mana dari keseluruhan aktivitas di dalam kelas itu yang bermakna bagi guru dan murid?, apa yang telah dilakukan oleh guru dalam mencapai tujuan akademik?, apa kelebihan dan kekurangan guru dan bagaimana cara mengem............nnya?. Berdasarkan jawaban terhadap pertanyaan pertanyaan ini akan diperoleh informasi mengenai kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran. Namun satu hal yang perlu ditegaskan di sini, bahwa setelah melakukan penilaian kinerja bukan berarti selesailah pelaksanaan supervisi akademik, melainkan harus dilanjutkan dengan tindak lanjutnya berupa pembuatan program supervisi akademik dan melaksanakannya dengan sebaik-baiknya.
Manfaat perencanaan program supervisi akademik adalah sebagai berikut :
a. Sebagai pedoman pelaksanaan dan pengawasan akademik,
b. Untuk menyamakan persepsi seluruh warga sekolah tentang program supervisi akademik, dan
c. Penjamin penghematan serta keefektifan penggunaan sumber daya sekolah ( tenaga, waktu, dan biaya )
Prinsip-prinsip perencanaan program supervisi akademik adalah : a) obyektif ( apa adanya ), b) bertanggung jawab, c) berkelanjutan, d) didasarkan pada Standar Nasional Pendidikan, dan d) didasarkan pada kebutuhan dan kondisi sekolah/madrasah.
Ruang lingkup supervisi akademik meliputi : a) Pelaksanaan KTSP, b) Persiapan, pelaksanaan dan penilaian pembelajaran oleh guru. c) Pencapaian standar kompetensi kelulusan, standar proses, standar isi, dan peraturan pelaksanaannya. d) Peningkatan mutu pembelajaran melalui pengembangan sebagai berikut :
1)   model kegiatan pembelajaran yang mengacu pada Stnadar Proses;
2)   peran serta peserta didik dalam proses pembelajaran secara aktif, kreatif, demokratis, mendidik, memotivasi, mendorong kreativitas dan dialogis;
3)   peserta didik dapat membentuk karakter dan memiliki pola pikir serta kebebasan berpikir sehingga dapat melaksanakan aktivitas intelektual yang kreatif dan inovatif, berargumentasi, mempertanyakan, mengkaji, menemukan, dan memprediksi;
4)   keterlibatan peserta didik secara aktif dalam proses belajar yang dilakukan secara bersungguh-sungguh dan mendalam untuk mencapai pemahaman konsep, tidak terbatas pada materi yang diberikanoleh guru.
5)   Bertanggung jawab terhadap mutu perencanaan kegiatan pembelajaran untuk setiap ata pelajaran diampunya agar siswa mampu :
a)       meningkat rasa ingin tahunya;
b)      mencapai keberhasilan belajarnya secara konsisten sesuai dengan tujuan pendidikan;
c)       memahami perkembangan pengetahuan dengan kemapuan mencari sumber informasi;
d)      mengolah informasi menjadi pengetahuan;
e)       menggunakan pengetahuan untuk menyelesaikan masalah;
f)       mengkomunikasikan pengetahuan pada pihak lain; dan
g)      mengem............n belajar mandiri dan kelompok dengan proposi yang wajar.
Supervisi akademik juga mencakup buku kurikulum, kegiatan belajar mengajar dan pelaksanaan bimbingan dan konseling. Supervisi akademik tidak kalah pentingnya dibanding dengan supervisi administratif. Sasaran utama supervisi edukatif adalah proses belajar mengajar dengan tujuan meningkatkan mutu proses dan mutu hasil pembelajaran. Variabel yang mempengaruhi proses pembelajaran antara lain guru, siswa, kurikulum, alat dan buku pelajaran serta kondisi lingkungan dan fisik. Oleh sebab itu, fokus utama supervisi edukatif adalah usaha-usaha yang sifatnya memberikan kesempatan kepada guru untuk berkembang secara profesional sehingga mampu melaksanakan tugas pokoknya, yaitu : memperbaiki dan meningkatkan proses dan hasil pembelajaran.
Sasaran utama supervisi akademik adalah kemampuan-kemampuan guru dalam merencanakan kegiatan pembelajaran, melaksanakan kegiatan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan, memanfaatkan sumber belajar yan tersedia, dan mengem............n interaksi pembelajaran (  strategis, metode, teknik ) yang tepat. Supervisi edukatif juga harus didukung oleh instrumen-instrumen yang sesuai.
Seorang kepala sekolah/madrasah yang akan melaksanakan kegiatan supervisi harus menyiapkan perlengkapan supervisi, instrumen, sesuai dengan tujuan, sasaran, objek metode, teknik dan pendekatan yang direncanakan, dan instrumen yang sesuai, berupa format-format supervisi dapat dilihat pada lampiran berupa format 1 sampai dengan 9.
Secara umum kegiatan supervisi dapat dibedakan dalam dua macam, yaitu : supervisi umum dan supervisi akademik. Supervisi umum dilakukan untuk seluruh kegiatan teknis administrasi sekolah, sedangkan supervisi akademik lebih diarahkan pada peningkatan kualitas pembelajaran. Berikut ini akan dibahas mendalam mengenai supervisi akademik
a.         Model supervisi tradisional
Observasi Langsung
Supervisi model ini dapat dilakukan dengan observasi lengsung kepada guru yang sedang mengajar melalui prosedur: pra-observasi dan post-observasi.
1)   Pra-observasi
Sebelum observasi kelas, supervisor seharusnya melakukan wawancara serta diskusi dengan guru yang akan diamati. Isi diskusi dan wawancara tersebut mencakup kurikulum, pendekatan, metode dan strategi, media pengajaran, evaluasi dan analisis.
2)   Observasi
Setelah wawancara dan diskusi mengenai apa yang akan dilaksanakan guru dalam kegiatan belajar mengajar, kemudian supervisor mengadakan observasi kelas. Observasi kelas meliputi pendahuluan (apersepsi), pengembangan, penerapan  dan penutup.
3)   Post-Observasi
Setelah observasi kelas selesai, sebaiknya supervisor mengadakan wawancara dan diskusi tentang: kesan guru terhadap penampilannya, identifikasi keberhasilan dan kelemahan guru, identifikasi ketrampilan-ketrampilan mengajar yang perlu ditingkatkan, gagasan-gagasan baru yang akan dilakukan.
Supervisi akademik dengan cara tidak langsung
1.     Tes dadakan
Sebaiknya soal yang digunakan pada saat diadakan sudah diketahui validitas, reabilitas, daya beda dan tingkat kesukarannya. Soal yang diberikan sesuai dengan yang sudah dipelajari peserta didik waktu itu.
2.     Diskusi kasus
Diskusi kasus berawal dari kasus-kasus yang ditemukan pada observasi Proses Pembelajaran (PBM), laporan-laporan atau hasil studi dokumentasi. Supervisi dengan guru mendiskusikan kasus demi kasus, mencari akar permaslahan dan mencari berbagai alternatif jalan keluarnya.
3.     Metode angket
Angket ini berisi pokok-pokok pemikiran yang berkaitan erat dan mencerminkan penampilan, kinerja guru, kualifikasi hubungan guru dengan siswanya dan sebagainya.
b.     Model kontemporer ( masa kini )
Supervisi akademik model kontemporer dilaksanakan dengan pendekatan klinis, sehingga sering disebut juga sebagai model supervisi klinis. Supervisi akademik dengan pendekatan klinis, merupakan supervisi akademik yang bersifat kolaboratif. Prosedur supervisi klinis sama dengan supervisi akademik langsung, yaitu : dengan observasi kelas, namun pendekatannya berbeda.
Teknik supervisi akademik ada dua, yaitu teknik supervisi individual dan teknik supervisi kelompok.
1.    Teknik supervisi Individual
Teknik supervisi individual adalah pelaksanaan supervisi perseorangan terhadap guru. Supervisor di sini hanya berhadapan dengan seorang guru sehingga dari hasil supervisi ini akan diketahui kualitas pembelajarannya. Teknik supervisi individual ada lima macam yaitu :
a.         kunjungan kelas,
Kunjungan kelas adalah teknik pembinaan guru oleh kepala sekolah untuk mengamati proses pembelajaran di kelas. Tujuannya adalah untuk menolong guru dalam mengatasi masalah di dalam kelas. Cara melaksanakan kunjungan kelas : a) dengan atau tanpa pemberitahuan terlebih dahulu tergantung sifat tujuan dan masalahnya, b) atas permintaan guru bersangkutan, c) sudah memiliki instrumen atau catatan-catatan, dan d) tujuan kunjungan harus jelas.
Ada empat tahap kunjungan kelas, yaitu : a) Tahap persiapan. Pada tahap ini, supervisor merencanakan waktu, sasaran, dan cara mengobservasi selama kunjungan kelas. b) Tahap pengamatan selama kunjungan. Pada tahap ini, supervisor mengamati jalannya proses pembelajaran berlangsung. c)Tahap akhir kunjungan. Pada tahap ini, supervisor bersama guru mengadakan perjanjian untuk membicarakan hasil-hasil observasi. d) Tahap terakhir adalah tahap tindak lanjut.
Kunjungan kelas dilaksanakan dengan menggunakan enam kriteria yaitu : 1) memiliki tujuan-tujuan tertentu; 2) mengungkapkan aspek-aspek yang dapat memperbaiki kemampuan guru; 3) menggunakan instrumen observasi untuk mendapatkan data yang obyektif; 4) terjadi interaksi antara pembina dan yang di bina sehingga menimbulkan sikap saling pengertian; 5) pelaksanaan kunjungan kelas tidak mengganggu proses pembelajaran; dan 6) pelaksanaannya diikuti dengan program tindak lanjut.
b.         observasi kelas,
Observasi kelas adalah mengamati proses pembelajaran secara teliti di kelas. Tujuannya adalah memperoleh data obyektif aspek-aspek situasi pembelajaran, kesuliatan-kesulitan guru dalam usaha memperbaiki proses pembelajaran.
Aspek-aspek yang diobservasi di dalam kelas secara umum, adalah : 1) usaha-usaha dan aktivitas guru-siswa dalam proses pembelajaran, 2) cara menggunakan media pengajaran 3) variasi metode, 4) ketepatan penggunaan media dengan materi, 5) ketepatan penggunaan metode dengan meteri, dan 6) reaksi mental para siswa dalam proses belajar mengajar.
c.         Pertemuan individual,
Pertemuan individual adalah satu pertemuan, percakapan, dialog, dan tukar pikiran antara supervisor guru. Tujuannya adalah : 1) memberikan kemungkinan pertumbumbuhan jabatan guru melalui pemecahan kesulitan yang dihadapi, 2) mengem............n hal mengajar yang lebih baik; 3) memperbaiki segala kelemahan dan kekurangan pada diri guru; dan 4) menghilangkan atau menghindari segala prasangka.
Jenis-jenis pertemuan Individual Swearingen (1961) mengklasifikasi empat jenis pertemuan (percakapan) individual sebagai berikut : 1) Classroom-conference, yaitu percakapan individual yang dilaksanakan di dalam kelas ketika murid-murid sedang meninggalkan kelas (istirahat). 2) Office-conference. Yaitu percakapan individual yang dilaksanakan di ruang kepala sekolah atau ruang guru, dimana sudah dilengkapi dengan alat-alat bantu yang dapat digunakan untuk memberikan penjelasan pada guru. 3) Causal-conference. Yaitu percakapan individual yang bersifat informal, yang dilaksanakan secara kebetulan bertemu dengan guru. Observational visitation. Yaitu percakapan individual yang dilaksanakan setelah supervisor melakukan kunjungan kelas atau observasi kelas.
d.        Kunjungan antar kelas
Kunjungan antar kelas adalah guru yang satu berkunjung ke kelas yang lain di sekolah itu sendiri. Tujuannya adalah untuk berbagi pengalaman dalam pembelajaran.
e.         Menilai diri sendiri.
Menilai diri adalah penilaian diri yang dilakukan oleh diri sendiri secara obyektif. Untuk maksud itu diperlukan kejujuran diri sendiri. Cara menilai diri-sendiri adalah sebagai berikut : 1) Suatu daftar pandangan atau pendapat yang disampaikan kepada murid-murid untuk menilai pekerjaan atau suatu aktivitas. Biasanya disusun dalam bentuk pertanyaan baik secara tertutup maupun terbuka, dengan tidak perlu menyabut nama. 2) Menganalisis tes-tes terhadap unit kerja. 3) Mencatat aktifitas murid-murid dalam suatu catatan, baik mereka bekerja secara individu maupun secara kelompok.
2.    Supervisi kelompok
Teknik supervisi kelompok adalah satu cara melaksanakan program supervisi yang ditunjukan pada dua orang atau lebih. Guru-guru yang diduga, sesuai dengan analisis kebutuhan, memiliki masalah atau kebutuhan atau kelemahan-kelemahan yang sama dikelompokkan atau dikumpulkan menjadi satu/bersama-sama. Kemudian kepada mereka diberikan layanan  supervisi sesuai dengan permasalahan atau kebutuhan yang mereka hadapi. Menurut Gwynn (1961), ada tiga belas teknik supervisi kelompok yaitu :
a.         kepanitiaan-kepanitian;
b.         kerja kelompok;
c.         laboratorium dan kurikulum;
d.        membaca terpimpin,
e.         demonstrasi pembelajaran,
f.          darmawisata,
g.         kuliah/studi,
h.         diskusi panel,
i.           perpustakaan,
j.           organisasi profesional,
k.         buletin supervisi,
l.           pertemuan guru,
m.       lokakarya atau konferensi kelompok
Tidak satupun di antara teknik-teknik supervisi individual atau kelompok di atas yang cocok atau bisa diterapkan untuk semua pembinaan guru di sekolah. Oleh sebab itu, seorang kepala sekolah harus mampu menetapkan teknik-teknik mana yang sekiranya mampu membina ketermapilan pembelajaran seorang guru. Untuk menetapkan teknik-teknik supervisi akademik yang tepat tidaklah mudah. Seorang kepala sekolah, selain harus mengetahui aspek atau bidang keterampilan yang akan dibina, juga harus mengetahui karakteristik setiap teknik di atas dan sifat atau kepribadian guru sehingga teknik yang digunakan betul-betul sesuai dengan guru yang sedang dibina melalui supervisi akademik. Sehubungan dengan kepribadian guru, Lucio dan McNeil (1979) menyarankan agar kepala sekolah memprtim............n enam faktor kepribadian guru, yaitu kebutuhan guru, minat guru, temperamen guru, sikap guru, dan sifat-sifat somatic guru. Supervisi akademik sama sekali bukan penilaian unjuk kerja guru. Apalagi bila tujuan utama penilaiannya semata-mata hanya dalam arti sempit, yaitu mengkalkulasi kualitas keberadaan guru dalam memenuhi kepentingan akreditasi guru belaka.
Hal ini sangat berbeda dengan konsep supervisi akademik. Secara konseptual, supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan membantu guru mengem............n kemampuannya mengelola proses pembelajaran demi pencapaian tujuan pembelajaran. Supervisi akademik merupakan upaya membantu guru-guru mengem............n kemampuannya mencapai tujuan pembelajaran. Dengan demikian,  esensi supervisi akademik itu sama sekali bukan menilai kinerja guru dalam mengelola proses pembelajaran,melainkan membantu guru mengem............n kemampuan profesionalismenya. Meskipun demikian, supervisi akademik tidak bisa terlepas dari penilaian unjuk kerja guru dalam mengelola pembelajaran. Apabila di atas dikatakan,bahwa supervisi akademik merupakan serangkaian kegiatan membantu guru mengem............n kemampuannya mengelola proses pembelajaran, maka menilai unjuk kerja guru dalam mengelola proses pembelajaran merupakan salah satu kegiatan yang tidak bisa dihindarkan prosesnya. Penilaian kinerja guru dalam mengelola proses pembelajaran sebagai suatu proses pemberian estimasi mutu kerja guru dalam mengelola proses pembelajaran, merupakan bagian integral dari serangkaian kegiatan supervisi akademik. Agar supervisi akademik dapat membantu guru mengem............n kemampuannya, maka untuk pelaksanaannya terlebih dahulu perlu diadakan penilaian kemampuan guru, sehingga bisa ditetapkan aspek yang perlu dikem............n dan cara mengem............nnya.
2.      Kualitas Kinerja Guru
Kualitas kinerja guru meliputi beberapa hal pokok yang berkenaan dengan: (1) pengertian kinerja; (2) kualitas kinerja guru; (3) ukuran kualitas kinerja guru.
Kinerja adalah performance atau unjuk kerja. Kinerja dapat pula diartikan prestasi kerja atau pelaksanaan kerja atau hasil unjuk kerja (LAN, 1992). Sementara itu, menurut August W Smith, kinerja adlah  performance is outout derives from processes, human or otherwise, yaitu kinerja adalah hasil dari suatu proses yang dilakukan manusia. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja merupakan suatu wujud perilaku seseorang atau organisasi dengan orientasi prestasi. Kinerja seseorang dipengaruhi oleh beberapa factor, seperti ability, capacity, held, incentive, environment, dan validity. (Noto Atmojo, 1992 ).
Berkaitan dengan kinerja guru, wujud perilaku yang dimaksud adalah kegiatan guru dalam proses pembelajaran, yaitu bagaimana seorang guru merencanakan pembelajaran, melaksanakan kegiatan pembelajaran, dan menilai hasil belajar.
Ukuran kinerja menurut TR. Mitchell (1989) dapat dilihat dari quality of works, promthness, initiative, and communication. Keempat komponen tersebut merupakan ukuran standar kinerja yang dapat dijadikan dasar untuk mengetahui baik-buruknya atau efektif tidaknya kinerja seorang guru.
Berkenaan dengan standar kinerja guru, Piet A. Sahertian menjelaskan bahwa, standar kinerja guru itu berhubungan dengan kualitas guru dalam menjalankan tugasnya, seperti 1) bekerja dengan siswa secara individu; 2) persiapan dan perencanaan pembelajaran; 3) pendayagunaan media pembelajaran; 4) melibatkan siswa dalam berbagai pengalaman belajar; dan 5) kepemimpinan yang aktif dari guru.
Ada sepuluh kompetensi dasar guru yang harus dikuasai oleh seorang guru, antara lain ; 1) menguasai bahan/materi pelajaran; 2) mengelola program pembelajaran; 3) mengelola kelas; 4) menggunakan media dan sumber belajar; 5) me- nguasai landasan pendidikan; 6) mengelola interaksi pembelajaran; 7) menilai prestasi belajar siswa; 8) mengenal fungsi dan layanan bimbingan dan penyuluhan; 9) mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah; dan 10) memahami dan menafsirkan hasil penelitian guna keperluan pembelajaran.
Menurut Glasser (1998), berkenaan dengan kompetensi guru, ada empat hal yang harus dikuasai guru, yaitu a) menguasai bahan pelajaran, b) mampu mendiagnosis tingkah laku siswa, c) mampu melaksanakan proses pembelajaran, dan d) mampu mengevaluasi hasil belajar siswa.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka kemampuan pokok yang harus dimiliki oleh setiap guru yang akan dijadikan tolak ukur kualitas kinerja guru adalah sebagai berikut :
a.         Kompetensi Pedagogik
Kompetensi Pedagogik meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perencanaan, dan pelaksanaan kegiatan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki peserta didik.
Kriteria kompetensi pedagogic meliputi :
1)        Penguasaan terhadap karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, social, cultural, emosional, dan intelektual;
2)        Penguasaan terhadap teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik;
3)        Mampu mengem............n kurikulum yang terkait dengan bidang pengembangan yang diampu;
4)        Menyelenggarakan kegiatan pengembangan yang mendidik;
5)        Memanfaatkan tekhnologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan penyelenggaraan kegiatan pengembangan yang mendidik;
6)        Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki;
7)        Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik;
8)        Melakukan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar, memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran; dan
9)        Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran.
b.         Kompetensi Kepribadian
Guru dituntut untuk membelajarkan siswanya tentang kedisiplinan diri, belajar menghargai waktu, mematuhi aturan / tata tertib, dan belajar bagaimana harus berbuat. Semua itu akan berhasil jika guru juga disiplin dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya.
Kriteria Kompetensi kepribadian meliputi :
1)        Bertindak sesuai dengan norma agama, hokum, social, dan kebudayaan nasional Indonesia;
2)        Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi peserta didik dan masyarakat;
3)        Menampilkan diri sebagai pribadi mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa;
4)        Menunjukan etos kerja, tanggungjawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru, dan rasa percaya diri; dan
5)        Menjunjung tinggi kode etik guru.
c.         Kompetensi Sosial
Kriteria kompetensi social meliputi :
1)        Bertindak objektif serta tidak diskriminatif karena pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status social ekonomi;
2)        Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua, dan masyarakat;
3)        Beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah Republik Indonesia yang memiliki keragaman social budaya;
4)        Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara lisan dan tulisan atau bentuk lain.
d.        Kompetensi Profesional
Kompetensi professional merupakan kemampuan yang harus dimiliki guru dalam proses pembelajaran. Guru harus menguasai materi pembelajaran yang disajikan, dalam menyampaikan pembelajaran guru mempunyai peranan dan tugas sebagai sumber materi yang tidak pernah leering dalam mengelola proses pembelajaran. Dalam melaksanakan pembelajaran keaktifan siswa harus selalu diciptakan dan berjalan terus dengan menggunakan metode dan strategi mengajar yang tepat.
Kriteria kompetensi professional guru adalah sebagai berikut :
1)        Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola piker keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu;
2)        Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran / bidang pengembangan yang diampu;
3)        Mengem............n materi pelajaran yang diampusecara kreatif;
4)        Mengem............n keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif;
5)        Memanfaatkan tekhnologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan mengem............n diri.

C.      Usulan-usulan tentang Penyelesaian Masalah
Dari rumusan masalah di atas, peneliti memecahkan masalah dengan cara:
1.    Melaksanakan Supervisi akademis secara rutin dan berkesinambungan terhadap guru dan kelas.
2.    Melakukan bimbingan individu dan kelompok.

BAB III
METODE PENELITIAN

A.    Pentahapan Penelitian Tindakan
Penelitian ini dilakukan dalam tiga tahapan, yaitu persiapan, pelaksanaan dan evaluasi dan refleksi, dan dilakukan minimal dalam dua siklus. Pada tahap persiapan dibuat dibuat skenario kegiatan, jadwal waktu , tempat  serta sarana pendukung lainnya seperti lembar observasi, serta angket. Secara rinci, penelitian ini dilaksanakan melalui tahap-tahap sebagai berikut :  
1.      Penyusunan Proposan Penelitian Tindakan Sekolah
2.      Menyusun Instrumen Penelitian Tindakan
3.      Pengumpulan Data yang diperlukan
4.      Menganalisis data
5.      Penyusunan laporan PTS
6.      Penyajian Laporan

B.     Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian Tindakan Sekolah ini dilaksanakan pada :
Tempat      : Sekolah Dasar Negeri ............
Kelas         : VI ( Enam )
Waktu       : Tanggal  .........................................

Jadwal Pelaksanaan Tindakan sebagai berikut :
No
Kegiatan
Waktu
1.
Membuat Proposal

2.
Menyusun Instrumen

3.
Pengumpulan Data

4.
Menganalisis Data

5.
Penyusunan Laporan PTS

6.
Penyajian Laporan PTS


C.    Subjek Penelitian
Penelitian ini ditujukan kepada guru-guru pada kelas tinggi yaitu guru kelas IV, V, dan VI  di SD Negeri ............ Kecamatan ............  Kabupaten .............

D.    Tindakan
Penelitian ini dilaksanakan melalui beberapa siklus, yaitu siklus 1, siklus 2, dan jika sampai siklus 2 belum selesai akan dilanjutkan siklus ke 3 dan selanjutnya.













E.     Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1.      Observasi
Yaitu melaksanakan pengamatan secara langsung terhadap guru dalam proses belajar mengajar di kelas.
2.      Wawancara
Yaitu berdialog langsung dengan subjek penelitian untuk mengapatkan informasi langsung dari yang bersangkutan
F.     Instrumen Penelitian
Penelitian dilakukan dengan menggunakan instrumen-instrumen sebagai berikut :
1.      Lembar Observasi

2.      Lembar pertanyaan wawancara individu
Instrumen penelitian yang digunakan adalah  lembar wawancara yang digunakan oleh supervisor  untuk mengetahui respon dari masing masing guru yang dibinanya selama proses penelitian (siklus 1 dan siklus 2)
G.    Teknik Analisis Data
Data yang telah dikumpulkan untuk memperoleh gambaran nyata tentang tindakan penelitian. Data kualitatif dan kuantitatif siklus 1 akan dibandingkan dengan data kualitatif pada siklus 2, dan seterusnya.










































BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.    Hasil Penelitian
1.      Siklus Pertama
Kegiatan pelaksanaan Penelitian dalam siklus pertama adalah melaksanakan observasi pembelajaran guru kelas dengan ketentuan sebagai berikut :
1.      Subjek Observasi              : Guru kelas IV
Waktu Pelaksanaan           :
Mata Pelajaran                  : IPS
2.      Subjek Observasi              : Guru Kelas V
Waktu Pelaksanaan           :
Mata Pelajaran                  : IPA
3.      Subjek Observasi              : Guru Kelas VI
Waktu pelaksanaan           :
Mata Pelajaran                  : Matematika

a.       Perencanaan
Berdasarkan rumusan masalah yang dibuat, peneliti menyiapkan kegiatan dalam siklus pertama adalah mengobservasi atau melakukan pengamatan terhadap proses belajar mengajar guru kelas IV sampai dengan guru kelas VI sebagai sampel. Skenario tindakan ditentukan oleh peneliti dengan memperhatikan langkah-langkah yang akan dilakukan oleh kepala sekolah sebagai peneliti langsung dan guru sebagai objek penelitian.  Terkait dengan tindakan yang akan dilaksanakan, peneliti menyiapkan instrumen penelitian yaitu berupa lembar penilaian observasi, dan lembar isian wawancara individu dengan guru setelah pembelajaran selesai. Sebelum melaksanakan observasi pembelajaran, terlebih dahulu kepala sekolah sebagai peneliti melakukan penelitian terhadap Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ) yang dibuat oleh guru yang akan dilaksanakan saat dilaksanakannya observasi. Untuk menghindari terjadinya kegagalan pelaksanaan observasi, maka kepala sekolah sebagai peneliti memberitahukan waktu pelaksanaan observasi serta menjelaskan tindakan-tindakan yang akan ditempuh oleh peneliti pada proses penelitian.
b.      Pelaksanaan
Pada hari pertama, kepala sekolah peneliti melaksanakan penelitian / observasi di kelas IV. Peneliti menyiapkan diri di tempat yang telah disiapkan oleh guru kelas, lalu menyiapkan lembar penilaian observasi pembelajaran guru. Guru kelas mengawali pembelajaran dengan menyuruh ketua kelas untuk memimpin berdo’a bersama, lalu guru menjelaskan materi yang akan dipelajari tanpa melaksanakan apersepsi terlebih dahulu. Materi pelajaran yang dipelajari adalah Keanekaragaman suku bangsa dan budaya. Guru menjelaskan Keanekaragaman budaya. Setelah itu guru menyuruh siswa untuk menghafalkan beberapa budaya beserta asal daerahnya yang telah dijelaskan selama 5 menit. Lalu guru bertanya kepada siswa tentang asal tari lilin , dan secara serentak hampir semua siswa menjawab pertanyaan guru. Guru memberikan soal latihan di papan tulis, siswa diberi waktu selama 10 menit untuk mengerjakan 10 soal latihan. Guru berdiri de depan kelas menunggu seluruh siswa mengerjakan soal latihan sambil sesekali bertanya kepada siswa dengan pertanyaan ” sudah selesai ”. Setelah selesai mengerjakan secara keseluruhan lalu guru menuliskan jawabnnya di papan tulis, dan semua siswa mencocokan jawabannya. Ketika guru menanyakan siapa yang benar semua tampak ada 5 siswa yang menjawab benar semua, 7 orang salah satu, 4 anak salah lima dan sisanya salah enam ke atas. Kemudian guru menanyai salah satu anak yang menjawab salah untuk menjawab pertanyaan lisan dari  guru. Setelah itu lalu guru menuliskan soal evaluasi di papan tulis dan semua siswa mengerjakannya di buku ulangan. Setelah koreksi bersama jawabannya guru menutup pembelajaran.
Pada hari kedua, Peneliti melaksanakan observasi di kelas V dan mata pelajaran yang sama yaitu IPS. Sebelumnya peneliti melakukan pengamatan terhadap RPP yang dibuat oleh guru kelas V. Peneliti melakukan pengawasan terhadap guru kelas V yang sedang melaksanakan proses pembelajaran. Dengan diawali berdo’a bersama guru kelas V mengawali pembelajaran. Guru melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan RPP yang dibuat. Siswa diajak belajar secara berkelompok, guru memberikan tugas kelompok di papan tulis. Setiap kelompok mengerjakan tugasnya. Guru sesekali melihat RPP yang dibuat dan buku cetak yang dijadikan panduan. Setelah waktu yang ditentukan habis, guru menukarkan hasil pekerjaan tiap kelompok, lalu guru memandu membahas hasil diskusi. Setelah itu guru menjelaskan ulang tentang keragaman suku budaya di Indonesia, lalu guru memberikan contoh keragaman budaya dan adat. Kemudian guru memberikan lembar soal evaluasi kepada semua siswa. Siswa mengerjakan soal evaluasi dengan waktu yang disediakan selama 15 menit sebanyak 5 soal. Setelah selesai guru menyuruh siswa untuk menukarkan jawabannya dengan teman sebangku. Lalu guru menuliskan jawabannya di papan tulis, dan siswa mencocokan jawabannya. Setelah diberi panduan penilaian, guru menyuruh semua siswa untuk menilai jawaban soal yang dikoreksinya. Guru memasukan nilai masing-masing anak ke dalam daftar nilai. Peneliti mencatat hal-hal penting dari proses pembelajaran yang telah dilakukan guru kelas V.
Pada hari ketiga, Peneliti melaksanakan observasi di kelas VI, Peneliti menempatkan diri di tempat yang telah disediakan. Guru kelas meminta ijin untuk mengawali pembelajaran. Pembelajaran yang dilaksanakan saat diobservasi yaitu matematika materi volume tabung. Guru mengawali pembelajaran dengan didahului apersepsi, guru mengajak siswa untuk bertanya jawab tentang rumus luas dan volume bangun ruang. Guru memberikan soal-soal sebagai latihan. Secara berulang guru menjelaskan cara menghitung volume tabung. Beberapa siswa ditunjuk untuk mengerjakan latihan soal di papan tulis. Guru menyediakan waktu kepada siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum jelas. Karena tidak ada yang bertanya lalu guru memberikan soal evaluasi. Evaluasi berjalan selama 15 menit, mengerjakan 5 soal. Setelah selesai mengerjakan soal, guru membacakan soal untuk ditulis dan dikerjakan dirumah sebagai Pekerjaan Rumah. Peneliti melakukan pengamatan menyeluruh ketika guru melaksanakan pembelajaran dan mencatat temuan-temuan pada lembar observasi yang telah disiapkam.
c.       Pengamatan dan Evaluasi
Observasi pada siklus pertama yang dilaksanakan oleh kepala sekolah sebagai peneliti terhadap proses belajar mengajar yang dilaksanakan oleh guru kelas IV, kelas V dan guru kelas VI masih ditemukan kelemahan-kelemahan yang dimiliki tiap-tiap guru. RPP yang dibuat guru masih terlalu sederhana karena hanya mencantumkan garis besar kegiatan tanpa diuraikan secara lebih terperinci. Alur pembelajaran cenderung monoton dan tidak variatif, penguasaan materi pelajaran masih sangat lemah, materi kurang dikem............n, siswa terlihat kurang aktif karena tidak diberi tantangan oleh guru, proses evaluasi tidak variatif. Terdapat beberapa langkah pembelajaran yang terdapat pada RPP namun tidak dilaksanakan. Guru terlihat kurang persiapan dalam mengajar.
d.      Refleksi
 Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh observer, dan berdasarkan hasil wawancara dengan subjek penelitian, ternyata kemampuan guru SD Negeri ............ masih perlu ditingkatkan lagi. Hasil pembelajaran yang dilaksanakan belum maksimal.
Setelah diadakan dialog antara kepala sekolah sebagai observer dan guru kelas sebagai subjek observasi maka diadakan kesepakatan untuk dilaksanakan supervisi akademik melalui bimbingan individu dan bimbingan kelompok untuk menambah mutu profesional guru. Bimbingan dilaksanakan oleh kepala sekolah sebagai peneliti. Setelah melalui proses bimbingan guru memperbaiki rencana pembelajaran yang telah dilaksanakan dan kembali dilakukan pengawasan.
2.      Siklus Kedua
Pelaksanaan kegiatan siklus kedua ditujukan pada proses bimbingan secara individu dan kelompok guru, kemudian dilanjutkan dengan adanya pengawasan proses pembelajaran setelah adanya proses bimbingan. Jadi kegiatan pada siklus kedua ini terdiri dari tiga proses pertemuan, dengan ketentuan sebagai berikut :
a.       Proses kegiatan                 : Bimbingan kelompok guru melalui rapat guru
Waktu pelaksanaan           :
b.      Proses kegiatan                 : Bimbingan Individu
Waktu pelaksanaan           :
c.       Proses Kegiatan                : Observasi pembelajaran kelas IV, V dan VI
Waktu pelaksanaan           :
a.     Kelas IV          : Jam 1 dan 2
b.    Kelas V           : Jam 3 dan 4
c.     Kelas VI          : Jam 5 dan 6
a.       Perencanaan
Berdasarkan hasil refleksi dari siklus pertama, peneliti melaksanakan rapat guru dengan tujuan untuk memberikan bimbingan akademik secara kelompok. Kepala sekolah sebagai peneliti memberikan penjelasan tentang kompetensi dan profesionalisme guru. Untuk hal ini peneliti mempersiapkan materi dengan terlebih dahulu meminta bantuan pengawas untuk menjadi narasumber langsung ataupun tidak langsung. Kepala sekolah menyiapkan materi dan mengkopy materi dalam bentuk makalah atau kajian teori, terutama tupoksi guru. Setelah persiapan untuk melakukan bimbingan kelompok melalui rapat guru siap, peneliti menyusun skenario pembimbingan.
Untuk melaksanakan proses pembelajaran kedua, terlebih dahulu guru kelas IV, V dan VI menyempurnakan RPP yang dibuat, dalam proses penyusunan ini guru secara individu melaksanakan bimbingan untuk kesempurnaan dari RPP serta peningkatan profesionalisme guru. Observer membimbing guru yang akan melaksanakan pembelajaran, berusaha memberikan penjelasan kepada guru tentang kinerja yang baik bagi seorang guru.
b.      Pelaksanaan
Kepala sekolah membuka jalannya rapat, dengan mengucap basmalah bersama. Kepala sekolah mengawali pembicaraan dengan mengevaluasi kegiatan yang telah dan tengah dilaksanakan selama waktu kebelakang. Kepala sekolah juga melaporkan pertanggungjawaban yang layak dilaporkan dan saatnya dilaporkan, tak ketinggalan menginformasikan berita aktual yang berhubungan dengan pendidikan khususnya informasi penting terbaru dari Dinas Pendidikan. Salah satu guru ditugasi untuk membagikan modul materi kepada setiap guru. Kepala sekolah mengawali proses bimbingan kelompok dengan menguraikan 4 kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru. Rapat diakhiri dengan proses diskusi dan tanya jawab, diberikan pula peluang kepada guru untuk mengajukan usul dan melengkapi materi yang telah disampaikan kepala sekolah. Kepala sekolah memberi penekanan pada tupoksi guru yang mutlak harus dilakukan oleh guru agar mutu pembelajaran semakin meningkat. Salah satu guru yang ditugasi mencatat hasil rapat pada buku agenda rapat menyerahkan buku agenda kepada kepala sekolah. Rapat bimbingan ditutup dengan membaca hamdalah bersama, sebelum bubar masing-masing guru ditugasi untuk menyusun RPP untuk dilaksanakan esok hari khususnya guru kelas IV, V dan VI.
Pada proses bimbingan individu guru menunjukan RPP yang dibuat kepada kepala sekolah untuk evaluasi. Kepala sekolah mengevaluasi RPP yang dibuat guru, dengan tidak segan-segan untuk memberikan masukan yang baik untuk kesempurnaan RPP yang dibuat. Kepala Sekolah mencatat perkembangan yang terjadi pada pembuatan RPP yang dibuat guru sebelum dan sesudah mendapatkan bimbingan.
Bel tanda masuk berbunyi, setelah sebelumnya melaksanakan proses bimbingan guru kelas masuk ke kelasnya dan kepala sekolah sebagai peneliti menempatkan diri di tempat yang ditentukan yaitu di ruang kelas IV. Peneliti menyiapkan lembar observasi untuk menilai proses pembelajaran yang berlangsung. Guru kelas mengawali pembelajaran dengan diawalai do’a bersama, guru menyiapkan alat peraga lalu melaksanakan apersepsi sesuai dengan yang tercantum di dalam RPP. Dengan dibantu beberapa siswa guru mensimulasikan alat peraga matematika untuk menentukan kesetaraan antara satuan panjang, waktu dan berat. Guru melalui alur pembelajaran sesuai dengan RPP yang dibuat. Dalam pelaksanaan ini guru belum sepenuhnya memberi penguatan kepada siswa dan guru melaksanakan variasi motivasi kepada anak. Guru menyediakan waktu untuk siswa bertanya hal-hal yang belum jelas. Guru membagikan lembar evaluasi. Lalu mengoreksi hasil bersama siswa. Lalu menilai hasil pekerjaan siswa. Diakhir kegiatan guru memberikan tugas rumah dan menutup pembelajaran Matematika dan persiapan pelajaran selanjutnya.
Jam ke 3 peneliti masuk ke kelas V untuk melakukan observasi pembelajaran. Guru kelas V melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP yang dibuat, dengan memperhatikan teori yang ada guru menjelaskan materi lebih lancar dari siklus pertama. Guru menggunakan metode yang lebih variatif. Jam ke 5 peneliti melanjutkan melaksanakan observasi di kelas VI, dan pembelajaran berjalan dengan baik jauh lebih baik dibandingkan pada tindakan siklus pertama, guru menggunakan variasi mengajar yang lebih kompleks dan metode serta media pembelajaran telah dibuat sedemikian rupa sesuai materi pembelajaran. Peneliti mengisi lembar observasi yang telah disediakan dan mencatat temuan-temuan yang penting untuk dijadikan tindakan selanjutnya.
c.       Pengamatan dan Evaluasi
Tindakan yang dilaksanakan pada siklus kedua berupaya meningkatkan pemahaman guru terhadap tugas pokok dan fungsi serta meningkatkan kinerjanya. Hasil bimbingan kelompok dan bimbingan individu menunjukan hasil yang cukup baik, terbukti dengan adanya proses pembelajaran yang dilaksanakan guru pada tindakan siklus kedua tampak perkembangan yang baik mulau dari proses pembuatan RPP sampai dengan pelaksanaan pembelajaran. Namun di kelas IV dan kelas V tampak kekurangan yang masih harus dikem............n yakni kurangnya penguatan serta variatif tindakan yang dilakukan guru.
d.      Refleksi
 Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh observer, dan berdasarkan hasil wawancara dengan subjek penelitian, ternyata kemampuan guru SD Negeri ............ cukup meningkat setelah adanya tindakan siklus pertama.
Setelah diadakan wawancara dengan guru kelas IV, V dan VI tampak kepuasan yang nyata pada guru juga kepala sekolah sebagai peneliti. Namun harapan peneliti maupun guru tetap didakan penelitian dan tindakan selanjutnya sehingga mutu di SD ............ khususnya baik.

B.     Pembahasan Hasil Penelitian
1.      Siklus I
Dari hasil pengamatan yang dilaksanakan pada siklus I, terhadap masing-masing bidang supervisi diperoleh data-data sebagai berikut :

NO
JENIS KEGIATAN SUPERVISI
NILAI
KET
1
2
3
4
1
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
50,00
62,00
60,00
54,00

2
Pelaksanaan Proses Pembelajaran
57,78
60,74
62,96
60,74

3
Penilaian Hasil Belajar
61,67
66,67
56,67
68,33

4
Pengelolaan Kelas
70,00
68,00
70,00
72,00

5
Administrasi Guru Kelas IV s.d VI
59,09
63,64
62,73
60,91

JUMLAH NILAI
299,54
323,04
315,36
319,98

NILAI RATA-RATA
59,71
64,21
62,47
63,20

KUALIFIKASI
Kurang
Kurang
Kurang
Kurang


Keterangan :
1 : Guru Kelas IV.A
2 : Guru Kelas IV.B
3 : Guru Kelas V
4. Guru Kelas VI
2.      Siklus II
Dari hasil pengamatan yang dilaksanakan pada siklus II, terhadap masing-masing bidang supervisi diperoleh data-data sebagai berikut :

NO
JENIS KEGIATAN SUPERVISI
NILAI
KET
1
2
3
4
1
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
84,00
88,00
90,00
86,00

2
Pelaksanaan Proses Pembelajaran
88,89
91,11
90,37
90,37

3
Penilaian Hasil Belajar
80,00
85,00
85,00
85,00

4
Pengelolaan Kelas
88,00
92,00
96,00
92,00

5
Administrasi Guru Kelas IV s.d VI
80,95
81,82
82,73
83,64

JUMLAH NILAI
421,84
437,93
444,10
437,01

NILAI RATA-RATA
84,37
87,59
88,82
87,40

KUALIFIKASI
Baik
Amat Baik
Amat Baik
Amat Baik

Keterangan :
1 : Guru Kelas IV.A
2 : Guru Kelas IV.B
3 : Guru Kelas V
4. Guru Kelas VI

3.      Antar Siklus
Dari hasil pelaksanaan kegiatan supervisi pada tiap-tiap kelas, diperoleh hasil sebagai berikut :

No
Guru Kelas
Nilai Rat-Rata
Ket
Siklus I
Siklus II
1
IV.A
59,71
84,37

2
IV.B
64,21
87,59

3
V
62,47
88,82

4
VI
63,20
87,40



Untuk lebih jelasnya kita dapat melihat gambarannya dalam grafik berikut ini:








Melihat data perolehan hasil penelitian dalam kegiatan penelitian tindakan sekolah ini, dapat disimpulkan bahwa supervisi akademik yang dilakukan oleh kepala sekolah terhadap 4 orang dinyatakan, berhasil. Hal ini dimungkinkan karena adanya kerja sama yang baik antara kepala sekolah sebagai supervisor dengan para guru tersebut, yang didukung oleh adanya motivasi dan bimbingan dari kepala sekolah sehingga para guru memiliki antusiasme yang besar untuk dapat meningkatkan kemampuan mereka masing-masing dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran di kelasnya masing-masing.





BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A.    Kesimpulan
Setelah mengadakan observasi selama 2 siklus maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1.      KBM akan berjalan efektif apabila RPP disiapkan secara matang
2.      Kesiapan fisik maupun mental guru sangat berpengaruh dalam pembelajaran
3.      Pemilihan metode dan media yang tepat akan sangat membantu efektifitas pembelajaran
4.      Pembelajaran efektif sangat ditentukan oleh penguasaan materi dan langkah-langkah pembelajaran guru.
5.      Guru yang profesional adalah guru yang menguasai tupoksinya dengan baik serta dapat melaksanakan 4 kompetensi guru.

B.     Saran
Berdasarkan hasil kesimpulan sebagaimana dijelaskan di atas, maka peneliti menyarankan hal-hal sebagai berikut :
1.      Setiap guru agar membuat RPP sebelum melaksanakan pembelajaran
2.      Guru harus betul-betul sehat fisik dan mental agar pembelajaran berjalan lancar
3.      Pilihlah metode dan media pembelajaran yang tepat agar KBM berjalan efektif
4.      Guru harus betul-betul menguasai materi dan langkah-kangkah pembelajaran.
5.      Guru harus selalu memotivasi anak untuk aktif dalam proses pembelajaran.
6.      Pemberian evaluasi pembelajaran sebaiknya dilaksanakan sesuai prosedur dan dapat dilaksanakan dalam proses pembelajaran dan di akhir pembelajaran.
7.      Guru hendaknya selalu mencari inovasi untuk mengem............n sistem pembelajaran untuk memperoleh mutu pendidikan yang maksimal.

DAFTAR PUSTAKA


Glikman, C.D. Gordon, S.P., & Gordon, J.M.R.2007. Supervision and Instructional Leadership A Developmental Approach. Sevent Edition.New York: Pearson Education. Inc.

Dirjen PMPTK, 2010. Akuntabilitas Kinerja Kepala Sekolah Dalam Pembelajaran Inofatif. PT. Binatama Raya, Jakarta.


 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI. 1982. Alat Penilaian Kemampuan Guru: Buku I. Jakarta: Proyek Pengembangan Pendidikan Guru.

______. 1982. Panduan Umum Alat Penilaian Kemampuan Guru.Jakarta: Proyek Pengembangan Pendidikan Guru.

______. Alat Penilaian Kemampuan Guru: Hubungan antar Pribadi.Buku III. Jakarta: Proyek Pengembangan Pendidikan Guru.

______. Alat Penilaian Kemampuan Guru: Prosedur Mengajar. Buku II. Jakarta: Proyek Pengembangan Pendidikan Guru.

Suhardjono, A. Azis Hoesein, dkk (1995). Pedoman penyusunan KTI di Bidang Pendidikan dan Angka Kredit Pengembangan Profesi Guru. Digutentis, Jakarta : Diknas

Suhardjono. 2005. Laporan Penelitian Eksperimen dan Penelitian Tindakan Kelas sebagai KTI, makalah pada Pelatihan Peningkatan Mutu Guru di LPMP Makasar, Maret 2005

Suhardjono. 2009. Tanya jawab tentang PTK dan PTS, naskah buku.





Untuk mendapatkan file secara lengkap,
silahkan anda klik  DOWNLOAD