Lencana Facebook

banner image

Wednesday 4 June 2014

KTI : MENJADI PENGAWAS SEKOLAH YANG PROFESIONAL DAN BERMARTABAT SIAP MENSUKSESKAN PELAKSANAAN KURIKULUM 2013 DALAM MENYIAPKAN GENERASI EMAS 2045




MENJADI PENGAWAS SEKOLAH YANG PROFESIONAL DAN BERMARTABAT SIAP MENSUKSESKAN PELAKSANAAN KURIKULUM 2013 DALAM MENYIAPKAN GENERASI EMAS 2045




Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Mengikuti
................................................................
Tingkat ............................






Oleh


____________________________

NIP. .........................................
Pengawas TK / SD Kecamatan .................................





UPT DINAS PENDIDIKAN ......................................
KABUPATEN ..................
TAHUN 2014




ABSTRAK

…………………………………………
NIP. ………………..


Fokus utama kurikulum baru yang segera diberlakukan terletak pada penciptaan pendidikan karakter, yang diharapkan dapat menjadikan anak didik lebih memiliki kepribadian dan menjadi manusia yang berkualitas. Pencanangan generasi emas tahun pertama juga telah dibarengi dengan revitalisasi pendidikan karakter. Rumusan masalah dalam penulisan karya tulis ilmiah ini, yaitu Bagaimana peran pengawas sekolah dalam mengembangkan potensi-potensi yang ada di wilayah binaannya, baik bidang akademik maupun potensi non-akademik dan bagaimana penerapan 18 nilai-nilai kebaikan yang akan disemaikan kepada anak didik melalui pendidikan karakter sejak dalam PAUD, bahkan sampai dengan pendidikan tinggi sebagai upaya mendukung dan Mensukseskan Pelaksanaan Kurikulum 2013 dalam Menyiapkan Generasi Emas 2045 pada daerah binaan?. Tujuan dari penulisan karya tulis ilmiah ini adalah untuk mengetahui peran pengawas sekolah dalam mengembangkan potensi-potensi yang ada di wilayah binaannya, baik bidang akademik maupun potensi non-akademik sebagai upaya mendukung dan Mensukseskan Pelaksanaan Kurikulum 2013 dalam Menyiapkan Generasi Emas 2045, dan untuk mengetahui penerapan 18 nilai-nilai kebaikan yang akan disemaikan kepada anak didik melalui pendidikan karakter sejak dalam PAUD, bahkan sampai dengan pendidikan tinggi sebagai upaya mendukung dan Mensukseskan Pelaksanaan Kurikulum 2013 dalam Menyiapkan Generasi Emas 2045 di wilayah binaannya. Penelitian  ini  mengambil  populasi  kepada  seluruh  guru  Gugus Sungai Tandak dan Panaladakan dengan prosentase sebanyak 45 orang guru menurut jenjang pendidikannya 25 % berpendidikan SLTA, 15 % berpendidikan Diploma. 40 % berpendidikan S1, dan 20 % berpendidikan S2 ke atas. Untuk  mendapatkan  data  dan  informasi  ini  penulis  menggunakan beberapa teknik pengumpulan data yaitu observasi, angket, dan wawancara. Teknik  analisis  data  menggunakan  langkah-langkah pengeditan, pentabulasian, dan presentase. Data yang di dapat dari setiap item pertanyaan akan dibuat satu table yang didalam langsung dibuat frekuensi dan prosentase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masih terjadi kekurangan  sesuai dengan quisioner nomor 4, 7, 10, 12, 14 dan 17. Sementara,  di  sisi  lain,  penulis  menganggap  pengawas  terbilang sukses menjalankan tugasnya, tercermin pada quisioner nomor 1, 2, 3, 5, 6, 8,  9,  11,  13, 15, 16,  18, 19 dan 20. Meskipun dengan catatan, keberhasilan yang  diraih  masih  jauh  dari  sempurna,  dikarenakan  pengerjaan  tugas pokok  pengawas  dilakukan  tidak  secara  kontinu  sehingga  tidak  ada kontinuitas  peningkatan  mutu  pengajar  dan  sekolah  secara berkesinambungan khususnya dalam upaya meningkatkan peran pengawas sekolah yang profesional dan bermartabat siap mensukseskan pelaksanaan kurikulum 2013 dalam menyiapkan generasi emas.

Kata Kunci : pengawas sekolah, kurikulum 2013, generasi emas



 



BAB I
PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang Masalah
Tugas pendidikan adalah mengupayakan agar anak bisa mengenal potensi dirinya, sedangkan pendidikan berperan memberikan fasilitas agar mereka dapat mengembangkan potensinya, baik bidang akademik maupun potensi non-akademik, seperti seni dan olah raga. Secara akademis, riset membuktikan bahwa setiap anak lahir dengan potensinya masing-masing. Ada kata-kata bijak menyebutkan, "Jadikan anak sesuai dengan potensinya, bukan sesuai dengan harapan orang tua." Perlu juga dipahami, bahwa potensi itu adalah bawaan dari lahir, namun ada juga produk dari proses pendidikan. Jika anak mempunyai bakat tetapi tidak dididik dengan tepat, maka potensinya tidak akan tumbuh dan berkembang optimal. Demikian sebaliknya, jika anak tidak berbakat tetapi dipaksakan oleh guru atau orang tuanya, potensinnya pun tidak akan tumbuh dengan baik. Pasti akan ada konflik internal dalam jiwa si anak. Karena itulah, harus serasi dan seimbang antara potensi bawaan anak dengan proses pendidikannya.
Fokus utama kurikulum baru yang segera diberlakukan terletak pada penciptaan pendidikan karakter, yang diharapkan dapat menjadikan anak didik lebih memiliki kepribadian dan menjadi manusia yang berkualitas. Sehingga kelak tidak ada lag! tawuran antarpelajar, pergaulan bebas, serta narkoba, karena telah tercipta anak didik yang berkarakter dan memiliki moral yang baik, dan menjadi Generasi Emas pada 2045.
Momentum Hari Pendidikan Nasional Tahun 2012 dijadikan sebagai ajang me-launching program baru pemerintah untuk mencetak Generasi Emas 2045 yang diproyeksikan akan menjadi hadiah bagi 100 tahun kemerdekaan Indonesia. “Tahun ini kami canangkan sebagai masa ‘menanam’ generasi emas tersebut. Dari 2012-2035, Indonesia mendapat bonus demografi, dimana jumlah penduduk usia produktif paling tinggi di antara usia anak-anak dan orang tua”. Sebagaimana sambutan yang disampaikan Mendikbud Muhammad Nuh saat peringatan Hardiknas 2012.
Bonus demografi yang diungkapkan ole M. Nuh adalah kondisi populasi masyarakat dimana jumlah penduduk usia muda lebih bayak dibandingkan dengan penduduk usia tua. Kondisi yang disebut sebagai Bonus Demografi ini akan berlangsung antara tahun 2012 – 2035. Dari data yang diperoleh Badan Pusat Statistik 2011 bahwa jumlah anak usia 0-9 tahun mencapai 45,93 juta, sedangkan anak usia 10-19 tahun berjumlah 43,55 juta jiwa. Mereka inilah anak-anak kader Generasi Emas 2045, karena nantinya pada 2045 mereka yang berusia 0-9 tahun akan berusia 35-45 tahun dan yang berusia 10-19 tahun akan berusia 45-54 tahun. Dan memang orang-orang usia ini lah yang nantinya akan menjadi pemegang pemerintahan dan roda kehidupan di Indonesia.
Secara historis, kebangkitan bangsa pertama kalinya digaungkan pada hari kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945. Lalu, lahirlah generasi yang mengisi pembangunan. Saat ini, Indonesia akan menuju kebangkitan kedua, yaitu 100 tahun Indonesia merdeka pada tahun 2045. Inilah yang melatarbelakangi kebangkitan generasi emas. Inilah saat yang tepat bagi pendidikan untuk berperan menciptakan generasi emas Indonesia. Ini adalah momentum sangat tepat bagi para pemangku kepentingan pendidikan untuk menata dengan sebaik-baiknya pendidikan berkualitas.
Pencanangan generasi emas tahun pertama juga telah dibarengi dengan revitalisasi pendidikan karakter. Mengintegrasikan (kembali) pendidikan dan kebudayaan merupakan langkah sangat tepat, dengan harapan pendidikan akan melahirkan anak yang berbudaya sehingga jika disatukan akan serasi antara proses dan produk. Namun, dalam hal ini, budaya hendaknya tidak serta merta dimaknai secara sempit, tetapi lebih luas lagi, seperti budaya sopan santun, budaya pemanfaatan teknologi dengan bijak. Berdasarkan hasil kajian yang mendalam, telah ditetapkan 18 nilai-nilai kebaikan yang akan disemaikan kepada anak didik melalui pendidikan karakter. Jika nilai-nilai ini disemaikan sedini mungkin, sejak dalam PAUD, bahkan sampai dengan pendidikan tinggi, maka diharapkan tersemailah perilaku-perilaku berkarakter dan berbudaya yang baik, dan juga telah menyusun dan terus-menerus melakukan evaluasi terhadap tahap-tahap grand design generasi emas Indonesia. Akan lebih sempurna hasilnya jika terdapat ada kerja sama masyarakat dan pemerintah. Bagi anak didik, jangan berpikir dirinya sebagai obyek, tetapi sebagai subyek yang berperan aktif atas dukungan dan fasilitas yang telah disediakan oleh pemerintah, orangtua, maupun masyarakat.
Dari uraian sebagaimana latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk menyusun sebuah karya tulis ilmiah dengan judul “Menjadi Pengawas Sekolah yang Profesional dan Bermartabat Siap Mensukseskan Pelaksanaan Kurikulum 2013 dalam Menyiapkan Generasi Emas 2045”.

B.    Rumusan Masalah
Dari penjelasan sebagaimana latar belakang masalah di atas, maka dapat ditentukan rumusan masalah dalam penulisan karya tulis ilmiah ini, yaitu
1.     Bagaimana peran pengawas sekolah dalam mengembangkan potensi-potensi yang ada di wilayah binaannya, baik bidang akademik maupun potensi non-akademik sebagai upaya mendukung dan Mensukseskan Pelaksanaan Kurikulum 2013 dalam Menyiapkan Generasi Emas 2045?
2.     Bagaimana penerapan 18 nilai-nilai kebaikan yang akan disemaikan kepada anak didik melalui pendidikan karakter sejak dalam PAUD, bahkan sampai dengan pendidikan tinggi sebagai upaya mendukung dan Mensukseskan Pelaksanaan Kurikulum 2013 dalam Menyiapkan Generasi Emas 2045 pada daerah binaan?

C.   Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penulisan karya tulis ilmiah ini adalah sebagai berikut :
1.     Untuk mengetahui peran pengawas sekolah dalam mengembangkan potensi-potensi yang ada di wilayah binaannya, baik bidang akademik maupun potensi non-akademik sebagai upaya mendukung dan Mensukseskan Pelaksanaan Kurikulum 2013 dalam Menyiapkan Generasi Emas 2045
2.     Untuk mengetahui penerapan 18 nilai-nilai kebaikan yang akan disemaikan kepada anak didik melalui pendidikan karakter sejak dalam PAUD, bahkan sampai dengan pendidikan tinggi sebagai upaya mendukung dan Mensukseskan Pelaksanaan Kurikulum 2013 dalam Menyiapkan Generasi Emas 2045 di wilayah binaannya.

D.   Manfaat Penulisan
Adapun manfaat yang diharapkan dari penulisan karya tulis ilmiah ini adalah :
1.    Manfaat Praktis
Diharapkan penulisan karya tulis ilmiah ini dapat menjadi sumbangsih dalam peningkatan peran serta pengawas dalam Mensukseskan Pelaksanaan Kurikulum 2013 dalam Menyiapkan Generasi Emas 2045 khususnya pada daerah binaan penulis secara pribadi maupun para pembaca khususnya pengawas sekolah lain dalam wilayah binaannya masing-masing.
2.    Manfaat Teoritis
a.    Guru
Dapat dijadikan acuan dalam meningkatkan kemampuan dalam menerapkan kurikulum 2013
b.    Kepala Sekolah
Dapat dijadikan pedoman bagi penilaian kinerja guru pada sekolahnya masing-masing khususnya dalam menerapkan pelaksanaan kurikulum 2013
c.    Pengawas Sekolah
Sebagai bahan perbandingan dalam kegiatan supervisi kepengawasan baik akademik maupun manajerial dalam upaya menerapkan pelaksanaan kurikulum 2013 khususnya pada wilayah binaannya masing-masing.