Lencana Facebook

banner image

Monday 30 June 2014

PTK : KEPALA SEKOLAH DASAR




PENINGKATAN KETERAMPILAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA MATERI  MENULIS  PERMULAAN  MELALUI MEDIA GAMBAR 
BAGI SISWA  KELAS  I SEKOLAH  DASAR  NEGERI


ABSTRAK 



Rendahnya keterampilan dan prestasi belajar siswa dalam  menulis permulaan dibuktikan dengan  rata-rata nilai hasil belajar sebesar 56,84  sedangkan KKM minimum yaitu 70. Oleh karena itu, peneliti menggunakan media gambar  untuk mengatasi permasalahan tersebut. Penelitian ini bertujuan meningkatkan keterampilan dan prestasi siswa dalam menulis permulaan. Subyek penelitian siswa kelas I SDN 3 Kuala Kurun berjumlah 19 siswa. Bentuk penelitian adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, dokumentasi, dan tes. Prosedur penelitian meliputi tahap: identifikasi masalah, persiapan, penyusunan rencana tindakan, implementasi tindakan, pengamatan, dan penyusunan rencana. Proses penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, tiap siklus terdiri dari tahap perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan keterampilan dan prestasi dalam menulis permulaan.
Penerapan media gambar seri terbukti dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis permulaan. Hal ini dibuktikan dengan peningkatan  keterampilan menulis permulaan dari 5 siswa atau 26,32% menjadi 13 siswa atau 68,42% pada siklus pertama dan siklus terakhir sebesar 97,74% atau 18 siswa, dan nilai prestasi belajar yang terus meningkat pada studi awal rata-rata 56,84 pada studi awal, 63,16 pada siklus pertama dan 72,63 pada siklus terakhir serta  ketuntasan belajar siswa pada keadaan awal sebanyak 3 siswa (15,76%), setelah dilaksanakan perbaikan dengan menggunakan media gambar seri pada siklus I meningkat menjadi 8 siswa atau 42,11% dan pada siklus II meningkat kembali menjadi 17 siswa atau 89,47%.

Kata Kunci: keterampilan, prestasi, gambar, menulis permulaan





BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Kemampuan  berbahasa  merupakan  salah  satu  kemampuan  yang  sangat  vital dalam  melakukan  interaksi  sosial  dengan  individu  lainnya.  Melalui  kemampuan berbahasa  individu  dapat  memahami  hidup  dan  kehidupan.  Kemampuan  berbahasa tersebut  meliputi  mendengar,  berbicara,  membaca  dan  menulis.  Melalui  bahasa memungkinkan  individu  dapat  berhubungan  dengan  individu  lainnya  untuk  saling menyatakan  perasaan,  pikiran  atau  maksud  mereka  masing-masing.  Hal  ini  dapat dipahami karena bahasa adalah  sistem bunyi. Lambang atau isyarat  yang dipakai orang untuk melahirkan pikiran dan perasaannya.
Pembelajaran  bahasa  Indonesia  terintegrasi  dalam  empat  keterampilan berbahasa. Keempat keterampilan berbahasa tersebut yaitu, menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Salah satu keterampilan berbahasa yang cukup kompleks adalah  menulis.  Keterampilan  menulis  diajarkan  dengan  tujuan  agar  siswa mempunyai  keterampilan  dalam  menuangkan  ide,  gagasan,  pikiran,  pengalaman dan pendapatnya dengan benar.
Keterampilan membaca dan menulis dalam pembelajaran bahasa Indonesia meliputi 4 jenis ketrampilan yakni menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Berdasarkan aktivitas penggunaannya ketrampilan membaca dan menulis yang bersifat reseptif, letak perbedaannya, sarana bunyi dan tulisan. Ketrampilan berbicara dan  menulis termasuk ketrampilan yang bersifat produktif. Letak perbedaannya adalah terdapat pada sarana yang dipergunakan, baik secara lisan, maupun secara tulisan. Pada dasarnya, setiap pengajaran bahasa bertujuan agar para siswa mempunyai ketrampilan berbahasa. Terampil berbahasa berarti terampil menyimak, terampil berbicara, terampil membaca dan terampil menulis.
Menulis  tampaknya  sederhana,  namun  menjadikan  makna  yang  sangat mendasar, maksudnya menulis sangat diperlukan  untuk membangun keterampilan siswa  dalam  berkomunikasi  dan  mengeluarkan  pendapat.  Berdasarkan pengalaman  sehari-hari  dan  temuan  yang  peneliti  alami  dalam  kegiatan pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia.
Begitu  pentingnya  menulis,  sehingga  keterampilannya  dituntut  harus dimiliki  oleh  siswa.  Pembelajaran  menulis  dimulai  sejak  di  kelas  rendah  dengan menulis permulaan diawali dari melatih siswa memegang alat tulis dengan benar, menarik  garis,  menulis  huruf,  suku  kata,  kata  dan  kalimat  sederhana  dan seterusnya  (Hartati,  2006a  :  188).  Dilanjutkan  dengan  di  kelas  tinggi  dengan menulis  lanjut.  Keterampilan  menulis  harus  disajikan  secara  terpadu  dengan keterampilan  yang  lainnya.  Keterampilan  menulis  tidak  akan  datang  secara otomatis  melainkan  harus  melalui  latihan  dan  praktek  yang  banyak  dan  teratur (Tarigan, 1994 : 4).
Berdasarkan  hal  itu,  maka  guru  hendaklah  memilih  dan  menggunakan berbagai pendekatan dan metode serta media yang banyak melibatkan siswa aktif dalam  belajar  baik  secara  mental,  fisik  maupun  sosial  yang  sesuai  dengan  tahap perkembangan  siswa  sekolah  dasar  sehingga  siswa  ketika  belajar  di  dalam  kelas diharapkan  akan  menyenangkan.  Ketepatan  guru  dalam  menetapkan  pendekatan dan  metode  serta  media  akan  memberikan  kemudahan  bagi  siswa  untuk memahami materi yang disampaikan.
Peneliti menemukan masalah mengenai pembelajaran menulis permulaan karena masih  banyak  siswa  yang  kesulitan  menulis  kalimat  dengan benar, rapi dan bersih.   Masalah tersebut bisa disebabkan karena cara guru dalam mengajar,  penggunaan  metode  dan  penggunaan  media  serta  pendekatan  yang digunakan  masih  kurang  maksimal.  Selain  hal  tersebut  masalah  ini  juga  bisa disebabkan  karena  latar  belakang  dan  karakteristik  siswa  di  kelas  yang  berbeda-beda  sehingga  keterampilan  dan  hasil  belajar  siswapun  berbeda,  ada  siswa  yang  berprestasi baik, cukup dan kurang.
Pembelajaran menulis di sekolah dasar dibedakan menjadi dua tahap yakni pembelajaran menulis permulaan dan pembelajaran menulis lanjut. Pembelajaran menulis permulaan dilaksanakan di kelas rendah. Menulis permulaan di pada siswa kelas I SD Negeri 3 Kuala Kurun mengalami kesulitan. Hal ini terlihat dari pencapaian hasil menulis yang rata-rata di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Hal ini, merupakan latar belakang mengapa penelitian ini dilaksanakan.
Pengumpulan data dilakukan melalui pelaksanaan tes formatif studi awal. Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa kelas I SD Negeri 3 Kuala Kurun yang berjumlah 19 terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 9 orang siswa perempuan.  Dari siswa kelas I yang berjumlah 19 anak, hanya 3 siswa (15,79%)  yang mencapai kategori tuntas. Artinya sebagian besar siswa belum mencapai tingkat penguasaan materi 70% ke atas atau mendapat nilai sama dengan KKM sebesar 70
Berdasarkan uraian sebagaimana latar belakang masalah di atas, peneliti meminta bantuan teman sejawat dan kepala sekolah untuk membantu mengidentifikasi kekurangan dari pembelajaran yang dilaksanakan. Dari hasil diskusi terungkap beberapa masalah yang terjadi dalam pembelajaran, yaitu :
  1. Rendahnya keterampilan siswa dalam menyerap materi pembelajaran
  2. Rendahnya prestasi belajar siswa
  3. Rendahnya tingkat penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran yang berdampak prestasi belajar rendah.
  4. Kondisi ruangan kelas yang kurang mendukung pelaksanaan proses pembelajaran
  5. Pelaksanaan pembelajaran yang bersifat monoton dan tidak melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran.
Melalui refleksi diri, kaji literatur, dan diskusi dengan supervisor, kepala sekolah dan teman sejawat dapat diketahui bahwa faktor penyebab rendahnya tingkat penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran, dan rendahnya motivasi serta minat belajar siswa adalah :
  1. Penggunaan media  pembelajaran yang kurang relevan dengan materi pembelajaran yang disampaikan.
  2. Penjelasan materi terlalu cepat, sehingga kurangnya model dialog yang interaktif, efektif dan kreatif.
  3. Guru tidak mampu mengembangkan model dialog yang efektif, aktif dan kreatif.
  4. Guru tidak melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran dan penemuan informasi
Berdasarkan  uraian  di atas,  peneliti  bermaksud  mengadakan  penelitian  di kelas  II  SD Negeri 3 Kuala Kurun Kecamatan Mendo Barat.  Peneliti  ingin mengetahui  sekaligus  membuktikan  apakah  dengan  media  gambar  seri,  dapat memotivasi  siswa  dalam  belajar  dan  meningkatkan  keterampilan siswa  dalam menulis permulaan.  Penelitian  ini  dilakukan  melalui  metode  penelitian  tindakan  kelas (Classroom Action Research) dengan judul Penggunaan Media Gambar untuk Meningkatkan Keterampilan dan Prestasi Belajar Siswa pada Pembelajaran Bahasa Indonesia Materi Menulis Permulaan Siswa Kelas I  SD Negeri 3 Kuala Kurun.

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan  uaraian  latar  belakang  masalah  di  atas,  rumusan  masalahnya adalah sebagai berikut :
1.   Apakah  penggunaan  media  gambar    dapat  meningkatkan keterampilan   siswa  dalam proses pembelajaran menulis permulaan siswa kelas I SD Negeri 3 Kuala Kurun?
2.   Apakah penggunaan media gambar dapat meningkatkan prestasi  hasil belajar pada pembelajaran menulis permulaan siswa kelas I SD Negeri 3 Kuala Kurun?
C.    Tujuan Penelitian
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar dalam  mata  pelajaran  bahasa  Indonesia  di  kelas  I  SDN 3 Kuala Kurun. Adapun secara khusus tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.      Untuk  mengetahui peningkatan keterampilan siswa  dalam proses pembelajaran menulis permulaan siswa kelas I SD Negeri 3 Kuala Kurun  melalui penggunaan penggunaan  media  gambar.
2.      Untuk  mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa  dalam proses pembelajaran menulis permulaan siswa kelas I SD Negeri 3 Kuala Kurun  melalui penggunaan penggunaan  media  gambar.

D.    Manfaat Penelitian
Penelitian  yang  dilaksanakan  di  kelas I SD Negeri 3 Kuala Kurun  ini menurut peneliti memiliki beberapa manfaat, yaitu : 
1.      Manfaat Teoritis
a.       Untuk  mengetahui  secara  nyata  tentang  peningkatan  keterampilan  menulis karangan sederhana menggunakan media gambar.
b.      Sebagai acuan pembelajaran yang inovatif.
c.       Sebagai fakta pembelajaran menulis yang menerapkan media gambar
2.      Manfaat Praktis
1)      Bagi Siswa 
a)      Dengan  diterapkan  media  gambar  ,  pembelajaran  menulis  siswa  SD akan lebih bermakna dan lebih optimal.
b)      Dengan diterapkan media gambar pada pembelajaran menulis, siswa SD  akan  dilatih  dan  dibiasakan  berpikir  logis  mengenai  hubungan  sebab-akibat.
2)      Bagi Guru
a)      Meningkatkan  kinerja  guru  karena  dengan  media  gambar    dapat mengefektifkan waktu pembelajaran.
b)      Media  gambar    sebagai  sarana  bagi  guru  untuk  memotivasi  siswa untuk lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran menulis.
c)      Menciptakan  pembelajaran  yang  inovatif  dan  menyenangkan  sehingga dapat menarik perhatian siswa.
3)      Bagi Sekolah
a)      Mendorong guru lain untuk aktif melaksanakan pembelajaran yang inovatif.
b)      Sebagai inovasi pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru.



BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A.     Deskripsi Hasil Penelitian
1.      Kondisi Awal
Data  awal  diperoleh  dari  proses  belajar  mengajar  sehari-hari  di  kelas  melalui  hasil tes formatif pada studi pendahuluan.  Peneliti  mengetahui  bahwa  pembelajaran  Bahasa Indonesia khususnya pada kompetensi menulis dirasa sulit bagi siswa. Hal  ini  menyebabkan  keterampilan  siswa  dalam  pembelajaran  menulis  masih  belum  mencapai  KKM.  Sehingga  keterampilan  siswa  dalam  kompetensi  menulis permulaan masih rendah.  . Kesulitan tersebut salah satunya dikarenakan  guru  jarang  menggunakan  media  dan  metode  pembelajaran  yang  variatif.  Selain  itu,  kesalahan  juga  banyak  terjadi  pada  penulisan  ejaan,  tanda  baca,  dan  aturan  tata  bahasa  lainnya.  Siswa  belum  memahami  penggunaan  ejaan  dan  tanda  baca,  padahal  dalam  pembelajaran  Bahasa  Indonesia  di  kelas  I  tentang  penggunaan  ejaan dan tanda baca sudah dipelajari.
Selain  itu,  guru  jarang  menggunakan  media  dan  metode  pembelajaran  yang memotivasi  siswa  untuk  mampu  menulis.  Metode  yang  digunakan  biasanya hanya  ceramah  dan  tanya  jawab,  kurang  bervariasi  dan  menarik  keterampilan  siswa  untuk  menulis.  Rendahnya  keterampilan  siswa  menulis  menyebabkan  peneliti membuat rencana tindakan.  Rencana  tindakan  yang  akan  peneliti  lakukan  adalah  dengan  penggunaan  media  gambar seri.
Penelitian  ini  berlangsung  selama dua  siklus.  Pada  setiap  siklus,  penulis  melaksanakan beberapa  tahap  penelitian,  yaitu  membuat  rencana  pelaksanaan  pembelajaran  berdasarkan  hasil observasi  awal  yang  telah  dilaksanakan  sebelumnya,  menyiapkan  materi  serta  media pembelajaran  yang  akan  digunakan seperti  gambar seri, lalu melaksanakan penelitian. Pada saat penelitian berlangsung, dilaksanakan pula observasi terhadap aktivitas siswa dan guru. Observasi terhadap  guru  dilakukan  oleh  teman sejawat  untuk  melihat  keterampilan  guru  pada  saat  pembelajaran berlangsung.  Selain  itu,  peneliti  mengadakan  wawancara  dengan  beberapa  siswa  yang  kurang untuk mengetahui hambatan-hambatan siswa dalam menulis permulaan serta bersama-sama teman sejawat mengadakan diskusi untuk mencari solusi atau upaya-upaya dalam mengatasi hambatan-hambatan tersebut. Pembelajaran yang dilakukan di kelas I SDN 09 Zed Kecamatan Mendo Barat pada pembelajaran Bahasa Indonesia materi menulis permulaan pada kondisi awal menunjukkan hasil sebagaimana dijelaskan di bawah ini :
Tabel 4.1    Rekapitulasi Nilai Ulangan Pembelajaran Bahasa Indonesia Materi Menulis Permulaan pada Kondisi Awal

No
Nama
Nilai
Tuntas
Belum Tuntas
1
Dawuda Pauza Hadi
50
-
2
Ajeng Pilania
60
-
3
Alya Ramadhini
50
-
4
Florencia Sintia Putri
60
-
5
Meiraldi Nursandy
50
-
6
Ahmaddus Syefa
40
-
7
Nadira
60
-
8
Pauzi
60
-
9
Rahmadina
70
-
10
Rizki Nur Ifansyah
60
-
11
Ronald Januarta S.D
70
-
12
Tirza Lorenza
50
-
13
Betrand Pernando
60
-
14
Jesalyngrecya RT
60
-
15
Kartika Dewi L
70
-
16
M. Adriansyah
50
-
17
Musdalifah
60
-
18
Reno Bagas Akbar
50
-
19
Dodi Fran Nandi
50
-
Jumlah
1080
3
16
Nilai Rata-Rata
56,84
15,79
84,21

Berdasarkan  hasil  pengamatan  kondisi  awal  siswa  terhadap  pembelajaran bahasa Indonesia  serta  berbagai  hambatan-hambatan  yang  muncul,  maka  peneliti  bersama  guru  kelas  yang  diteliti,  melakukan  kolaborasi  untuk  mengatasi  hambatan  dan  kesulitan  yang  ditemukan,  peneliti  bersama  guru  kelas  yang  bertindak sebagai obsever, menyusun dan melaksanakan serangkaian perencanaan  tindakan guna mengatasi hambatan-hambatan tersebut, yang diakhiri pada sebuah  kegiatan analisis atau refleksi.
Tabel     4.2    Rekapitulasi Peningkatan Keterampilan Menulis Pembelajaran Bahasa Indonesia Materi Menulis Permulaan pada Kondisi Awal

No
Nama
Kriteria Observasi
Jml Skor
Kriteria Ketuntasan

a
b
c
d

T
B

1
Dawuda Pauza Hadi


2
-
B

2
Ajeng Pilania


2
-
B

3
Alya Ramadhini


2
-
B

4
Florencia Sintia Putri


2
-
B

5
Meiraldi Nursandy

3
T
-

6
Ahmaddus Syefa


2
-
B

7
Nadira

3
T
-

8
Pauzi


2
-
B

9
Rahmadina


2
-
B

10
Rizki Nur Ifansyah

3
T
-

11
Ronald Januarta S.D


2
-
B

12
Tirza Lorenza


2
-
B

13
Betrand Pernando


2
-
B

14
Jesalyngrecya RT


2
-
B

15
Kartika Dewi L


2
-
B

16
M. Adriansyah


2
-
B

17
Musdalifah

3
T
-

18
Reno Bagas Akbar


2
-
B

19
Dodi Fran Nandi

3
T
-

Jumlah
43
5
14

Persentase
26,32
73,68


Keterangan :
Siswa dinyatakan tuntas bila jumlah indikator yang muncul lebih dari 2 atau mendapat skor ≥ 3
a   :    memegang alat  tulis  dengan  benar
b   :    menarik  garis
c   :    menulis  huruf, suku kata, kata
d   :    menulis  kalimat sederhana  dengan benar
Pelaksanaan tindakan kelas disesuaikan dengan rencana pembelajaran  yang telah  dirumuskan  sebelumnya.  Pelaksanaan  tindakan  penelitian  kelas  ini  menekankan  pada penggunaan diskusi. untuk  meningkatkan  motivasi dan prestasi belajar  siswa yang  diupayakan  dan dikondisikan  berdasarkan  tahapan-tahapan  yang  telah  dipersiapkan  sebelumnya  dalam  tahap  perencanaan  dengan  mengimplementasikan  rencana  tersebut  yang  telah  dirumuskan oleh peneliti.
2.      Siklus I
Setelah dilaksanakan perbaikan pembelajaran dengan penggunaan alat peraga gambar seri hasil yang diharapkan dapat tercapai secara maksimal. Hal tersebut sebagaimana diuraikan pada penjelasan di bawah ini :
a.       Data Hasil Perencanaan
Pada tahap perencanaan, data yang diperoleh berupa: rencana pelaksanaan perbaikan pembelajaran (RPPP) yang di dalamnya tercakup komponen skenario pembelajaran yang akan diimplementasikan; seperangkat instrumen yang akan digunakan untuk pengumpulan data; dan data pendukung pembelajaran berupa lembar kerja siswa (LKS).
b.      Data Hasil Pelaksanaan Tindakan

Hasil pelaksanaan tindakan pembelajaran bahasa Indonesia dengan menerapkan penggunaan media gambar seri pada siklus pertama sebagaimana diuraikan di bawah ini :

Tabel 4.3    Rekapitulasi Nilai Ulangan Pembelajaran Bahasa Indonesia Materi Menulis Permulaan pada Siklus I

No
Nama
Nilai
Tuntas
Belum Tuntas
1
Dawuda Pauza Hadi
60
-
2
Ajeng Pilania
70
-
3
Alya Ramadhini
60
-
4
Florencia Sintia Putri
70
-
No
Nama
Nilai
Tuntas
Belum Tuntas
5
Meiraldi Nursandy
60
-
6
Ahmaddus Syefa
50
-
7
Nadira
60
-
8
Pauzi
60
-
9
Rahmadina
80
-
10
Rizki Nur Ifansyah
70
-
11
Ronald Januarta S.D
60
-
12
Tirza Lorenza
50
-
13
Betrand Pernando
70
-
14
Jesalyngrecya RT
70
-
15
Kartika Dewi L
70
-
16
M. Adriansyah
60
-
17
Musdalifah
60
-
18
Reno Bagas Akbar
60
-
19
Dodi Fran Nandi
60
-
Jumlah
1200
8
11
Nilai Rata-rata Siklus I
63,16
42,11
57,89

Keterangan :
B          : BelumTuntas
T          : Tuntas
KKM   : 70

Dari tabel di atas tentang Rekapitulasi Nilai Tes Formatif Pembelajaran Bahasa Indonesia Materi Menulis Permulaan  pada Siklus I  sebagaimana dijelaskan di atas dapat diterangkan sebagai berikut:
a)   Nilai rata-rata prestasi belajar pada pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus pertama  sebesar 63,16
b)   Jumlah siswa yang tuntas belajarnya sebanyak 8 siswa atau sebesar 42,11%
c)   Jumlah siswa yang belum tuntas belajarnya sebanyak 11 siswa atau sebesar 57,89%
Dari penjelasan sebagaimana tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa hasil nilai tes formatif mengalami peningkatan dari kondisi awal, karena pada sebelum perbaikan siswa tuntas 3 siswa (15,76%) meningkat menjadi 8 siswa (42,11%) atau meningkat sebanyak 5 siswa (26,3,%). Berdasarkan data-data sebagaimana disebutkan di atas, maka peneliti bersama-sama dengan teman sejawat sepakat untuk melaksanakan perbaikan pembelajaran pada siklus II, karena nilai rata-rata prestasi belajar baru mencapai angka 63,16 yang berarti masih berada di bawah KKM sebesar 70,00 sesuai dengan kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan dan tingkat ketuntasan belajar baru 42,11%. Hal ini menunjukkan ketuntasan belajar  belum mencapai  85% dari jumlah seluruh siswa sesuai dengan indikator dan kriteria keberhasilan yang telah ditentukan.
3)   Data Hasil Pengamatan
Pada tahap pengamatan mengenai keterampilan menulis siswa pada pembelajaran bahasa Indonesia materi menulis permulaan  pada pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada siklus pertama dengan menggunakan lembar observasi siswa, dapat diterangkan sebagai berikut:
Tabel 4.2    Rekapitulasi Peningkatan Keterampilan Menulis Pembelajaran Bahasa Indonesia Materi Menulis Permulaan pada Siklus I

No
Nama
Kriteria Observasi
Jml Skor
Kriteria Ketuntasan

a
b
c
d

T
B

1
Dawuda Pauza Hadi


2
-
B

2
Ajeng Pilania

3
T
-

3
Alya Ramadhini

3
T
-

4
Florencia Sintia Putri

3
T
-

5
Meiraldi Nursandy

3
T
-

6
Ahmaddus Syefa


2
-
B

7
Nadira

3
T
-

8
Pauzi

3
T
-

9
Rahmadina




0
-
B

10
Rizki Nur Ifansyah

3
T
-

11
Ronald Januarta S.D

3
T
-

12
Tirza Lorenza

3
T
-

13
Betrand Pernando


2
-
B

14
Jesalyngrecya RT


2
-
B

15
Kartika Dewi L

3
T
-

16
M. Adriansyah


2
-
B

17
Musdalifah

3
T
-

No
Nama
Kriteria Observasi
Jml Skor
Kriteria Ketuntasan

a
b
c
d

T
B

18
Reno Bagas Akbar

3
T
-

19
Dodi Fran Nandi

3
T
-

Jumlah
49
13
6

Persentase
68,42
31,58



Keterangan :
Siswa dinyatakan tuntas bila jumlah indikator yang muncul lebih dari 2 atau mendapat skor ≥ 3
a    :           memegang alat  tulis  dengan  benar
b : menarik  garis
c    :           menulis  huruf, suku kata, kata
d : menulis  kalimat sederhana  dengan benar

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa dari 19 siswa terdapat 13 orang yang tuntas belajarnya (68,42%) dilihat dari keterampilan belajarnya, sedangkan 6 siswa (31,58%) belum tuntas dilihat dari keterampilan belajarnya. Melihat hasil di atas maka peneliti bersama-sama dengan teman sejawat sepakat untuk melaksanakan perbaikan pembelajaran pada siklus II dengan harapan pada siklus II keterampilan belajar siswa dapat mencapai perolehan di atas 85% sesuai dengan indikator dan kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan.
4)   Data Hasil Refleksi
Pembelajaran  bahasa Indonesia materi menulis permulaan berdasarkan media gambar tentang ciri-ciri hewan pada siklus pertama dinyatakan belum berhasil karena belum semua indikator dan kriteria kerberhasilan pembelajaran tercapai. Dari hasil diskusi, dapat disimpulkan bahwa kelemahan-kelemahan pada siklus pertama disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya :
1)      Penjelasan yang diberikan masih bersifat abstrak sehingga siswa masih kesulitan memahami penjelasan yang diberikan guru tentang materi pembelajaran menulis permulaan berdasarkan alat  peraga gambar.
2)      Sebagian besar siswa masih kurang memahami sepenuhnya terhadap materi pembelajaran yang diberikan, terutama pada saat penyajian alat peraga gambar.
3)      Pemahaman siswa terhadap penyajian gambar masih kurang, hal ini dibuktikan dengan masih banyak siswa yang menulis permulaan tidak sesuai dengan gambar yang disajikan.
4)      Kegiatan tanya jawab yang berlangsung antara siswa dan guru mengenai penyajian gambar sebagai kegiatan menulis permulaan masih kurang berjalan dengan baik.
Berdasarkan hasil observasi dua kali pertemuan pada siklus pertama oleh teman sejawat dan penilaian hasil tes formatif siklus pertama, dinyatakan bahwa pelaksanaan perbaikan pembelajaran pada siklus pertama dinyatakan belum berhasil karena ketuntasan mencapai 15,76% atau 3 siswa dengan perolehan nilai rata-rata tes formatif sebesar 56,84, dengan peningkatan keterampilan menulis permulaan sebesar 42,11% atau sebanyak 8 orang siswa.  Setelah peneliti dengan teman sejawat mendiskusikan hasil observasi dan wawancara yang dikaitkan dengan hasil tes formatif, maka pada siklus kedua perlu ditanggulangi dengan menggali persepsi dan pemahaman siswa tentang materi yang akan dipelajari sebelum proses pembelajaran berlangsung dengan lebih mengintensifkan penggunaan media gambar secara intensif dan variatif pada pelaksanaan kegiatan pembelajaran sehingga diharapkan dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis permulaan dengan menggunakan media gambar..
3.      Siklus II
Setelah mempertimbangkan hasil refleksi pada siklus pertama, maka pada siklus kedua peneliti mencoba menyempurnakan pelaksanaan perbaikan pembelajaran. Setelah dilaksanakan perbaikan pembelajaran  berdasarkan refleksi siklus I, guru kembali menggunakan alat peraga untuk menjelaskan materi pembelajaran, siswa diberikan LKS dan pelaksanaan diskusi kelas untuk membahas kesimpulan akhir. Hasil yang diharapkan dapat tercapai secara maksimal. Hal tersebut sebagaimana diuraikan pada penjelasan di bawah ini :
a.       Data Hasil Perencanaan
Pada tahap perencanaan, data yang diperoleh berupa: rencana pelaksanaan perbaikan pembelajaran (RPPP) yang di dalamnya tercakup komponen skenario pembelajaran yang akan diimplementasikan; seperangkat instrumen yang akan digunakan untuk pengumpulan data; dan data pendukung pembelajaran berupa lembar kerja siswa (LKS) dengan penambahan inovasi-inovasi baru seputar pelaksanaan pembelajaran.
b.      Data Hasil Pelaksanaan Tindakan
Hasil pelaksanaan tindakan pembelajaran bahasa Indonesia dengan menerapkan penggunaan media gambar seri pada siklus kedua sebagaimana diuraikan di bawah ini :
Tabel   4.3       Rekapitulasi Nilai Ulangan Pembelajaran Bahasa Indonesia Materi Menulis Permulaan pada Siklus II

No
Nama
Nilai
Tuntas
Belum Tuntas
1
Dawuda Pauza Hadi
80
-
2
Ajeng Pilania
70
-
3
Alya Ramadhini
80
-
4
Florencia Sintia Putri
70
-
5
Meiraldi Nursandy
70
-
6
Ahmaddus Syefa
60
-
7
Nadira
70
-
8
Pauzi
70
-
9
Rahmadina
80
-
10
Rizki Nur Ifansyah
70
-
11
Ronald Januarta S.D
80
-
12
Tirza Lorenza
60
-
13
Betrand Pernando
80
-
14
Jesalyngrecya RT
80
-
15
Kartika Dewi L
80
-
16
M. Adriansyah
70
-
17
Musdalifah
70
-
18
Reno Bagas Akbar
70
-
No
Nama
Nilai
Tuntas
Belum Tuntas
19
Dodi Fran Nandi
70
-
Jumlah
1380
17
2
Nilai Rata-rata Siklus II
72,63
89,47
10,53
Keterangan :
B         :            BelumTuntas
T          :            Tuntas
KKM   :            70

Dari tabel di atas tentang Rekapitulasi Nilai Tes Formatif Pembelajaran bahasa Indonesia Materi Menulis Permulaan pada Siklus II  di atas dapat diterangkan sebagai berikut:
1)   Nilai rata-rata prestasi belajar pada pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus kedua  sebesar 72,63.
2)   Jumlah siswa yang tuntas belajarnya sebanyak 17 siswa atau sebesar 89,47%
3)   Siswa yang belum tuntas belajarnya  sebanyak 2 orang sebesar 10,53%
Dari penjelasan sebagaimana tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa hasil nilai tes formatif mengalami peningkatan dari siklus I, karena pada siklus I siswa tuntas 8 siswa (42,11%) meningkat menjadi 17 siswa (89,47%) atau meningkat sebanyak 9 siswa (47,37%). Melihat hasil-hasil proses pembelajaran tersebut, maka peneliti bersama-sama dengan teman sejawat menyimpulkan bahwa hasil tes prestasi belajar menunjukkan hasil 72,63, yang berarti sudah melebihi KKM minimal 70, dengan jumlah siswa yang telah tuntas belajarnya sebanyak 17 siswa atau 89,47%. Hal ini menunjukkan bahwa ketuntasan belajar juga telah mencapai kriteria keberhasilan sebesar 85% sehingga proses perbaikan pembelajaran dinyatakan berhasil dan tuntas pada pelaksanaan siklus II.


c.       Data Hasil Pengamatan
Pada tahap pengamatan mengenai keterampilan menulis permulaan siswa pada pembelajaran bahasa Indonesia materi menulis permulaan  di atas dapat diterangkan sebagai berikut:

Tabel 4.4    Rekapitulasi Peningkatan Keterampilan Menulis Pembelajaran Bahasa Indonesia Materi Menulis Permulaan pada Siklus II

No
Nama
Kriteria Observasi
Jml Skor
Kriteria Ketuntasan

a
b
c
d

T
B

1
Dawuda Pauza Hadi

3
T
-

2
Ajeng Pilania
4
T
-

3
Alya Ramadhini

3
T
-

4
Florencia Sintia Putri
4
T
-

5
Meiraldi Nursandy

3
T
-

6
Ahmaddus Syefa
4
T
-

7
Nadira

3
T
-

8
Pauzi

3
T
-

9
Rahmadina


2
-
B

10
Rizki Nur Ifansyah
4
T
-

11
Ronald Januarta S.D
4
T
-

12
Tirza Lorenza
4
T
-

13
Betrand Pernando
4
T
-

14
Jesalyngrecya RT
4
T
-

15
Kartika Dewi L
4
T
-

16
M. Adriansyah

3
T
-

17
Musdalifah

3
T
-

18
Reno Bagas Akbar
4
T
-

19
Dodi Fran Nandi

3
T
-

Jumlah
66
18
1

Persentase
94,74
5,26


Keterangan :
Siswa dinyatakan tuntas bila jumlah indikator yang muncul lebih dari 2 atau mendapat skor ≥ 3
a   :    memegang alat  tulis  dengan  benar
b   :    menarik  garis
c   :    menulis  huruf, suku kata, kata
d   :    menulis  kalimat sederhana  dengan benar

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa dari 19 siswa terdapat 18 orang yang tuntas belajarnya (97,74%) dilihat dari keterampilan belajarnya. Melihat hasil di atas maka peneliti bersama-sama dengan teman sejawat menyimpulkan bahwa hasil pengamatan terhadap peningkatan keterampilan belajar sudah mencapai angka di atas 85%, sehingga proses perbaikan pembelajaran dinyatakan berhasil dan tuntas pada siklus II.
d.      Data Hasil Refleksi
Pada pertemuan pertama dan kedua  siklus kedua,  dapat dinyatakan bahwa proses pembelajaran dinyatakan berhasil karena pada siklus kedua mencapai ketuntasannya 89,47% atau 17 siswa dari 19 siswa dengan nilai rata-rata tes formatif sebesar 72,63. Adapun penjelasan mengenai peningkatan keterampilan menulis mencapai angka 97,74%. Setelah peneliti dengan supervisor dan teman sejawat mendiskusikan tentang hasil observasi yang dikaitkan dengan hasil tes formatif, maka pembelajaran dapat dilanjutkan pada materi selanjutnya.
Setelah dilakukan analisa terhadap data yang diperoleh, maka hasil penelitian dapat dirangkum sebagai berikut :
a.   Prestasi belajar
Setelah melakukan analisa terhadap data yang peroleh dari dua siklus yang dilaksanakan maka dapat dapat disimpulkan bahwa penggunaan media gambar pada pembelajaran Bahasa Indonesia Materi Menulis permulaan menunjukkan peningkatan yang signifikan terhadap hasil proses pembelajaran. Secara rinci dapat dilihat pada tabel di bawah ini :


Tabel   4.5    Rekapitulasi Prestasi belajar Siswa pada Pembelajaran Bahasa Indonesia Materi Menulis Permulaan pada Studi Awal, Siklus I dan Siklus II

No
Uraian
Siswa Belum Tuntas
Siswa Tuntas
Frekuensi
%
Frekuensi
%
1
Awal
3
15,79
16
84,21
2
Siklus I
8
42,11
11
57,89
3
Siklus II
17
89,47
2
10,53

Dari tabel di atas dapat dijelaskan peningkatan nilai hasil dan ketuntasan belajar siswa pada siklus I dan II  secara terperinci sebagai berikut :
a.      Siswa Tuntas Belajar
a.   Pada temuan awal siswa yang tuntas sebanyak 3 siswa atau 15,76% dari 19 siswa.
b.   Pada siklus I  siswa yang tuntas sebanyak 8 siswa atau 42,11% dari 19 siswa
c.   Pada siklus II  siswa yang tuntas sebanyak 19 siswa atau 89,47% dari 19 siswa
b.      Siswa Belum Tuntas Belajar
a.   Pada temuan awal siswa yang belum tuntas sebanyak 16 siswa atau 84,21% dari 19 siswa.
b.   Pada siklus I  siswa yang belum tuntas sebanyak 13 siswa atau 57,89% dari 19 siswa
c.   Pada siklus II  siswa yang belum  tuntas sebanyak 2 siswa atau 10,53% dari 19 siswa
Sesuai dengan kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan dalam perbaikan pembelajaran bahwa siswa yang dinyatakan tuntas belajar jika mendapat nilai tes formatif sebesar 70 ke atas dan jika 70% dari siswa telah tuntas belajarnya.
Untuk memperjelas kenaikan ketuntasan belajar siswa dan penurunan ketuntasan belajar siswa dapat dilihat pada diagram batang di bawah ini :









Gambar 4.3    Grafik Peningkatan dan Penurunan Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I dan II
Dari gambar  diatas  dapat diketahui bahwa sebelum dilaksanakan perbaikan pembelajaran melalui penggunaan pembelajaran kolaburatif. pada pembelajaran bahasa Indonesia, jumlah siswa yang tuntas belajarnya pada keadaan awal sebanyak 3 siswa (15,76%), setelah dilaksanakan perbaikan pada siklus I meningkat menjadi 8 siswa atau 42,11% dan pada siklus II meningkat kembali menjadi 17 siswa atau 89,47%. Adapun penjelasan mengenai penurunan siswa yang belum tuntas belajarnya pada keadaan awal sebanyak 18 siswa atau 84,21%, setelah dilaksanakan perbaikan dengan penggunaan diskusi. pada siklus I menurun menjadi 13 siswa atau 57,89% dan pada siklus II menurun menjadi 2 siswa atau 10,53%.
Penjelasan mengenai peningkatan nilai rata-rata prestasi belajar pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial tema globalisasi dengan menggunakan metode diskusi  menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan di mana pada kondisi awal sebesar 56,84 meningkat menjadi 63,16 pada siklus I dan pada akhir siklus II meningkat menjadi 72,63.  Peningkatan nilai rata-rata prestasi belajar siswa dalam bentuk grafik sebagaimana gambar di bawah ini :












Gambar 4.4    Grafik Peningkatan Nilai Rata-rata Belajar Siswa  Pada Siklus I dan II

Keberhasilan proses perbaikan pembelajaran tidak hanya dilihat dari peningkatan prestasi belajar atau nilai tes formatif saja. Keterampilan berbahasa siswa selama proses pembelajaran juga merupakan indikator keberhasilan dalam proses pembelajaran. Data keterampilan siswa diperoleh dari lembar observasi yang telah diisi oleh observer selama perbaikan pembelajaran berlangsung. Fokus observasi difokuskan pada aspek-aspek bisa menjawab, mau bertanya dan aktif dalam kegiatan diskusi. Hasil observasi pada pelaksanaan kegiatan perbaikan
b.   Keterampilan Menulis
Dari hasil analisis peningkatan keterampilan menulis permulaan siswa pada setiap siklus perbaikan pembelajaran, secara rinci dapat dilihat pada di bawah ini :

Tabel 4.6    Rekapitulasi Peningkatan Keterampilan Menulis Permulaan Siswa pada Pembelajaran Bahasa Indonesia Materi Menulis Permulaan pada Studi Awal, Siklus I dan Siklus II

No
Nama
Kriteria Ketuntasan
Awal
Siklus I
Siklus II
T
B
T
B
T
B
1
Dawuda PH
-
B
-
B
T
-
2
Ajeng Pilania
-
B
T
-
T
-
3
Alya Ramadhini
-
B
T
-
T
-
4
Florencia SP
-
B
T
-
T
-
5
Meiraldi N
T
-
T
-
T
-
6
Ahmaddus Syefa
-
B
-
B
T
-
7
Nadira
T
-
T
-
T
-
8
Pauzi
-
B
T
-
T
-
9
Rahmadina
-
B
-
B
-
B
10
Rizki Nur I
T
-
T
-
T
-
11
Ronald J.S.D
-
B
T
-
T
-
12
Tirza Lorenza
-
B
T
-
T
-
13
Betrand P
-
B
-
B
T
-
14
Jesalyngrecya
-
B
-
B
T
-
15
Kartika Dewi L
-
B
T
-
T
-
16
M. Adriansyah
-
B
-
B
T
-
17
Musdalifah
T
-
T
-
T
-
18
Reno Bagas A
-
B
T
-
T
-
19
Dodi Fran Nandi
T
-
T
-
T
-
Jumlah
5
14
13
6
18
1
Prosentase
26,32
73,68
68,42
31,58
94,74
5,26

Keterangan :
B          : BelumTuntas
T          : Tuntas
KKM   : 85%
Dari  data pada tabel di atas dapat diperoleh keterangan sebagai berikut
a.      Siswa tuntas dilihat dari keterampilan berbahasa
1.   Pada temuan awal, siswa tuntas dilihat dari keterampilan berbahasa sebanyak 5 siswa atau 26,32% dari 19 siswa.
2.   Pada siklus I, siswa tuntas dilihat dari keterampilan berbahasa sebanyak 13 siswa atau 68,42% dari 19 siswa.
3.   Pada siklus II, siswa tuntas dilihat dari keterampilan berbahasa sebanyak 18 siswa atau 97,74% dari 19 siswa.
b.      Siswa yang belum tuntas dilihat dari keterampilan berbahasa
1.   Pada temuan awal, siswa belum tuntas dilihat dari keterampilan berbahasa sebanyak 14 siswa atau 73,68% dari 19 siswa.
2.   Pada siklus I, siswa belum tuntas dilihat dari keterampilan berbahasa sebanyak 6 siswa atau 31,58% dari 19 siswa.
3.   Pada siklus II, siswa belum tuntas dilihat dari keterampilan berbahasa sebanyak 1 siswa atau 5,26% dari 19 siswa
Secara jelas peningkatan keterampilan berbahasa siswa selama proses perbaikan pembelajaran sebagaimana dijelaskan pada gambar di bawah ini :











Gambar   4.5 Grafik Ketuntasan Siswa Berdasarkan Tingkat Keterampilan Berbahasa Siswa Pada Kondisi Awal, Siklus I dan II

Dari hasil observasi mengenai keterampilan berbahasa siswa tersebut berdasarkan kriteria keberhasilan perbaikan pembelajaran dapat disimpulkan bahwa proses perbaikan pembelajaran dinyatakan berhasil karena peningkatan keterampilan berbahasa siswa mencapai angka 97,74% dari 85% batasan minimal yang telah ditentukan pada kriteria keberhasilan proses perbaikan pembelajaran.
Atas dasar pertimbangan sebagaimana diurakan di atas, maka peneliti dan observer sepakat memutuskan bahwa kegiatan perbaikan pembelajaran diakhiri pada siklus II.



B.   Pembahasan Hasil Penelitian
1.      Siklus I
Pada sebelum perbaikan dimana peneliti menggunakan metode pembelajaran klasikal, ternyata hasil ketuntasan belajar sangat mengecewakan, yaitu 3 siswa atau sebesar  15,76% yang tuntas belajar dari 19 orang siswa yang mengikuti tes formatif. Pada siklus I peneliti menggunakan metode ceramah disertai penggunaan alat peraga gambar, karena penjelasan yang diberikan masih bersifat abstrak sehingga siswa masih kesulitan memahami penjelasan yang diberikan guru tentang materi pembelajaran menulis permulaan berdasarkan alat  peraga gambar seerta kegiatan tanya jawab yang berlangsung antara siswa dan guru mengenai penyajian gambar sebagai dasar kegiatan menulis permulaan kurang berjalan dengan baik, sebagaimana penjelasan pada uraian  di bawah ini :
a.   Keterampilan Menulis
Setelah melakukan kegiatan sebagaimana diuraikan di atas, keterampilan menulis permulaan meningkat dari studi awal, yaitu sebesar 68,42% atau 13 orang  siswa dari  26,32% atau 5 orang siswa pada studi awal. Hal ini menunjukkan bawah  keterampilan menulis permulaan meningkat sebesar 42,11% atau 8 orang siswa dari studi awal.
b.   Prestasi belajar
Dari hasil pelaksanaan  tes formatif  pada siklus pertama, didapatkan data  nilai rata-rata kelas naik menjadi 63,16 pada siklus I dari perolehan pada studi awal sebesar 56,84. Penjelasan mengenai ketuntasan belajar mencapai angka 8 orang siswa atau 42,11%, sedangkan siswa belum tuntas sebanyak 11 siswa atau 57,89%.
Penjelasan secara rinci mengenai peningkatan keterampilan, prestasi dan ketuntasan belajar pada siklus I, sebagaimana tabel di bawah ini :
Tabel 4.7    Rekapitulasi Peningkatan Keterampilan, Prestasi dan Ketuntasan Belajar  Siswa  pada  Kondisi Awal dan Siklus I

No
Pembelajaran
Keterampilan
Hasil Belajar
Ketuntasan
%
Nilai
Ketuntasan
%
1
Kondisi Awal
5
26,32
56,84
3
15,76
2
Siklus I
13
68,42
63,16
8
42,11

Dalam bentuk diagram, peningkatan keterampilan, prestasi dan ketuntasan belajar dan ketuntasan belajar pada siklus I sebagaimana gambar di bawah ini :






Gambar    4.3    Diagram Batang Peningkatan Keterampilan, Prestasi dan Ketuntasan Belajar Siswa pada Kondisi Awal dan Siklus I

Sebagai langkah tindaklanjut dari temuan dan setelah melakukan refleksi dan diskusi bersama teman sejawat, maka akan dilakukan kembali perbaikan pembelajaran siklus kedua dengan mengintensifkan kegiatan diskusi kelas. Dari kenyataan temuan pada saat pelaksanaan siklus pertama, maka peneliti bersama-sama dengan teman sejawat memutuskan untuk mengadakan perbaikan pada siklus kedua dengan memberikan penjelasan secara klasikal kepada yang siswa masih kesulitan memahami materi pembelajaran menulis permulaan berdasarkan alat  peraga gambar secara intensif, memberikan contoh teknik menulis permulaan bagi siswa saat penyajian alat peraga gambar dan mengintensifkan kegiatan tanya jawab untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap penyajian gambar serta memberikan penjelasan dan contoh cara dan teknik menulis permulaan dengan baik dan benar.
2.      Siklus II
Pelaksanaan kegiatan perbaikan pembelajaran pada siklus II, berdasarkan refleksi siklus I, guru kembali menggunakan alat peraga untuk menjelaskan materi pembelajaran, siswa diberikan LKS dan pelaksanaan diskusi kelas untuk membahas kesimpulan akhir, ternyata pembelajaran berlangsung sangat kondusif dan interaktif. Siswa tampak senang belajar. Hal ini tampak dari kesungguhan siswa dalam melaksanakan tugas yang diberikan guru. Jumlah siswa yang tuntas sudah jauh melampuai kriteria yang ditetapkan bahkan mencapai angka baik  yakni 97,74% pada aspek keterampilan siswa dan 89,47% pada ketuntasan hasil belajar,  sebagaimana penjelasan di bawah ini :
a.   Keterampilan Siswa
Keterampilan menulis permulaan meningkat cukup baik dari siklus kedua, yaitu sebesar 97,74% atau 18 siswa mengalami peningkatan keterampilan dalam pelaksanaan proses pembelajaran, dari peningkatan keterampilan menulis permukaan pada siklus pertama menunjukkan angka 68,42%  atau 13 siswa yang dinyatakan meningkat keterampilan menulis permulaannya.
b.   Prestasi belajar
Dari hasil tes formatif pada akhir siklus kedua, nilai rata-rata kelas naik menjadi 72,63  pada siklus kedua, dari perolehan nilai rata-rata pada siklus pertama sebesar 63,16. Adapun tingkat ketuntasan belajar mencapai angka 89,47% atau 17 siswa dari 19 siswa yang mengikuti proses perbaikan pembelajaran, dari 9 siswa atau 47,37% pada siklus pertama.
Penjelasan secara rinci mengenai peningkatan keterampilan, prestasi dan ketuntasan belajar pada siklus II, sebagaimana tabel di bawah ini :
Tabel 4.8    Rekapitulasi Peningkatan Keterampilan, Prestasi dan Ketuntasan Belajar Siswa pada Siklus I dan Siklus II

No
Pembelajaran
Keterampilan
Hasil Belajar
Ketuntasan
%
Nilai
Ketuntasan
%
1
Siklus I
13
68,42
63,16
8
42,11
2
Siklus II
18
94,74
72,63
17
89,47

Dalam bentuk diagram, peningkatan keterampilan, prestasi dan ketuntasan belajar pada siklus II sebagaimana gambar di bawah ini :








Gambar    4.4    Diagram Batang Peningkatan Keterampilan, Prestasi dan Ketuntasan Belajar Siswa pada Siklus I dan Siklus II

Peningkatan ketuntasan belajar dan rata-rata nilai formatif pembelajaran menulis permulaan pada siklus kedua ini berdampak positif bagi semua pihak, yaitu siswa dan guru. Keterampilan siswa dalam mengkomunikasikan kesan-kesan tidak banyak mengalami kesulitan. Aktivitas guru dalam pembelajaran tidak memerlukan tenaga dan biaya terlalu besar karena peran guru hanya sebagai fasilitator dan motivator. Peningkatan ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain :
a.   Pembelajaran berlangsung sangat kondusif dan interaktif. Siswa tampak senang belajar. Hal ini tampak dari kesungguhan siswa dalam melaksanakan tugas yang diberikan guru.
b.   Jumlah siswa yang tuntas sudah jauh melampuai kriteria yang ditetapkan bahkan mencapai angka baik  yakni 89,47%.
c.   Sesuai dengan indikator yang ditentukan siswa yang benar-benar meningkat keterampilan menulis permulaannya berjumlah 18 siswa. Hal ini menunjukkan bahwa semua siswa menunjukkan peningkatan keterampilan menulis permulaannya, hasil belajar dan ketuntasan  sesuai dengan harapan.
Dari hasil diskusi dengan supervisor dan teman sejawat maka dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran dalam dua siklus perbaikan dinyatakan tuntas, dan dapat dilanjutkan pada materi selanjutnya, sedangkan kepada satu orang siswa yang tidak tuntas akan diadakan bimbingan individu dengan pelaksanaan program remidial, maka proses perbaikan pembelajaran dinyatakan tuntas, karena telah memenuhi kriteria ketuntasan yang ditentukan. Hal ini dibuktikan dengan peningkatan jumlah siswa yang tuntas belajarnya pada keadaan awal sebanyak 3 siswa (15,76%), setelah dilaksanakan perbaikan dengan menggunakan media gambar seri pada siklus I meningkat menjadi 8 siswa atau 42,11% dan pada siklus II meningkat kembali menjadi 17 siswa atau 89,47%, didukung oleh peningkatan prestasi hasil belajar dari rata-rata 56,84 pada studi awal, menjadi 63,16 pada siklus pertama dan 72,63 pada siklus terakhir, serta peningkatan ketuntasan berdasarkan peningkatan keterampilan siswa dalam menulis permulaan dari 5 siswa atau 26,32% menjadi 13 siswa atau 68,42% pada siklus pertama dan siklus terakhir sebesar 97,74% atau 18 siswa.
 

Bab 2, 3, 5 dan lampiran2 bila berminat silahkan klik DOWNLOAD
terima kasih.