BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Permainan bola voli
di Indonesia berkembang
sangat pesat di
seluruh lapisan masyarakat, sehingga muncul klub-klub di kota besar di
seluruh Indonesia. Dengan dasar itulah, maka pada tanggal 22 januari 1945 PBVSI
(Persatuan Bola Voli Seluruh Indonesia) didirikan di Jakarta bersamaan dengan
kejuaraan nasional yang pertama. Pertandingan bola voli masuk acara resmi dalam
PON II di Jakarta dan POM I
di Yogyakarta. Setelah
tahun 1962 perkembangan
bola voli seperti jamur tumbuh di musim hujan.
Berkaitan dengan hal
tersebut, bola voli
sebagai salah satu
cabang olahraga permainan merupakan salah satu cabang olahraga yang
sangat digemari oleh masyarakat. Permainan dilakukan dengan jalan melambungkan
bola sebelum bola jatuh ke
tanah (volleying). Bola
voli menjadi cabang
olahraga permainan yang menyenangkan
karena dapat beradaptasi
dengan berbagai kondisi
yang mungkin timbul di dalamnya, dapat
dimainkan dengan jumlah pemain
bervariasi seperti voli pantai dengan jumlah
pemain 2 orang, dan permainan dengan jumlah 6 orang yang biasa
digunakan.
Di sekolah permainan
bola voli dijadikan
suatu kegiatan belajar
dan dapat dilakukan sebagai
suatu kegiatan pendidikan
yang dilaksanakan di
waktu senggang, kini bola
voli tidak hanya
sebagai rekreasi, namun
sudah menjadi bagian dari
olahraga pendidikan. Sebagai
olahraga pendidikan selain
sebagai sarana pencapaian tujuan
pendidikan, hal yang
utama adalah sebagai
penunjang pembinaan dan pemeliharaan
kesegaran jasmani, dan
berperan dalam pembentukan kerjasama
pada anak, serta
pembinaan sportifitas dan pengembangan sifat-sifat lainnya.
Semangat bertanding dan pembentukan mental dapat dikembangkan melalui
pertandingan antar kelompok, antar kelas
dan antar sekolah. Sekolah juga
dilengkapi dengan kurikulum
pendidikan jasmani di dalamnya
memuat pembelajaran olahraga
bola voli sebagai
kurikulum wajib.Keberhasilan
suatu pembelajaran dipengaruhi
oleh ;metode, guru,
siswa dan sarana prasarana / alat yang tersedia
Metode mengajar sangat
berpengaruh terhadap keberhasilan
suatu pembalajaran, suatu metode
mungkin cocok untuk
mengajar suatu kompetensi tertentu, tetapi belum tentu tepat
untuk kompetensi yang lain. Atau sebaliknya siswa tertentu dapat
berhasil dengan metode
itu sedang siswa
yang lain mengalami kesulitan. Berkaitan
dengan hal tersebut
diharapkan guru dapat
mencari atau menciptakan metode
yang sesuai dengan situasi dan kondisi dimana ia mengajar baik kondisi siswa
maupun peralatan yang
tersedia sehingga pembelajaran
dapat berlangsung sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
Faktor yang pertama
adalah guru. Kecakapan
seorang guru dalam menyampaikan pembalajaran,
membangkitkan motivasi siswa, mengevaluasi menganalisa
latihan yang dilakukan
siswanya, serta kemampuan guru itu
sendiri menguasai materi
sangat berpengaruh terhadap
keberhasilan pembalajaran. Faktor
yang kedua. Kebugaran
jasmani siswa, bakat,
minat tingkat kecerdasan, dan
jenis kelamin juga mempegaruhi keberhasilan pembalajaran. Faktor yang
ketiga, kelengkapan dan
jumlah alat yang
tersedia. Alat / kelengkapan yang jumlahnya memadai tentu
saja akan lebih baik hasilnya, karena anak/siswa lebih banyak kesempatan untuk
melakukan latihan.
Kalau dilihat secara kasat mata guru pendidikan jasmani, kesehatan dan olahraga di SMP Negeri ..........
.........., merupakan guru yang berkompoten dan
sangat hargai oleh
peserta didik. Akan
tetapi jika dipandang
dari proses pembelajaran,
khususnya mata pelajaran penjaskes, siswa lebih banyak diam serta ada yang
lebih berkeinginan untuk
tidak mengikuti mata
pelajaran penjaskes padahal
fasilitas belajar khusus mata pelajaran ini cukup memadai dalam proses
pembelajaran, sehingga jarang
terlihat seorang guru
yang secara tepat memilih dan menggunakan
metode yang tepat
agar proses pembelajaran
dapat berjalan lancar. Seperti
halnya pada pokok bahasan permainan bola voli materi pelajaran passing bawah.
Guru tidak dapat menggunakan metode yang bervariasi.
Dengan demikian penulis menyimpulkan bahwa, masaalah yang dihadapi
oleh Guru Pendidikan
Jasmani dan Kesehatan
di SMP Negeri
2 .......... .........., masih
memeliki kekurangan dalam
memilih metode pembelajaran,
untuk itu solusi
yang penulis berikan
adalah menggunakan metode
strategi pembelajaran kelompok karena dapat membantu guru mencapai
kompotensi dasar yang telah ditetapkan,
yakni siswa dapat
melakukan passing bawah
pada permaianan bola voli dengan baik dan benar.
Berdasarkan masaalah diatas
maka penulis mengangkat
masaalah ini kedalam penelitian
untuk memeudahkan maka penulis
merumuskan judul sebagai berikut:
“ Meningkatkan Kemampuan
Passing Bawah Dalam
Permainan Bola Voli Melalui
Strategi Pembelajaran Kelompok
Pada Siswa Kelas
IX SMP Negeri 2 .......... ..........”.
1.2 Rumusan Masaalah
Berdasarkan latar belakang
masalah diatas, dapat
dirumuskan masalah dalam penelitian
ini sebagai berikut
“ Apakah dengan
strategi pembelajaran kelompok
dapat meningkatkan passing bawah pada permainan bola voli siswa kelas IX SMP
Negeri 2 .......... ..........”.
1.3
Pemecahan Masaalah
Untuk memudahkan pemecahan
masaalah yang telah
dikemukakan dalam rumusan masaalah, dapat digunakan strategi belajar
kelompok dengan cara sebagai berikut :
1. Menyusun
rencana pembelajaran tentang materi passing bawah.
2. Melaksanakan proses
pembelajaran passing bawah
dengan menggunakan metode strategi
belajar kelompok. Dalam
hal ini guru
memperhatikan beberapa indikator dalam passing bawah, yaitu:
a. Posisi badan saat menerima bola.
b. Posisi tangan saat menerima bola.
c. Sikap dan perkenaan bola dengan tangan.
3. Guru memberikan tugas gerak pada siswa untuk
melakukan passing bawah, dengan memperhatikan indikator yang telah disebutkan.
1.4 Tujuan Penelitian
Yang menjadi tujuan
penelitian tindakan kelas
(PTK) ini adalah
untuk meningkatkan kemampuan passing bawah dalam permainan bola voli
melalui strategi pembelajaran kelompok.
1.5
Manfaat Penelitian
Adapun manfaat
penelitian adalah :
1.5.1 Secara Teoritis
1.5.1.1 Bagi
Siswa
Dengan
diterapkannya permainan model lempar tangkap
dalam permaianan bola voli, siswa
lebih antusias dalam
mengikuti proses pembelajaran
dan siswa lebih mudah mengikuti proses pembelajaran.
1.5.1.2 Bagi
Guru
Memberikan wawasan
dan menumbuhkan kreativitas
guru dalam hal meningkatkan kemampuan teknik dasar
siswa.
1.5.1.3 Bagi
Sekolah
Hasil penelitian
ini dapat dijadikan
pertimbangan sekolah untuk mengembangkan model pembelajaran.
1.5.1.4 Bagi Peneliti
Mendapatkan
fakta bahwa dengan aplikasi permainan lempar tangkap dapat meningkatkan kemampuan passing bawah.
1.5.2 Secara Praktis
1.5.2.1 Sebagai bahan alternatif untuk meningkatkan
efektifitas belajar siswa pada materi passing bawah dalam permainan bola voli
pada mata pelajaran Penjas Orkes di kelas IX SMP Negeri 2 .......... ...........
1.5.2.2 Sebagai dasar pemikiran untuk penelitian
selanjutnya, baik oleh peneliti sendiri maupun peneliti-peneliti lainnya.