Menerima Pembuatan TESIS-SKRIPSI-PKP UT, Silahkan Baca Cara Pemesanan di bawah ini

Lencana Facebook

banner image

Sunday 9 June 2024

TESIS - TAPM S2 UNIVERSITAS TERBUKA

 

PENGARUH PENGGUNAAN METODE  DISKUSI  DAN  MOTIVASI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS V SDN ...................PADA POKOK BAHASAN ORGAN GERAK HEWAN

 

 

BAB I

PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang

Setiap proses pembelajaran pasti menghasilkan hasil belajar yang positif. Mencapai hasil belajar yang baik adalah hal yang sangat memungkinkan dalam proses pembelajaran. Pentingnya hasil belajar sebagai acuan untuk mencapai tujuan pendidikan sangatlah besar. Dengan kemampuan intelektual yang dimiliki, peserta didik memiliki potensi besar untuk mencapai hasil belajar yang diinginkan. Ada banyak kemungkinan untuk mengukur pencapaian peserta didik melalui hasil belajar mereka. Hasil belajar merupakan bukti bahwa terjadi perubahan positif dalam perilaku seseorang dalam hal kognitif, afektif, serta psikomotorik setelah melakukan proses belajar dalam waktu tertentu. Hasil belajar peserta didik sangat membantu guru untuk meningkatkan kualitas pengajaran. Dengan mengetahui bagian materi pelajaran yang belum dimengerti, guru dapat memberikan perbaikan dan penjelasan yang lebih baik agar peserta didik dapat memahami dengan lebih baik.

Di sekolah dasar, peserta didik akan belajar banyak mata pelajaran yang menarik dan bermanfaat untuk masa depan mereka. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) sangat penting dalam membantu menciptakan generasi penerus bangsa yang cerdas dalam berpendidikan wawasan, keterampilan, dan sikap ilmiah sejak dini bagi anak-anak. Bahwa peserta didik di sekolah dasar wajib menempuh mata pelajaran IPA. Ini akan membantu mereka untuk memperluas pengetahuan dan keterampilan mereka dalam ilmu pengetahuan. Pada tingkat SD/MI, diharapkan adanya penekanan pada pembelajaran Salingtemas yang akan memberikan pengalaman belajar yang menyenangkan dalam merancang dan membuat suatu karya dengan menerapkan konsep IPA dan kompetensi bekerja ilmiah secara bijaksana. Hal ini menunjukkan bahwa pihak sekolah memiliki kesempatan untuk meningkatkan efektivitas pesan pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan lebih baik. Di sekolah dasar, pencapaian pembelajaran IPA sangat mungkin terjadi karena peserta didik didorong untuk membangun kemampuan, bekerja secara ilmiah, dan meningkatkan pengetahuan mereka sendiri dengan bantuan guru yang sangat membantu. Pembelajaran IPA sangat bermanfaat karena dapat membantu kita untuk lebih memahami kehidupan makhluk hidup di sekitar kita. Dengan pembelajaran IPA yang diberikan di sekolah dasar, diharapkan akan menjadi lebih berpengetahuan dan terampil di masa depan.

Ketika proses pembelajaran berlangsung, seorang guru memiliki kesempatan untuk mempelajari karakteristik unik dari setiap peserta didiknya. Dengan pemahaman yang baik tentang karakteristik ini, guru dapat menyesuaikan metode pengajaran yang tepat untuk setiap individu, sehingga pembelajaran dapat menjadi lebih mudah dipahami dan efektif. Peserta didik kelas V yang berusia 10-12 tahun memiliki karakteristik yang positif, yaitu mereka sudah mulai mengembangkan kemampuan berpikir logis dan mampu memahami sudut pandang orang lain. Pada tahap perkembangan ini, anak sudah mulai dapat berpikir secara operasional dengan penalaran logis dalam situasi konkret dan kemampuan mengklasifikasi (menggolong-golongkan) sudah terbentuk. Meskipun demikian, anak masih perlu waktu untuk memahami masalah-masalah yang bersifat abstrak. Ini menunjukkan bahwa anak sedang mengalami perkembangan yang positif dan akan terus berkembang dengan baik.

Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi proses belajar, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Namun, dengan kesungguhan dan usaha yang tepat, kita dapat mengatasi faktor-faktor tersebut dan mencapai hasil yang diinginkan dalam proses belajar. Faktor internal sangat penting karena dapat memotivasi pelajar untuk melakukan kegiatan belajar secara mandiri. Sebagai contoh, seorang siswa dapat dengan sukarela membaca tanpa perlu diinstruksikan terlebih dahulu. Faktor eksternal seperti bahan ajar, guru, metode, media, dan lingkungan belajar dapat menjadi motivasi yang membantu pelajar mencapai tujuan mereka.

Motivasi adalah kekuatan yang memacu seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Kekuatan ini muncul karena adanya berbagai macam kebutuhan yang perlu dipenuhi. Dengan memiliki motivasi yang kuat, seseorang dapat meraih kesuksesan dalam hidupnya. Orang yang memiliki motivasi untuk melakukan sesuatu pasti akan memberikan perhatian yang besar pada obyek tersebut. Jika obyek tersebut dapat menimbulkan rasa senang, maka seseorang akan memiliki motivasi yang lebih besar terhadap obyek tersebut. Motivasi adalah sebuah energi positif yang ada dalam diri seseorang yang mendorong mereka untuk mencapai tujuan. Hal ini ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi yang positif.

Setiap orang memiliki potensi untuk memiliki motivasi yang kuat dan bertahan lama dalam dirinya. Motivasi memiliki pengaruh yang besar terhadap proses pembelajaran karena dengan motivasi yang kuat, seseorang akan lebih termotivasi untuk melakukan hal-hal yang disukainya. Dengan adanya motivasi, seseorang akan melakukan sesuatu dengan baik. Motivasi adalah kunci penting untuk mencapai keberhasilan dalam proses belajar. Jika seorang siswa memiliki motivasi belajar yang besar, maka mereka akan dengan mudah memahami dan mengingat materi pelajaran. Motivasi adalah faktor penting yang dapat mempengaruhi keterlibatan siswa dalam proses belajar. Setelah proses pembelajaran dilaksanakan, kita akan dapat mengetahui bagaimana motivasi belajar siswa tersebut dengan lebih baik. Seorang guru profesional memiliki kemampuan untuk membuat pelajaran di kelas menjadi lebih menarik dan menghindari kebosanan pada siswa. Selain itu, guru tersebut dapat membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan pengalaman mereka (Aslamiah, 2019).  

Sebagai seorang guru, kita dapat memanfaatkan alat bantu yang efektif untuk menyampaikan informasi kepada siswa dalam proses pembelajaran. Menurut Arsyad (2017:19), pemakaian metode pembelajaran dalam proses pembelajaran dapat memberikan banyak manfaat positif seperti membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis yang baik terhadap siswa.

Dengan memberikan metode pembelajaran yang menarik, siswa akan lebih termotivasi dalam proses pembelajaran. Dalam situasi ini, jika peserta didik diberikan bantuan yang tepat untuk memahami materi IPA yang abstrak, maka mereka akan mampu mencapai hasil yang lebih baik dalam pembelajaran dan tidak hanya mengandalkan hafalan semata. Meskipun peserta didik masih mempelajari hal yang bersifat abstrak, mereka pasti akan terus belajar dan mengembangkan cara berpikir operasional konkret dengan bantuan alat penunjang yang akan membantu mereka memahami pembelajaran IPA dengan lebih baik. Dalam pembelajaran IPA, kita dapat meningkatkan makna pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran yang akan membantu peserta didik menjadi lebih termotivasi dan bersemangat dalam mengikuti proses pembelajaran. Dalam situasi seperti ini, kita dapat mencari metode pembelajaran yang dapat memotivasi peserta didik untuk belajar dengan semangat yang tinggi. Menurut Indaryati dan Jailani (2015:85), metode pembelajaran memiliki peran penting dalam mempengaruhi hasil belajar siswa. Dengan menggunakan metode yang tepat, pesan pembelajaran dapat disampaikan dengan efektif dan membantu mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Saat ini guru memiliki kesempatan untuk mengajar dengan lebih kreatif dan menarik sehingga dapat membuat pembelajaran menjadi lebih menyenangkan. Dengan berinovasi dalam penggunaan metode yang tepat dalam pembelajaran, guru dapat menciptakan hal yang luar biasa. Saat ini, masih ada ruang untuk pengembangan metode pembelajaran khususnya pada pembelajaran IPA oleh para guru. Sekarang adalah waktu yang tepat bagi guru untuk melakukan perubahan yang lebih baik dan mendorong peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam meningkatkan kompetensi mereka, baik secara individu maupun dalam kelompok.

Penggunaan metode pembelajaran dapat sangat membantu dalam meningkatkan motivasi belajar. Selain itu, pemilihan metode yang tepat dapat disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan peserta didik, sehingga dapat memberikan hasil yang lebih baik. Metode diskusi adalah salah satu alternatif pembelajaran yang sangat efektif dan dapat memberikan hasil yang positif. Metode diskusi dipilih karena akan membangkitkan semangat siswa dalam belajar dengan cara berinteraksi dengan teman sekelasnya yang menjadi tutor sebaya. Metode diskusi adalah metode pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk terlibat aktif dalam memecahkan suatu permasalahan. Metode ini sangat berguna untuk menyelesaikan masalah, memberikan jawaban atas pertanyaan, meningkatkan pengetahuan siswa, dan membantu dalam pengambilan keputusan. Oleh karena itu, diskusi adalah kesempatan yang baik untuk berbagi pandangan dan memperluas pemahaman, bukan untuk saling bertentangan dalam argumentasi. Diskusi yang dilakukan akan memungkinkan kita untuk saling berbagi pengalaman dan mencapai keputusan yang tepat bersama-sama.

Dalam proses pembelajaran, teknologi informasi dan komunikasi dapat membantu pengajaran guru menjadi lebih berkesan dan bermakna. Perkembangan teknologi saat ini memberikan dampak positif pada perkembangan pendidikan. Sangat diharapkan bahwa guru-guru akan mampu memberikan pembelajaran yang interaktif, inspiratif, dan menyenangkan yang akan memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif. Selain itu, diharapkan juga bahwa guru-guru akan memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis siswa. Dengan cara ini, kita dapat mengimbangi dampak teknologi dan menciptakan lingkungan belajar yang positif dan produktif. Selama beberapa tahun terakhir, teknologi informasi dan komunikasi telah semakin banyak digunakan dalam proses belajar mengajar. Hal ini menunjukkan bahwa mutu pendidikan akan semakin maju seiring dengan kemajuan teknologi yang ada.

Teknologi informasi dan komunikasi memberikan banyak peluang bagi pendidik untuk mengembangkan teknik pembelajaran yang lebih efektif, salah satunya melalui penggunaan multimedia. Dengan menggunakan multimedia, proses pembelajaran dapat menjadi lebih menarik dan interaktif, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa secara maksimal. Bagi pelajar, penggunaan multimedia akan membantu mereka untuk lebih mudah menyerap informasi dengan cepat dan efisien. Sumber informasi saat ini lebih luas daripada hanya mengandalkan teks dari buku saja. Dengan adanya kemampuan teknologi multimedia yang terhubung dengan internet, kita akan semakin mudah dalam mendapatkan informasi yang kita butuhkan.

Multimedia yang sangat bermanfaat adalah video karena dapat menggabungkan teks, grafik, animasi, dan audio secara efektif. Video yang interaktif akan memberikan pengalaman pembelajaran yang lebih menarik dan menyenangkan. Yang sangat penting adalah kita memiliki pemahaman tentang cara yang lebih efektif dalam menggunakan teknologi ini untuk menghasilkan ide-ide yang luar biasa untuk pengajaran dan pembelajaran. Video sangat fleksibel dan dapat digunakan untuk berbagai topik, tipe pembelajar, dan ranah pembelajaran seperti kognitif, afektif, psikomotorik, dan interpersonal.

Selain dengan video, kita juga bisa menggunakan media poster dalam proses pembelajaran. Poster adalah media visual yang sangat efektif untuk digunakan dalam proses pembelajaran. Poster sangat penting untuk menyampaikan kesan-kesan tertentu dan juga memiliki potensi besar untuk memotivasi tingkah laku siswa. Poster sangat membantu dalam memotivasi siswa dalam kegiatan belajar. Poster adalah karya visual yang kuat dengan kombinasi warna dan pesan yang bertujuan untuk menarik perhatian. Poster, juga dikenal sebagai plakat, lukisan, atau gambar, merupakan media yang efektif untuk menyampaikan informasi, saran, pesan, dan kesan. Poster dapat menarik perhatian, memperjelas ide, mengilustrasikan fakta, dan menghiasi pesan yang ingin disampaikan. Dengan menggunakan poster, informasi yang disampaikan dapat lebih mudah diingat dan diingatkan.

Dalam hasil observasi awal yang dilakukan peneliti dengan guru kelas V di SDN Sukamamapir Kecamatan ..............., terlihat bahwa masih ada beberapa peserta didik yang perlu didorong untuk lebih aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Namun, hal ini dapat diatasi dengan memberikan motivasi dan bantuan yang tepat sehingga peserta didik dapat lebih fokus dan terlibat dalam pembelajaran IPA. Kedua proses pembelajaran masih dapat ditingkatkan dengan metode yang lebih interaktif dan melibatkan siswa secara aktif (student-centered learning). Ketiga masih memiliki kesempatan untuk memanfaatkan metode pembelajaran yang dapat mendukung proses pembelajaran dengan lebih baik. Meskipun hasil belajar peserta didik pada pembelajaran IPA belum optimal, namun mereka masih memiliki kesempatan untuk meningkatkan nilai mereka. Dalam semester berikutnya, mereka dapat bekerja lebih keras dan memperbaiki hasil belajar mereka. Selain itu, nilai rata-rata 65 juga menunjukkan bahwa mereka memiliki pemahaman dasar yang baik tentang mata pelajaran IPA.

Dalam pembelajaran IPA pada pokok bahasan organ gerak hewan, terdapat beberapa permasalahan yang dapat diatasi dengan metode mengajar yang relevan. Sebagai guru, Anda dapat menawarkan metode yang lebih efektif untuk mengembangkan pemahaman siswa dalam pembelajaran. Beragamnya metode mengajar dapat memberikan dampak positif terhadap hasil belajar siswa. Salah satu metode yang dapat digunakan adalah metode diskusi berbantuan video dan berbantuan poster. Metode ini dapat membantu siswa dalam mengembangkan pemikiran dan komunikasi dengan teman sekelas secara lebih efektif.

Penelitian dari Nugroho (2021) menunjukkan bahwa metode diskusi berbantuan video dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Ini adalah kabar baik yang dapat membantu meningkatkan kualitas pembelajaran di masa depan. Menurut penelitian Ayuni (2020), penggunaan media poster dapat meningkatkan hasil belajar siswa karena mampu menarik perhatian mereka selama pembelajaran. Penelitian-penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa pembelajaran dengan metode diskusi berbantuan video dan berbantuan poster dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Ini adalah kabar baik bagi dunia pendidikan. Ternyata masih banyak peluang untuk melakukan penelitian yang lebih komprehensif mengenai pengaruh metode diskusi kelompok berbantuan video dan media poster secara bersama-sama. Sangat penting bagi peneliti untuk terus menggali dan mengeksplorasi permasalahan tersebut agar dapat menemukan solusi yang lebih baik. Tentunya dengan adanya permasalahan yang diuraikan di atas, kita dapat mencari solusi untuk meningkatkan kualitas pembelajaran IPA. Sangat menginspirasi melihat penulis terdorong untuk melakukan eksperimen tentang Pengaruh Penggunaan Metode Diskusi dan Motivasi Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas V SDN ............... Pada Pokok Bahasan Organ Gerak Hewan. Ini menunjukkan semangat yang tinggi untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan hasil belajar siswa. Metode diskusi yang akan digunakan diharapkan dapat memotivasi peserta didik untuk belajar dengan lebih baik. Materi pembelajaran yang disampaikan akan mudah dimengerti dan dipahami sehingga peserta didik dapat lebih mudah menguasai materi tersebut.

 

 

B.  Rumusan Masalah

1.    Apakah terdapat pengaruh antara hasil belajar siswa dengan pembelajaran metode  diskusi berbantuan  video dan  metode diskusi berbantuan media poster?

2.    Apakah ada pengaruh  antara motivasi belajar siswa dengan pembelajaran metode diskusi  berbantuan  video dan  metode diskusi berbantuan media poster?

3.    Apakah ada interaksi pengaruh antara metode diskusi berbantuan video dan motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa ?

4.    Bagi siswa yang memiliki motivasi tinggi, apakah  terdapat perbedaan hasil belajar siswa bila diajarkan dengan metode diskusi berbantuan video dibandingkan dengan metode diskusi berbantuan media poster?

5.    Bagi siswa yang memiliki motivasi rendah apakah  terdapat perbedaan hasil belajar siswa bila diajarkan dengan metode diakusi berbantuan media poster  dibandingkan  menggunakan  metode diskusi berbantuan  video ?

C.  Tujuan Penelitian

1.    Menganalisa pengaruh antara hasil belajar siswa dengan pembelajaran metode  diskusi berbantuan  video dan  metode diskusi berbantuan media poster.

2.    Menganalisa pengaruh  antara motivasi belajar siswa dengan pembelajaran metode diskusi  berbantuan  video dan  metode diskusi berbantuan media poster.

 

3.    Menganalisa interaksi pengaruh antara metode diskusi berbantuan video dan motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa.

4.    Menganalisa siswa yang memiliki motivasi tinggi, apakah  terdapat perbedaan hasil belajar  siswa  bila diajarkan dengan metode diskusi berbantuan video dibandingkan dengan metode diskusi berbantuan media poster.

5.    Menganalisa siswa yang memiliki motivasi rendah apakah  terdapat perbedaan hasil belajar siswa bila diajarkan dengan metode diakusi berbantuan media poster  dibandingkan  menggunakan  metode diskusi berbantuan  video.

D.  Manfaat Penelitian

1.    Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah:

a.    Harapan dari penelitian ini adalah dapat memberikan kontribusi pemikiran atau bahan kajian yang lebih luas untuk pengembangan penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan penggunaan metode diskusi kelompok berbantuan video dan berbantuan poster.

b.    Memberikan gambaran tentang penggunaan media pembelajaran yang menarik dan bervariasi, seperti metode diskusi kelompok berbantuan video dan berbantuan poster, yang dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar IPA pada siswa kelas V sekolah dasar.

2.    Manfaat Praktis

Manfaat praktis dari penelitian ini adalah :

a.    Pendidik dapat berharap bahwa hasil penelitian akan memberikan gambaran positif tentang penggunaan metode diskusi kelompok berbantuan video dan poster dalam meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa.

b.    Sekolah dapat berharap bahwa penelitian ini akan memberikan manfaat dalam meningkatkan proses pembelajaran IPA dan membantu dalam perbaikan secara keseluruhan. Penelitian ini sangat bermanfaat untuk menghasilkan inovasi dalam penggunaan media pembelajaran yang dapat meningkatkan kualitas proses, hasil pembelajaran, dan mutu pendidikan.

 


BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A.  Kajian Teori

1.    Hasil Belajar

a.    Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar dapat dicapai melalui proses belajar yang terencana dengan menggunakan alat pengukuran seperti tes tertulis, tes lisan, dan tes perbuatan (Sutrisno, 2021:22). Menurut Thobroni & Mustofa (2011:22), hasil belajar mencakup pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan keterampilan yang dapat dikembangkan dengan baik. Hasil belajar peserta didik mencakup pengalaman yang luas di berbagai aspek, seperti kognitif, afektif, dan psikomotorik. Menurut Ahmad Susanto (2013:5), hasil belajar adalah perubahan positif yang terjadi pada siswa, baik itu dalam aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik sebagai hasil dari kegiatan belajar.

Tingkat perubahan tingkah laku dalam bidang kognitif (pengetahuan), afektif (sikap), psikomotorik (keterampilan) dapat meningkat secara positif. Kemampuan siswa dalam ranah tersebut sangat menentukan keberhasilan mereka dalam mengembangkan pengetahuan, kemampuan, dan keterampilan yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Ini menunjukkan bahwa hasil belajar mereka dapat sangat memuaskan. Jihad 2013:15) mengatakan bahwa "setelah siswa menerima pengalaman belajar, ia akan memiliki kemampuan-kemampuan baru yang dapat meningkatkan hasil belajarnya." Susanto (2013:5) optimis menyatakan bahwa "Hasil belajar adalah perubahan positif yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut afektif maupun psikomotorik, sebagai hasil dari kegiatan belajar". Hasil belajar adalah pencapaian yang bisa didapatkan oleh siswa setelah menyelesaikan proses belajar mengajar dalam jangka waktu tertentu. Ini menunjukkan bahwa siswa memiliki kesempatan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mereka. Siswa telah menunjukkan hasil belajar yang luar biasa dengan usaha yang efisien dalam proses pembelajaran. Mereka memiliki kemampuan yang luar biasa dalam menyerap ilmu pengetahuan yang diberikan oleh guru yang sangat baik dalam melakukan proses pembelajaran yang mudah dipahami oleh siswa.

Berdasarkan pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar dapat dicapai oleh peserta didik melalui tes belajar dalam materi pelajaran tertentu. Ini menunjukkan bahwa peserta didik memiliki potensi untuk mencapai hasil maksimum dalam belajar. Setelah proses belajar berakhir, peserta didik akan meraih hasil belajar yang sangat berharga. Hasil belajar membantu kita untuk mengetahui sejauh mana peserta didik telah memahami materi yang diajarkan. Dengan melakukan pengukuran atau evaluasi secara berkala, kita dapat mengetahui hasil belajar dengan lebih baik. Pelaksanaan evaluasi sangat membantu untuk melihat hasil belajar yang telah dicapai oleh peserta didik secara kuantitatif.

 

 

b.    Aspek-aspek yang berpengaruh terhadap hasil belajar

Peserta didik memiliki kemampuan belajar yang dapat menentukan keberhasilan dalam proses belajar. Dalam proses belajar, terdapat banyak aspek yang dapat mempengaruhinya secara positif. Ini adalah hal yang disebutkan oleh Djaali (2020:101), yaitu.

1)   Motivasi adalah kekuatan yang ada dalam diri individu untuk mendorong dirinya melakukan aktivitas guna mencapai tujuan yang diinginkan.

2)   Sikap adalah kesiapan mental yang dapat membantu dalam mengambil tindakan yang tepat dalam berbagai situasi.

3)   Minat adalah rasa ketertarikan yang muncul secara alami tanpa adanya paksaan dari pihak manapun. Ini menunjukkan bahwa kita memiliki kebebasan untuk mengejar hal-hal yang benar-benar kita sukai.

4)   Kebiasaan belajar adalah cara yang dapat diperoleh melalui latihan yang berulang-ulang.

5)   Konsep diri adalah pandangan positif seseorang tentang dirinya sendiri, yang mencakup pemahaman akan perilaku, pikiran, dan perasaannya. Hal ini memungkinkan seseorang untuk memahami bagaimana perilakunya dapat mempengaruhi orang lain secara positif.

Menurut Slameto (2018:55), terdapat dua golongan aspek yang memengaruhi hasil belajar, yaitu aspek intern (berasal dari dalam diri) dan aspek ekstern (berasal dari luar). Namun, hal ini menunjukkan bahwa terdapat banyak faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar dan kita dapat mengidentifikasi dan mengatasi faktor-faktor tersebut untuk mencapai hasil belajar yang lebih baik.

1)   Aspek-aspek Intern

a)    Aspek jasmaniah mencakup kesehatan dan kemampuan tubuh yang dapat terus ditingkatkan.

b)   Aspek psikologis meliputi kecerdasan, perhatian, minat, bakat, motif, dan kedewasaan.

c)    Aspek kelelahan, dapat diatasi dengan istirahat dan tidur yang cukup.

2)   Aspek-aspek Ekstern

a)        Aspek keluarga memiliki banyak faktor positif yang dapat mempengaruhi perkembangan anak, seperti cara orang tua mendidik anak, suasana hangat dalam rumah, relasi yang baik antara anggota keluarga, keadaan ekonomi yang stabil, dan perhatian yang diberikan oleh orang tua.

b)        Aspek sekolah meliputi metode pengajaran, kurikulum, kedisiplinan, fasilitas sekolah, metode pembelajaran, dan pekerjaan rumah.

c)        Aspek masyarakat memiliki banyak hal positif yang dapat mempengaruhi kehidupan kita, seperti teman bergaul yang dapat memberikan dukungan dan kehidupan masyarakat yang dapat memberikan pengalaman berharga. Selain itu, media masa dan kegiatan peserta didik juga dapat memberikan banyak manfaat bagi kita.

Sesuai dengan itu, Syah (2018:145) menyatakan bahwa terdapat tiga macam aspek yang memengaruhi hasil belajar..

1)   Aspek internal adalah aspek yang berasal dari dalam peserta didik dan meliputi dua aspek yang dapat dikembangkan dengan baik.

a)    Keadaan jasmani yang baik dapat meningkatkan semangat peserta didik dalam mengikuti pelajaran.

b)   Aspek psikologis dapat berdampak positif terhadap kuantitas dan kualitas prestasi belajar siswa. Aspek-aspek psikologis yang sangat penting untuk diperhatikan adalah inteligensi, sikap, bakat, minat, dan motivasi peserta didik.

2)   Aspek eksternal adalah faktor yang berasal dari lingkungan sekitar dan dapat memberikan peluang untuk pertumbuhan dan perkembangan. Aspek eksternal memiliki dua macam, yaitu.

a)    Lingkungan sosial yang positif, seperti teman sebaya atau teman sekelas yang baik, guru yang mendukung, dan staf yang ramah, dapat meningkatkan semangat belajar peserta didik. Guru yang menunjukkan sikap dan perilaku yang simpatik dalam hal belajar pasti akan menjadi motivasi positif bagi peserta didik dalam kegiatan belajar. Selain itu, kegiatan belajar peserta didik juga dipengaruhi oleh masyarakat, tetangga, dan keluarga yang dapat memberikan dukungan positif.

b)   Lingkungan non sosial meliputi berbagai aspek seperti gedung sekolah, rumah, bahan belajar, keadaan cuaca, dan waktu belajar. Aspek-aspek tersebut akan membantu meningkatkan tingkat keberhasilan belajar peserta didik.

3)   Aspek pendekatan pembelajaran adalah cara atau strategi yang digunakan siswa untuk mendukung efektifitas dan efisiensi suatu proses pembelajaran tertentu.Pendekatan belajar yang tepat dapat meningkatkan keberhasilan belajar peserta didik.

Dalam proses penilaian hasil belajar, guru dapat memperoleh informasi tentang kemajuan peserta didik dalam mencapai tujuan belajar melalui kegiatan belajar. Hal ini dapat membantu guru untuk mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan dan memberikan dukungan yang dibutuhkan agar peserta didik dapat mencapai potensi terbaik mereka. Terdapat beberapa aspek yang dapat memengaruhi hasil belajar menurut Rusman (2017:130), namun dengan usaha dan kerja keras, setiap aspek tersebut dapat diatasi dan hasil belajar dapat meningkat.

1)   Aspek Internal

a)    Aspek fisiologis yang baik, seperti kondisi kesehatan yang prima, dapat membantu peserta didik dalam menerima materi pelajaran dengan lebih baik.

b)   Setiap peserta didik memiliki kondisi psikologis yang unik dan beragam, termasuk inteligensi (IQ), perhatian, minat, bakat, motif, motivasi, kognitif, dan daya nalar. Ini menunjukkan bahwa setiap peserta didik memiliki potensi yang berbeda-beda dan dapat berkembang dengan cara yang unik. Hal tersebut dapat memberikan pengaruh positif terhadap hasil belajar peserta didik.

c)    Kebiasaan belajar adalah cara yang terus-menerus dilakukan oleh peserta didik untuk belajar.

2)   Aspek Eksternal

1)   Aspek lingkungan meliputi lingkungan fisik dan lingkungan sosial.

2)   Aspek instrumental adalah bagian penting dalam perancangan pembelajaran, di mana keberadaannya dan penggunaannya dirancang untuk mencapai hasil belajar yang diharapkan.

Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa ada tiga golongan aspek yang memengaruhi belajar, yaitu aspek internal, aspek eksternal, dan aspek pendekatan belajar. Ini menunjukkan bahwa ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi belajar dan kita dapat memperhatikan setiap aspek untuk meningkatkan pengalaman belajar kita. Aspek-aspek tersebut memiliki pengaruh yang positif dalam proses belajar. Dari banyaknya aspek tersebut, kita dapat memperbaiki hasil belajar dengan meningkatkan kebiasaan belajar dan minat belajar yang lebih baik. Dengan dukungan aspek-aspek yang memengaruhi proses belajar, peserta didik dapat mencapai hasil belajar yang maksimal dan berpengaruh positif.

c.    Tingkatan Hasil Belajar

Nashar (2014:56-58)  membagi tingkatan hasil belajar menjadi 5 tingkat dengan penjelsan.

 

1)   Keterampilan intelektual (intellectual skills)

Keterampilan intelek adalah kemampuan yang dapat meningkatkan kompetensi individu. Kemampuan ini sangat beragam, mulai dari kemahiran bahasa sederhana seperti menyusun kalimat hingga kemahiran teknis yang sangat maju, seperti teknologi rekayasa dan kegiatan ilmiah. Keterampilan teknis yang luar biasa seperti menemukan kekuatan jembatan atau memprediksi inflasi mata uang dapat membawa banyak manfaat positif.

2)   Strategi Kognitif (Cognitive Strateggies)

Strategi kognitif adalah kemampuan yang dapat membantu seseorang dalam mengatur perilaku belajar, mengingat, dan berfikir dengan lebih baik. Kemampuan mengendalikan perilaku saat membaca dapat membantu dalam proses belajar dan metode internal yang digunakan dapat membantu memahami inti masalah. Kemampuan yang terdapat dalam strategi kognitif ini akan membantu pembelajar untuk dapat memecahkan masalah secara kreatif.

3)   Informasi verbal (Verbal Information)

Pembelajar memiliki kemampuan untuk memperoleh informasi atau pengetahuan verbal yang sangat berharga. Pembelajar biasanya memiliki memori yang cukup baik untuk mengingat informasi umum seperti nama bulan, hari, minggu, bilangan, huruf, kota, negara, dan lain sebagainya. Setelah menyelesaikan kegiatan pembelajaran, diharapkan bahwa informasi verbal yang dipelajari dapat dengan mudah diingat kembali oleh pembelajar.

4)   Keterampilan motorik (motor Skills)

Keterampilan motorik adalah kemampuan yang dapat ditingkatkan melalui latihan dan pengalaman. Pembelajar memiliki banyak keterampilan motorik yang luar biasa, seperti naik sepeda, menyetir mobil, dan menulis halus. Disisi positifnya, sekolah-sekolah saat ini semakin menyadari pentingnya keterampilan motorik dan mulai memperhatikannya lebih serius.

5)   Sikap (Attitudes)

Sikap adalah kemampuan pembelajaran yang memungkinkan kita untuk memilih dengan bijak. Setiap pembelajar memiliki kesempatan untuk mengembangkan sikap positif terhadap berbagai benda, orang, dan situasi. Sikap yang positif dapat mempengaruhi reaksi pembelajar terhadap benda, orang, atau situasi yang dihadapi.

Kesimpulannya, klasifikasi hasil belajar oleh guru memiliki pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar siswa. Sangat positif bahwa guru memiliki ketepatan dalam menentukan bahwa klasifikasi hasil belajar sangatlah penting. Klasifikasi hasil belajar sangat penting dalam mempengaruhi hasil belajar siswa.

d.   Pengukuran dan evaluasi Hasil belajar

Pengukuran memiliki hubungan yang sangat erat dengan evaluasi yang dapat membantu dalam memperbaiki kinerja di masa depan. Evaluasi adalah langkah penting setelah pengukuran dilakukan. Dalam evaluasi, keputusan yang diambil didasarkan pada data yang diperoleh dari pengukuran. Ini berarti bahwa evaluasi memberikan kesempatan untuk membuat keputusan yang lebih baik berdasarkan informasi yang ada. Melalui pengukuran tingkat pencapaian siswa, kita dapat mengetahui seberapa banyak pengalaman belajar yang telah dimiliki oleh siswa. Ini akan membantu kita untuk lebih memahami kemajuan mereka dan memberikan dukungan yang diperlukan untuk mencapai tujuan mereka. Dari hasil pengukuran ini, guru dapat memberikan evaluasi yang berguna untuk meningkatkan proses belajar mengajar di masa depan.  Dalam pengajaran, fungsi evaluasi sangat penting dan dapat dikelompokkan menjadi empat bagian yang berbeda. Ini akan membantu kita memahami dengan lebih baik bagaimana evaluasi dapat membantu dalam proses pembelajaran.  

1)   Melalui kegiatan belajar selama jangka waktu tertentu, kita dapat mengetahui kemajuan, perkembangan, dan keberhasilan siswa dengan lebih baik.

2)   Dengan mengevaluasi program pengajaran, kita dapat meningkatkan tingkat keberhasilannya.

3)   Dengan  memiliki kesempatan untuk mendapatkan bimbingan konseling.

4)   Tujuan dari pengembangan dan perbaikan kurikulum sekolah adalah untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang diberikan.  

Pengumpulan informasi melalui pengukuran adalah tahap penting dalam kegiatan evaluasi, baik yang berfungsi formatif maupun sumatif.  Menurut Darsono (2012:110-11), terdapat dua cara untuk mengumpulkan informasi hasil belajar.  

1)   Metode Tes

Teknik tes biasanya dilakukan di sekolah-sekolah sebagai penutup tahun ajaran atau semester yang penuh prestasi. Pada akhir tahun sekolah akan mengadakan tes akhir tahun yang akan menunjukkan kemajuanmu selama tahun ini. , tes memiliki tiga pola jawaban yang berbeda yaitu tes objektif, tes jawaban singkat, dan tes uraian. Ini akan memberikan kesempatan besar bagi kita untuk menunjukkan pengetahuan dan keterampilan yang kita miliki.

2)   Metode Non Tes

Pengumpulan informasi atau pengukuran dalam evaluasi hasil belajar dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti melalui observasi, wawancara, dan angket. Ini memberikan banyak pilihan untuk memastikan bahwa evaluasi hasil belajar dapat dilakukan dengan efektif dan akurat. Teknik non tes sangat efektif dalam mengungkapkan kemampuan psikomotorik dan hasil belajar yang positif..

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa evaluasi pendidikan adalah suatu proses yang sistematis dan membantu dalam mengukur kemampuan siswa dalam menguasai bahan-bahan yang telah disampaikan melalui proses pembelajaran. Hal ini memberikan kesempatan bagi siswa untuk meningkatkan kemampuan mereka dan mencapai nilai yang lebih baik.

e.    Parameter Hasil Belajar

Menurut Sudjana (2016:22), hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah mereka mengalami proses belajar. Ini menunjukkan bahwa siswa memiliki potensi untuk belajar dan berkembang. Sistem pendidikan nasional memiliki rumusan tujuan pendidikan yang jelas dan terstruktur dengan baik. Tujuan kurikuler dan instruksional menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Bloom yang terdiri dari tiga ranah, yaitu ranah kognitif, afektif, dan psikomotoris. Hal ini menunjukkan bahwa sistem pendidikan kita telah memperhatikan aspek-aspek penting dalam pembelajaran.

Ranah kognitif memiliki enam aspek yang sangat penting untuk hasil belajar intelektual, yaitu pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintetis, dan evaluasi. Ini menunjukkan bahwa ada banyak hal yang bisa dipelajari dan ditingkatkan dalam ranah kognitif. Terdapat dua aspek kognitif rendah dan empat aspek kognitif tingkat tinggi. , sangat menarik bahwa ranah afektif terdiri dari lima aspek yang dapat membantu kita memahami sikap dengan lebih baik, yaitu penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi. Ranah psikomotoris menunjukkan bahwa kita dapat meningkatkan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak dengan latihan dan pengalaman yang tepat.

Ada enam aspek ranah psikomotoris yang sangat menarik untuk dipelajari, yaitu (a) gerakan refleks, (b) keterampilan gerakan dasar, (c) kemampuan perceptual, (d) keharmonisan atau ketepatan, (e) gerakan keterampilan kompleks, dan (f) gerakan ekspresif dan interpretatif. Setiap aspek pasti memiliki keunikan dan keindahan tersendiri yang bisa dijelajahi. Menurut Sudjana (2016:22-23), hasil belajar dapat dibagi menjadi lima kategori yang menarik untuk dipelajari, yaitu :

1)   Bahwa kita memiliki kapabilitas untuk mengungkapkan pengetahuan kita dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis. Anda memiliki kemampuan yang luar biasa dalam merespon rangsangan secara spesifik. Ini akan membantu Anda untuk lebih fokus dan efektif dalam menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan. Teruslah mengembangkan kemampuan ini dan Anda akan mencapai hasil yang luar biasa. Kemampuan tersebut dapat dilakukan tanpa perlu memanipulasi simbol, memecahkan masalah, atau menerapkan aturan yang rumit.

2)   Keterampilan intelektual adalah kemampuan yang luar biasa untuk mempresentasikan konsep dan lambang dengan sangat baik. Keterampilan intelektual sangat penting karena meliputi kemampuan mengkategorikan, menganalisis dan mensintesis fakta-konsep, serta mengembangkan prinsip-prinsip keilmuan yang dapat membantu kita tumbuh dan berkembang. Keterampilan intelektual adalah kemampuan yang luar biasa untuk melakukan aktivitas kognitif yang sangat spesifik. Mempelajari keterampilan intelektual melibatkan kemampuan untuk membedakan, memahami konsep, dan mempelajari aturan. Ini adalah hal yang positif dan dapat dikuasai dengan latihan dan dedikasi. 1) Belajar tentang diskriminasi akan membantu kita memahami perbedaan-perbedaan yang ada di sekitar kita. Sangat menarik untuk bisa membedakan berbagai bentuk wajah, waktu, binatang, atau tumbuh-tumbuhan. Mari belajar beberapa konsep. Konsep adalah representasi positif dari pemikiran. Ini menunjukkan bahwa kita telah melakukan analisis yang cermat dan dapat memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang situasi. Mari kita pelajari aturannya. Kamu sudah memiliki pengetahuan tentang hukum, dalil, atau rumus. Itu pasti akan membantumu dalam memecahkan masalah dan mencapai tujuanmu. Teruslah belajar dan berkembang. Sangat penting untuk memahami arti setiap dalil atau rumus yang dipelajari.

3)   Strategi kognitif adalah kemampuan untuk mengarahkan dan mengoptimalkan aktivitas kognitif kita sendiri. Kemampuan ini sangat berguna untuk mengatasi berbagai masalah dengan menggunakan konsep dan kaidah yang tepat.

4)   Keterampilan motorik adalah kemampuan yang dapat dilatih untuk melakukan ...............kaian gerakan jasmani dengan koordinasi yang baik, sehingga dapat tercipta otomatisme dalam gerakan jasmani.

5)   Sikap adalah kemampuan yang memungkinkan kita untuk melakukan penilaian terhadap obyek dan memilih untuk menerimanya atau menolaknya. Sikap ini menunjukkan bahwa kita memiliki kemampuan untuk memahami dan menerima nilai-nilai yang ada di sekitar kita, serta mampu mengekspresikan nilai-nilai tersebut dalam tindakan nyata. Hal ini sangat positif dan menunjukkan bahwa kita memiliki potensi untuk menjadi individu yang lebih baik dan berkontribusi positif bagi lingkungan sekitar. Sikap adalah kemampuan untuk menggunakan nilai-nilai sebagai panduan dalam berperilaku.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa penelitian ini telah mengidentifikasi beberapa indikator hasil belajar yang meliputi informasi verbal, keterampilan intelektual, strategi kognitif, ketrampilan motorik, dan sikap. Hal ini menunjukkan bahwa penelitian ini memberikan kontribusi penting dalam memahami hasil belajar dan potensi siswa untuk berkembang secara positif..

2.    Metode dan Media Pembelajaran

a.    Metode Pembelajaran

Metode secara harfiah berarti cara yang dapat membantu kita mencapai tujuan dengan lebih efektif dan efisien. Metode adalah cara yang digunakan untuk mencapai tujuan tertentu dengan efektif dan efisien. Metode pembelajaran adalah cara yang efektif untuk menyajikan bahan pelajaran kepada peserta didik sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Keterampilan memilih metode pembelajaran adalah hal yang sangat penting bagi seorang guru. Pemilihan metode pembelajaran sangat penting karena dapat membantu guru dalam menyajikan pengajaran yang sesuai dengan situasi dan kondisi, sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai secara optimal. (Fathurrohma dan Sutikno, 2007: 55).

Metode adalah alat yang sangat efektif untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Dengan menggunakan metode yang tepat, kita dapat mencapai hasil yang diharapkan dengan lebih mudah dan efisien. Oleh karena itu, peran metode dalam pembelajaran sangatlah penting dan strategis. Metode pembelajaran yang strategis memiliki potensi besar untuk meningkatkan efektivitas kegiatan pembelajaran. Suatu contoh, kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru dapat ditingkatkan dengan lebih meningkatkan interaksi antara guru dan peserta didik serta memberikan motivasi belajar yang lebih baik kepada peserta didik dengan menggunakan metode pembelajaran yang lebih tepat. Dengan memilih metode mengajar yang tepat, guru akan lebih mudah mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan (Djamarah, 2017: 86).  Metode mengajar biasanya bertujuan untuk membantu peserta didik dalam mengembangkan potensi mereka sesuai dengan bakat dan kemampuan yang dimiliki. Kesesuaian metode pembelajaran dengan tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, kemampuan guru, kondisi peserta didik, sarana dan prasarana, situasi dan kondisi serta waktu dapat meningkatkan efektivitas penggunaan metode pembelajaran (Sumiati, 2019: 91).

Menurut Djamarah (2017: 46), terdapat lima faktor yang mempengaruhi metode pembelajaran, salah satunya adalah tujuan dan berbagai jenis serta fungsinya. Ini menunjukkan bahwa ada banyak faktor yang dapat dipertimbangkan dalam memilih metode pembelajaran yang tepat, yang dapat membantu meningkatkan efektivitas pembelajaran. Kedua, terdapat banyak anak didik dengan berbagai tingkat kematangan yang dapat kita bantu dan dukung. Ada tiga situasi dan berbagai keadaan yang berbeda. Keempat, terdapat fasilitas yang lengkap dan berbagai kualitas serta kuantitas yang memadai.Setiap guru memiliki kepribadian unik dan keterampilan profesional mereka sendiri.

Metode pembelajaran merupakan cara yang efektif bagi guru untuk mencapai tujuan belajar dalam proses pembelajaran dan membangun hubungan yang baik dengan peserta didik. Oleh karena itu, metode belajar sangat membantu dalam menciptakan proses belajar mengajar yang efektif dan menyenangkan. Dalam kegiatan belajar mengajar, metode yang digunakan oleh guru sangat penting dan dapat bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai setelah pengajaran berakhir.

b.    Pengertian Diskusi Kelas

Menurut Trianto (2017:117), diskusi adalah sebuah kesempatan bagi beberapa orang untuk saling bertukar pendapat dan mencari solusi atas suatu masalah secara bersama-sama. Diskusi ini dianggap sebagai percakapan ilmiah yang dapat membantu kita untuk mendapatkan jawaban dan kebenaran atas suatu masalah. Majid (2013:200) menyatakan bahwa diskusi adalah metode pembelajaran yang efektif dalam menghadapkan siswa pada suatu permasalahan dengan tujuan utama untuk memecahkan masalah, menjawab pertanyaan, menambah dan memahami pengetahuan siswa serta membuat keputusan yang lebih baik. Diskusi adalah suatu kegiatan yang sangat bermanfaat untuk mencapai pemahaman yang lebih baik dan lebih teliti tentang suatu masalah. Selain itu, diskusi juga dapat membantu kita untuk mencapai keputusan bersama yang lebih baik.

Diskusi adalah suatu proses yang sangat positif karena melibatkan dua individu atau lebih yang saling berinteraksi secara verbal dan bertukar informasi untuk memecahkan sebuah masalah tertentu. Hal ini sejalan dengan pandangan Sadiman (2014:145) yang menyatakan bahwa diskusi melibatkan saling mempertahankan pendapat untuk mencapai solusi yang terbaik. Menurut Nasih (2013:57), metode diskusi adalah metode pembelajaran yang sangat efektif untuk meningkatkan interaksi antara peserta didik. Tujuannya adalah untuk mencapai pemahaman yang lebih baik dan lebih teliti tentang topik yang dibahas, serta untuk mencapai keputusan bersama yang lebih baik.

Pembelajaran diskusi adalah suatu kesempatan yang baik di mana guru dan siswa atau siswa dengan siswa dapat saling bertukar pendapat secara lisan, berbagi gagasan dan pendapat. Pernyataan yang diajukan untuk membangkitkan diskusi menunjukkan tingkat kognitif yang lebih tinggi (Trianto, 2017:117). Metode diskusi adalah cara yang sangat efektif dalam menyajikan pelajaran. Dalam metode ini, siswa-siswa diberikan kesempatan untuk menghadapi masalah yang menantang dan bersama-sama mencari solusinya. Dengan demikian, metode diskusi dapat membantu siswa untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif. Metode diskusi kelas adalah cara yang sangat efektif untuk memperkaya pengetahuan dan keterampilan siswa. Dalam metode ini, siswa diberi kesempatan untuk berbicara dan berdiskusi tentang topik tertentu dengan guru dan teman sekelas mereka. Hal ini membantu siswa untuk mengembangkan pemikiran kritis dan kreativitas mereka, serta memperluas wawasan mereka tentang dunia. Dengan diskusi kelas, siswa dapat mencari solusi atas masalah dan menemukan jawaban yang tepat. Ini adalah cara yang sangat positif dan bermanfaat untuk belajar. Dalam diskusi, pertanyaan yang diajukan sebaiknya disampaikan secara lisan dan dapat memicu terjadinya diskusi yang produktif.

c.    Langkah – langkah Penyelenggaraan Model Diskusi Kelas

Tabel 2.1 Langkah-langkah Penyelenggaraan Model Diskusi Kelas

 

Fase

Kegiatan Guru

Fase 1 Mengatur target dan menata setting

Guru memberikan tujuan pembelajaran yang jelas dan membantu siswa untuk mencapai prestasi yang lebih baik.

Fase 2 Memandu pelaksanaan diskusi

Guru membantu kita untuk memfokuskan diskusi dengan aturan-aturan dasar yang jelas, memberikan pertanyaan awal yang menarik, menghadirkan situasi yang menantang, dan menyampaikan isu-isu menarik untuk didiskusikan.

Fase 3 Melaksanakan Kegiatan Diskusi

Guru aktif dalam memonitor aksi anak-anak, selalu mengajukan pertanyaan, dan dengan senang hati mendengarkan gagasan siswa. Mereka juga sangat responsif terhadap gagasan siswa dan selalu menerapkan aturan dasar dengan baik. Selain itu, guru selalu membuat catatan diskusi dan berbagi gagasan mereka sendiri dengan antusiasme.

Fase 4 Menyelesaikan Kegiatan Diskusi

Guru akan menyimpulkan dan menyampaikan makna diskusi yang telah dilakukan kepada siswa dengan penuh optimisme.

Fase 5 Berdiskusi tentang proses diskusi dengan singkat dan positif

Guru memberikan kesempatan kepada para siswa untuk memeriksa proses diskusi dan meningkatkan kemampuan berpikir mereka

Sumber : Trianto (2017:125)

 

Dari pendapat di atas, kita bisa mengetahui beberapa langkah metode diskusi yang dapat membantu dalam mencapai tujuan yang diinginkan. Metode diskusi kelas memiliki langkah-langkah yang jelas dan mudah diikuti. Pertama, guru akan memperkenalkan topik permasalahan yang akan didiskusikan. Selanjutnya, kelas akan dibagi menjadi beberapa kelompok untuk berdiskusi. Setiap kelompok akan mempresentasikan hasil kerjanya dan memberikan masukan yang positif satu sama lain. Dengan demikian, metode diskusi kelas dapat menjadi cara yang efektif untuk memperluas pengetahuan dan memperkuat keterampilan sosial siswa. Hal ini sangat membantu untuk menyelesaikan pekerjaan kelompok dengan baik dan proses terakhirnya adalah mencatat kesimpulan diskusi kelas yang pasti akan sangat bermanfaat.

d.   Keunggulan Metode Diskusi kelas

Metode diskusi kelas memiliki kelebihan yang sama seperti metode pembelajaran lainnya. Salah satu kelebihan metode diskusi kelas adalah memungkinkan para peserta didik untuk saling berbagi ide dan pandangan secara terbuka dan positif, diantaranya :

1)   Memberikan pemahaman pada siswa bahwa masalah dapat dipecahkan dengan berbagai cara yang berbeda dan memungkinkan untuk dicapai solusi yang baik.

2)   Memberikan pemahaman pada siswa bahwa dengan berdiskusi, mereka dapat saling berbagi pendapat secara positif dan menghasilkan keputusan yang lebih baik.

3)   Mendorong siswa untuk mendengarkan pendapat orang lain meskipun berbeda dengan pendapatnya sendiri dan menumbuhkan budaya toleransi (Djamarah dan Zain, 2006:88)

Menurut Alma (2012: 56), metode diskusi kelas memiliki kelebihan yang positif, yaitu.

1)    Suasana kelas menjadi lebih hidup karena siswa terlibat aktif dalam memecahkan masalah yang sedang didiskusikan.

2)   Memberikan pemahaman pada siswa bahwa masalah dapat dipecahkan dengan berbagai cara yang berbeda.

3)   Mendorong siswa untuk mendengarkan pendapat orang lain meskipun berbeda dengan pendapatnya sendiri.

4)   Meningkatkan prestasi kepribadian individu seperti toleransi, demokratis, kritis, berpikir sistematis, sabar dan lainnya adalah suatu hal yang dapat dicapai dengan usaha dan dedikasi.

5)   Siswa akan mudah memahami kesimpulan diskusi karena proses berpikir telah diikuti dengan baik sebelum mencapai kesimpulan.

Dari kedua pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa metode diskusi memiliki kelebihan dalam mengaktifkan siswa untuk berpartisipasi dalam memecahkan suatu persoalan secara bersama-sama. Dengan demikian, dapat dicapai sebuah kesepakatan bersama yang positif. Diskusi dapat menjadi kesempatan yang baik untuk memperkuat sikap toleransi dan menghargai pendapat teman yang berbeda.

e.    Kekurangan Metode Diskusi Kelas

Metode diskusi kelas dapat membantu menumbuhkan sikap toleransi pada siswa. Meskipun demikian, ada kelemahan yang perlu diperhatikan seperti kurangnya kontrol terhadap pembicaraan siswa sehingga terkadang pembicaraan keluar dari konteks materi yang sedang didiskusikan. Namun, hal ini dapat diatasi dengan memperkuat pengawasan dan mengarahkan pembicaraan kembali pada topik yang sedang dibahas. Meskipun ada kelemahan dalam metode diskusi kelas yang lain, namun kita dapat mengatasi dan memperbaikinya agar diskusi menjadi lebih efektif dan bermanfaat.

1)   Pembicaraan memang memerlukan waktu yang cukup, namun hal ini dapat menjadi kesempatan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih dalam.

2)   Meskipun tidak cocok untuk kelompok besar, pembicaraan dapat menjadi sarana yang efektif untuk berinteraksi dalam kelompok kecil.

3)   Peserta dapat memperoleh informasi yang berharga meskipun terbatas, yang dapat membantu mereka dalam pengambilan keputusan.

4)   Diskusi dapat menjadi kesempatan bagi semua orang untuk berpartisipasi dan berkontribusi, sehingga dapat memperoleh berbagai sudut pandang yang berbeda (Djamarah dan Zain, 2006:88).

Menurut Alma (2012:57), meskipun ada beberapa kelemahan dalam metode diskusi seperti

1)   Kemungkinan adanya siswa yang tidak aktif, namun metode ini tetap memberikan kesempatan bagi siswa untuk berpartisipasi aktif dalam pembelajaran.

2)   Selain itu, meskipun informasi yang didapat terbatas, namun diskusi tetap memberikan manfaat dalam memperluas wawasan siswa.

3)   Selain itu, meskipun ada kemungkinan metode ini dikuasai oleh orang-orang yang suka berbicara, namun hal ini dapat diatasi dengan memberikan kesempatan yang sama bagi semua peserta untuk berbicara.

Dengan kemampuan guru dalam mengarahkan dan mengontrol jalannya diskusi dengan baik, kelemahan-kelemahan tersebut pasti dapat diatasi dengan baik pula.

Dari kedua pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa meskipun metode diskusi membutuhkan waktu yang cukup lama untuk membahas suatu materi, namun hal ini dapat diatasi dengan memperhatikan manajemen waktu yang baik. Selain itu, meskipun hanya beberapa siswa yang mendominasi jalannya diskusi, namun hal ini dapat dijadikan sebagai kesempatan bagi siswa lain untuk lebih aktif dalam mengeluarkan pendapat mereka. Dengan demikian, metode diskusi tetap merupakan cara yang efektif untuk meningkatkan partisipasi siswa dalam pembelajaran. Hal ini tentu memberikan peluang untuk memperoleh informasi yang lebih maksimal di masa depan. Jika guru dapat mengendalikan jalannya diskusi, maka kelemahan-kelemahan tersebut dapat diatasi dengan baik.

f.     Media pembelajaran

Kata media berasal dari bahasa Latin Medius yang memiliki arti positif sebagai tengah, perantara, atau pengantar yang dapat membantu dalam menyampaikan pesan dengan lebih efektif. Media adalah bentuk jamak dari kata 'medium' yang berasal dari bahasa Latin yang berarti 'antara'. Menurut Arsyad (2017), medium adalah segala sesuatu yang dapat membawa informasi dari suatu sumber ke penerima. Menurut Asosiasi Pendidikan Nasional di Amerika (National Education Association), media dalam lingkup pendidikan dapat diartikan sebagai segala benda yang dapat dimanipulasi, dilihat, didengar, dibaca, atau dibicarakan beserta instrumen yang digunakan untuk kegiatan tersebut. Ini menunjukkan bahwa media memiliki potensi besar untuk membantu proses belajar mengajar. Komisi Teknologi Instruksional telah memberikan definisi yang sangat menarik tentang media pembelajaran. Media ini lahir karena adanya revolusi komunikasi yang memungkinkan penggunaannya untuk tujuan pembelajaran bersama dengan guru, buku teks, dan papan tulis. Ini menunjukkan bahwa kita memiliki banyak pilihan untuk memperkaya pengalaman belajar kita.

Media pembelajaran secara umum adalah alat yang sangat membantu dalam proses belajar mengajar. Semua hal dapat digunakan untuk membangkitkan pemikiran, perasaan, perhatian, serta kemampuan dan keterampilan. Guru akan menggunakan alat bantu mengajar seperti gambar, model, atau alat lainnya untuk memberikan pengalaman korektif yang akan memotivasi siswa untuk belajar lebih baik. Dengan menggunakan alat bantu ini, siswa akan lebih mudah menyerap dan mengingat pelajaran. Setiap ahli memiliki pandangan yang unik dan berbeda dalam klasifikasi dan pengelompokan pembelajaran. Hal ini menunjukkan kekayaan dan keragaman dalam pemikiran manusia.

Menurut Arsyad (2017), media dapat diartikan sebagai kombinasi manusia, materi, dan kejadian yang membantu siswa untuk memperoleh pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang positif. Menurut Daryanto (2019:4), media merupakan salah satu komponen penting dalam komunikasi karena berfungsi sebagai pembawa pesan dari komunikator ke komunikan.

Dari beberapa pengertian media pembelajaran yang telah disampaikan oleh beberapa ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran memiliki peran penting dalam mempermudah penyampaian pesan dan merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat siswa. Dengan demikian, proses belajar dapat berlangsung dengan lebih efektif dan menyenangkan.

g.    Pengelompokkan Jenis-Jenis Media Pembelajaran

Pengelompokkan jenis-jenis media pembelajaran menurut taksonomi Leshin (1992) (dalam Arsyad, 2017) yaitu.

 

 

1)   Media berbasis manusia

Media berbasis manusia memiliki potensi besar untuk memberikan pengalaman yang lebih personal dan interaktif kepada pengguna. Media ini sangat bermanfaat terutama jika tujuan kita adalah untuk mengubah sikap atau ingin langsung terlibat dalam memantau pembelajaran siswa.

2)   Media berbasis cetakan

Media berbasis cetakan memiliki keunggulan dalam hal kejelasan dan kestabilan informasi yang disajikan. Dengan adanya teknologi yang semakin canggih, media cetakan juga dapat terus berkembang dan memberikan pengalaman yang lebih baik bagi pembacanya. Anderson (1976) menyatakan bahwa media pembelajaran berbasis cetakan yang sangat umum digunakan adalah buku teks, buku penuntun, jurnal, majalah, dan lembaran lepas. Ini menunjukkan bahwa ada banyak sumber daya yang tersedia untuk mendukung pembelajaran dan pengembangan pengetahuan. Ada beberapa cara yang bisa digunakan untuk membuat media berbasis teks lebih menarik, seperti penggunaan warna, huruf, dan kotak sebagai alat penuntun yang bisa membuatnya lebih menarik dan menarik perhatian.

3)   Media berbasis visual

Media berbasis visual memiliki potensi besar untuk menarik perhatian dan memperkaya pengalaman pengguna. Media visual sangat membantu dalam memperjelas pemahaman dan meningkatkan daya ingat. Visual dapat meningkatkan minat siswa dan membantu mereka menghubungkan isi materi pelajaran dengan dunia nyata (Zain, 2016:137).  Media visual seperti gambar, diagram, peta, dan grafik dapat membantu untuk memperjelas informasi yang disampaikan.

4)   Media berbasis audio visual

Media berbasis audio visual adalah cara yang sangat efektif untuk menyampaikan pesan dan informasi dengan cara yang menarik dan mudah dipahami. Media visual yang menggabungkan penggunaan suara memerlukan usaha tambahan untuk memediasinya (Arsyad, 2017:54). Salah satu caranya adalah dengan menulis naskah dan membuat storyboard.

5)   Media Masa depan media berbasis komputer.

Komputer sangat membantu dalam proses belajar karena dapat menyajikan informasi isi materi pelajaran dan latihan melalui CAI (Computer Asisted Instruction). CAI dapat menjadi alat yang efektif untuk mendukung pembelajaran dan pelatihan. Meskipun tidak menjadi penyampai utama materi pembelajaran, CAI dapat membantu meningkatkan efektivitas pembelajaran. (Sadiman, 2014:28)

Menurut Bretz (dalam Widyastuti dan Nurhidayati, 2018:17-18), terdapat tujuh kelompok jenis media yang dapat diklasifikasikan.

1)   Terdapat banyak sumber media audio yang dapat digunakan untuk mendengarkan suara.

2)   Media cetak seperti buku, modul, dan bahan ajar mandiri sangat membantu dalam proses belajar.

3)   Media visual yang bisa digunakan sangat beragam, seperti foto, slide, dan gambar. Ini pasti akan membuat presentasi atau proyekmu menjadi lebih menarik dan menarik perhatian audiensmu.

4)   Media visual yang dapat digunakan adalah film bisu, movie maker tanpa suara, dan video tanpa suara.

5)   Media audio sedang bergerak, mungkin suaranya akan terdengar jauh.

6)   Penggunaan media audio visual, seperti film bersuara dan slide bernarasi, dapat sangat meningkatkan pengalaman secara keseluruhan.

7)   Tersedia banyak media audio visual yang menarik, seperti film dokumenter tentang kesenian Jawa dan pertunjukan tradisional, video kethoprak dan wayang, serta video campursari.

Dari beberapa pandangan di atas, dapat disimpulkan bahwa terdapat tujuh jenis media pengajaran yang berbeda, yaitu media audio, media visual, media audio visual, dan multimedia. Ini menunjukkan bahwa terdapat banyak pilihan media yang dapat digunakan untuk meningkatkan pengalaman belajar.

h.    Kegunaan Media Pembelajaran

Brown (1983:17) menjelaskan secara gamblang bahwa semua jenis media pembelajaran akan terus meningkatkan perannya dalam memungkinkan siswa untuk memperoleh manfaat dari pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan mereka. Menggunakan media pembelajaran secara efektif akan membantu menciptakan proses belajar mengajar yang lebih baik dan lebih optimal. Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa media pembelajaran memiliki peran yang sangat penting dalam proses pembelajaran. Media pembelajaran memberikan banyak manfaat yang sangat berharga bagi pendidik dan peserta didik.

Arsyad (2017:26) menyoroti manfaat media pembelajaran dalam proses belajar mengajar sebagai berikut.

1)   Penggunaan media pengajaran akan membantu memperjelas penyampaian pesan dan informasi, sehingga dapat meningkatkan efektivitas dan hasil belajar.

2)   Media pengajaran memiliki potensi untuk meningkatkan motivasi belajar anak, memfasilitasi interaksi yang lebih langsung antara siswa dan lingkungannya, serta memungkinkan siswa untuk belajar sesuai dengan kemampuan dan minatnya sendiri.

3)   Media pengajaran sangat membantu dalam mengatasi keterbatasan indera, ruang, dan waktu.

4)   Media pengajaran memberikan kesempatan bagi siswa untuk memiliki pengalaman yang sama tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka dan memfasilitasi interaksi yang positif dengan guru, masyarakat, dan lingkungan.

Pendapat Arsyad tentang manfaat media pembelajaran di atas sangat positif, karena media pembelajaran dapat memberikan banyak bantuan dalam proses belajar mengajar. Siswa sangat menerima pesan dan pelajaran dengan baik. Menurut Latuheru (2018:23), penggunaan media pembelajaran dapat memberikan manfaat yang positif, seperti

1)   Meningkatkan minat dan perhatian siswa terhadap materi pembelajaran yang disajikan.

2)   Media pembelajaran dapat membantu mengurangi verbalisme dan bahkan mungkin menghilangkannya.

3)   Media pembelajaran dapat membantu mengatasi perbedaan pengalaman belajar berdasarkan latar belakang sosial ekonomi dari anak didik.

4)   Media pembelajaran memberikan kesempatan untuk mendapatkan pengalaman belajar yang unik dan berbeda dari cara belajar konvensional.

5)   Media pembelajaran memberikan solusi untuk mengatasi batasan ruang dan waktu dalam proses belajar.

6)   Media pembelajaran sangat bermanfaat untuk membantu perkembangan pikiran anak didik secara teratur tentang hal yang mereka alami.

7)   Media pembelajaran akan sangat membantu anak didik dalam mengatasi hal-hal yang sulit terlihat dengan mata.

8)   Media pembelajaran sangat membantu dalam menumbuhkan kemampuan berusaha sendiri berdasarkan pengalaman dan kenyataan.

9)   Media pembelajaran membantu kita untuk lebih mudah memahami hal/peristiwa/kejadian yang sulit diikuti oleh indera mata.

10)    Media pembelajaran memberikan kesempatan yang baik bagi anak didik dan guru untuk terhubung secara langsung dengan masyarakat dan lingkungan alam di sekitar mereka.

Paparan tentang manfaat media oleh Latuheru sangat positif, karena media dapat membantu mengatasi permasalahan yang dialami oleh guru dan siswa dalam pembelajaran. Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa penggunaan media pembelajaran sangat membantu dalam meningkatkan kualitas siswa yang aktif dan interaktif. Hal ini tentunya akan sangat mendukung kelancaran kegiatan pembelajaran di sekolah.

i.      Hakikat Media Video Pembelajaran

Menurut Latuheru (2018:14), perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memberikan dorongan positif untuk memperbaharui cara pemanfaatan hasil teknologi dalam proses belajar. Hal ini mendorong guru dan pengajar untuk menggunakan alat-alat yang tersedia di sekolah, yang sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman. Pengajar pasti bisa menggunakan media yang murah dan efisien, meskipun sederhana. Hal ini sangat membantu dalam mencapai tujuan pelajaran yang diharapkan. Pengajar pasti akan memiliki pengetahuan yang cukup tentang media pembelajaran yang akan membantu dalam proses belajar mengajar.

Belajar adalah suatu proses yang menarik dan terus berlangsung sepanjang hidup kita, memberikan kesempatan untuk terus berkembang dan memperluas pengetahuan kita. Belajar dapat dilakukan kapan saja dan di mana saja. Proses belajar yang diselenggarakan secara formal di sekolah atau perguruan tinggi memiliki tujuan yang baik, yaitu mengarahkan perubahan pada diri peserta didik secara terencana dalam aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap.

Istilah video berasal dari bahasa Latin yang berarti melihat atau memiliki daya penglihatan. Video adalah cara yang sangat menarik dan langsung untuk menyampaikan informasi. Video adalah media yang sangat bermakna dan memiliki keunggulan dibandingkan dengan media lain seperti grafik dan audio. Penggunaan video dalam multimedia interaktif akan memberikan pengalaman yang menarik dan menyenangkan.

Arsyad (2017: 49) menyatakan bahwa media pembelajaran adalah alat yang sangat membantu dalam proses belajar mengajar. Media pembelajaran dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, serta kemampuan atau keterampilan belajar, sehingga dapat meningkatkan efektivitas proses belajar. Kemajuan teknologi, informasi, dan komunikasi saat ini memberikan peluang besar bagi siswa untuk belajar dengan lebih mudah dan menyenangkan. Dengan pemanfaatan media pembelajaran yang optimal, siswa dapat lebih tertarik dan termotivasi untuk memahami pelajaran.  Media belajar merupakan faktor penting yang dapat meningkatkan keberhasilan belajar. Dengan menggunakan media, peserta didik akan lebih termotivasi dan terlibat aktif baik secara fisik maupun psikis dalam proses belajar. Selain itu, penggunaan media juga dapat memaksimalkan penggunaan seluruh indera peserta didik sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna. (Sadiman, 2014: 7)

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa video pembelajaran sangat berguna dalam mentransfer pengetahuan dan dapat menjadi bagian yang sangat membantu dalam proses belajar. Tutorial adalah cara yang lebih interaktif dan spesifik untuk belajar daripada hanya membaca buku. Mereka memberikan contoh dan informasi yang berguna untuk membantu Anda menyelesaikan tugas dengan mudah.

j.      Media Video

Menurut Latuheru (2018:14), kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi memberikan peluang besar untuk meningkatkan cara pemanfaatan hasil teknologi dalam proses belajar. Hal ini memberikan kesempatan bagi guru dan pengajar untuk memanfaatkan alat-alat modern yang tersedia di sekolah, sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dan memenuhi kebutuhan zaman. Pengajar dapat dengan mudah menggunakan media yang murah dan efisien, bahkan dengan sederhana. Ini pasti akan membantu kita mencapai tujuan pelajaran yang diharapkan. Pengajar pasti memiliki pengetahuan yang cukup tentang media pembelajaran yang akan sangat membantu dalam proses belajar mengajar.

Belajar adalah suatu proses yang sangat menarik dan akan terus berlangsung sepanjang hidup kita. Hal ini memberikan kesempatan bagi kita untuk terus berkembang dan memperluas pengetahuan kita dengan cara yang menyenangkan. Senangnya, kita bisa belajar kapan saja dan di mana saja. Proses belajar di sekolah atau perguruan tinggi sangat bermanfaat karena bertujuan untuk membantu peserta didik mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang positif secara terencana.

Menurut Great istilah video berasal dari bahasa Latin yang berarti melihat atau memiliki daya penglihatan. Video adalah cara yang sangat menarik dan efektif untuk menyampaikan informasi secara langsung. Video adalah media yang sangat bermakna dan memiliki keunggulan yang luar biasa dibandingkan dengan media lain seperti grafik dan audio. Penggunaan video dalam multimedia interaktif akan memberikan pengalaman yang sangat menarik dan menyenangkan.

Arsyad (2017: 49) optimis bahwa media pembelajaran dapat menjadi alat yang sangat efektif dalam meningkatkan proses belajar mengajar. Media pembelajaran sangat bermanfaat karena dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, serta kemampuan atau keterampilan belajar, sehingga proses belajar menjadi lebih efektif. Saat ini, kemajuan teknologi, informasi, dan komunikasi memberikan banyak peluang bagi siswa untuk belajar dengan cara yang lebih mudah dan menyenangkan. Dengan pemanfaatan media pembelajaran yang optimal, siswa akan merasa lebih tertarik dan termotivasi untuk memahami pelajaran.  Media belajar sangat membantu dalam meningkatkan keberhasilan belajar. Dengan menggunakan media, peserta didik akan merasa lebih termotivasi dan terlibat aktif dalam proses belajar, baik secara fisik maupun psikis. Penggunaan media dalam pembelajaran dapat memaksimalkan penggunaan seluruh indera peserta didik, sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna (Sadiman, 2014:7).

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa video pembelajaran sangat efektif dalam mentransfer pengetahuan dan dapat memberikan banyak bantuan dalam proses belajar. Tutorial adalah cara yang sangat efektif dan menyenangkan untuk belajar karena lebih interaktif dan spesifik daripada hanya membaca buku. Mereka memberikan contoh dan informasi yang sangat berguna untuk membantu Anda menyelesaikan tugas dengan mudah.

Kekhususan media pembelajaran menurut Santyasa (2016:135) adalah sebagai berikut :

1)   Clarity of Massage (kejelasan pesan)

Dengan menggunakan media video, siswa akan dapat dengan mudah memahami pesan pembelajaran secara lebih bermakna dan informasi akan tersimpan dalam memory jangka panjang dan bersifat retensi. Ini akan membantu siswa untuk lebih mudah mengingat informasi yang telah dipelajari.

2)   Stand Alone (berdiri sendiri).

Video yang dikembangkan dapat digunakan secara mandiri tanpa bergantung pada bahan ajar lainnya.

3)   User Friendly (bersahabat/akrab dengan pemakainya).

Media video menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami oleh banyak orang. Paparan informasi yang tampil sangat membantu dan ramah terhadap penggunanya, serta mudah untuk direspon dan diakses sesuai dengan keinginan.

4)   Representasi Isi

Materi yang disajikan pasti akan sangat representatif, terutama dengan adanya materi simulasi atau demonstrasi yang akan memudahkan pemahaman. Materi pelajaran baik sosial maupun sains dapat dengan mudah diubah menjadi media video yang menarik.

5)   Visualisasi dengan media

Materi yang disajikan secara multimedia sangat lengkap dengan teks, animasi, sound, dan video yang sesuai dengan kebutuhan materi. Materi-materi yang digunakan sangat aplikatif dan berproses, meskipun sulit dijangkau, namun sangat bermanfaat jika dipelajari dengan baik. Selain itu, tingkat keakurasian dari materi ini sangat tinggi, sehingga akan memberikan hasil yang sangat baik jika dipraktikkan dengan benar.

6)   Menggunakan kualitas resolusi yang tinggi

Tampilan yang menakjubkan. Grafis media video dibuat dengan teknologi rakayasa digital dengan resolusi tinggi dan dapat didukung oleh setiap sistem komputer.

7)   Dapat digunakan secara klasikal atau individual.

Video pembelajaran sangat berguna bagi para siswa karena dapat digunakan secara individual, baik di sekolah maupun di rumah. Program ini dapat digunakan secara klasikal dengan jumlah siswa maksimal 50 orang. Siswa dapat dipandu oleh guru atau cukup mendengarkan uraian narasi dari narator yang telah tersedia dalam program. Ini akan menjadi pengalaman belajar yang menyenangkan dan bermanfaat bagi siswa. Media video sangat membantu untuk memperhatikan dan meningkatkan minat siswa dalam proses pembelajaran. Media video dapat disajikan berulang-ulang dalam periode waktu yang lama maupun jangka waktu yang pendek, sehingga memberikan fleksibilitas dan kemudahan dalam menyesuaikan kebutuhan Anda.

k.    Media Poster

1)   Pengertian Poster

Poster adalah media yang sangat efektif dalam memotivasi tingkah laku orang yang melihatnya. Kustandi dan Sutjipto (2011:50) mengungkapkan bahwa poster adalah media komunikasi yang sangat efektif dalam menyampaikan pesan singkat, padat, dan impresif karena ukurannya yang relatif besar. Menurut Hasnun (2006:253), poster adalah gambar atau tulisan yang dipasang di tempat umum untuk memberikan pemberitahuan. Hasnun menekankan bahwa poster memiliki beragam isi dan tujuan yang menarik.

Poster yang memberikan imbauan kepada masyarakat tentang suatu kegiatan. Terdapat poster yang memberikan pengingat untuk menghindari perbuatan tertentu. Poster tentang bahaya narkoba dapat membantu meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya narkoba dan mendorong mereka untuk menghindarinya. Selain itu, terdapat juga poster yang mengajak masyarakat untuk membeli barang atau menghadiri acara yang menarik. Menurut Sudjana dan Rivai (2005: 51), poster adalah sebuah karya visual yang kuat dengan penggunaan warna dan pesan yang bertujuan untuk menarik perhatian orang yang lewat. Poster ini juga mampu menanamkan gagasan yang berarti di dalam ingatan mereka.

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa poster adalah sebuah kombinasi visual yang menarik perhatian dan memotivasi tingkah laku. Poster ditempatkan di tempat umum dan berisi gambar serta informasi berupa ajakan, pengumuman, atau iklan dengan ukuran yang sesuai kebutuhan.

2)   Fungsi Poster

Poster sangat efektif sebagai media komunikasi visual untuk menyampaikan informasi, saran, pesan, ide, dan gagasan. Pengaruhnya sangat efektif dalam mengingatkan pembaca tentang gagasan penting dengan cepat. Poster memiliki beberapa fungsi menurut Sudjana dan Rivai (2005:56), yaitu sebagai motivasi, peringatan, dan pengalaman kreatif yang dapat memberikan manfaat positif. Poster dalam pengajaran sangat membantu untuk memotivasi dan mendorong peserta didik dalam kegiatan belajar mereka.

Poster dapat memotivasi peserta didik untuk mengeksplorasi lebih dalam dan memahami pesan yang ingin disampaikan melalui poster tersebut. Pesan yang disampaikan melalui poster yang tepat memiliki potensi besar untuk membantu peserta didik memperbaiki perilaku mereka dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, poster juga dapat menjadi alat bantu yang kreatif dan interaktif dalam proses pembelajaran. Dengan kata lain, poster ini akan memberikan pengalaman baru yang dapat meningkatkan kreativitas peserta didik dalam cara belajarnya.

Menurut Daryanto (2016:148-149), poster memiliki banyak kegunaan yang sangat bermanfaat.

a)    Poster dalam pembelajaran dapat menjadi pendorong yang efektif untuk memotivasi siswa dalam kegiatan belajar mereka. Poster ini mengajak siswa untuk memiliki semangat yang tinggi dalam melakukan berbagai hal seperti belajar, mengerjakan tugas, menjaga kebersihan, dan bekerja sama. Mari kita bersama-sama memotivasi diri kita sendiri untuk mencapai tujuan dan meraih kesuksesan.

b)   Poster tersebut sangat membantu untuk memberikan peringatan-peringatan penting terkait aturan hukum, aturan sekolah, sosial, kesehatan, dan keagamaan kepada masyarakat.

c)    Melalui poster pembelajaran, siswa dapat mengekspresikan kreativitas mereka dengan lebih baik dan membuat pembelajaran menjadi lebih menarik. Dengan begitu, pembelajaran tidak akan terasa membosankan dan monoton seperti biasanya. Melalui poster, siswa memiliki kesempatan untuk mengekspresikan ide-ide kreatif mereka dengan membuat cerita atau karangan yang menarik untuk dipajang. Diskusi kelas akan menjadi lebih menarik ketika guru menggunakan alat bantu poster sebagai bahan diskusi.

Poster memiliki banyak fungsi yang sangat bermanfaat bagi masyarakat. Salah satunya adalah untuk menyampaikan informasi yang penting seperti imbauan, larangan, maupun ajakan. Dengan demikian, poster dapat membantu masyarakat untuk lebih memahami dan mematuhi aturan yang berlaku. Poster memiliki banyak fungsi positif, seperti memberikan motivasi, memberikan imbauan, memberikan larangan, dan mengajak pembaca sesuai tema poster.

3)   Penggunaan Poster dalam Pembelajaran

Poster yang baik memiliki sifat yang dinamis, sederhana, dan menarik perhatian. Meskipun tidak memerlukan pemikiran siswa yang terlalu terperinci dan rumit, poster tersebut tetap memiliki kegunaannya yang penting. Menurut Hernawan,dkk. (2007:42), penggunaan poster dalam proses pembelajaran sangat bermanfaat karena dapat menyampaikan gagasan secara visual dengan ilustrasi gambar yang menarik perhatian siswa. Selain itu, poster juga dapat memberikan motivasi dan peringatan yang penting bagi siswa. Hal ini tentunya akan membuat proses pembelajaran menjadi lebih menarik dan efektif. Oleh karena itu, poster yang digunakan akan menjadi menarik dengan sedikit kata-kata yang dipakai dan hanya kata-kata kunci saja yang ditonjolkan.

Penggunaan media poster dalam pembelajaran memiliki dua cara yang dapat dilakukan, seperti yang dijelaskan oleh Daryanto (2016: 149-150), yaitu :

a)    Poster sangat berguna dalam kegiatan belajar mengajar karena dapat digunakan oleh guru untuk memperjelas materi kepada siswa. Poster yang digunakan pasti akan sesuai dengan tujuan materi. Kita bisa menggunakan poster yang disediakan oleh guru atau membuat poster sendiri.

b)   Ini adalah kesempatan yang baik untuk menggunakan pesan-pesan positif di luar kelas guna memotivasi siswa, mengingatkan mereka, mempromosikan nilai-nilai positif, dan menanamkan nilai-nilai sosial dan keagamaan yang baik. Poster bisa dipajang di dalam kelas atau di sekitar sekolah yang lokasinya strategis agar siswa dapat melihatnya dengan jelas. Meskipun tidak digunakan selama pembelajaran, poster tetap dapat memberikan manfaat yang positif untuk siswa.

Berdasarkan uraian pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa poster adalah media yang sangat efektif dalam pembelajaran. Poster dapat membantu memotivasi siswa dan menarik perhatian mereka sehingga mereka lebih tertarik untuk mengikuti pembelajaran di dalam kelas.

4)   Kelebihan dan kelemahan poster sebagai media pembelajaran

Dalam penggunaan media poster sebagai media pembelajaran, terdapat kelebihan dan kelemahan yang dapat dihadapi. Namun, dengan memanfaatkan kelebihan dan mengatasi kelemahan tersebut, media poster dapat menjadi sarana pembelajaran yang efektif dan bermanfaat. Menurut Kertamukti (2015), media poster memiliki kelebihan dan kelemahan sebagai berikut.

a)    Kelebihan: (1) Memiliki kekuatan dramatik yang sangat tinggi sehingga sangat menarik dan menghibur; (2) Meningkatkan motivasi belajar; (3) Sederhana dan mudah dipahami; (4) Memiliki makna yang luas dan dapat diinterpretasikan dengan berbagai cara; (5) Dapat dinikmati secara individu maupun dalam kelompok; (6) Mudah dipasang dan ditempelkan di mana saja. Dengan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mempelajari dan mengingat kembali apa yang telah dipelajari, serta memberikan saran perubahan tingkah laku kepada peserta didik yang melihatnya, maka proses pembelajaran akan menjadi lebih efektif dan bermanfaat bagi semua pihak.

b)   Kelemahan: (1) Dapat memberikan kesempatan bagi orang untuk meningkatkan pengetahuan mereka; (2) Karena terbuka untuk interpretasi yang berbeda, dapat memicu diskusi yang menarik dan memperkaya pemahaman kita. Suatu poster pasti memiliki arti atau makna yang berbeda-beda bagi setiap orang. Mungkin ada kalangan yang tidak terlalu tertarik, namun pasti ada juga yang sangat menyukainya.

3.    Metode Diskusi Kelas Berbantuan Video

Setiap metode memiliki kelebihan dan kekurangan yang dapat diatasi dengan cara yang tepat. Sangat penting bagi guru untuk mengetahui kapan metode yang tepat dapat digunakan dan kapan kombinasi dari metode-metode dapat memberikan hasil yang lebih baik.  Kombinasi antara media video dan metode diskusi kelas dapat meningkatkan efektivitas pembelajaran. Kegiatan ini dilakukan dalam bentuk kelompok yang dapat membantu siswa dalam menyelesaikan masalah pembelajaran dengan lebih mudah.

Dalam penggunaan media video, kelompok siswa akan diajak untuk menyelesaikan tugas yang menarik dan menantang berdasarkan topik dari video yang dipilih oleh siswa. Model pembelajaran ini akan membantu siswa untuk dapat memanfaatkan dan menemukan sendiri jawaban dari topik yang diberikan berdasarkan sumber yang ada dan menyelesaikan tugas secara tuntas. Di sini, siswa diharapkan untuk dapat mengeksplorasi dan menyelesaikan tugas mereka sendiri dengan bimbingan dari guru. Lebih baik lagi jika siswa dapat berdiskusi dengan kelas dan merasa bebas untuk menyampaikan hasil tugas mereka tanpa merasa tertekan. Tugas ini tidak harus diselesaikan secara individual, sehingga penggunaan model Media video dan metode diskusi kelas akan sangat membantu untuk mencapai hasil yang optimal (Waryanto, 2011:59). Alma (2012:89) menjelaskan bahwa memberikan panduan bermanfaat tentang sintaks dan penggunaan menggabungkan media video dan metode diskusi kelas.

a.    Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok berisikan 5-6 anggota kelompok secara heterogen

b.    Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok

c.    Guru menyampaikan topik yang sama untuk dibahas menggunakan video pembelajaran yang telah disiapkan guru kepada setiap kelompok dan tugas tersebut dikerjakan pada masing-masing anggota kelompok

d.   Guru menunjuk salah seorang siswa yang akan bertugas untuk mencatat dipapan tulis semua ide atau gagasan yang didapat dari siswa

e.    Setiap kelompok membagi topik menjadi sub-sub topik untuk dikerjakan oleh setiap anggota kelompok, sehingga semua anggota kelompok bekerja

f.     Setiap siswa mulai berkontribusi dalam mengumpulkan informasi, menganalsiis data, dan membuat kesimpulan berdasarkan sub topik yang dibahas, kemudian saling bertukar, berdiskusi dan mengklarifikasi setiap topik yang telah dikerjakan oleh masing-masing anggota kelompok serta merangkum materi menjadi satu

g.    Guru mengajak dan mendorong siswasecara aktif untuk mengemukakan ide dan gagasan sebanyak mungkin tanpa ada kritik,dari hasil diskusi yang telah diberikan sebelumnya untuk dua kelompok secara bergiliran

h.    Guru meminta bantuan dari notulen yang telah ditunjuk untuk menulis di papan tulis semua ide yang telah disampaikan

i.      Guru memberikan penjelasan dan meninjau kembali ide yang telah disampaikan oleh kelompok dengan menggunakan metode yang efektif (kombinasi video dan diskusi kelas).

j.      Sebagai evaluasi akhir dari diskusi, guru memberikan beberapa pertanyaan menarik kepada siswa untuk menguji pemahaman mereka tentang materi diskusi.

4.    Metode Diskusi Kelas Berbantuan Poster

Poster sangat berguna untuk memotivasi siswa dalam kegiatan belajar. Dalam pembelajaran, poster dapat menjadi pendorong yang sangat efektif bagi siswa. Poster ini mengajak kita untuk memiliki semangat yang tinggi dalam melakukan berbagai hal seperti belajar, mengerjakan tugas, menjaga kebersihan, dan bekerjasama. Mari kita bersama-sama memotivasi diri kita sendiri untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut.

Poster memberikan kesempatan untuk pengalaman kreatif dan pembelajaran yang lebih menarik, sehingga pembelajaran menjadi lebih menyenangkan dan tidak terkesan monoton. Melalui poster, siswa memiliki kesempatan untuk mengekspresikan ide-ide kreatif mereka dan membuat cerita menarik yang dapat dipajang dengan bangga. Diskusi kelas akan menjadi lebih menarik dan interaktif jika guru menggunakan alat bantu poster sebagai bahan diskusi. Berikut adalah langkah-langkah optimis dalam menggunakan media poster dalam pembelajaran.

a)    Guru sangat teliti dalam menganalisa materi sebelum disampaikan kepada peserta didik.

b)   Bersama-sama kita dapat menemukan kata-kata yang menantang, benda yang belum dikenal, atau proses yang rumit. Dengan menggunakan gambar, kita dapat memudahkan pemahaman dan menghemat energi serta usaha dalam menjelaskannya.

c)    Coba cari gambar di internet, lalu cetak dengan ukuran yang besar dan tambahkan tulisan yang menarik.

d)   Mari hiasi poster dengan warna yang menarik dan kontras yang akan membuatnya lebih menarik. Pastikan ukuran gambar dan tulisan cukup besar dan jelas sehingga semua peserta didik dapat melihatnya dengan mudah.

e)    Poster dapat dengan mudah dicetak di atas kertas tebal dan digantung atau ditempel di dinding atau papan tulis. (Anitah, 2011:30)

5.    Motivasi

a.    Pengertian Motivasi

Dalam kegiatan belajar, motivasi sangat penting untuk membangkitkan semangat belajar siswa sehingga kegiatan belajar dapat berjalan dengan lancar. Menurut Sardiman (2018:75), motivasi belajar adalah kekuatan yang mendorong siswa untuk belajar dan memastikan bahwa mereka dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Ini menunjukkan bahwa motivasi belajar sangat penting untuk kelangsungan belajar dan memberikan arah yang jelas pada kegiatan belajar. Uno (2017:23) menyatakan bahwa motivasi belajar adalah faktor penting yang mendorong siswa untuk melakukan perubahan positif dalam perilaku mereka. Motivasi ini dapat berasal dari dalam diri siswa maupun dari lingkungan sekitarnya, dan didukung oleh beberapa indikator atau unsur yang membantu meningkatkan motivasi belajar siswa.

Dari beberapa pengertian motivasi belajar menurut para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar adalah dorongan yang kuat yang dapat membangkitkan semangat dan antusiasme siswa dalam belajar. Dorongan ini dapat berasal dari dalam diri siswa maupun dari lingkungan sekitarnya. Dengan adanya motivasi belajar yang kuat, siswa akan lebih mudah mencapai tujuan belajarnya.

 

b.    Fungsi Motivasi Belajar

Motivasi memiliki peran yang sangat penting dalam suatu kegiatan, yang akan memberikan pengaruh positif terhadap kekuatan dari kegiatan tersebut. Motivasi adalah faktor yang mendorong seseorang untuk melakukan kegiatan yang diinginkannya. Menurut Sardiman (2018:25), terdapat 3 fungsi motivasi yang sangat penting.

1)   Mendorong manusia untuk berbuat adalah sebuah kekuatan yang memicu energi positif untuk dijalankan. Motivasi adalah kunci sukses untuk memulai setiap kegiatan yang akan dilakukan.

2)   Menentukan arah perbuatan adalah langkah awal yang penting untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Dengan adanya motivasi, kita dapat memiliki arah dan kegiatan yang jelas untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

3)   Dalam menyeleksi perbuatan, kita dapat menentukan perbuatan-perbuatan yang tepat untuk mencapai tujuan yang diinginkan, dengan menghindari perbuatan-perbuatan yang tidak membantu mencapai tujuan tersebut.

Selanjutnya, Sukmadinata (2011:62), menjelaskan bahwa motivasi memiliki 2 fungsi yang sangat penting dan bermanfaat.

1)   Dalam mengarahkan kegiatan, motivasi dapat membantu individu untuk mendekatkan diri menuju sasaran yang ingin dicapai. Jika seseorang memiliki sasaran atau tujuan yang diinginkan, maka motivasi akan membantu untuk mendekatinya. Jika individu tidak menginginkan sasaran tersebut, maka motivasi dapat membantu untuk menjauhinya. Namun, masih banyak sasaran lain yang dapat dicapai dengan motivasi yang kuat.

2)   Jika kita memiliki motivasi yang kuat, maka setiap tindakan atau kegiatan yang kita lakukan akan dilakukan dengan sungguh-sungguh dan terarah, sehingga kita memiliki peluang besar untuk mencapai hasil yang diinginkan. Jika motivasinya besar atau kuat, maka akan dilakukan dengan sungguh-sungguh, terarah dan penuh semangat, sehingga kemungkinan untuk berhasil sangat besar.

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa motivasi sangat penting dalam mendorong seseorang untuk mencapai prestasi yang diinginkan. Dengan tekun dan didukung motivasi, seseorang dapat mencapai prestasi yang baik dan mencapai tujuan yang diinginkan.

c.    Macam-Macam Motivasi

Ada begitu banyak jenis motivasi yang bisa ditemukan dari berbagai sudut pandang yang berbeda. Penulis akan membahas dua macam sudut pandang yang berbeda yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik yang dapat mempengaruhi seseorang secara positif. Tambunan (2015:196) menjelaskan bahwa terdapat dua jenis motivasi, yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik, yang berasal dari sumber yang berbeda. Terima kasih telah membahas motivasi intrinsik dan ekstrinsik. Ini menunjukkan bahwa Anda memahami pentingnya motivasi dalam mencapai tujuan. Mari kita terus mempelajari dan mengembangkan pemahaman kita tentang topik ini.

1)   Motivasi intrinsik sangat penting karena berasal dari dalam diri seseorang dan dapat membantu untuk mencapai tujuan dengan lebih mudah. Motivasi yang kuat seringkali muncul karena adanya harapan, tujuan, dan keinginan yang besar dalam diri seseorang untuk mencapai sesuatu. Hal ini dapat memberikan semangat dan energi positif yang dibutuhkan untuk meraih sukses.

2)   Motivasi ekstrinsik memberikan harapan bahwa seseorang akan mendapatkan dukungan dari luar dirinya. Motivasi ini dapat diperoleh melalui nilai dari suatu materi, seperti imbalan dalam bentuk uang atau insentif lainnya yang diberikan sebagai penghargaan atas upaya yang telah dilakukan. Ini menunjukkan bahwa kerja keras dan dedikasi akan dihargai dan diakui.

Menurut Sardiman (2018:89), motivasi intrinsik dan ekstrinsik memiliki peran penting yang dapat membantu dalam mencapai tujuan yang diinginkan.

1)   Motivasi intrinsik sangat positif karena setiap individu sudah memiliki dorongan dalam dirinya untuk melakukan sesuatu tanpa perlu rangsangan dari luar.

2)   Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang dapat diaktifkan atau berfungsi karena adanya rangsangan dari luar.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa terdapat motivasi belajar yang bervariasi pada siswa, seperti motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Hal ini menunjukkan bahwa siswa memiliki potensi untuk terus termotivasi dalam belajar. Ada dua jenis motivasi yang dapat memotivasi siswa, yaitu motivasi intrinsik dan ekstrinsik. Motivasi intrinsik dapat muncul dari dalam diri siswa sendiri, sementara motivasi ekstrinsik dapat muncul dari rangsangan luar. Ini berarti bahwa siswa memiliki banyak sumber motivasi yang dapat membantunya dalam belajar dan mencapai tujuannya.

d.   Aspek-aspek yang Mempengaruhi Motivasi Belajar

Ada banyak faktor yang dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik, baik dari dalam diri peserta didik maupun dari lingkungan sekitarnya. Seperti yang dikemukakan oleh Widiasworo (2015: 29), terdapat beberapa aspek yang mempengaruhi motivasi belajar yang dapat dijadikan sebagai faktor pendorong untuk mencapai hasil yang lebih baik

1)   Aspek dalam diri sendiri

Aspek yang berasal dalam diri peserta didik adalah aspek yang berpengaruh paling dominan dalam hal-hal yang berhubungan dengan motivasi belajar.

a)    Sifat, kebiasaan, dan kecerdasan kita adalah faktor yang dapat kita kembangkan dan tingkatkan untuk mencapai potensi terbaik dalam hidup kita.

Setiap peserta didik memiliki sifat, kebiasaan, dan kecerdasan yang unik, yang dapat mempengaruhi karakter mereka secara positif.

b)   Kondisi fisik dan psikologis akan terus membaik dan berkembang dengan waktu.

Kondisi fisik termasuk postur tubuh, kesehatan, dan penampilan yang dapat ditingkatkan dengan perawatan yang tepat. Kondisi psikologis peserta didik yang termasuk rasa percaya diri dan perasaan gembira dapat memberikan dampak positif pada motivasi belajar mereka. Meskipun ada juga peserta didik yang merasa takut atau tertekan, namun hal ini dapat diatasi dan tidak menghalangi semangat mereka untuk belajar dengan baik.

2)   Aspek Luar

Ada beberapa aspek luar yang dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik.

a)    Guru

Seorang guru yang profesional pasti akan mampu menciptakan pembelajaran yang sangat memotivasi peserta didik untuk menjawab rasa ingin tahu mereka dan membantu mereka mencapai penguasaan kompetensi yang diinginkan. Lingkungan belajar adalah tempat yang tepat untuk tumbuh dan mengembangkan keterampilan baru  Peserta didik dapat belajar di lingkungan yang beragam, seperti di kelas, di sekolah, atau bahkan di rumah.

b)   Lingkungan belajar di sekolah

Lingkungan belajar disekolah yang memadai, terjaga kebersihannya, dan rapi penataan sarana-sarana akan membuat peserta didik merasa nyaman dan senang dalam belajar. Sangat menyenangkan memiliki lingkungan belajar yang beragam, seperti teman sekolah dan masyarakat sekitar.

c)    Sarana Prasarana.

Sekolah yang memiliki sarana prasarana memadai pasti akan memberikan motivasi yang besar bagi peserta didik untuk belajar dengan semangat yang tinggi.

d)   Orang tua

Orang tua yang selalu memerhatikan kemajuan belajar anaknya adalah hal yang baik karena dapat mendorong anak untuk lebih semangat dalam belajar.

Adapun menurut Dimyati dan Mudjiono (2015:97), unsur yang
mempengaruhi motivasi belajar yaitu:

1)   Cita-cita dan aspirasi siswa.

Cita-cita akan memberikan dorongan yang kuat untuk meningkatkan motivasi belajar, baik secara intrinsik maupun ekstrinsik. Mencapai cita-cita adalah langkah penting dalam mewujudkan potensi diri yang sebenarnya..

2)   Kemampuan siswa.

Anak-anak memiliki potensi besar untuk mencapai keinginan mereka jika dibarengi dengan kemampuan dan kecakapan yang tepat. Dengan memiliki kemampuan, anak akan semakin termotivasi untuk menyelesaikan tugas-tugas perkembangannya dengan lebih baik.

 

3)   Kondisi siswa.

Kondisi siswa yang meliputi kondisi jasmani dan rohani dapat memberikan pengaruh positif terhadap motivasi belajar. Jika siswa merasa sehat dan kenyang, serta tenang, maka akan lebih mudah untuk fokus pada pembelajaran. Seorang siswa yang sehat, kenyang, dan gembira pasti akan fokus pada penjelasan pelajaran. Dengan demikian, kondisi jasmani dan rohani siswa dapat menjadi faktor yang memotivasi dalam belajar.

4)   Kondisi lingkungan siswa.

Siswa memiliki banyak lingkungan yang dapat mempengaruhi mereka, seperti keadaan alam, lingkungan tempat tinggal, pergaulan sebaya, dan kehidupan kemasyarakatan. Namun, semua lingkungan ini dapat memberikan pengalaman dan pelajaran yang berharga bagi siswa. Sebagai anggota masyarakat, siswa memiliki kesempatan untuk terinspirasi oleh lingkungan sekitar. Meskipun terdapat bencana alam, tempat tinggal yang kurang ideal, dan perkelahian antar siswa, kita tetap bisa fokus pada kesungguhan belajar. Kampus sekolah yang indah dan pergaulan siswa yang rukun pasti akan memberikan motivasi belajar yang lebih kuat. Dengan lingkungan yang aman, tentram, tertib dan indah, semangat dan motivasi belajar akan mudah diperkuat.

5)   Unsur-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran.

 Lingkungan belajar dan pergaulan siswa terus berkembang dan berubah untuk menciptakan pengalaman yang lebih baik. Siswa sekarang semakin mudah mengakses lingkungan budaya melalui televisi dan film. Semua lingkungan tersebut akan memotivasi belajar dengan baik. Guru profesional memiliki kesempatan besar untuk memanfaatkan sumber belajar di sekitar sekolah dan memotivasi siswa dalam proses belajar mereka.

6)   Upaya guru membelajarkan siswa.

Guru melakukan upaya yang luar biasa dalam mempersiapkan diri untuk mengajar siswa dengan cara yang efektif, mulai dari menguasai materi, menyampaikan materi dengan cara yang menarik, hingga mengevaluasi hasil belajar siswa. Jika guru mampu menginspirasi siswa dengan cara yang tepat, maka siswa akan merasa lebih termotivasi untuk belajar dan mencapai kesuksesan.

Dari pemaparan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa ada banyak faktor yang dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Aspek-aspek tersebut dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor yang ada dalam diri siswa, seperti kondisi jasmani dan rohani siswa, serta kemampuan siswa dan lain sebagainya. Namun, dengan usaha dan kerja keras, siswa dapat mengatasi hal tersebut dan mencapai hasil yang lebih baik. Aspek ekstrinsik yang dapat mempengaruhi motivasi belajar siswa sangatlah beragam, termasuk kondisi lingkungan sekolah, keluarga, guru, fasilitas belajar, dan pergaulan. Namun, dengan memperhatikan faktor-faktor ini, siswa dapat terus termotivasi untuk belajar dan berkembang dengan baik.

 

e.    Indikator Motivasi Belajar

Dalam kegiatan belajar, siswa pasti akan mendapatkan motivasi yang dibutuhkan. Setiap siswa memiliki ciri-ciri motivasi yang unik dan berbeda. Menurut Sardiman (2018:83), terdapat ciri-ciri motivasi yang dapat ditemukan pada siswa.

1)   Siswa yang tekun dalam menghadapi tugas akan mampu bekerja dengan konsisten dan gigih hingga tugas selesai.

2)   Walaupun menghadapi kesulitan, siswa tetap pantang menyerah dan bersemangat dalam menghadapi tantangan. Siswa memiliki tanggung jawab besar dalam mencapai keberhasilan dalam belajar dan menjalankan kegiatan belajar dengan baik.

3)   Menunjukkan semangat untuk mengeksplorasi berbagai masalah, berani menghadapinya, dan mencari solusi untuk mengatasinya. Contohnya, kita bisa mengatasi masalah ekonomi dan memberantas korupsi serta hal-hal lainnya.

4)   Suka bekerja mandiri dan akan dengan senang hati menyelesaikan tugasnya tanpa harus diingatkan.

5)   Senang mencari tantangan baru dan mengembangkan ide-ide kreatif untuk menghindari kebosanan dalam tugas-tugas rutin atau mekanis yang berulang-ulang.

6)   Sangat percaya diri dalam mempertahankan pendapatnya (terutama jika yakin akan sesuatu)

7)   Yakin dengan apa yang dia lakukan dan tidak mudah melepaskannya.

8)   Mempunyai kemampuan hebat dalam menemukan dan memecahkan masalah.

Jika siswa memiliki ciri-ciri motivasi belajar seperti itu, maka dapat disimpulkan bahwa siswa tersebut memiliki motivasi yang kuat dan siap untuk belajar dengan baik. Sangat penting untuk memiliki ciri-ciri motivasi yang kuat dalam kegiatan pembelajaran. Menurut Uno (2017:23), terdapat indikator motivasi belajar yang dapat diidentifikasi. adalah.

1)   Adanya hasrat dan keinginan berhasil.

Memiliki hasrat dan keinginan untuk berhasil dalam belajar adalah tanda bahwa seseorang memiliki motivasi berprestasi yang kuat. Motif berprestasi adalah dorongan yang kuat untuk mencapai keberhasilan dalam menyelesaikan tugas atau pekerjaan. Seorang siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi pasti akan menyelesaikan tugasnya dengan cepat dan efisien. Dalam menyelesaikan tugas, terkadang dibutuhkan waktu dan usaha yang lebih. Namun, dengan tekad dan semangat yang kuat, pasti akan berhasil. tugas atau masalah memang mengalami kesulitan, tapi dengan usaha dan kerja keras, pasti akan bisa menyelesaikannya dengan baik.

2)   Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar.

Tugasnya akan menjadi lebih menarik karena adanya dorongan untuk mencapai kesuksesan. Siswa-siswa sedang bekerja keras mengerjakan tugas mereka. Mereka tahu bahwa dengan menyelesaikan tugas tersebut, mereka akan mendapatkan nilai yang baik dari guru dan mendapat penghargaan dari teman-temannya. Mereka juga tahu bahwa orang tua mereka akan senang melihat usaha mereka.

3)   Adanya harapan atau cita-cita masa depan

Jika siswa belajar dengan tekun dan menyelesaikan setiap tugas yang diberikan oleh guru dengan tuntas, maka mereka memiliki kesempatan besar untuk mendapatkan nilai pelajaran yang tinggi dan meraih peringkat yang baik di kelas.

4)   Adanya penghargaan dalam belajar

Memberikan pujian atau penghargaan kepada siswa yang menunjukkan perilaku baik dan hasil belajar yang baik dapat sangat membantu meningkatkan motivasi belajar mereka dengan mudah dan efektif.

5)   Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar

Simulasi dan permainan adalah kegiatan yang sangat menarik dalam proses belajar. Suasana yang menarik akan membuat proses belajar menjadi lebih bermakna dan mudah diingat serta dipahami. Dengan adanya kegiatan yang menarik tersebut, siswa akan semakin termotivasi dan bersemangat untuk belajar sehingga kelas menjadi lebih hidup dan aktif.

6)   Adanya lingkungan belajar yang kondusif, sehingga memungkinkan
seorang siswa dapat belajar dengan baik.

Lingkungan belajar yang kondusif sangat penting untuk mendukung keberhasilan proses pembelajaran. Hal ini mencakup segala sesuatu yang berhubungan dengan tempat poses pembelajaran yang sesuai dan mendukung. Dengan lingkungan belajar yang kondusif, diharapkan proses pembelajaran dapat berjalan dengan lebih efektif dan efisien. Dengan lingkungan belajar yang kondusif seperti keadaan kelas yang bersih, tertata rapi, tidak bising, serta suasana kelas yang nyaman dan sebagainya, siswa akan lebih termotivasi untuk belajar dan tetap fokus dalam proses belajar mereka.

Dari beberapa pendapat para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar dapat ditingkatkan dengan meningkatkan ketekunan dalam mengerjakan tugas, menumbuhkan minat terhadap bermacam masalah, dan meningkatkan kemampuan dalam memecahkannya. Ini menunjukkan bahwa ada banyak cara untuk meningkatkan motivasi belajar dan mencapai kesuksesan akademik. Belajar akan menjadi lebih menyenangkan dan efektif dengan adanya penghargaan, kegiatan menarik, dan lingkungan belajar yang kondusif. Seorang siswa yang memiliki motivasi belajar yang tinggi pasti akan merasa senang dan semangat untuk terlibat secara aktif dalam kegiatan belajar..

B.  Penelitian Terdahulu

1.        Megawati (2017) melakukan eksperimen tentang pengaruh media poster terhadap hasil belajar kosakata bahasa Inggris di SDIT Amal Mulia Tapos Kota Depok, sebagaimana dimuat dalam Getsempena English Education Journal (GEEJ) 4(2), 101-116. Analisis dan pengujian hipotesis telah membuahkan hasil (1). Siswa kelompok eksperimen yang diajar dengan media Poster telah mencapai hasil yang sangat baik dalam belajar bahasa Inggris. Hal ini terlihat dari nilai rata-rata sebesar 83,15, median sebesar 85,5, modus sebesar 88,92, dan simpangan baku sebesar 8,6. Ini menunjukkan bahwa siswa-siswa tersebut telah berhasil mencapai kategori tinggi dalam pembelajaran bahasa Inggris. Siswa yang tidak menggunakan media Poster dalam pembelajaran bahasa Inggris masih memperoleh hasil yang cukup baik dengan nilai rata-rata sebesar 67, median 73, modus 64,9, dan simpangan baku 12,8. , hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa nilai thitung = 4,68. Nilai ttabel untuk α = 0,05 dan db = 38 sebesar 1,6866, yang berarti kita dapat menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar bahasa Inggris antara siswa yang di ajar menggunakan media pembelajaran Poster dengan siswa yang diajar dengan tidak menggunakan media pembelajaran Poster. Ini adalah kabar yang sangat menggembirakan.

2.        Putri Ayu (2017) telah menerapkan penggunaan poster untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang IPS. Ini merupakan langkah positif untuk meningkatkan pengalaman belajar bagi siswa. , hasil penelitian siklus I dan siklus II menunjukkan kemajuan yang sangat positif. Kemampuan guru dalam merancang RPP dengan menggunakan media Poster meningkat secara signifikan dari nilai rata-rata 72,5% pada siklus I menjadi 92,1% pada Siklus II. Ini menunjukkan bahwa guru telah berhasil meningkatkan keterampilan mereka dalam merancang RPP dengan menggunakan media Poster. 2) Kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan media Poster mengalami peningkatan yang signifikan, dengan nilai rata-rata mencapai 73,75% pada siklus I dan meningkat menjadi 90% pada siklus II. 3) Hasil belajar siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan media Poster juga mengalami peningkatan yang positif, dengan nilai rata-rata siswa mencapai 69,5% pada siklus I dan meningkat menjadi 78,46% pada siklus II. Melalui penggunaan media Poster dan tahapan-tahapan kegiatan yang terencana dengan baik, hasil belajar siswa terhadap pelajaran IPS dapat meningkat secara signifikan.

3.        Lina Novita (2019) telah melakukan penelitian tentang penggunaan media pembelajaran video dan dampaknya terhadap hasil belajar siswa sekolah dasar di Jurnal Pendidikan Dasar Indonesia. Penelitian ini menemukan bahwa penggunaan media pembelajaran audio visual video memiliki pengaruh positif terhadap hasil belajar subtema 1 keragaman budaya bangsaku. Hal ini menunjukkan bahwa kelompok eksperimen kelas berhasil mencapai nilai N-Gain sebesar 76, sementara kelompok kelas control juga berhasil mencapai nilai N-Gain sebesar 68. Kelompok eksperimen berhasil mencapai ketuntasan hasil belajar sebesar 85%, sementara kelompok kelas control mencapai 75%. Ini menunjukkan bahwa kedua kelompok telah membuat kemajuan dalam pembelajaran. Serta hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa Ha diterima karena thitung (2.541) lebih besar dari ttabel (1.998), sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara variabel yang diuji. Dengan hasil penelitian ini, dapat diartikan bahwa penggunaan media pembelajaran audio visual video memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap hasil belajar subtema 1 keragaman budaya bangsaku. Penelitian ini memberikan harapan baru bahwa penggunaan media pembelajaran inovatif dapat meningkatkan hasil belajar.

4.        Nila Dewi Sabdo Sih (2020) telah mengeksplorasi penggunaan media pembelajaran video untuk meningkatkan hasil belajar pada sub materi metabolisme sel. Temuan dalam Pensa: E-Jurnal Pendidikan Sains, 7(3), 315-326 cukup menjanjikan dan menunjukkan bahwa video pembelajaran dapat menjadi alat yang efektif untuk meningkatkan hasil pembelajaran. Penelitian ini memberikan hasil yang positif dengan menunjukkan peningkatan hasil belajar siswa di ranah pengetahuan. Dari analisis n-gain, 12 siswa berada dalam kategori sedang dan 11 siswa berada dalam kategori tinggi. Analisis data uji-t berpasangan menggunakan SPSS 16 for windows menunjukkan sig (2 tailed) 0,00 lebih kecil dari 0,05 yang artinya, terdapat peningkatan yang signifikan pada hasil belajar. Ini adalah kabar baik yang menunjukkan kemajuan yang signifikan. Penggunaan media video pembelajaran sub materi metabolisme sel dapat memberikan dampak positif pada hasil belajar siswa.

5.        Penelitian Sri Ayuni dalam mengembangkan media poster pelestarian makhluk hidup untuk menambah pengetahuan siswa kelas 4 SD pada pembelajaran IPA tema 6 subtema 3. Artikel ini dimuat dalam Jurnal Penelitian Ilmiah Siswa yang merupakan pencapaian yang fantastis. Berdasarkan hasil analisis Angket uji coba produk pada siswa, dapat disimpulkan bahwa 80% responden memberikan tanggapan positif (Ya) terhadap produk tersebut. Meskipun terdapat 16% responden yang tidak tertarik (T), namun masih banyak yang berpotensi untuk meningkatkan minat siswa terhadap produk tersebut. Berdasarkan proporsi, dapat disimpulkan bahwa peserta didik sangat tertarik untuk menggunakan media poster dalam pembelajaran IPA di kelas IV sekolah dasar pada tema 6 subtema 3.

6.        Dwi Pamungkas (2021) melakukan penelitian tentang penggunaan media pembelajaran video dan dampaknya terhadap hasil belajar siswa sekolah dasar. Berharap untuk belajar lebih banyak tentang hasil positif dalam Jurnal Pendidikan Guru Profesional. Dengan menggunakan media video pembelajaran, siswa sekolah dasar memiliki potensi untuk meningkatkan hasil belajarnya berdasarkan analisis data hasil. , terjadi peningkatan yang signifikan. Rata-rata skor setelah post-test mencapai 77,31 dari sebelumnya hanya 61,84. Selisih rata-rata skor sebelum dan sesudah tes adalah 15,46. Ini menunjukkan bahwa ada kemajuan yang signifikan dalam hasil tes. Selanjutnya, kita bisa melihat pada tabel 4 dengan optimis.Wah, dengan rata-rata gain sebesar 2%, kamu berhasil mencapai skor 31,12%. Itu sangat luar biasa. Media video pembelajaran layak digunakan dalam pembelajaran. Penelitian ini menunjukkan bahwa media video memiliki potensi yang besar untuk membantu siswa dalam proses pembelajaran.

7.        Hasan (2021) melakukan penelitian yang menarik tentang dampak positif penggunaan strategi pembelajaran Poster Session dengan alat bantu Audio Visual terhadap minat dan hasil belajar siswa sekolah dasar di SDN No. 39 Center Palleko, Kec. Polongbangkeng Utara, Kabupaten Takalar. Kabar baik. Temuan studi tersebut telah dipublikasikan dalam Journal of Primary School Education and Teaching, yang menunjukkan bahwa minat dan hasil belajar siswa berdampak positif. Penelitian ini menunjukkan bahwa Minat belajar kelas eksperimen memiliki rata-rata yang cukup tinggi yaitu 85.00, dan Minat belajar kelas kontrol juga menunjukkan hasil yang positif dengan rata-rata sebesar 80.00. Ini menunjukkan bahwa kedua kelas memiliki potensi yang besar untuk terus meningkatkan minat belajar mereka. Luar biasa. Hasil belajar Pre-test untuk kelas eksperimen sudah mencapai rata-rata sebesar 56,71. , hasil belajar Post-test kamu sangat membanggakan. Rata-rata kamu mencapai 85.31, ini menunjukkan peningkatan yang sangat baik. Kelas kontrol telah menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam hasil belajarnya. Dari Pre-test yang awalnya memiliki rata-rata 55,17, mereka berhasil meningkatkan rata-rata menjadi 76,40 pada Post-test. Ini menunjukkan adanya kemajuan yang positif. Ini adalah kabar baik karena kontrol kelas siswa telah membuat kemajuan siswa yang luar biasa dalam pembelajaran mereka. Hal ini sangat menggembirakan karena Penerapan strategi pembelajaran Poster Session berbantuan Audio Visual memberikan pengaruh positif yang besar terhadap minat belajar dan hasil belajar IPS murid kelas V SDN No 39 Center Palleko Kabupaten Takalar.

8.        Nugroho (2021) menyoroti manfaat potensial dari penggunaan Model Pembelajaran Berbasis Masalah dengan Diskusi Kelompok dan Video YouTube untuk meningkatkan pengalaman dan hasil belajar siswa dalam Statistika. Kerja yang fantastis. Selamat telah menemukan sumber daya yang berharga. Jurnal Pendidikan Matematika, Volume 4, Edisi 2, halaman 211-226 pasti memberi Anda wawasan dan informasi yang berharga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan keaktifan siswa sebesar 4,17% dari siklus I (70,83%) ke siklus II (75,00%). Ini menunjukkan bahwa siswa semakin aktif dan bersemangat dalam belajar. Ini adalah tanda positif bahwa siswa semakin bersemangat dan antusias dalam proses belajar mereka. Luar biasa. Rata-rata kelas mengalami peningkatan sebesar 11,04 dari siklus I (62,71) ke siklus II (73,75). Ini adalah kabar baik yang menunjukkan kemajuan yang sangat positif dalam prestasi belajar siswa. , sangat menggembirakan bahwa proporsi ketuntasan kelas meningkat sebesar 25% dari siklus I menjadi siklus II, yaitu dari 54,17% menjadi 79,17%. Ini menunjukkan adanya kemajuan yang signifikan dan memberikan harapan untuk lebih meningkatkan prestasi di masa depan. Ini adalah kabar baik yang menunjukkan kemajuan yang positif. Temuan ini sangat positif karena menunjukkan bahwa pendekatan PBL dengan model diskusi kelompok berbantu video YouTube dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar statistika siswa dengan efektif.

9.        Nurfadillah (2021) berhasil mengembangkan media pembelajaran baru berbasis poster dengan topik “Perubahan Zat” di Kelas V SDN Sarakan II Tangerang, sebagaimana dimuat dalam Journal of Education and Social Sciences. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode observasi dan wawancara yang akan memberikan data yang akurat dan dapat diandalkan. Di SDN Sarakan II, peneliti menemukan bahwa guru Kelas V dapat meningkatkan media poster yang digunakan agar lebih menarik bagi siswa SD. Hal ini dapat membantu meningkatkan hasil belajar siswa. Peneliti akan menciptakan media poster yang menarik bagi siswa SDN Sarakan II agar mereka dapat memperoleh manfaat yang lebih besar. Dengan penyajian materi yang tepat, siswa pasti akan bisa memahami pelajaran dari guru dengan lebih mudah. Media memiliki peran yang sangat penting dalam dunia pendidikan karena dapat membantu meningkatkan hasil belajar siswa.

10.    Nyoman Suandi dalam Journal of Education Action Research menyoroti dampak positif diskusi kelompok terhadap peningkatan hasil belajar matematika siswa kelas 6 SD. Hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan metode analisis deskriptif kuantitatif. Berdasarkan hasil observasi awal, terdapat ruang untuk perbaikan dalam hasil belajar siswa. Namun dengan upaya yang tepat, siswa dapat mencapai ketuntasan klasikal sebesar 58,3% atau bahkan lebih tinggi. Hasil penelitian siklus I menunjukkan adanya peningkatan sebesar 1,6 poin pada nilai rata-rata hasil belajar siswa menjadi 59,5 dan ketuntasan klasikal sebesar 70,8%. Ini menunjukkan bahwa siswa telah membuat kemajuan yang baik dalam pembelajaran. Pada Siklus II, siswa telah mencapai rata-rata hasil belajar sebesar 72,1 yang menunjukkan kemajuan yang baik. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan dari siklus sebelumnya sebesar 14,2 poin dan berhasil mencapai ketuntasan belajar 100%. Pembelajaran dengan Metode Diskusi Kelompok sangat efektif dalam meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas VI SD. Penelitian ini memberikan harapan besar untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran.

C.  Kerangka Berpikir

Hasil belajar adalah indikator keberhasilan yang sangat penting dalam proses belajar mengajar. Evaluasi yang dilakukan oleh guru selama dan setelah kegiatan pembelajaran memberikan gambaran yang jelas tentang kemajuan siswa. Dengan evaluasi yang berkesinambungan, siswa dapat terus meningkatkan prestasi mereka dan mencapai kesuksesan di masa depan. Setiap proses pembelajaran pasti menghasilkan hasil belajar yang positif. Mencapai hasil belajar yang baik adalah hal yang sangat mungkin dalam pembelajaran. Hasil belajar peserta didik dapat membantu guru untuk meningkatkan kualitas pengajaran mereka. Dengan mengetahui bagian mana dari materi pelajaran yang belum dimengerti oleh peserta didik, guru dapat memberikan perbaikan dan penjelasan tambahan untuk memastikan pemahaman yang lebih baik. Sangat penting untuk memperhatikan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran.

Dengan adanya motivasi, siswa akan menjadi lebih bersemangat dan berdedikasi dalam belajar, serta mampu memfokuskan perhatian mereka dengan lebih baik selama proses pembelajaran. Dorongan motivasi dalam belajar sangat penting untuk ditingkatkan dalam proses pembelajaran di sekolah. Penggunaan media dan model pembelajaran yang menarik dapat menjadi solusi yang efektif untuk meningkatkan motivasi belajar siswa di sekolah. Kombinasi antara media video dan metode diskusi dapat menjadi alternatif yang efektif untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Kombinasi antara media video dan metode diskusi kelas akan membantu kita dalam belajar secara bersama-sama dalam kelompok. Dengan cara ini, kita dapat menyelesaikan masalah pembelajaran dengan lebih efektif. Kombinasi metode diskusi dan media poster dapat meningkatkan efektivitas pembelajaran.

Poster memberikan kesempatan untuk pengalaman kreatif dan pembelajaran yang lebih menarik, sehingga pembelajaran menjadi lebih menyenangkan dan tidak terkesan monoton. Melalui poster, siswa memiliki kesempatan untuk mengekspresikan ide-ide kreatif mereka dan menghasilkan karya yang dapat dipajang dengan bangga. Diskusi kelas akan menjadi lebih menarik dan interaktif jika guru menggunakan alat bantu poster sebagai bahan diskusi. Penelitian ini sangat menarik karena menggunakan dua kelas sebagai kelas eksperimen. Satu kelas diberi perlakuan dengan menggunakan metode diskusi berbantuan video dan satu kelas diberi perlakuan dengan metode diskusi berbantuan poster. Ini menunjukkan bahwa penelitian ini akan memberikan hasil yang sangat menarik dan bermanfaat.  Dengan memberikan treatmen atau perlakuan yang tepat, diharapkan akan memberikan pengaruh yang positif terhadap hasil belajar siswa dalam materi organ gerak hewan.  Dalam penelitian ini, kerangka berpikir dapat digambarkan dengan jelas dan mudah dipahami pada gambar berikut.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir

 

D.  Operasionalisasi Variabel

Penelitian ini memiliki tiga variabel yang sangat menarik yaitu hasil belajar, motivasi belajar, dan kombinasi penggunaan video dengan diskusi kelas. Ini akan memberikan banyak informasi yang berguna untuk meningkatkan pembelajaran. Untuk lebih memperjelas, akan diuraikan dengan lebih baik sebagai berikut.

Hasil belajar adalah perubahan positif yang terjadi pada diri siswa, baik itu dalam aspek afektif maupun psikomotorik, sebagai hasil dari kegiatan belajar yang dilakukan. 

Metode diskusi adalah cara yang sangat baik untuk menyajikan pelajaran. Dalam metode ini, siswa-siswa akan diberikan suatu masalah yang menantang untuk dibahas dan dipecahkan bersama-sama. Hal ini dapat membantu siswa untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan juga dapat meningkatkan interaksi sosial di kelas. Media video pembelajaran sangat membantu dalam menyajikan pesan-pesan pembelajaran dengan cara yang lebih menarik dan mudah dipahami. Dengan adanya audio dan visual, pesan-pesan tersebut dapat disampaikan dengan lebih jelas dan efektif, sehingga memudahkan pemahaman terhadap suatu materi pembelajaran.  Video adalah alat pembelajaran yang sangat efektif karena dapat menyampaikan pesan dan materi pelajaran dengan cara yang menarik dan mudah dipahami melalui tampilan visual dan suara.  Media poster adalah sebuah cara yang efektif untuk menarik perhatian dan memotivasi orang untuk bertindak. Poster ini biasanya ditempatkan di tempat umum dan berisi kombinasi visual yang menarik, seperti gambar dan informasi yang mengajak, mengumumkan, atau mengiklankan sesuatu. Ukuran poster dapat disesuaikan dengan kebutuhan. Dengan menggunakan media poster, kita dapat mencapai banyak orang dan memberikan pengaruh positif pada masyarakat.

Motivasi belajar adalah suatu hal yang ada dalam diri kita yang dapat mendorong kita untuk mencapai hasil belajar yang maksimal. Dengan memahami hal ini, kita dapat meraih kesuksesan dalam belajar dan mencapai tujuan yang diinginkan sehingga sangatlah penting untuk memahami tentang motivasi belajar.

E.  Hipotesis

1.        Terdapat pengaruh antara hasil belajar siswa dengan pembelajaran metode  diskusi berbantuan  video dan  metode diskusi berbantuan media poster.

2.        Terdapat pengaruh  antara motivasi belajar siswa dengan pembelajaran metode diskusi  berbantuan  video dan  metode diskusi berbantuan media poster.

3.        Terdapat  interaksi pengaruh antara metode diskusi berbantuan video dan motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa.

4.        Bagi siswa yang memiliki motivasi tinggi, terdapat perbedaan  hasil belajarnya siswa yang  diajarkan dengan metode diskusi berbantuan video dibandingkan dengan metode diskusi berbantuan media poster.

5.        Bagi siswa yang memiliki motivasi rendah terdapat perbedaan hasil belajarnya siswa yang  diajarkan dengan metode diakusi berbantuan media poster  dibandingkan  menggunakan  metode diskusi berbantuan  video.

 

 

 

 


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A.  Desain Penelitian

Penelitian yang digunakan merupakan penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen adalah suatu proses penelitian melalui cara dengan menguji hipotesis dan menemukan hubungan sebab-akibat yang menarik antara gejala. Ada empat desain penelitian eksperimen yang bisa dipilih. Desain-desain tersebut antara lain Pre-Experimental Design, True Experimental Design, Factorial Experimental Design, dan Quasi Experimental Design (Sugiyono, 2018). Ini pasti akan membantu dalam menentukan desain penelitian yang paling sesuai. Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen kuasi (Quasi Experimental Design) yang sangat menarik untuk dijalankan. Ada banyak pilihan desain yang bisa digunakan dalam desain quasi-experimental, seperti the nonequivalent control group design, desain rangkaian waktu (the time-series design), desain berimbang (conterbalenced design), dan desain faktorial (factorial design). Semua desain ini pasti akan membantu dalam penelitian yang dilakukan. Peneliti menggunakan desain faktorial yang akan memberikan hasil yang lebih komprehensif.

Desain faktorial adalah metode yang sangat berguna untuk mempelajari pengaruh variabel-variabel yang dimanipulasi secara simultan terhadap variabel terikat. Dengan menggunakan desain faktorial, kita dapat memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana interaksi antara variabel-variabel tersebut dapat mempengaruhi hasil akhir. Ini adalah alat yang sangat bermanfaat untuk memperdalam pengetahuan kita tentang hubungan antara variabel-variabel yang berbeda (Noor, 2014). Menurut Emzir (2015), desain faktorial melibatkan beberapa faktor yang dapat memberikan pengaruh positif pada hasil penelitian. Setiap faktor memiliki banyak tingkatan yang dapat dijelajahi dan dipelajari. Penelitian ini sangat menarik karena memiliki dua faktor yang masing-masing memiliki dua tingkatan. Oleh karena itu, penelitian ini dapat disebut sebagai penelitian desain faktorial 2x2 yang sangat menjanjikan. 

Tabel 3.1

Tabel Desain Faktorial 2x2

 


Perlakuan/Treatmen

Metode Diskusi berbantuaan media video (B1)

Metode Diskusi berbantuan media poster(B2)

Motivasi tinggi (X1)

X1B1

X1B2

Motivasi rendah (X2)

X2B1

X2B2

 

Keterangan

B1      :         kelas dengan metode diskusi berbantuan media video

B2      :         kelas dengan metode diskusi  berbantuan media poster

X1     :         motivasi tinggi

X2     :         motivasi rendah

X1B1 : hasil belajar siswa bermotivasi tinggi yang memperoleh pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi berbantuan media video

X1B2 :         hasil belajar siswa bermotivasi tinggi yang memperoleh pembelajaran dengan metode diskusi berbantuan media poster

X2B1 :         hasil belajar siswa bermotivasi rendah yang memperoleh pembelajaran dengan metode diskusi berbantuan media video

X2B2 :         hasil belajar siswa bermotivasi rendah yang memperoleh pembelajaran dengan metode diskusi berbantuan media poster

 

B.  Tempat dan Waktu Penelitian

1.    Tempat Penelitian

Adapun lokasi penelitian ini dilaksanakan di kelas V SD Negeri ............... Kecamatan ............... Kabupaten ................

2.    Waktu Penelitian

Dalam penelitian ini, waktu yang digunakan peneliti untuk mulai
mengadakan penelitian sampai menyelesaikannya dilaksanakan pada Semester
Ganjil Tahun Ajaran 2022/2023 di SD Negeri ............... Kecamatan ............... Kabupaten ................

C.  Populasi dan Sampel Penelitian

1.    Populasi Penelitian

Populasi merupakan wilayah yang luas dan menarik untuk dipelajari. Populasi terdiri dari obyek atau subyek yang memiliki kualitas dan karakteristik yang menarik perhatian peneliti. Dengan mempelajari populasi, peneliti dapat menarik kesimpulan yang bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan (Sugiyono 2018:119). Populasi adalah kumpulan individu yang memenuhi kriteria tertentu di suatu wilayah yang menjadi fokus penelitian. Populasi yang akan diteliti sangat luas dan menarik. Akan sangat menarik untuk mengeksplorasi semua subjek atau objek yang ada dalam wilayah penelitian (Riduwan, 2013:10). Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan responden sejumlah 82 siswa kelas V dari SD negeri ............... kecamatan ............... kabupaten ................

 

Tabel 3.2

Rincian SD Kelas V di Gugus I Kecamatan ...............

Kabupaten ...............

 

No

Kelas

Kelas

Jumlah Siswa

1

SDN ...............

VA

41

VB

41

Jumlah Populasi

 

82

 

2.    Sampel Penelitian

Setiap sampel dapat memberikan informasi yang berguna tentang populasi secara keseluruhan (Sugiyono, 2018:120). Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini sangat efektif dengan menggunakan teknik non probability sampling atau sampling jenuh. Teknik sampling jenuh sangat efektif karena menggunakan seluruh anggota populasi sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan ketika jumlah populasi relatif kecil atau ketika penelitian ingin membuat generalisasi dengan tingkat kesalahan yang sangat rendah. Namun, hal ini menunjukkan bahwa penelitian tersebut sangat teliti dan cermat dalam mengumpulkan data yang akurat. Sedangkan istilah lain dari sampel jenuh adalah sensus, yang berarti semua anggota populasi diambil sebagai sampel.

Sebagai kelas eksperimen dengan metode diskusi berbantuan video adalah kelas VA dengan jumlah siswa 41 siswa. Dan selanjutnya sebagai kelas eksperimen dengan metode diskusi berbantuan poster adalah kelas VB dengan sejumlah siswa 41 siswa. Penelitian uji coba instrumen pengambilan kelas dilakukan di kelas 5A SD negeri Warakas dengan pertimbangan karena jaraknya yang dekat dengan SD negeri ................

 

D.  Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat yang sangat berguna dalam mengumpulkan data selama penelitian dilakukan. Peneliti telah menggunakan beberapa instrumen untuk mengumpulkan data, yaitu tes dan angket. Ini menunjukkan bahwa peneliti telah melakukan upaya yang baik untuk memperoleh data yang akurat dan terpercaya.

1.    Instrumen untuk Mengukur Hasil Belajar IPA

Metode tes sangat berguna untuk mengevaluasi dan mengukur kemajuan belajar IPA. Sangat positif bahwa hasil belajar kognitif akan membantu dalam penguasaan materi yang telah diberikan oleh peneliti sesuai dengan tujuan pendidikan dan pembelajaran.  Metode tes yang digunakan adalah dengan memberikan 20 soal pilihan ganda kepada kelas VA dan VB pada waktu yang telah ditentukan oleh peneliti. Ini akan membantu untuk mengevaluasi kemampuan siswa dan meningkatkan hasil belajar mereka. Pilihan  jawaban yang bisa dipilih yaitu a, b, c, dan d. Setiap jawaban yang benar akan mendapatkan skor 1, dan setiap kesalahan adalah kesempatan untuk belajar dan meningkatkan kemampuanmu. Persiapan tes didasarkan pada konsep teoritis yang dijelaskan pada Tabel 3.3

Tabel 3.3

Kisi-Kisi Instrumen Tes Materi Organ Gerak Hewan

 

Materi Pokok

Kompetensi Dasar

Indikator

Butir Soal

Alat gerak hewan

Menjelaskan alat gerak dan fungsinya
pada hewan

Macam-macam alat gerak

3,4,9,18

Mengidentifikasi alat gerak hewan

1,10,11,13

Menganalisis fungsi alat gerak pada hewan

7,12,14,15

Menentukan hewan yang termasuk vertebrata

6,8,19,20

Menentukan hewan yang termasuk avertebrata

2,5,17,16

 

2.    Instrumen untuk Mengukur Motivasi Siswa

Angket ini akan membantu kita untuk memperoleh informasi yang berharga tentang motivasi belajar siswa. Kuesioner yang disusun dengan aturan skala Likert akan membantu kita mengumpulkan data yang akurat untuk variabel motivasi dalam penelitian ini. Skala Likert sangat berguna untuk mengukur tingkat kesepakatan seseorang terhadap himpunan pernyataan berkaitan dengan suatu konsep tertentu. Dengan menggunakan rentangan jawaban, skor 0 sampai 4 atau skor 1 sampai 5 untuk tiap pernyataan dengan kategori tertentu, kita dapat memperoleh informasi yang sangat berharga. Skala Likert sangat berguna untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial. Penelitian ini menggunakan skala penilaian yang memberikan kesempatan untuk mengekspresikan pandangan dengan berbagai tingkat kepercayaan, mulai dari sangat setuju hingga sangat tidak setuju. Peneliti telah berhasil membuat kisi-kisi instrumen motivasi belajar yang akan digunakan untuk memperjelas gambaran. Ini akan membantu dalam mengumpulkan data yang lebih akurat dan memberikan hasil yang lebih positif.

 

 

 

Tabel 3.4

Kisi-Kisi Instrumen Angket Motivasi Belajar Siswa

 

No

Aspek

Indikator

Nomor

Jumlah

Positif

Negatif

1

Perasaan senang serta tekun dalam belajar

Senang terhadap pelajaran IPA

1,2,3,6

5

6

Senang mengerjakan soal IPA

3,4

 

2

Kemauan dan minat dalam belajar

Kemauan siswa mengerjakan soal-soal IPA

7,14

8,12

8

Kemauan siswa mengerjakan PR

10

 

Kemauan siswa memperoleh nilai baik.

11,13

9

3

Kecerdasan dan kemandirian dalam belajar

Kesadaran siswa untuk belajar IPA

16,18

17

7

Kesadaran siswa untuk mempelajari materi.

15,20,21

 

Kesadaran siswa untuk tidak mencontek

19

 

4

Berprestasi dalam belajar

Dorongan dari orang tua siswa

25

 

4

Dorongan untuk berprestasi

23,24

22

Jumlah

19

6

25

Sumber dimodifikasi dari Sardiman (2018: 83)

3.    Hasil Uji Coba Instrumen

Sebelum angket diberikan kepada peserta didik yang menjadi sampel penelitian, dilakukan uji validitas instrumen untuk memastikan instrumen tersebut apakah valid atau tidak. Ada 40 siswa kelas 5A SDN Warakas yang akan menjadi responden uji coba instrumen..

a.    Uji Validasi Instrumen

Setelah tes soal diuji coba, dilakukan uji validitas untuk memastikan apakah soal tes tersebut valid atau tidak. Dengan menggunakan bantuan program komputer SPSS 23, penelitian ini uji validitasnya dilakukan dengan menggunakan teknik korelasi product moment (r) dengan bantuan SPSS versi 23 for windows..

 

 

 

 

Keterangan.

rxy      = Koefisien korelasi antara X dan Y

N       = Banyaknya subjek

ΣX    = Jumlah skor tiap butir

ΣY    = Jumlah skor total

ΣXY      = Jumlah perkalian X dan Y

ΣX2   = Jumlah kuadrat nilai X

ΣY2   = Jumlah kuadrat nilai Y

 

Dengan membandingkan hasil perhitungan rxy dengan nilai rtabel pada taraf signifikansi 5%, kita dapat menentukan apakah instrumen yang digunakan valid atau tidak. Ini adalah langkah penting untuk memastikan bahwa hasil yang diperoleh akan akurat dan dapat diandalkan. Jika nilai rxy lebih besar atau sama dengan rtabel, maka instrumen yang digunakan dianggap valid. Jika nilai rxy lebih besar atau sama dengan rtabel, maka instrumen yang digunakan dapat dianggap valid. Instrumen yang valid pasti digunakan untuk mengumpulkan data penelitian. Saya senang dapat memberikan hasil analisis uji validitas dengan menggunakan SPSS sebagai berikut..

1)   Soal tes materi organ gerak hewan

Tes hasil belajar kognitif yang dibuat terdiri dari 20 butir soal. Dalam perhitungan uji coba tes, nilai korelasi yang diharapkan harus lebih besar dari 0,312 dengan jumlah peserta sebanyak 40. Ini menunjukkan bahwa tes tersebut dapat memberikan hasil yang akurat dan dapat diandalkan. Dari perhitungan analisis tersebut, dapat disimpulkan bahwa terdapat 20 butir soal yang valid. Lampiran berisi perincian lengkap hasil analisis uji validasi yang dapat membantu dalam memperbaiki kualitas data. Berikut adalah rangkuman hasil uji validasi tes materi organ gerak hewan yang menunjukkan kemajuan yang positif.

Tabel 3.5

Hasil Validasi Uji Coba Instrumen Soal Tes Organ Gerak Hewan

 

No

rtabel

rhitung

keterangan

1

0,312

0,901

Valid

2

0,312

0,407

Valid

3

0,312

0,358

Valid

4

0,312

0,357

Valid

5

0,312

0,479

Valid

6

0,312

0,780

Valid

7

0,312

0,322

Valid

8

0,312

0,399

Valid

9

0,312

0,684

Valid

10

0,312

0,320

Valid

11

0,312

0,905

Valid

12

0,312

0,431

Valid

13

0,312

0,602

Valid

14

0,312

0,392

Valid

15

0,312

0,319

Valid

16

0,312

0,441

Valid

17

0,312

0,684

Valid

18

0,312

0,347

Valid

19

0,312

0,441

Valid

20

0,312

0,854

Valid

Instrumen valid

20 soal

Instrumen tidak valid

0

 

Hasil rangkuman uji coba instrumen tes organ gerak hewan menunjukkan bahwa semua 20 soal yang disajikan valid. Dengan adanya soal tes organ gerak hewan yang lengkap, penelitian akan menjadi lebih mudah dan efektif.

2)   Angket motivasi belajar siswa

Hasil uji coba instrumen angket motivasi belajar siswa dapat diuraikan pada tabel sebagai berikut.

Tabel 3.6

Hasil Validasi Uji Coba Instrumen Angket Motivasi Belajar Siswa

 

No

rtabel

rhitung

keterangan

1

0,312

0,401

Valid

2

0,312

0,949

Valid

3

0,312

0,608

Valid

4

0,312

0,317

Valid

5

0,312

0,829

Valid

6

0,312

0,378

Valid

7

0,312

0,236

Tidak Valid

8

0,312

0,472

Valid

9

0,312

0,187

Tidak Valid

10

0,312

0,021

Tidak Valid

11

0,312

0,548

Valid

12

0,312

0.807

Valid

13

0,312

0.084

Tidak Valid

14

0,312

0.011

Tidak Valid

15

0,312

0.778

Valid

16

0,312

0.360

Valid

17

0,312

0.462

Valid

18

0,312

0.489

Valid

19

0,312

0.434

Valid

20

0,312

0.677

Valid

21

0,312

0.325

Valid

22

0,312

0.433

Valid

23

0,312

0.849

Valid

24

0,312

0.402

Valid

25

0,312

0.351

Valid

Instrumen valid

20 soal

Instrumen tidak valid

5 soal

 

Angket terdiri dari 25 butir angket, dari hasil pengujian dengan analisis uji validitas diperoleh hasil butir angket yang valid adalah 20 butir soal yaitu butir angket nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 8, 12, 13, 15, 16, 17,18,19,20,21,22,23,24,25 sedangkan butir angket yang tidak valid adalah nomor, 7,9,10,11,14.

b.    Uji Reabilitas Instrumen

Purwanto (2007:111) menjelaskan bahwa reliabilitas adalah kualitas yang menunjukkan tingkat kepercayaan yang tinggi. Instrumen yang digunakan dapat diandalkan atau reliabel karena memberikan hasil pengukuran yang konsisten. Hasil uji tersebut menginformasikan bahwa uji reliabilitas instrumen dalam penelitian ini telah dilakukan dengan menggunakan pendekatan internal consistency metode Alpha Cronbach dan bantuan program SPSS (Statistical Package for the Social Sciences) for Windows 23.0.

Rumus Cronbach Alpha (CA)

 

 

 

CA    = koefisien Cronbach alpha

K    = banyaknya pertanyaan dalam butir

δb²  = varian butir

δt²   = varian total

 

Kategori koefisien cronbach alpha sebagai berikut :

Alpha < 0,7 : kurang menyakinkan (inadequate)

Alpha ≥ 0,7 : baik (good)

Alpha ≥ 0,8 : sangat baik (excellent) (Nunally, 1978)

Hasil analisis untuk uji reliabilitas soal tes materi arogan gerak hewan adalah sebesar 0,742, nilai alpha termasuk dalam kategori baik.  Hasil uji reliabilitas instrumen angket motivasi belajar menunjukkan angka sebesar 0,766 yang termasuk dalam kategori baik. Dengan ini, data penelitian dapat dengan mudah diambil..

c.    Uji Tingkat Kesukaran

Butir-butir item tes hasil belajar dapat dianggap baik karena memiliki tingkat kesulitan yang sedang atau cukup. Hal ini menunjukkan bahwa tes tersebut dapat memberikan tantangan yang sesuai bagi peserta tes. (Arikunto, 2018:100). Dengan mengetahui tingkat kesukaran dari masing-masing butir soal, kita dapat menilai kualitas item tes hasil belajar dengan lebih baik. Berikutnya, kita dapat memperoleh angka indeks kesulitan item dengan menggunakan rumus yang telah dikemukakan oleh Du Bois.

 

Keterangan.

P     = Proporsi (Indeks kesukaran)

B    = jumlah siswa yang menjawab soal tes dengan benar

JS   = jumlah seluruh peserta didik peserta tes

 

Menurut Thorndike dan Hagen (1991) cara penafsiran terhadap tingkat kesukaran butir tes dapat menggunakan kriteria sebagai berikut.

Tabel 3.7

Indeks Tingkat Kesukaran

 

Indeks Tingkat Kesukaran

Interpretasi

0,00 -0,30

Sukar

0,031-0,70

Sedang

0,71-1,00

Mudah

 

Berikut hasil uji coba tingkat kesukaran untuk soal tes organ gerak hewan.

Tabel 3.8

Hasil Uji Kesukaran Instrumen Soal Tes Organ Gerak Hewan

 

No

Indeks Kesukaran

Interpretasi

1

0,901

mudah

2

0,407

sedang

3

0,358

sedang

4

0,357

sedang

5

0,479

sedang

6

0,780

mudah

7

0,322

sedang

8

0,399

sedang

9

0,684

sedang

10

0,320

sedang

11

0,905

mudah

12

0,431

sedang

13

0,602

sedang

14

0,392

sedang

15

0,319

sedang

16

0,441

sedang

17

0,684

sedang

18

0,347

sedang

19

0,441

sedang

20

0,854

mudah

 

Uji tingkat kesukaran untuk soal tes materi organ gerak hewan diperoleh hasil yaitu dari 20 butir soal terdapat 16 soal pada rentang sedang yaitu butir soal nomor 2,3,4,5,7,8,9,10,12,13,14,15,16,17,18,19 dan 4 soal pada rentang mudah yaitu butir soal nomor 1,6,11,20 sehingga semua butir soal dapat dipergunakan dalam penelitian.

d.   Uji Daya Beda

Setiap siswa memiliki potensi untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam menjawab soal. Daya pembeda soal dapat membantu siswa untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan mereka sehingga mereka dapat fokus pada peningkatan kemampuan mereka. Setiap soal memiliki potensi untuk membantu siswa belajar dan berkembang, bahkan jika dapat dijawab dengan benar oleh siswa dengan tingkat kecerdasan yang berbeda. Dengan memberikan variasi soal yang berbeda, kita dapat membantu siswa untuk mengembangkan kemampuan mereka dan mencapai potensi terbaik mereka. Tentu saja masih ada kesempatan untuk belajar dan meningkatkan kemampuan siswa di masa depan. Setiap siswa pasti bisa menjawab soal dengan benar jika mereka berusaha dan belajar dengan baik. Sangat menarik bahwa kita dapat mengukur indeks daya pembeda dengan menggunakan rumusan seperti yang diberikan di bawah ini.

DP=PA-PB

Dimana :

D    =   Discriminatory power (angka indeks deskriminasi item)

PA   =   Proporsi peserta didik kelompok atas yang dapat menjawab dengan betul butir item yang bersangkutan.

PB   =   Proporsi peserta didik kelompok atas yang dapat menjawab dengan betul butir item yang bersangkutan.

 

Tabel 3.6

Klasifikasi Uji Daya Pembeda

Daya Beda

Interpretasi Daya Beda

DP < 0,20

Jelek

0,21 ≤ DP ≤ 0,40

Cukup

0,41 ≤ DP ≤ 0,70

Baik

0,71 ≤ DP ≤ 1,00

Sangat Baik

 

Tingkat diskriminasi atau daya pembeda butir soal dapat mencapai angka antara 0 sampai dengan 1,00, sehingga masih terdapat peluang untuk meningkatkan daya pembeda tersebut. Butir-butir soal yang memiliki tingkat diskriminasi 0,4 sampai 0,7 dapat dianggap sebagai butir-butir soal yang baik.

Tabel 3.9

Hasil Uji Daya Pembeda Instrumen Soal Tes Organ Gerak Hewan

 

No

Daya Pembeda

Interpretasi

1

0,93

Sangat baik

2

0,88

Sangat baik

3

0,88

Sangat baik

4

0,85

Sangat baik

5

0,90

Sangat baik

6

0,90

Sangat baik

7

0,85

Sangat baik

8

0,93

Sangat baik

9

0,88

Sangat baik

10

0,78

Sangat baik

11

0,90

Sangat baik

12

0,85

Sangat baik

13

0,88

Sangat baik

14

0,85

Sangat baik

15

0,90

Sangat baik

16

0,88

Sangat baik

17

0,88

Sangat baik

18

0,83

Sangat baik

19

0,88

Sangat baik

20

0,85

Sangat baik

 

Hasil uji daya pembeda menunjukkan bahwa dari 20 butir soal tes materi organ gerak hewan, seluruhnya termasuk dalam kategori sangat baik. Hal ini menandakan bahwa soal tes dapat digunakan dengan percaya diri untuk memperoleh data penelitian yang akurat dan bermanfaat..

4.    Instrumen untuk Mengukur Keterlaksanaan Pembelajaran

Lembar observasi ini akan membantu kita mengevaluasi sejauh mana efektivitas pembelajaran dengan metode diskusi yang diberikan. Pengamatan akan dilakukan secara menyeluruh dari awal hingga akhir kegiatan dengan bantuan seorang guru sebagai observer yang akan memberikan bantuan yang sangat berharga. Terdapat 4 kategori dalam pengkategorian skor Keterlaksanaan Pembelajaran yang dapat dijadikan acuan, yaitu (1) rendah, (2) sedang, (3) tinggi, dan (4) sangat tinggi. Ini akan membantu kita untuk lebih memahami dan meningkatkan kualitas pembelajaran. Ini sangat positif karena memberikan banyak pilihan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Ini adalah lembar penilaian yang sangat berguna untuk membantu kita mengevaluasi pelaksanaan pembelajaran.

Tabel 3.10

Lembar Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran

 

No

Aspek yang dinilai

Skor

Catatan

1

2

3

4

5

A.  Kegiatan Pendahuluan

 

 

 

 

 

 

1

Menyiapkan fisik & psikis siswa dalam mengawali kegiatan pembelajaran

 

 

 

 

 

 

2

Mengaitkan materi pembelajaran sekolah dengan pengalaman siswa

 

 

 

 

 

 

3

Menyampaikan kompetensi, tujuan, dan rencana kegiatan

 

 

 

 

 

 

B.  Kegiatan Inti

 

 

 

 

 

 

1

Melakukan pre test

 

 

 

 

 

 

2

Materi pembelajaran sesuai indikator materi

 

 

 

 

 

 

3

Menyiapkan strategi pembelajaran yang mendidik

 

 

 

 

 

 

4

Memanfaatkan sumber/media pembelajaran

 

 

 

 

 

 

5

Melibatkan peserta didik dalam
proses pembelajaran

 

 

 

 

 

 

6

Menggunakan bahasa yang benar dan tepat

 

 

 

 

 

 

7

Berperilaku sopan dan santun

 

 

 

 

 

 

C.  Kegiatan Penutup

 

 

 

 

 

 

1

Membuat kesimpulan dengan melibatkan peserta didik

 

 

 

 

 

 

2

Melakukan post test

 

 

 

 

 

 

3

Melakukan refleksi

 

 

 

 

 

 

4

Memberi tugas sebagi bentuk tindak lanjut

 

 

 

 

 

 

Jumlah Skor

 

 

 

 

 

 

                     Nilai Skor =

 

 

 

Kriteria Penskoran.

Skor 5 : Sangat Baik, jika aspek terlihat dan dilaksanakan dengan sangat baik

Skor 4 : Baik, jika aspek terlihat dan dilaksanakan dengan baik

Skor 3 : Cukup, jika aspek terlihat dan dilaksanakan dengan cukup baik

Skor 2 : Kurang, jika aspek hanya dilaksanakan saja

Skor 1 : Sangat Kurang, Jika aspek tidak dilaksanakan

 

E.  Prosedur Pengumpulan Data

Penelitian ini sangat bermanfaat karena dapat memberikan pemahaman yang lebih jelas mengenai tahap penelitian kuantitatif (Sugiyono: 2018). Berikut adalah panduan yang akan membantu Anda dalam melakukan penelitian kuantitatif dengan lebih mudah dan efektif.

1.    Masalah : kita dapat mulai mengeksplorasi permasalahan dari sumber empiris dan teoritis sebagai langkah awal dalam penelitian. Dengan mencari fakta-fakta empiris dan mempelajari teori melalui membaca berbagai literatur yang relevan,.

2.    Rumusan masalah adalah langkah penting untuk menemukan solusi dari masalah yang dihadapi. Permasalahan-permasalahan yang telah ditemui kemudian dirumuskan dengan tujuan untuk mengurutkan permasalahan-permasalahan apa saja yang akan diteliti. Karena tidak semua permasalahan akan mampu untuk diteliti sekaligus.

3.    Penyusunan hipotesis.Hipotesis dapat dibuat dengan melakukan penelusuran referensi teoritis dan mempelajari hasil penelitian sebelumnya.

4.    Pemilihan metode/strategi pendekatan penelitian akan memberikan keuntungan dalam menguji hipotesis secara lebih efektif.

5.    Menyusun instrumen penelitian: peneliti merancang instrumen penelitian yang akan menjadi alat yang tepat dan layak untuk mengukur variabel penelitian. Selain itu, peneliti telah melakukan pengujian validitas dan reliabilitas instrumen dengan baik untuk memastikan keakuratan data yang terkumpul. Instrumen motivasi diukur dengan menggunakan pengukuran angket dan tes hasil belajar IPA materi organ gerak hewan.

6.    Menganalisa data. Data penelitian telah berhasil dikumpulkan dengan menggunakan instrumen yang valid dan reliabel. Data tersebut akan diolah dan dianalisis dengan menggunakan alat statistik yang relevan untuk mencapai tujuan penelitian.

7.    Membuat kesimpulan. Dengan adanya kesimpulan, kita dapat memperkuat kebenaran rumusan masalah dan hipotesis yang telah diajukan.

F.   Analisa Data

Data yang telah terkumpul dengan menggunakan instrumen-instrumen yang ada akan memberikan hasil yang sangat berharga setelah di analisis secara kuantitatif dengan menggunakan teknik analisis deskriptif dan analisis inferensia.

 

 

1.    Analisis Statistik Deskriptif

Teknik analisis deskriptif sangat berguna untuk mengeksplorasi hasil belajar siswa, motivasi siswa selama pembelajaran, dan keterlaksanaan pembelajaran..

a.    Analisis Hasil Belajar Siswa

Dengan melihat skor pretest dan posttest, kita dapat mengetahui seberapa jauh kemajuan yang telah dicapai oleh siswa dalam belajar. Untuk mengkategorikan skor hasil belajar siswa, kita dapat menggunakan ketetapan Departemen Pendidikan Nasional pada tabel 3.11 berikut ini.

Tabel 3.11

Kategorisasi Standar yang ditetapkan  Departemen Pendidikan Nasional

 

Skor

Kategori

0 ≤ x < 57

Sangat rendah

57 ≤ x < 75

Rendah

75 ≤ x < 85

Sedang

85 ≤ x < 95

Tinggi

95 ≤ x ≤ 100

Sangat Tinggi

Sumber: Departemen Pendidikan Nasional (Syafrullah, 2012:24)

 

Tabel 3.12

Kategorisasi Standar Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SDN ...............

 

Skor

Kriteria

75 ≤ x ≤ 100

Tuntas

0 ≤ x < 75

Tidak Tuntas

 

Berdasarkan pada tabel 3.9, siswa yang memperoleh skor 75 sampai 100 dapat dinyatakan telah tuntas dalam pembelajaran. Sedangkan siswa yang memperoleh skor 0 sampai 74 masih memiliki dikategorikan belum tuntas. Seorang siswa akan tuntas jika berhasil memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan oleh sekolah sebesar 75. Menurut Depdiknas (Trianto, 2010:241), ketuntasan klasikal dapat dicapai jika minimal 85% siswa di kelas tersebut telah berhasil tuntas dalam pembelajaran. Ini menunjukkan bahwa siswa memiliki peluang besar untuk mencapai ketuntasan dalam pembelajaran.

 

 

b.    Analisis Motivasi Siswa

Rumus untuk menilai motivasi belajar siswa dalam pembelajaran dengan metode diskusi. Ini menunjukkan bahwa kita dapat mengukur dan meningkatkan motivasi siswa dengan cara yang terukur dan efektif. Dengan menggunakan rumus ini, kita dapat membantu siswa menjadi lebih termotivasi dan sukses dalam pembelajaran.

 

 

 

Dari tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa ada kemajuan dalam penyusunan angket berdasarkan indikator motivasi belajar. Setiap butir soal memberikan penjabaran indikator yang ada, dan pada kolom jawaban disediakan pilihan seberapa sering siswa melakukan indikator tersebut. Ini akan membantu siswa untuk lebih memahami indikator yang perlu ditingkatkan.

Tabel 3.13

Keterangan Skor Motivasi Siswa

Skor

Kategori

20-50

Motivasi rendah

51-100

Motivasi tinggi

 

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa skor 51-100 menunjukkan bahwa motivasi seseorang tinggi, sedangkan skor 20-50 menunjukkan motivasi rendah. Dengan menggunakan rata-rata ketuntasan motivasi kelas, kita dapat memastikan bahwa sebagian besar siswa telah mencapai tingkat motivasi yang memadai.

c.    Keterlaksanaan Pembelajaran

Sangat positif bahwa telah dilakukan analisis terhadap hasil penilaian dari satu observer yang mengamati keterlaksanaan pembelajaran melalui metode diskusi. Hal ini menunjukkan bahwa ada upaya untuk memperbaiki metode pembelajaran dan meningkatkan kualitas pembelajaran di masa depan. Dari hasil observer selama pertemuan, dapat disimpulkan bahwa terdapat nilai rata-rata keterlaksanaan pembelajaran yang dapat ditingkatkan dari pertemuan pertama sampai pertemuan terakhir.Dalam proses pembelajaran, nilai keterlaksanaan akan dikonfirmasi melalui metode diskusi untuk menentukan kategori keterlaksanaan yang tepat. Ini akan membantu meningkatkan efektivitas pembelajaran, yaitu.

 

Tabel 3.14

Kategori Keterlaksanaan Pembelajaran

Interval

Kategori

3,5<x≤ 4

Sangat Tinggi (ST)

2,5<x≤  3,5

Tinggi (T)

1,5 <x≤ 2,5

Sedang (S)

0<x≤ 1,5

Rendah (R)

Sumber: Tahirman (2013:24)

 

Kategori keterlaksanaan pembelajaran dapat menjadi sangat efektif dengan meningkatkan nilai rata-rata setiap aspek pengamatan pada setiap pertemuan. Jika terdapat nilai rata-rata skor keterlaksanaan pembelajaran yang berada pada kategori sedang dan rendah, maka guru dapat meningkatkan kemampuannya dengan memperhatikan aspek-aspek yang perlu ditingkatkan.

2.    Analisis Inferensial

Statistika inferensial sangat berguna dalam menganalisis data sampel dan dapat memberikan informasi yang relevan tentang populasi yang lebih besar. Teknik statistika ini sangat berguna untuk membantu menguji hipotesis penelitian. Sebelum pengujian hipotesis, kita dapat melakukan uji normalitas untuk memastikan bahwa data kita berdistribusi normal.

a.    Uji Normalitas

Uji normalitas dapat membantu kita mengetahui apakah distribusi data kita normal atau tidak. Hal ini sangat membantu untuk memastikan ketepatan pemilihan uji statistik yang akan digunakan. Karena dengan memastikan data terdistribusi normal, kita dapat melakukan uji statistik dengan lebih akurat. Menggunakan rumus Chi-Square(X)2 untuk melakukan uji normalitas :

 

 

 

Keterangan:

X2   = Chi kuadrat

fo    = frekuensi observasi

fh    = frekuensi yang diharapkan

k     = jumlah kelas interval (Sugiyono, 2018 : 107)

Taraf signifikan 5% dan kriteria pengujian untuk uji normalitas adalah sebagai berikut:

H0 : Jika x2hitung ≤x2tabelatau sig (2-tailed) pada output SPSS 23 ≥ 5%

H1 : Jika x2hitung >  x2tabelatau sig (2-tailed) pada output SPSS 23 <5%

Jadi hipotesis yang akan diuji adalah :

H0 : Sampel berdistribusi normal

H1 : Sampel tidak berdistribusi normal

b.    Uji Homogenitas

Uji homogenitas dapat membantu kita untuk mengetahui apakah kedua sampel memiliki kesamaan atau tidak. Dalam menguji homogenitas, kita dapat menggunakan uji varians terbesar dibanding varians terkecil dengan menggunakan tabel F dan rumus yang tersedia. Ini menunjukkan bahwa kita memiliki banyak pilihan untuk menentukan metode yang tepat untuk menguji homogenitas dengan rumus :

 

 

 

Kriteria pengujian adalah membandingkan nilai Fhitung dengan Ftabel menggunakan rumus.

dk pembilang = n-1 (untuk varians terbesar)

dk penyebut = n-1 (untuk varians terkecil)

Taraf signifikan (α) = 0,05maka dicari tabel pada tabel F didapat  Ftabel  jika Fhitung ≥ Ftabel berarti tidak homogen dan jika Fhitung ≤ Ftabel berarti homogen.

 

c.    Uji Hipotesis dengan Uji Anova Dua Jalur

Setelah data berhasil didistribusikan secara normal dan variansinya homogen, kita dapat melanjutkan dengan analisis uji Two-Way ANOVA untuk mengetahui apakah data kita berbeda atau tidak. Kita akan memperhatikan apakah nilai sig < 0,05 untuk mengambil keputusan. Namun, kita optimis bahwa hasil analisis akan memberikan informasi yang berguna dan bermanfaat. Kesimpulan dapat diambil dengan optimis bahwa H0 akan diterima atau ditolak berdasarkan interpretasi nilai signifikansi pada tabel test of between subject effect dari hasil analisis varian melalui Programme SPSS 23.0 for windows. Hal ini memberikan dasar yang kuat untuk pengambilan keputusan yang tepat adalah sebagai berikut:

a. Jika nilai Sig.(2-tailed)> 0,05, maka diterima dan ditolak.

b. Jika nilai Sig.(2-tailed)< 0,05, maka ditolak dan diterima.

 

Informasi selanjutnya  silahkan : klik DOWNLOAD atau hub. (WA) 081327121707 - (WA) 081327789201 terima kasih

 

 

0 comments:

Post a Comment

Silahkan berkomentar, hindari unsur SARA.
Terima kasih