EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI METODE ACTIVITY-BASED MANAGEMEN DALAM PENINGKATAN EFISIENSI AKTIVITAS BIAYA PRODUKSI PT. BORNEO HIJAU LESTARI 2
................1), .....................2)
1)Mahasiswa Jurusan Akutansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Terbuka
2) Dosen Jurusan Akutansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Terbuka
ABSTRAK
Penelitian ini mempunyai tujuan mengimplementasikan activity based management dalam meningkatkan efisiensi aktivitas biaya produksi di PT. Borneo Hijau Lestari 2. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan analisis deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara dan dokumentasi. Temuan penelitian memperlihatkan bahwa dengan implementasi activity based management didapatkan aktivitas yang tidak memiliki nilai tambah. Biaya produksi yang tidak mempunyai nilai tambah dapat dikurangi sehingga terdapat penghematan biaya. Sebelum diterapkan metode Activity Based Management biaya produksi pada PT. Borneo Hijau Lestari sebesar Rp. 2.324.832.800.030 dan setelah diterapkan implementasi activity based management biaya produksisebesar Rp.2.029.608.016.804. Penghematan biaya aktivitas setelah implementasi activity based management sebesar 19,87% atau Rp. 295.224.783. Kesimpulan yang dapat diambil adalah implementasi activity based management terbukti dapat meningkatkan efisiensi aktivitas biaya produksi PT. Borneo Hijau Lestari 2.
Kata kunci: activity-based managemen, aktivitas biaya produksi, efisiensi, implementasi
PENDAHULUAN
Perkembangan kemajuan teknologi yang sangat pesat dalam menghadapi persaingan yang ketat pada dunia bisnis, maka suatu perusahaan harus mempunyai kemampuan dalam menjalankan perubahan supaya dapat menjaga keberlangsungan hidupnya. Terdapat banyak berbagai produk dari luar kota yang masuk dan mempunyai kualitas dengan harga pasar, maka suatu perusahaan diharuskan agar dapat memaksimalkan kinerjanya, terutama dalam berbagai hal memperoleh laba usahanya. Maka dalam dunia bisnis dengan kompetisi bisnis yang makin kuat di era ini, mengharuskan para pebisnis dalam melakukan penyesuaian diri diantara perusahaan tersebut dengan para pesaingnya sehingga perusahaan dapat meminimalisir biaya yang dikeluarkan (Ratih Ayu & Nugroho,2023)
Arus perubahan lingkungan bisnis membuat persaingan antar perusahan dalam merebut pasar menjadi sangat kompetitif. Ditambah lagi banyaknya perusahaan-perusahaan luar negeri yang rata-rata menawarkan produk yang berkualitas dengan harga bersaing. Selama ini perusahaan cenderung menerapkan sistem akuntansi tradisional dan sistem pemerataan biaya yang terbukti memiliki banyak kelemahan dan tidak sesuai lagi dengan kondisi perusahaan yang beroperasi dalam lingkungan yang dinamis karena hanya terfokus pada pengelolaan biaya dan pengalokasian biaya overhead pabrik ke produk dan pelanggan yang didasarkan pada volume produksi, karena tidak semua pemicu biaya adalah volume produksi, tetapi aktivitas yang menyebabkan biaya.Salah satu cara yang dapat digunakan perusahaan untuk mencapai efesiensi biaya adalah melalui manajemen berbasis aktivitas atau activity based management (Syawal, 2022).
Aulia dan Aima (2016) menyatakan bahwa efisiensi berhubungan dengan pencapaian output maksimum dari seperangkat sumber daya, yang terdiri dari atas dua jenis efisiensi, yaitu efisiensi harga dan teknis. Efisiensi harga berhubungan dengan pengambilan keputusan manajerial tentang alokasi dari berbagai variasi faktor produksi, yaitu input produksi yang dapat di kontrol perusahaan. Efisiensi teknis berhubungan dengan sumber daya tetap dalam perusahaan, paling kurang dalam jangka pendek, keberadaannya secara eksogen dan bagian dari lingkungan yang tersedia. Bila efisiensi harga dan efisiensi teknis secara bersama terjadi, maka terdapat kondisi yang cukup bagi efisiensi ekonomis.
Kinerja efisiensi diukur dengan membandingkan antara output yang dihasilkan dengan input yang dipergunakan. Pada kinerja operasional, lazimnya output untuk proses produksi diukur dalam satuan unit produksi. Satuan ukuran sangat tergantung pada aktifitas yang diukur. Ukuran aktifitas penerimaan misalnya dapat diukur dengan banyaknya jumlah penerimaan. Tujuan pengukurannya adalah untuk meningkatkan produktifitas aktifitas penerimaan. Hal ini dapat dicapai misalnya dengan mengurangi jumlah penerimaan barang untuk jumlah pembelian yang lebih banyak (Nasution, et.all. 2023)
Adapun sebuah strategi yang dapat diterapkan pada suatu perusahaan untuk meminimalisir biaya yang dikeluarkan yakni dengan metode Activity based management (ABM). Dengan diterapkannya metode ABM, perusahaan diharapkan dapat memperoleh laba serta nilai yang optimal dimata pelanggan. Supaya dapat menjaga keberlangsungan bisnis, sehingga harus meraih sasaran perusahaan yakni memperoleh laba yang optimal. Biaya biaya yang dikeluarkan oleh usaha harus memiliki nilai tambah pada usaha yang dijalankan, agar tidak terjadi pemborosan biaya usaha. Maka dari itu efisiensi biaya dalam dunia usaha adalah faktor penting untuk mempertahankan keberadaan usaha dalam dunia bisnis. Menurut pendapat Hansen dan Mowen (2017:224) memberikan defenisi Activity based management (ABM) selaku pendekatan menyeluruh dan terpadu yang menjadikan fokus manajemen menekankan terhadap kegiatan yang dijalankan yang bertujuan menaikkan nilai laba dan pelanggan yang didapatkan dikarenakan memberi nilai tersebut.
Penggunaan metode manajemen akuntansi Activity-Based Management (ABM) juga dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengelolaan keuangan. ABM tidak hanya fokus pada pengalokasian biaya, tetapi juga pada identifikasi aktivitas yang tidak memberikan nilai tambah dan pengembangan strategi untuk mengurangi atau menghilangkan aktivitas tersebut. Penerapan ABM perusahaan dapat mengidentifikasi proses-produksi yang tidak efisien dan melakukan perbaikan untuk meningkatkan produktivitas dan mengurangi biaya produksi secara keseluruhan (Kodu et al., 2023).
Penelitian lain yang mendukung penelitian ini adalah penelitian yang
dilakukan oleh oleh Fatimah dan Santoso (2020) dengan judul “Peningkatan
Eisiensi Biaya Melalui Activity based management pada PT. Cakra Guna
Cipta” dan hasil penelitiannya adalah Penggunaan metode perhitungan
konvensional yang selama ini digunakan oleh PT. Cakra Guna Cipta dalam
menentukan harga pokok produksi dirasa menimbulkan distorsi biaya. Kurang tepat
dan akuratnya pembebanan biaya dikarenakan pada metode konvensional hanya
mengandalkan satu jenis pemicu biaya yaitu unit produksi. Metode Activity
Based Costing dirasa paling tepat untuk menangani masalah dalam penetuan
harga pokok produksi. Penelitian Guido (2022) Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui dan menganalisis penerapan activity
based management untuk meningkatkan efisiensi pada PT. Moderen Plasindo
Mutiara Plastik dan mengetahui pelaksanaan Activity
based management PT. Moderen Plasindo Mutiara Plastik Binjai. Metode yang
digunakan yaitu Convinience Kualitatif Data yang dikumpulkan
dalam penelitian ini adalah data sekunder yang dikumpulkan melalui teknik
dokumentasi. Teknik dokumentasi dilakukan dengan mengumpulkan data yang sudah
diolah sebelumnya berupa laporan biaya produksi pada PT. Moderen Plasindo
Mutiara Plastik. Hasil penelitian menunjukkan untuk menghindari pemborosan
terhadap biaya maka perusahaan dapat melakukan penarikan material atau penekanan
terhadap anggaran dengan mengeliminasi aktivitas yang dianggap tidak memiliki
peranan penting dalam proses produksi.
Penelitian ini berfokus pada implementasi metode Activity based management di PT. Borneo Hijau Lestari 2. Pertama, penelitian ini akan mengkaji bagaimana keberhasilan implementasi metode Activity based management dapat meningkatkan efisiensi biaya produksi. Kedua, penelitian ini akan mengidentifikasi dan menganalisis faktor- faktor yang mempengaruhi efektivitas implementasi metode Activity based management dalam meningkatkan efisiensi biaya produksi di PT. Borneo Hijau Lestari 2. Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah mendapatkan informasi tentang implementasi metode Activity based management dapat meningkatkan efisiensi biaya produksi di PT. Borneo Hijau Lestari 2. Selain itu, penelitian ini juga akan berkontribusi pada pengembangan pengetahuan dan pemahaman tentang implementasi metode Activity based management, dalam dalam meningkatkan efisiensi biaya produksi sehingga dapat menjadi referensi bagi penelitian dan praktik di masa mendatang.
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Pada penelitian ini menggunakan pendekatan
penelitian kualitatif dengan mengambil
analisis deskriptif. Mardawani (2020:3) menyatakan bahwa penelitian kualitatif
adalah salah satu metode penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan pemahaman
tentang kenyataan melalui proses berfikir induktif. Pendekatan deskriptif kualitatif dapat
menggambarkan secara rinci tentang penerapan Metode Activity Based Management
dalam meningkatkan efisiensi aktivitas dan biaya produksi pada PT. Borneo Hijau Lestari 2.
Jenis, Sumber dan Metode Pengumpulan Data
1. Jenis Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Dengan data primer yang diperoleh dari hasil observasi dan wawancara, data sekunder diperoleh dari data perusahaan.
a. Data Primer
Menurut Sugiyono (2016:225) Data primer merupakan sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data. Sumber data primer didapatkan melalui kegiatan wawancara dengan subyek penelitian dan dengan observasi atau pengamatan langsung di lapangan. Dalam penelitian ini, data primer yang dibutuhkan dalam penelitian ini yaitu:
1) Data aktivitas biaya produksi PT. Borneo Hijau Lestari 2
2) Cara pengelolaan aktivitas biaya produksi PT. Borneo Hijau Lestari 2
b. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang bukan dihasilkan dan dikumpulkan oleh peneliti melainkan diperoleh dalam bentuk yang sudah diolah. Sumber data sekunder merupakan data untuk melengkapi data yang diperlukan data primer. Data sekunder dalam penelitian ini laporan keuangan aktivitas biaya produksi PT. Borneo Hijau Lestari 2.
2. Metode Pengumpulan Data
a. Wawancara merupakan teknik dalam melakukan pengambilan data dengan cara mengajukan pertanyaan langsung dan dijawab langsung oleh sumber informasi. Wawancara dalam penelitian ini adalah wawancara dengan manajer produksi dan staff yang terlibat produksi.
b. Dokumentasi merupakan teknik dalam pengumpulan data dengan sumber informasi yang tertulis atau tercatat. Data dokumentasi adalah data yang berkaitan dengan biaya produksi di PT. Borneo Hijau Lestari 2. Data yang diperoleh akan dianalisis dan dibandingkan sehingga akan dibentuk menjadi suatu kajian yang sistematis
Metode dan Proses Analisis
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu deskriptif kualitatif. Mardawani (2020:17) Analisis deskriptif yaitu data yang diperoleh dari hasil wawancara dan dokumentasi yang disusun dan dituangkan dalam bentuk deskriptif kata-kata. Wijaya (2018) menjelaskan bahwa keabsahan data di dalam penelitian kualitatif, suatu realistis itu bersifat majemuk dan dinamis, sehingga tidak ada yang konsisten dan berulang seperti semula. Keabsahan data dapat dicapai dengan menggunakan proses pengumpulan data dengan teknik triangulasi data.
Dalam penelitian ini keabsahan data menggunakan teknik triangulasi sumber untuk menguji kredibiltas suatu data dilakukan dengan cara melakukan pengecekan pada data yang telah diperoleh dari berbagai sumber data seperti hasil wawancara, arsip, maupun dokumen lainnya dan Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas suatu data dilakukan dengan cara melakukan pengecekan pada data yang telah dipeoleh dari sumber yang sama menggunakan teknik yang berbeda. Misalnya data yang diperoleh dari hasil observasi, kemudian dicek dengan wawancara.
Analisis data dalam penelitian kualitatif memerlukan konseptualitas yaitu proses menyusun konsep yang dilakukan sebelum memasuki lapangan. Kemudian dilanjutkan dengan kategorisasi dan deskripsi dimana hal ini dilakukan pada saat berada dilapangan. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode model Miles dan Hubermen. Miles dan Hubermen (2018) menyatakan bahwa proses pengumpulan data dilakukan 3 kegiatan penting diantaranya reduksi data (data reduction), penyajian data (data display), verifikasi (verification). Berikut adalah gambar dari proses tersebut:
Gambar 1 Analisis Model Miles & Hubermen
Berdasarkan gambar tersebut, dapat dilihat bahwa proses penelitian ini dilakukan secara berulang terus-menerus dan saling berkaitan satu sama lain baik dari sebelum, saat di lapangan hingga selesainya penelitian. Komponen alur dijelaskan dengan tahapan-tahapan sebagai berikut:
1. Reduksi Data
Reduksi data merupakan sebuah proses merangkum atau memilih hal-hal yang pokok. Karena data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, sehingga perlu dicatat secara teliti dan rinci. Reduksi data berlangsung selama proses pengambilan data itu berlangsung, pada tahap ini juga akan berlangsung kegiatan pengkodean, meringkas dan membuat partisi (bagian-bagian). Proses transformasi ini berlanjut terus sampai laporan akhir penelitian tersusun lengkap.
2. Penyajian Data
Setelah proses reduksi data, langkah yang dilakukan peneliti adalah melakukan penyajian data. Penyajian data merupakan sekumpulan informasi yang tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penyajian dapat berbentuk uraian singkat, bagan, atau hubungan antar kategori, namun dalam penelitian kualitatif biasanya disajikan dalam sebuah naratif. Penyajian data bertujuan agar peneliti dapat memahami apa yang terjadi dalam merencanakan tindakan selanjutnya yang akan dilakukan.
3. Penarikan Kesimpulan
Langkah terakhir dalam pengumpulan data adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Proses dari awal pendataan, kemudian peneliti melakukan rangkuman atas permasalahan dilapangan, kemudian melakukan pencatatan hingga menarik kesimpulan. Biasanya kesimpulan awal masih bersifat sementara dan bisa saja mengalami perubahan selama proses pengumpulan data masih berlangsung. Tetapi kesimpulan tersebut dapat menjadi kesimpulan yang kredibel jika didukung oleh data yang valid dan konsisten (Rijali, 2018).
Dalam penelitian ini, data-data yang terkumpul dari informan akan di catat secara rinci dan teliti. Kemudian hasil pencatatan tersebut akan dirangkum, dan memfokuskan pada hal yang penting sehingga hasil dari reduksi data memberikan gambaran yang jelas untuk mempermudah dalam penarikan kesimpulan. Setelah proses reduksi data, data tersebut dapat disajikan dalam bentuk uraian singkat, bagan, flowchart dan sejenisnya. Data yang telah disajikan kemudian akan ditarik kesimpulan dan verifikasi. Dalam penelitian ini, nantinya kesimpulan dan verifikasi akan disajikan dalam bentuk teks naratif yang menjelaskan pengukuran kinerja aktivitas biaya prosuksi dan perbedaan sebelum penerapan Activity Based Management dan sesudah diterapkan metode Activity Based Management
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Pada pembahasan hasil analisis ini dilakukan beberapa tahapan yaitu dengan menganalisis aktivitas apa saja yang telah diefisienkan perusahaan sehingga biaya realisasi lebih kecil dibanding biaya yang telah direncanakan dalam RKAP. Setelah itu dilanjutkan dengan menguraikan rincian dari biaya tidak bernilai tambah bagi perusahaan meurut kacamata metode Activity based management. Langkah berikutnya adalah menghitung tingkat profitabilitas perusahaan dengan cara menghitung gross profit margin (GPM) sebelum dan setelah penerapan metode Activity based management (ABM).
Realisasi Biaya Produksi
Penjelasan mengenai Realisasi Biaya Produksi PT. Borneo Hijau Lestari 2 sebagaimana dijelaskan tabel berikut.
Tabel 1
Realisasi Biaya Produksi PT. Borneo Hijau Lestari 2
Keterangan |
Jumlah (Rp) |
Biaya Bahan Baku |
526.233.829.053 |
Biaya Tenaga Kerja |
312.767.490.872 |
Biaya Overhead Pabrik |
351.605.376.954 |
Total Biaya Produksi |
1.190.606.696.879 |
Sumber : PT. Borneo Hijau Lestari 2
Aktivitas pada PT. Borneo Hijau Lestari 2
Kegiatan aktivitas produksi yang dilakukan PT. Borneo Hijau Lestari 2 sebagaimana dijelaskan di bawah ini
1. Persiapan Lahan
2. Penanaman, Pemeliharaan, Growth & Yield
3. Pemanenan (Harvesting).
4. HSE Fire & Certification
5. Research & Development (R&D) (Sumber : PT. Borneo Hijau Lestari 2)
Pembahasan
Analisis Aktivitas
Aktivitas yang terjadi pada PT Sinar Pure Foods International terdiri atas 5 aktivitas, yaitu 1) Persiapan Lahan, persiapan lahan adalah hasil dari ekstaksi kayu yang ditanam sebelumnya. Standar penanaman diperoleh melalui teknik budidaya untuk memastikan produktivitas tanah, Pembibitan, Persemaian. 2) Penanaman, Pemeliharaan, Growth & Yield. Species utama yang ditanam: Eucalyptus, Acacia Mangium and Acacia Crassicarpa. Sistem Silvikultur adalah sistem budidaya hutan atau sistem teknik bercocok tanam hutan terdiri dari : memilih benih/bibit, menyemai, menanam, memelihara tanaman, memanen. Planting pada perusahaan menggunakan system MPP (micro planning plantation) dimana semua kegiatan One go system. 3) Pemanenan (Harvesting). Kegiatan penyiapan lahan untuk plantation dan pemanenan untuk menyiapkan bahan baku serat kayu sesuai dengan standar dan kualitas yang ditetapkan dan ketepatan waktu pengiriman. Adapun kegiatan harvesting meliputi: Felling (penebangan / pemanenan), Spreading / Windrowing, Pre bunching, Bunching, Exstraction, Hand over Area. 4) HSE Fire & Certification. Komitmen kami dalam melakukan perlindungan hutan dengan mematuhi seluruh peraturan yang berlaku, mengindari dan mencegah pencemaran lingkungan serta melakukan upaya-upaya terbaik untuk memperoleh peningkatan secara terus menerus dalam Pengelolaan Hutan Lestari. Kegiatan yang PT. Borneo Hijau Lestari 2 lakukan antara lain: Perlindungan, Pengelolaan dan Penetapan Kawasan Lindung, Pemantauan Flora dan Fauna, Kegiatan Konservasi, HCS, HCV, serta Rehabilitasi, Pemantauan Kualitas Air & Udara, Pengelolaan Limbah Domestik dan Limbah B3, Sosialisasi dan promosi tentang K3, Inspeksi seluruh kegiatan operasional, Patroli Perlindungan dan pencegahan kebakaran hutan dan lahan, Sosialisasi dan pelatihan terkait pencegahan kebakaran hutan dan lahan, Sistem Manajemen Hutan melalui kegiatan Audit baik External maupun Internal, dan 5) Research & Development (R&D), PT. Borneo Hijau Lestari 2 kami juga telah melakukan berbagai penelitian dan pengembangan. Hasil penelitian akan diterapkan pada skala operasional untuk meningkatkan kualitas dan pertumbuhan tanaman (Growth and Yield), mulai dari : Soil survey, Tree Improvement, Pest & Disease, Silviculture, Makro dan Mikro Fertilizer
Analisis Penggerak (Akar Pemicu)
Setelah melakukan analisis aktivitas tahap selanjutnya yaitu menganalisis akar pemicu biaya, dengan tujuan untuk mengetahui apa saja yang menjadi akar pemicu suatu biaya. Deviesa (2019:161) Aktivitas dapat dibedakan menjadi 2 jenis yaitu : Aktivitas yang bernilai tambah dan aktivitas tidak bernilai tambah
Tabel 2
Aktivitas Bernilai tambah dan Tidak bernilai tambah
PT. Borneo Hijau Lestari 2
No |
Aktivitas |
Bernilai |
Tidak Bernilai Tambah |
1 |
Persiapan Lahan |
√ |
|
2 |
Penanaman |
√ |
|
3 |
Pemanenan |
|
√ |
4 |
HSE Fire & Certification |
√ |
|
5 |
Research & Development (R&D) |
√ |
|
Sumber : Dokumentasi PT. Borneo Hijau Lestari 2
Setelah mengetahui aktivitas mana yang bernilai tambah dan tidak bernilai tambah, perlu adanya pengurangan biaya agar PT. Borneo Hijau Lestari 2 bisa mengeliminasi biaya yang seharusnya tidak perlu dikeluarkan, aktivitas yang tidak bernilai tambah yaitu pada kegiatan pemanenan secara manual yang dilakukan oleh tenaga manusis, aktivitas ini tidak bernilai tambah yang menyebabkan pemborosan waktu dan biaya. Kegiatan pemanenan sebaiknya dilakukan oleh tenaga kerja dengan bantuan oleh mesin agar proses pemanenan menjadi lebih cepat sehingga waktu dapat lebih efektif dan secara otomatis akan mengurangi biaya proses pemanenan.
Pengukuran Kinerja Aktivitas
Selanjutnya tahap pengukuran kinerja aktivitas dimana akan dilakukan eliminasi pada aktivitas tidak bernilai tambah
Tabel 3
Laporan Biaya Bernilai Tambah dan Biaya Tidak Bernilai Tambah
PT. Borneo Hijau Lestari 2
No |
Aktivitas |
Bernilai |
Tidak |
Biaya Aktivitas |
1 |
Persiapan Lahan |
401.032.227.568 |
|
401.032.227.568 |
2 |
Penanaman |
125.201.601.485 |
|
125.201.601.485 |
3 |
Pemanenan Manual |
312.767.490.872 |
|
312.767.490.872 |
4 |
Pemanenan dengan Bantuan Mesin |
|
295.224.783.226 |
295.224.783.226 |
5 |
HSE Fire & Certification |
250.444.248.358 |
|
250.444.248.358 |
6 |
Research & Development (R&D) |
101.161.128.596 |
|
101.161.128.596 |
|
Total |
1.190.606.696.879 |
295.224.783.226 |
1.485.831.480.105 |
|
Persentase |
80,13 |
19,87 |
100,00 |
Sumber : Data Biaya Produksi PT. Borneo Hijau Lestari 2
Tabel 4
Biaya Produksi Sebelum dan Sesudah Diterapkan Metode Activity Based Management
PT. Borneo Hijau Lestari 2
No |
Aktivitas |
Sebelum |
Sesudah |
Selisih |
1 |
Biaya Bahan Baku |
526.233.829.053 |
526.233.829.053 |
0 |
2 |
Biaya Tenaga Kerja |
312.767.490.872 |
312.767.490.872 |
0 |
3 |
Biaya Overhead Pabrik |
1.485.831.480.105 |
1.190.606.696.879 |
295.224.783.226 |
|
Total Biaya Produksi |
2.324.832.800.030 |
2.029.608.016.804 |
295.224.783.226 |
Sumber : Data Biaya Produksi PT. Borneo Hijau Lestari 2
Dari hasil penelitian dan pembahasan di atas, penerapan metode Activity Based Management pada PT. Borneo Hijau Lestari 2 dapat diterapkan. Perusahaan memiliki 6 aktivitas yaitu Persiapan Lahan, Penanaman, Pemanenan Manual, HSE Fire & Certification dan Research & Development (R&D). Dalam aktivitas tersebut terdapat aktivitas tidak bernilai tambah yaitu proses pemanenan yang dilakukan secara manual, setelah dilakukan observasi proses ini sebelumnya dilakukan oleh tenaga kerja karena mesin terbatas sehingga belum bekerja dengan baik dan sekarang mesin sudah bertambah sehingga mesin bisa bekerja lebih optimal dalam proses pemanenan. Penghematan biaya aktivitas ini sebesar Rp. 295.224.783 jika perusahaan diterapkan metode Activity Based Management maka PT. Borneo Hijau Lestari 2 dapat mencapai efisiensi sebesar 19,87%% dengan cara penghematan biaya pada aktivitas pemanenan secara manual. Sebelum diterapkan metode Activity Based Management biaya produksi pada PT. Borneo Hijau Lestari sebesar Rp. 2.324.832.800.030 dan setelah diterapkan biaya produksi sebesar Rp. 2.029.608.016.804.
Penjelasan di atas memberikan bukti bahwa Activity Based Management merupakan metode yang sangat baik untuk diterapkan pada perusahaan karena dengan metode Activity Based Management dapat mengetahui aktivitas mana saja yang bernilai tambah dan tidak bernilai tambah, aktivitas yang tidak bernilai tambah dapat dihilangkan agar biaya yang dikeluarkan tidak terjadi pemborosan sehingga biaya yang dikeluarkan adalah biaya yang seharusnya terjadi agar perusahaan dapat mengalokasikan pada biaya yang dapat bernilai tambah.
Dari pembahasan tentang implementasi Activity based management (ABM) di PT. Borneo Hijau Lestari 2, beberapa hasil kunci dapat dirangkum sebagai berikut:
1. Peningkatan Kesadaran Keuangan : Analisis laporan keuangan, yang mencakup laporan laba rugi, neraca, dan laporan arus kas, telah memberikan wawasan mendalam tentang bagaimana sumber daya dialokasikan dan efektivitas alokasi tersebut berdasarkan aktivitas. Hal ini telah meningkatkan kesadaran keuangan dalam perusahaan, memungkinkan manajemen untuk membuat keputusan yang lebih tepat dan strategis.
2. Kepatuhan dan Keselarasan dengan Standar Akuntansi : Evaluasi kebijakan perusahaan, termasuk kebijakan akuntansi dan pengelolaan keuangan, memastikan bahwa semua proses berjalan sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku. Ini telah membantu dalam memperkuat integritas finansial dan memastikan kepatuhan terhadap regulasi serta standar industri.
3. Identifikasi dan Resolusi Inefisiensi : Dengan meninjau dokumentasi seperti buku besar dan jurnal akuntansi, serta laporan audit internal, perusahaan telah dapat mengidentifikasi ketidakakuratan dan inkonsistensi dalam pencatatan. Ini memungkinkan PT. Borneo Hijau Lestari 2 untuk mengatasi inefisiensi dan memperbaiki proses internal yang berpengaruh langsung terhadap kinerja finansial.
4. Pemahaman Lebih Baik terhadap Varians Anggaran : Laporan manajemen yang ditinjau, termasuk analisis varians, telah memberikan pemahaman yang lebih baik tentang perbedaan antara anggaran dan realisasi. Hal ini sangat penting dalam membantu perusahaan menyesuaikan strategi dan operasionalnya untuk mencapai target keuangan lebih efektif.
Manfaat utama dari activity based management (ABM) di PT. Borneo Hijau Lestari 2 meliputi: (1) ABM mengukur efektivitas proses dan aktivitas (termasuk aktivitas bisnis utama) dan mengidentifikasi cara untuk meningkatkan proses dan aktivitas tersebut untuk mengurangi biaya dan meningkatkan nilai pelanggan, (2) ABM meningkatkan fokus manajemen dengan mengalokasikan sumber daya untuk menambah nilai pada aktivitas utama, pelanggan utama, produk utama, dan cara mempertahankan keunggulan kompetitif perusahaan.
Penerapan activity based management (ABM) di PT. Borneo Hijau Lestari menekankan baik perhitungan biaya produk maupun analisis nilai proses dan memiliki dua aspek:
1. Dimensi Biaya.
Dimensi biaya menyediakan informasi biaya untuk sumber daya, aktivitas, produk, dan pelanggan. Dimensi biaya mencerminkan kebutuhan organisasi untuk mengalokasikan sumber daya ke aktivitas dan pada akhirnya ke objek untuk menganalisis keputusan kunci organisasi. Ada tiga langkah yang digunakan untuk meningkatkan akurasi pelacakan biaya objek biaya. Tahapannya adalah: z). Identifikasi biaya sumber daya. Artinya adalah faktor ekonomi yang dibebankan atau digunakan dalam pelaksanaan suatu kegiatan. b) Melacak biaya sumber aktivitas. Aktivitas didefinisikan sebagai proses atau prosedur yang dilakukan oleh sebuah organisasi. c) Menetapkan biaya ke objek biaya. Objek biaya adalah sesuatu yang memiliki biaya aktivitas yang terkait dengannya.
2. Dimensi Proses.
Dimensi Proses memberikan informasi tentang aktivitas apa yang dilakukan, mengapa aktivitas tersebut dilakukan, dan bagaimana aktivitas tersebut dilakukan. Dimensi ini ingin mengetahui kinerja dari setiap aktivitas yang dilakukan perusahaan. Dimensi ini memberikan informasi tentang perbaikan berkelanjutan perusahaan.
PENUTUP
Kesimpulan
Penerapan metode Activity based management pada hotel ini dimulai dari mengidentifikasi seluruh aktivitas yang dilakukan oleh PT. Borneo Hijau Lestari 2. Selanjutnya yaitu menganalisis cost driver atau pemicu dari setiap biaya yang dikeluarkan dan mengalokasikannya ke setiap unit aktivitas, lalu membebankan biaya ke seluruh aktivitas. Selanjutnya melakukan analisis aktivitas untuk menentukan mana yang termasuk aktivitas bernilai tambah dan aktivitas tidak bernilai tambah. Langakah terakhir mengeliminasi aktivitas tidak bernilai tambah dan mereduksi biayanya. Setelah di terapkannya metode Activity based management (ABM) terhadap aktivitas-aktivitas yang ada di PT. Borneo Hijau Lestari 2, maka dapat diidentifikasikan aktivitas aktivitas apa saja yang tergolong aktivitas bernilai tambah dan aktivitas tidak bernilai tambah yang menyebabkan timbulnya biaya tidak bernilai tambah. Setelah dilakukan manajemen aktivitas maka biaya tidak bernilai tambah tersebut akhirnya dapat direduksi dari total biaya tidak bernilai tambah yang ada. Maka dapat disimpulkan bahwa penerapan metode activity based management (ABM) sangat layak untuk diterapkan karena dengan penerapan metode tersebut dapat meningkatkan efisiensi biaya pada PT. Borneo Hijau Lestari 2sehingga hal ini akan memberikan keuntungan bagi pihak PT. Borneo Hijau Lestari 2 tanpa mengurangi jasa yang diterima oleh pelanggan. Hubungan antara metode Activity based management dengan efisiensi biaya ini sangatlah berpengaruh, karena setelah diterapkannya metode ini perusahaan dapat meningkatkan efisiensi biayanya dan dapat mengurangi pengeluaran biayanya dalam satu tahun.
Saran
Untuk mencapai efisiensi biaya, maka pihak PT. Borneo Hijau Lestari 2 sebaiknya berfokus pada pengelolaan aktivitas melalui penerapan metode activity based management (ABM) supaya dapat diperoleh informasi mengenai aktivitas mana saja yang tergolong bernilai tambah atau tidak bernilai tambah sehingga pemakaian sumber daya yang tidak efisien oleh aktivitas tidak bernilai tambah tersebut dapat direduksi atau dieliminasi. Langkah ini akan membantu meningkatkan pemahaman dan keterampilan karyawan, sehingga mereka dapat mengimplementasikan metode activity based management (ABM) dengan lebih efektif. Kedua, perusahaan perlu berinvestasi dalam infrastruktur teknologi informasi yang memadai. Sistem informasi akuntansi yang terintegrasi akan mempercepat proses pengumpulan data, analisis, dan pelaporan keuangan, sehingga mendukung implementasi metode activity based management (ABM) yang lebih efisien dan akurat. Melalui kombinasi pendidikan yang tepat dan teknologi yang canggih, perusahaan dapat mencapai peningkatan signifikan dalam efektivitas metode activity based management (ABM).
DAFTAR PUSTAKA
Aulia, Tasman dan Aima, Havidz. (2016) Ekonomi Manajerial,Revisi. Jakarta: PT Raja. Grafindo Persada
Deviesa, D. 2019. Akuntansi Manajemen. Andi. Yogyakarta.
Fatimah, Annisa & Santoso, Agus Arief. (2020). Peningkatan Efisiensi Biaya Melalui Activity Based Management. Jurnal Riset dan Aplikasi: Akuntansi dan Manajemen, 4(2), Maret 2020, 229-238. https://doi.org/10.33795/jraam.v4i2.010
Guido, Giovani Samosir & Riauli Silalahi, Evelin Roma. (2022). Penerapan activity based management untuk meningkatkan efisiensi biaya produksi pada pt. Moderen plasindo mutiara plastik. Jurnal Ilmiah Akuntansi (JIMAT). Vol 1 No. 2 Oktober 2022. 7-14. https://doi.org/10.54367/jimat.v1i2.2265
Hansen, & Mowen. (2017). Akuntansi Manajemen. Edisi 8. Jakarta. Penerbit Salemba Empat.
Kodu, S., Moonti, U., Santoso, I. R., & Hafi, R. (2023). Pengaruh Literasi Keuangan Terhadap Pengelolaan Keuangan UMKM Di Foodcourthalal Sabilurrasyad Universitas Negeri Gorontalo. AKSARA: Jurnal Ilmu Pendidikan Nonformal, 9(1).
Mardawani. (2020). Praktis Penelitian Kualitatif Teori Dasar Dan Analisis Data Dalam Perspektif Kualitatif. Deepublish. Yogyakarta.
Miles, M. B., Huberman, A. M. and Saldana, J. (2018). Qualitative Data Analysis. (Fourth Edi). SAGE Publication. Ltd.
Nasution, Nabilla Amalia, Anggraini, Tuti, Syafina, Laylan. (2023). Analisis Penerapan Activity Based Management Untuk Meningkatkan Efesiensi Biaya Produksi Pada PT. Perkebunan Nusantara IV Medan. J-ISACC : Journal Islamic Accounting Competency Volume 3, Nomor 1, Maret 2023: 1 -19. https://e-journal.lp2m.uinjambi.ac.id/ojp/index.php/jisacc/article/view/1348
Ratih Ayu, Yusi Sri & Nugroho, Mulyanto. (2023). Analisis Penerapan Metode Activity Based Management Untuk Meningkatkan Efisiensi Biaya Produksi pada PT. Pesona Arnos Beton Gresik. Journal of Student Research, 1(2), 122-137. https://doi.org/10.55606/jsr.v1i2.973
Rijali, Ahmad. (2018). Analisis Data Kualitatif. UIN Antasari Banjarmasin.
Syawal, R., Safaruddin, S., & Santoso, R. . (2022). Analisis Manfaat Penerapan Activity Based Management Untuk Meningkatkan Efisiensi Biaya Pada PT Semen Baturaja (Persero) TBK. AT TARIIZ : Jurnal Ekonomi Dan Bisnis Islam, 1(02), 71–82. https://doi.org/10.62668/attariiz.v1i02.315
Wijaya, T. (2018). Manajemen Kualitas Jasa. Edisi Kedua. Jakarta: PT.Indeks.
Untuk mendapatkan file lengkap, silahkan : klik DOWNLOAD atau hub. (WA) 081327121707 - (WA) 081327789201 terima kasih
0 comments:
Post a Comment
Silahkan berkomentar, hindari unsur SARA.
Terima kasih