Menerima Pembuatan TESIS-SKRIPSI-PKP UT, Silahkan Baca Cara Pemesanan di bawah ini

Lencana Facebook

banner image

Wednesday, 23 December 2015

PTK SMA BAHASA INGGRIS










LAPORAN
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
                                                                                



PENERAPAN METODE MIND MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS MATERI TEKS TULIS MONOLOG
SEDERHANA BERBENTUK RECOUNT
SISWA KELAS X-1 SMAN ...................
TAHUN PELAJARAN 201../201..






Diajukan untuk Memenuhi  Persyaratan Kenaikan Pangkat
............................... dst disesuaikan





Oleh :

………………………………………..
NIP. ……………..






SMAN ...................
Jl. ………………………………….
201...
LEMBAR PENGESAHAN


1.
Judul Penelitian
PENERAPAN METODE MIND MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS MATERI TEKS TULIS MONOLOG SEDERHANA BERBENTUK RECOUNT  SISWA KELAS X-1 SMAN ...................
TAHUN PELAJARAN 201../201..

2.
Identitas Peneliti
a.    Nama Lengkap
b.   NIP
c.    Pangkat. Golongan
d.   Tempat Tugas
e.    Kabupaten/Kota
f.    Provinsi
g.   Alamat Kantor
h.   Telepon

3.
Lama Penelitian

4.
Sumber Dana
Swadaya


                                                                        …………….,…………………….
                Petugas Perpustakaan                                           Peneliti



                ……………………..                               ………………………
            NIP. ……………………..                       NIP. ……………………..           



Mengetahui/Mengesahkan
Kepala Sekolah





………………….
NIP.……………………..
KATA PENGANTAR

Segala puja dan puji syukur senantiasa saya panjatkan kepada Allah SWT. Tuhan Yang Maha Esa pengayom segenap alam yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga dalam penulisan karya ilmiah ini saya tidak mengalami kendala yang berarti hingga terselesaikannya karya ilmiah yang saya beri judul “Penerapan Metode Mind Mapping Dalam Pembelajaran Bahasa Inggris Materi Teks Tulis Monolog Sederhana Berbentuk Recount  Siswa Kelas X-1 SMAN ................... Tahun Pelajaran 201../201.. Penelitian ini diajukan untuk melengkapi syarat-syarat Kenaikan pangkat dari golongan ………. Ke golongan …...
Peneliti mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyusunan penelitian ini khususnya kepada:
1.    ……………….., selaku Kepala Dinas  ………………..
2.    ……………….., selaku Pengawas …. …………..
3.    ……………….., selaku Kepala SMAN ...................  ………
4.    Bapak dan Ibu Rekan-rekan Guru SMAN ...................  yang telah membantu penyelesaian PTK ini.
5.    Semua pihak yang telah membantu, dan tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
Akhirnya penulis mohon saran dan kritik dari pembaca demi perbaikan langkah berikutnya. Harapan peneliti semoga hasil penelitian ini dapat memberikan dampak positip terhadap perkembangan peningkatan sumber daya manusia.

............,     ............
Penulis






PENERAPAN METODE MIND MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS MATERI TEKS TULIS MONOLOG
SEDERHANA BERBENTUK RECOUNT
SISWA KELAS X-1 SMAN ...................
TAHUN PELAJARAN 201../201..


Oleh

…………………………………………
NIP. ………………..

ABSTRAK

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di X-1 SMAN ................... dengan jumlah siswa sebanyak 23 siswa. Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah meningkatkan minat dan hasil belajar siswa. Subjek penelitian yang diambil adalah kelas X-1 SMAN ................... Semester 1 Tahun Pelajaran 2011/2012 dengan jumlah siswa sebanyak 23 siswa, terdiri dari siswa laki-laki ........ orang dan perempuan ....... orang. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) dengan urutan kegiatan perencanaan (planning), tindakan (action), observasi (observation), refleksi (reflection) atau evaluasi. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian dengan teknik tes, observasi, dan dokumentasi. Teknik analisa data dengan teknik deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan metode mind mapping dapat meningkatkan  minat dan hasil belajar siswa dari kondisi awal  hanya 9 siswa atau 47,37%, naik menjadi 13 siswa atau 68,42% pada siklus pertama, dan 100% atau 19 siswa pada siklus kedua,
dan Penerapan model pembelajaran mind mapping dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal tersebut dibuktikan dengan kenaikan prestasi belajar siswa dari rata-rata pada kondisi awal hanya  57,37 naik menjadi 64,21 pada siklus pertama, dan 73,16 pada siklus kedua, dengan tingkat ketuntasan belajar sebanyak  4 siswa 21,05% pada kondisi awal,  52,63% atau 10 siswa pada siklus pertama,  17 siswa atau 98,74% pada siklus kedua, dan masih ada dua orang siswa (10,53%) yang belum tuntas, sehingga semua indikator dan kriteria keberhasilan proses perbaikan pembelajaran telah tercapai pada siklus kedua. Kesimpulannya adalah impelmentasi tindakan pembelajaran melalui metode mind mapping dapat meningkatkan minat dan hasil belajar siswa kelas X-1 SMAN ................... Semester 1 Tahun Pelajaran 2011/2012.

Kata Kunci: mind mapping, minat, hasil belajar



DAFTAR ISI


HALAMAN JUDUL..........................................................................................      
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................      
KATA PENGANTAR........................................................................................      
ABSTRAK..........................................................................................................      
DAFTAR ISI.......................................................................................................      
DAFTAR TABEL...............................................................................................      
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................      
DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................      

BAB    I     PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang Masalah............................................................      
B.       Rumusan Masalah......................................................................      
C.       Tujuan Penelitian.......................................................................      
D.      Manfaat Penelitian.....................................................................      
BAB    II   KAJIAN PUSTAKA
A.  Kajian Teori.................................................................................      
B.  Kerangka Pikir.............................................................................      
C.  Hipotesis Tindakan......................................................................      
BAB    III METODE PENELITIAN           
A.  Rancangan Penelitian ..................................................................      
B.  Prosedur Penelitian .....................................................................      
C.  Subyek Penelitian ........................................................................      
D.  Tempat dan Waktu Penelitian .....................................................      
E.   Teknik Pengumpulan Data ..........................................................      
F.   Teknik Analisis Data ...................................................................      
G.  Indikator Keberhasilan ................................................................      
BAB    IV  HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.  Hasil Penelitian............................................................................      
B.  Pembahasan Hasil Penelitian.......................................................      
BAB    V   PENUTUP          
A.  Kesimpulan .................................................................................      
B.  Saran ...........................................................................................      

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN



DAFTAR TABEL

Tabel                                                                                                           Halaman
Tabel      3.1    Kriteria Ketuntasan Belajar....................................................            
Tabel      3.2    Kriteria Ketuntasan Belajar Klasikal......................................            
Tabel      4.1    Rekapitulasi Hasil Pengamatan Minat Siswa Siklus I............            
Tabel      4.2    Rekapitulasi Analisis Hasil Belajar Siklus I...........................            
Tabel      4.3    Rekapitulasi Hasil Pengamatan Minat Siswa pada Siklus II
Tabel      4.4    Rekapitulasi Analisis Hasil Belajar Siklus II..........................            
Tabel      4.7    Rekapitulasi Hasil Penelitian pada Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II                 
Tabel      4.10  Rekapitulasi Peningkatan Minat Siswa pada pada Kondisi awal, Siklus I dan Siklus II                                                                                                      




























DAFTAR GAMBAR

Gambar                                                                                                      Halaman

Gambar 2.1    Mind Map Guideline (Garis Panduan Pemetaan Pikiran) Sumber: Buzan (2007)                 
Gambar  2.2    Contoh Mind Mapping Sumber: Buzan (2007).....................            
Gambar 2.3    Bagan Kerangka Berfikir.......................................................            
Gambar 3.1    Bagan Tahapan dalam Penelitian Tindakan Kelas Sumber: Arikunto (2008: 16)                  
Gambar 4.1    Grafik Hasil Pengamatan Minat Siswa Siklus I.....................            
Gambar 4.2    Grafik Perbandingan Hasil Pretest Pada Kondisi Awal Dengan Posttest Siklus I               
Gambar 4.3    Grafik Hasil Pengamatan Minat Siswa pada Siklus II..........            
Gambar 4.4    Grafik Perbandingan Hasil Pretest Pada Kondisi Awal dan Siklus I            
Gambar 4.5    Diagram Batang Perbandingan Angka Nilai Rerata Minat siswa, dan Siswa Belum Tuntas pada Setiap Siklus Perbaikan Pembelajaran ..........................            
Gambar 4.6    Grafik Peningkatan Minat siswa pada Setiap Siklus Perbaikan Pembelajaran                      










DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN                                                                                                             

Lampiran    1     Surat Ijin Penelitian
Lampiran    2     Surat Kesediaan Menjadi Observer
Lampiran    3     Jurnal Kegiatan Penelitian
Lampiran    4     Rencana Perbaikan Pembelajaran Siklus I
Lampiran    5     Rencana Perbaikan Pembelajaran Siklus II
Lampiran    6     Daftar Hadir Siswa Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II
Lampiran    7     Daftar Hadir Peneliti dan Observer
Lampiran    8     Daftar Nilai Tes Formatif Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II
Lampiran    9     Lembar Observasi Minat Kelompok Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II
Lampiran    10   Contoh Hasil Pekerjaan Siswa
Lampiran    11   Dokumentasi  Pelaksanaan Kegiatan Penelitian Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II




BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Bahasa Inggris merupakan salah satu pelajaran yang kurang mendapatkan tempat di hati siswa kelas X-1 SMAN ..................., karena mata pelajaran bahasa Inggris dianggap sulit dan kurang menarik, sehingga membawa dampak terhadap rendahnya hasil belajar siswa kelas X-1 SMAN .................... Perlu diketahui bahwa mata pelajaran Bahasa Inggris adalah program untuk menanamkan dan mengembangkan pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai berbahasa Inggris pada siswa. Kemampuan akan berbahasa Inggris sangat berguna bagi setiap siswa dalam era globalisasi ini. Bahasa Inggris diajarkan sampai di perguruan tinggi, sehingga bukan alasan untuk tidak memahami Bahasa Inggris, oleh karena itu diperlukan penguasaan dan pemahaman yang cukup dalam menekuni mata pelajaran Bahasa Inggris.
Di SMAN ..................., banyak siswa khususnya kelas X-1  yang merasa kesulitan dalam mengikuti pelajaran Bahasa Inggris khususnya pada teks tulis monolog sederhana berbentuk recount. Sebagai contoh, pada waktu diberi tugas yang sudah ditentukan tema atau judulnya, kebanyakan siswa tidak segera melaksanakan, bahkan malah ditinggal ngobrol dengan teman di dekatnya. Nampak tidak serius dan malas mengerjakannya.  Ada kemungkinan kesulitan itu dikarenakan bahwa selama ini, kebanyakan siswa menganggap mata pelajaran Bahasa Inggris sebagai momok atau mata pelajaran yang sulit dan tidak menarik. Karena sulit dan tidak menarik, siswa cenderung tidak suka, malas dan ingin menghindarinya. Akibatnya, siswa malas mengikuti pelajaran itu atau kurang serius dan malas mengerjakan tugas yang dibebankan oleh gurunya. Kamus, sebagai sarana pendukung yang penting dalam belajar bahasa asing, juga jarang yang memilikinya. Ada yang memiliki, tapi malas membawanya karena berat. Itu semua terjadi karena kurangnya motivasi dan kurang minatnya terhadap mata pelajaran Bahasa Inggris. Ada siswa yang sudah mulai menulis, kemudian macet di tengah jalan, hal ini dikarenakan kesulitan memunculkan ide, padahal tema atau judul sudah ditentukan.
Akibatnya tugas menulis teks tulis monolog sederhana berbentuk recount banyak yang tidak dikumpulkan. Sudah dibuat PRpun, masih banyak yang tidak mengumpulkan. Sampai suatu saat, peneliti pernah memaksa, bahwa semua siswa harus mengumpulkan tugas menulis teks tulis monolog sederhana berbentuk recount. Apa yang terjadi? Semua siswa benar-benar mengumpulkan tugas itu. Tapi setelah diperiksa, ternyata banyak pekerjaan siswa yang sama persis. Itu berarti banyak siswa yang tidak mengerjakan, melainkan hanya menyontek pekerjaan temannya.
Masalah yang dihadapi kebanyakan siswa kelas X-1 SMAN ................... pada pembelajaran teks tulis monolog sederhana berbentuk recount ini cukup kompleks. Mulai dari kurangnya minat, kurangnya sarana, kurangnya motivasi sehingga kurang serius dalam mengikuti mata pelajaran Bahasa Inggris sehingga berdampak pada lemahnya penguasaan kosa kata dan tata bahasa yang sangat diperlukan dalam pembelajaran teks tulis monolog sederhana berbentuk recount ini. Kalau melihat macetnya penulisan, itu berarti karena kurangnya pengorganisasian pokok pikiran. Terlebih lagi, Bahasa Inggris termasuk mata pelajaran yang diUNkan. Kalau tidak ada hal yang dapat menarik perhatian siswa dalam pembelajaran Bahasa Inggris, entah itu metode, strategi, ataupun approach, nampaknya mereka akan semakin jauh atau benci dengan mata pelajaran Bahasa Inggris. Yang pada gilirannya akan menurunkan hasil belajar Bahasa Inggris mereka. Seperti itulah gambaran betapa beratnya tugas guru Bahasa Inggris menghadapi tantangan UN dan siswa yang seperti itu kondisinya.
Berdasarkan permasalahan-permasalahan tersebut di atas, peneliti mencoba menggunakan metode mind mapping untuk mengatasi sebagian dari permasalahan-permasalahan itu.  Dengan digunakannya metode ini diharapkan para siswa menjadi lebih tertarik untuk mengikuti mata pelajaran Bahasa Inggris. Bagi siswa yang suka menggambar, dapat mengekspresikan gagasannya melalui gambar yang beraneka ragam dan warna dalam mind mappingnya. Kalau siswa sudah merasa tertarik, guru akan lebih mudah dalam menyampaikan materi kepada siswa. Yang akibatnya diharapkan siswa tidak lagi merasa kesulitan dalam mengikuti pelajaran Bahasa Inggris khususnya pada materi teks tulis monolog sederhana berbentuk recount ini.    
B.     Perumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
  1. Apakah penerapan metode mind mapping dalam pembelajaran teks tulis monolog sederhana berbentuk recount dapat  meningkatkan  minat belajar siswa terhadap mata pelajaran Bahasa Inggris?
  2. Apakah penerapan metode mind mapping dalam pembelajaran teks tulis monolog sederhana berbentuk recount dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran Bahasa Inggris?
C.    Tujuan Penelitian
Penerapan metode mind mapping dalam pembelajaran teks tulis monolog sederhana berbentuk recount ini dilakukan dengan tujuan untuk :
1.      Untuk mengetahui keberhasilan penerapan metode mind mapping dalam  pembelajaran teks tulis monolog sederhana berbentuk recount untuk menarik minat siswa terhadap mata pelajaran Bahasa Inggris.
2.      Untuk mengetahui keberhasilan penerapan metode mind mapping dalam pembelajaran teks tulis monolog sederhana berbentuk recount untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
3.      Untuk mengetahui sejauh mana respon siswa terhadap penerapan metode mind mapping dalam pembelajaran teks tulis monolog sederhana berbentuk recount.
D.    Manfaat Hasil Penelitian
Manfaat dari hasil penelitian ini adalah :
  1. Bagi Siswa :
a.    Dapat meningkatkan minat belajar siswa terhadap mata pelajaran Bahasa Inggris.
b.    Dapat memunculkan atau menumbuhkan daya kreatifitas siswa.
c.    Dapat meningkatkan hasil belajar menulis teks tulis monolog sederhana berbentuk recount siswa.
  1. Bagi Guru :
a.    Dapat meningkatkan kinerja dan profesionalisme guru dalam pembelajaran
b.    Dapat memacu kreatifitas dan daya inovatif guru dalam merancang program pembelajaran (RPP).
c.    Memperoleh pengalaman yang sangat berarti.
  1. Bagi Sekolah :
a.    Dapat digunakan sebagai umpan balik untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi pembelajaran.
b.    Dapat meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah.
c.    Dapat meningkatkan prestasi sekolah melalui peningkatan prestasi belajar siswa dan kinerja guru.

             
             




BAB II
KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN
A.    Kajian Teori
1.      Bahasa
Bahasa merupakan alat untuk berkomunikasi secara lisan dan tulis. Salah satu fungsi bahasa adalah untuk berkomunikasi. Berkomunikasi artinya memahami dan mengungkapkan informasi, pikiran, perasaan, dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan budaya. Kemampuan berkomunikasi dalam pengertian yang utuh adalah kemampuan berwacana, yakni kemampuan memahami dan/atau menghasilkan teks lisan dan/atau tulis yang direalisasikan dalam empat keterampilan berbahasa, yaitu mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Keempat keterampilan inilah yang digunakan untuk menanggapi atau menciptakan wacana dalam kehidupan bermasyarakat. Oleh karena itu, mata pelajaran Bahasa Inggris diarahkan untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan tersebut agar lulusan mampu berkomunikasi dan berwacana dalam bahasa Inggris pada tingkat literasi tertentu.
Bahasa bukan hanya suatu objek abstrak yang dipelajari, tapi sesuatu yang digunakan orang setiap hari. Dalam mempelajari bahasa sebagai alat komunikasi, perlu disadari adanya makna-makna bahasa yang perlu dikuasai. Menurut Halliday (1973), ada dua macam makna yang terangkum dalam semua bahasa. Makna ideasional dan makna interpersonal. Makna ideasional adalah merupakan wujud dari pengalaman seseorang, baik pengalaman nyata maupun imajiner. Yang oleh Halliday disebut “in the sense of content”. Makna interpersonal adalah makna sebagai bentuk dari tingkah laku (sebagai pembicara atau penulis) yang kita tujukan kepada orang lain (sebagai pendengar atau pembaca). (Panduan Pengembangan Silabus mapel Bahasa Inggris SMP,  2006: 5 )


2.      Pembelajaran Bahasa Inggris
Tujuan pembelajaran bahasa Inggris adalah agar siswa dapat berkomunikasi dalam bahasa Inggris secara lisan maupun tulisan secara lancar dan sesuai dengan konteks sosialnya (Depdiknas, 2003: 15). Kompetensi bahasa Inggris siswa mencakup keterampilan: mendengar, membaca, berbicara, dan menulis. Mendengar berarti memahami berbagai makna (antar-perseorangan, pendapat, buku pelajaran) berbagai teks lisan yang memiliki tujuan komunikatif, struktur teks, dan linguistik tertentu. Berbicara berarti mengungkapkan berbagai makna (antar-perseorangan, pendapat, buku pelajaran) melalui berbagai teks lisan yang
memiliki tujuan komunikatif, struktur teks, dan linguistik tertentu.
Membaca berarti memahami berbagai makna (antar-perseorangan, pendapat, buku pelajaran) dalam berbagai teks tulis yang memiliki tujuan komunikatif, struktur teks, dan linguistik tertentu. Menulis berarti mengungkap berbagai makna (antar perseorangan, pendapat, buku pelajaran) dalam berbagai teks tulis yang memiliki
tujuan komunikatif, struktur teks, dan linguistik tertentu.
Berkomunikasi secara lisan dan tulisan dengan menggunakan ragam bahasa secara lancar dan akurat merupakan target pembelajaran bahasa Inggris (Depdiknas, 2003: 16). Keterampilan berbahasa merupakan kewajiban yang harus dimiliki oleh siswa setelah belajar bahasa Inggris. Mendengar berarti memahami berbagai makna (antar-perseorangan, pendapat, buku pelajaran) dalam berbagai teks lisan interaksional dan monolog terutama yang berbentuk deskriptif, naratif,
mencertiakan kegiatan, prosedur
, laporan, pokok berita, anekdot, eksposisi, penjelasan, diskusi, komentar, dan tinjauan. Berbicara berarti mengungkap berbagai makna (antar-perseorangan, pendapat, buku pelajaran) dalam berbagai teks lisan interaksional dan monolog terutama yang berbentuk deskriptif, naratif, mencertiakan kegiatan, prosedur, laporan, pokok berita, anekdot, eksposisi, penjelasan, diskusi, komentar, dan tinjauan. Membaca berarti memahami berbagai makna (antar-perseorangan, pendapat, buku pelajaran) dalam berbagai teks lisan interaksional dan monolog terutama yang berbentuk deskriptif, naratif, mencertiakan kegiatan, prosedur, laporan, pokok berita, anekdot, eksposisi, penjelasan, diskusi, komentar, dan tinjauan. Menulis berarti mengungkap berbagai makna (antar-perseorangan, pendapat, buku pelajaran) dalam berbagai teks lisan interaksional dan monolog terutama yang berbentuk deskriptif, naratif, mencertiakan kegiatan, prosedur, laporan, pokok berita, anekdot, eksposisi, penjelasan, diskusi, komentar, dan tinjauan.
Komponen besar dalam pembelajaran bahasa Inggris adalah proses
pembelajaran dan
output pembelajaran serta kompetensi bahasa Inggris siswa. Komponen proses pembelajaran bahasa Inggris yang paling dominan adalah kinerja guru bahasa Inggris, kepribadian guru bahasa Inggris, perilaku siswa terhadap pembelajaran bahasa Inggris, dan fasilitas yang mendukung pembelajaran bahasa Inggris. Output pembelajaran, kompetensi bahasa Inggris siswa, yaitu siswa dapat berkomunikasi dalam bahasa Inggris baik secara lisan maupun secara tulisan.
Output Pembelajaran bahasa Inggris adalah kompetensi bahasa Inggris siswa. Kompetensi bahasa Inggris siswa merupakan kemampuan yang dimiliki oleh siswa dalam berkomunikasi bahasa Inggris baik secara tertulis maupun secara lisan. Kompetensi bahasa Inggris siswa merupakan output dari proses pembelajaran bahasa Inggris di dalam konteks pembelajaran. Dari output ini terlihat ketercapaian standar kompetensi bahasa Inggris siswa.
Brown (2004: 117) memberikan saran untuk memikirkan dua konsep interaksi kinerja dan observasi. Semua pengguna bahasa menampilkan aksi mendengar, berbicara, membaca, dan menulis. Mereka tentu percaya pada kompetensi utama mereka agar mencapai kinerja ini. Ketika kemampuan seseorang direncanakan untuk dinilai dalam satu atau keterpaduan empat keterampilan, kompetensi seseorang dinilai, tetapi kinerja seseorang diamati. Kadang-kadang kinerja tidak menunjukkan kompetensi yang benar: istirahat malam yang kurang baik, sakit, gangguan emosi, kecemasan tes, penghalang ingatan, atau faktor reliabilitas yang berhubungan dengan siswa lainnya dapat mempengaruhi kinerja, dengan demikian melengkapi suatu pengukuran kompetensi yang sesungguhnya yang tidak reliabel.
Ada empat keterampilan bahasa yang harus dimiliki oleh siswa sebagai hasil yang didapat dari proses pembelajaran bahasa Inggris khususnya di tingkat SMA. Empat keterampilan berbahasa tersebut adalah: listening, speaking, reading, dan writing. Berhasil atau tidak pembelajaran bahasa Inggris dapat dilihat dari kompetensi siswa berkomunikasi dalam bahasa Inggris baik secara tertulis maupun secara lisan. Listening merupakan keterampilan yang paling sulit bagi siswa.
Keterampilan ini sangat memerlukan waktu khusus dan fasiltas yang
mendukung untuk latihan mendengar bahasa Inggris.
Listening adalah salah satu bagian kompetensi yang harus dimiliki oleh siswa walau selama ini keterampilan ini jarang dilatih di dalam kelas pembelajaran bahasa Inggris.
Di Sekolah atau di dalam kelas siswa hampir tidak pernah berkomunikasi dalam bahasa Inggris pada umumnya. Karena itu keterampilan ini dianggap yang paling sulit dari tiga keterampilan berbahasa yang lainya. Speaking berarti mengungkapkan berbagai makna (antar-perseorangan, pendapat, buku pelajaran) melalui berbagai teks lisan yang memiliki tujuan komunikatif, struktur teks, dan linguistik tertentu. Reading berarti memahami berbagai makna (antar-perseorangan, pendapat, buku pelajaran) dalam berbagai teks tulis yang memiliki tujuan komunikatif, struktur teks, dan linguistik tertentu. Writing berarti mengungkap berbagai makna (antar-perseorangan, pendapat, buku pelajaran) dalam berbagai teks tulis yang memiliki tujuan komunikatif, struktur teks, dan linguistik tertentu.
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa antara lain adalah karakter siswa, kondisi dimana siswa tinggal, kondisi sekolah, beberapa kondisi di bawah pengawasan sekolah tersebut, kondisi sekolah lain secara tidak normal di bawah pengawasan sekolah tersebut, beberapa kondisi sekolah boleh atau tidak boleh di bawah pengawasan sekolah tersebut (Kellaghan & Greaney, 2001: 77). Faktor-faktor tersebut sangat besar pengaruhnya pada kompetensi lulusan siswa di jenjang SMA. Menurut peraturan pemerintah Republik Indonesia nomor 19 (tahun 2005) tentang standar pendidikan nasional bab V tentang standar kompetensi lulusan, pasal 25 ayat 3 bahwa kompetensi lulusan untuk mata pelajaran bahasa menekankan pada kemampuan membaca dan menulis yang sesuai dengan jenjang pendidikan.
3.      Metode Mind Mapping
a.    Sejarah Mind Mapping
Tony Buzan penemu metode ini mengemukakan bahwa Mind Map adalah sebuah “peta pikiran” yang menggunakan unsur-unsur utama dari memori, asosiasi, lokasi, keistimewaan, dan yang mengarahkan semua keterampilan otak kiri dan otak kanan. Mind Map juga membuat dan mendorong percepatan aliran berbagai pikiran kreatif dan inovatif berdasarkan sifat multi-ordinasi yang dimiliki oleh kenyataan sehingga membiarkan otak anak dibiarkan untuk menyatakan ekspresi dan ekspansi individualnya sendiri yang tak terbatas dengan cara sederhana namun penuh rahasia untuknya.
Mind Map berperan pada otak anak untuk melihat gambaran gambaran yang telah mereka kenal (sebuah gambar bernilai ribuan kata) serta asosiasi dan berbagai hubungan yang mereka buat tanpa dibatasi oleh aturan tata bahasa dan sematik. Mind Map seketika memberikan gambaran menyeluruh kepada anak, sekaligus memberikan kesempatan baginya untuk menghimpun hal-hal yang terkait lebih erat satu sama lain. Mind Map bagi anak-anak merupakan alat menakjubkan yang bisa memberi mereka kesempatan untuk membuka diri dan menjelajahi ruang-ruang memori, pemahaman, pemikiran kreatif, analisis, persiapan untuk tugas sekolah, tinjauan dan ekspresi diri (Buzan, 2007:76).
Wycoff (2003:63) menambahkan bahwa teknik pemetaan pikiran (Mind Mapping), salah satu keterampilan yang paling efektif dalam proses berpikir kreatif. Pemetaan pikiran mirip dengan outlining, tetapi lebih menarik secara visual, dan melibatkan kedua belahan-otak. Dalam pemetaan pikiran, tidak ada aturan seperti dalam outlining yang harus mengikuti format yang kaku dengan dengan huruf besar, angka, penomoran Romawi, dan lain-lain. Hal ini disebabkan oleh pemetaan pikiran yang tidak bersifat membatasi, dan membiarkan informasi mengalir lebih leluasa di dalam pikiran. Informasi juga mengatur dirinya sendiri dalam kelompok-kelompok sendiri saat mengalir dari pikiran ke lembaran kertas. Dalam pemetaan pikiran, gagasan dan pemikiran dapat mengalir bebas.
Wycoff (2003:67) menambahkan pemetaan-pikiran adalah pencatatan nonlinier, tetapi tidak semua bentuk pencatatan nonlinier temasuk pemetaan pikiran. Sewaktu mengembangkan dan meneliti teknik ini, Buzan menyadari bahwa ada beberapa keuntungan tertentu yang diperoleh dari tiap unsur pemetaan pikiran. Unsur-unsur itu adalah:
1)        Fokus pusat yang berisi citra atau lambang gambar masalah atau informasi yang dipetakan, diletakkan ditengah halaman.
2)        Gagasan dibiarkan mengalir bebas tanpa penilaian.
3)        Kata-kata kunci digunakan untuk menyatakan gagasan.
4)        Hanya satu kata kunci ditulis perbaris.
5)        Gagasan kata kunci dihubungkan ke fokus pusat dengan garis.
6)        Warna digunakan untuk menerangi dan menekankan pentingnya sebuah gagasan.
7)        Gambar dan lambang digunakan untuk menyoroti gagasan dan merangsang pikiran agar membentuk kaitan yang lain.
Contoh Mind Mapping yang dapat digunakan untuk berbagai keperluan:










Gambar 2.1 Mind Map Guideline (Garis Panduan Pemetaan Pikiran) Sumber: Buzan (2007)










Gambar 2.2 Contoh Mind Mapping Sumber: Buzan (2007)

b.    Mind Mapping dalam Pembelajaran
Cara meringkas materi pelajaran yang kemudian dituangkan dalam Mind Mapping mempunyai beberapa langkah-langkah, antara lain:
1)        Membaca terlebih dahulu seluruh isi materi dan memahami secara materi secara utuh.
2)        Memilih kata-kata kunci/ istilah penting/ kalimat utama.
3)        Setelah seluruh kata kunci selesai ditemukan, kemudian atur kata kunci tersebut sehingga menjadi struktur yang paling mudah dipahami dan dimengerti.
Sedangkan secara garis besar, langkah yang digunakan dalam membuat
Mind Mapping menurut Buzan (2007:15) adalah:
1)        Sediakan kertas putih pada posisi landscape, letakkan pokok masalah di tengah kertas. Hal ini memberi kebebasan otak untuk mengungkapkan pikiran dengan lebih bebas ke segala arah.
2)        Gunakan gambar, simbol atau foto untuk menggambarkan permasalahan pokok. Gambar, simbol, dan foto mempunyai makna yang luas dan membantu memunculkan imajinasi, memfokuskan pikiran, konsentrasi, serta mengaktfikan otak.
3)        Gunakan warna, agar lebih menarik sekaligus dapat mengembangkan kreativitas. Warna membuat mind mapping lebih hidup serta mengembangkan pemikiran yang kreatif.
4)        Hubungkan cabang-cabang utama dengan sub pokok masalah. Cabang cabang tersebut dihubungkan sesuai tingkatannya agar lebih mudah dimengerti dan diingat.
5)        Buat garis lengkung seperti cabang pohon. Garis lengkung yang teratur lebih menarik daripada garis lurus yang mudah membuat otak bosan.
6)        Gunakan satu kata kunci untuk setiap garis sub pokok bahasan. Kata kunci tunggal memberikan lebih banyak daya dan fleksibilitas dalam mind mapping.
7)        Gunakan gambar atau simbol untuk memberi deskripsi pada sub pokok bahasan. Gambar digunakan untuk mewakili banyak kata-kata. Dengan gambar, kata-kata rumit yang banyak dapat terangkum dalam sebuah gambar.
B.     Kerangka Pikir
Mind Map (peta pikiran) merupakan suatu metode pembelajaran yang dirancang untuk membantu siswa dalam menentukan dan menyusun inti-inti yang penting dari materi pelajaran, serta metode yang dapat membantu siswa untuk meningkatkan pengetahuan siswa dalam penguasaan konsep dari suatu pokok materi pelajaran. Adapun tahapan dalam pelaksanaan pembelajaran dengan metode ini adalah (1) mempelajari konsep suatu materi pelajaran, (2) menentukan ide-ide pokok, (3) membuat peta pikiran, (4) mempresentasikan didepan kelas.
Pada pelaksanaan pembelajaran dengan metode Mind Map (peta pikiran) siswa dapat mengembangkan kemampuan belajar mandiri, siswa memiliki kemampuan untuk mengembangkan pengetahuannya sendiri. Pengalaman yang diperoleh siswa akan semakin berkesan apabila proses pembelajaran yang diperolehnya merupakan hasil dari pemahaman dan penemuannya sendiri. Dalam konteks ini siswa mengalami dan melakukannya sendiri. Proses pembelajaran yang berlangsung melibatkan siswa sepenuhnya untuk merumuskan sendiri suatu konsep. Keterlibatan guru hanya sebagai fasilitator, memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan atau menerapkan sendiri ide-ide. Setiap individu mempunyai potensi yang harus dikembangkan, maka proses pembelajaran yang cocok adalah yang menggali motivasi siswa untuk selalu kreatif dan berkembang. Pembelajaran dengan metode Mind Map lebih menekankan pada keaktifan dan kegiatan kreatif siswa, akan meningkatkan daya hafal dan pemahaman konsep siswa yang kuat, serta siswa menjadi lebih kreatif.
Selain kegiatan belajar mengajar akan lebih menarik, siswa juga akan lebih tekun dalam belajar dan menghadapi tugas, ulet menghadapi kesulitan, senang mencari dan memecahkan masalah dalam pembelajaran bahasa Inggris yang bervariasi, sanggup bekerja mandiri, dan dapat mempertahankan pendapatnya. Hal ini menguatkan bahwa penerapan metode Mind Map (peta pikiran) merupakan metode pembelajaran yang cocok digunakan dalam upaya meningkatkan minat belajar siswa. Sehingga ada dugaan bahwa pembelajaran matematika dengan metode Mind Map (peta pikiran) dapat meningkatkan minat dan hasil belajar siswa. Kerangka berpikir dari kajian teori di atas adalah penerapan media Mind Mapping dalam pembelajaran bahasa Inggris pada kelas X-1 SMAN ................... diharapkan dapat meningkatkan kemampuan belajar siswa. Adapun bagan kerangka berpikir sebagai berikut:


 

















Gambar 2.3  Bagan Kerangka Berfikir

C.    Hipotesis Tindakan
Dari penjelasan di atas maka hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah penerapan metode mind mapping dalam pembelajaran teks tulis monolog sederhana berbentuk recount  dapat meningkatkan minat dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Inggris kelas X-1 SMAN ................... Tahun Pelajaran 2014/2015.






bila berkenan untuk bab selanjutnya secara lengkap sampai dengan lampiran dan halaman depan dalam format *.doc/*.docx silahkan
klik DOWNLOAD
atau hub. 081327121707 terima kasih.