LAPORAN
PENELITIAN
TINDAKAN KELAS
PENERAPAN METODE MIND MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA
INGGRIS MATERI TEKS TULIS
MONOLOG
SEDERHANA BERBENTUK RECOUNT
SISWA KELAS X-1 SMAN ...................
TAHUN PELAJARAN 201../201..
Diajukan
untuk Memenuhi Persyaratan Kenaikan
Pangkat
............................... dst disesuaikan
Oleh :
………………………………………..
NIP.
……………..
SMAN ...................
Jl.
………………………………….
201...
LEMBAR PENGESAHAN
1.
|
Judul Penelitian
|
PENERAPAN METODE MIND MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA
INGGRIS MATERI TEKS TULIS
MONOLOG SEDERHANA BERBENTUK RECOUNT SISWA KELAS X-1
SMAN ...................
TAHUN PELAJARAN 201../201..
|
2.
|
Identitas Peneliti
a. Nama Lengkap
b. NIP
c. Pangkat. Golongan
d. Tempat Tugas
e. Kabupaten/Kota
f. Provinsi
g. Alamat Kantor
h. Telepon
|
|
3.
|
Lama Penelitian
|
|
4.
|
Sumber Dana
|
Swadaya
|
…………….,…………………….
Petugas Perpustakaan Peneliti
…………………….. ………………………
NIP. …………………….. NIP. ……………………..
Mengetahui/Mengesahkan
Kepala Sekolah
………………….
NIP.……………………..
KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR
Segala puja dan puji syukur senantiasa saya panjatkan
kepada Allah SWT. Tuhan Yang Maha Esa pengayom segenap alam yang telah
memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga dalam penulisan karya ilmiah ini
saya tidak mengalami kendala yang berarti hingga terselesaikannya karya ilmiah
yang saya beri judul “Penerapan Metode Mind Mapping Dalam Pembelajaran Bahasa
Inggris Materi Teks Tulis Monolog Sederhana Berbentuk Recount Siswa Kelas X-1 SMAN ................... Tahun
Pelajaran 201../201..” Penelitian
ini diajukan untuk melengkapi syarat-syarat Kenaikan pangkat dari golongan ……….
Ke golongan …...
Peneliti mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang
telah membantu dalam penyusunan penelitian ini khususnya kepada:
1.
……………….., selaku Kepala Dinas ………………..
2.
……………….., selaku Pengawas …. …………..
3.
……………….., selaku Kepala SMAN ................... ………
4.
Bapak dan Ibu Rekan-rekan Guru SMAN ................... yang telah membantu penyelesaian PTK ini.
5.
Semua pihak yang telah membantu, dan tidak dapat
penulis sebutkan satu per satu.
Akhirnya penulis mohon saran dan kritik dari pembaca
demi perbaikan langkah berikutnya. Harapan peneliti semoga hasil penelitian ini
dapat memberikan dampak positip terhadap perkembangan peningkatan sumber daya
manusia.
............, ............
Penulis
PENERAPAN METODE MIND MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA
INGGRIS MATERI TEKS TULIS
MONOLOG
SEDERHANA BERBENTUK RECOUNT
SISWA KELAS X-1 SMAN ...................
TAHUN PELAJARAN 201../201..
Oleh
…………………………………………
NIP. ………………..
ABSTRAK
Penelitian
tindakan kelas ini dilaksanakan di X-1 SMAN ................... dengan jumlah siswa sebanyak 23 siswa. Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam
penelitian ini adalah meningkatkan
minat dan hasil belajar siswa. Subjek penelitian yang
diambil adalah kelas X-1 SMAN ................... Semester 1 Tahun Pelajaran 2011/2012 dengan jumlah siswa sebanyak 23 siswa, terdiri dari siswa
laki-laki ........ orang dan perempuan ....... orang. Penelitian ini
merupakan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom
Action Research) dengan urutan kegiatan perencanaan (planning), tindakan (action),
observasi (observation), refleksi (reflection) atau evaluasi. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian
dengan teknik tes, observasi, dan dokumentasi. Teknik analisa data
dengan teknik deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan metode mind mapping dapat meningkatkan minat dan hasil belajar siswa dari kondisi awal hanya 9 siswa atau 47,37%,
naik menjadi 13 siswa atau 68,42% pada siklus pertama, dan 100% atau 19 siswa
pada siklus kedua,
dan Penerapan model pembelajaran mind mapping dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal
tersebut dibuktikan dengan kenaikan prestasi belajar siswa dari rata-rata pada
kondisi awal hanya 57,37 naik menjadi 64,21
pada siklus pertama, dan 73,16 pada siklus kedua, dengan tingkat ketuntasan
belajar sebanyak 4 siswa 21,05% pada
kondisi awal, 52,63% atau 10 siswa pada
siklus pertama, 17 siswa atau 98,74%
pada siklus kedua, dan masih ada dua orang siswa (10,53%) yang belum tuntas,
sehingga semua indikator dan kriteria keberhasilan proses perbaikan
pembelajaran telah tercapai pada siklus kedua. Kesimpulannya adalah impelmentasi tindakan pembelajaran melalui
metode mind mapping dapat meningkatkan minat
dan hasil belajar siswa kelas X-1 SMAN ................... Semester 1 Tahun Pelajaran 2011/2012.
Kata
Kunci: mind mapping, minat, hasil belajar
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..........................................................................................
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................
KATA PENGANTAR........................................................................................
ABSTRAK..........................................................................................................
DAFTAR ISI.......................................................................................................
DAFTAR TABEL...............................................................................................
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah............................................................
B. Rumusan Masalah......................................................................
C. Tujuan Penelitian.......................................................................
D. Manfaat Penelitian.....................................................................
BAB II KAJIAN
PUSTAKA
A. Kajian
Teori.................................................................................
B. Kerangka
Pikir.............................................................................
C. Hipotesis
Tindakan......................................................................
BAB III METODE
PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian ..................................................................
B. Prosedur Penelitian .....................................................................
C. Subyek Penelitian ........................................................................
D. Tempat dan Waktu Penelitian .....................................................
E. Teknik Pengumpulan Data ..........................................................
F. Teknik Analisis Data ...................................................................
G. Indikator Keberhasilan ................................................................
BAB IV HASIL
PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Penelitian............................................................................
B. Pembahasan
Hasil Penelitian.......................................................
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
.................................................................................
B. Saran ...........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel 3.1
Kriteria Ketuntasan Belajar....................................................
Tabel 3.2
Kriteria Ketuntasan Belajar Klasikal......................................
Tabel 4.1 Rekapitulasi Hasil Pengamatan Minat Siswa
Siklus I............
Tabel 4.2 Rekapitulasi Analisis Hasil Belajar Siklus I...........................
Tabel 4.3 Rekapitulasi Hasil Pengamatan Minat Siswa
pada Siklus II
Tabel 4.4 Rekapitulasi Analisis Hasil Belajar Siklus
II..........................
Tabel 4.7
Rekapitulasi Hasil Penelitian pada
Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II
Tabel 4.10 Rekapitulasi Peningkatan Minat Siswa pada pada
Kondisi awal, Siklus I dan Siklus II
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Gambar 2.1 Mind Map Guideline (Garis Panduan Pemetaan
Pikiran) Sumber: Buzan (2007)
Gambar 2.2 Contoh Mind Mapping Sumber: Buzan (2007).....................
Gambar 2.3 Bagan
Kerangka Berfikir.......................................................
Gambar 3.1 Bagan Tahapan dalam Penelitian Tindakan
Kelas Sumber: Arikunto (2008: 16)
Gambar 4.1 Grafik Hasil Pengamatan Minat Siswa Siklus I.....................
Gambar 4.2 Grafik Perbandingan Hasil Pretest Pada
Kondisi Awal Dengan Posttest Siklus I
Gambar 4.3 Grafik Hasil Pengamatan Minat Siswa pada
Siklus II..........
Gambar 4.4 Grafik Perbandingan Hasil Pretest Pada
Kondisi Awal dan Siklus I
Gambar 4.5 Diagram Batang Perbandingan Angka Nilai
Rerata Minat siswa, dan Siswa Belum Tuntas pada Setiap Siklus Perbaikan
Pembelajaran ..........................
Gambar 4.6 Grafik Peningkatan Minat siswa pada Setiap
Siklus Perbaikan Pembelajaran
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN
Lampiran 1
Surat Ijin Penelitian
Lampiran 2 Surat Kesediaan Menjadi Observer
Lampiran 3 Jurnal Kegiatan Penelitian
Lampiran 4 Rencana Perbaikan Pembelajaran Siklus I
Lampiran 5 Rencana Perbaikan Pembelajaran Siklus II
Lampiran 6 Daftar
Hadir Siswa Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II
Lampiran 7 Daftar
Hadir Peneliti dan Observer
Lampiran 8 Daftar
Nilai Tes Formatif Pra Siklus,
Siklus I, dan Siklus II
Lampiran 9 Lembar
Observasi Minat Kelompok Pra Siklus,
Siklus I, dan Siklus II
Lampiran 10 Contoh
Hasil Pekerjaan Siswa
Lampiran 11 Dokumentasi Pelaksanaan Kegiatan Penelitian Pra Siklus,
Siklus I, dan Siklus II
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bahasa Inggris merupakan salah satu pelajaran yang kurang
mendapatkan tempat di hati siswa kelas X-1 SMAN ..................., karena
mata pelajaran bahasa Inggris dianggap sulit dan kurang menarik, sehingga
membawa dampak terhadap rendahnya hasil belajar siswa kelas X-1 SMAN ....................
Perlu diketahui bahwa mata pelajaran Bahasa Inggris adalah program untuk
menanamkan dan mengembangkan pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai
berbahasa Inggris pada siswa. Kemampuan akan berbahasa Inggris sangat berguna
bagi setiap siswa dalam era globalisasi ini. Bahasa Inggris diajarkan sampai di
perguruan tinggi, sehingga bukan alasan untuk tidak memahami Bahasa Inggris,
oleh karena itu diperlukan penguasaan dan pemahaman yang cukup dalam menekuni
mata pelajaran Bahasa Inggris.
Di SMAN ..................., banyak siswa khususnya kelas X-1 yang merasa kesulitan dalam mengikuti
pelajaran Bahasa Inggris khususnya pada teks
tulis monolog sederhana berbentuk recount.
Sebagai contoh, pada waktu diberi tugas yang sudah ditentukan tema atau
judulnya, kebanyakan siswa tidak segera melaksanakan, bahkan malah ditinggal
ngobrol dengan teman di dekatnya. Nampak tidak serius dan malas mengerjakannya.
Ada kemungkinan kesulitan itu dikarenakan
bahwa selama ini, kebanyakan siswa menganggap mata pelajaran Bahasa Inggris
sebagai momok atau mata pelajaran yang sulit dan tidak menarik. Karena sulit
dan tidak menarik, siswa cenderung tidak suka, malas dan ingin menghindarinya.
Akibatnya, siswa malas mengikuti pelajaran itu atau kurang serius dan malas
mengerjakan tugas yang dibebankan oleh gurunya. Kamus, sebagai sarana pendukung
yang penting dalam belajar bahasa asing, juga jarang yang memilikinya. Ada yang
memiliki, tapi malas membawanya karena berat. Itu semua terjadi karena
kurangnya motivasi dan kurang minatnya terhadap mata pelajaran Bahasa Inggris. Ada
siswa yang sudah mulai menulis, kemudian macet di tengah jalan, hal ini
dikarenakan kesulitan memunculkan ide, padahal tema atau judul sudah
ditentukan.
Akibatnya
tugas menulis teks tulis monolog sederhana berbentuk recount banyak yang tidak dikumpulkan. Sudah dibuat PRpun, masih
banyak yang tidak mengumpulkan. Sampai suatu saat, peneliti pernah memaksa,
bahwa semua siswa harus mengumpulkan tugas menulis teks tulis monolog sederhana
berbentuk recount. Apa yang terjadi?
Semua siswa benar-benar mengumpulkan tugas itu. Tapi setelah diperiksa,
ternyata banyak pekerjaan siswa yang sama persis. Itu berarti banyak siswa yang
tidak mengerjakan, melainkan hanya menyontek pekerjaan temannya.
Masalah
yang dihadapi kebanyakan siswa kelas X-1 SMAN ................... pada pembelajaran teks tulis
monolog sederhana berbentuk recount ini
cukup kompleks. Mulai dari kurangnya minat, kurangnya sarana, kurangnya
motivasi sehingga kurang serius dalam mengikuti mata pelajaran Bahasa Inggris
sehingga berdampak pada lemahnya penguasaan kosa kata dan tata bahasa yang
sangat diperlukan dalam pembelajaran teks
tulis monolog sederhana berbentuk recount
ini. Kalau melihat macetnya penulisan, itu berarti karena kurangnya
pengorganisasian pokok pikiran. Terlebih lagi, Bahasa Inggris termasuk mata
pelajaran yang diUNkan. Kalau tidak ada hal yang dapat menarik perhatian siswa
dalam pembelajaran Bahasa Inggris, entah itu metode, strategi, ataupun approach, nampaknya mereka akan semakin
jauh atau benci dengan mata pelajaran Bahasa Inggris. Yang pada gilirannya akan
menurunkan hasil belajar Bahasa Inggris mereka. Seperti itulah gambaran betapa
beratnya tugas guru Bahasa Inggris menghadapi tantangan UN dan siswa yang
seperti itu kondisinya.
Berdasarkan
permasalahan-permasalahan tersebut di atas, peneliti mencoba menggunakan metode
mind mapping untuk mengatasi sebagian
dari permasalahan-permasalahan itu. Dengan digunakannya metode ini diharapkan para siswa menjadi lebih tertarik
untuk mengikuti mata pelajaran Bahasa Inggris. Bagi siswa yang suka menggambar,
dapat mengekspresikan gagasannya melalui gambar yang beraneka ragam dan warna
dalam mind mappingnya. Kalau siswa
sudah merasa tertarik, guru akan lebih mudah dalam menyampaikan materi kepada
siswa. Yang akibatnya diharapkan siswa tidak lagi merasa kesulitan dalam
mengikuti pelajaran Bahasa Inggris khususnya pada materi teks tulis monolog sederhana berbentuk recount ini.
B.
Perumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah :
- Apakah penerapan metode mind mapping dalam pembelajaran teks tulis monolog sederhana berbentuk recount dapat meningkatkan minat belajar siswa terhadap mata pelajaran Bahasa Inggris?
- Apakah penerapan metode mind mapping dalam pembelajaran teks tulis monolog sederhana berbentuk recount dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran Bahasa Inggris?
C.
Tujuan Penelitian
Penerapan
metode mind mapping dalam
pembelajaran teks tulis monolog
sederhana berbentuk recount ini
dilakukan dengan tujuan untuk :
1. Untuk
mengetahui keberhasilan penerapan metode mind
mapping dalam pembelajaran teks tulis monolog sederhana berbentuk recount untuk menarik minat siswa terhadap mata pelajaran Bahasa
Inggris.
2. Untuk
mengetahui keberhasilan penerapan metode mind
mapping dalam pembelajaran teks tulis
monolog sederhana berbentuk recount untuk
meningkatkan hasil belajar siswa.
3. Untuk
mengetahui sejauh mana respon siswa terhadap penerapan metode mind mapping dalam pembelajaran teks tulis monolog sederhana berbentuk recount.
D.
Manfaat Hasil Penelitian
Manfaat
dari hasil penelitian ini adalah :
- Bagi Siswa :
a. Dapat meningkatkan minat belajar siswa
terhadap mata pelajaran Bahasa Inggris.
b. Dapat memunculkan atau menumbuhkan daya
kreatifitas siswa.
c. Dapat meningkatkan hasil belajar menulis
teks tulis monolog sederhana berbentuk recount
siswa.
- Bagi Guru :
a. Dapat meningkatkan kinerja dan
profesionalisme guru dalam pembelajaran
b. Dapat memacu kreatifitas dan daya inovatif
guru dalam merancang program pembelajaran (RPP).
c. Memperoleh pengalaman yang sangat berarti.
- Bagi Sekolah :
a. Dapat digunakan sebagai umpan balik untuk
meningkatkan efektifitas dan efisiensi pembelajaran.
b. Dapat meningkatkan kualitas pembelajaran
di sekolah.
c. Dapat meningkatkan prestasi sekolah
melalui peningkatan prestasi belajar siswa dan kinerja guru.
BAB II
KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN
A.
Kajian Teori
1.
Bahasa
Bahasa merupakan alat untuk
berkomunikasi secara lisan dan tulis. Salah satu fungsi bahasa adalah untuk
berkomunikasi. Berkomunikasi artinya memahami dan mengungkapkan informasi,
pikiran, perasaan, dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan budaya.
Kemampuan berkomunikasi dalam pengertian yang utuh adalah kemampuan berwacana,
yakni kemampuan memahami dan/atau menghasilkan teks lisan dan/atau tulis yang
direalisasikan dalam empat keterampilan berbahasa, yaitu mendengarkan,
berbicara, membaca dan menulis. Keempat keterampilan inilah yang digunakan
untuk menanggapi atau menciptakan wacana dalam kehidupan bermasyarakat. Oleh
karena itu, mata pelajaran Bahasa Inggris diarahkan untuk mengembangkan
keterampilan-keterampilan tersebut agar lulusan mampu berkomunikasi dan
berwacana dalam bahasa Inggris pada tingkat literasi tertentu.
Bahasa bukan hanya suatu objek abstrak yang dipelajari, tapi sesuatu yang
digunakan orang setiap hari. Dalam mempelajari bahasa sebagai alat komunikasi,
perlu disadari adanya makna-makna bahasa yang perlu dikuasai. Menurut Halliday
(1973), ada dua macam makna yang terangkum dalam semua bahasa. Makna ideasional dan makna interpersonal. Makna ideasional adalah
merupakan wujud dari pengalaman seseorang, baik pengalaman nyata maupun
imajiner. Yang oleh Halliday disebut “in
the sense of content”. Makna
interpersonal adalah makna sebagai bentuk dari tingkah laku (sebagai
pembicara atau penulis) yang kita tujukan kepada orang lain (sebagai pendengar
atau pembaca). (Panduan Pengembangan
Silabus mapel Bahasa Inggris SMP, 2006:
5 )
2.
Pembelajaran Bahasa Inggris
Tujuan pembelajaran bahasa Inggris adalah agar siswa dapat
berkomunikasi dalam bahasa Inggris secara lisan maupun tulisan secara lancar
dan sesuai dengan konteks sosialnya (Depdiknas, 2003: 15). Kompetensi bahasa Inggris siswa mencakup keterampilan:
mendengar, membaca, berbicara, dan menulis. Mendengar berarti memahami berbagai
makna (antar-perseorangan, pendapat, buku pelajaran) berbagai teks lisan yang
memiliki tujuan komunikatif, struktur teks, dan linguistik tertentu. Berbicara berarti mengungkapkan
berbagai makna (antar-perseorangan, pendapat, buku pelajaran) melalui berbagai
teks lisan yang
memiliki tujuan komunikatif, struktur teks, dan linguistik tertentu. Membaca berarti memahami berbagai makna (antar-perseorangan, pendapat, buku pelajaran) dalam berbagai teks tulis yang memiliki tujuan komunikatif, struktur teks, dan linguistik tertentu. Menulis berarti mengungkap berbagai makna (antar perseorangan, pendapat, buku pelajaran) dalam berbagai teks tulis yang memiliki
tujuan komunikatif, struktur teks, dan linguistik tertentu.
memiliki tujuan komunikatif, struktur teks, dan linguistik tertentu. Membaca berarti memahami berbagai makna (antar-perseorangan, pendapat, buku pelajaran) dalam berbagai teks tulis yang memiliki tujuan komunikatif, struktur teks, dan linguistik tertentu. Menulis berarti mengungkap berbagai makna (antar perseorangan, pendapat, buku pelajaran) dalam berbagai teks tulis yang memiliki
tujuan komunikatif, struktur teks, dan linguistik tertentu.
Berkomunikasi secara lisan dan tulisan dengan menggunakan ragam
bahasa secara lancar dan akurat merupakan target pembelajaran bahasa Inggris
(Depdiknas, 2003: 16). Keterampilan berbahasa merupakan kewajiban yang harus
dimiliki oleh siswa setelah belajar bahasa Inggris. Mendengar berarti memahami berbagai
makna (antar-perseorangan, pendapat, buku pelajaran) dalam berbagai teks lisan
interaksional dan monolog terutama yang berbentuk deskriptif, naratif,
mencertiakan kegiatan, prosedur, laporan, pokok berita, anekdot, eksposisi, penjelasan, diskusi, komentar, dan tinjauan. Berbicara berarti mengungkap berbagai makna (antar-perseorangan, pendapat, buku pelajaran) dalam berbagai teks lisan interaksional dan monolog terutama yang berbentuk deskriptif, naratif, mencertiakan kegiatan, prosedur, laporan, pokok berita, anekdot, eksposisi, penjelasan, diskusi, komentar, dan tinjauan. Membaca berarti memahami berbagai makna (antar-perseorangan, pendapat, buku pelajaran) dalam berbagai teks lisan interaksional dan monolog terutama yang berbentuk deskriptif, naratif, mencertiakan kegiatan, prosedur, laporan, pokok berita, anekdot, eksposisi, penjelasan, diskusi, komentar, dan tinjauan. Menulis berarti mengungkap berbagai makna (antar-perseorangan, pendapat, buku pelajaran) dalam berbagai teks lisan interaksional dan monolog terutama yang berbentuk deskriptif, naratif, mencertiakan kegiatan, prosedur, laporan, pokok berita, anekdot, eksposisi, penjelasan, diskusi, komentar, dan tinjauan.
mencertiakan kegiatan, prosedur, laporan, pokok berita, anekdot, eksposisi, penjelasan, diskusi, komentar, dan tinjauan. Berbicara berarti mengungkap berbagai makna (antar-perseorangan, pendapat, buku pelajaran) dalam berbagai teks lisan interaksional dan monolog terutama yang berbentuk deskriptif, naratif, mencertiakan kegiatan, prosedur, laporan, pokok berita, anekdot, eksposisi, penjelasan, diskusi, komentar, dan tinjauan. Membaca berarti memahami berbagai makna (antar-perseorangan, pendapat, buku pelajaran) dalam berbagai teks lisan interaksional dan monolog terutama yang berbentuk deskriptif, naratif, mencertiakan kegiatan, prosedur, laporan, pokok berita, anekdot, eksposisi, penjelasan, diskusi, komentar, dan tinjauan. Menulis berarti mengungkap berbagai makna (antar-perseorangan, pendapat, buku pelajaran) dalam berbagai teks lisan interaksional dan monolog terutama yang berbentuk deskriptif, naratif, mencertiakan kegiatan, prosedur, laporan, pokok berita, anekdot, eksposisi, penjelasan, diskusi, komentar, dan tinjauan.
Komponen besar dalam pembelajaran bahasa Inggris adalah proses
pembelajaran dan output pembelajaran serta kompetensi bahasa Inggris siswa. Komponen proses pembelajaran bahasa Inggris yang paling dominan adalah kinerja guru bahasa Inggris, kepribadian guru bahasa Inggris, perilaku siswa terhadap pembelajaran bahasa Inggris, dan fasilitas yang mendukung pembelajaran bahasa Inggris. Output pembelajaran, kompetensi bahasa Inggris siswa, yaitu siswa dapat berkomunikasi dalam bahasa Inggris baik secara lisan maupun secara tulisan.
pembelajaran dan output pembelajaran serta kompetensi bahasa Inggris siswa. Komponen proses pembelajaran bahasa Inggris yang paling dominan adalah kinerja guru bahasa Inggris, kepribadian guru bahasa Inggris, perilaku siswa terhadap pembelajaran bahasa Inggris, dan fasilitas yang mendukung pembelajaran bahasa Inggris. Output pembelajaran, kompetensi bahasa Inggris siswa, yaitu siswa dapat berkomunikasi dalam bahasa Inggris baik secara lisan maupun secara tulisan.
Output Pembelajaran bahasa Inggris adalah kompetensi bahasa Inggris
siswa. Kompetensi bahasa Inggris siswa merupakan kemampuan yang dimiliki oleh
siswa dalam berkomunikasi bahasa Inggris baik secara tertulis maupun secara
lisan. Kompetensi bahasa Inggris siswa merupakan output dari proses pembelajaran
bahasa Inggris di dalam konteks pembelajaran. Dari output ini terlihat ketercapaian
standar kompetensi bahasa Inggris siswa.
Brown (2004: 117) memberikan saran untuk memikirkan dua konsep
interaksi kinerja dan observasi. Semua pengguna bahasa menampilkan aksi
mendengar, berbicara, membaca, dan menulis. Mereka tentu percaya pada
kompetensi utama mereka agar mencapai kinerja ini. Ketika kemampuan seseorang
direncanakan untuk dinilai dalam satu atau keterpaduan empat keterampilan,
kompetensi seseorang dinilai, tetapi kinerja seseorang diamati. Kadang-kadang
kinerja tidak menunjukkan kompetensi yang benar: istirahat malam yang kurang
baik, sakit, gangguan emosi, kecemasan tes, penghalang ingatan, atau faktor
reliabilitas yang berhubungan dengan siswa lainnya dapat mempengaruhi kinerja,
dengan demikian melengkapi suatu pengukuran kompetensi yang sesungguhnya yang
tidak reliabel.
Ada empat keterampilan bahasa yang harus dimiliki oleh siswa
sebagai hasil yang didapat dari proses pembelajaran bahasa Inggris khususnya di
tingkat SMA. Empat keterampilan berbahasa tersebut adalah: listening, speaking,
reading, dan
writing. Berhasil atau tidak
pembelajaran bahasa Inggris dapat dilihat dari kompetensi siswa berkomunikasi
dalam bahasa Inggris baik secara tertulis maupun secara lisan. Listening merupakan keterampilan
yang paling sulit bagi siswa.
Keterampilan ini sangat memerlukan waktu khusus dan fasiltas yang
mendukung untuk latihan mendengar bahasa Inggris. Listening adalah salah satu bagian kompetensi yang harus dimiliki oleh siswa walau selama ini keterampilan ini jarang dilatih di dalam kelas pembelajaran bahasa Inggris.
Keterampilan ini sangat memerlukan waktu khusus dan fasiltas yang
mendukung untuk latihan mendengar bahasa Inggris. Listening adalah salah satu bagian kompetensi yang harus dimiliki oleh siswa walau selama ini keterampilan ini jarang dilatih di dalam kelas pembelajaran bahasa Inggris.
Di Sekolah atau di dalam kelas siswa hampir tidak pernah
berkomunikasi dalam bahasa Inggris pada umumnya. Karena itu keterampilan ini
dianggap yang paling sulit dari tiga keterampilan berbahasa yang lainya. Speaking berarti mengungkapkan
berbagai makna (antar-perseorangan, pendapat, buku pelajaran) melalui berbagai
teks lisan yang memiliki tujuan komunikatif, struktur teks, dan linguistik
tertentu. Reading
berarti
memahami berbagai makna (antar-perseorangan, pendapat, buku pelajaran) dalam
berbagai teks tulis yang memiliki tujuan komunikatif, struktur teks, dan
linguistik tertentu. Writing berarti
mengungkap berbagai makna (antar-perseorangan, pendapat, buku pelajaran) dalam
berbagai teks tulis yang memiliki tujuan komunikatif, struktur teks, dan
linguistik tertentu.
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa
antara lain adalah karakter siswa, kondisi dimana siswa tinggal, kondisi
sekolah, beberapa kondisi di bawah pengawasan sekolah tersebut, kondisi sekolah
lain secara tidak normal di bawah pengawasan sekolah tersebut, beberapa kondisi
sekolah boleh atau tidak boleh di bawah pengawasan sekolah tersebut (Kellaghan
& Greaney, 2001: 77). Faktor-faktor tersebut sangat besar pengaruhnya pada
kompetensi lulusan siswa di jenjang SMA. Menurut peraturan pemerintah Republik
Indonesia nomor 19 (tahun 2005) tentang standar pendidikan nasional bab V
tentang standar kompetensi lulusan, pasal 25 ayat 3 bahwa kompetensi lulusan
untuk mata pelajaran bahasa menekankan pada kemampuan membaca dan menulis yang sesuai dengan
jenjang pendidikan.
3.
Metode Mind
Mapping
a.
Sejarah Mind Mapping
Tony Buzan
penemu metode ini mengemukakan bahwa Mind Map adalah sebuah “peta
pikiran” yang menggunakan unsur-unsur utama dari memori, asosiasi, lokasi,
keistimewaan, dan yang mengarahkan semua keterampilan otak kiri dan otak kanan.
Mind Map juga membuat dan mendorong percepatan aliran berbagai pikiran
kreatif dan inovatif berdasarkan sifat multi-ordinasi yang
dimiliki oleh kenyataan sehingga membiarkan otak anak dibiarkan untuk
menyatakan ekspresi dan ekspansi individualnya sendiri yang tak terbatas dengan
cara sederhana namun penuh rahasia untuknya.
Mind Map
berperan pada otak anak untuk melihat
gambaran gambaran yang telah mereka kenal (sebuah gambar bernilai ribuan kata)
serta asosiasi dan berbagai hubungan yang mereka buat tanpa dibatasi oleh
aturan tata bahasa dan sematik. Mind Map seketika memberikan gambaran
menyeluruh kepada anak, sekaligus memberikan kesempatan baginya untuk
menghimpun hal-hal yang terkait lebih erat satu sama lain. Mind Map bagi
anak-anak merupakan alat menakjubkan yang bisa memberi mereka kesempatan untuk
membuka diri dan menjelajahi ruang-ruang memori, pemahaman, pemikiran kreatif,
analisis, persiapan untuk tugas sekolah, tinjauan dan ekspresi diri (Buzan,
2007:76).
Wycoff
(2003:63) menambahkan bahwa teknik pemetaan pikiran (Mind Mapping),
salah satu keterampilan yang paling efektif dalam proses berpikir kreatif.
Pemetaan pikiran mirip dengan outlining, tetapi lebih menarik secara
visual, dan melibatkan kedua belahan-otak. Dalam pemetaan pikiran, tidak ada
aturan seperti dalam outlining yang harus mengikuti format yang kaku
dengan dengan huruf besar, angka, penomoran Romawi, dan lain-lain. Hal ini
disebabkan oleh pemetaan pikiran yang tidak bersifat membatasi, dan membiarkan
informasi mengalir lebih leluasa di dalam pikiran. Informasi juga mengatur
dirinya sendiri dalam kelompok-kelompok sendiri saat mengalir dari pikiran ke
lembaran kertas. Dalam pemetaan pikiran, gagasan dan pemikiran dapat mengalir
bebas.
Wycoff
(2003:67) menambahkan pemetaan-pikiran adalah pencatatan nonlinier, tetapi
tidak semua bentuk pencatatan nonlinier temasuk pemetaan pikiran. Sewaktu
mengembangkan dan meneliti teknik ini, Buzan menyadari bahwa ada beberapa
keuntungan tertentu yang diperoleh dari tiap unsur pemetaan pikiran.
Unsur-unsur itu adalah:
1)
Fokus pusat yang
berisi citra atau lambang gambar masalah atau informasi yang dipetakan,
diletakkan ditengah halaman.
2)
Gagasan dibiarkan
mengalir bebas tanpa penilaian.
3)
Kata-kata kunci
digunakan untuk menyatakan gagasan.
4)
Hanya satu kata kunci
ditulis perbaris.
5)
Gagasan kata kunci
dihubungkan ke fokus pusat dengan garis.
6)
Warna digunakan untuk
menerangi dan menekankan pentingnya sebuah gagasan.
7)
Gambar dan lambang
digunakan untuk menyoroti gagasan dan merangsang pikiran agar membentuk kaitan
yang lain.
Contoh Mind
Mapping yang dapat digunakan untuk berbagai keperluan:
Gambar 2.1 Mind
Map Guideline (Garis Panduan Pemetaan Pikiran) Sumber: Buzan (2007)
Gambar 2.2 Contoh Mind Mapping Sumber: Buzan
(2007)
b. Mind Mapping dalam Pembelajaran
Cara meringkas materi
pelajaran yang kemudian dituangkan dalam Mind Mapping mempunyai beberapa
langkah-langkah, antara lain:
1)
Membaca terlebih
dahulu seluruh isi materi dan memahami secara materi secara utuh.
2)
Memilih kata-kata
kunci/ istilah penting/ kalimat utama.
3)
Setelah seluruh kata kunci
selesai ditemukan, kemudian atur kata kunci tersebut sehingga menjadi struktur
yang paling mudah dipahami dan dimengerti.
Sedangkan secara garis besar,
langkah yang digunakan dalam membuat
Mind Mapping menurut Buzan (2007:15) adalah:
Mind Mapping menurut Buzan (2007:15) adalah:
1)
Sediakan kertas putih
pada posisi landscape, letakkan pokok masalah di tengah kertas. Hal ini
memberi kebebasan otak untuk mengungkapkan pikiran dengan lebih bebas ke segala
arah.
2)
Gunakan gambar, simbol
atau foto untuk menggambarkan permasalahan pokok. Gambar, simbol, dan foto
mempunyai makna yang luas dan membantu memunculkan imajinasi, memfokuskan
pikiran, konsentrasi, serta mengaktfikan otak.
3)
Gunakan warna, agar
lebih menarik sekaligus dapat mengembangkan kreativitas. Warna membuat mind
mapping lebih hidup serta mengembangkan pemikiran yang kreatif.
4)
Hubungkan
cabang-cabang utama dengan sub pokok masalah. Cabang cabang tersebut dihubungkan
sesuai tingkatannya agar lebih mudah dimengerti dan diingat.
5)
Buat garis lengkung
seperti cabang pohon. Garis lengkung yang teratur lebih menarik daripada garis
lurus yang mudah membuat otak bosan.
6)
Gunakan satu kata
kunci untuk setiap garis sub pokok bahasan. Kata kunci tunggal memberikan lebih
banyak daya dan fleksibilitas dalam mind mapping.
7)
Gunakan gambar atau
simbol untuk memberi deskripsi pada sub pokok bahasan. Gambar digunakan untuk
mewakili banyak kata-kata. Dengan gambar, kata-kata rumit yang banyak dapat
terangkum dalam sebuah gambar.
B.
Kerangka Pikir
Mind Map
(peta pikiran) merupakan suatu metode
pembelajaran yang dirancang untuk membantu siswa dalam menentukan dan menyusun
inti-inti yang penting dari materi pelajaran, serta metode yang dapat membantu
siswa untuk meningkatkan pengetahuan siswa dalam penguasaan konsep dari suatu
pokok materi pelajaran. Adapun tahapan dalam pelaksanaan pembelajaran dengan
metode ini adalah (1) mempelajari konsep suatu materi pelajaran, (2) menentukan
ide-ide pokok, (3) membuat peta pikiran, (4) mempresentasikan didepan kelas.
Pada
pelaksanaan pembelajaran dengan metode Mind Map (peta pikiran) siswa
dapat mengembangkan kemampuan belajar mandiri, siswa memiliki kemampuan untuk
mengembangkan pengetahuannya sendiri. Pengalaman yang diperoleh siswa akan
semakin berkesan apabila proses pembelajaran yang diperolehnya merupakan hasil
dari pemahaman dan penemuannya sendiri. Dalam konteks ini siswa mengalami dan
melakukannya sendiri. Proses pembelajaran yang berlangsung melibatkan siswa
sepenuhnya untuk merumuskan sendiri suatu konsep. Keterlibatan guru hanya
sebagai fasilitator, memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan atau
menerapkan sendiri ide-ide. Setiap individu mempunyai potensi yang harus
dikembangkan, maka proses pembelajaran yang cocok adalah yang menggali motivasi
siswa untuk selalu kreatif dan berkembang. Pembelajaran dengan metode Mind
Map lebih menekankan pada keaktifan dan kegiatan kreatif siswa, akan
meningkatkan daya hafal dan pemahaman konsep siswa yang kuat, serta siswa
menjadi lebih kreatif.
Selain
kegiatan belajar mengajar akan lebih menarik, siswa juga akan lebih tekun dalam
belajar dan menghadapi tugas, ulet menghadapi kesulitan, senang mencari dan
memecahkan masalah dalam pembelajaran bahasa Inggris yang bervariasi, sanggup
bekerja mandiri, dan dapat mempertahankan pendapatnya. Hal ini menguatkan bahwa
penerapan metode Mind Map (peta pikiran) merupakan metode pembelajaran
yang cocok digunakan dalam upaya meningkatkan minat belajar siswa. Sehingga ada
dugaan bahwa pembelajaran matematika dengan metode Mind Map (peta
pikiran) dapat meningkatkan minat dan hasil belajar siswa. Kerangka berpikir
dari kajian teori di atas adalah penerapan media Mind Mapping dalam
pembelajaran bahasa Inggris pada kelas X-1 SMAN ................... diharapkan
dapat meningkatkan kemampuan belajar siswa. Adapun bagan kerangka berpikir
sebagai berikut:
Gambar 2.3 Bagan Kerangka Berfikir
C.
Hipotesis Tindakan
Dari penjelasan di atas maka
hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah penerapan metode mind mapping dalam
pembelajaran teks tulis monolog
sederhana berbentuk recount dapat meningkatkan minat dan
hasil belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Inggris kelas X-1 SMAN ...................
Tahun Pelajaran 2014/2015.
bila berkenan untuk bab selanjutnya secara lengkap sampai dengan lampiran dan halaman depan dalam format *.doc/*.docx silahkan
klik DOWNLOAD
atau hub. 081327121707 terima kasih.