Menerima Pembuatan TESIS-SKRIPSI-PKP UT, Silahkan Baca Cara Pemesanan di bawah ini

Lencana Facebook

banner image

Wednesday, 23 December 2015

PTK PENJAS SENAM GULING DEPAN






 LAPORAN 
PENELITIAN TINDAKAN KELAS


UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GULING DEPAN
DENGAN MENGGUNAKAN PERMAINAN TIGA POS PADA
SISWA KELAS IX SMP NEGERI 3 .................
TAHUN PELAJARAN …/…


Diajukan  pada Penilaian Angka Kredit
Unsur Pengembangan Profesi Guru untuk Kenaikan Pangkat
dari Golongan ….. ke ……







Oleh


…………………………………..
NIP . ……………………..













SMP NEGERI 3 .................
Jl...........................................................   Kode Pos ...........
201...
LEMBAR PENGESAHAN


1.   a.   Judul Penelitian                    :  Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Guling Depan Dengan Menggunakan Permainan Tiga Pos Pada Siswa Kelas IX SMP Negeri 3 ................. Tahun Pelajaran …/…
      b.   Bidang Ilmu                         : Pendidikan Jasmani dan Orkes
      c.   Kategori Penelitian              :  Teknik Pembelajaran
      d.   Jenis Penelitian                     : Penelitian Tindakan Kelas
2.   Ketua Peneliti
      a.   Nama Lengkap dan Gelar    : ………………………….
      b.   NIP                                      :  …………………………….
      c.   Pangkat / Golongan             : …………….
      d.   Jabatan                                 :
      e.   Instansi                                 : SMPN 3 .................
      f.    Tempat Penelitian                :  SMPN 3 .................
3.   Lama Penelitian                         : 3 bulan (Bulan ……….. sampai dengan Bulan …………..)
4.   Sumber Biaya                             : Swadaya


                                                                        …………….,…………………….
                Petugas Perpustakaan                                           Peneliti




                ……………………..                               ………………………
            NIP. ……………………..                       NIP. ……………………..           


Mengetahui/Mengesahkan

Kepala Sekolah



………………….
NIP.……………………..
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GULING DEPAN
DENGAN MENGGUNAKAN PERMAINAN TIGA POS PADA
SISWA KELAS IX SMP NEGERI 3 .................
TAHUN PELAJARAN …/…

Oleh

…………………………………..
NIP . ……………………..

ABSTRAK

Pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan (penjasorkes)
ditemukan beberapa masalah yang kompeks khususnya pada pembelajaran senam
lantai guling depan. Dalam kegiatan pembelajaran siswa mengalami kesulitan. Factor tersebut yang menyebabkan minat dan motivasi siswa berkurang.
Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah permainan tiga pos
dalam pembelajaran senam lantai guling depan dapat meningkatkan hasil belajar,
minat dan motivasi siswa Kelas
SMPN 3 .................. Adapun tujuan
penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar dalam mengikuti
pembelajaran senam lantai guling depan pada Siswa Kelas
SMPN 3 ................. Tahun Pelajaran 201../201… Melalui Permainan Tiga Pos. Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian ini menggunakan 2 siklus, dimana masing-masing siklus terdiri atas: 1) perencanaan;2) pelaksanaan;3) Pengamatan;4) refleksi. Penelitian yang dilakukan mencakup 3 ranah yaitu ranah kogniti, ranah afektif, dan ranah psikomotorik. 
Hasil penelitian menunjukan bahwa pembelajaran senam lantai guling depan melalui permainan tiga pos di kelas SMPN 3 ................. berdampak positif, hal ini terlihat pada hasil ketuntasan belajar siswa melebihi KKM yang telah ditetapkan yaitu 75 mengalami peningkatan yaitu Peningkatan hasil belajar pada pada kondisi awal, terdapat 2 siswa tuntas atau 10%, pada siklus I persentase ketuntasan siswa mencapai 65%%  atau 13 siswa dan pada siklus II persentase ketuntasan siswa mencapai 95% atau 19 siswa dengan peningkatan nilai rata-rata tiap siklusnya dari 45,75 pada kondisi awal, menjadi 58,13 pada siklus pertama dan 77,25 pada siklus kedua, dan peningkatan aktivitas siswa  pada kondisi awal sebesar 35% atau 7 siswa, pada siklus I persentase rata-rata pengamatan perilaku siswa sebesar 70%  atau 14 siswa dan pada siklus II persentase rata-rata perilaku siswa sebesar 100% atau 20 siswa.
Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran senam lantai guling depan melalui
permainan tiga pos mempunyai pengaruh positif, yaitu dapat meningkatkan hasil
belajar dan minat serta motivasi belajar siswa .

Kata kunci : hasil belajar, guling depan, permainan tiga pos



KATA PENGANTAR


Puji syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat-Nya, sehingga tugas karya ilmiah dengan judul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Guling Depan Dengan Menggunakan Permainan Tiga Pos Pada Siswa Kelas IX SMP Negeri 3 ................. Tahun Pelajaran …/…” dapat diselesaikan tepat pada waktunya.  Penulisan laporan ini sebagai persyaratan pada Penilaian Angka Kredit  Unsur Pengembangan Profesi Guru untuk Kenaikan Pangkat  dari Golongan ….. ke …..
Sepenuh hati penulis menyadari bahwa tersusunnya karya ini bukan semata-mata karena kemampuan dan usaha penulis, namun juga berkat bantuan berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya dan sedalam-dalamnya kepada:
1.      …………………………., selaku ……………………………….. yang telah ………………………………….
2.      …………………………., selaku ……………………………….. yang telah ………………………………….
3.      …………………………., selaku ……………………………….. yang telah ………………………………….
4.      …………………………., selaku ……………………………….. yang telah ………………………………….
Semoga amal ibadah baik Bapak, Ibu, serta teman-teman mendapat balasan setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa. Karena terbatasnya pengetahuan, penulis menyadari bahwa penyusunan laporan ini masih banyak kekurangannya dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang dapat digunakan sebagai pijakan berikutnya..
                                                                                                     
                                                                               ........., ...................................

                                                                                                Penulis



DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR JUDUL.............................................................................................       i
LEMBAR PENGESAHAN...............................................................................      ii
ABSTRAK.........................................................................................................     iii
KATA PENGANTAR.......................................................................................     iv
DAFTAR ISI......................................................................................................      v
DAFTAR TABEL..............................................................................................     vi
DAFTAR GAMBAR.........................................................................................    vii
DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................   viii

BAB      I      PENDAHULUAN
A.      Latar BelakangMasalah...........................................................       
B.      Identifikasi Masalah................................................................       
C.      RumusanMasalah....................................................................                   
D.      TujuanPenelitian......................................................................       
E.       ManfaatPenelitian...................................................................       
BAB      II     TINJAUAN PUSTAKA
A.      Kajian Teori.............................................................................       
B.      Kerangka Berpikir...................................................................       
C.      Hipotesis Tindakan.................................................................       
BAB     III    METODE PENELITIAN
A.      Subjek Penelitian.....................................................................       
B.      Objek Penelitian .....................................................................       
C.      Waktu Penelitian.....................................................................       
D.      Lokasi Penelitian ....................................................................       
E.       Prosedur Penelitian.................................................................       
F.       Teknik  Pengumpulan Data.....................................................       
G.      Instrumen Penelitian...............................................................       
H.      Analisa Data............................................................................
I.         Kriteria KEberhasilan..............................................................
BAB     IV    HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN
A.   Hasil Penelitian.......................................................................       
B.   Pembahasan.............................................................................       
BAB      V     PENUTUP
A.  Kesimpulan ............................................................................       
B.   Saran.......................................................................................       

DAFTAR PUSTAKA           
LAMPIRAN-LAMPIRAN







DAFTAR TABEL


TABEL                                                                                                       Halaman

Tabel   4.1     Rekapitulasi Penilaian Aspek Psikomotorik, Kognitif dan Afektif Siswa pada Pra Siklus                                                                                                             
Tabel   4.2     Rekapitulasi Penilaian Aktivitas Belajar Siswa pada Pra Siklus....       
Tabel   4.3     Rekapitulasi Penilaian Aspek Psikomotorik, Kognitif dan Afektif Siswa pada Siklus Pertama                                                                                                              
Tabel   4.4     Rekapitulasi Penilaian Aktivitas Belajar Siswa pada Siklus Pertama   
Tabel   4.5     Rekapitulasi Penilaian Aspek Psikomotorik, Kognitif dan Afektif Siswa pada Siklus Kedua                                                                                                        
Tabel   4.6     Rekapitulasi Penilaian Aktivitas Belajar Siswa pada Siklus Kedua
Tabel   4.7     Rekapitulasi Penilaian Aspek Psikomotorik, Kognitif dan Afektif Siswa pada Kondisi  Awal,  Siklus I dan Siklus II.....................................................................       
Tabel   4.8     Rekapitulasi Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa pada Kondisi  Awal,  Siklus I dan Siklus II                                                                                                       
                    




















DAFTAR GAMBAR


GAMBAR                                                                                                  Halaman

Gambar    2.1     Gambar Gerakan Guling  Depan..............................................
Gambar    2.2     Permainan Tiga Pos
Gambar    2.3     Matras.......................................................................................
Gambar    2.4     Bagan Kerangka Pikir...............................................................
Gambar    3.1     Prosedur Pelaksanaan PTK dalam 2 Siklus...............................
Gambar    4.1     Diagram Batang Peningkatan Hasil Belajar Aspek Psikomotorik, Kognitif dan Afektif pada Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II........................................
Gambar    3.1     Diagram Batang Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa pada Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II...............................................................................................
                     
                     


                         





DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN                                                                                                             

Lampiran    1     Surat Ijin Penelitian
Lampiran    2     Jurnal Kegiatan Penelitian
Lampiran    3     Rencana Perbaikan Pembelajaran Siklus I
Lampiran    4     Rencana Perbaikan Pembelajaran Siklus II
Lampiran    5     Instrumen Pengumpulan Data
Lampiran    6     Analisis Data Hasil Penelitian
Lampiran    7     Daftar Hadir Siswa
Lampiran    8     Daftar Hadir Peneliti dan Observer
Lampiran    9     Contoh Hasil Pekerjaan Siswa
Lampiran    10   Dokumentasi  Pelaksanaan Kegiatan Penelitian Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II


BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah rekonstruksi aneka pengalaman dan peristiwa yang dialami individu agar segala sesuatu yang baru menjadi lebih terarah dan dan bermakna. Tujuan pendidkan yang utama adalah meningkatkan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan keterampilan, mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian dan mempertebal semangat kebangsaan agar menumbuhkan manusia-manusia pembangunan yang dapat mebangun dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembanguna bangsa.
Model pembelajaran pendidikan jasmani tidak harus terpusat pada guru tetapi pada siswa. Orientasi pembelajaran harus disesuaikan dengan perkembangan anak, isi, urusan materi serta cara penyampaian harus disesuaikan sehingga menarik dan menyenangkan, sasaran pembelajaran ditujukan bukan hanya mengembangkan keterampilan olahraga, tetapi pada perkelingan pribadi anak seutuhnya. Dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani guru harus dapat mengajarkan berbagai gerak dasar, teknik, dan strategi permainan olahraga dan pembiasaan pola hidup sehat.
Pendidikan jasmani (penjas) bertujuan untuk mengembangkan kemampuan organik, neuromoskuler, intelekual dan emosional secara menyeluruh. Sebagai bagian integral dari pendidikan pada umumnya, pendidikan jasmani memberikan kontribusi besar pada pencapaian tujuan tujuan pendidikan pada umumya. Penjas memegang dalam mengembangkan nilai-nilai humanitas yang diorientasikan pada peningkatan kualitas manusia seutuhnya. Penjas ditingkatkan di sekolah dengan tujuan untuk membantu siswa dalam meningkatkan kesegaran jasmani dan kesehatan melalui pengenalan dan penanaman sikap positif, serta kemampuan gerak dasar dalam berbagai pendekatan jasmani bagi siswa. Oleh karena itu penjas dan kesehatan merupakan mata pelajaran wajib dan dilaksanakan sesuai dengan kurikulum yang berlaku, ini terbukti bahwa pendidikan jasmani diberikan pada tiap-tiap sekolah mulai dari tingkat Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah sampai Perguruan Tinggi.
Salah satu masalah utama dalam pendidikan jasmani di Indonesia hingga dewasa ini adalah belum efektifnya pengajaran penjas di sekolah-sekolah. Pengajaran pendidikan jasmani yang efektif dalam kenyataan lebih dari sekadar mengembangkan keterampilan olahraga. Pengajaran tersebut pada hakikatnya merupakan proses sistematis yang diarahkan pada pengembangan pribadi anak seutuhnya. Melalui pendidikan jasmani diharapkan siswa mampu memperoleh bebagai pengalaman untuk mengungkapkan kesan pribadi yang menyenangkan kreatif, terampil, meningkatkan dan memelihara kesegaran jasamani serta pemahaman terhadap gerak manusia.
Penyelengaraan pendidikan jasmani di sekolah khususnya SMP selama ini berorientasi pada pengajaran cabang-cabang olahraga yang sifatnya mengarah pada penguasaan teknik. Pada hakekatnya inti pendidikan jasamani adalah gerak. Dalam pengertian ini ada dua hal yang harus dipahami yaitu menjadikan gerak sebagai alat pendidikan dan menjadikan gerak sebagai alat pembinaan dan pengembangan potensi peserta didik. Pembelajaran, yaitu sama-sama mengembagkan tiga ranah utama, yaitu psikomotorik, afektif dan kognitif. Namun ada kekhususan dari program pendidikan jasmani yang tidak dimiliki program pendidikan lannya, yaitu dalam hal mengembangkan wilayah psikomotor, yang biasanya dicapai dengan tujuan mengembangkan kebugaran jasmani anak dan pencapaian keterampilan geraknya. Kondisi belum efektifnya kegiatan pembelajaran tersebut disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya adala, kurangnya inovasi guru tentang pelajaran senam dan takutnya anak terhadap cidera setelah melakukan gerakan senam sehingga anak takut untuk melakukan terutama pada siswa putri.
Motivasi mendorong seseorang melakukan sesuatu untuk mencapai kriteria maksimal yang diinginkan. Motivasi adalah daya penggerak dalam diri seseorang untuk melakukan aktifitas tertentu, demi mencapai tujuan tertentu. Motivasi merupakan konsep yang menjelaskan alasan seseorang berperilaku. Seseorang yang motivasinya besar akan meningkatkan minat perhatian, konsentrasi penuh, ketekunan tinggi, serta berorientasi pada prestasi tanpa mengenal perasaan bosan, jenuh apalagi menyerah.
Keadaan itulah yang terjadi di SMPN 3 .................. Hasil observasi guru pendidikan jasmani di SMPN 3 ................. mengatakan pada saat pembelajaran penjasorkes pada materi senam lantai anak cenderung malas mengikuti pelajaran berbeda pada saat materi pelajaran sepak bola atau permainan lainnya anak cenderung semangat pada saat pembelaajran guling depan masih ada anak yang takut bahkan sembunyi terutama anak putri, setelah peneliti bertanya pada salah satu siswa mengatakan bersifat monoton kurang menarik sehingga membuat siswa cepat bosan sehingga motivasi mereka untuk mengikuti pembelajaran berkurang. Hal ini disebabkan siswa pada saat pembelajaran kurang menarik siswa asyik berbicara sendiri pada saat guru menjelaskan materi yang akan disampaikan, dalam pmbelajaran tersebut siswa masih kesulitan dalam melakukan teknik senam lantai guling depan terlalu banyak menunggu giliran sehingga menjadi malas dalam pembelajaran.
Dari kegiatan awal penelitian diperoleh data bahwa sebagian besar siswa masih belum mampu melaksanakan gerakan roling depan pada pembelajaran senam lantai. Hal ini dibuktikan dari hasil observasi pada kegiatan awal di mana hanya terdapat 2 siswa atau 10% yang dinyatakan mampu melakukan gerakan guling depan dengan benar, sedangkan 18 siswa yang lain dinyatakan belum mampu melaksanakan gerakan guling depan dengan benar.
Dalam pelaksanaan pembelajaran senam lantai guling depan, kreatifitas seorang guru sangat diperlukan. Guru harus mendesain pembelajaran yang dapat meningkatkan minat dan motivasi siswa untuk mengikuti pembelajaran sehingga mencapai hasil belajar yang maksimal. Guru sangat berperan dalam upaya meningkatkan minat dan motivasi siswa dalam suatu proses pembelajaran., yaitu dengan cara memberi stimulus untuk menciptakan suatu kondisi pembelajaran yang menarik , antara lain dengan menggunakan modifikasi model pembelajaran dan alat pembelajaran dalam pelajaran penjasorkes salah satunya melalu permainan tiga pos dalam pelajaran penjasorkes.
B.  Identifikasi Masalah
Dari penjelasan di atas dalam pelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan (penjasorkes) ditemukan beberapa masalah yang komplek pada saat proses pembelajaaran guling depan. Dalam kegiatan pembelajaran tersebut siswa kurang terlihat kurang berminat dalam mengikuti pelajaran kurang temotivasi untuk mau bisa melakukan gerakan guling depan. Siswa cenderung asyik berbicara sendiri dengan teman disampingnya  menurut hasil pengamatan peneliti, rendahnya minat dan motivasi siswa untuk mata pelajaran pendidikan jasmani khususnya materi guling depan pada siswa kelas IX SMPN 3 ................. disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya :
1.    Siswa putri kurang tertarik pada pelajaran pendidikan jasmani
2.    Siswa cepat bosan pada saat mengikuti pelajaran pendidikan jasmani
3.    Guru kurang kreatif untuk menciptakan modifikasi pendektan permainan untuk pembelajaran pendidikan jasmani
4.    Dalam pembelajaran tersebut masih kesulitan dalm melakukan teknik senam lantai guling depan.
Berdasarkan uraian, penjelasan dan latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tindakan kelas dengan judul “ Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Guling Depan Dengan Menggunakan Permainan Tiga Pos Pada Siswa Kelas IX SMPN 3 ................. Tahun Pelajaran 2014/2015
C.  Rumusan Masalah
Dari uraian sebelumnya, penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut : “Apakah penggunaan permainan tiga pos dalam pembelajaran senam lantai guling depan pada mata pelajaran penjasorkes dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IX SMPN 3 ................. Tahun Pelajaran 2014/2015?
D.  Tujuan Penelitian
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mengetahui apakah penggunaan model permainan tiga pos dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran senam lantai lantai guling depan pada siswa kelas IX SMPN 3 ................. Tahun Pelajaran 2014/2015 melalui permainan tiga pos.
E.  Manfaat Penelitian
Manfaat yang diperole dripenelitin ini adalah :
1. Manfaat praktis
a.    Bagi Siswa
Melalui pemainan tiga pos, anak ingin mencoba. Siswa diharapkan lebih bersemangat dan terpacu dalam mengikuti pelajaran penjas disekolah dan lebih berprestasi lagi. Sehingga memperoleh hasil belajar yang maksimal.
b.   Bagi Guru
Penelitian tindakan kelas ini dapat dijadikan masukan bagi guru penjasorkes di kelas IX SMPN 3 ................. Tahun Pelajaran 2014/2015 yaitu melalui permainan tiga pos dalam pembelajaran materi senam lantai guling depan, sehingga dapat mendukung pencapaian hasil blajar secara maksimal.
c.    Bagi Peneliti
Peneliti mendapatkan fakta bahwa melalui penerapan permainan tiga pos dalam materi pembelajaran senam lantai guling depan dapat menngkatkan minat hasil belajar.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.  Kajian Teori
1.    Pendidikan Jasmani
a.    Pengertian Pendidikan Jasmani
Pendidikan jasmani merupakan usaha pendidikan dengan menggunakan aktifitas otot-otot besar hingga proses pendidikan yang berlangsung tidak terlambat oleh gangguan kesehatan dan pertumbuhan badan. Sebagai integral dari proses pendidikan keseluruhan, pendidikan jasmani merupakan usaha yang bertujuan untuk mengembangkan kawasan organik, neuromuskuler, intelektual dan sosial (Ateng, 1992). Menurut Pangrazi dan Daguer ( 1992 ) dalam Adang Suherman (2000;20) menyatakan bahwa penjas merupakan bagian dari program umum yang memberikan kontribusi, terutama perkembangan anak secara menyeluruh.
Pendidikan jasmani adalah suatu proses pembelajaran melalui aktifitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampian motorik, pengetahuan dan perilak hidup sehat dan aktif, sikap sportif, dan kecerdasan emosi. Lingkungan belajar diatur secara seksama untuk meningkatkan pertumbuha dan perkembangan seluruh ranah, jasmani, ranah psikomotor, ranah kognitif dan ranah afektif setiap siswa. (Samsudin, 200 8:2)
Menurut Supandi (1992:1) pendidikan jasmni adalah proses sistematik antara anak didik dan lingkungan yang dikelola melalui pengembangan jasmani secara efektif dan efisien menuju pembentkan manusia seutuhnya. Hal ini kemudian disusun secara sistematik dalam bentuk kegiatan beajar mengajar untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan dan perkembangan fisik, mental dan sosial siswa.
Jadi berdasarkan beberapa pendapat diatas mengenai pengertian pendidikan jasmani dapat disimpulkan bahwa pendidikan jasmani adalah suatu proses pendidikan yang dilakukan dengan melalui aktifitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan seluruh ranah, ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik siswa
b.   Tujuan Penjasorkes
Pada dasarnya penjasorkes merupakan proes pendidikan melalui aktifitas jasmani dan sekaligus merupakan proses pendidikan untuk meningkatkan kemampuan jasmani, oleh karena itu tujuan yang ingin dicapai melalui penjasorkes mencakup pengembangan individu secara menyeluruh, artinya cakupan penjasorkes tidak hanya pada aspek jasmani saja, akan tetapi juga aspek mental, emosional, sosial dan spiritual. Penjasorks bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut ini:
1)   mengembangkan pengelolaan diri dalam upaya pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai aktifitas jasmani dan olahraga terpilih
2)   meningkatkan pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang baik
3)   meningkatkan kemampuan dan keterampilan gerak dasar
4)   meletakan landasan dasar karakter moral yang kuat melalui internalisasi nilai-nilai yang terkandung didalam penjasorkes.
5)   Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, betanggug jawab, kerjasama, percaya diri, dan demokratis.
6)   Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri orang
7)   lain dan lingkungan
8)   Memahami konsep aktifitasasmani dan olahraga dilingkungan yang bersih sebagai informasi untuk pencapaian pertumbuhan fisik yang sempurna, pola hidup sehat dan kebugaran, terampil, serta memiliki sikap yang positif ( Depdiknas, 2006:195)
2.    Unsur-Unsur Belajar
Menurut catharina Tri Anni, dkk (2006: 4-5) yang mengutip dari Gagne (1977: 4), belajar merupakan sebuah sistem yang di dalamnya terdapat berbagai unsur yang saling kait-mengait sehingga menghasilkan perubahan perilaku. Beberapa unsur yang dimaksud adalah sebagai berikut:
1)        Pembelajar, dapat berupa peserta didik, pembelajar, warga belajar, dan peserta pelatihan. Pembelajaran memiliki organ pengindraan yang digunakan untuk menangkap rangsangan; otak yang digunakan untuk mentranformasikan hasil pengindraannya kedalam memori yang komlpeks; dan syaraf otot yang digunakan untuk menampilkan kinerja yang menunjukan apa yang telah dipelajari. Rangsangan (stimulus) yang diterima oleh pembelajar kemudian diorganisir dalam bentuk kegiatan syaraf, beberapa rangsangan itu disimpan di dalam memorinya. Kemudian memori tersebut diterjemahkan ke dalam tindakan yang dapat diamati seperti gerakan syaraf atau otot dalam merespon stimulus.
2)        Rangsangan (stimulus). Peristiwa yang merangsang pengindraan peserta didik disebut situasi stimulus. Dalam kehidupan seseorang terdapat banyak stimulus yang berada di lingkungan seseorang. Suara, sinar, warna, panas, dingin, tanaman, gedung, dan orang adalah stimulus yang selalu berada di lingkungan seseorang. Agar pembelajar mampu belajar optimal, ia harus memfokuskan pada stimulus tertentu yang diminati.
3)        Memori. Memori pembelajar berisi berbagai kemampuan yang berupa pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang dihasilkan dari aktivitas belajar sebelumnya.
4)        Respon. Tindakan yang dihasilkan dari aktualisasi memori disebut respon. Pembelajar yang sedang mengamati stimulus, maka memori yang ada di dalam dirinya kemudian memberika respon terhadap stimulus tersebut. Respon dalam pembelajaran pada akhir proses belajar yang disebut dengan perubahan perilaku atau perubahan kinerja (performance). Keempat unsure belajar tersebut dapat digambarkan sebagai berikut. Aktivitas belajar akan terjadi pada diri pembelajar apabila terdapat interaksi antara situasi stimulus dengan isi memori sehingga perilakunya berubah dari waktu sebelum dan setelah adanya situasi stimulus tersebut. Perubahan perilaku pada diri pembelajar itu menunjukan bahwa pembelajar telah melakukan aktivitas belajar.
3.    Hasil Belajar Siswa
Hasil belajar merupakan perubaha perilaku yang diperoleh pembelajaran setelah mengalami aktifitas belajar (Chatarina Tri Anni, dkk, 2007:5). Hasil belajar merupakan faktor yang sangat penting, karena hasilbelajat mencerminkan kmampuan siswa dalam mempelajari suatu mata pelajaran. Bentuk dari hasil belajar biasanya ditunjukan dengan nilai yang diberikan guru
Seperti yang diungkapkan oleh Rifai (2009:85) bahwa hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh siswa setelah mengalami kegiatan belajar. Perolehan aspek-aspek perubahan perilaku tersebut bergantung pada apa yang dipelajari oleh siswa, oleh karena itu, apabila siswa mempelajari pengetahuan tentang konsep, maka perubahan perilaku yang diperoleh adalah berupa penguasaan konsep.
Dari pengertian-pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar perubahan perilaku siswa dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengrti menjadi mengerti yang diukur menggunakan teknik penilaian tertentu setelah mengalami kegiatan belajar.
4.    Aktivitas Belajar
Aktivitas yang dilakukan oleh siswa dalam proses pembelajaran merupakan salah satu faktor penting yang sangat mempengaruhi hasil belajar siswa. Menurut Djamarah (2008: 38) aktivitas artinya kegiatan atau keaktifan. Jadi segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi baik fisik maupun non-fisik, merupakan suatu aktivitas. Aktivitas siswa selama proses belajar mengajar merupakan salah satu indikator adanya keinginan siswa untuk belajar. Menurut Sagala (2011: 124) mempelajari psikologi berarti mempelajari tingkah laku manusia, baik yang teramati maupun yang tidak teramati. Segenap tingkah laku manusia mempunyai latar belakang psikologis, karena itu secara umum aktivitas-aktivitas manusia itu dapat dicari hukum psokologis yang mendasarinya. Menurut Sardiman (2011: 22) belajar adalah merupakan suatu proses interaksi antara diri manusia dengan lingkungannya yang mungkin berwujud pribadi, fakta, konsep ataupun teori. Dapat di jelaskan bahwa belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor.
Berdasarkan pengertian tersebut yang dimaksud dengan aktivitas belajar adalah segala sesuatu yang dilakukan oleh siswa baik fisik maupun mental/non fisik dalam proses pembelajaran atau suatu bentuk interaksi (guru dan siswa) untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang menyangkut kognitif, afektik dan psikomotor dalam rangka untuk mencapai tujuan belajar. Aktivitas yang diutamakan dalam pembelajaran adalah aktivitas yang dilakukan oleh siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat seorang penulis dari Jombang (dalam Asmani, 2010:211) yang menyatakan bahwa guru yang baik adalah guru yang sedikit bicara banyak diamnya. Maksud dari pernyataan tersebut adalah guru hanya sebagai fasilitator saja sedangkan siswa yang harus aktif melakukan berbagai aktivitas dalam proses pembelajaran dengan melakukan diskusi, kerja kelompok, debat, bertanya dan lempar gagasan. Kegiatan atau aktivitas siswa yang dilakukan dalam proses pembelajaran yang demikian akan mewujudkan pembelajaran aktif.
5.    Guling Depan
a.    Pengertian Guling Depan
Senam lantai (floor exercise) adalah satu bagian dari rumpun senam, sesuai dengan dengan istilah Lantai,maka gerakan-gerakan senam yang dilakukan di atas yang beralaskan matras atau permadani atau sering juga disebut dengan istilah latihan bebas,sebab padawaktu melakukan gerakan atau latihannya. Pesenam tidak boleh menggunakan alat atausuatu benda. Senam lantai menggunakan area yang berukuran 12 x 12 meter, dan area 1meter untuk menjaga keamanan pesenam yang baru melakukan latihan atau rangkaiangerakan. Unsur -unsur gerakannya terdiri mengguling, melompat berputar di udara, menumpu dengan dua tangan atau kaki untuk mempertahankan sikap seimbang pada waktu melompat ke depan atau ke belakang. Bentuk gerakannya merupaka gerakan dasar senam perkakas, bentuk latihannya pada putera maupun puteri pada dasarnya adalah sama,hanya untuk puteri dimasukkan unsur-unsur gerakan balet.
b.   Teknik Guling Depan
Olah raga guling depan sangat mudah dilakukan dan juga mengasyikan tapi dibalik itu semua jika dilakukan tanpa teknik yang benar maka akan membahayakan keselamatan kita. Berikut ini akan saya postingkan tata cara melakukan teknik roll depan yang mungkin anda butuh suatu saat nanti, atau ingin mempraktikkannya secara lang sung, tapi bisa juga untuk pengetahuan saja. Uraian teknik roll depan;
1)        Langkah awal berdiri tegak, kaki rapat, tangan lurus ke atas dan pandangan kedepan.
2)        Guling depan dengan awalan tangan menyentuh matras dilanjutkan tengkuk, punggung, pinggul, dan kaki, ketika menguling kaki ditekuk dan berakhir kaki lurus dan rapat, pada saat mengguling rileks saja jangan kaku, ini akan mempermudah gerakan.
3)        Lagkah akhir berdiri sejenak pandangan kedepan dengan perlahan tangan di tarik ke atas lurus lalu turunkan lagi secara berlahan, ini untuk mengembalikan keseimbangan setelah melakukan roll.


 








Gambar 3.1. Gambar Gerakan Guling  Depan
6.    Pembelajaran
a.    Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran Max Darsono dkk (2001: 24), Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru sedemikian rupa, sehingga tingkah laku siswa berubah ke hal yang lebih baik. Adapun ciri-ciri pembelajaran dapat dikemukakan sebagai berikut:
1)   Pembelajaran dapat dilakukan secara sadar dan direncanakan secara sistematis.
2)   Pembelajaran dapat menumbuhkan perhatian dan motivasi siswa dalam belajar.
3)   Pembelajaran yang dapat menyediakan bahan belajar yang menarik dan menantang bagi siswa.
4)   Belajar dapat menggunakan alat bantu belajar yang tepat dan menarik.
5)   Pembelajaran dapat menciptakan suasana belajar yang aman dan menyenangkan bagi siswa.
6)   Pembelajaran dapat membuat siswa siap menerima pelajaran, baik secara fisik maupun psikologis.
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Menurut Furqon Hidayatullah (2008:13) pembelajaran yang berkualitas, setidak-tidaknya memiliki beberapa indicator, yaitu: Menantang, Menyenangkan, Mendorong ekplorasi, Memberi pengalaman sukses, Mengembangkan kecakapan berfikir.
Dari pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah suatu proses yang dialami individu atau organism dalam rangka mengubah perilakunya yang merupakan hasil dari pengalaman atau praktek.
b.   Pembelajaran Guling Depan Dengan Permainan Tiga Pos
Pos pertama ini adalah melakukan senam lantai guling depan dengan awalan jongkok. Dimana anak tersebut pada saat akan melakukan senam lantai dengan posisi jongkok, tangan diatas matras dagu sedkit dimasukan kedada, setela ada hitungan 1,2,3 anak teresbut melakukan gulingan.
Setelah melakukan gerakan senam lantai guling depan dengan awalan jongkok,anak berlari pada pos yang kedua, pos yang kedua ini adalah anak melakukan senam lantai guling depan depan dengan awalan membungkukkan badan, cara melakukannya adalah posisi badan sedikit membungkuk kedepan, dengan tangan menyentuh matras, dilanjutkan tengkuk, punggung, pinggul dan kaki, ketika mengguling kaki ditekuk dan berskhir kaki luru dan rapat pada saat mengguling rileks saja jangan sampai, dengan keadaan badan yang rileks pada saat berguling akan mempermudah gerakan. Langkah akhir berdiri sejenak pandangan kedepan dengn perlahan tangan ditarik keatas luru lalu turunkan lagi secara perlahan, ini untuk mengembalikn keseimbangan setelah melakukan gulingan.
Setelah melakukan guling depan dengan awalan membungkukkan badan berikutnya adalah kepos yang ke tiga, pos yang ketiga ini adalah, siswa melakukan guling depan dengan awalan yang sempurna langkah awal berdiri tegak, kaki rapat, tangan lurus ke atas dan pandangan kedepan.
Guling depan dengan awalan tangan menyentuh matras dilanjutkan tengkuk, punggung, pinggul, dan kaki, ketika menguling kaki ditekuk dan berakhir kaki lurus dan rapat, pada saat mengguling rileks saja jangan kaku, ini akan mempermudah gerakan. Langkah akhir berdiri sejenak pandangan kedepan dengan perlahan tangan di tarik ke atas lurus lalu turunkan lagi secara berlahan, ini untuk mengembalikan keseimbangan setelah melakukan roll. Kegiatan penutup dilakukan alokasi waktu sepuluh menit pada kegiatan penutup ini siswa dikumpulkan untuk diadakan koreksi menyeluruh cara melakukan senam lantai guling depan dengan benar, kemudian memberikan kesempatan pada siswa untuk melakukan tanya jawab, dilanjutkan pendinginan, berdoa kemudian siwa dibubarkan.



















Gambar 3.2. Permainan Tiga Pos
Keterangan
  1. Pos pertama senam lantai guling depan dengan awalan jongkok matras warna merah.
  2. Pos kedua senam lantai guling depan dengan awalan membungkukkan badan matras warna kuning.
  3. Pos kedua ketiga lantai guling depan dengan awalan sikap sempurna matras warna hijau.

7.    Media Pembelajaran
Media pembelajaran secara umum adalah alat bantu proses belajar mengajar. Segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau ketrampilan pembelajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar. Batasan ini cukup luas dan mendalam mencakup pengertian sumber, lingkungan, manusia dan metode yang dimanfaatkan untuk tujuan pembelajaran / pelatihan.
Sedangkan menurut Briggs (1977) media pembelajaran adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti : buku, film, video dan sebagainya. Kemudian menurut National Education Associaton(1969) mengungkapkan bahwa media pembelajaran adalah sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang-dengar, termasuk teknologi perangkat keras.
Kata media dalam “media pembelajaran” secara harfiah berarti perantara atau pengantar; sedangkan kata pembelajaran diartikan sebagai suatu kondisi yang diciptakan untuk membuat seseorang melakukan suatu kegiatan belajar”. Dengan demikian, media pembelajaran memberikan penekanan pada posisi media sebagai wahana penyalur pesan atau informasi belajar untuk mengkondisikan seseorang untuk belajar. Dengan kata lain, pada saat kegiatan belajar berlangsung bahan belajar (learn ingmatterial) yang diterima siswa diperoleh melalui media.
Lebih jauh Briggs menyatakan media adalah “alat untuk memberi perangsang bagi siswa supaya terjadi proses belajar. Sedangkan mengenai efektifitas media, Brown (1970) menggaris bawahi bahwa media yang digunakan guru atau siswa dengan baik dapat mempengaruhi efektifitas proses belajar dan mengajar. Berdasarkan pendapat di atas, dapat dikembangkan beberapa pemahaman tentang posisi media serta peran dan kontribusinya dalam kegiatan pembelajaran
8.    Media Pembelajaran Guling Depan
Pada senam lantai guling depan ini peneliti menggunakan matras sebagai media yang utama, ukuran matras tersebut adalah 1 ,60x2,50cm dengan ketebalan matras 10 cm.. Peneliti menggunakan matras sebanyak 6 buah matras yang diletakan berjajar.
Gambar 3.3 Matras
B.  Kerangka Berfikir
Pendidikan jasmani sebagai komponen pendidikan secara keseluruhan telah disadari oleh banyak kalangan. Namun dalam pelaksananaannya pengajaran pendidikan jasmani belum efektif seperti yang diinginkan. Pembelajaran pendidikan jasmani cenderung tradisional. Orientasi pembelajaran harus disesuaikan dengan perkembangan teknologi dan era globalisasi serta cara penyampaian yang menarik dan menyenangkan suasana pembelajaran yang kondusif tentunya akan menentukan keberhasailan proses pembelajaran tersebut. Dibutuhkan sebuah tindaka yang relevan yang dimaksudkan daat menunjang tujuan poses belajar mengajar dan jga membantu proses berfikir siswa agar dapat dengan segera memahami informasi yang dimaksud.
Untuk kepentingan jasmani hal ini perlu dilakukan dalam penyampaian materi yang terkesan sulit dan membutuhkan pemahaman yang mendalam. Sedangkan pada posisi lain guru juga mempunyai keterbatasan dalam memberikan tindakan, khususnya dalam memberikan contoh gerakan. Materi senam daam mata pelajaran pendidikan jasmani dipenuhi dengan rangkaian gerakan yang membutuhkan kejelian dalam mempelajarinya. Seorang guru yang kesulitan menjadi model dalam pembelajaran guling depan dapat mencari solusi lain contoh. Apabila salah dalam memberikan contoh dapat membuat siswa takut untuk melakukan da canggng untuk mencoba. Selain itu minat untuk belajar siswa berkurang. Hal ini jelas akan menghambat tujuan proses pembelajaran.
Guna menyikapi hal tersebut diatas, penggunaan permainan tiga pos dapat dijadikan alternatif dalam membntu tercapainya tujuan pembelajaran pembelajaran senam lantai guling depan menggunakan permainan tiga pos diharapkan dapat meningkatkan hasilbelajar guling depan pada siswa kelas empat SD Negeri Babirik Hilir 2 terletak di Desa Babirik Hilir Kecamatan Babirik Kabupaten Hulu Sungai Utara Tahun Pelajaran 2012/2013.





























       Gambar 3.4 Bagan Kerangka Pikir
C.  Hipotesis Tindakan
Dari uraian pada kajian teori dan kerangka pikri di atas maka penulis dapat menentukan hipotesis tindakan dari penelitian ini sebagai berikut : “Penggunaan permainan tiga pos dalam pembelajaran senam lantai guling depan pada mata pelajaran penjasorkes dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IX SMPN 3 ................. Tahun Pelajaran 2014/2015”. 





bila berkenan untuk bab selanjutnya secara lengkap sampai dengan lampiran dan halaman depan dalam format *.doc/*.docx silahkan
klik DOWNLOAD
atau hub. 081327121707 terima kasih.