Menerima Pembuatan TESIS-SKRIPSI-PKP UT, Silahkan Baca Cara Pemesanan di bawah ini

Lencana Facebook

banner image

Wednesday, 23 December 2015

PTK BAHASA INGGRIS SMA




Loggo




LAPORAN
PENELITIAN TINDAKAN KELAS



UPAYA PENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR
BAHASA INGGRIS MATERI TEKS FUNGSIONAL PENDEK ADVERTISEMENT/POSTER MELALUI SMALL GROUP DISCUSSION
DI KELAS XI IPA-1 SMAN ......................
TAHUN PELAJARAN 2013/2014





Disusun Sebagai Salah Satu Syarat
Kenaikan Pangkat dari Golongan .......... ke ............










Oleh

..........................................
NIP. ..............................






...............................................................
............................................
20..........
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS


1.   a.   Judul Penelitian                    :  UPAYA PENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR BAHASA INGGRIS MATERI TEKS FUNGSIONAL PENDEK ADVERTISEMENT/POSTER MELALUI SMALL GROUP DISCUSSION DI KELAS XI IPA-1 SMAN ...................... TAHUN PELAJARAN 2013/2014

      b.   Bidang Ilmu                         : Bahasa Ingrris
      c.   Kategori Penelitian              :  Strategi  Pembelajaran
      d.   Jenis Penelitian                     : Penelitian Tindakan Kelas
2.   Ketua Peneliti
      a.   Nama Lengkap dan Gelar    : ……………..
      b.   NIP                                      :  ………….
      c.   Pangkat / Golongan             : Pembina, IV/a
      d.   Jabatan                                 :
      e.   Instansi                                 : SMAN ......................
      f.    Tempat Penelitian                :  SMAN ......................
3.   Lama Penelitian                         : 3 bulan (Bulan ……….. sampai dengan Bulan ……. 20…)
4.   Sumber Biaya                             : Swadaya


                                                                        …………….,…………………….
                Petugas Perpustakaan                                           Peneliti



                ……………………..                               ………………………
            NIP. ……………………..                       NIP. ……………………..           

Mengetahui/Mengesahkan

                  Kepala UPT Dinas                                       Kepala Sekolah
                        Pendidikan



                 …………………….                                   ………………….
            NIP.……………………..                        NIP.……………………..
UPAYA PENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR
BAHASA INGGRIS MATERI TEKS FUNGSIONAL PENDEK ADVERTISEMENT/POSTER MELALUI SMALL GROUP DISCUSSION
DI KELAS XI IPA-1 SMAN ......................
TAHUN PELAJARAN 2013/2014


Oleh :

..............................................
NIP. ...........................


ABSTRAK

Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar Bahasa Inggris setelah diterapkannya model pembelajaran Small Group Discussion pada peserta didik kelas Kelas XI IPA-1 SMAN ...................... Tahun Pelajaran 2013/2014. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK) atau classroom action research (CAR), yaitu: penelitian praktis yang dilaksanakan untuk memecahkan masalah faktual yang dihadapi guru sebagai suatu pencermatan terhadap kegiatan pengelolaan pembelajaran yang diterapkan pada peserta didik kelas Kelas XI IPA-1 SMAN ...................... Tahun Pelajaran 2013/2014 dengan jumlah peserta didik 21 yang terdiri dari … peserta didik laki-laki dan …. peserta didik perempuan. Instrumen yang digunakan untuk memperoleh data awal lewat nilai harian siswa, data prestasi belajar dengan tes objektif yang dilaksanakan di akhir siklus I dan siklus II. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa pembelajaran Bahasa Inggris materi teks fungsional pendek “advertisement/poster dengan model Small Group Discussion pada peserta didik kelas Kelas XI IPA-1 SMAN ...................... Tahun Pelajaran 2013/2014 mampu meningkatkan prestasi belajar peserta didik. Adapun peningkatan hasil belajar pada prasiklus dengan rata-rata 57,62, meningkat pada siklus I  menjadi 65,24 dan pada siklus terakhir menjadi 75,71, sedangkan jumlah siswa yang tuntas sebanyak 3 siswa atau 14,29% dari 21 siswa pada kondisi awal, menjadi 12 siswa atau 57,14% dan 20 siswa atau 95,24% pada siklus terakhir. Adapun aktivitas siswa meningkat dari 7 siswa atau 33,33% pada kondisi awal meningkat menjadi 14 siswa atau 66,67% dan pada siklus terakhir menjadi 21 siswa.. Hal ini menunjukkan bahwa, prestasi belajar peserta didik pada mata pelajaran Bahasa Inggris di kelas Kelas XI IPA-1 SMAN ...................... Tahun Pelajaran 2013/2014 dapat ditingkatkan melalui model pembelajaran Small Group Discussion karena telah melampaui nilai ketuntasan secara klasikal yaitu 94,12% di atas KKM (70). Tidak menutup kemungkinan, bahwa metode ini dapat pula diterapkan pada mata pelajaran yang lain di semua lembaga pendidikan.

Kata kunci: prestasi, belajar, Small Group Discussion

 

KATA PENGANTAR



Syukur Alhamdullilah kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan hidayahNya sehingga penulis  dapat menyelesaikan laporan Penelitian Tindakan Kelas di  SMAN ...................... dengan lancar. Laporan ini dibuat oleh penulis dalam rangka memenuhi pengajuan  pada penilaian angka kredit unsur pengembangan profesi guru untuk kenaikan pangkat dari golongan ……. ke
Terselesaikannya penelitian ini tidak lepas dari bantuan beberapa pihak dan pada kesempatan ini ijinkan peulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang baik langsung maupun tidak langsung telah membantu penyusunan laporan ini, yaitu kepada yang terhormat:
1.      Kepala UPT Dinas Pendidikan ………………. yang telah memberi pengesahan terhadap laporan PTK ini.
2.      Pengawas … ……………………….
3.      Kepala sekolah yang telah memberikan Saran, Ijin dan pertimbangan terhadap pelaksanaan PTK selama kegiatan berlangsung.
4.      Bapak dan Ibu Guru SMAN ...................... yang telah membimbing dan memotifasi serta mengarahkan kami hingga kegiatan Program Penelitian Tindakan Kelas  ini dapat terselesaikan dengan lancar.
5.      Siswa dan siswi SMAN ...................... khususnya siswa kelas XI IPA yang penulis sayangi dan cintai atas kerjasamanya dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini.
Dan akhirnya saya menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan laporan ini banyak kelemahan atau kekurangan untuk itu, saya berharap kepada pembaca berkenan memberikan saran dan kritik yang membangun. Untuk itu sebelumnya kami ucapkan terimakasih.
                                                                               ......................,    ...................

                                                                                                Penulis

DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR JUDUL.............................................................................................       i
LEMBAR PENGESAHAN..............................................................................      ii
ABSTRAK.........................................................................................................     iii
KATA PENGANTAR.......................................................................................     iv
DAFTAR ISI.....................................................................................................     vi
DAFTAR TABEL..............................................................................................    vii
DAFTAR GAMBAR.........................................................................................   viii
DAFTAR LAMPIRAN.....................................................................................     ix

BAB      I      PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang ......................................................................       
B.       Identifikasi Masalah ..............................................................       
C.       Alternatif Pemecahan Masalah ..............................................       
D.      Rumusan Masalah .................................................................       
E.       Tujuan dan Manfaat Penelitian .............................................       
BAB      II     TINJAUAN PUSTAKA
A.  Kajian Teori ...........................................................................
B.   Kerangka Berpikir .................................................................       
C.   Hipotesis Tindakan ................................................................       
BAB     III    METODE PENELITIAN
A.      Jenis Penelitian.......................................................................       
B.       Tempat dan Waktu Penelitian................................................       
C.       Rancangan Penelitian.............................................................       
D.      Tehnik Pengumpulan Data.....................................................       
E.       Teknik Analisis Data..............................................................       
F.        Indikator Pencapaian..............................................................       

BAB     IV    HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN
A.  Hasil Tindakan
      1.  Pra Siklus...........................................................................       
      2.  Siklus I ..............................................................................       
      3.  Siklus II.............................................................................       
B.   Pembahasan............................................................................       

BAB      V     PENUTUP
A.  Simpulan ................................................................................       
B.   Saran.......................................................................................       

DAFTAR PUSTAKA           
LAMPIRAN-LAMPIRAN


DAFTAR TABEL

TABEL                                                                                                       Halaman

 4.1   Rekapitulasi  Nilai Hasil Tes Formatif Pada Kondisi Awal ...................
4.2    Rekapitulasi Hasil Observasi Kegiatan Pembelajaran Pada Kondisi Awal                  
4.2    Daftar Nilai Hasil Tes Formatif dengan Metode Small Group Discussion Pada Siklus Pertama          .................................................................................................................
 4.4   Rekapitulasi Hasil Observasi Kegiatan Pembelajaran dengan Metode Small Group Discussion Pada Siklus Pertama ........................................................................................         
 4.5   Rekapitulasi Hasil Angket Siswa Setelah Kegiatan Pembelajaran dengan Metode Small Group Discussion Pada Siklus Pertama .............................................................         
 4.6   Daftar Nilai Hasil Tes Formatif dengan Metode Small Group Discussion Pada Siklus Kedua            .................................................................................................................
 4.7   Rekapitulasi Hasil Observasi Kegiatan Pembelajaran dengan Metode Small Group Discussion Pada Siklus Kedua ...........................................................................................         
 4.8   Rekapitulasi Hasil Angket Siswa Setelah Kegiatan Pembelajaran dengan Metode Small Group Discussion Pada Siklus Kedua ...............................................................         
 4.9   Rekapitulasi Peningkatan Hasil Belajar Siswa dengan Metode Small Group Discussion Pada Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II....................................................................         
4.10 Rekapitulasi Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa pada Pembelajaran Bahasa Inggris dengan Penerapan Metode Small  Group  Discussion pada Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II            
4.11 Rekapitulasi Hasil Angket Siswa pada Pembelajaran Bahasa Inggris dengan Penerapan Metode Small  Group  Discussion pada Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II...............         












DAFTAR GAMBAR

GAMBAR                                                                                                  Halaman
3.1    Bagan Pelaksanaan PTK (Sirkunti, 2008:55)...........................................

4.1    Diagram Batang Peningkatan Hasil Belajar Siswa dengan Metode Small Group Discussion Pada Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II....................................................................         
 4.2   Diagram Batang Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa pada Pembelajaran bahasa Inggris dengan Penerapan Metode Small  Group  Discussion pada Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II      
         .................................................................................................................
































DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN                                                                                                             

1.        Surat Ijin Penelitian
2.        Surat Pernyataan Kesediaan Menjadi Observer
3.        Jurnal Kegiatan Penelitian
4.        Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I
5.        Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II
6.        Instrumen Pengumpulan Data
7.        Daftar Hadir Siswa pada Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II
8.        Daftar Hadir Peneliti dan Observer pada Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II
9.        Daftar Nilai Hasil Tes Formatif pada Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II
10.    Rekapitulasi Hasil Observasi Siswa pada Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II
11.    Hasil Angket Peserta Didik pada Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II
12.    Rekapitulasi Hasil Angket Peserta Didik pada Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II
13.    Contoh Hasil Pekerjaan Siswa pada Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II
14.    Dokumentasi Pelaksanaan Kegiatan Penelitian pada Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II




BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Pendidikan diwujudkan melalui proses belajar mengajar di dalam kelas maupun di luar kelas. Proses ini berlangsung melalui interaksi antara guru dengan peserta didik dalam situasi intruksional edukatif. Melalui proses belajar mengajar inilah peserta didik akan mengalami proses perkembangan ke arah yang lebih baik dan bermakna. Peserta didik memerlukan suasana proses belajar mengajar yang kondusif dalam melampaui tahapan-tahapan belajar secara bermakna dan efektif sehingga menjadi pribadi yang percaya diri, inovatif, dan kreatif (M. Surya, 1992:179). Guru sebagai ujung tombak dalam pencapaian tujuan pendidikan, perlu memilih strategi pembelajaran yang efektif dan efisien. Pengelolaan proses pembelajaran yang efektif merupakan titik awal keberhasilan pembelajaran yang bermuara akan meningkatkan prestasi belajar siswa (Chabibah, 2006 : 24).
Terkait dengan proses pembelajaran, guru memiliki peran sentral berhasil tidaknya suatu proses pembelajaran, sebab guru dalam posisi ini bertindak sebagai perancang atau desainer sekaligus pengelola proses pembelajaran sedemikian hingga hasil dari proses pembelajaran tersebut tercapai. Namun demikian, peran guru dalam mendesain dan mengelola proses belajar mengajar di kelas seringkali dihadapkan pada kondisi-kondisi dimana rancangan pembelajaran yang didesainnya tidak berjalan dengan lancar sesuai harapan.
Bahasa tidak hanya berasal dari kata-kata yang dikeluarkan oleh ucapan (vokal) namun juga menggunakan, isyarat atau bahasa gambar. Peradapan manusia kuno sebelum mengenal tulisan adalah menggunakan bahasa gambar. Kompetensi mata pelajaran bahasa Inggris adalah siswa dapat berkomunikasi baik lisan maupun tertulis dengan menggunakan ragam bahasa yang sesuai, lancar dan akurat (Diknas, 2003). Pelajaran bahasa Inggris mempunyai empat keterampilan yang harus dikuasai, yaitu listening, speaking, reading dan writing. Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional siswa dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. Oleh sebab itu, tujuan utama pembelajaran bahasa Inggris diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi dengan bahasa Inggris, baik secara lisan maupun tertulis. Dalam proses pembelajaran sebagian besar siswa belum dapat mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis dengan baik meskipun dengan kalimat-kalimat sederhana, banyak siswa yang tidak menyukai pelajaran bahasa Inggris, siswa belum mampu berkomunikasi karena kurangnya kosa kata yang dimiliki siswa meskipun dalam bahasa atau kalimat sederhana, siswa enggan berkomunikasi karena penguasaan vocabulary  yang sangat rendah. Berdasarkan nilai yang diperoleh di kelas XI IPA-1 dari ke empat keterampilan tersebut, ternyata rata-ratanya nilai rendah, yaitu 40 sedangkan ketuntasan belajar minimal di SMA N ...................... adalah 60.
Perbaikan mutu pendidikan dan pengajaran senantiasa harus tetap diupayakan dan  dilaksanakan,  guna  meningkatkan  kualitas  pembelajaran  tersebut.  Melalui peningkatan  kualitas  pembelajaran, peserta  didik  akan  semakin  meningkat prestasinya, semakin positif sikapnya,    semakin bertambah jenis pengetahuan dan ketrampilan yang dikuasainya, dan semakin mantap pemahaman terhadap materi yang dipelajari, sehingga prestasi yang dicapaipun akan semakin meningkat.
Dalam proses belajar mengajar guru mempunyai peranan yang sangat penting dalam menentukan kualitas pembelajaran yang dilaksanakan, dalam arti guru harus selalu menciptakan suasana yang kondusif dalam lingkungan pendidikan dan menjalankan tugasnya dengan semaksimal mungkin demi tercapainya tujuan pendidikan. Guru memiliki peranan yang sangat sentral, baik sebagai perencana, pelaksana, maupun evaluator pembelajaran (Mulyasa, 2005:13).  Dalam kenyataan sehari-hari sering dijumpai sejumlah guru yang menggunakan metode tertentu yang kurang atau tidak cocok dengan isi dan tujuan pengajaran. Dalam kehidupan sehari-hari tak jarang juga ditemui sejumlah guru yang mampu mengaplikasikan secara baik. Hasilnya, tentu saja tidak memadai bahkan mungkin merugikan semua pihak terutama pihak siswa walaupun kebanyakan dari mereka tidak menyadari hal ini (Syah, 2004:201). 
Tidak berkembangnya salah satu faktor dalam proses pembelajaran atau kegiatan belajar mengajar yaitu guru, murid, materi dan metode pembelajaran sudah barang tentu berpengaruh pada proses pembelajaran yang dilaksanakan di dalam kelas. Bahkan kondisi tersebut akan berpengaruh pula pada hasil pembelajaran terutama tampak pada hasil belajar siswa.
Studi pendahuluan  (pra-survey) adalah kegiatan terkini yang mutlak harus dilakukan untuk mengumpulkan informasi tentang variable penelitian,   yaitu prestasi belajar, mengumpulkan  data  profil  pembelajaran  bahasa Inggris  yang  sedang berlangsung di Kelas XI IPA-1 SMAN ...................... dan kondisi riil subjek yang akan diteliti. Hal ini dilakukan untuk mengembangkan model atau pendekatan dalam rangka peningkatan mutu pembelajaran, karena pengembangan sebuah model yang dilakukan perlu didasari oleh data empirik tentang bagaimana proses belajar mengajar di kelas.
Berdasarkan hasil observasi, diperoleh data mengenai kondisi pembelajaran di Kelas XI IPA-1 SMAN .......................  Sistem pembelajaran yang berlangsung masih satu arah,   dimana guru masih berperan sebagai orang yang paling  tahu  dan  sumber  segala  pengetahuan  bagi  peserta  didik,  sehingga  selama proses  pembelajaran  berlangsung  keterlibatan  peserta  didik  dalam  pembelajaran masih kurang atau dapat dikatakan bahwa peserta didik cenderung pasif. Selain itu peserta  didik  juga  kurang  berantusias  dalam  mengikuti  pembelajaran   yang ditunjukkan  dengan  masih  sedikitnya  peserta  didik  yang  mengajukan  pertanyaan maupun menanggapi pertanyaan yang diberikan oleh guru. Kondisi pembelajaran bahasa Inggris seperti di atas dijadikan sebagai data based dan titik tolak bagi penelitian tindakan kelas dan pengembangan  (classroom research  and  development)  dalam  merancang  sebuah  model  hipotetik  yang  akan diujicobakan dalam penelitian tindakan kelas ini.
Berdasarkan data yang diperoleh, pembelajaran bahasa Inggris selama ini belum  mencapai  keberhasilan  yang  memuaskan.  Di samping  materi  yang  terlalu banyak,  waktu  yang tersedia kurang,  serta  metode  atau  model  pembelajaran  yang dipakai guru dalam menyampaikan materi masih monoton atau didominasi oleh guru semata. Akibatnya, aktivitas peserta didik dalam pembelajaran selama ini cenderung pasif, kurang bergairah dalam mengikuti Kegiatan Belajar Mengajar (KBM). Hasil akhir dari proses pembelajaran bahasa Inggris berupa prestasi belajar peserta didik belum mencapai standar ketuntasan belajar minimal yang ditetapkan.
B.  Identifikasi Masalah
Dari penjelasan sebagaimana latar belakang permasalahan di atas, maka dapat diidentifikasi permasalahan-permasalahan yang ada dan menjadi kendala dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran bahasa Inggris peserta didik Kelas XI IPA-1 SMAN ...................... ini dikarenakan banyak faktor, antara lain:
  1. Penggunaan media  pembelajaran yang kurang relevan dengan materi pembelajaran yang disampaikan.
  2. Penjelasan materi terlalu cepat, sehingga kurangnya model dialog yang interaktif, efektif dan kreatif.
  3. Guru tidak mampu mengembangkan model dialog yang efektif, aktif dan kreatif.
  4. Guru tidak melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran dan penemuan informasi
  5. Latar belakang peserta didik yang relatif hiterogen, baik dari segi ekonomi, kemampuan akademik.
C.  Alternatif Pemecahan Masalah
Penguasaan atas konsep saja belum cukup, karena ternyata banyak orang yang menguasai pembelajaran bahasa Inggris namun mereka tidak menjalankan konsep yang telah mereka kuasai. Hal inilah yang terpenting, karena keimanan yang paling baik adalah yang teraktualisasi dalam kehidupan nyata. Ranah psikomotor adalah ranah yang berkaitan dengan ketrampilan (skill) atau kemampuan untuk bertindak. Kemauan atau kesediaan tersebut bersumber dari lubuk hatinya, bukan karena pengaruh atau paksaan dari pihak luar. Oleh karena itu, pendidik (guru) bahasa Inggris harus mendesain suatu pembelajaran yang dapat menggerakkan hati siswa untuk melaksanakan materi pembelajaran yang telah dipelajari di kelas.
Faktor  metode  atau  strategi  pembelajaran  yang  digunakan  pendidik  cendrung monoton (selalu menggunakan metode ceramah), kurang variatif, membosankan, dan kurang menyenangkan, walaupun tidak selamanya metode ceramah itu jelek. Untuk   mengatasi   permasalahan   tersebut   di   atas   diperlukan   inovasi pembelajaran, diantaranya dengan menggunakan   model-model Small Group Discussion (Ismail, 2009:87). Dengan metode tersebut diharapkan peserta didik mempunyai peluang untuk mengoptimalkan kemampuan mereka, dapat memotivasi diri berperan aktif dalam pembelajaran di kelas dan melatih untuk belajar mandiri yang akhirnya dapat meningkatkan hasil prestasi belajar mereka.
D.  Rumusan Masalah
Berdasarkan  uraian  latar  belakang  di  atas  maka rumusan masalah dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut: “Apakah pembelajaran bahasa Inggris materi teks fungsional pendek “advertisement/poster” dengan metode Small Group Discussion dapat meningkatkan  prestasi  belajar  peserta  didik  di  kelas  XI IPA-1 SMAN ......................? “
E.  Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.    Tujuan penelitian:
a.    Untuk   mengetahui penerapan metode Small Group Discussion   pada pembelajaran bahasa Inggris di Kelas XI IPA-1 SMAN .......................
b.    Untuk mengetahui peningkatkan prestasi belajar bahasa Inggris di Kelas XI IPA-1 SMAN ...................... melalui metode Small Group Discussion.
2.    Manfaat penelitian:
a.    Bagi peserta didik
1)   Dapat  meningkatakan  minat  belajar  dalam  kegiatan  belajar  mengajar, khususnya pada pelajaran bahasa Inggris
2)   Dapat mengembangkan kemampuan belajar secara mandiri
3)   Dapat meningkatkan keterampilan berbicara dalam kelompok dan melatih untuk dapat mempresentasikan ide gagasannya pada orang lain.
b.    Bagi guru mata pelajaran
1)   Dapat    menggunakannya    sebagai    solusi    tindakan    kelas    pada sekolah masing-masing.
2)   Dapat meningkatkan prestasi pembelajaran dan profesionalitas guru
3)   Dapat membantu memberikan informasi peningkatan kemampuan peserta didik kepada seluruh tenaga pendidik.
c.    Bagi semua pendidik
1)   Dapat meniru dan mencontoh penerapan metode dalam skripsi ini untuk mengatasi  permasalahan  yang  ada  sebagai  upaya  peningkatan  prestasi peserta didiknya.
2)   Bagi  guru  bisa  mendapatkan  pengalaman  langsung  dalam  melakukan penelitian prestasi pembelajaran, atau paling tidak untuk studi banding.
d.   Bagi sekolah
Penelitian ini dapat memberikan pengalaman  pada  guru-guru  lain sehingga memperoleh   pengalaman   baru,   yaitu   penerapan   metode pembelajaran kooperatif  tipe SGD (SmallGroup   Discussion)  dalam meningkatkan prestasi belajar peserta didik.



BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.      Kajian Teori
1.      Hakikat Prestasi Belajar 
a.       Pengertian Prestasi Belajar
Menurut  Nana  Sudjana  (2004)  yang  dikutip  Bara  Hidayat  (2006:  8)  mendefinisikan  prestasi  belajar  siswa  yaitu  kemampuan-kemampuan  yang  dimiliki  siswa  setelah  ia  menerima  pengalaman  belajar.  Pembelajaran  yang  telah  dilaksanakan  pada  akhirnya  bertujuan  untuk  melihat  prestasi  belajar  siswa.  prestasi  belajar ini meliputi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Prestasi  yang  diperoleh  siswa  dapat  diukur  berdasarkan  perbedaan  perilaku  sebelum  dan  sesudah  belajar  dilakukan.  Hal  ini  sejalan  dengan  pendapat  Nana  Syaodih  (2009:  124-125)  yang  menyatakan  bahwa  “prestasi  belajar  merupakan  segala  perilaku  yang  dimiliki  siswa  sebagai  akibat  dari  proses  belajar  yang  berlangsung di sekolah maupun  di luar sekolah yang bersifat kognitif, afektif dan  psikomotor yang sengaja maupun yang tidak disengaja”.
Dalam sistem pendidikan rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler  maupun tujuan intruksional, menggunakan klasifikasi prestasi belajar dari Benjamin Bloom  dalam  Nana  Sudjana  (1989)  yang  dikutip  oleh  Bara  Hidayat  (2006:9)  yang  secara  garis  besar  membaginya  menjadi  tiga  aspek  ,  yaitu  aspek  kognitif,  afektif, dan psikomotor. Berikut penjelasan dari ketiga aspek tersebut :
1)      Aspek kognitif (pengetahuan/ pemahaman)
Dalam  Susilana  Rudi  (2006)  yang  dikutip  oleh  Bara  Hidayat  (2006:9)  untuk  aspek  kognitif,  menyebutkan  6  tingkatan  1)  pengetahuan    2)  pemahaman  3)  pengertian 4) aplikasi 5) analisa 6) sintesa, dan 7) evaluasi 
2)      Aspek afektif
Prestasi belajar  afektif tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku seperti  perhatiannya terhadap pelajaran, disiplin, motivasi belajar, menghargai  guru dan  teman,  kebiasaan  belajar  dan  hubungan  sosial.  Ranah  afektif  ini  terdiri  dari  lima  aspek  yaitu  penerimaan,  jawaban,  atau  reaksi,  penilaian,  organisasi,  dan  internalisasi nilai atau karakteristik nilai.  
3)      Aspek psikomotor
Prestasi  belajar  pada  aspek  psikomotor  berkenaan  dengan  keterampilan  atau   kemampuan bertindak setelah ia menerima pengalaman belajar tertentu. Terdapat   enam  tingkatan  kererampilan  psikomotor  yaitu  gerak  reflek,  keterampilan  pada  gerakan-gerakan  dasar,  kemampuan  konseptual,  keharmonisan  atau  ketepatan,  gerakan keterampilan kompleks, gerakan ekspresif dan interpretatif. Prestasi belajar  afektif yang baru tampak dalam kecendrungan-kecendrungan untuk berprilaku.    
Menurut Maehr yang dikutip oleh Nurmala ( dalam Siti Sontini: 2006) tentang prestasi belajar adalah :
1)      Prestasi belajar merupakan tingkah laku yang dapat diukur dengan menggunakan  tes prestasi belajar.
2)      Prestasi  belajar  merupakan  hasil  dari  perubahan  individu  itu  sendiri  bukan  hasil  dari perbuatan orang lain.
3)      Prestasi belajar dapat dievaluasi tinggi rendahnya berdasarkan kriteria yang telah  ditetapkan  oleh  penilai  atau  menurut  standar  yang  telah  ditetapkan  oleh  kelompok
4)      Prestasi belajar merupakan hasil dari kegiatan yang dilakukan secara sengaja dan  disadari.
Inti  dari  pendapat  Mehr  yaitu  bahwa  prestasi  belajar  merupakan  perubahan  perilaku  individu  yang  didasari  dapat  diukur  berdasarkan  kriteria  yang  telah  ditetapkan selama proses belajar mengajar berlangsung.
Dari  berbagai  pernyataan  di atas,  dapat  disimpulkan  bahwa  prestasi  belajar  merupakan  perubahan  tingkah  laku  sebagai  akibat  dari  proses.  Prestasi  belajar  ini  dapat berupa kemampuan intelektual, sikap maupun keterampilan psikomotor.  
Bloom  (Solihin,  2008:55)  membagi  prestasi  belajar  secara  garis  besar  ke dalam  tiga  ranah  kognitif,  ranah  afektif  dan  ranah  psikomotorik.  Ranah  kognitif ini berkenaan dengan prestasi belajar intelektual yang terdiri dari 6 aspek  yaitu  pengetahuan/ingatan,  pemahaman/aplikasi,  analisis,  sintesis,  dan  evaluasi. Kedua aspek  yang pertama disebut juga kognitif tingkat rendah dan  aspek  berikutnya  termasuk  dalam  kognitif  tingkat  tinggi.  Ranah  afektif  berkenaan  dengan  sikap  dan  nilai.  Tipe  prestasi  belajar  afektif  ini  terlihat  pada  siswa  dalam  berbagai  tingkah  laku  seperti  perhatiannya  terhadap  pelajaran,  disiplin, motivasi belajar, mengahargai  guru dan teman, kebiasaan belajar  dan  hubungan  sosial.  Ranah  afektif  ini  terdiri  dari  lima  aspek  yaitu  penerimaan,  jawaban  /  reaksi,  penilaian,  organisasi  dan  internalisasi,  nilai/karakteristik  nilai.  Ranah  psikomotorik  berkenaan  dengan  prestasi  belajar  keterampilan  dan  kemampuan  bertindak.  Prestasi  belajar  psikomotor  ini  terlihat  dalam  bentuk  keterampilan  /  skill  dan  kemampuan  bertindak  individu.  Ada  6  tingkatan  keterampilan  psikomotoris  yaitu  :  gerak  reflek,  keterampilan  pada  gerakan- gerakan  dasar,  kemampuan  konseptual.  Keharmonisan  /  ketepatan,  gerakan  keterampilan kompleks, gerakan ekspresif dan dan interfretatif.
Aspek-aspek  tersebut  diatas  menunjukkan  jika  seseorang  telah  melakukan  perbuatan  belajar,  maka  akan  terlihat  terjadinya  perubahan  dalam salah  satu  atau  beberapa  aspek  tingkah  laku  sebagai  prestasi  belajar  yang  telah dilakukan.
b.      Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
Nana  Sudjana  (2000:39)  menyatakan  bahwa  terdapat  banyak  faktor  yang  mempengaruhi prestasi belajar, secara garis besar faktor-faktor tersebut,yaitu:
1)      Faktor internal (bersumber dari dalam diri sendiri) yaitu: sikap, minat, bakat,  motifasi, motif, kesiapan mental dan faktor lainnya yang kesemuanya berasal  dari dalam diri sendiri.
2)      Faktor  eksternal  (berasal  dari  luar  diri  sendiri),seperti  tempat  belajar,sarana  belajar, bahan belajar, personil, kurikulum, metode pengajaran.
3)      Kedua  faktor  ini  sangat  dominan  dan  mempengaruhi  terhadap  proses  dan  prestasi belajar.
M.  Surya  (2004:62)  mengemukakan  tujuh  faktor  yang  mempengaruhi  prestasi  belajar, ketujuh faktor itu adalah:
1)      karakteristik belajar,
2)      karakteristik Guru
3)      karakteristik kelompok,
4)      interaksi pelajar dengan pengajar,
5)      karakteristik fasilitas,
6)      subject metter
7)      dan faktor lingkungan luar.
Menurut  Van  Dallen (dikutip oleh Lunnenburg, 2011:5-8),  ada  enam  faktor  yang  mempengaruhi  belajar  siswa  yaitu: 
1)      Guru,
2)      Kurikulum,
3)      Lingkungan,
4)      Media
5)      Siswa
6)      Dan metode serta model pembelajaran.
Dari  berbagai  pernyataan  di atas,  dapat  disimpulkan  bahwa  faktor-faktor tersebut  saling  mempengaruhi  dan  berkaitan  sehingga  sinergitas  antara  faktor-faktor tersebut perlu di bangun menjadi sebuah sistem yang saling mengisi faktor-faktor  tersebut  dapat  menunjang  atau  menghambat  proses  belajar  mengajar  ataupun dalam pencapaian prestasi belajar.
2.      Hakikat Metode Pembelajaran 
Secara  etimologi,  istilah  metode  berasal  dari  bahasa  Yunani “metodos”.  Kata  ini  terdiri  dari  dua  suku  kata:  metha  yang  berarti jalan  atau  cara.  Metode  berarti  suatu  jalan  yang  dilalui  untuk  mencapai tujuan,  sehingga  dapat  dipahami  bahwa  metode  berarti  suatu  cara  yang harus  dilalui  untuk  menyajikan  bahan  pelajaran  agar  tercapai  tujuan pengajaran (Zuhairini dan Abdul Ghofir, 2008: 54.)
Menurut Nana Sudjana (2005:76) metode pembelajaran adalah, “Metode pembelajaran ialah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran”. Sedangkan M. Sobri Sutikno (2009:88) menyatakan, “Metode pembelajaran adalah cara-cara menyajikan materi pelajaran yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses pembelajaran pada diri siswa dalam upaya untuk mencapai tujuan”.
Melalui  model  pembelajaran  guru  dapat  membantu  peserta  didik mendapatkan  informasi,  ide,  keterampilan,  cara  berpikir,  dan mengekspresikan ide. Model pembelajaran berfungsi pula sebagai pedoman bagi  para  perancang  pembelajaran  dan  para  guru  dalam  merencanakan aktivitas belajar mengajar
Metode pengajaran adalah cara-cara pelaksanaan dari pada proses pengajaran atau soal bagaimana tekniknya suatu bahan pelajaran diberikan di Sekolah. Metode mengajar adalah cara yang digunakan guru dalam mengajarkan satuan atau unit materi pelajaran dengan memusatkan pada keseluruhan proses atau situasi belajar untuk mencapai tujuan”. Jadi, metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Oleh karena itu guru harus mampu memilih dan menetapkan metode pembelajaran yang paling efektif dan efisien sesuai dengan kondisi atau situasinya.
3.      Metode Small Group Discussion
a.    Pengertian Metode Small Group Discussion
Metode berasal dari bahasa Yunani “metha” yang berarti melewati atau melalui dan “hodos” yang berarti jalan atau cara. Metode berarti jalan atau cara yang harus ditempuh untuk mencapai tujuan tertentu. Sedangkan pembelajaran adalah bahan pelajaran yang disajikan atau proses penyajian bahan pelajaran (Ismail, 2008:7). Pembelajaran pada dasarnya merupakan interaksi guru dan peserta didik sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik. Dalam buku Educational Psychology dinyatakan bahwa learning is an achive process that needs to be stimulated and guided toward desirable outcomes (Crow and Crow, 1985:225). Metode menurut kamus Besar Bahasa Indonesia adalah pengetahuan tentang tata cara mengerjakan sesuatu atau bahan (KKBI:2005:673). Metode juga diartikan sekumpulan perangkat tata cara melaksanakan suatu aktifitas yang bertujuan untuk menjadwal kegiatan tersebut berdasarkan urutan kejadian dan skala prioritas (Moeslichatun, 2001:43).
Metode merupakan tata cara untuk melaksanakan suatu aktifitas, sehingga aktifitas tersebut berjalan sesuai dengan tahapan yang ditentukan, yang pada akhirnya tujuan dapat tercapai. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa metode pembelajaran adalah suatu cara atau jalan yang harus dilalui dalam proses penyajian bahan pelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Small Group Discussion adalah proses pembelajaran dengan melakukan diskusi kelompok kecil tujuannya agar peserta didik memiliki ketrampilan memecahkan masalah terkait materi pokok dan persoalan yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Small Group Discussion juga berarti proses penglihatan dua atau lebih individu yang berinteraksi secara global dan saling berhadapan muka mengenai tujuan atau sasaran yang sudah tertentu melalui tukar menukar informasi, mempertahankan pendapat atau pemecahan masalah (Ismail, 2008:87-89).
Small Group Discussion sebagaimana pembelajaran kelompok lainnya memiliki unsur-unsur yang saling terkait, yakni:
1)   Saling ketergantungan positif (positive interdependence)
Cooperative learning menghendaki adanya ketergantungan positif saling membantu dan saling memberikan motivasi sehingga ada interaksi diantara siswa (Lie, 2005:32). 
2)   Akuntabilitas individual (individual accountability)
Small Group Discussion menuntut adanya akuntabilitas individual yang mengukur penguasaan bahan belajar tiap anggota kelompok, dan diberi balikan tentang prestasi belajar anggota anggotanya sehingga mereka saling mengetahui rekan yang memerlukan bantuan. Berbeda dengan kelompok tradisional, akuntabilitas individual sering diabaikan sehingga tugas-tugas sering dikerjakan oleh sebagian anggota. Dalam Small Group Discussion, siswa harus bertanggungjawab terhadap tugas yang diemban masing-masing anggota (Abdurrahman, 2003:122).
3)   Tatap muka ( face to face interaction )
Small Group Discussion menuntut semua anggota dalam kelompok belajar dapat saling tatap muka sehingga mereka dapat berdialog tidak hanya dengan guru tapi juga bersama dengan teman. Interaksi semacam itu memungkinkan anak-anak menjadi sumber belajar bagi sesamanya. Hal ini diperlukan karena siswa sering merasa lebih mudah belajar dari sesamanya dari pada dari guru (Abdurrahman, 2003:122).
4)   Keterampilan Sosial (Social Skill)
Unsur ini menghendaki siswa untuk dibekali berbagai ketrampilan sosial seperti tenggang rasa, sikap sopan kepada teman, mengkritik ide, berani mempertahankan pikiran logis, tidak mendominasi yang lain, mandiri, dan berbagai sifat lain yang bermanfaat dalam menjalin hubungan antar pribadi tidak hanya diasumsikan tetapi secara sengaja diajarkan (Abdurrahman, 2003:113).
5)   Proses Kelompok (Group Processing)
Proses ini terjadi ketika tiap anggota kelompok mengevaluasi sejauh mana mereka berinteraksi secara efektif untuk mencapai tujuan bersama. Kelompok perlu membahas perilaku anggota yang kooperatif dan tidak kooperatif serta membuat keputusan perilaku mana yang harus diubah atau dipertahankan.
b.    Tujuan Metode Small Group
Sebagai metode belajar, belajar kelompok diskusi atau Small Group Discussion mengandung tujuan yang ingin dikembangkan. Tujuan diskusi atau Small Group Discussion antara lain :
1) Agar siswa berbincang-bincang untuk memecahkan masalah masalah sendiri.
2)  Agar siswa berbincang-bincang mengenai masalah-masalah apa saja yang berhubungan dengan kehidupan mereka sehari-hari, dengan kehidupan mereka di sekolah, dengan sesuatu yang terjadi di lingkungan sekitar mereka dan sebagainya.
3) Agar siswa berbincang-bincang mengenai pelajaran di kelas dengan maksud saling mengoreksi pemahaman yang mereka atas pelajaran yang diterimanya, agar masing-masing anggota memperoleh pemahaman yang lebih baik (Suryobroto, 1999:180).
Sedangkan menurut Ismail (2008:89), tujuan penerapan strategi ini adalah agar peserta didik memiliki keterampilan memecahkan masalah terkait materi pokok dan persoalan yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut A. Surjadi (1983:47-48), tujuan pembelajaran kelompok adalah untuk menyatakan pendapat dan memperoleh informasi tentang topik yang menjadi perhatian; belajar dari anggota kelompoknya.
1)  Pemimpin
a) Membantu menentukan topik yang menarik perhatian
b)  Mendorong anggota kelompok melakukan penelitian mandiri sebelum diskusi dilaksanakan
c)  Mempersiapkan ruangan; kursi ditempatkan di sekeliling meja hingga para anggota saling berhadapan
d) Mempersiapkan pertanyaan sebelum pertemuan untuk membuka diskusi
e) Menjelaskan masalah, isu atau topik yang akan didiskusikan
f) Menyarankan/mengajukan tujuan diskusi
g)  Menyodorkan outline tentatif untuk diikuti kelompok
h)  Mempersilakan kelompok bereaksi kepada outline itu
i)   Mempersilakan anggota kelompok mengajukan pendapat tentang yang didiskusikan itu
j)   Menjaga agar diskusi itu tetap sesuai dengan outline, kecuali apabila mayoritas anggota kelompok menunjukkan kehendak untuk menyimpang dari outline
k)  Mengusahakan agar keikutsertaan / partisipasi para anggota merata atau seimbang
l)   Menahan diri untuk tidak berpidato
m) Menyampaikan rangkuman bila diperlukan selama diskusi berlangsung dab juga pada saat penutupannya
n)  Mengusulkan studi lebih lanjut atau tindakan yang perlu dilakukan
o)  Mengevaluasi pengalaman belajar kelompok.
2)  Anggota kelompok
a) Membantu menentukan topik untuk didiskusikan
b)  Mempelajari bahan yang tepat sebelum diskusi dilaksanakan
c) Membantu merumuskan tujuan dan prosedur diskusi
d) Memikirkan dalam-dalam tentang topik yang akan didiskusikan
e)  Mendengarkan dengan baik pendapat anggota lain
f)  Menghubungkan pengertian dengan pengalaman sebelumnya
g)  Mengembangkan pendapat atas pendapat orang / anggota lain
h)  Menerima dan mendorong anggota lain sebagai individu yang berharga
i)   Menolong anggota lain untuk memahami apa yang sedang dibicarakan
j)   Memelihara keikutsertaan yang merata/seimbang bagi setiap anggota
k)  Menyumbangkan informasi atau pendapat yang selaras/berhubungan dengan topik
l)   Mengidentifikasi gagasan baru dan mengintegrasikannya ke dalam pikiran
m) Menerangkan bidang perhatian/minat yang penting
n)  Menentukan bagaimana informasi itu dimanfaatkan/ dipergunakan atau studi lebih lanjut apa yang perlu dilakukan
o)  Membantu mengevaluasi pengalaman belajar kelompok
Metode Small Group Discussion Diskusi mungkin tidak efektif untuk menyajikan informasi baru dimana peserta didik sudah dengan sendirinya termotivasi. Tetapi diskusi tampaknya sangat cocok ketika guru ingin melakukan hal-hal dibawah ini:
1)  Membantu peserta didik belajar berfikir dari sudut pandang suatu subjek bahasan dengan memberi mereka praktek berpikir.
2)  Membantu peserta didik mengevaluasi logika serta bukti-bukti bagi posisi dirinya atau posisi yang lain
3)  Memberi kesempatan pada peserta didik untuk memformulasikan penerapan suatu prinsip.
4)  Membantu peserta didik menyadari akan suatu problem dan menformulasikannya dengan menggunakan informasi yang diperoleh dari bacaan atau ceramah.
5)  Menggunakan bahan-bahan dari anggota lain dalam kelompoknya
6)  Memperoleh penerimaan bagi informasi atau teori yang mengkomunteri cerita rakyat atau kepercayaan peserta didik terdahulu
7) Mengembangkan motivasi untuk belajar yang lebih jauh
8)  Memperoleh feedback yang cepat tentang seberapa jauh suatu tujuan tercapai (Zaini, 2008:117-118).
Sistem pembelajaran yang baik seharusnya dapat membantu siswa mengembangkan diri secara optimal serta mampu mencapai tujuan-tujuan belajarnya. Meskipun proses belajar-mengajar tidak dapat sepenuhnya berpusat pada siswa (pupil centered instruction) seperti pada sistem pendidikan terbuka, tetapi perlu diingat bahwa pada hakekatnya siswalah yang harus belajar. Dengan demikian, proses belajar mengajar perlu berorientasi pada kebutuhan dan kemampuan siswa, misalnya dengan pendekatan “inquiry-discovery learning”. Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di sini harus dapat memberikan pengalaman belajar yang menyenangkan dan berguna baginya. Guru perlu memberikan bermacam-macam situasi belajar yang memadai untuk materi yang disajikan, dan menyesuaikannya dengan kemampuan dan karakteristik serta gaya belajar siswa. Sebagai konsekuensi logisnya, guru dituntut harus kaya metodologi mengajar sekaligus terampil menerapkannya, tidak monoton dan variatif dalam melaksanakan pembelajaran (Drost, 1999:42).
c.    Peran Guru Dalam Metode Small Group
Sesuai dengan pengertian mengajar yaitu menciptakan suasana yang mengembangkan inisiatif dan tanggungjawab belajar peserta didik. Maka sikap guru hendaknya:
1)    Buka mau mendengarkan pendapat peserta didik.
2)    Membiasakan peserta didik untuk mendengarkan bila guru atau peserta didik lain berbicara.
3)    Menghargai perbedaan pendapat.
4)    “Mentolelir” salah dan mendorong untuk memperbaiki.
5)    Menumbuhkan rasa percaya diri peserta didik.
6)    Memberi umpan balik terhadap hasil kerja guru.
7)    Tidak terlalu cepat membantu peserta didik.
8)    Tidak kikir untuk memuji atau menghargai.
9)    Tidak mentertawakan pendapat atau hasil karya peserta didik sekalipun kurang berkualitas.
10)  Mendorong peserta didik untuk tidak takut salah dan berani menanggung resiko (Sukardi, 2003:12).
Dalam pengajaran yang dimiliki dalam metode Small Group Discussion, Sudjana, (1996:32-35) menjelaskan bahwa  posisi dan peran guru harus menempatkan diri sebagai:
1)    Pemimpin belajar, artinya merencanakan, mengorganisasi, melaksanakan dan mengontrol kegiatan belajar peserta didik
2)    Fasilitator belajar artinya memberikan kemudahan-kemudahan peserta didik dalam melakukan kegiatan belajarnya misal, menyediakan sumber dan alat belajar, menyediakan waktu belajar yang cukup, memberi bantuan, menunjukkan jalan keluar pemecahan masalah, menengahi perdebatan pendapat dan sebagainya.
3)    Moderator belajar artinya sebagai pengatur arus belajar peserta didik, guru menampung persoalan yang diajukan oleh peserta didik dan mengembalikan lagi persoalan tersebut kepada di lain, untuk dijawab dan dipecahkan. Jawaban tersebut dikembalikan kepada penannya atau kepada kelas untuk dinilai benar salahnya.
4)    Motivator belajar sebagai pendorong agar peserta didik mau melakukan kegiatan belajar
5)    Evaluator artinya sebagai penilai yang obyektif dan komprehensif, guru berkewajiban memantau, mengawasi, proses belajar peserta didik dan hasil belajar yang dicapainya.
d.   Langkah-Langkah dalam Metode Small Group
Ismail (2008, 87-88) menjelaskan langkah-langkah penerapan metode Small Group Discussion diantaranya :
1)    Bagi kelas menjadi beberapa kelompok kecil (maksimal 5 murid) dengan menunjuk ketua dan sekretaris
2)    Berikan soal studi kasus (yang dipersiapkan oleh guru) sesuai dengan Standar Kompetensi (SK) & Kompetensi dasar (KD).
3)    Instruksikan setiap kelompok untuk mendiskusikan jawaban soal tersebut
4)    Pastikan setiap anggota berpartisipasi aktif dalam diskusi
5)    Instruksikan setiap kelompok melalui juru bicara yang ditunjuk menyajikan hasil diskusinya dalam forum kelas
6)    Klarifikasi, penyimpulan dan tindak lanjut (Guru)
e.    Kelebihan dan kekurangan metode Small Group Discussion
Tidak  ada  model  pembelajaran  yang  paling  ideal  dan sempurna.  Setiap  model  pembelajaran  mestinya  mempunyai kelebihan  dan  kekurangan,  begitu  juga  metode    Small  Group Discussion ini. Kelebihan dan kekurangan itu antara lain sebagai berikut:
1)        Sisi kelebihan
Nasih, (2009:59) menjelaskan tentang sisi kelebihan dari metode    Small  Group Discussion yaitu :
a)   Suasana belajar mengajar di kelas akan berkembang.
b)   Mendidik peserta didik untuk bersikap toleran, demokratis, kritis dan berpikir sistematis.
c)   Mendidik    peserta    didik    untuk    terampil    dalam menyampaikan ide, gagasan, argumentasi dan membiasakan diri untuk berpikir logis.
d)  Kesimpulan-kesimpulan   dari   masalah   yang   sedang didiskusikan dapat secara mudah diingat peserta didik, hal itu disebabkan karena peserta didik mengikuti alur berpikir diskusi.
e)   Memberikan pengalaman kepada peserta didik tentang etika bermusyawarah agar nantinya menjadi bekal mereka ketika hidup di masyarakat
2)        Sisi kelemahan
Sedangkan pada sisi kelemahan metode Small  Group Discussion, Isjoni (2010:36) menjelaskan :
a)   Jalannya diskusi seringkali didominasi oleh peserta didik yang  pandai  dan  berani,  sehingga  mengurangi  peluang peserta didik yang lain untuk berpartisipasi.
b)   Jalannya diskusi sering dipengaruhi oleh pembicaraan yang menyimpang  dan  topik  pembahasan  masalah,  sehingga pembahasan kadang melebar.
c)   Diskusi  biasanya  lebih  banyak  menyita  waktu,  sehingga tidak sejalan dengan prinsip efisiensi.
d)  Suasana kelas menjadi ramai dan bahkan gaduh, sehingga terkadang mengganggu kelas yang lain.
Mengingat  adanya  kelemahan-kelemahan  di  atas,  maka guru  yang  ingin  menggunakan  metode  diskusi  kelompok  ini sebaiknya  mempersiapkan  segala  sesuatunya  dengan  rapi  dan sistematis  terlebih  dahulu. Dalam  hal  ini  peran  seorang  guru sebagai  encourager  yang  memberi encouragement (dorongan semangat dan membesarkan hati sangat diperlukan, terutama oleh peserta didik yang tergolong kurang pintar berbicara atau pendiam.
Dilihat dari segi kemanfaatannya,  metode diskusi sangat ideal untuk digunakan proses belajar mengajar pada kompetensi dasar tertentu, akan tetapi ternyata masih banyak guru yang belum menggunakan metode diskusi, hal itu disebabkan karena: banyak guru  yang  belum  mengerti  tentang  metode  diskusi,  belum mengetahui manfaat metode diskusi dan memerlukan waktu yang banyak padahal jam terbatas dan tidak semua topik dapat dijadikan pokok diskusi.  Selama ini masih banyak kelemahan yang dilakukan oleh guru dalam proses belajar mengajar yang dilaksanakan, diantaranya penggunaan metode yang tidak tepat, sehingga hasil belajar yang dicapai  oleh  peserta  didik  kurang  maksimal.  Melihat  realita tersebut,  maka  peneliti  mencoba  untuk  menerapkan  strategi PAIKEM, yaitu metode Small Group Discussion. Dengan demikian diharapkan  dapat  meningkatkan  hasil  belajar,  sehingga  terjadi penguatan   terhadap   materi   pelajaran   yang   diberikan   di sekolah/madrasah.
4.      Pembelajaran Bahasa Inggris
a.    Hakikat Pembelajaran Bahasa Inggris
Tuntutan dunia global yang terus menerus berubah dan ada kecenderungan semakin berkembang pesat dengan ditandai berkembangnya teknologi informasi merupakan salah satu dorongan bagi seseorang untuk mengembangkan penguasaan bahasa asing sebagai alat untuk berkomunikasi, seperti penguasaan bahasa Inggris. Mempelajari bahasa merupakan hal penting bagi perkembangan sosial dan kepribadian seorang individu. Sebagai bahasa yang banyak digunakan di bidang ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, bahasa Inggris berperan sebagai salah satu bahasa internasional.
Di samping berperan sebagai bahasa ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, bahasa ini dapat menjadi alat untuk mencapai tujuan ekonomi perdagangan, hubungan antarbangsa, tujuan sosial budaya dan pendidikan serta tujuan pengembangan karier. Penguasaan bahasa Inggris dapat diperoleh melalui berbagai program, dan program pengajaran di sekolah secara formal tampaknya merupakan sarana utama bagi sebagian anak Indonesia. Bahasa Inggris merupakan alat untuk berkomunikasi lisan dan tulisan.
Berkomunikasi dalam bahasa Inggris dimaksudkan untuk memahami dan mengungkapkan informasi, pikiran, perasaan, serta mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan budaya (Depdiknas, 2004:6). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa penguasaan bahasa Inggris bagi siswa SMA merupakan persyaratan penting sebagai bekal dalam upaya melakukan interaksi dan komunikasi di tengah pergaulan masyarakat yang semakin berkembang, baik dalam lingkup nasional maupun internasional. Sehubungan dengan hal itu, penguasaan bahasa Inggris dapat diperoleh melalui berbagai program, dan program pengajaran atau pembelajaran di sekolah secara formal tentunya merupakan sarana utama bagi siswa SMA.
b.    Fungsi dan Tujuan Mata Pelajaran Bahasa Inggris di SMA
1)   Fungsi
Mata pelajaran bahasa Inggris merupakan mata pelajaran pilihan di Sekolah Menengah Atas (SMA) yang berfungsi sebagai alat pengembangan diri siswa dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi dan seni budaya. Dengan demikian mereka dapat tumbuh dan berkembang menjadi warga negara yang cerdas, terampil dan berkepribadian Indonesia serta siap mengambil bagian dalam pembangunan nasional (Depdiknas, 2004:6).
2)   Tujuan
a)    Mengembangkan kemampuan berkomunikasi dalam bahasa tersebut, dalam bentuk lisan dan tulis. Kemampuan berkomunikasi meliputi mendengarkan (listening), berbicara (speaking), membaca (reading), dan menulis (writing).
b)   Menumbuhkan kesadaran tentang hakikat dan pentingnya bahasa Inggris sebagai salah satu bahasa asing untuk menjadi alat utama belajar.
c)    Mengembangkan pemahaman tentang saling keterkaitan antar bahasa dan budaya serta memperluas cakrawala budaya. Dengan demikian siswa memiliki wawasan lintas budaya dan melibatkan diri dalam keragaman budaya.
c.    Ruang Lingkup Ruang lingkup mata pelajaran bahasa Inggris (Depdiknas, 2004:7) meliputi:
1)   Keterampilan berbahasa, yaitu mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis;
2)   Sub-kompetensi yang meliputi kompetensi tindak bahasa, linguistik (kebahasaan), sosiokultural, strategi, dan kompetensi wacana;
3)   Pengembangan sikap yang positif terhadap bahasa Inggris sebagai alat komunikasi.
d.   Standar Kompetensi Bahan Kajian
Setiap mata pelajaran memiliki karateristik tertentu bila ditinjau dari segi tujuan atau kompetensi yang ingin dicapai, ataupun materi yang dipelajari dalam rangka menunjang tercapainya kompetensi tersebut. Ditinjau dari segi tujuan atau kompetensi yang ingin dicapai, maka pelajaran bahasa Inggris ini menekankan pada aspek keterampilan berbahasa yang meliputi keterampilan berbahasa lisan dan tulis baik respektif maupun produktif.
 Penerapan konsep dalam pengajaran bahasa Inggris menyiratkan bahwa: (1) unsur-unsur bahasa Inggris, yaitu tata bahasan kosa kata, ejaan dan lafal hendaknya 18 disajikan dalam lingkup kebahasaan dan lingkup situasi, sehingga makna di maksud jelas. Lingkup situasi harus mencakup lingkup budaya sasaran dan budaya peserta didik; (2) pembelajaran unsur-unsur bahasa ditujukan untuk mendukung penguasaan dan pengembangan empat keterampilan berbahasa Inggris yang mencakup: mendengar, berbicara, membaca dan menulis, dan bukan untuk kepentingan penguasaan unsur-unsur bahasa itu sendiri; (3) dalam proses belajar mengajar, unsur unsur bahasa yang dianggap sulit bagi peserta didik dapat disajikan tersendiri secara sistematis sesuai dengan konteks yang dibahas; (4) dalam proses belajar mengajar ke empat keterampilan berbahasa pada hakekatnya tidka dapat dipisahkan. Oleh sebab itu, keterampilan berbahasa harus dikembangkan secara terpadu; (5) peserta didik harus dilibatkan dalam semua kegiatan belajar yang bermakna, yaitu kegiatan yang dapat membantu mengembangkan diri siswa dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi dan seni budaya, mendorong peserta didik untuk tumbuh dan berkembang menjadi warganegara yang berkepribadian Indonesia, dan mengembangkan keterampilan bergaul (Badan Standar Nasional Pendidikan, 2007:IX-X).
e.    Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Bahasa Inggris untuk SMA
Berdasarkan pada Buku Petunju Teknik Pengembangan Silabus dan Contoh/Model Silabus mata pelajaran Bahasa Inggris untuk SMA/MA (Badan Standar Nasional Pendidikan, 2007:X) disebutkan rumusan standar kompetensi untuk mata pelajaran bahasa Inggris di SMA adalah kompetensi yang harus dimiliki oleh peserta didik sebagai hasil dari mempelajari bahasa Inggris. Selanjutnya disebutkan kompetensi dasar tentang keterampilan menulis untuk mata pelajaran bahasa Inggris di SMA adalah mengungkapkan makna dalam teks tulis fungsional pendek dan esei sederhana berbentuk: recount, narative, procedure, descriptive, news item, spoof, report, analytical exposition, hortatory exposition, explanation, discussion, dan review dalam konteks kehidupan sehari-hari.
B.  Kerangka Berfikir
Dalam  kegiatan  belajar  mengajar,  semakin  tepat  metode yang digunakan, maka akan semakin efektif dan efisien kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh guru dan peserta didik yang pada akhirnya akan menunjang dan menghantarkan keberhasilan belajar peserta didik dan keberhasilan mengajar yang dilakukan oleh guru.
Seorang  guru  adalah  salah  satu  faktor  pendidikan  yang mempunyai  peranan  penting  dan  strategis,  sebab  gurulah  yang paling menentukan keberhasilan dalam proses belajar mengajar. Sehingga guru memang harus mempunyai kompetensi, ketrampilan dan wawasan yang luas. Sebagaimana ungkapan Ibnu Syina yang menyatakan, bahwa sudah sepantasnyalah jika seorang pendidik itu cerdas,  agamis,  bermoral,  simpatik,  kharismatik,  dan  pandai membawa diri.
Metode pembelajaran Small Group Discussion merupakan alat ekstrinsik dalam kegiatan belajar mengajar yakni sebagai alat perancang dari luar yang dapat membangkitkan semangat belajar peserta didik. Namun demikian metode dapat dikatakan baik dan tepat manakala pemilihan dan penerapannya sesuai dengan situasi pembelajaran. Untuk itu pendidik harus menyiapkan taktik atau strategi yang dapat diterima oleh peserta didik secara keseluruhan dengan  mudah  dan  tidak  membosankan.  Dengan  kata  lain  pembelajaran  yang  menyenangkan  yaitu  ada  kepuasan  peserta didik, bagaimana peserta didik merasa senang menerima pelajaran untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Berdasarkan uraian di atas, dapat dipahami betapapentingnya menggunakan metode yang tepat untuk mencapai hasil belajar yang maksimal, maka penelitian ini ditulis dengan konsep Penelitian   Tindakan  Kelas (PTK)   untuk   memperbaiki   dan meningkatkan  hasil  belajar  dengan  menggunakan  Small  Group Discussion sebagai model pembelajaran.
C.  Hipotesis Tindakan
Hipotesis  adalah  kesimpulan  sementara  tentang  masalah  yang merupakan  pikiran  tentang  keterkaitan  variabel-variabel  yang  diteliti. Hipotesis merupakan alternatif yang dibuat oleh peneliti untuk menjawab problematika yang diajukan dalam penelitiannya. Dari paparan hipotesis tindakan di atas dapat disimpulkan, bahwa pembelajaran  dengan  menggunakan  metode    Small  Group  Discussion dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik kelas XI IPA-1 SMAN ...................... tahun pelajaran 2013/2014 pada mata pelajaran Bahasa Inggris materi teks fungsional pendek “advertisement/poster.






bila berkenan untuk bab selanjutnya secara lengkap sampai dengan lampiran dan halaman depan dalam format *.doc/*.docx silahkan
klik DOWNLOAD
atau hub. 081327121707 terima kasih.