Loggo
LAPORAN
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN
INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI
SISWA KELAS X .................. TAHUN PELAJARAN 2014/2015
Disusun Sebagai Salah Satu Syarat
Kenaikan Pangkat dari Golongan IV/a ke IV/b
Oleh
..........................................
NIP. ..............................
DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN
..................................
SMA
...........................................................
Jl. ............................................
20..........
HALAMAN
PENGESAHAN
LAPORAN
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
1. a. Judul Penelitian : Penerapan Model
pembelajaran inkuiri untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar dalam
Pembelajaran Biologi Siswa Kelas X .................. Tahun Pelajaran 2014/2015
b.
Bidang Ilmu : IPA (Biologi)
c.
Kategori Penelitian : Strategi
Pembelajaran
d. Jenis Penelitian : Penelitian
Tindakan Kelas
2. Ketua
Peneliti
a. Nama Lengkap dan Gelar : ……………..
b.
NIP : ………….
c. Pangkat / Golongan : Pembina, IV/a
d. Jabatan :
e. Instansi :
SMA ………………………….
f.
Tempat Penelitian : SMA
………………………….
3. Lama
Penelitian : 3 bulan (Bulan ……….. sampai dengan Bulan …….
20…)
4. Sumber
Biaya : Swadaya
Tanda tangan disesuaikan dengan kondisi setempat
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdullilah kehadirat Allah SWT atas segala
limpahan rahmat dan hidayahNya
sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan Penelitian Tindakan Kelas di SMA ................ dengan lancar.
Laporan ini dibuat oleh
penulis dalam rangka memenuhi pengajuan
pada penilaian angka kredit unsur pengembangan profesi guru untuk kenaikan
pangkat dari golongan IVa ke IVb.
Terselesaikannya penelitian
ini tidak lepas dari bantuan beberapa pihak dan pada kesempatan ini ijinkan
peulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada
semua pihak yang baik langsung maupun tidak langsung telah membantu penyusunan
laporan ini, yaitu kepada yang terhormat:
1.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten
……………………., atas Ijin dan
pertimbangan terhadap pelaksanaan PTK selama kegiatan berlangsung.
2.
Pengawas SMP, Dinas Pendidikan Kabupaten
……………………., atas Saran, Ijin dan
pertimbangan terhadap pelaksanaan PTK selama kegiatan berlangsung
3.
Kepala
sekolah SMA ................ yang telah memberikan Saran, Ijin dan pertimbangan
terhadap pelaksanaan PTK selama kegiatan berlangsung.
4.
Bapak
dan Ibu Guru SMA ................ yang telah membimbing dan memotifasi serta
mengarahkan kami hingga kegiatan Program Penelitian Tindakan Kelas ini dapat terselesaikan dengan lancar.
Dan akhirnya saya menyadari sepenuhnya bahwa dalam
penyusunan laporan ini banyak kelemahan atau kekurangan untuk itu, saya
berharap kepada pembaca berkenan memberikan saran dan kritik yang membangun.
Untuk itu sebelumnya kami ucapkan terimakasih.
......................, ...................
Peneliti
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR JUDUL............................................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN.............................................................................. ii
KATA PENGANTAR....................................................................................... iii
DAFTAR ISI..................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL.............................................................................................. v
DAFTAR GAMBAR......................................................................................... vi
DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................... vii
ABSTRAK......................................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah.........................................................
B.
Rumusan Masalah .................................................................
C.
Tujuan Penelitian ...................................................................
D.
Manfaat Penelitian ................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori ...........................................................................
B. Kerangka Berpikir .................................................................
C. Hipotesis Tindakan ................................................................
BAB III METODE PENELITIAN
A.
Setting Penelitian...................................................................
B.
Subjek Penelitian ...................................................................
C.
Sumber Data ..........................................................................
D.
TEknik PEngumpulan Data....................................................
E.
Validasi Data .........................................................................
F.
Analisis Data .........................................................................
G.
Kriteria Keberhasilan..............................................................
H.
Prosedur Pelaksanaan.............................................................
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Kondisi Awal....................................................
2. Deskripsi Siklus I ..............................................................
3. Deskripsi Siklus II.............................................................
B. Pembahasan............................................................................
BAB V PENUTUP
A. Simpulan ................................................................................
B. Saran.......................................................................................
DAFTAR
PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
TABEL Halaman
Tabel 3.1 Kriteria
Penilaian Hasil Pengamatan Motivasi Siswa..................
Tabel 3.2 Kriteria Penilaian Hasil Belajar....................................................
Tabel 4.1 Rekapitulasi
Hasil Tes Formatif Kondisi Awal...........................
Tabel 4.2 Rekapitulasi Hasil Observasi Motivasi Siswa pada Kegiatan
Pembelajaran Kondisi Awal
Tabel 4.3 Rekapitulasi
Nilai Tes Formatif Pembelajaran Biologi
pada Siklus I
Tabel 4.4 Rekapitulasi
Hasil Observasi Peningkatan Motivasi Pada Siklus I
Tabel 4.5 Rekapitulasi
Nilai Tes Formatif Pembelajaran Biologi
Siklus II
Tabel 4.6 Rekapitulasi
Hasil Observasi Peningkatan Motivasi pada Siklus II
Tabel 4.7 Rekapitulasi
Nilai Hasil Tes Formatif Temuan Awal,
Siklus I dan Siklus II
Tabel 4.8 Rekapitulasi
Nilai Tes Formatif Temuan Awal, Siklus I
dan Siklus II
Tabel 4.9 Rekapitulasi
Peningkatan Motivasi Siswa pada Siklus I dan Siklus II
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR Halaman
Gambar 3.1 Daur PTK dalam 2 Siklus.........................................................
Gambar 4.1 Grafik
Peningkatan dan Penurunan Ketuntasan Belajar Siswa pada Studi Awal, Siklus I dan II..................................................................................................
Gambar 4.2 Grafik
Peningkatan Rata-rata Hasil Belajar Siswa pada Studi Awal, Siklus I dan II
Gambar 4.3 Grafik
Ketuntasan Siswa Berdasarkan Tingkat Motivasi Siswa Pada Siklus I dan II
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat
Ijin Penelitian
Lampiran 2 Jurnal
Kegiatan Penelitian
Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) Siklus I
Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) Siklus II
Lampiran 5 Daftar
Hadir Siswa Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II
Lampiran 6 Daftar Hadir Peneliti Dan
Observer Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II
Lampiran 7 Daftar Nilai Tes Formatif
Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II
Lampiran 8 Lembar Observasi
Peningkatan Motivasi Siswa Dalam Kegiatan Pembelajaran Kondisi Awal, Siklus I
dan Siklus II
Lampiran 9 Contoh Hasil Pekerjaan
Siswa
Lampiran 10 Dokumentasi Pelaksanaan Kegiatan Penelitian Kondisi Awal,
Siklus I dan Siklus II
ABSTRAK
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN
INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI
SISWA KELAS X .................. TAHUN PELAJARAN 2014/2015
Oleh :
..............................................
NIP. ...........................
Penelitian
ini bertujuan untuk memperoleh gambaran aktivitas guru dalam proses
pembelajaran dengan model inkuiri serta memperoleh gambaran motivasi belajar
biologi siswa kelas X SMA Negeri 2 Bandar . Penelitian ini merupakan Penelitian
Tindakan Kelas yang dilakukan dengan 2 siklus, tahapan dari masing-masing
siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Subjek
penelitian ini adalah guru dan seluruh siswa kelas X SMA Negeri 2 Bandar tahun
ajaran 2013 / 2014 yang berjumlah 34 orang siswa. Instrumen penelitian berupa
lembar observasi untuk memperoleh data aktivitas guru dalam menerapkan
pembelajaran bermodel inkuiri dan lembar angket digunakan untuk data motivasi
belajar biologi siswa.
Dari
hasil analisa data diperoleh hasil bahwa Penerapan
model pembelajaran inquiri mampu meningkatkan hasil dan ketuntasan belajar siswa pembelajaran biologi materi keanekaragaman hayati. Hal ini dibuktikan dengan kenaikan hasil belajar siswa dari rata-rata pada kondisi awal sebesar 59,60 meningkat menjadi 65,20 pada
siklus I dan pada akhir siklus II meningkat menjadi 74,40 dan ketuntasan belajar pada
kondisi awal
sebanyak 3
siswa (13,64%), setelah dilaksanakan perbaikan dengan penerapan
metode inquiri pada siklus I meningkat
menjadi 12
siswa atau 54,55% dan pada siklus II meningkat kembali menjadi 19
siswa atau 86,36%. Penerapan model pembelajaran inquiri mampu meningkatkan hasil dan ketuntasan belajar siswa pembelajaran biologi materi keanekaragaman hayati. Hal ini dibuktikan dengan peningkatan
aktivitas belajar siswa dari 5 siswa atau 22,73% pada kondisi awal, meningkat
menjadi 13 siswa atau 59,09% dan 100% pada akhir siklus kedua.
Kata
kunci: Model Inkuiri, Motivasi Belajar, Biologi
BAB 1
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Salah satu permasalahan yang dihadapi
oleh bangsa Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan, khususnya pendidikan
dasar dan menengah. Meningkatkan mutu pendidikan adalah menjadi tanggung jawab
semua pihak. Berbagai usaha telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan
nasional, antara lain, melalui berbagai pelatihan dan peningkatan kualitas
guru, penyempurnaan kurikulum, pengadaan buku dan alat pelajaran, perbaikan
sarana dan prasarana pendidikan lain dan peningkatan mutu manajemen sekolah.
Hak memperoleh pendidikan dalam arti yang seluas-luasnya merumakan hak setiap
warga Negara Indonesia yang dijamin oleh undang-undang dan dilindungi oleh
hukum. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan tujuan yang
ditetapkan. Dengan adanya pendidikan akan dapat mencerdaskan siswa serta
membentuk manusia seutuhnya yaitu manusia yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa.
Pendidikan bukan hanya tanggungjawab
siswa dan tenaga pendidik saja tetapi orang tua siswa, masyarakat, pemerintah
sehingga diperlukan partisivasi aktif dari pihak-pihak yang bersangkutan.
Berdasarkan Kurikulum Tahun 2006 yang dikenal sebagai Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP). Ilmu Pengetahuan Alam merupakan salah satu ilmu yang berhubungan
dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA merupakan
hasil kegiatan manusia berupa pengetahuan, gagasan dan konsep yang berorientasi
tentang alam sekitar, yang diperoleh dari pengalaman serangkaian proses ilmiah
antara lain penyelidikan, penyusunan dan pengujian gagasan sehingga dapat
membantu siswa memperoleh pengalaman langsung dan pengalaman untuk
mengembangkan kompetensinya agar dapat mempelajari dan memahami alam sekitar
secara ilmiah.
Banyak dari kalangan siswa yang
menganggap belajar adalah kegiatan yang membosankan, aktivitas yang tidak
menyenangkan dan sebagaian besar dari mereka merasa bosan harus menghabiskan
waktu berjam-jam dengan mencurahkan perhatian dan pikiran pada suatu pokok
bahasan, baik yang sedang disampaikan oleh guru maupun yang sedang dihadapi di
meja belajar. Kebanyakan dari mereka menganggap bahwa kegiatan belajar
merupakan beban dari pada upaya untuk memperoleh ilmu pengetahuan dan
informasi. Para siswa tidak memiliki kesadaran untuk menyelesaikan tugas mereka
sebagai pelajar. Banyak diantara mereka yang menganggap bahwa sekolah tidak
lebih dari datang, duduk, mengisi absen, mencari nilai tanpa adanya kesadaran
akan mengasah keterampilan dan menambah wawasan mereka.
Menurunnya semangat belajar dapat
disebabkan oleh beberapa faktor. Selain disebabkan oleh ketidaktepatan
metodologis, juga berakar pada paradigma konvensional yang selalu menerapkan
metode pembelajaran yang konvensional dan berpusat pada guru. Fakta yang
didapat yaitu adanya penyekat ruang struktural yang begitu tinggi antara guru
dan siswa.
Seperti yang disebutkan Trianto (2011b :
126) bahwa yang paling sering terjadi di lapangan adalah kurangnya motivasi
siswa sehingga mereka kurang berpartisipasi, kurang terlibat, dan siswa tidak
punya inisiatif serta kontributif baik secara intelektual maupun emosional.
Siswa cenderung pasif saat mengikuti kegiatan belajar mengajar. Pertanyaan dari
siswa, gagasan ataupun pendapat siswa jarang sekali muncul. Jikapun ada
pendapat yang muncul itu sangat jarang diikuti oleh gagasan lain sebagai
respon. Setiap guru mempunyai keinginan agar apa yang diajarkan kepada siswanya
mudah dimengerti dan dipahami. Namun kenyataan yang ada siswa sulit untuk
mengerti jika tidak melihat secara langsung objek yang sedang dipelajari. Untuk
pelajaran biologi objek kajian itu sangat penting karena berhubungan dengan
makhluk hidup.
Pada mata pelajaran biologi yang
termasuk kajian IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) menuntut dua macam kompetensi,
yakni kompetensi pemahaman konsep dan kompetensi kerja ilmiah. Menurut
Depdiknas dalam Marterina (2008: 1) menyebutkan bahwa kompetensi pemahaman
konsep adalah kemampuan atau keterampilan dalam menerapkan konsep pada situasi
baru yang menggunakan konsep dalam pengalaman baru maupun dalam menyusun
hipotesis. Sedangkan kompetensi kerja ilmiah adalah suatu keterampilan proses
yang meliputi menginferensi dan menyeleksi berbagai cara atau prosedur yang
mencakup kemampuan yang paling sederhana yakni mengamati, mengukur sampai
dengan kemampuan tertinggi yakni kemampuan bereksperimen.
Selama ini, antusiasme siswa dalam
mengikuti pelajaran biologi di sekolah tidak seperti mengikuti pelajaran
lainnya. Siswa berpendapat bahwa pelajaran biologi merupakan pelajaran hapalan
sehingga motivasi mereka untuk antusias terhadap mata pelajaran ini sering
dianggap sepele. Bagi siswa, konsep dan prinsip biologi mudah untuk dipahami
sendiri di rumah dan terkesan membosankan. Hal ini berdampak pada rendahnya
minat siswa untuk belajar biologi. Masalah ini merupakan salah satu masalah
klasik yang kerap dijumpai oleh para guru biologi di sekolah.
Ketidaksukaan pada pelajaran biologi,
dapat berdampak pula pada sikap siswa terhadap guru biologinya. Tidak sedikit
guru biologi yang kurang mendapat simpati dari para muridnya karena
ketidakberhasilan siswa dalam belajar biologi. Nilai yang buruk dalam tes
formatif dan sumatif biologi menempatkan guru sebagai penyebab kegagalan dimata
siswa dan orang tua. Sikap siswa akan sangat berbeda pada guru kesenian atau
olahraga misalnya, pelajaran yang menjadi favorit bagi kebanyakan siswa.
Realita yang terjadi di lapangan,
pemahaman siswa kelas X .................. pada pembelajaran biologi masih
rendah. Hal tersebut terbukti dengan nilai pada kegiatan pra-siklus yang
diadakan di kelas X .................. pada materi keanekaragaman hayati didapatkan
sebanyak 6 dari 22 siswa atau 27,27% yang masih mendapatkan nilai di atas KKM
(Kriteria Ketuntassan Minimal) dan sisanya 16 siswa atau sekitar 72,73% sudah
mencapai nilai di atas KKM yaitu 68. Masih belum optimal hasil belajar siswa
tersebut dapat disebabkan oleh beberapa faktor salah satunya dalam pembelajaran
biologi masih bersifat sekedar materi atau penjelasan dari guru sehingga siswa
tidak dilatih untuk mampu mencari permasalahan dan memecahkannya sendiri, siswa
diharapkan hanya untuk mengerti konsep tanpa bereksperimen untuk menemukan
fakta dan penemuan dari konsep yang telah diajarkan.
Berdasarkan hasil observasi yang
dilakukan di kelas X .................., rendahnya motivasi dan hasil belajar siswa
dilatarbelakangi karena cara penyampaian konsep guru yang kurang sistematis dan
pembelajaran yang dilakukan oleh guru lebih dominan menggunakan metode ceramah.
Penyampaian konsep yang kurang sistematis dapat menyebabkan pola berpikir anak
menjadi tidak teratur dan proses belajar dan mengajar yang dominan menggunakan
metode ceramah menyebabkan siswa cenderung pasif karena mereka hanya menerima
saja konsep dari guru.
Keadaan ini berdampak negatif yang dapat
menyebabkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas X .................. rendah.
Sesuai dasar pemikiran dan fakta diatas dapat disimpulkan bahwa masih kurangnya
kualitas pembelajaran biologi maka perlu adanya pemecahan permasalahan
tersebut. Pemecahan permasalahan tersebut ialah dengan menerapkan pembelajaran
bermodel inkuiri.
Model pembelajaran inkuiri dimulai
dengan suatu kejadian yang menimbulkan teka teki pada siswa. Webster’s
(Iskandar, 1996/1997 : 68). Inkuiri berarti pertanyaan atau penyelidikan.
Piaget (Iskandar, 1996/1997 : 68) menyatakan model pembelajaran inkuiri sebagai
“Pendidikan yang mempersiapkan situasi bagi anak untuk melakukan eksperimen
sendiri”. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan mencari jawaban atas pertanyaan
yang mereka ajukan.
Penerapan pembelajaran bermodel inkuiri
dilakukan oleh guru dengan membimbing siswa memanfaatkan sarana dan fasilitas
di lingkungan sekitar sekolah. Pembelajaran bermodel inkuiri ini dilakukan
sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar biologi
siswa kelas X ................... Salah satu keunggulan dari model pembelajaran
inkuiri yaitu dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa. Hal ini
dikarenakan siswa diberi kesempatan untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban
atas permasalahan yang diberikan melalui pengamatan dan pengalaman dari siswa
itu sendiri (Rizema, 2013: 105).
Dari latar belakang tersebut diatas maka
penulis dalam penelitian ini mengambil judul “Penerapan Model pembelajaran
inkuiri untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar dalam Pembelajaran Biologi
Siswa Kelas X .................. Tahun Pelajaran 2014/2015.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan penemuan yang didapat oleh
peneliti yakni berupa kekurangan dalam pembelajaran biologi di kelas X ..................
yang sejalan dengan latar belakang di atas, maka peneliti mencoba merumuskan
masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana peningkatan motivasi belajar siswa
kelas X .................. pada materi keanekaragaman hayati dalam pembelajaran
biologi setelah menerapkan model pembelajaran inkuiri?
2. Bagaimana meningkatkan hasil belajar siswa
kelas X .................. pada materi keanekaragaman hayati dalam pembelajaran
biologi setelah menerapkan model pembelajaran inkuiri?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk
mengetahui kemajuan hasil belajar siswa dalam pembelajaran biologi serta
tingkat keberhasilan dalam metode pembelajaran biologi terhadap kualitas cara
berpikir siswa. Sedangkan secara khusus tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar
siswa kelas X .................. pada materi keanekaragaman hayati dalam
pembelajaran biologi setelah menerapkan model pembelajaran inkuiri.
2. Untuk mengetahui peningkatan motivasi belajar siswa
kelas X .................. pada materi keanekaragaman hayati dalam pembelajaran
biologi setelah menerapkan model pembelajaran inkuiri.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini bermanfaat bagi siswa,
peneliti, guru dan sekolah yang terlihat dalam uraian berikut:
1. Manfaat bagi siswa
Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan keaktifan siswa
sehingga diharapkan dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar biologi
siswa.
2. Manfaat bagi guru
Melalui penelitian ini guru dapat memperluas wawasan pengetahuan
dan mengembangkan keterampilan menerapkan alternatif strategi pembelajaran yang
dapat memperbaiki dan meningkatkan mutu pembelajaran di kelas.
3. Manfaat bagi sekolah
Melalui penelitian ini sekolah dapat ikut memotivasi pihak sekolah
secara menyeluruh dalam memperbaiki dan menunjang kegiatan belajar mengajar di
sekolah.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1.
Model
Pembelajaran
a.
Pengertian
Model Pembelajaran
Dalam pembelajaran, berbagai masalah
sering dialami oleh guru. Untuk mengatasi berbagai masalah dalam pembelajaran,
maka perlu adanya model model pembelajaran yang dipandang dapat membantu guru
dalam proses belajar mengajar. Model dirancang untuk mewakili realitas
sesungguhnya, walaupun model itu sendiri bukanlah realitas dari dunia
sebenarnya. Model pembelajaran adalah pola yang digunakan sebagai pedoman dalam
merencanakan pembelajaran di kelompok maupun tutorial (Agus Suprijono, 2011:
46).
Sejalan dengan pendapat di atas, model
pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai
pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam
tutorial. Fungsi model pembelajaran adalah sebagai pedoman bagi perancang
pengajar dan para guru dalam melaksanakan pembelajaran (Trianto, 2010: 51).
Berbeda dengan pendapat di atas,
dikemukakan bahwa model mengajar merupakan suatu kerangka konseptual yang
berisi prosedur sistematik dan
mengorganisasikan pengalaman belajar siswa untuk mencapai tujuan belajar
tertentu yang befungsi sebagai pedoman bagi guru dalam proes belajar mengajar
(Syaiful Sagala, 2010: 176)
Berdasarkan beberapa pendapat di atas,
dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran merupakan suatu kerangka yang
digunakan dalam pembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu. Model pembelajaran
digunakan oleh guru sebagai pedoman dalam melaksanakan pembelajaran di
kelompok.
b.
Karakteristik
Model Pembelajaran
Ismail yang dikutip oleh Rachmadi
Widdiharto (2004: 3) menyebutkan bahwa istilah model pembelajaran mempunyai
empat ciri khusus yang tidak dipunyai oleh strategi atau metode tertentu yaitu:
1) Rasional teoritik yang logis yang disusun oleh penciptanya
2) Tujuan pembelajaran yang hendak dicapai
3) Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut
berhasil
berhasil
4) Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran
tercapai
tercapai
Rangke L Tobing, dkk sebagimana dikutip
oleh Indrawati
dan Wanwan Setiawan (2009: 27) mengidentifikasi lima karak teristik suatu model pembelajaran yang baik, yang meliputi berukut ini:
dan Wanwan Setiawan (2009: 27) mengidentifikasi lima karak teristik suatu model pembelajaran yang baik, yang meliputi berukut ini:
1) Prosedur ilmiah
Suatu model pembelajaran harus memiliki
suatu prosedur yang
sistematik untuk mengubah tingkah laku peserta didik atau
memiliki sintaks yang merupakan urutan langkah-langkah
pembelajaran yang dilakukan guru-peserta didik.
sistematik untuk mengubah tingkah laku peserta didik atau
memiliki sintaks yang merupakan urutan langkah-langkah
pembelajaran yang dilakukan guru-peserta didik.
2) Spesifikasi hasil belajar yang direncanakan
Suatu model pembelajaran menyebutkan
hasil-hasil belajar
secara rinci mengenai penampilan peserta didik.
secara rinci mengenai penampilan peserta didik.
3) Spesifikasi lingkungan belajar
Suatu model pembelajaran menyebutkan
secara tegas kondisi
lingkungan di mana respon peserta didik diobservasi.
lingkungan di mana respon peserta didik diobservasi.
4) Kriteria penampilan
Suatu model pembelajaran merujuk pada
kriteria penerimaan
penampilan yang diharapkan dari para peserta didik. Model
pembelajaran merencanakan tingkah laku yang diharapkan dari
penampilan yang diharapkan dari para peserta didik. Model
pembelajaran merencanakan tingkah laku yang diharapkan dari
2.
Model Pembelajaran Inkuiri
Suprijono (2013: 45 – 46) mengemukakan bahwa model
pembelajaran merupakan landasan praktik pembelajaran hasil penurunan teori
psikologi pendidikan dan teori belajar yang dirancang berdasarkan analisis
terhadap implementasi kurikulum dan implikasinya pada tingkat operasional
kelas. Model pembelajaran dapat pula diartikan sebagai pola yang digunakan
untuk penyusunan kurikulum, mengatur materi, dan memberi petunjuk kepada guru
kelas. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa model pembelajaran adalah pola
yang digunakan oleh tenaga pengajar dalam hal ini guru sebagai pedoman dalam
merencanakan pembelajaran di kelas maupun tutorial.
Menurut Kardi dan Nur dalam Trianto (2011:54-55), model
pembelajaran memiliki makna yang lebih luas daripada strategi, metode ataupun
prosedur. Ia berpendapat bahwa model pengajaran mempunyai empat ciri khusus
yang tidak dimiliki oleh strategi, metode ataupun prosedur. Keempat ciri
tersebut adalah (1) rasional teoritis logis yang disusun oleh para pencipta
atau pengembangnya, (2) landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa
belajar (tujuan pembelajaran yang akan dicapai), (3) tingkah laku mengajar yang
diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan dengan berhasil, (4)
lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat tercapai.
Jhonson dalam Trianto (2011:55) mengatakan bahwa untuk
mengetahui kualitas model pembelajaran harus dilihat dari dua aspek, yaitu
proses dan produk. Aspek proses mengacu apakah pembelajaran mampu menciptakan
situasi belajar yang menyenangkan (joyful leraning) serta mendorong agar
siswa aktif belajar dan berfikir kreatif. Sedangkan aspek produk mengacu apakah
pembelajaran mampu mencapai tujuan, yaitu meningkatkan kemampuan siswa sesuai
dengan standar kemampuan atau kompetensi yang telah ditentukan.
Model pembelajaran inkuiri merupakan salah satu model
pembelajaran berbasis sains. Model pembelajaran inkuiri sendiri merupakan model
pembelajaran yang memenuhi karakteristik dasar suatu model dan kondusif bagi
pengimplementasian pendekatan kontruktivisme. Model inkuiri dikembangkan oleh
Richard Suchman pada tahun 1962, ia memandang bahwa hakikat belajar sebagai
latihan berpikir melalui pertanyaan – pertanyaan (Rizema, 2013: 84)
Ellis dalam Ngalimun (2013: 33) menyebutkan bahwa inkuiri
didasarkan atas tiga pengertian, yaitu siswa terlibat dalam kesempatan belajar
dengan derajat “self – direction”
yang tinggi, siswa dapat mengembangkan sikap yang baik terhadap belajar, dan
juga siswa dapat menjaga serta menggunakan informasi untuk waktu yang lama.
Rizema (2013: 93) menyebutkan beberapa tujuan dari model
inkuiri, diantaranya meningkatkan keterlibatan siswa dalam menemukan dan
memproses bahan pelajarannya, mengurangi ketergantungan siswa terhadap guru
untuk mendapatkan pelajarannya, melatih siswa dalam menggali dan memanfaatkan
lingkungan sebagai sumber belajar yang tidak ada habisnya dan terakhir adalah
memberikan pengalaman belajar seumur hidup. Sedangkan Ngalimun (2013: 35)
menyebutkan tujuan umum dari model inkuiri adalah membantu siswa mengembangkan
disiplin dan keterampilan intelektual untuk memunculkan masalah dan kemudian
dapat mencari jawabannya sendiri sehingga mereka dapat menjadi pemecah masalah
yang mandiri.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa
tujuan utama dari model pembelajaran inkuiri adalah mengembangkan sikap dan
keterampilan siswa sehingga mereka mampu memecahkan masalah secara mandiri
sesuai dengan tahap – tahap metode ilmiah sehingga dalam proses ini mereka akan
mendapatkan pengalaman secara langsung. Hal ini sejalan dengan kurikulum
tingkat satuan pendidikan (KTSP) yang menuntut siswa tidak hanya tercapainya
kompetensi pemahaman konsep melainkan juga tercapainya kompetensi kerja ilmiah.
Melalui model pembelajaran inkuiri siswa melihat proses
sains sebagai keterampilan yang dapat mereka gunakan sebagai sarana untuk
menggali keingintahuan mereka. Disini, guru hanya berperan sebagai fasilitator
yang lebih banyak bertanya, dimana pertanyaan itu digunakan untuk mengembangkan
kegiatan-kegiatan dan materi, terampil dalam mengajukan sebab dan akibat dari
hasil pengamatan.
Implementasi inkuiri dalam pembelajaran menempatkan guru
sebagai fasilitator yang mengolah berlangsungnya fase – fase tersebut. Mulai
dari orientasi (disini guru dituntut agar dapat membina suasana atau iklim
pembelajaran yang kondusif), merumuskan masalah (merupakan langkah membawa
siswa kepada suatu persoalan yang mengandung teka – teki sehingga dapat
menumbuhkan rasa keingintahuan siswa), merumuskan hipotesis (yakni guru dapat
mengajukan beberapa pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk merumuskan
jawaban sementara atau perkiraan kemungkinan jawaban dari suatu permasalahan yang
dikaji), mengumpulkan data (merupakan aktivitas menjaring informasi yang
dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan), menguji hipotesis (adalah
menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data atau informasi
yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data), dan langkah terakhir yang
dilakukan adalah merumuskan kesimpulan (merupakan proses mendeskripsikan temuan
yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis) (Rizema, 2013: 102 –
104).
Berdasarkan tahapan – tahapan dalam model pembelajaran
inkuiri ini, siswa tidak hanya mendengarkan keterangan dari guru untuk
memperoleh informasi, tetapi justru siswa ikut berperan aktif dalam menggali
dan memperkaya pemahaman mereka terhadap konsep – konsep yang mereka pelajari
sehingga mereka akan lebih memahami pengetahuan yang mereka peroleh.
Tabel 2.1
Sintaks model pembelajaran Inkuiri
Tahap
|
Kegiatan
|
Orientasi.
|
a. Menjelaskan topik, tujuan, dan hasil belajar yang
diharapkan dapat dicapai oleh siswa
b. Menerangkan pokok-pokok kegiatan yang mesti dilakukan
oleh siswa untuk mencapai tujuan. Pada tahap ini, dijelaskan langkah-langkah
inkuiri serta tujuan setiap langkah, mulai dari langkah merumuskan masalah
sampai merumuskan kesimpulan
c. Menjelaskan pentingnya topik dan kegiatan pembelajaran.
Hal ini dilakukan dalam rangka memberikan motivasi belajar siswa
|
Merumuskan Masalah.
|
Merupakan langkah membawa siswa kepada suatu persoalan
yang mengandung teka-teki sehingga dapat menumbuhkan rasa keingintahuan
siswa, sehingga diharapkan siswa akan memperoleh pengalaman yang sangat
berharga sebagai upaya mengembangkan mental melalui proses berpikir
|
Merumuskan Hipotesis.
|
Yakni guru dapat mengajukan beberapa pertanyaan yang
dapat mendorong siswa untuk merumuskan jawaban sementara atau perkiraan
kemungkinan jawaban dari suatu permasalahan yang dikaji
|
Mengumpulkan Data
|
merupakan aktivitas menjaring informasi yang dibutuhkan
untuk menguji hipotesis yang diajukan.
|
Menguji Hipotesis
|
Guru membimbing siswa menentukan jawaban yang dianggap
diterima sesuai dengan data atau nformasi yang diperoleh berdasarkan
pengumpulan data
|
Merumuskan Kesimpulan.
|
Merupakan proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh
berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Untuk mencapai kesimpulan yang akurat,
sebaiknya guru mampu menunjukkan kepada siswa tentang data – data yang
relevan
|
3. Motivasi Belajar
Motivasi adalah berasal dari Bahasa Inggris yaitu motivation.
Perkataan asalnya ialah motive yang juga telah dipinjam oleh Bahasa
Melayu/Bahasa Malaysia kepada motif, yakni bermaksud tujuan. Motivasi dapat
diartikan sebagai kekuatan (energi) seseorang yangdapat menimbulkan tingkat
keinginan dalam melaksanakan suatu kegiatan. Motivasi suatu proses yang memberi
semangat, arah, dan kegigihan perilaku (Santrock: 2010). Ada berbagai macam
definisi dari motifasi. Salah satunya definisi motivasi yang diartikan oleh Mc.
Donald dalam Sardiman (2012: 73 – 74). Ia berpendapat bahwa motivasi adalah
perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling”
dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.
Berdasarkan
pengertian tersebut, dapat dilihat tiga elemen penting, diantaranya:
a.
Motivasi
mengawali terjadinya perubahan energi dalam diri seseorang.
b.
Motivasi
ditandai dengan munculnya rasa/ “feeling”, afeksi dari seorang individu.
c.
Dengan
adanya tujuan akan merangsang motivasi.
Dan tujuan ini juga yang akan menyangkut pada kebutuhan.
Dengan melihat elemen – elemen dan definisi yang telah dikemukakan oleh Mc.
Donald, maka motivasi merupakan sesuatu yang kompleks. Sehingga motivasi dapat
dipandang sebagai dorongan mental yang menyebabkan dan mengarahkan perilaku
seorang individu yang dapat dinyatakan dalam bentuk perasaan, tingkah laku
termasuk perilaku belajar yang sesuai dengan tujuan, kebutuhan atau keinginan.
Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006: 80 – 81), ada tiga komponen utama dalam
motivasi yaitu: (1) kebutuhan, (2) dorongan, dan (3) tujuan.
Sedangkan Dimyati & Mudjiono (2006) berpendapat bahwa
motivasi mendorong timbulnya kelakuan dan mempengaruhi serta mengubah kelakuan.
Sehingga mereka dapat menyimpulkan bahwa motivasi berfungsi sebagai berikut:
a. Mendorong timbulnya kelakuan atau suatu
perubahan karena tanpa motivasi tidak akantimbul perbuatan.
b. Sebagai pengaruh, artinya mengarahkan
perbuatan kepada pencapaian tujuan yang diinginkan
c. Sebagai penggerak, artinya berfungsi sebagai
mesin bagi mobil. Besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya
suatu pekerjaan.
Sedangkan menurut pendapat Hanafiah dan Cucu (2010: 26)
fungsi dari motivasi adalah sebagai berikut:
a. Motivasi merupakan alat pendorong terjadinya
perilaku belajar peserta didik
b. Motivasi merupakan alat untuk memengaruhi
prestasi belajar peserta didik
c. Motivasi merupakan alat untuk memberikan
direksi terhadap pencapaian tujuan pembelajaran
d. Motivasi merupakan alat untuk membangun
sistem pembelajaran lebih bermakna
Hampir seluruh waktu manusia dihabiskan untuk belajar dan
bekerja. Baik belajar dalam suasana formal maupun informal. Baik belajar maupun
bekerja sama-sama membawa pengaruh bagi diri seseorang. Motivasi belajar maupun
motivasi bekerja merupakan penggerak kemajuan masyarakat.
Motivasi belajar sangat penting bagi siswa, karena: (1)
dapat menyadarkan kedudukan pada awal belajar, proses dan hasil akhir, (2)
menginformasikan tentang kekuatan usahah belajar yang dibandingkan dengan teman
sebaya, (3) mengarahkan kegiatan belajar, (4) membesarkan semangat belajar, (5)
menyadarkan tentang adanya perjalanan belajar dan kemudian bekerja (Hanafiah
dan Cucu, 2010: 25).
Sardiman (2012: 75 – 76) mengartikan motivasi belajar
sebagai faktor psikis yang bersifat non – intelektual. Ia menyimpulkan bahwa
hasil belajar akan optimal jika ada motivasi yang tepat. Bergayut dengan ini
maka kegagalan belajar siswa jangan begitu saja mempersalahkan pihak siswa,
sebab mungkin saja guru tidak berhasil dalam memberi motivasi yang mampu
membangkitkan semangat dan kegiatan siswa untuk berbuat ataupun belajar. Jadi,
dapat disimpulkan bahwa guru bertugas bagaimana mendorong motivasi siswa agar
pada dirinya tumbuh motivasi.
Beberapa faktor di bawah ini dari Teori Hierarki
Kebutuhan, menurut
Maslow dalam Oktaviani (2012) sedikit banyak memberikan penjelasan mengapa terjadi perbedaaan motivasi belajar pada diri masing-masing remaja, di antaranya:
Maslow dalam Oktaviani (2012) sedikit banyak memberikan penjelasan mengapa terjadi perbedaaan motivasi belajar pada diri masing-masing remaja, di antaranya:
a. Perbedaan fisiologis (physiological needs),
seperti rasa lapar, haus, dan hasrat seksual
b. Perbedaan rasa aman (safety needs),
baik secara mental, fisik, dan intelektual
c. Perbedaan kasih sayang atau afeksi (love
needs) yang diterimanya
d. Perbedaan harga diri (self esteem needs).
Contohnya prestise memiliki mobil atau rumah mewah, jabatan, dan lain-lain.
e. Perbedaan aktualisasi diri (self
actualization), tersedianya kesempatan bagi seseorang untuk mengembangkan
potensi yang terdapat dalam dirinya sehingga berubah menjadi kemampuan nyata.
Terdapat 2 faktor yang membuat seseorang dapat
termotivasi untuk
belajar, yaitu menurut Uno (2011: 4) berpendapat bahwa motivasi dilihat dari timbulnya yang akan dicapai:
belajar, yaitu menurut Uno (2011: 4) berpendapat bahwa motivasi dilihat dari timbulnya yang akan dicapai:
a. Motivasi
ekstrinsik adalah motivasi yang timbul karena adanya rangsangan dari luar
individu. Misalnya kesadaran siswa akan pentingnya mempelajari sesuatu karena
siswa tersebut melihat manfaat dari ilmu tersebut.
b. Motivasi
intrinsik adalah motivasi yang timbulnya tidak memerlukan rangsangan dari luar
karena memang telah ada dalam diri individu sendiri, yaitu sesuai atau sejalan
dengan kebutuhannya. Misalnya adanya rasa senang, timbulnya rasa ingin tahu,
dll.
Melihat motivasi sangat mempengaruhi mental seseorang
dalam proses belajar, maka Sardiman (2012: 91-95) mengungkapkan beberapa cara
untuk menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar di sekolah, diantaranya:
a.
Memberi
angka
Angka disini berperan sebagai symbol dari nilai kegiatan
belajarnya.Tidak sedikit dari siswa yang belajar agar mendapatkan angka / nilai
yang baik.
b.
Hadiah
Hadiah juga dapat dikatakan sebagai motivasi, karena
dapat menumbuhkan dan membangkitkan motivasi siswa dalam belajar.
c.
Saingan
atau Kompetisi
Saingan dan kompetisi dapat digunakan sebagai alat
motivasi untuk mendorong belajar siswa. Karena, baik persaingan individual
maupun persaingan kelompok dapat meningkatkan motivasi belajar siswa sehingga
akan berdampak pada prestasi belajar siswa.
d.
Ego –
involvement
Menumbuhkan kesadaran pada diri siswa agar merasakan
pentingnya tugas dan menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja keras
dengan mempertaruhkan harga diri, adalah sebagai salah satu bentuk motivasi
yang cukup penting.
e.
Memberi
ulangan
Memberi ulangan memang baik karena dapat membangkitkan
minat belajar siswa sehingga memberikan ulangan dapat digunakan sebagai sarana
motivasi. Namun, memberi ulangan jangan terlalu sering karena dapat menciptakan
rasa jenuh dan bosan pada diri siswa sehingga dapat dianggap sebagai rutinitas
dan pada akhirnya dapat menurunkan motivasi belajar siswa.
f.
Mengetahui
hasil
Dengan mengetahui hasil pekerjaan mereka maka siswa akan
termotivasi untuk menjadi lebih baik daripada pekerjaannya yang kemarin.
g.
Pujian
Pujian bertujuan untuk reinforcement yang positif dan
sekaligus merupakan motivasi yang baik. Sehingga dengan pujian yang tepat
akanmemupuk suasana yang menyenangkan dan mempertinggi gairah belajar serta
akan membangkitkan harga diri.
h.
Hukuman
Hukuman sebagai reinforcement yang negatif tetapi jika
diberikan secara tepat dan bijak bisa menjadi alat motivasi.
i.
Hasrat untuk
belajar
Hasrat untuk belajar berarti pada diri anak didik itu
memeang ada motivasi untuk belajar, sehingga sudah barang tentu hasilnya akan
lebih baik.
j.
Minat
Motivasi muncul apabila ada kebutuhan, begitu juga minat
sehingga tepatlah kalau minat merupakan alat motivasi yang pokok. Karena,
proses belajar akan lebih lancer apabila minat belajar sudah ada dalam diri
siswa.
k.
Tujuan
yang diakui
Rumusan tujuan yang diakui dan diterima merupakan alat
motivasi yang penting. Sebab, dengan memahami tujuan yang harus dicapai maka
akan timbul gairah untuk terus belajar.
4.
Pembelajaran Biologi
Sains
merupakan suatu kumpulan pengetahuan yang diperoleh tidak hanya produk saja, akan
tetapi juga mencakup pengetahaun seperti keterampilan keingintahuan, keteguhan
hati, dan juga keterampilan dalam hal melakukan penyelidikan ilmiah. Para
ilmuwan IPA dalam mempelajari gejala alam, menggunakan proses dan sikap ilmiah.
Proses ilmiah yang dimaksud misalnya melalui pengamatan, eksperimen, dan
analisis yang bersifat rasional, sedang sikap ilmiah misalnya objektif dan
jujur dalam mengumpulkan data yang diperoleh. Dengan menggunakan proses dan
sikap ilmiah itu saintis memperoleh penemuan penemuan atau produk yang berupa
fakta, konsep, prinsip, dan teori (Carin, 1993).
Saptono
(2003) menyatakan bahwa IPA sebagai produk atau isi mencakup fakta, konsep,
prinsip, hukum-hukum, dan teori IPA. Pada hakikatnya IPA terdiri dari tiga
komponen, yaitu sikap ilmiah, proses ilmiah, dan produk ilmiah. Hal ini berarti
bahwa IPA tidak hanya terdiri atas kumpulan pengetahuan atau berbagai macam
fakta yang dihafal, IPA juga merupakan kegiatan atau proses aktif menggunakan
pikiran dalam mempelajari gejala-gejala alam yang belum dapat direnungkan. IPA
menggunakan apa yang telah diketahui sebagai batu loncatan untuk memahami apa
yang belum diketahui. Suatu masalah IPA yang telah dirumuskan dan kemudian
berhasil dipecahkan akan memungkinkan IPA untuk berkembang secara dinamis.
Akibatnya kumpulan pengetahuan sebagai produk juga bertambah.
Biologi
sebagai salah satu cabang ilmu pengetahuan alam memfokuskan pembahasan pada
masalah-masalah biologi di alam sekitar melalui proses dan sikap ilmiah.
Sebagai cabang IPA, maka dalam pembelajaran biologi berpatokan pada
pembelajaran IPA seperti yang tertuang dalam KTSP, yaitu pembelajaran yang
berorientasi pada hakikat IPA yang meliputi produk, proses, dan sikap ilmiah
melalui keterampilan proses.
Biologi
merupakan ilmu yang mengkaji objek dan persolaan gejala
alam. Semua benda dan gejala alam merupakan objek kajian dalam biologi.
Menurut teori modern, proses pembelajaran tidak tergantung sekali kepada
keberadaan guru (pendidik) sebagai pengelola proses pembelajaran. Hal ini
didasarkan bahwa proses belajar pada hakikatnya merupakan interaksi
antara peserta didik dengan objek yang dipelajari. Berdasarkan hal ini maka
peranan sumber dan media belajar tidak dapat dikesampingkan dalam proses
pembelajaran biologi.
alam. Semua benda dan gejala alam merupakan objek kajian dalam biologi.
Menurut teori modern, proses pembelajaran tidak tergantung sekali kepada
keberadaan guru (pendidik) sebagai pengelola proses pembelajaran. Hal ini
didasarkan bahwa proses belajar pada hakikatnya merupakan interaksi
antara peserta didik dengan objek yang dipelajari. Berdasarkan hal ini maka
peranan sumber dan media belajar tidak dapat dikesampingkan dalam proses
pembelajaran biologi.
Proses
belajar biologi menurut Djohar (Sutarsih, 20010: 9) merupakan
perwujudan dari interaksi subjek (anak didik) dengan objek yang terdiri dari
benda, kejadian, proses, dan produk. Pendidikan biologi harus diletakkan
sebagai alat pendidikan, bukan sebagai tujuan pendidikan, sehingga
konsekuensinya dalam pembelajaran hendaknya memberi pelajaran kepada
subyek belajar untuk melakukan interaksi dengan obyek belajar secara
mandiri, sehingga dapat mengeksplorasi dan menemukan konsep. Dengan
demikian pembelajaran biologi menekankan adanya interaksi antara subyek
dan objek yang dipelajari. Djohar (Suratsih, 2010: 9) menyatakan bahwa
interaksi tersebut memberi peluang kepada siswa untuk berlatih belajar dan
mengerti bagaimana belajar, mengembangkan potensi rasional pikir, ketrampilan, dan kepribadian serta mengenal permasalahan biologi dan
pengkajiannya. Lebih lanjut lagi, Nana Sudjana (1987: 60) menyatakan
bahwa dalam proses pembelajaran akan berkembang tiga ranah yaitu ranah
kognitif, afektif dan spikomotorik.
perwujudan dari interaksi subjek (anak didik) dengan objek yang terdiri dari
benda, kejadian, proses, dan produk. Pendidikan biologi harus diletakkan
sebagai alat pendidikan, bukan sebagai tujuan pendidikan, sehingga
konsekuensinya dalam pembelajaran hendaknya memberi pelajaran kepada
subyek belajar untuk melakukan interaksi dengan obyek belajar secara
mandiri, sehingga dapat mengeksplorasi dan menemukan konsep. Dengan
demikian pembelajaran biologi menekankan adanya interaksi antara subyek
dan objek yang dipelajari. Djohar (Suratsih, 2010: 9) menyatakan bahwa
interaksi tersebut memberi peluang kepada siswa untuk berlatih belajar dan
mengerti bagaimana belajar, mengembangkan potensi rasional pikir, ketrampilan, dan kepribadian serta mengenal permasalahan biologi dan
pengkajiannya. Lebih lanjut lagi, Nana Sudjana (1987: 60) menyatakan
bahwa dalam proses pembelajaran akan berkembang tiga ranah yaitu ranah
kognitif, afektif dan spikomotorik.
Suhardi
(2007: 4) mengungkapkan bahwa proses pembelajaran biologi
sebagai suatu sistem, pada prisipnya merupakan kesatuan yang tidak
terpisahkan antara komponen raw input (peserta didik), instrumental input
(masukan instrumental), lingkungan, dan outputnya (hasil keluaran).
Keempat komponen tersebut mewujudkan sistem pembelajaran biologi
dengan prosesnya berada di pusatnya.
sebagai suatu sistem, pada prisipnya merupakan kesatuan yang tidak
terpisahkan antara komponen raw input (peserta didik), instrumental input
(masukan instrumental), lingkungan, dan outputnya (hasil keluaran).
Keempat komponen tersebut mewujudkan sistem pembelajaran biologi
dengan prosesnya berada di pusatnya.
B. Kerangka Pikir
Rendahnya motivasi belajar siswa di kelas X ..................
pada mata pelajaran biologi terlihat pada saat guru menerangkan materi
pembelajaran, peserta didik cenderung kurang memperhatikan. Metode pembelajaran
yang digunakan juga dapat mempengaruhi kualitas pembelajaran, karena
pembelajaran biologi seharusnya diajarkan dengan menggunakan berbagai metode
pembelajaran, agar pada siswa merasa memiliki ketertarikan dan tumbuh motivasi
pada saat mengikuti kegiatan pembelajaran. Salah satu metode yang dapat digunakan
dalam pelaksanaan pembelajaran biologi adalah menerapkan yaitu model pembelajaran inkuiri. Metode model
pembelajaran inkuiri diharapkan mampu meningkatkan motivasi belajar siswa yang
berimbas pada peningkatan hasil belajar siswa secara keseluruhan.
Metode dalam pembelajaran sangat berguna, baik oleh guru
maupun oleh siswa. Bagi guru, metode dapat dijadikan sebagai pedoman dan acuan
untuk bertindak secara sistematis dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Bagi
siswa metode dapat mempermudah dan mempercepat memahami isi pembelajaran dan
untuk membuat siswa aktif selama mengikuti proses belajar mengajar. Dalam mata
pelajaran biologi terdapat materi-materi yang menuntut keaktifan siswa, karena
materi itu dilakukan melalui percobaan-percobaan. Untuk itu guru harus selektif
dalam memilih metode yang akan digunakan. Salah satu metode yang tepat adalah model
pembelajaran inkuiri. Model pembelajaran inkuiri tidak hanya mengembangkan
kemampuan intelektual tetapi seluruh potensi yang ada, termasuk pengembangan
emosional dan keterampilan inkuiri merupakan suatu proses yang bermula dari
merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, menganalisis data,
dan membuat kesimpulan. Model pembelajaran inkuiri menitik beratkan kepada
keaktifan siswa didalam proses pembelajaran sedangkan guru berperan sebagai
fasilitator dan motivator didalam proses pembelajaran, dan tidak menjadikannya
guru sebagai satu-satunya sumber belajar.
Kerangka berfikir dalam penelitian dapat digambarkan
dalam diagram alir sebagai berikut.
|
||||
|
||||
|
C. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan penjelasan pada kajian teori
dan kerangka pikir di atas, maka peneliti menentukan hipotesis tindakan
penelitian sebagai berikut :
1. Peningkatan hasil belajar siswa kelas X ..................
pada materi keanekaragaman hayati dalam pembelajaran biologi dapat tercapai setelah
menerapkan model pembelajaran inkuiri.
2. Peningkatan motivasi
belajar siswa kelas X .................. pada materi keanekaragaman hayati
dalam pembelajaran biologi dapat tercapai setelah menerapkan model pembelajaran
inkuiri.
bila berkenan untuk bab selanjutnya secara lengkap sampai dengan lampiran dan halaman depan dalam format *.doc/*.docx silahkan
klik DOWNLOAD
atau hub. 081327121707 terima kasih.